END
FINAL DESTINATION (sequel of COACH NANA)
(sequel of)
FINAL DESTINATION
Author : Sasphire
Main Cast :
-
Park Min Young as Coach Nana
-
Choi Minho Shinee as Himself
Support Cast :
-
All Member Shinee as Junior Member of Badminton Club
-
All member EXO-K as Junior Member of Badminton Club
-
Donghae SJ, Leeteuk SJ, Yesung SJ, as Senior member of Badminton Club
-
Mr. Park as Coach Nana’s Father
-
other character as Rival
Ratting : General
Genre : Sport (?), Friendship, AU
Length : Oneshoot (4608 words)
Contact : FB | Twitter | Wallpaper Gallery
DISCUSSION
“aku tak menyangka kalian bisa sampai sejauh ini….” Ucap coach Nana saat melihat ke-7 muridnya turun dari bus, sepulang dari semifinal interhigh. “besok kalian akan bertanding di final kan? Melawan SMU dari wilayah Gangnam, yang selalu menjadi juara bertahan interhigh selama 8 tahun terakhir…”
“ya… tapi kali ini kami akan merebut gelar juara itu!!” ucap Minho penuh percaya diri. “ya kan?”
“ya!!” jawab teman-temannya.
Nana tersenyum. “tapi aku juga tak menyangka, Kim Joon Myun yang kabur dari awal latihan ternyata bisa mengimbangi ChanYeol sebagai pasangan gandanya….”
“Ah… Coach bisa saja…” Suho tersipu.
“walau kau sering miss…..” lanjut Nana, membuat semua teman Suho tertawa.
“tapi di final.. aku akan memperbaiki tehnik permainanku, coach…” ucap Suho menahan malu.
“hmph…” Nana mengacak-ngacak rambut Suho yang sedang duduk. “kupegang janjimu ya…”
Suho hanya mengangguk sambil tersenyum.
“baiklah… ayo ke ruang latihan. Kita bahas strategi yang kita gunakan untuk besok. Bagaimanapun, mereka rival yang kuat…”
~***~
Di ruang latihan…
“seperti kemarin… pertandingan pertama, ketiga, dan kelima adalah tunggal putra, sementara itu pertandingan kedua dan keempat adalah ganda.. jadi,… yang maju pertama tunggal…” Ucap Nana dengan nada menggantung. Ia sangat menikmati ekspresi penasaran dari wajah murid-muridnya itu. “Lee Jin Ki?”
Onew terkejut. “tapi, untuk tunggal putra, yang maju pertama biasanya JongHyun. Kenapa kali ini aku?”
“ada yang bisa menjawab pertanyaan bagus ini?” ucap Nana. Ia melihat muridnya yang saling bertatapan.
Nana menghela nafas. “begini… lawan kita untuk tunggal yang pertama, kalau tidak salah, namanya Kim Jun Su… dia itu kelebihannya di smash…”
“berarti kan dia imbang dengan Jong Hyun?” Onew memotong.
“aku belum selesai bicara…” Nana melanjutkan perkataannya. “kalau smash lawan smash… malah sulit di tentukan mana yang akan menang nantinya… karena sama-sama kuat. Beda kalau smash lawan bola lob…”
“tapi… bukannya peluang kemenangan smash jika ditandingkan dengan bola lob akan lebih besar smash?”
“aku tahu kemampuanmu… aku yakin kau bisa menang dari Jun Su… yah, tapi kalau kau sendiri tak yakin, ya tak menang…. Aku yakin kau bisa….” Nana tersenyum pada Onew. Onew hanya mengangguk, masih ragu.
“untuk pertandingan kedua… permainan ganda….” Nana membuka buku sakunya yang selalu berisi daftar klasifikasi rival yang akan dihadapi rivalnya, yang ia dapatkan dari berbagai sumber. “namanya… Kim Soo Hyun dan Taecyeon…” ia lalu memandangi satu-persatu muridnya. “mereka bermain cepat, sama sepertiku dan ChanYeol… berarti… siapa lawannya?” ia memberikan tebakan itu pada muridnya, barangkali ada yang sudah bisa memahami maksudnya.
“Uhm…” ucap BaekHyun. “kami?” ia menunjuk dirinya sendiri dan Kai yang duduk disampingnya secara bergantian.
Nana tersenyum bangga. “ya… benar sekali…. Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?”
“mungkin Coach Nana ingin memberikan kami rival yang bertolak belakang dengan kami, untuk mengasah kemampuan kami?”
Nana terlihat berpikir. “mungkin… begitu…”
“oh… atau mungkin…” ucap Kai. “anda ingin membuat rival kami merasa kesal dan kewalahan karena rivalnya sangat tidak bisa ditebak jalan permainannya?”
Nana hanya mengangkat alis sebelahnya, dan tersenyum.
“apa maksudmu?” tanya JongHyun.
“begini… tadi… lawan dari Onew kan pintar smash, sementara Onew sendiri nggak terlalu mahir smash… tapi kalau Onew udah capek, biasanya kan pengin cepat-cepat mengakhiri pertandingan, makanya di akhir pertandingan Onew biasanya main smash yang ancur, tapi sukses buat lawan jadi bingung karena arahnya yang nggak nentu….”
Kai menghela nafas sejenak, “trus, untuk lawan kami… mereka bermain cepat, sama seperti ChanYeol dan Suho… bisa ditebak mereka suka menyerang dengan smash secara bergantian. Tapi, aku dan BaekHyun meresponsnya bukan dengan tangkisan cepat, tapi, biasanya menangkis pelan bola itu, memancing mereka untuk adu netting dengan kami. Yang jago smash biasanya lemah di netting….”
“begitukah, Coach?” tanya Kai. Pandangan matanya kembali tertuju pada Coach Nana. Nana hanya mengangguk sambil tersenyum.
“untuk tunggal kedua… sekaligus pertandingan ketiga…” Nana kembali membuka buku sakunya. “dia Woo Young… ada yang pernah dengar nama itu?”
Sekali lagi, murid-muridnya hanya bertatapan. Nana jengkel.
“itu loh… yang menang bulutangkis terbuka SMA tingkat Nasional tahun lalu… masa’ nggak ada yang pernah denger?”
Mereka menggeleng pelan. Nana menghela nafas. “memangnya, waktu itu, kalian nggak ikut turnamen itu?”
“itu bagiannya Senior. Saat itu kami masih Junior 1 daun…” jawab Onew.
“oh…” Nana kembali membuka buku sakunya. “untuk ganda kedua….”
“loh.. trus… yang main di tunggal kedua siapa?” tanya JongHyun.
“oiya….” Ucap Nana santai. “kau saja….”
“hah? Kenapa?” tanya JongHyun.
“dia bisa semua tehnik bulutangkis. Kau juga bisa, tapi lebih menguasai smash. Hajar saja dia dengan smash-mu itu…” ucap Nana enteng.
“tapi…”
“pasti bisa…” ucap Nana. JongHyun diam dan mengangguk.
“untuk ganda… sudah pasti lawannya ChanYeol dan Suho kan?”
Mereka berdua mengangguk.
“namanya sih… Seung Ho dan Seung Gi….”
“oh… kembar…” gumam Suho.
“aku kurang informasi tentang mereka. Nanti coba kucarikan lagi.. kalian latihan lebih keras saja.. yah?”
“ya!!” jawab ChanYeol dan Suho dengan semangat.
“dan yang terakhir… lawan dari Minho… namanya No Min Woo… sedikit keberuntungan bagimu… dia tidak terlalu menguasai netting….”
Nana menatap Minho yang duduk disampingnya. Minho menumpukan kepalanya di tangan kanannya. Pandangan matanya tertuju pada Nana, melamun sambil tersenyum.
“hei…” ucap Nana. Minho tak bergeming. Teman-temannya tersenyum menahan tawa.
“dia kenapa?” tanya Nana pada murid-muridnya. Mereka hanya menggeleng sambil terus menahan tawa.
“Minho!!” ucap Nana sedikit kasar, membuat Minho tersadar.
“apa?”
Nana menghela nafas. “nanti aku beritahu lagi.”
Nana berdiri, dan berkata, “baiklah.. strateginya seperti yang aku jelaskan tadi. Silahkan latihan dengan baik hari ini. Tapi jangan berlebihan hingga membuat kalian lelah. Istirahat cukup.”
“baik, Coach!!” ucap mereka serempak. Saat Minho melangkah bersama dengan Onew dan JongHyun…
“ikut aku sebentar,” ucap Nana sambil mengenggam tangan Minho. Ia terdiam. Sementara Onew dan JongHyun hanya memandanginya penuh arti.
“Good luck, Bro!!” ucap JongHyun dan Onew.
Minho menoleh ke arah mereka, melintangkan jari telunjuk kirinya ke bibirnya. Ia pun mengikuti langkah Nana.
~***~
SAY ABOUT LOVE
“kau memikirkan apa saat aku menjelaskan padamu tadi?” ucap Nana yang menegur Minho, berada di halaman belakang sekolah.
“tidak Coach. Tidak ada…” ucap Minho dengan ekspresi datar.
“benarkah?” ucap Nana. “baiklah, pertanyaan kuganti. Apa yang membuatmu melamun tadi? Punya masalah?”
Minho hanya menggeleng. Nana mendesah.
“besok final,… konsentrasilah pada hal itu…”
“ya…”
“Tuan Putri…” LeeTeuk berlari secepat mungkin kehadapan Nana. “lihat, aku berhasil menjadi juara turnamen Nasional tunggal putra!! Aku juga berhasil membawa hadiah uang yang banyak!! US $500.000… aku akan menjadi kaya… lalu membangun istana yang megah untuk tuan putri….”
“begitukah?” potong Nana. “sebelum itu, jangan lupa kembalikan utang ayahku dulu ya…”
“eh???” LeeTeuk kaget dengan pernyataan itu.
“hey.. LeeTeuk!! Ayo bantu kami melatih junior 3 daun untuk final interhigh!!” teriak KyuHyun.
LeeTeuk menatap sekilas Nana, lalu pergi.
“Tuan Putri?” tanya Minho.
“ya… dia murid asuhan ayahku… dia berlatih di club bulutangkis yang didirikan ayah sejak dia masih SD kelas 4 sampai sekarang. Dia menganggapku tuan putri karena aku anak kandung pemilik club bulutangkis tempatnya berlatih. Hanya itu.”
“tapi.. dari gelagatnya.. dia cinta sama Coach…” ucap Minho.
“masa’ sih?” Nana cuek.
“dilihat sekilas sudah jelas kalo dia cinta sama Coach…”
“nggak tahu sih.. kalo dia nggak bilang secara langsung, mana aku tahu dia suka sama aku atau nggak…”
“aku cinta Park Nana…” ucap Minho lirih, namun masih terdengar jelas oleh Nana. Nana menatapnya. Ia menatap mata Mino dengan tajam. Ya, ada pancaran cinta yang berbinar kuat didalamnya.
“iya juga ya… kalau nggak bilang secara langsung.. mana mungkin bisa tahu… suka atau nggak…” ucap Minho mengalihkan pembicaraan. “kok bodoh banget sih kamu… pake ngomong secara langsung, tanpa mikir kayak gini??” batin Minho.
“aku juga…” ucap Nana perlahan. “cinta Choi Min Ho….”
“hah?? Dia bilang apa??” tanya Minho dalam hati. Perlahan, Nana berjalan menghampirinya. Memegang pundak Minho, dan menjinjit, berusaha menggapai telinga Minho yang terlalu tinggi baginya.
“besok jangan sampai kalah, ya?” bisik Nana. Minho hanya mengangguk. Nana berdiri biasa, lalu menatap mata Minho sekali lagi. Minho pun begitu. Ia merasa, tatapan mata penuh cintanya dibalas dengan hangat oleh pelatihnya itu. Nana membalikkan badan, dan melangkahkan kaki menuju halaman depan sekolah untuk mengambil mobilnya yang ia parkir, untuk bergegas pulang.
“siapa sangka, perasaanku sama dengan perasaannya?” batin Nana sambil tersenyum. “yah… 3 bulan berlalu…. Tak menyangka ini terjadi….”
Sementara Minho masih diam mematung ditempatnya, tak menyangka bahwa pelatih yang ia sukai selama ini juga menyukainya. “aku pasti menang, Coach… akan kuberikan kemenangan ini untukmu…”
~***~
1st BATTLE ::: KIM JUN SU VS LEE JIN KI
“semuanya sudah siap?” Nana menghampiri murid-muridnya yang sudah berkumpul di tepi lapangan.
“ya… doakan kami Coach…” ucap Onew.
“tanpa disuruh juga sudah kudoakan…” Nana tersenyum.
“Lee Jin Ki vs Kim Jun Su,” ucap wasit gundul berkacamata yang memimpin pertandingan pertama hari itu.
“semangat!!!” teman-temannya berteriak, bahkan kakak-kakak senior mereka sengaja datang untuk mendukung junior mereka.
Lee Jin ki menghela nafas dalam. Ia mengambil sikap awal untuk menerima serves dari Junsu.
Ya, sesuai intruksi dari Nana, ia bermain dengan sangat santai. Smash keras maupun smash yang —tujuannya— hanya mengecoh lawan berhasil ia tangkis dengan mudah, walaupun terkadang terjadi sedikit kesalahan. Entah tangkisannya tersangkut net, atau bola yang ia kembalikan out.
Skor babak pertama : Kim Jun Su vs Lee Jin Ki >> 21 : 19
“kau masih belum yakin kalau bisa menang?” tanya Nana, duduk di samping Onew saat istirahat.
Onew mengangguk.
Nana hanya menggigit bibir. Lalu berkata, “ya sudah, tak apa…”
“maaf.. aku sudah mengecewakan….”
“meski kalah, kau harus bisa kalah dengan terhormat,” potong Nana.
“apa?” Onew tak mengerti.
“ya. Supaya orang lain tidak menganggapmu remeh. Setidaknya, buat permainan jadi 3 set, atau mungkin dengan jus point.”
Onew menunduk.
“aku yakin kau bisa. Tak perlu meraih target tertinggi. Hanya dengan itu saja, tidak apa-apa…”
Onew mengangguk. Babak kedua dimulai. Onew melangkahkan kaki menuju lapangan.
“semoga bisa…. Tolong dia, Tuhan…” ucap Nana dalam hati.
Serves dari Kim Jun Su. Ya. Serves cepat yang ia gunakan saat ini. Onew membalasnya pelan. Dengan cepat, Junsu meresponsnya dengan smash ke bagian kosong Onew, sebelah kiri. Onew membalasnya dengan backhand smash. Mengenai lutut Junsu.
“service over, 1-0,” ucap wasit. Ya. Giliran Onew.
“kalian lihat tadi?” ucap Kai. “dia kan nggak bisa backhand smash?? Kok tadi bisa??”
Baekhyun hanya menggeleng. Ia hanya sibuk merasakan sakit di lututnya. Sejak semifinal, cedera di lututnya kambuh. Nana memperhatikan BaekHyun. Ia melihat lututnya. Sedikit bengkak.
Pertandingan terus berlanjut. Pada saat Junsu lebih unggul 20-17, Onew sangat kelelahan. Ia menyeka keringatnya.
Saat Junsu serves, Onew menerimanya dengan cepat. Ia memainkan permainan cepat. Membuahkan hasil. Skor : 18-20.
“service over, 18-20.” Ucap wasit itu. Onew melakukan serves pendek, ia arahkan pada net supaya Junsu kesulitan mengambil bola. Junsu memang berhasil mengembalikan bola, namun karena arah bola ke atas dan mudah di jangkau oleh Onew, maka Onew melakukan smash ke wilayah kosong milik Junsu. Masuk. Skor : 19-20.
Nana menggenggam erat kedua tangannya. Ia menggigit bibir. Semua yang ada di situ tampak tegang.
Onew melakukan serves. Entah karena kelelahan atau karena apa, Onew melakukan kesalahan saat serves. Shuttlecock mengenai net. Games berakhir. Skor : 19-21.
Junsu tersenyum penuh kemenangan, sambil tersenyum sedikit mengejek pada Onew, seolah berkata, ‘lihat? Usahamu sia-sia…’. Onew hanya membalas senyumannya. Lalu mereka bersalaman dan berpelukan.
Onew melangkah menghampiri teman-temannya. Mengambil air minum. Lalu mengambil handuk dan menyeka keringat yang bercucuran hampir di seluruh tubuhnya.
“Maaf Coach…”
Nana hanya menepuk-nepuk pundak Onew yang kini duduk di samping kirinya. “it’s ok….”
~***~
2nd BATTLE ::: KIM SOO HYUN & TAECYEON vs BAEKHYUN & KAI
Setelah pemanasan, Baekhyun dan Kai mengambil posisi mereka. Kai bersiap untuk melakukan serves pendeknya. Mereka pun menikmati permainan. Di kubu BaekHyun dan Kai, mereka terlalu santai.
Bukan karena meremehkan. Tapi ada satu masalah yang membuat mereka harus santai dan tidak “bekerja keras”.
Keduanya cedera. Baekhyun cedera di lutut kanan. Kai sama. Dia mengalami cedera di engsel pergelangan kaki kiri.
Apalagi, sebelum mereka bertanding, Nana sudah member mereka pengarahan, “kaki kalian cedera. Sepertinya agak parah. Maka dari itu, bermainlah biasa saja, jangan terlalu ngotot. Tapi tampilkan yang terbaik.”
Skor babak pertama : 21-17. SMU Gangnam lebih unggul.
Mereka bersiap untuk bertukar tempat tanding. Lapangan di pel oleh petugas, karena lapangan itu sudah dipenuhi oleh keringat yang berjatuhan.
“Coach…” ucap BaekHyun. “maaf… kalo…”
“tak apa. Kalian sudah memberikan yang terbaik.” Nana tersenyum bangga. Lalu menatap JongHyun. “kalau kamu kalah, kita semua beneran kalah…”
JongHyun tersenyum. “iya…. Aku sudah pasti menang…”
Babak kedua dimulai. Tentu saja, Kubu Taecyeon dapat menang dengan mudah. Mereka mengetahui cedera yang dialami BaekHyun dan Kai, hingga mereka terus-terusan melakukan serangan yang membuat BaekHyun dan Kai kewalahan. Skor : 21-18.
~***~
3rd BATTLE ::: WOO YOUNG vs KIM JONG HYUN
JongHyun telah memasuki lapangan. Ia sudah bermain bulutangkis dibuka dengan serves dari WooYoung.
“benar kata Coach Nana…” gumamnya sambil menangkis bola demi bola. “dia memang menguasai semua tehnik, tapi tidak terlalu mahir dalam menangkis smash.”
“Coach… maaf…” ucap Onew lagi.
“kenapa? Kan aku sudah bilang, nggak pa-pa….”
“tapi….”
Nana tersenyum. Lalu mengumpulkan Onew, BaekHyun dan Kai untuk duduk didepannya. “meski kalian kalah… aku tetap bangga pada kalian. Aku yakin, sekolah juga akan bangga pada kalian…”
“kenapa begitu?” tanya Kai.
“kalian tidak dalam kondisi fit kan, hari ini?” Nana menghela nafas. “BaekHyun cedera lutut, Kai cedera di pergelangan kaki kanan. Sementara Onew…”
Nana menatap Onew. “hari ini kamu demam ‘kan?”
Onew terkejut. “kok bisa tahu?” gumamnya.
“tadi ibu kamu telfon, dan menjelaskan semuanya….” Ucap Nana, seolah bisa mendengar gumaman Onew. “tak apa. Dalam keadaan demam kau bisa menahan skor hingga 21-19 di kedua babak, itu sudah baik….”
Onew, BaekHyun dan Kai bertatapan, lalu tersenyum.
“yah… karena kalian dalam kondisi tidak fit, kalian masih bisa membanggakan sekolah, apalagi hasilnya sudah memuaskan. Sekarang tinggal menunggu hasil dari teman-teman kalian yang sehat. Untuk JongHyun….”
“game point, 21-15.” Ucap wasit. Nana termenung. Ia melihat di tribun khusus pendukung SMU-nya, seluruh penonton berteriak kegirangan. Lalu, ia mengalihkan pandangan matanya menuju papan skor.
“loh… tadi…??”
“iya… yang menang JongHyun…” ucap MinHo sambil meminum air putihnya. “tuh anak hebat banget… bisa menyelesaikan babak pertama hanya 15 menit.”
Nana terbelalak. “15 menit??!!”
MinHo mengangguk.
3 menit kemudian, babak kedua dimulai. JongHyun memulai serves, dan memainkan game yang berbeda.
Jika di babak pertama ia terus-terusan menggempur lawan dengan smash, kini dia bermain dengan memainkan permainan yang sulit dimengerti lawannya. Dan itu membuatnya sukses memenangkan pertandingan. Skor babak kedua : 21-13.
“hebat Bro….” MinHo merangkul sahabatnya itu. “nggak nyangka kamu bisa ngalahin WooYoung, si juara nasional itu… Wooa… hebat deh pokoknya… padahal dulu kamu nggak pernah menang… sekarang, sekalinya menang waktu lawan juara nasional kayak gitu….”
JongHyun hanya tersenyum, sambil membatin, “Minho… jadi nggak tahu itu tadi pujian apa celaan….”
Nana melihat tingkah Minho membatin, “kaya’ yang kamu selalu menang aja….”
~***~
4th BATTLE ::: SEUNG HO & SEUNG GI vs CHANYEOL & SUHO
Mereka bersiap menerima serves dari Seung Gi ke arah Suho. Sesuai perjanjian antara ChanYeol dan Suho, mereka akan menggempur lawan dengan smash, sama seperti JongHyun, hanya saja smash-nya lebih kasar.
Dan sebelum mereka bertanding, Nana memberi pengarahan, “aku tidak mendapat informasi banyak tentang mereka, karena mereka atlit baru di kalangan SMU. Mereka baru memulai karir di event ini. Jadi kalian tidak usah khawatir. Mereka juga sering kalah di babak penyisihan. Pada semifinal, mereka bisa menang karena kebetulan lawannya juga pemula, sama seperti mereka. Ibaratkan di sekolah kita, mereka masih Junior 1 daun. Usahakan yang terbaik, tapi jangan lengah….”
Ya, seperti yang diperkirakan. Mereka bisa menang dengan mudah. Babak pertama, skor : 21-13.
Saat istirahat, mereka menaburkan bedak pada telapak tangan mereka yang berkeringat. ChanYeol mengganti raketnya dengan raket cadangan karena senarnya putus, karena terlalu semangat menggempur pemula yang jadi lawannya.
Dan, babak kedua dimulai. Sekali lagi, mereka menggunakan permainan cepat mengandalkan smash mereka.
“game point, 21-10.”
“yeahh!!!” ChanYeol dan Suho berteriak penuh kemenangan, lalu berpelukan satu sama lain.
~***~
LAST BATTLE ::: NO MIN WOO vs CHOI MIN HO
SMA Gangnam kini mulai khawatir. Mereka melihat Minho yang masih terlihat segar bugar merasa ciut.
“harapan kami tinggal kamu…” ucap pelatih berkumis itu pada Min Wo.
“aku tahu…”
“ternyata.. mereka tak bisa diremehkan…” bisik asisten pelatih kepada pelatihnya. Lelaki yang mengenakan topi hitam itu hanya mengangguk.
“aku tak yakin Min Woo menang….” Batinnya.
Permainan dimulai oleh serves dari Min Woo. Dengan santai, Minho memaksa lawannya untuk bermain netting. Ia terus-terusan mengarahkan shuttlecock ke net. Sekalipun ia smash, ia arahkan cock kea rah net, tanpa takut bola tidak sampai ke daerah lawan. Ia melakukannya dengan penuh percaya diri tanpa ragu.
Pelatih di kubu Min Woo berusaha menenangkan diri dengan berdoa, tapi tak bisa. Ia tak berkonsentrasi dengan doanya saat mendengar riuh rendah suara pendukung SMU lawannya. Saat Minho berhasil mencetak angka baru.
“bantu kami mempertahankan ju….”
“Wooooo!!!!!!!!” suara penonton terdengar lagi.
“game point, 21-13…..”
Minho menyeka keringatnya. Ia melihat Nana yang terus menatapnya khawatir.
“Nana takut cedera punggungku kambuh?” ucap Minho manja, membuat pipi Nana memerah.
“loh?? Emang mereka udah pacaran?” bisik Kai pada Onew.
Onew tersenyum, lalu membalas bisikan Kai, “nggak tahu… mungkin udah…”
“Oh….” Kai tersenyum.
“cuit.. cuit…” ucap Suho karena ia tak bisa bersiul.
“siapa yang khawatir?” Nana berusaha menutupi rasa malunya, namun tak berhasil.
“aku nggak akan cedera untuk hari ini, tenang aja…”
Nana hanya menjawab pernyataannya dengan anggukan.
Minho kembali ke lapangan. Memulai babak kedua dengan serves darinya. Beberapa waktu berlalu. Nana memejamkan matanya, takut cedera punggung yang dimiliki Minho kambuh tiba-tiba. Ia memang tidak pernah melihat bagaimana ekspresi Minho saat punggungnya cedera, tapi ia merasa takut melihatnya.
“game over, 21-16.”
“WAAAAA!!!!” Spontan, penonton yang ada di tribun kanan berdiri kegirangan menyambut kemenangan Minho, yang berarti kemenangan SMA mereka. Skor akhir : 3-2. Dengan itu, piala interhigh resmi pindah tangan ke SMA mereka.
Minho berlari keluar lapangan, memeluk Nana erat. “kami menang… kami menang…” bisiknya.
“ya….” Nana menangis terharu.
“sebenernya pengen pelukan lagi sama Coach Nana, kaya’ waktu dulu di hari terakhir pelatihan neraka itu….” Ucap BaekHyun.
“tapi dia udah punya Minho…” Onew melanjutkan.
“jadi kita nggak boleh….” Ucap ChanYeol.
“pelukan sendiri yok…” Kai berkata.
“ayok…” jawab JongHyun. Mereka pun berpelukan. Suho yang tak tahu apa-apa tentang pelatihan neraka hanya terdiam. Lalu ikut berpelukan dengan Onew dkk untuk merayakan kemenangan mereka.
Tiba-tiba, LeeTeuk menghampiri Minho dan Nana.
“Hyung…” panggil Minho.
“ku pasrahkan….” Ucap Lee Teuk. “kupasrahkan Tuan Putri padamu…” ia berkata sambil menunjuk Minho. Lalu pergi berlalu. Langkahnya gontai, karena ia patah hati.
“ini yang terbaik untuk Tuan Putri.. yaitu bersama Pangeran Cintanya….” Batinnya. Ya, dia bisa berkata seperti itu karena secara tak sengaja ia mendengarkan percakapan antara Minho dan Nana di belakang halaman sekolah.
“LeeTeuk….” Nana memanggilnya.
Leeteuk hanya menghentikan langkahnya.
“trimakasih….” Ucap Nana.
Leeteuk tersenyum, lalu melangkahkan kaki keluar ruangan.
~***~
EVIL MAGNAE
Title : EVIL MAGNAE
Author : Tae-On
Length : Oneshot
Genre : Romance
Rating : G
Cast : Kyuhyun SJ, Eunhyuk SJ
Saranghae … >,<
Itu adalah sms terakhir yang masuk darinya. Aku tidak percaya dia akan benar-benar mengatakan itu. Gadis pujaan ku yang sudah ada dihatiku sejak aku kelas satu smp akhirnya mengatakan kata itu. Kata-kata yang benar-benar aku inginkan darinya. Aku ingin sekali mengatakan bahwa aku juga mencintainya, tapi , karirku? Karir yang sudah aku bangun sejak aku kelas 6 sd, akankah karirku hancur? Aku yakin fans ku akan menurun drastis jika mengethaui bahwa aku sudah memiliki kekasih. Lagi pula, manajer SJ tidak membolehkan kami untuk pacaran.
“nado … sarangheyo” aku bergumam sendiri sambil mencium layar hp ku dan menghempaskan tubuhku kekasur. Dan perlahan-lahan masuk kedunia mimpi.
KEESOKAN HARINYA
Aaah … aku rindu sekali dengan Han Ah Ra … selama liburan sekolah ini, kami tidak pernah bertemu. Walaupun aku belum membalas smsnya kemarin, aku yakin wanita ceroboh itu sudah melupakannya. Aku segera berlari menuju kelas Han Ah Ra, kami berbeda kelas, tapi biasanya, dia menghampiriku setiap istirahat, kata temannya, dia sakit. Aku membawakan jus jeruk kesukaannya. Dia pasti akan cepat sembuh.
HAN AH RA POV
Aaaah sungmin bodoh … kenapa tidak jawab sms ku? Tinggal bilang tidak, atau ya! Kau membuatku keringat dingin setiap kali ada sms yang masuk! Kenapa juga aku harus mengungkapkan perasaanku pada bocah tengil itu. Ketika aku asik melamun, tiba-tiba ada seseorang menepuk punggung ku .. bagaimana kalau itu kyuhyun? Aku harus memasang ekspresi seperti apa? Aku menengok perlahan sambil memasang ekspresi biasa saja.
“aaaah-, ternyata kau” aku menjawab dengan malas ketika yang kulihat bukannya kyuhyun, tapi malah eunhyuk! Namja yang mengungkapkan perasaannya padaku dengan berteriak di microphone sekolah saat pengumuman selesai upacara. Kalian tidak bisa membayangkan betapa malunya diriku ketika tiba-tiba ada orang menyebut namaku dengan keras dan mengungkapkan perasaannya dimuka umum. Eunhyuk itu benar-benar gila! Mungkin dia psikopat yang nekat melakukan segala hal.
“apa kau masih marah paduku ?” Tanya eunhyuk memelas. Aaaa aku ingin sekali meremas mukanya itu! Dia lucu sekali ketika mukanya seperti itu. Hah? Jangan bilang aku suka eunhyuk? Tidak boleh! Masih banyak lelaki yang mau denganku selain eunhyuk. Astagfirullah aku harus memikirkan hal-hal buruk tentang eunhyuk! pikiranku kembali jernih ketika mengingat-ingat gusinya eunhyuk. Dan semakin jernih pula mengingat ingat wajah kyuhyun. Aku mulai masuk dalam lamunan lagi.
“ku kira kau sakit” lagi-lagi eunhyuk menggangguku, aku benar-benar malas. Aku hanya menganggk dan tidak berkata apapun.
“kau benar sakit ya? Baiklah kalau begitu” eunhyuk berkata dengan semangat dan langsung menggendongku. Aku sangat malu. Aku tidak yakin eunhyuk tidak melihat wajahku yang memerah ini. Eunhyuk menggendongku keluar kelas. Ketika eunhyuk hendak membawaku ke UKS, kami bertemu kyuhyun
DEG!
Aku melihat mukanya yang benar-benar kaget! Sepertinya dia cemburu…. Wihiiii! Aku senang sekali! Akan kubuat dia tambah cemburu! Siapa suruh ngacangin sms ku? HHAHAHAHHAAA (e vil laugh)
“Eunhyuk … kepalaku pusing sekali …” aku berkata manja sambil menyandarkan kepalaku didadanya
. Sebenarnya, aku benar-benar sudah tidak bisa menahan tawaku ketika melihat wajahnya kyuhyun yang kaget ditambah mulutnya itu membuka lebar sekali. Apa itu? Ada jus jeruk! Aku ingin …
“eunhyuk … nanti belikan aku jus jeruk ya?” aku menambah kesan manjaku kepada eunhyuk … ampun deh bok … kalo enggak dalam rangka acara ‘proses pencemburuan’ aku bakal muntah darah ngeliatin gusinya eunhyuk yang senyum semakin lebar mendengar kata-kataku.
“apasih buat kamu yang engga?” eunhyuk berkata dengan sangat manis. WHAT? Gak ada manis-manisnya. Wuahahahahah! Mukanya kyuhyun lucu sekali ><
“h-han ah ra?” kyuhyun memanggil namaku dengan tergagap.
“emh .. siapa disana? Suaramu asing bagiku” heyaaa !! aku berbohong sambil menyipit-nyipitkan mataku agar terkesan benar-benar pusing.
“eunhyuk ayo cepat pergi!”
“oke beh … “ WHAT?!!! Siapa suruh dia panggil aku beh??? Ahh sudahlah yang penting kyuhyun syok berat!
KYUHYUN POV
what? Apa mereka sudah resmi berpacaran? Lalu kenapa han ah ra sms seperti itu? Apa karena aku gak bales smsnya kemarin lalu dia berpaling keeunhyuk? Rasanya jus jeruk yang kupegang ini akan jatuh! Masa iya dia melupakan suaraku yang paling merdu ini? Eunhyuk pake panggil han ah ra BEH segala lagi. Ahhh nasib gua jelek amat sih bok? T_T
aku melihat han ah ra yang memegang pinggang eunhyuk dan eunhyuk yang menggendong han ah ra tanpa terlihat keberatan. Huaaaa apa yang harus kulakukan? Aku akan bilang aku juga mencintai han ah ran nanti. Aku yakin dia akan meninggalkan eunhyuk dan berpaling padaku.
HAN AH RA POV
Aku dan eunhyuk sampai di UKS. Dan akhirnya aku bisa mengakhiri sandiwaraku ini. Tapi kenapa sekarang perasaanku terhadap kyuhyun mulai menghilang? Dan sepertinya aku mulai menyukai eunhyuk. Karena ketika aku menyandarkan kepalaku tadi, jantungku berdetak tak beraturan. Aku yakin kyuhyun sudah lupa tentang sms kemarin. Aku juga jenuh bersama kyuhyun. Dia tidak pernah menghargaiku. Aku tau, dia lebih mencintai karirnya dibanding aku. Lagipula, banyak sekali wanita yang lebih cantik dari diriku. Apa yang membuatku begitu yakin kalau kyuhyun cemburu? Dia bahkan tidak menggubrisku sedikitpun. Perhatianku sekarang tertuju pada eunhyuk yang sedari tadi diam memikirkan sesuatu.
“apa yang kau pikirkan?” aku spontan bertanya seperti itu.
“aku tau, kau ingin membuat kyuhyun cemburu” sekarang eunhyuk menunduk dan nada bicaranya mengesankan bahwa dia sedih. Kenapa aku ikut sedih ? kukira aku memang harus mengatakannya sekarang. Siapa tau, besok dia ditembak oleh park hyun rin.
“eunhyuk …” nafasku terhenti. Jantungku seperti sedang lomba lari marathon.
“hmmmm ?”
“sar,-“ aku tidak bisa mengatakannya! T_T
“apa?” eunhyuk mulai bosan.
“SARANGHAE!! SARANGHAE LEE HYUK JAE! MAUKAH KAU MENJADI NAMJACHINGUKU?” aku berteriak keras sekali. Kukira orang dari jarak radius lima kilometer bisa mendengar suara teriakkanku. Aku langsung menyembunyikan kepalaku didalam selimut UKS. Aku yakin sekarang mulut eunhyuk sedang terbuka lebar dan akan mulai pergi meninggalkanku.
Tik
Tik
Tik
Tik
Hanya bunyi detik jam itu. Sampai ada orang yang memelukku dengan erat.
“han ah ra … tidak perlu kau minta, aku akan memintamu sekali lagi jika kau ingin” eunhyuk berkata dengan lembut. Setelah itu, semua perasaanku yang telah kupendam selama ini akhirnya!
“baiklah … katakana dan berteriaklah lagi di microphone sekolah bahwa kau mencintaiku” aku berkata dengan senyum nakal.
“baiklah” eunhyuk berlari keluar UKS d-dan,- dia benar-benar melakukan itu! Astaga eunhyuk … kamu manis sekali ><
PULANG SEKOLAH
“han ah ra … aku mencintaimu. Aku yakin kau akan meninggalkan eunhyuk untukku” kyuhyun berkata dengan jahat kepada han ah ra.
“apa?” han ah ra terkejut melihat sikap kyuhyun yang kasar.
“iya .. tinggalkan eunhyuk. Cepatlah jawab!” han ah ra semakin kesal.
“tidak” han ah ra menjawab dengan sangat singkat.
“APA? Kau lebih memilih eunhyuk disbanding aku?” kyuhyun sekarang yang kaget.
“iya. Sudah dulu ya … eunhyuk sudah menungguku”
KYUHYUN POV
Apa? Apa dia sebegitu marahnya? Padahal aku sudah menurunkan harga diriku untuknya. Aku tidak berhenti menatap punggung gadis itu.
TIIIIIIIIINNNNNN.
Suara klakson mobil membangunkan lamunanku. Dan akhirnya aku sadar bahwa aku sedang berada ditengah bunderan HI ! astaga … dari kejauhan … aku melihat truk yang siap untuk menabrakku.
TIIIN TIIIN TIIIN TIIIN TIIIN !!!!
Kkriiing kriiiiiiiiing.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” aku tebangun dari tidurku. Kaosku basah oleh keringat. Dan tanganku masih menggenggam hp.
Aku mulai mengetik
Nado … sarangheyo
Aku kemudian mengirimnya ke nomor han ah ra.
AUTHOR POV
Wajah kyuhyun terlihat benar benar lega. Dia melemparkan hp nya kekasur dan berbaring lagi.
END
Pesan moral (huede) : jangan sia siakan seseorang yang mencintaimu. Hiduplah bersama orang yang mencintaimu. Maka dengan itu, kau akan belajar untuk mencintainya. Jangan kaya kyuhyun mentingin karirnya!
Kidnap Super Junior!
Title: Kidnap Super Junior!
Author: Jung Yeonmin
Cast: All of Super Junior member, Girls Day Min Ah, Jung Yeonmin, Im Youngri, Kim Youngeun, Yang Gaeul
Genre: humor may be (?)
Rating: T
Annyeong~! ini aku bikin Fanfic yang terinspirasi gara-gara ga bisa ketemu suju ;_; oh iya buat castnya, kalian bisa ganti dengan diri kalian sendiri dan ke tiga teman kalian lainnya yaa oke? happy reading
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Suatu hari di sebuah sekolah. Terdapat empat makhluk halus yang sedang duduk di salah empat (?) Bangku yang terdapat di ruang kelas tersebut. Mereka sedang menundukan kepala mereka sehingga rambut menutupi wajah mereka. Murid sekitar merekapun bersikap biasa saja karena mereka memang begitu sejak dulu. Duluuuuuu sekali. Sejak tiga bulan yang lalu tepatnya. Hawa disekitar merekapun mampu membunuh setiap nyamuk yang memasuki wilayah mereka, jelas para nyamuk itu mati di sekitar mereka karena parfum mereka sehari-hari adalahhh bay*on (disensor author ga di bayar buat promosi :b). Akibatnya, teman-teman merekapun ‘agak’ menjaga jarak yaaahhh mereka hanya mengosongkan satu baris untuk ke empat yeoja yang masih sodaraan sama sadako itu.
“Ri…” Lirih seorang diantaranya.
“Ne..?” Jawab orang yang ditanya.
“Besok kan tanggal empat j-j-j-u-u-UAAAAA” orang itupun menangis
“Iya.. Besok kan.. Besok kan…” Kata yang lainnya
“SUJU KESINI!!!” Kata yang lainnya membuat mereka berempat nangis berjamaah dan membuat murid yang lainnya mengembangkan payung dan baskom karena telah terjadi hujan lokal.
“Ya! Yeonmin, youngri, gaeul, dan youngeun! Kalian terus terusaaan begini semenjak tiga bulan yang lalu!” Kata seorang guru yang mengenakan kacamata lengkap dengan tumpukan berkas ujian di tangan kirinya.
“jinki songsaenim!!!!!!!!!!”
sambut mereka berempat dan langsung memeluk sang guru tiada ampun membuat sang guru kehabisan nafas dan akhirnya mati seketika, seluruh kelaspun bersorak bahagia karena berkat mereka berempat hari itupun tidak jadi ulangan. Merekapun langsung berpesta pora dan mengabaikan jasad jinki songsaenimnya yang tergeletak secara tragis di lantai. Walaupun begitu, tetap saja mereka tidak berhenti-hentinya murung. Oh bukan, mereka bukan murung karena guru tercintanya itu telah pergi ke alam sana, mereka murung karena jadi atau tidak jadi ulangan mereka tetap saja tidak bisa bertemu dengan ke dua belas makhluk tuhan yang paling unyu unyu benyek benyek itu (?) Salah seorang temannyapun merasa iba, akhirnya setelah berembuk dengan teman sekelas lainnya, merekapun memutuskan sebagai penghargaan atas jasa ke empat yeoja itu merekapun memberi sebuah gagasan cemerlang.
“Hey youngri, yonmin, youngeun, dan gaeul! Sebagai penghargaan atas apa yang telah kalian lakukan, kami punya ide bagus supaya kalian bisa ketemu suju!”
“Oh ya? Gimana caranya?” Tanya gaeul.
“Begini, kenapa kalian ga bikin misi aja?”
“Misi apa? Misi mas boooy?? -__-” tanya youngri
“Enggak lah! Tapi misi menculik suju! Kita sebut misi ini ‘kidnap suju’! Gimana? Ide bagus kan?”
“WAH!!! Ternyata.. Kamu pinter juga!!”
“Iya dong gueee” kata temennya itu sambil ngupil (?)
Akhirnya sepulang sekolah yeonmin dan kawan kawan menyusun rencana untuk menjemput suju di bandara, setelah berhasil memalak tukang becak dan mengancam tukang getek dengan permen lollipop akhirnya mereka pergi naik becak di atas getek (?) Sungguh perjalanan yang sangat keren. Akhirnya mereka sampai di bandara. Alangkah biasa sajanya mereka begitu melihat kurang lebih 232323232323 juta 400 rupiah makhluk (?) Bernuansa biru safir memadati setiap sudut di banadra soeta menunggu dengan setia ke 12 orang kesayangan mereka.
“Aje gile kaloe giniye banyaknye gimane kite ngeleate sujunye??” Kata youngri yang mendadak ngomong serba e sangkin terkejutnya.
Tiba-tiba lampu kuning kedap-kedip disko di atas kepala gaeul.
“Gimana kalo kita nyebar aja??”
“Sesuju!!!” Sambut yang lain kompak.
“Oke lu di sono, gue di sono, elu di situ, dan lu di sini” kata sang leader yeonmin yang mulai membagi tugas.
“Oke” kata yang lainnya menyepakati. Dan akhirnya mereka nyebar.
——————————
Yeonmin POV
Yeonmin menapak langkah demi langkah mencoba mencari tempat yang pas untuk kedatangan suju. Iapun langsung berfikir dan sangat yakin kalau suju tidak akan datang di pintu keluar yang telah dipadati oleh lautan biru safir itu makanya iapun memutuskan untuk ke tempat yang sepi. Ya ia datang ke lantai paling atas tanpa atap dimana biasanya tempat itu digunakan untuk melihat pesawat lepas landas ataupun datang. Ya genius sekali.
Pilihannya sangat tepat dan benar-benar tidak ada satupun manusia disitu. Yeonminpun melakukan ritualnya dan berdoa “semoga gue ketemu henry” diapun langsung nari-nari ala 7 icon sebagai perwujudan ritualnya.
“Haha what are you doing??” Kata seseorang dengan bahasa inggris yang emmh sedikit aneh. Yeonminpun memutar kepalanya 360 derajat (?) Terlihat seorang namja tampan dengan bibir sekseh menggoda, namja itu memakai topi dan terlihat rambutnya pendek dan wajahnya yang menyerupai ‘saru’ (monyet).
“Eh… KUNYUUUUKKK!!!” Kata yeonmin histeris. Orang yang dipanggil kunyuk itupun senyam senyum masem.
“Hehe yes I’m eunhyuk! Elf?” Tanyanya.
“Iye gue elep!!” Kata yeonmin sambil menuju eunhyuk. Eunhyukpun menyiapkan pulpen dan membereskan tampangnya, iapun mulai tebar pesona.
“KUNYUUK!! Lu..”
“Yes, I know where is your camera? Where can I sign my signature on your dress?”
“Diihh!! Did you think I want to get your signature or take a photo wiht you??”
“Eh? So you don’t want my signature or take a photo with me?!”
“Yeaahh.. I just want to ask where is MY HENRY LAU??”
“H-h-h-henryy!?? So you only want to ask where is him??”
“Yes! Quickly say where is he now??”
“Aish jinja??? You don’t want my..”
“Lama lu!! Mana henry GUE??” Bentak yeonmin lima oktaf membuat kunyuk jantungan seketika.
“Err he is there..” Sambil menunjuk ke pintu keberangkatan.
“Ok! Thanks bye!”
“…..” Kunyukpun cuman bisa melongo ga percaya.
“Lain kali gue tulislah pake papan ‘GUE KUNYUK ANGGOTA SUJU’” batinnya, ia berfikir kalau yeonmin tidak tahu bahwa ia adalah anggota suju.
—————
Youngeun POV
Youngeun berjalan menitih senti demi senti jalanan di bandara berharap ia bertemu dengan monyet kesayangannya, eunhyuk. Dia berjalan dengan menunduk tanpa arah tanpa tujuan, tanpa tahu ia sedang melakukan apa dan bahkan ia lupa siapa namanya, yang ia tahu hanyalah dimana kunyuk tersayangnya itu?
Tiba-tiba ia menabrak seseorang yang membuat mereka berdua terjatuh di tengah keramaian. Terdapat seorang namja tampan berkulit halus berpipi tembam seperti mochi.
“Eh henry” kata youngeun tanpa ekspresi.
“Hey! You know me?”
“Hah? You know me so well?? Elo semesbelest??” Kata youngeun gilanya kambuh.
“Hah???”
“Hah heh hah heh aja! Udeh gini, you are henry lau?”
“Yes I’m”
“Oh..”
“Hehe..”
“Hemm..”
“Haha”
“Henry suju m?”
“Yes!”
“Hoo”
“Ne..”
“Bye” kata youngeun langsung meninggalkannya begitu saja. Henry cuman bisa mengerutkan dahi ga lama kemudian dia nangis Kejer karena ia pikir ia tidak mempunyai fans ( author: kasihan henryy aku strings setiamuuu ♥ )
———————
Youngri POV
Youngri mematung anteng diem, ngeliat di kejauhan tanpa bergerak sedikitpun memandang ke lautan biru safir yang tiada henti meneriakan kata ‘suju’. Youngripun mematung, ia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya agar dia dapat menemukan icul si banci kaleng kesayangannya itu (author ditimpuk petals ^^v). iapun melemparkan pandangannya ke sebuah papan triplek yang sangat besar.terdapat sebuah gambar di papan triplek itu, ya gambar ke lima belas anggota suju. Youngripun memiliki ide cemerlang. “aha! Daripada gue repot nyari icul atau anak suju, kenapa gue ga foto-foto aja triplek itu? Kan si yeonmin, youngeun, sama gaeul kan mudah diboongin!” batinnya. Akhirnya, youngripun mulai sibuk dengan kegiatan memotretnya, disela-sela sesi pemotretan nongolah seorang setan dengan tatapan dan senyuman yang sangat evil tepat di depan lensa kameranya.
“HEYA!! MINGGIR LU GANGGU AJA!” bentak youngri ke orang itu.
“eh? What did you say?”
“sok inggris lu! Dasar epil!”
“ha? Upil?” kata orang tersebut mendadak ngomong bahasa Indonesia.
“hah?? GUE BILANG EPIL!! EPIL!! EVIL DAH! BUKAN UPIN IPIN!!” kata youngri makin ga nyambung.
“ha? Upin ipin ngupil sama si evil? Atau si upin ipin di upilin sama evil??” kata orang itu dengan tablonya.
Youngripun merasa geram dan capek ngomong sama orang itu karena pada akhirnya mereka ga nyambung-nyambung. Akhirnya iapun mengakhiri aktifitas memotretnya dan melayangkan pandang ke orang tersebut. Terdapat seorang namja tampan dengan garis bibir dan aura setan yang bermunculan di sekitarnya membuat plankton yang lewat ga bisa tidur tujuh turunan (?). Ia adalah Cho Kyuhyun.
“eh elo kyuhun kan?” kata youngri males-malesan dengan mata lima watt.
“eheehe yes, I’m kyuhyun. So what are you doing here?”
“me? Take some super junior photos in this board”
“haha you don’t need to do that again!”
“why?”
“because I’m here!!” kata kyuhyun pede.
Youngri hanya mengangkat alis dan mengabaikannya, kemudian ia melanjutkan memotret foto pada triplek itu
“hey! It’s me cho kyuhyun! Kyuhyun super junior!!” kata kyuhyun sambil narik-narik baju youngri bak anak kecil minta lollipop ke oemmanya gara-gara habis mendengar lagu kolaborasi antara fx dengan shinee, lollipop.
“iye! Minggir lu! Gue tau lu anak suju! Gue ga butuh elu gue butuh icul sono pergi pacaran sama psp lu jangan ganggu gue motretin nih triplek”
Kyuhyun cuman bisa melongo ga percaya “tobaatt gue ada elf kayak gitu” batinnya. Akhirnya kyuhyunpun meninggalkan youngri sendirian yang nampaknya lebih senang berfoto dengan triplek bahkan ia lebih senang berfoto dengan kyuhyun versi triplek dari pada berfoto dengan aslinya. Dan youngripun kembali sendiri dan mulai tenggelam dengan aktifitas warasnya itu.
Gaeul POV
Gaeul menatap berkeliling, heran dengan situasi sekitarnya. Begitu banyak orang berlalu lalang dan memadati setiap ruang di sekitarnya. Keadaan yang sangat chaos itu sangat mengguncang jiwanya dan membuat dia amnesia sesaat. “loh? Ngapain gue disini? Loh emang ini dimana? Kok banyak orang? Gue kesini sama siapa? Apa jangan-jangan tadi ada yang nyuci otak gue pake su*light dan ngebawa gue kesini?? Loh, kayaknya tadi gue sama si youngri, youngeun, dan yeonmin deh kok sekarang gue sendiri??? Loh kok rapunzel rambutnya panjang (?) Gue anak ilang!!” batinnya dengan seribu pertanyaan. Akhirnya hal yang bisa ia lakukan hanyalah terpaku, terdiam, dengan tatapan kosong menatap lurus kedepan.
“dor!” sapa seseorang memecah lamunannya. “hey!” kata orang itu melanjutkan kata-katanya.
“loh.. lo kan…” kata gaeul menatap seorang namja bermata sipit, berkulit putih dan mulus seperti yeoja. Cantik sekali. Orang itu cuman menyunggingkan senyum.
“lo.. ICUL YAA??? LO KIM HEECUL KAN????” kata gaeul kalap
“yes I’m” kata heecul sambil masing senyumnya.
“waah icul kebetulan.. LO YANG NYUCI OTAK GUE YAA SAMPE GUE KESINI???” tuduh gaeul blak-blakan.
“haaahh?? Nyuci otak??? Nyuci baju aja gua kagak lulus! Gimana nyuci otak elu!!” kata heecul tiba-tiba fasih berbahasa Indonesia.
“udah ngaku aja deh loo!!!”
“apaan sih pabo yeoja dasar!!”
“ok kalo bukan lu yang nyuci otak gue, gue mau nannya”
“apa?”
“lu tau gak.. YOUNGRI DIMANA???”
“youngri? Itu jenis hewan langka?”
“ish bukan! Kata youngri dia istri elu!”
“ha?? Mana gua tau! Youngri siapa aja gue ga kenal”
“payah dasar! Kalo gitu BAGI NO TELPONNYA YOUNGRI DONG SEKARANG!” kata gaeul maksa.
“HEYAA GUE GA TAU YOUNGRI ITU SIAPA DAN JENIS HEWAN APA!!!”
“YOUNGRI ISTRI ELU DAN DIA BUKAN HEWAN TAPI ALIEN!!!” #capslock jebol
“UDAH GUE BILANG GUE BELOM KAWIN!!! GIMANA COBA GUE PUNYA ISTRI ALIEN!!”
“BOHONG LO KAN BANGKOTAN!!” (author ditimpuk ._.v)
Akibat perkataan geul yang terakhir tadi sangat sakit dan menusuk hati heecul yang paliiinnnggg dalam, ngebuat dia ngedown berat dan sadar ternyata umur ga bisa bohong #plak. Diapun berjongkok dan melingkarkan tangannya ke dengkul kakinya dan menundukan kepalanya. Akibat adu mulut antara gaeul dan heecul tadi membuat suasana di sekitar mereka yang awalnya chaos menjadi sunyi senyap seketika bagaikan kuburan.
“oke, satu pertannyaan lagi!”
“ogah”
“dengerin!”
“terserah”
“nih yaa.. gue pengen nannya. Kenapa rapunzel rambutnya panjang tapi lu enggak??”
Pertanyaan luar biasa dahsyat dan ga nyambung itu membuat heecul stress dan akhirnya dia ayan dan dilarikan ke rumah sakit jiwa terdekat. Gaeulpun meninggalkan TKP dengan muka tanpa dosa dan berjalan tanpa arah.
Sekian.
Author POV
Gaeul tidak sengaja menabrak youngri yang lagi sibuk berfoto-foto ria dengan papan triplek bergambarkan ke lima belas anak suju. Ga lama kemudian di kejauhan munculah yeonmin dan youngeun yang berjalan dengan lemas lesu lunglai lelah dan letih. Youngri terkejut karena rencanannya untuk ngebohongin ke tiga temannya itu gagal karena mereka menemukan youngri dengan mudahnya.
“heeeyy gi-gi-gimanaa.. kalian ketemu gak sama suju?” kata yeonmin dengan lemas membuka topic pembicaraan.
“ENGGAAAKKK~” jawab mereka serempak dan awan hitam mulai menyelimuti mereka berempat.
“gue sedih banget ga bisa ketemu henryyy” kata yeonmin sambil menunduk.
“henry? Yaaahhh elu gua mah ketemu sama dia tapi ga ketemu kunyuukk hiks” kata youngeun.
“HAH??? PABO YAAA!!! TRUS HENRYNYA MANA?” kata yeonmin ga nyante.
“gue biarin pergi..”
“AH ELU PABO BANGETTT!!!! Gue mah ga ketemu henry tapi ketemu kunyukk” kata yeonmin sambil nangis.
“ELU JUGA SAMA PABONYA GA NGIKET KUNYUKK!!” kata youngeun yang disusul oleh tangisan mereka berdua.
“HUAAA KITA BERDUA PABOOO” kata mereka berbarengan.
“kalian mending gue lebih tragis..” kata gaeul.
“kenapa eul?”
“gue GA KETEMU KI BUM!!” kata ga eul sambil nangis dan mengundang sunyi diantara mereka bertiga.
“YA IYALAAAHHH!! KI BUM GA DATENG KESINII!!” kata mereka bertiga gemes ngeliat kelakuan temennya.
“tragisan gue…” curhat youngri.
“kenapa ri?”
“sangkin pengennya ketemu icul gue foto sama tripleknyaaaa” kata youngri mulai menangis.
“trus yang parahnya lagi…” sambung youngri. “GUA MALAH KETEMU KYUHYUUUUNN” sekarang tangis membanjiri pipinya.
“LO JUGA PABO RI!!! Kenapa ga lu karungin kyuhyun?? Kan gue demen kyuhyun!!” protes gaeul.
“abisnya bukan icul siiihh”
“icul? Tadi gua ketemu icul..”
“TRUS DIMANA DIA??”
“di RSJ gara-gara ayan…”
“HUWAAAA KITA BEREMPAT PABOOO” tangis mereka yang membanjiri bandara seota, pesawat-pesawatpun gagal landing dan diadakan libur nasional karena banjir dari tangisan mereka berempat mengalahkan dahsyatnya tsunami di aceh (?)Akibat kehebohan itupun mengundang para wartawan yang langsung datang ke tkp dengan susah payahnya menggunakan getek.
Host : “ya, pemirsa! Bisa anda saksikan di belakang saya factor penyebab banjir bandang di kota Jakarta! Terdapat empat makhluk abstrak yang sedang melakukan ritual bersama!”
Youngeun : “heh sontoloyo! Kita ini bukan lagi ngelakuin ritual!!”
Host : “trus kalian ngapain?”
Youngri : “kita nangiiiiiiiiiiiiiisssssssss TT_____TT”
Host : “kenapa kalian nangis?”
Yeonmin : “abisnya ga bisa ketemu sujuuuu huaaa HENRYYYYYY”
Gaeul : “HUAAAA KI BUUUMM” (?)
Youngri : “HUAAAAA KANGIIINNNN” (?)
Youngeun : “HUAAAAAA KUNYUUUKKKK”
Yeonmin : “HUAAAAAA SULEEEEEEE” *makin ga nyambung*
Youngri : “HUAAAAA BRIPTU NORMAAANN”
Gaeul : “HUAAAAAA UDIN SEDUNIAAAAA”
Youngeun : “HUAAAAAAAAA CIRENG NENEEEEKKK” *oke ga nyambung banget*
Kyuhyun : “HUAAAAAAA SUNGMIIINNNN” (?)
Gaeul. Youngri, Youngeun, Yeonmin : “HUAAAAAAAAAAA ADA KYUHYUUUUUUUUNNNN”
Sungmin : “kenapa sih elu manggil-manggil gue? Pake acara nangis-nangisan lagi”
Kyuhyun : “kenapa yak? Gue sih ikut-ikutan aja..”
Henry : “hyung, ayo kita berangkat..”
Tiba-tiba ga lama kemudian ke dua belas anggota sujupun muncul dari balik sebuah bis yang cukup besar dan disana ke empat yeoja itu dapat melihat jelas ke dua belas orang yang sedari tadi mereka tangisi.
“HUAAAAAAAAAAAAAA SUJUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU” teriak mereka kompak kini perasaan mereka campur aduk, antara terharu, senang, sedih, duka, dan lara (?) yang jelas, setelah teriakan mereka itu ke dua belas anggota sujupun menuruni bis tersebut dan berjalan menuju ke empat yeoja itu. Sang reporter dan para penonton dirumah serta pembaca fanfic inipun terharu (reader: enggak ah thor, author: LO HARUS TERHARU *author di timpukin*). Ke dua belas orang itupun tersenyum kepada mereka berempat.
“kenapa kalian menangis?” kata leeteuk membuka pembicaraan dengan senyum angelnya itu yang mampu membuat plankton pingsan dan tak sadarkan diri (?)
“eta.. eta.. eta.. eta.. etaa..” kata yeonmin terbata-bata sangkin terpesonannya sama leeteuk.
“hahaha apa itu eta eta eta?” kata ryewook dengan tawa mengiringi ucapannya.
“kita nangis karena…” kata gaeul terputus
“MAU KETEMU KALIIIIIAAAANNN” kata mereka serempak.
Leeteukpun tersenyum melihat kelakuan keempat fans setianya itu dan memeluknya satu persatu. Anggota super junior yang lainpun datang menghampiri mereka dan memeluk mereka satu persatu. Dan dengan sukses yeonmin pingsan tepat di pelukan henry sehabis di peluk yesung. Karena panic, anggota suju dan ketiga temannya yang lainpun membawanya ke dalam bis.
4 Juni 2011, Istora Senayan
Yeonmin membuka perlahan kedua matanya dan mendapati dirinya di sebuah sofa yang nyaman dan terdapat banyak orang yang berlalu lalang membawa sejumlah peralatan make up.
“loh gue dimana?”
“akhirnya kamu bangun!” kata seorang yeoja cantik yang sangat dikenali oleh yeonmin.
“eh Min Ah!”
“iyaa kamu tau aku?”
“yadooonggg!!!”
“apa yadong??” kata eunhyuk tiba-tiba nongol di belakang yeonmin.
“loh Kunyuk! Jadi.. gue ketemu suju bukan mimpi…”
“tentu saja bukan!” kata donghae yang baru saja datang.
“nah ayo sekarang giliranmu!” lanjut donghae
“apa?”
“tentu saja dandan!”
“HA??? Gua ga suka dandan!!! Lagian buat apa??”
“sudahlah aku sudah tau, kau dan ketiga temanmu sering melakukan cover dance + sing kan? Aku udah liat videonya, kita akan nyanyi bersama ELF di tempat ini, lebih tepatnya di panggung ini!” kata donghae yang cukup membuat yeonmin ga percaya, gimana mungkin dia tau hobi cacatnya itu bersama ketiga temannya yang abstrak itu?? Belum sempat berkata-kata yeonmin sudah diseret ke meja rias dan di dandani.
Setelah selesai berdandan, ia menemui ke tiga temannya yang masih saja bengong seakan ga percaya, dan kini mereka berempat terlihat seperti orang yang ga punya harapan hidup.
“nah ayo!” kata siwon sembari menarik tangan mereka berempat.
Sungguh takjub mereka dengan pemandangan yang mereka lihat, lautan biru safir memadati setiap sudut ruangan Istora Senayan membuat sekujur tubuh mereka merinding. Mata mereka yang belo itupun semakin belo karena terbelak sangkin tidak percayanya.
“Ya ini dia Super Junior dan ELF!!” kata Edric Chandra, sebagai host.
Love oh baby my girl
Geudaen naui juhnbu nunbushige areumdawoon
Naui shinbu shini jushin suhnmul
Eunhyukpun mulai bernyanyi dan lagupun mulai mengiringi. Ke empat yeoja itu masih kagum tak percaya. Kemudian Eunhyukpun menarik tangan youngeun, Heecul menarik tangan youngri, kyuhyun menarik tangan ga eul, dan henrypun menarik tangan yeonmin. Merekapun di ajak berkeliling panggung dan ikut bernyanyi bersama.
Pyuhngsaeng gyuhte isseulge (I do) Nuhl saranghaneun guhl (I do)
Nungwa biga wado akkyuhjumyuhnsuh (I do)
Nuhreul jikyuhjulge (My love)
Semua ELFpun ikut bernyanyi, kini lautan biru safir itu berirama. Tangisan membasahi pipi setiap elf yang berada disana tak terkecuali yeonmin, youngri, youngeun, dan gaeul. Tak kuasa mereka membendung airmata dan kini bulir bulir bening membasahi pipi mereka. Kini mereka kembali di tengah panggung bersama bintang tamu KIMCHI lainnya, dan di akhir acara mereka semuapun berpegangan tangan.
Nawa gyuhrhonhaejullae? I do
Lirik terakhir yang dinyanyikan ryewookpun mengakhiri acara itu dan mereka semuapun membungkukan badan. Acarapun ditutup dengan balon biru safir yang menghujani Istora Senayan. Dalam tangis mereka, mereka percaya bahwa sebuah mimpi dan harapan itu adalah nyata.
End
Because I’m Fool
Author : Park Kyungjin
Genre : Romance
Type : One Shot
Main Cast : SHINee – Lee Taemin
f(x) – Park Luna
SHINee – Lee Jinki
f(x) – Choi Sulli
Other Cast : Other SHINee & f(x) member
a/n : FF pertamaku..
Jadi maaf ya kalau jelek sangat.. T_T
Buat eonni-eonni admin yang cantik dan baik hati,, trima kasih yang sebesar-besarnya..
+++
“Ha!! Ketahuan kamu ya,, celingak celinguk di ruang latihan kami.. Mau intip siapa hayo??”
Aish.. Sial..
“Anni,, noona.. Tadi aku kebetulan lewat di dekat-dekat sini..”, kataku pada Victoria noona. Aduh, malu skali rasanya ketahuan ngintip. Dan kulihat wajahnya sedikit mengerut mendengar penjelasanku.
“Memangnya kau mau kemana??” tanyanya dengan alis yang juga ikut berkerut.
“Emm.. Itu.. Mau ke ruangan manajer hyung..” kataku dengan sedikit ragu.
“Bukannya ruangannya ada di lantai bawah? Ini kan sudah di lantai 2, apa kamu lupa?”
Akhhh!! Pabo.. Bisa-bisanya otak bodohku ini mengeluarkan alasan yang sama sekali tidak bisa membantuku itu. Selanjutnya aku harus bagaimana menghadapi situasi seperti ini? Pabo!
“Oh, ne. Aku rasa aku salah jalan noona. Aku permisi dulu” Kali ini aku hendak memutar badanku, melangkahkan kaki, dan menjauh dari ruangan ini secepatnya. Aku tahu pasti Victoria noona tak akan percaya dengan penjelasanku. Namun baru beberapa langkah, Victoria noona kembali memanggilku.
“Taemin!!”
“Ne, noona??”
“Jangan bohong. Aku tahu, Taemin. Pasti kau kesini karena sengaja kan? Biar ku tebak, Luna?”
Bingo!
“Emm.. Anni.. Itu.. Noona..”
Well. Sekarang kurasakan keringat dingin meluncur dengan santainya di wajahku.
“Hahaha. Tak usah bohong, Taemin. Pasti kau suka sama Luna kan?”
Kali ini wajah kerutnya berganti dengan ekspresi geli. Dan aku sangat yakin kali ini pipiku memerah. Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah terlanjur menyembunyikan semuanya. Menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya kepada Luna. Ya, kurasa aku menyukainya.
“Ah noona, jangan begitu. Aku menyukai Luna sama halnya dengan aku menyukai personil f(x) yang lain.” kali ini kukatakan dengan sedikit tawa namun tetap dengan wajah yang terlihat meyakinkan. Dan tak lupa, segera beranjak pergi dari ruangan itu..
+++
(Luna P.O.V)
Melelahkan sekali. Setidaknya itulah yang kurasakan dan juga rekan segrupku. Kulihat pelatih kami sudah mulai mengemas barang-barangnya.
“Dengar semuanya. Besok kita berkumpul lagi di sini, dan mungkin besok adalah latihan terakhir kalian, mengingat minggu depan kalian sudah sibuk dengan promo album baru”
Entah mengapa kata-kata pelatih kami itu sedikit memberikan perasaan lega, mengingat perjuangan kami selama beberapa bulan ini untuk latihan akhirnya selesai juga. Namun sama sepertiku, personil yang lain cuma menanggapi dengan anggukan, kecuali Victoria eonni yang malah beranjak dari tempatnya menuju keluar ruangan. Dan sepertinya aku juga mau keluar sebentar untuk menghirup udara segar yang tak bisa kudapatkan di sini, sekalian untuk mencari minuman untuk membasahi tenggorokanku yang sudah kering.
Sebelum sempat membuka pintu, aku mendengar suara seorang namja yang sepertinya tidak asing di telingaku. Kuputuskan untuk berhenti sejenak sambil bersembunyi di balik pintu.
“Ne, noona??”
“Jangan bohong. Aku tahu, Taemin. Pasti kau kesini karena sengaja kan? Biar ku tebak, Luna?”
Sudah kuduga. Taemin. Namja menyebalkan itu lagi, mau apa dia ke sini? Sepertinya dia sedang berbicara dengan Victoria noona. Tapi, tunggu dulu. Luna? Itu kan aku.
“Emm.. Anni.. Itu.. Noona..”
Ku dengar namja itu kembali menjawab dengan suara terbata-bata. Tidak seperti biasanya dia begitu. Yang aku tahu dia itu sangat cerewet dan menyebalkan. Tapi apa hubungannya denganku? Jangan-jangan dia mau cari masalah lagi.
“Hahaha. Tak usah berbohong, Taemin. Pasti kau suka sama Luna kan?”
Hah? Apa-apaan Victoria eonni berkata seperti itu. Cih, bisa ku tebak apa reaksi Taemin selanjutnya. Pasti dia akan tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Victoria eonni sambil memasang ekspresi jijik. Mana mungkin dia yang selalu menyebalkan itu suka denganku. Aish. Lebih baik aku menjauh saja. Bisa-bisa kepalaku jadi panas mendengar tawanya yang sangat sangat menjengkelkan itu.
+++
(Taemin P.O.V)
Dorm SHINee.
Aku, Minho hyung dan Jonghyun hyung lebih memilih untuk bersantai di sofa. Suasana begitu hening sampai tiba-tiba Minho hyung mulai bicara.
“Hyung, bikinkan aku makanan. Aku lapar” katanya dengan perut yang dipegang.
“Ya! Kau mau keracunan kalau aku yang masak. Yang benar saja” balas Jonghyun hyung dengan seringainya yang khas.
“Ngomong-ngomong, Key hyung kemana? Biasanya dia yang masak”
“Hei jangkung, kau masak sendiri saja. Key belum pulang, dan bisa ku tebak makhluk stylish itu sekarang sedang memilih-milih baju di mall. Aigo, setelah ku hitung-hitung, ia sudah 5 jam di sana” ujar Jonghyun hyung.
Tak lama kemudian suara berisik muncul dari arah dapur.
“KYAAAAAA!! Hey makhluk jelek, bikin apa kau di dapurku!! Cepat pergi!!Aigo, jangan mendekat, KYAAAAA!!”
Yah. Teriakan Onew hyung kini menjadi pusat perhatian kami. Namun kali ini kami sudah tidak begitu kaget karena kejadian ini sudah amat sangat sering terjadi. Kadang kami geli juga, Onew yang wajahnya penuh dengan kharisma seorang leader itu tidak lebih dari seseorang yang takut dengan makhluk kecil bernama tikus. Aku sendiri juga tidak tahu kapan tikus itu muncul di dorm kami.
Aku tidak begitu tertarik membantu Onew hyung untuk mengusir tikus itu. Toh di usir pun dia akan kembali lagi. Aku kemudian membaringkan tubuhku ke sofa dan membenamkan wajahku dengan bantal.
Luna.
Tiba-tiba sosok itu kembali memenuhi pikiranku. Kurasa saat ini dia membenciku. Bagaimana tidak, tiap kali bertemu dengannya yang bisa kulakukan hanya menjahilinya. Dan terakhir kali aku menjahilinya, aku malah membuatnya menangis.
‘Gadis jelek. Gelang kamu bagus juga , sini biar kulihat!’
‘Jangan. Pasti kamu ingin menggangguku lagi bukan? Sudah kukatakan, aku tidak suka!’
‘Kamu ini berpikiran jelek saja, aku cuma mau lihat!’
Aku mencoba menarik gelang itu, namun ia tetap tak ingin memberikannya.
‘Sebentar saja!’
‘Jangan, Taemin!’
Dan yang terjadi selanjutnya, gelangnya putus. Ini semua betul-betul di luar dugaanku waktu itu. Yang kuingat, wajahnya tiba-tiba pucat. Kami terdiam cukup lama sampai akhirnya ia mulai berlari menjauh dari tempat itu. Dan kulihat ia berlari sambil menyeka air matanya.
Aku tahu gelang itu pemberian Onew hyung. Aku tak sengaja melihatnya saat Onew hyung memberikannya. Kulihat wajah Luna sangat senang waktu itu. Wajah yang tak pernah ia berikan saat berada di dekatku. Tapi kenapa ia mesti menangis saat gelang itu kurusak? Apa ia suka dengan Onew hyung dan sepertinya Onew hyung juga menyukainya. Lalu bagaimana denganku? Bukankah aku juga menyukainya? Aku sendiri juga heran, aku terus saja membuatnya merasa terganggu hingga membuatnya benci padaku. Bagaimana bisa aku melakukan itu semua padahal aku tahu bahwa aku justru menyukainya. Entah mengapa aku suka melihat wajahnya yang ditekuk saat menjahilinya, walau sebenarnya aku lebih suka melihat wajahnya yang tersenyum lepas saat menerima gelang itu.
Pabo. Taemin pabo.
+++
Besoknya di gedung SME.
Kulangkahkan kakiku dengan malas menyusuri koridor gedung ini. Seperti biasa, aku dan hyung-hyungku kembali ke gedung ini untuk latihan. Kesibukan kami sebagai boyband ternama tak pernah ada hentinya. Dari arah berlawanan kulihat Luna bersama dengan rekan girlbandnya beserta manajernya juga tengah berjalan menyusuri koridor. Baju kaos dan celana jeans selutut sudah menjadi ciri khasnya. Tanpa sadar Luna yang mulai berjalan mendekat terus saja kuperhatikan. Di sampingku kulihat Onew hyung tengah melemparkan senyum padanya. Ia menangkap senyuman itu, kemudian wajahnya mulai memerah namun tak lupa membalas senyum Onew hyung. Aku tak suka. Hatiku rasanya seperti teriris melihat pemandangan ini dan seketika pula pandanganku padanya berubah menjadi dingin.
Sesaat setelah itu pandangan kami bertemu, dan yang terjadi ia malah membuang muka dan mencoba mengalihkan pandangan dengan mengajak Sulli berbicara. Setidaknya itulah yang kulihat sampai ia benar-benar berlalu dari pandanganku.
+++
(Luna P.O.V)
Sesuai perkataan pelatih dance kemarin, ini adalah hari terakhir latihan kami. Hari ini latihan kami tidak begitu keras, bahkan selesai lebih cepat dari biasanya. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke dorm ditemani oleh manajer kami. Kami berjalan menyusuri koridor sambil sesekali memperbincangkan jadwal kami yang sangat padat bersama manajer. Namun dari arah berlawanan rombongan SHINee juga tengah menyusuri koridor, dan sepertinya mereka ingin latihan di ruangan mereka yang terletak di lantai atas ruangan kami.
Namja yang menyebalkan itu. Diam-diam ia kuperhatikan dengan ekor mataku dan tak lagi menyimak kata-kata manajer dengan baik. Dan kurasa ia juga sedang memperhatikanku. Saat kucoba untuk memastikannya, yang kulihat malah senyuman Onew oppa. Aigo, namja yang satu ini manis sekali. Ia juga baik skali padaku. Beda skali dengan Taemin. Ah, untuk apa aku memikirkan namja jelek itu. Lebih baik aku membalas senyum Onew oppa, dan kurasa pipiku mulai memanas. Namun entah mengapa pandanganku langsung kutujukan pada Taemin, dan memang benar. Ia sedang melihatku, tapi dengan tatapan dingin. Aish. Dia itu kenapa? Apa aku punya salah sampai ia harus memperlakukanku seperti itu? Dari pertama kali ku kenal ia sama sekali tak pernah berperilaku manis di hadapanku.
Pernah suatu ketika ia merusak gelang pemberian Onew oppa dan membuatku menangis. Aku sendiri juga menyesal telah menangis di hadapannya. Namun aku bingung, sebenarnya aku menangis karena apa? Apa karena ia telah merusak gelang pemberian Onew oppa yang selama ini baik padaku atau karena aku sendiri sudah tidak tahan dengan kelakuannya yang keterlaluan itu? Aneh, meskipun ia sering membuatku jengkel, sedikit pun aku tak pernah menyimpan rasa benci padanya. Aku bahkan mengharapkannya juga bersikap manis seperti Onew oppa.
Aigo. Luna, kau ini kenapa? Bisa-bisanya kau berpikiran seperti itu. Tidak mungkin.
Kuputuskan untuk memalingkan pandanganku darinya dan mencoba mengajak Sulli berbicara. Aku sudah tidak tahan dengan tatapan dinginnya.
Setelah rombongan SHINee itu melewati kami, Sulli setengah berbisik padaku.
“Eonni, aku suka Taemin oppa”
“Apa?” kataku memastikan.
“Ssssthh. Jangan keras-keras eonni. Cuma eonni yang tahu. Iya, saya suka Taemin oppa”
“Oh, ne. Kalau begitu, kau coba saja dekati dia”
“Aku takut. Kalau dia tidak suka denganku bagaimana?”
“Apa salahnya kalau dicoba. Wah, aku sama sekali tidak menyangka..”
“Sssssttth. Jangan keras-keras. Aku malu eonni”
“Oh, mian Sulli. Ya sudah, kau harus semangat ^^”
“Gomawo eonni ^^”
Wajah Sulli kini memerah. Aku cukup kaget dengan pernyataannya. Tapi kenapa aku jadi sedih? Ya! Luna, kau ini ada-ada saja. Harusnya kau turut bahagia dan membantu Sulli. Tak terasa kami sudah sampai di depan gedung dan langsung manaiki van kami menuju dorm.
+++
(Taemin P.O.V)
Kami sudah latihan selama 1 jam dan pelatih kami memberi instruksi untuk beristirahat sejenak. Senyuman Onew hyung dan Luna tadi, aku jadi mulai penasaran dan memberanikan diri bertanya pada Onew hyung yang sedang duduk sendiri di pojok ruangan.
“Hyung..”
“Wae Taemin?” katanya sambil menutup kedua matanya. Sepertinya ia sangat kelelahan.
“Apa hyung suka dengan Luna?”
Seketika ia membuka matanya dan terlihat kaget. Namun akhirnya ia memjawab pertanyaanku.
“Oh, itu. Saya juga tidak tahu pasti kapan perasaan ini muncul. Dan yang kutahu, aku senang ada di dekatnya. Tapi, aku tidak yakin kalau dia punya perasaan yang sama denganku”
“Hyung, saya rasa dia juga menyukaimu”
Dan juga membenciku.
Ia terlihat senang dengan perkataanku barusan, dan sedetik kemudian aku mulai menyesal telah memberinya harapan.
“Oh ya? Tapi, darimana kau tahu?” katanya dengan tatapan penuh selidik.
Gawat. Jangan sampai dia tahu kalau selama ini aku sering memperhatikannya, mendapatinya menemui Luna secara diam-diam.
“Oh, itu hyung. Tidak sengaja aku melihat hyung senyum ke Luna waktu berpapasan tadi. Dari situ sepertinya aku sudah bisa menebak perasaan hyung ke Luna”
Fiuhh. Kali ini otak bodohku bisa berguna juga.
“Mwo? Aish, malu rasanya. Tapi sudahlah, untuk saat ini hanya kau saja yang tahu ya” ku lihat wajahnya bersemu merah.
Aku tidak bersemagat menanggapi permintaannya. Aku rasa aku sedang patah hati. Namun tak lama kemudian Onew hyung berbisik kepadaku.
“Taemin, kurasa sudah saatnya aku mengutarakan isi hatiku ini ke Luna”
Deg. Mendengar pernyataannya kali ini membuatku merasa tercekik.
“Oh. Kapan hyung?”
“Sore ini juga. Aku akan cari waktu yang tepat di sela-sela gladi nanti sore”
Aku cuma bisa menanggapinya dengan senyuman yang kupaksakan.
+++
(Luna P.O.V)
“Ingat ya, sebentar sore aku akan jemput kalian di sini. Jangan terlambat”
“Ne, eonni” jawab kami hampir bersamaan, dan tak lama kemudian mobil van kami menjauh bersama manajer, meninggalkan kami yang akhirnya berjalan dengan gontai menuju dorm.
Yah, begitulah kami. Dipenuhi dengan berjuta kesibukan. Seperti kata manajer tadi, sebentar sore akan ada gladi untuk Dream Concert besok. Di konser besar itu tidak hanya kami yang tampil. SNSD, SHINee, Super Junior, dan artis-artis ternama bawahan Lee Sooman lain yang malas kuingat satu-satu juga akan tampil. Untungnya kami sudah sering berlatih hingga kami juga tak perlu terlalu khawatir dengan penampilan kami nanti.
Setelah sampai di kamar, kulempar tas jinjingku dengan asal ke sudut ruangan, kemudian dengan sigap ku rebahkan tubuhku yang lumayan berisi ini ke tempat tidur.
Bayangan namja itu muncul lagi. Lee Taemin. Aku masih saja terus bertanya-tanya tentang dirinya. Dirinya yang seperti membenciku. Perlakuannya kepadaku selama ini sangat berbeda dengan perlakuannya ke orang lain, yang dengan tanpa sengaja memberikan kesan lain di hatiku.
Apa aku menyukainya?
Ah. Jangan bodoh Luna. Perasaanmu itu hanya omong kosong saja.
Dan selanjutnya pertanyaan-pertanyaan lain muncul dan memenuhi kepalaku hingga akhirnya membuatku tertidur.
+++
Kami mendapat giliran pertama untuk tampil di konser ini. Aku pun melangkahkan kakiku menuju tangga dan turun dari panggung raksasa ini. Rasanya agak letih juga padahal kami hanya membawakan satu lagu namun sungguh menguras tenaga. LA chA TA.
Tak lama setelah kami menuruni panggung, terdengar suara musik pembuka Ring Ding Dong. Oh, sepertinya SHINee mendapat giliran tampil setelah grup kami. Dari samping panggung dapat kulihat kelima namja berbakat itu tengah serius menghayati lagu mereka ditambah dengan gerakan dan ekspresi yang kuyakin dapat membuat noona-noona yang melihatnya jadi tak bisa tidur.
Lincah. Gesit. Lentur. Dan memukau.
Itulah kesan yang bisa kuberikan saat melihat si maknae itu bergerak mengikuti alunan lagu. Aish. Namja itu. Lagi-lagi aku menyadari diriku sedang memperhatikannya. Luna, kau semestinya sadar. Buat apa kau terus memperhatikannya yang sudah sangat jelas membecimu.
Akhirnya aku tersadar dari lamunanku saat mendengar suara tepuk tangan dari para crew. Sepertinya SHINee sudah selesai gladi dan dari belakang panggung terlihat eonni-eonni SNSD tengah bersiap-siap.
Aku memutuskan untuk pergi mencari rekan-rekan segrupku yang tadi terpisah denganku. Nah, itu dia. Aku menangkap sosok Sulli dan berjalan mendekat namun kemudian langkahku kuhentikan saat melihatnya tengah menghampiri seorang namja.
Ternyata Taemin. Aku baru ingat kalau ternyata Sulli menyukai Taemin. Dan dalam jarak yang tidak begitu jauh ini aku dapat melihat mereka berdua tertawa dengan sangat lepas. Aku jadi semakin yakin kalau si maknae itu betul-betul membenciku, dan sepertinya ia juga menyukai Sulli. Bagaimana tidak. Namja manapun pasti akan jatuh hati pada yeoja secantik Sulli.
Kurasakan ponselku bordering. Ternyata ada pesan.
Luna, bisakah kau ke koridor dekat toilet sekarang?
Ada yang ingin kubicarakan.
Ternyata dari Onew oppa. Apa sebenarnya yang ingin dia bicarakan di tempat yang lumayang sepi itu? Kenapa perasaanku jadi tak karuan seperti ini, padahal ini bukan pertama kalinya Onew oppa mengajakku bicara di tempat sunyi tanpa ada yang tahu. Ah, lebih baik aku segera ke sana.
+++
“Oppa?”
“Eh, Luna. Mian mengganggumu sebentar, tapi ada hal penting yang ingin kubicarakan”
“Bicara saja oppa, tak usah sungkan begitu”
“Oh, ne. Mmmmm…….”
Aneh. Tak biasanya Onew oppa segugup itu. Ada apa sebenarnya.
“Ada apa oppa?”
“Luna, mianhae. Saranghae”
Apa? Aku yakin aku tak salah dengar. Saranghae? Aduh, bagaimana ini? Aku mendadak menjadi patung, diam membisu. Aku tak menyangka ia mengatakannya, langsung tanpa ada embel-embel sedikitpun. Aku betul-betul tak tahu harus bersikap apa untuk menghadapi situasi seperti ini sampai akhirnya ia kembali membuka mulut.
“Luna, aku tahu kalau aku terlalu terburu-buru, tapi, bisakah aku menjadi seseorang yang memiliki hatimu?”
Taemin. Entah mengapa saat ini yang muncul di kepalaku hanya bayang-bayangnya, padahal di depanku sudah jelas ada seseorang yang dengan tulus mengharapkan cintaku. Tidak, Luna. Tidak seharusnya kau memikirkan namja itu. Namja itu lebih menyukai orang lain. Kau hanya membodohi dirimu dengan angan-anganmu itu.
“Ne, oppa”
Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. Ya. Aku menerimanya. Hidupku mungkin akan lebih bahagia bila bersamanya. Sudah saatnya aku berhenti untuk memikirkan namja menyebalkan itu.
Dengan seketika Onew oppa memelukku. Aku hanya bisa membenamkan kepalaku di dalam dekapannya, berharap keputusan yang ku ambil ini sudah tepat.
+++
(Taemin P.O.V)
Aku tengah asyik bercanda dengan Sulli namun tiba-tiba aku menangkap sosok Luna yang sedang tergesa-gesa.
“Sulli, aku permisi ke belakang sebentar ya”
“Ne, oppa” katanya dengan senyum yang begitu manis.
Aku meninggalkan Sulli dan bergegas mengikuti Luna. Aku terus saja mengikutinya hingga akhirnya ia berhenti di ujung koridor dan menyapa seorang namja yang kelihatan menunggunya. Aku memilih bersembunyi di belokan koridor yang tak jauh dari tempat mereka.
“Oppa?”
“Eh, Luna. Mian mengganggumu sebentar, tapi ada hal penting yang ingin kubicarakan”
Oh, ternyata lagi-lagi ia menemui Onew hyung secara diam-diam.
“Luna, mianhae. Saranghae”
Deg. Onew hyung menyatakan perasaanya ke Luna. Aku mendengarkannya dengan perasaan yang tercabik-cabik.
“Luna, aku tahu kalau aku terlalu terburu-buru, tapi, bisakah aku menjadi seseorang yang memiliki hatimu?”
“Ne, oppa”
Jawaban itu seketika membuat tubuhku dingin dan saat kucoba untuk mengintip lagi, ia sudah ada dalam pelukan Onew hyung. Cukup. Aku sudah cukup hancur sekarang.
Kuputuskan untuk berbalik dan pergi menjauh, namun setelah kuputar tubuhku dengan susah payah dan belum sempat melangkahkan kakiku, kulihat sesosok yeoja yang tengah menatapku nanar. Sepertinya ia sudah ada di tempat itu sejak lama tanpa ku sadari.
“Apa yang kau lakukan Sulli?”
“Aku yang harusnya bertanya kenapa oppa begitu tertarik membuntuti Luna eonni. Kau menyukainya?”
“Anni, Sulli. Anni!”
Jawabku dengan gugup dan keringat yang kini bercucuran di wajahku.
“Jangan bohong, oppa. Aku sudah sering melihatmu begini. Oppa, kenapa kau lebih suka mengejar yeoja yang jelas-jelas menyukai orang lain. Buktinya, sekarang ia sudah menjadi milik Onew oppa. Tidakkah kau tahu kalau ada seseorang yang lebih membuka perasaannya untukmu?”
Kulihat setetes air mata membasahi pipinya. Ah. Bodohnya aku ini. Sudah dua kebodohan yang kulakukan sekaligus. Pertama, aku tidak berani menyatakan perasaanku kepada yeoja yang kusuka hingga akhirnya ia menjadi milik orang lain. Kedua, aku malah membutakan mataku padahal selama ini ada seorang yeoja yang tulus menerimaku dan sekarang aku malah membuatnya menangis. Pabo.
Aku tidak ingin melanjutkan kebodohan ini. Tanpa pikir panjang ku tarik ia dalam pelukanku dan kubiarkan ia menangisi kebodohanku ini. Sulli, menangislah sampai puas. Tapi setelah ini, aku tidak akan membiarkanmu menangis karena kebodohanku lagi.
THE END
With My Love.. ( Secret )
Author : Jung_Pennie
Tittle : With My Love.. ( Secret )
Length : Oneshoot
Genre : Angst / AU
Rating : G, PG-13
Cast :
-
Jihyun ~Fiction Cast~
-
Seohyun ~SNSD~
-
Yonghwa ~ C.N.Blue~
Other Cast :
04 OCTOBER
Sekuat tenaga, tanpa henti dan bahkan dengan nafas yang yang terengah-engah, aku berlari, angin dingin musim gugur menembus tulangku, mengalahkan helai tipis bajuku. Aku tidak peduli. Aku harus mencarinya. Aku harus melihatnya, bahkan untuk yang terakhir kalinya. Meski pahit.
Mana dia? Mana?
Belokan terakhir menuju jalan ke Incheon Airport. Dalam gelap, aku menangkap bayangannya, kemudian sosoknya dan terakhir wajah tanpa ekspresinya. Dari kejauhan terdengar suara pesawat yang terbang meninggalkan landasannya.
Perih. Berdenyut.
Jantungku berdetak keras. Airmataku meledak dalam amarah. Sedang apa dia disana? Dia seharusnya berada didalam pesawat sekarang.
“Kenapa tidak pergi?” teriakku dengan perasaan yang campur aduk.”kenapa duduk disana?” mataku panas dan sembab.
Ditolehkannya kepalanya kearahku. Dalam jarak tiga meter itu, matanya tak tampak bercahaya. Seulas senyum yang terkesan dipaksakan tersungging dibibirnya, lalu dia menjawab dengan suara pelan, “Dia tidak mencintaiku.”
“Bohong. Aku tahu segalanya. Dia mencintaimu, Seohyun Onnie mencintaimu.” Suaraku tidak pelan. Suaraku menggaung di sekitar kami.
Senyumnya kembali terlihat. Senyum pahit yang dipaksakan damai. “Jihyun-ah, terkadang.. hal yang kita pikir seharusnya kita lakukan itu, bukanlah yang sebenarnya harus kita lakukan.”
Angin dingin kembali berhembus, aku diam dalam kebodohan.
***
04 November
Salju turun lagi, dalam balutan sweater dan syal tebal ini, aku memandang sendu kearah rumah kosong dihadapanku. Satu bulan setelah kepergian Seohyun Onnie ke Jepang, Yonghwa Oppa memilih pindah ke Apartemen lamanya. Apartemen tempat ia tinggal sebelum mengenalku, tempat ia besar bersama Ayah dan Ibunya. Apartemen tanpa kenangan Seohyun Onnie.
Aku melangkahkan kaki-ku dua kali kearah depan. Tepat didepan pintu pagar rumah yang disewa Yonghwa oppa. Ingatanku melayang cepat pada saat pertama kali aku mengenalnya.
Flashback
“Onnie, sudah tenang saja, aku yang akan mengambilkan bonekamu. Tenang ya..! kumohon..!” kedua tanganku terkatup, dengan tampang memelas aku memohon agar Seohyun Onnie tidak menangis lagi. Ini salahku, tidak seharusnya aku bermain baseball menggunakan boneka Keroronya. Akibatnya boneka itu terbang ke rumah tetangga baru kami. Kalau tidak kuambil maka Seohyun Onnie bisa menghasilkan se-liter penuh airmata murni dikamar kami.
“Tapi, bagaimana kalau tetangga kita itu galak?” isaknya disela tangis. “bagaimana kalau kau dimarahi?”
Aku tidak tahan melihat wajah polos Onnie menangis begitu. Galak juga harus kuambil bonekanya. “Kwaenchana, Onnie. Akan kuambil bonekanya apapun yang terjadi.” Sambil menggenggam tangan Seohyun Onnie, aku tersenyum menjanjikan.
Pelan-pelan, pagar yang kupanjat tidak tinggi, tapi tetap mengerikan. Ini bukan salahku, dan pemilik rumah ini tidak boleh menganggapku maling. Dia yang tidak menjawab panggilanku dari tadi. Aku kesini hanya untuk mengambil boneka Onnie, setelah itu aku akan keluar tanpa mengambil atau menghancurkan apapun miliknya. Yah…
Sedikit lagi, OMO, kenapa kaki yang pendek selalu tidak menguntungkan? Jari-jari kaki-ku berusaha meraih pijakan dilantai, beberapa kali mengayun dengan tangan menggantung di ujung pagar. Yah, tuhan.. kalau bukan karena boneka Onnie, aku tidak mau bertingkah seperti monyet begini. Apa yang akan dikatakan orang kalau melihat ku bergelantungan begini? Ckckck…
“Kau sedang apa?”
Sebuah suara mengalir masuk kedalam lubang telingaku. Jantungku berhenti berdetak sejenak mendengar suara tersebut. Kepalaku memaksa menoleh kearah suara ringan yang menyapaku tadi.
Dan itu Dia..
End Of Flashback
Jejak kaki seseorang tertinggal didepan pagar rumah itu, disampingnya tergeletak sebuah amplop putih. Aku menjongkok disana. Telapak tanganku menyentuh jejak kaki yang membekas dalam timbunan salju tersebut. Ada hangat dalam dingin salju itu. Untuk hari ini dan waktu ini, hatiku merasakan sesuatu.
Perih.
***
24 December
Sesuatu yang ada didalam hatiku yang mendorongku melakukan ini. Untuk bunyi bel yang ketiga kalinya dan pintu terbuka.
“An..Annyeong..” Ucapku terbata. Yonghwa Oppa agak terkejut, kemudian ia tersenyum dan mempersilakanku masuk. Aku menegang.
“Bagaimana kabarmu?” tanyanya sambil memberikanku secangkir coklat panas. “diluar dingin sekali, ah, kau tidak merayakan malam natal bersama temanmu?” tanyanya.
“aku tidak. Tidak. Tidak.. ng..” harus kuulangi sekali lagi, aku menegang. Urutan kata-kataku kacau. Yonghwa Oppa menatapku bingung, kemudian ia tertawa. Tertawa dengan suara yang kurindukan.
“Apa yang kau katakan? Ah, otakmu pasti sudah mendingin karena udara diluar.” Ia mengacak-acak rambutku dengan tangannya. Dengan tangan hangatnya. “ayo, minum dulu coklatnya,” pintanya.
“Ah, di kulkas masih ada Cheese cake yang kubeli semalam, kau mau?”
Aku mengangguk.
Nyanyian-nyanyian kudus terdengar dari gereja di ujung jalan, dari balkon apartemen ini, pemandangan kota pada malam natal terlihat jelas. Bahagia. Bahagia, seperti diriku saat ini. Disampingku, Yonghwa Oppa sedang menatap pohon natal di depan apartemennya. Wajahnya agak kurus, dan rambutnya tidak di-tata seperti dulu, namun begitu, wajahnya tetap terlihat bagai malaikat. Sama seperti saat pertama kali aku melihatnya. Wajah malaikat yang kuingat dalam memoriku selama ini.
“Oppa..” panggilku.
Dia bergumam dan menoleh menatapku, “ne?” kedua matanya membulat menanti kalimatku.
“kenapa kau tidak pergi ke Jepang bersama Seohyun Onnie?”
Dia lama dalam diam. Kemudian sebuah senyum menghias wajahnya. Senyum yang sama seperti saat malam keberangkatan Seohyun Onnie. “Kau lupa, aku sudah pernah mengatakannya padamu, Ada hal yang harus kita lakukan, dan terkadang hal yang kita pikir seharusnya kita lakukan itu, bukanlah yang sebenarnya harus kita lakukan.”
“Oppa, aku tidak jawaban seperti itu. Aku tahu kalian dekat. Seohyun Onnie menyukaimu, dan kau.. kau..”
“Aku juga?” Ia menatapku, “ lalu bagaimana dengan dirimu?”
Aku diam. Detakan jantungku mengeras, apa yang harus kujawab? “Aku? Aku tidak..”
“Tidak apa-apa?” pertanyaannya tajam memotong ucapanku. “ sungguh tidak apa-apa?”
“Jangan memikirkan hal lain, pikirkan kalian berdua saja.” Tidak. Tidak.. aku tidak ingin pertemuan hari ini berakhir dengan jawaban bahwa akulah yang membuat mereka berpisah. Membuat mereka berdua yang kusayangi menderita. Itu lebih menyakitkan dari apapun.
“Pada akhirnya semua ini bukan hanya milikku dan Seohyun. Tidak akan pernah menjadi milikku dan Seohyun.”
“lalu.. kalau saja itu bukan Seohyun Onnie, kalau saja itu aku?” Yonghwa Oppa menatap lekat kedalam mataku. Debaran jantungku membuatku sulit bernafas. “bagaimana?”
Entah sejak kapan, entah apa yang terjadi, entah apa yang saat ini kupikirkan, yang kurasakan adalah kedua lengannya melingkar dipinggangku, membawaku kedalam pelukannya, dan lalu sebuah bisikan terngiang ditelingaku, “Ada hal yang harus kita lakukan, dan terkadang hal yang kita pikir seharusnya kita lakukan itu, bukanlah yang sebenarnya harus kita lakukan. terkadang hal yang kita pikir seharusnya kita lakukan itu, bukanlah yang sebenarnya harus kita lakukan. Mianhae, Jihyun-ah..”
Segalanya meledak. Aku menangis. Airmataku keluar tanpa henti dan aku terisak-isak dalam dekapannya. Tak perlu kukatakan, tak perlu kusembunyikan, dia mengetahui segalanya jauh sebelum aku berterus terang. Dia tahu aku mencintainya. Dan aku mengerti kenapa satu-satunya jawaban yang ia berikan hanya kalimat tersebut—terkadang hal yang kita pikir seharusnya kita lakukan itu, bukanlah yang sebenarnya harus kita lakukan.
Pengertian yang membuatku sesak.
***
17 January
“Oppa, biar aku yang mengangkatnya sendiri.” Kurebut tas ranselku dari tangan Yonghwa Oppa. “ Sini.”
“Kau bisa tambah pendek kalau mengangkat yang berat-berat seperti itu, Jihyun-ah..” Yonghwa Oppa tersenyum meledekku. Aku hanya meleletkan lidahku.
Awal Januari, aku pindah kerumah Yonghwa Oppa. Aku akan berusaha melaksanakan tugasku sepenuh hati. Aku akan berusaha..
“Oppa, kau mau makan sesuatu? Akan kumasakkan. Kau tunggu saja dikamar.” Tawarku pada Yonghwa Oppa.
“Ya, Seo Jihyun, aku ini hanya anemia biasa. Kenapa aku harus makan dikamar?”
“Ne, Yonghwa-ssi, kau hanya anemia biasa, tapi kau benar-benar butuh istirahat, jika tidak, maka anemia biasamu akan menjadi anemia yang tidak biasa.”jawabku pada pertanyaan Yonghwa Oppa seraya mendorong tubuhnya masuk kedalam kamar.
***
14 March
“Tidak..” bisik Yonghwa Oppa, “ aku tidak butuh kedokter. Anemiaku hanya kumat, dan aku hanya butuh tidur.” Bisikannya membuatku memperkuat genggaman tanganku pada tangannya. Aku tak punya jwaban atau tindakan apapun. Hanya berusaha mengiyakan. Aku harus berusaha sampai akhir.
“Jihyun ah, terima kasih kau begitu baik terhadapku.” Aku mengangguk. Dan Yonghwa Oppa pun tertidur. Kutatap wajahnya, wajahnya tetap seperti malaikat. Sama seperti pertama kali aku melihatnya. Wajah orang yang kucintai. Kubelai lembut wajahnya. Untuk segala perasaanku yang tumpah ruah selama ini, bibirku menyentuh bibirnya untuk yang terakhir kali, dan lalu sebuah bisikan untuknya, ”Saranghae.”
Dengarkah Ia?
***
30 March
“Yonghwa Oppa, ini hari ke tujuh pernikahan Seohyun Onnie. Dia terlihat cantik pada saat pesta pernikahan kemarin. Gaun putihnya begitu anggun. Kyuhyun Oppa juga tampan sekali, tapi menurutku.. kau lebih tampan.” Kuletakkan karangan bunga yang kubawa di depan fotonya.
“Oppa, kau tahu? Aku sudah menceritakan semuanya kepada Seohyun Onnie. Tepat sehari sebelum pernikahannya. Malam itu ia menangis semalaman, ia bahkan tertidur dalam tangisannya sambil memelukku.”
“aku juga memberitahunya arti dari ucapanmu.”
Terkadang hal yang kita pikir seharusnya kita lakukan itu, bukanlah yang sebenarnya harus kita lakukan.
“Kau bodoh, tidak seharusnya kau takut mencintai seseorang karena penyakitmu.” Gumamku. Sesuatu yang kutahan selama ini mengalir keluar, kepedihanku. “kau pikir karena penyakitmu Seohyun Onnie tidak akan bahagia bersamamu?” tetes demi tetes semuanya mengalir. Sesak. ”Kau pikir dengan memendam semua itu sendirian, kau bisa pergi dengan tenang?”
“Bahkan aku yang bertepuk sebelah tangan ini, merasa bahagia dapat bersamamu selama yang kau bisa.” Tangisku pecah. “Bodoh, kalau kau pikir aku tidak tahu, kau salah, Oppa.” Tangan kananku menghapus airmata diwajahku. “aku menemukan kertas diagnosa penyakitmu saat kau pindah—kanker otak stadium 4? aku ketakutan setengah mati, aku berharap kertas itu bukan punyamu.”
“Aku bohong padamu ketika kubilang Appa mengusirku dari rumah. Aku ingin menjagamu. Aku tak ingin kau pergi dalam kesepian.”
***
Musim semi bulan Maret, Yonghwa Oppa membuang napas dan tertidur dalam damai. Seohyun Onnie menikah dengan Kyuhyun Oppa, tunangannya yang sejak dulu tinggal di Jepang. Lalu aku..? Aku mengubur cintaku bersama Malaikatku, berharap ia akan kekal bersamanya .
—oOo—
Remember me!
Author : mumuturtle
Tittle :
Dostları ilə paylaş: |