Konsorsium sertifikasi guru



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə35/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   ...   31   32   33   34   35   36   37   38   ...   45

1). Pengertian

Kompetensi dasar merupakan jabaran dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah manguasai standar kompetensi yang ditetapkan (Majid, 2005: 43). Di dalam kompetensi dasar terdapat kompetensi khusus yang akan dicapai oleh siswa setelah mengikuti mata pelajaran seni budaya. Kompetensi dasar adalah tujuan khusus yang disebut juga dengan istilah specific intructional objective atau sub objective. Penulisannya harus menggunakan kata kerja yang bersifat perilaku, dapat diukur dan operasional.

Kompetensi dasar idealnya disusun berdasarkan hasil kegiatan analisis instruksional maupun analisis siswa. Analisis instruksional adalah uraian untuk menjabarkan tujuan umum menjadi tujuan khusus yang disusun secara logis dan sistematis. Hasil kegiatan ini berupa diagram yang menggambarkan hubungan antara semua keahlian yang sudah identifikasi dan tahapan-tahapan perilaku khusus yang ditulis secara sistematis menuju perilaku umum. Dalam Suparman (1996: 90-99) dikemukakan ada empat macam susunan perilaku khusus, yaitu hierarkial, prosedural, pengelompokan dan kombinasi. Perilaku hierarkial menunjukkan kedudukan salah satu perilaku dapat dilakukan setelah menguasai perilaku lainnya. Perilaku prosedural menunjukkan urutan perilaku, namun perilaku sebelumnya bukan menjadi persyaratan perilaku sesudahnya. Perilaku pengelompokan adalah perilaku khusus yang tidak ada ketergantungan antara satu dengan lainnya, namun semuanya berhubungan. Sedangkan perilaku kombinasi adalah kombinasi dari perilaku hierarkial, prosedural, dan pengelompokan. Analisis siswa dan konteks (analisis perilaku dan karakteristik siswa) adalah proses untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik siswa, dengan cara kuesioner, interview, observasi atau tes. Informasi yang diperlukan, diantaranya mengenai: bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa untuk mengikuti pelajaran, lingkungan, budaya, kesenangan, bahasa yang dikuasai, alat audio visual yang dimiliki, cita-cita dan semua informasi untuk tujuan mengatasi aneka ragam mahasiswa. Informasi tersebut berguna untuk merancang strategi pembelajaran maupun materi

pembelajaran agar sesuai dengan kondisi siswa, sehingga siswa tidak ada yang merasa ketinggalan pelajaran atau merasa tidak mendapatkan apa-apa. Hasil akhir dari kegiatan analisis siswa dan konteks adalah menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu dan yang perlu dikuasai oleh siswa. Hasil analisis instruksional adalah kompetensi-kompetensi khusus yang tersusun dari kompetensi paling sederhana sampai kompetensi yang paling sulit dan kompleks yang akan dapat terlihat kaitan antara kompetensi satu dengan kompetensi lainnya.


Setiap penulisan kompetensi khusus seharusnya lengkap mengandung unsur A= audience, B= behavior, C=condition dan D= degree. Audience adalah menunjukkan siapa yang akan belajar, behavior adalah perilaku yang muncul dari mahasiswa setelah selesai belajar, condition adalah alat yang digunakan oleh siswa pada saat tes, dan degree adalah tingkat keberhasilan untuk mencapai perilaku yang telah ditentukan.
Indikator

Indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator merupakan tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku siswa yang dapat diamati dalam diri siswa. Indikator dikemukakan dalam kata kerja yang bersifat perilaku, dapat diukur dan operasional dan untuk dasar penyusunan instrumen penilaian, meliputi: jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan

menjadi 3 instrumen penilaian meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif (Majid, 2005: 53). Oleh karena itu, pemahaman terhadap taksonomi pembelajaran menjadi sangat penting.
Standar kompetensi mengapresiasi karya seni tari menitik beratkan pada ranah kognitif dan ranah afektif. Ranah kognitif untuk tujuan siswa mampu memberikan penilaian kepada karya seni tari, sehingga lebih banyak menggunakan kemampuan manusia berpikir dan ranah afektif untuk tujuan siswa dapat menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan karya seni.

Berikut ini akan diuraikan contoh kata kerja untuk ranah kognitif yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penulisan indikator untuk standar kompetensi mengapresiasi karya seni tari.


Tabel 5.7. Tabel Indikator Ranah Kognitif


Ranah

Level

Indikator

KOGNITIF

pengetahuan

mengidentifikasi, memilih,

menyebutkan, membuat

daftar, mengutip, menjelaskan, menunjukkan,

memberikan lebel, memesangkan, memberikan

indeks, menghafal, membaca, meniru, mencatat,

mengulang, memilih, menyatakan, mempelajari,

memberikan kode, menelusuri, menulis, menunjukkan





pemahaman

membedakan, menyimpulkan, merangkum,

memperkirakan, mengkategorikan, merinci, menciri, membandingkan, menguraiakan, mencontohkan,

menerangkan, menjabarkan, mengasosiasikan,

mengubah





penerapan

menghitung, mengembangkan, menggunakan,

menurutkan, menerapkan,

menyesuaikan, menentukan, menggambarkan,

melatih, mengadaptasi,

menyelidiki, mengkonsepkan, melakukan, mengkaitkan





analisis

membuat diagram, menganalisis, membedakan,

menghubungkan, menjabarkan, mendiagnosa,

menjelajah, memilih, mengukur, menelaah, menemukan, menyeleksi.





sintesis

menciptakan, mendesain, membuat prediksi,

mengatur, mengkode,

mengkombinasikan, menciptakan, mengkreasi,

merancang, merencanakan, meningkatkan, memperjelas, memadukan, menampilkan.






evaluasi

membuat evalusi, membuat kritik, membuat penilaian, membandingkan,

menyimpulkan, memutuskan, menimbang, membuktikan, memvalidasi,

memilih, memproyeksikan

Demikian pula untuk ranah afektif untuk standar kompetensi mengapresiasi karya seni tari yang menggambarkan proses seseorang di dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu untuk pedoman baginya dalam bertingkah laku. Krathwohl, Blomm dan Masia (1964) mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima kelompok berjenjang.


Berikut ini akan diuraiakan contoh kata kerja dalam ranah afektif yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penulisan indikator:
Tabel 5.8. Tabel Indikator Ranah Afektif


Ranah

Level

Indikator

AFEKTIF

pengenalan

mendengarkan, menghadiri,

melihat, memperhatikan



pemberian respons

mengikuti, mendiskusikan, berlatih, berpartisipasi, mematuhi

penghargaan terhadap

nilai


memilih, menyakinkan, bertindak, mengemukakan argumentasi

pengorganisasian

memilih, memutuskan, menformulasikan, membandingkan,

membuat sistematisasi



pengamalan

menunjukkan sikap, menolak,

mendemontrasikan, menghindari


Pada standar kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni tari, ranah psikomotor dapat digunakan untuk mendapatkan kata kerja yang digunakan dalam menyusun indicator. Ranah psikomotor ini menekankan pada keterampilan yang berkaitan dengan gerakan otot, karena lebih banyak menggunakan kemampuan manusia dalam melakukan gerak fisik, untuk tujuan siswa mampu menari. Sedangkan untuk tujuan siswa mampu membuat karya untuk mengungkapkan kreativitas menjadi

sebuah kreasi, menitik beratkan pada ranah kognitif maupun psikomotor.

Menurut Harrow tujuan psikomotor dibagi dalam lima jenjang yang bersifat hierarkis, berikut contoh kata kerja dalam ranah psikomotor dalam Suciati (2005: 34-38) yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penulisan indikator.


Tabel 5.9. Tabel Indikator Ranah Psikomotor


Ranah

Level

Indikator

PSIKOMOTOR

meniru

mengulangi, mengikuti,

memegang, mengambar,

mengucapkan


manipulasi

memfokuskan, menghidup-

kan


ketepatan gerakan

dengan tepat, dengan lan-

car, tanpa kesalahan



artikulasi

selaras, terkoordinasi, sta-

bil, lancar



naturalisasi

dengan otomatis, dengan

sempurna, dengan lancar


Berdasarkan peta konsep di atas, maka yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pembelajaran seni tari, sehingga diperlukan pemahaman guru dalam mengembangkan materi yang sesuai dengan standar kompetensinya. Berikut contoh langkah-langkah dalam mengidentifikasi materi, pemilihan materi, pengembangan materi, dan tujuannya sesuai dengan standar kompetensi mengapresiasi karya seni tari.


Tabel 5.10. Identifikasi Materi

No.

Materi

Pengembangan Materi

Menyusun materi

Tujuan

1

Substansi Tari

Terdiri dari:

· Gerak

· Ruang


· Tenaga

· Waktu


· Kemampuan membe-

dakan:


- gerak murni dan maknawai

- gerak stilasi dan dis-

torsi

· Kemampuan men-



ganalisis gerak ber-

dasarkan dimensi

ruang akibat adanya

perpindahan dan pe-

rubahan gerak.

· Kemampuan men-

ganalisis gerak den-

gan memperhatikan

unsur tenaga: cepat-

lambat-mengalir

keras-lembut, dsb

· Kemampuan men-

ganalisis gerak ber-

dasarkan panjang-

pendek, tempo atau

kecepatan melaluai

hitungan yang tetap

dan tidak tetap



· Mendeskripsikan kan gerak murni yang mengalun

· Mendeskripsikan gerak murni yang cepat dan bertenaga

· Mendeskripsikan gerak maknawi yang

mengalun


· Mendeskripsikan gerak maknawi yang

cepat dan bertenaga

· Mengidentifikasi gerak tari berdasarkan

ruang, tenaga dan waktu



· Siswa dapat menganalisis gerak hasil apresiasi dengan memperhatikan unsur ruang, tenaga dan waktu.

2

Jenis Tari

d i b e d a k a n

atas:

· Pola gara-



pan

· B e r d a s a r -

kan orien-

tasi sosial

· Berdasarkan

orientasi artistik



Membedakan tari ber-

dasarkan pola garapan:

· Tari tradisional

· Tari Kreasi Baru

Tari berdasarkan orien-

tasi sosial:

· Tari rakyat

· Tari klasik/istana

· Tari upacara


· Mengidentifikasi

tari daerah setem-

pat dan tari nusantara berdasarkan

jenisnya.

· Mengidentifikasi

keunikan tari daerah setempat dan tari nusantara berdasarkan jenisnya.

· Mengklasifikasi bentuk-bentuk tari daerah setempat dan tari nusantara berdasarkan jenis-

nya


· Siswa memahami

jenis tari ber-

dasarkan pola

garapan yang ter-

diri dari tari tra-

disional dan tari

kreasi baru.

· Siswa memahami

jenis tari ber-

dasarkaan orien-

tasi sosial yang

terbagi menjadi

tari rakyat, tari

klasik/istana, dan

tari upacara


3

Fungsi dan

peran tari da-

pat dibedakan

menjadi:


Tari upacara

Tari bergembira

(hiburan)

Tari Teatrikal



Memahami perbedaan

fungsi dan peranan

tari dalam masyarakat,

baik sebagai tari up-

acara, tari bergembira

(hiburan), tari teat-

rikal


Menganalisis keunikan tari upacara, tari

bergembira (hiburan)

dan tari teatrikal

Mengidentifikasi bentuk tari daerah setempat/nusan-tara yang

diapresiasi berdasarkan fungsi dan peranannya


Siswa dapat me-

mahami fungsi dan

peranan tari dalam

masyarakat pendu-

kungnya

Siswa dapat men-



gelompokkan tari

daerah setempat/

nusantara berdasar-

kan fungsi dan per-

anannya dalam

masyarakat



4

Tari berdasar-

kan sejarah

atau perkem-

bangan-nya :

· Balet

· Modern


Dance

· Sosial


Dance

· Musical

Stage Dance

· Ethnik


Dance

Memahami sejarah

perkembangan tari

mancanegara dimu-

lai dari tari Balet, tari

Modern, tari sosial,

musik-tari, tari etnik



· Mengapresiasi tari

mancanegara

· Mengidentifikasi

keunikan gerak tari

mancanegara

· Menganalisis akulturasi bentuk tari di Indonesia yang mendapat pengaruh dari tari mancanegara



· Siswa dapat me-

mahami tentang

sejarah tari man-

canegara


· Siswa dapat men-

gelompok-kan tari berdasarkan sejarah dan perkembangan-nya yang kemudian diadopsi di Indonesia


Standar kompetensi mengekspresi karya seni tari dibutuhkan materi tentang pengetahuan komposisi tari, walaupun dalam bentuk sedehana, kemudian diperlukan penguasaan dalam proses penggarapan dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmu komposisi, sehingga produknya adalah satu bentuk tari, baik berupa tari tunggal/berpasangan maupun tari kelompok. Pada kegiatan ini guru berperan sebagai fasilitator dan mediator, karena

tugas guru adalah mengoptimalkan kreatifitas peserta didik, khususnya pada siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa. Untuk itu perlu diketahui langkah-langkah dalam mengidentifikasi materi, pemilihan materi, pengembangan materi, dan tujuannya sesuai dengan standar kompetensi mengekspresi karya seni tari.
Tabel 5.11.Pengembangan Materi Standar Kompetensi Mengekspresi Karya Seni Tari Untuk SMP/SMA


No.

Materi

Pengembangan Materi

Menyusun materi

Tujuan

1

Gerak dasar yang

dikembangkan:

Tari daerah setem-

pat, Tari nusantara

Tari mancanegara


Memahami gerak-

gerak dasar tari daerah

setempat/tari nusan-

tara/tari mancanegara



Mengeksplorasi gerak

dasar tari daerah set-

empat/tari nusantara/

tari mancanegara



Siswa dapat melakukan

gerak dasar tari daerah

setempat/tari nusantara/

tari mancanegara



2

a.Elemen Kompo-

sisi Tari anatara

lain meliputi:

· Desain gerak

· Desain lantai

· Desain drama-

tik

· Desain lantai



· Musik iringan

· Tata pentas

· Tata busana

b.Komposisi Tari

Kelompok.


  1. Merancang

konsep garapan

tari: ide garap,

pijakan gerak,

tema, bentuk

tari


Memahami teori

komposisi tari sebagai

dasar dalam mengek-

spresi/meng-kreasi ke

dalam bentuk karya

tari sederhana



· Mencari gagasan

untuk menyusun

gerak tari

· Mengolah gerak

tari dengan men-

gacu pada prinsip

dasar komposisi

tari


· Menata gerak

untuk tari tung-

gal/ber-pasangan/

kelompok


· Siswa dapat menyusun gerak berdasarkan teori komposisi tari

· Siswa dapat mengolah gerak dengan memperhatikan konsep garapan

· Siswa dapat menata gerak tari tunggal/

berpasangan/ kelompok



3

Proses garapan

tari terdiri dari:

· Eksplorasi

· Improvisasi

· Forming


Memahami perbe-

daan proses gara-

pan yang terdiri

dari eksplorasi dari

berbagai rangsan-

gan, improvisasi dan

pembentukan


Memahami perbe-

daan proses gara-

pan yang terdiri

dari eksplorasi dari

berbagai rangsan-

gan, improvisasi

dan pembentukan


Menata gerak berdasar-

kan hasil eksplorasi,

improvisasi dan forming




  1. KONSEP DAN TEORI TARI

Seni Tari merupakan kelompok mata kuliah estetika yang dimaksud untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengapresiasi, keindahan dan harmoni. Kemampuan ini mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup dalam bermasyarakat untuk menciptakan kebersamaan yang harmonis. (PERMEN DIKNAS No. 22 tahun 2006).

Seni Tari secara umum merupakan hasil ekspresi yang diungkapkan melalui gerak. Namun demikian beberapa para ahli menyebutkan tari adalah bentuk pernyataan imajinasi yang dituangkan melalui lambang gerak, ruang dan waktu. Pernyataan lambang atau simbol dari imajinasi dan kehendak dalam bentuk gerak tari telah mengalami distorsi atau stilasi dengan mempertimbangkan pada keindahan dan pesan yang disampaikan. Pada akibatnya, gerak mempunyai makna yang memberikan penjelasan maksud dan muatan tari.


Seorang pakar tari yakni Soeryobrongto mengemukakan tentang tari yang dikutip oleh M. Jazuli, tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam tari (Jazuli, 1994). Di sisi lain Kamaladevi menyebutkan bahwa tari sebagai suatu desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan berupa gerak-gerak ritmis (Soedarsono, 1982). Hal ini dipertegas Hawkins yang juga menyatakan bahwa tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk oleh media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis sebagai ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990). Demikian pula dengan Edi Sedyawati memandang tari sebagai latihan-latihan untuk mengembangkan kepekaan akan rasa gerak dan irama. Penekanan kepada rasa diarahkan pada penghayatan keindahan (Edi Sedyawati, 1984).
Berdasarkan pendapat tersebut menggiring pengertian tari pada materi gerak, ungkapan atau ekspresi perasaan dan keselarasan antara gerak itu sendiri dengan irama. Untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai hakikat tari, maka berikut ini akan diuraikan beberapa unsur dalam tari.
Gerak

Esensi dari tari adalah gerak, tetapi struktur gerak dalam tari itu sendiri meliputi beberapa aspek. Rudolf Van Laban mendeskripsikan gerak menjadi beberapa bagian yaitu the body (bagian spesifik dari gerak, misalnya gerak bagian kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak, misalnya level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak), time (waktu, misalnyai durasi gerak) dan dynamics (Kualitas atau tekstur gerak, misalnya gerak yang kuat, lemah, elastis, aksentuasi, penekanan) (Ann Hutchinson, 1989). Untuk itu dapat disimpulkan bahwa gerak dalam tari terdiri dari ruang, tenaga dan waktu.


Membedakan gerak tari dengan gerak lainnya maka dapat ditinjau dari beberapa fungsi gerak yang dihasilkan oleh tubuh manusia. Menurut fungsinya, gerak pada dasarnya dapat dibedakan antara gerak keseharian, gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja dan gerak dalam berkesenian. Tari termasuk ke dalam gerak berkesenian, menurut Sal Murgianto dalam F.X. Sutopo Cokrohamidjoyo, gerak dalam kesenian termasuk gerak menari merupakan gerak yang dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman batin dan perasaan seseorang dengan harapan untuk mendapat tanggapan orang lain (Sutopo Cokrohamidjoyo, 1986).
Sebagai benang merah dari penjelasan tersebut, gerak dalam tari hakikatnya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu gerak itu sendiri yang mencakup ruang-tenaga-waktu, gerak yang merupakan ekspresi atau ungkapan perasaan dan gerak yang selaras dengan irama atau musik. Mengingat gerak dalam tari telah mengalami stilasi ataupun distorsi dan identik pula dengan gerak-gerak yang indah, maka secara holistik tari senantiasa berorientasi pada unsur estetis (keindahan). Perlu diketahui bahwa gerak di dalam tari adalah gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni dan merupakan ekspresi jiwa manusia. Ada dua macam gerak di dalam tari : 1). Gerak maknawi (gesture), yaitu gerak yang mengandung arti, misalnya gerak mencangkul, gerak burung terbang, gerak nelayan menebar jala, dan sebagainya, 2). Gerak murni, yaitu gerak yang diciptakan hanya untuk keindahannya saja, misalnya gerak-gerak yang terdapat dalam tari jaipongan dan gerakan yang dilakukan oleh para penari latar dan sebagainya.
Berdasarkan bentuk geraknya, tari dibedakan menjadi dua, yaitu tari representasional dan tari non-representasional. Tari representasional adalah tarian yang menggambarkan sesuatu secara jelas atau realistik, seperti tari yang menggambarkan kehidupan dan kegiatan petani, nelayan, tari yang menggambarkan kahidupan dan tingkah laku serta keindahan binatang. Dalam tari representasional, meskipun gerakannya cenderung relistik tetapi gerak-gerak tersebut telah mengalami stilisasi, atau telah diberi sentuhan seni. Sedangkan tari non-representasional adalah tarian yang melukiskan sesuatu secara simbilis, yang biasanya menggunakan gerak yang abstrak (tidak realistik). Yang digolongkan ke dalam tari non-representasional antara lain tari Golek, tari Bedaya, tari Srimpi, tari Monggawa, tari Legong Kraton dan sebagainya.
Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   31   32   33   34   35   36   37   38   ...   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin