Dengan susah payah, aku mencoba untuk berdiri meski tangan kananku harus bertumpu pada lutut karna pinggangku yang masih sakit. aku ada dimana ya?
Ketika aku membalikka badan, sebuah pemandangan membuat kedua sudut bibirku tertarik keatas membentuk seulas senyum bulan sabit. Ternyata di depanku adalah sebuah Glasses House yang cukup besar, dan aku sedang berhadapan pada kamar berdinding kaca transparan.
Di dalam kamar itu terdapat sebuah tempat tidur dengan bed cover biru, yang membuatku terkesima adalah seorang pemuda yang sedang terlelap dengan damainya seperti Arcangel. Dia seakan memendarkan aura yang mampu menjeratku untuk memujanya.
Lama menikmati pesonanya, tiba tiba ia berbarik ke arah kiri seakan membiarkanku untuk mengetahui angle yang berbeda dari seorang Archangel.
Ahh… kenapa jantungku tiba tiba berdetak liar, apakah ini ciri ciri orang jatuh cinta yang biasa ku tonton di drama drama? Ah, tidak mungkin, aku belum pernah merasakanya.
Aku sadar, aku benar benar menginginkanya. Bukankah aku punya “kiss kiss kiss” tapi bagaimana bisa? Aku tidak tahu namanya. Mana mungkin aku tulis Archangel atau orang yang tidur di depanku. Aku benar benar trauma dengan kejadian sapi itu -__-
Tiba tiba sang Archangel itu menggeliat pelan, refleks aku pun segera lari dari sana. Bisa panjang urusanya kalau aku ketahuan mengintip, tapi salah sendiri kenapa dinding diganti jadi kaca, jadi bukan sepenuhnya salahku kan? Dia menyuguhkan dan aku menikmatinya…
~*~*~*~
Setelah kejadian semalam, aku benar benar terbayang akan sosok Archangel itu. rasanya aku ingin ke tempat itu lagi, meskipun kemarin aku harus berjalan 500 meter jauhnya dari jalan raya dan itu cukup melelahkan.
Namun, menikmati pendaran pesonanya bagaikan heroin yang menjalar cepat ke setiap sel otakku.
Sampai sekarang, melihat guru bahasa jerman setengah botak yang sedang mengoceh dengan bahasa seperti kumur kumur itu dalam bayangan yang ku lihat adalah sang Archangel kemarin sedang menerangkan bahasa nurani melalui karismanya. Oh Ayah… virus aneh apa yang menyerang anakmu ini??!!!
Lamunanku buyar ketika guru bahasa jerman itu mengetuk ngetukan penghapus kayu ke papan tulis. aku menggelembungkan pipi, Ku tumpukan kedua siku di atas meja kemudian ku topang dagu lalu mengarahkan pandangan ke luar kelas. begini lebih baik dari pada melihat silaunya botak guru bahasa jermanku itu.
Tiba tiba terdengar derap langkah kaki yang ramai, dan satu persatu siswa berseragam olah raga lewat di lorong depan kelas. ah, sepertinya aku gila betulan karena seseorang tampak sangat mirip dengan Archangel kemarin.
Dalam bayanganku, adengan dimana orang yang mirip itu melintas di depan pintu terputar bagai Slow Motion di drama drama. Semakin ku perhatikan, wajahnya semakin mirip. Ku kucek kedua mataku, lalu ku amati lagi orang yang sudah melintas di sebelah jendela dan…
“ARCHANGEL??!!!” pekikku kaget, sejurus kemudian langsung ku tutup mulutku karna pria tua yang berprofesi sebagai guru jerman itu memelototiku seakan matanya hendak keluar.
Apa tadi aku tak salah lihat, astaga Nana kemana saja kau selama ini?!!
TEEETTTTTHHHHH….
Bel surga istirahat menggema di setiap sudut ruang kelas, semua murid dengan kompak menutup buku dan guru jerman yang kolot itu pun keluar. Langsung saja aku melompat dari bangku kemudian berlari ke arah Maeri yang sedang menyusun buku di tempatnya. Mungkin dia tahu sesuatu tentang Archangel itu, dia kan cukup popular.
Bertepatan ketika aku menepuk pundak Maeri, terdengar suara derap langkah yang ramai dan berirama cepat. Tak lama kemudian segerombolan orang lewat di depan lorong kelas kami.
Maeri yang penasaran langsung menghambur ke arah pintu dan aku pun mengikutinya.
“ada apa?!” Tanya Maeri setelah menarik seseorang dari kerumunan itu.
“Kim Jonghyun SHINee datang dan dia sedang memberi pelatihan kusus pada club Taekwondo” teriak murid itu dengan antusias.
Maeri menarik tanganku, mengisyaratkan agar ikut lari dengan gerombolan tadi. Segera ku sambar ranselku, kemudian mengikuti ajakan Maeri.
~
Sesampainya di tribun GOR pelatihan Taekwondo, suasana riuh terdengar sangat heboh dan sebagian besar penonton adalah wanita. Teriakan mereka sungguh dahsyat kawan kawan.
“mereka norak sekali, seperti tak pernah melihat pria tampan saja” cibirku
Sebenarnya aku kesal, karna tubuhku yang tergolong pendek sangat susah melihat seseorang bernama Kim Jonghyun itu. padahal sudah melompat setinggi yang aku bisa. namun sesaat kemudian sebuah ide melintas di kepalaku.
Dengan mudahnya tubuh mungilku menyusup di sela sela mereka, ketika aku berada di barisan paling depan yang terhalang pagar pembatas disitulah aku dapat melihat Kim Jonghyun dengan jelas.
“AAAAAAA!!!! Kim Jonghyun tampan sekali” teriakku heboh bersamaan dengan siswi lainya.
“jadi sekarang siapa yang norak melihat pria tampan” sindir Maeri yang sudah berada di belakangku, aku pun hanya membalasnya dengan cengiran kuda.
Dan lagi lagi, sebuah bola lampu hemat energi menyala di atas kepalaku. Dengan susah payah aku keluar dari kerumunan kemudian duduk di bangku tribun yang agak sepi karena semua penonton berhamburan di sekitar pagar pembatas depan tribun.
Ku buka tas ranselku, kemudian ku keluarkan Box Kiss Kiss Kiss. Sesaat ku edarkan pandangan ke sekeliling, setelah yakin tak ada yang memperhatikan segera ku buka kotak itu.
astaga, ternyata tulisan sapi panggang kemarin terhapus. ajaib. Dan jika kemarin di sudut kanan kotak tulisan “Kiss Kiss Kiss” berwarna merah menyala, kini satu tulisan Kiss warnanya meredup jadi abu abu. Sepertinya itu efek permintaanku kemarin, sayangnyaaaaaa…
sekali lagi ku lirik sekeliling, sepertinya semua perhatian orang masih tertuju ke tengah Gedung. Dengan gerakan cepat ku poles lipstik di bibirku, kemudian ku tulis nama ‘Kim Jonghyun’ di cermin box .
aku tersenyum lebar setelahnya, apakah Kim Jonghyun benar benar datang ke hadapanku?. Ku tutup kotak itu lalu ku masukkan ke dalam tas, sejurus kemudian aku merasakan hal yang aneh. Kemana teriakan heboh gadis gadis tadi?
Ku tengadahkan kepalaku, ternyata semua mata tercengang melihat Kim Jonghyun dengan tiba tiba berjalan menaiki tribun. Begitu pula dengaku, ku akui aku sedikit gugup ketika sadar seorang Kim Jonghyun benar benar melangkah ke hadapanku.
Oh Tuhan, ini seperti mimpi. Sekarang pentolan SHINee yang terkenal pandai bela diri itu benar benar berdiri di hadapanku. Jadi ini keajaiban dari Kiss Kiss Kiss itu? menakjubkan.
Berhadapan dengan Kim Jonghyun, membuatku sadar akan ketampananya yang khas dan satu tindakan yang dilakukanya membuatku tercengang dengan mata membulat lebar.
CHUU~!
“KYAAAAAAAAAAAAAA!!!!” teriakan para siswi melambung keras
Tunggu, tadi KIM JONGHYUN MENCIUM KENINGKU? Ku pukul pipiku, sakit… dan itu artinya INI BUKAN MIMPI?!!
Dengan eksprsi kekagetan yang masih terpeta di wajahku, ku tatap jonghyun yang kala itu terdiam dengan ekspresi bingung. Ku tatap sekeliling, dan ternyata para siswi menatapku seakan ingin menerkamku.
Teriakan yang semakin anarki itu membuatku menjalankan aksi kaki seribu, kaburrrrr…
~*~*~*~
“hosh… Hosh…. Hosh…”
Ku lempar tasku ke atas sebuah bangku panjang, efek dari berlari di kejar para siswi itu membuat keringat mengucur deras di wajahku. ku tumpukan tanganku di atas lutut dengan punggung yang membungkuk dan nafas terengah engah. Atap gedung utara memang tempat melarikan diri yang paling tepat.
Kejadian tadi benar benar menakjubkan! Ku raih tas ku dan ku buka, ternyata keajaiban ‘Kiss Kiss Kiss’ terletak pada ciuman yang di dapatkan setelah melaksanakan petunjuknya. Untung saja kemarin aku tidak di cium sapi.
“Nana!”
Mendengar seruan itu, refleks aku menoleh ke belang dan terlihatlah Maeri yang melambai ke arahku.
“dari mana kau tahu aku disini?” tanyaku sambil menutup tas kembali.
“kau memang selalu pergi kesini kan?” ujarnya sembari tertawa “ah aku ingin bertanya, tadi kenapa Kim Jonghyun menciummu? Kau dekat denganya?”
“tidak!” aku menggeleng cepat “aku juga bingung, atau mungkin dia hanya salah orang hehehe. Ah, Kenapa menyusulku?”
Maeri membulatkan mulutnya sembari mengangguk “kau dipanggil wali kelas kita, ayo cepat!” sambungnya
Ketika kami melewati sebuah Mading, langkahku terhenti. Ku putar kepalaku 90º demi menatap selembar kertas yang di sisi kananya tertempel foto… Archangel?
“kau tahu siapa orang ini?” tanyaku pada Maeri sambil menunjuk foto itu.
Maeri menoleh ke arah ku “kau tidak tahu orang itu?”
Aku menggelembungkan pipi lalu menggeleng. Tiba tiba Maeri menepuk jidat lalu menggeleng gelengkan kepala.
“astaga Nana! Mangkanya jangan autis di gedung utara terus. Masa Tamamori Yuta saja kau tidak tahu? Baka! Kau itu kemana saja? Dia itu popular sekali, tau!” papar Maeri
“jadi namanya Tamamori Yuta?” tanyaku berseri seri.
Maeri memutar bola matanya “Tamamori Yuta itu senior kita, kelas 3A, dia pindah dari London ke Tokyo dan masuk ke sekolah ini di awal kelas 3. Ku dengar dia sering bolos jam pelajaran, meski begitu dia selalu meraih peringat pertama dan IQ-nya sekitar 200, jenius! Tapi, dia itu termasuk Prince ice, lah”
“kenapa aku bisa tidak tahu dia?” tanyaku polos.
“habisnya, setahun terakhir yang ada di otakmu itukan hanya pergi ke atap gedung utara saja!!!”
~*~*~*~
Setelah menemui wali kelas, aku langsung terduduk lesu di depan kantor guru. Bukan, aku bukanya dimarahi karna mendapatkan nilai jelak atau apapun. Tapi, tadi aku baru saja bertanya dengan wali kelasku ternyata rencana penghancuran gedung utara sudah bulat.
Sebelumnya gedung itu adalah gedung olah raga dan akan di alih fungsikan menjadi gedung untuk guru dan kepala sekolah. Itu artinya, tak ada akses menuju atap!
Tiba tiba tatapanku tertuju pada lorong sebelah kiri. Aku baru ingat, bukankah di ujung sana jika berbelok ke arah kanan maka disitulah ruang kepala sekolah. Tapi yang ku dengar di belokan itu ada security yang berjaga dan tak ada murid yang diperbolehkan masuk. Uh, over protective sekali. Tapi demi gedung utara, aku harus kesana!
Aku pun melangkah ke arah sana, sebelum berbelok ku intip terlebih dahulu. Sepertinya hari ini benar benar hari keberuntunganku karena security yang biasanya berjaga, kini sedang tertidur pulas sambil mendengkur pula. Dengan langkah ringan ku lewati security itu.
Ku raih gagang pintu ruang kepala sekolah dan ketika ku buka, aku langsung sadar bahwa akhir akhir ini aku jadi sering tercengang seperti sekarang. Lupakan bayangan tentang ruang kepala sekolah yang kolot dengan banyak rak buku dan tumpukan berkas.
Ruang kepala sekolah di depanku ini sangat modern, seperti apartment anak muda jaman sekarang. Di ruang depan terdapat sofa yang berhadapan dengan tv lcd, interior ruangan itu di dominasi warna biru – putih Dan di sisi kanan merupakan sebuah minibar yang di desain minimalis.
Aku melangkah melewati sofa kemudian menapaki 3 anak tangga, di sebelah kiri adalah sebuah balkon lengkap dengan ayunan kecil dan saat aku menghadap ke arah kanan, aku mendapati meja kerja yang di atasnya tergeletak Iphone, laptop dan Ipad. Sama sekali tak ada berkas berkas apapun.
“apa ini benar benar ruang kepala sekolah?” gumanku.
Sejurus kemudian kursi kerja berwarna hitam di belakang meja yang tadinya terbalik, tiba tiba berputar dan menampilkan seseorang yang duduk di sana. Mataku dan matanya beradu, sinar kekagetar sama sama terpancar.
“tamamori yuta?” pekikku kaget. Penampilanya sangat berbeda, dia tidak memakai seragam sekolah tapi mengenakan jas berwarna dark blue yang tidak terkancing dengan paduan kemeja berwarna Crimson yang kancing atasnya tidak terkait. Rambut yang tadinya bergaya Shaggy kini di bentuk Spike.
Astaga, aku benar benar sangat detail memperhatikanya. Habisnya dia tampan sekali!
“kenapa kau bisa masuk?” tanyanya sengak
“kenapa kau disini, bukankah ini ruang kepala sekolah” tanyaku yakin, karna di depan tadi terpampang plang nama “headmaster room”
Tiba tiba dia melangkah ke arahku, kemudian menarik ku menuju pintu keluar. Ku tatap tanganku yang di genggamnya, ku harap ia tidak mendengar degub jantungku yang meliar.
“tungu tunggu! Kalau ini ruang kepala sekolah dan Tamamori Yuta-san berpakaian seperti itu, berarti kau…”
“ku rasa kau cukup pintar untuk menebaknya, nona lancang!” Ia membuka pintu lalu menatapku kemudian menatap pintu lagi seakan berkata ‘keluar kau!’
“jadi Tamamori Yuta-san adalah kepala sekolah?”
Setelah mengucapkan itu dia langsung mendorongku keluar dengan mudahnya karna tubuh kecilku ini tak sebanding denganya. Astaga, ini gila!
~*~*~*~
Aku berjalan sempoyongan menuju kelas, kemudian terduduk di bangku dengan lesu. Sepertinya hari ini kejutan datang beruntun, oh Tuhan katakan ini mimpi! Tamamori Yuta adalah kepala sekolah? YANG BENAR SAJA!!!
“mana ada seorang murid yang berprofesi sebagai kepala sekolah” batinku.
Tapi, tiba tiba aku teringat dengan ucapan Maeri. Jadi selama ini dia sering bolos karna sibuk dengan urusanya sebagai kepala sekolah? Lagipula kata Maeri dia itu kan pintar.
Astaga, aku baru ingat bahwa kepala sekolah yang dulu bermarga Tamamori. Kemungkinan besar tamamori Yuta adalah anaknya, kalau tidak mana mungkin dia bisa jadi kepala sekolah dengan seenak jidatnya. Sekolah ini kan didirikan Pak Tamamori -kakek Tamamori Yuta sekaligus kepala sekolah pertama.
~
Keesokan harinya aku sekolah dengan normal meskipun masih penasaran dengan hal semalam. Sebenarnya aku ingin memberi tahu Maeri, tapi Tamamori Yuta yang tidak pernah menampakkan dirinya sebagai kepala sekolah pasti punya alasan kuat dan aku tak mau melanggar privasinya.
Teeetttthhhh…
Bel pergantian pelajaran kedua berbunyi, dan itu artinya jam olah raga selesai. Ku buka mataku karena sejak tadi aku duduk bersandar di bawah pohon dengan mata terejam. Ku edarkan pandangan ke sekeliling dan tidak ada orang????
Sial! Tenyata aku di tinggal mereka. Aku pun bangkit berdiri kemudian berlari ke ruang ganti siswi. Tapi di tengah perjalanan, langkahku terhenti setelah melihat Tamamori Yuta keluar dari toilet.
Aku pun berlari ke arahnya, ku lambaikan tangan dengan heboh tapi sejurus kemudian aku bingung harus memanggilnya apa. Senpai atau…
“Pak kepala sekolah!” Oops… keceplosan hehehe
Langkahku terhenti setelah Tamamoru Yuta menghentikan langkahnya. Ia berbalik kemudian memandangku dengan tatapan sangar, ku layangkan senyum kaku saat ia melangkah ke arahku.
Ia melirik sekeliling ketika tiba di depanku, refleks aku pun membuang muka ketika ia menatapku. “Jangan pernah panggil aku dengan sebutan itu disini!” desisnya dingin kemudian berlalu pergi.
UWOOOO… Nana akhir akhir ini kau sungguh pintar! Cepat jalankan ide busukmu!
~*~*~*~
Saat jam istirahat kedua, aku menghilang dari peredaran teman temanku. Ku langkahkan kakiku menuju ruang kepala sekolah meski harus merangkak melewati satpam tua yang matanya sayu karna mengantuk.
Ku buka pintu itu kemudian berlari menuju meja kepala sekolah
“Pak Kepala sekolah!” panggilku.
“kenapa kau masuk? Keluar!” Tamamori Yuta melangkah ke depanku.
Aku menahan tangganku saat ia menarik ku keluar. “pak saya hanya iningin bicara sebentar saja” ucapku dengan mimik memelas. Padahal sebenarnya aku ingin tertawa, sungguh lucu memanggil orang semuda dia dengan sebutan Bapak.
“apa yang kau inginkan?” tanyanya ketus.
“Pak, ku Mohon jangan hancurkan gedung utara. Gedung itu Favoritku”
Dia menaikan sebelah alisnya”keputusan itu sudah bulat”
Aku menepis tanganya yang menarikku “kalau begitu jangan dijadikan gedung untuk para guru, aku sudah terlanjur suka dengan pemandangan di atap. Lagi pula gedung itu kan gedung pertama dan paling bersejarah” paparku panjang lebar.
Dia melangkah ke meja kerjanya kemudian meraih Ipad di sana. Sekejap kemudian jemarinya bermain di atas layar sentuh itu lalu menatapku seraya menaikan sebelah alis.
“jadi namamu Hayamasakashita Nana dari kelas 2-B?”
KYAAAAAA!!! Dia tahu nama panjangku yang norak seperti kereta api itu.
“nama yang panjang dan aneh!” komentarnya. Huhuhu… Ayah! Tolong aku!
“kau itu hanya seorang murid dan tak punya kekuasaan untuk menentangku” ujarnya sengak.
Aku terdiam sejenak kemudian menyunggingkan senyum iblis “tapi aku punya kekuasaan untuk membocorkan rahasiamu! Bagaimana jadinya kalau semua orang tau Tamamori Yuta adalah kepala sekolah! HAHAHA”
Dia tampak sangat marah setelah ku lontarkan kalimat itu “bersiaplah di Drop Out setelah kau membeberkan semuanya!” ancamnya.
~*~*~*~
Sudah 3 kali aku menerobos masuk ruang kepala sekolah yang galak itu dan tiga kali pula aku diusirnya plus satu kali di seret security! Huh sombong sekali dia, memangnya dia tahu apa tentang sekolah ini. baru masuk awal kelas 3 aja sudah sombong!.
Dengan pikiran yang penuh dengan misi misi licik, ku langkahkan kakiku menuju ruang kepala sekolah. Tak lupa pula ku bawa Ipad demi melancarkan aksiku, Walau security menghadang, aku tetap teguh! Eh?
Sepertinya hari ini keberuntunganku karna pak tua Security itu sedang membaca koran yang menutupi seluruh wajahnya. langsung saja aku mengendap entap seraya meminimkan suara yang timbul.
Sesampainya di sana, ku lihat ia sedang berdiri di samping jendela. Satu tanganya di masukkan ke dalam saku dan tatapanya menerawang ke luar. Terpaan sinar mentari yang menyapa wajahnya, membuat karismanya semakin kuat. Ahhh… Tampanya. Astaga NANA apa yang kau pikirkan?!!!
Ku angkat Ipad ku kemudian. Splash… 1 foto terbidik!
Ia membalikkan badanya lalu terkesiap pelan menatapku. “kau lagi, sudah ku bilang keputusan untuk menghancurkan gedung utara tidak bisa di ganggu gugat!” bentaknya galak.
“tidak boleh! Gedung itu dulunya menjadi maskot sekolah ini!” bentakku tak mau kalah.
“itu kan dulu! Memangnya kau siapa?” bentaknya lagi. ini kenapa jadi bentak membentak hah?
“biar saja! Aku kan… aku…” aku siapa ya? Aku kan NANA tapi tidak lucu kalo aku berkata ‘aku Nana!’ terkesan bodoh sekali.
“ah wakata! Kau itu kan Hayamasakashita Nana, anak pemilik toko tahu dengan Slogan ‘kami membuat tahu lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu’!”
HUAAAAAAA!!! IBU DARI MANA DIA TAHU?! Pokoknya sepulang sekolah ini aku mau demo besar besaran pada Ayah, aku mau protes tentang slogan menjijikan itu dan margaku yang kepanjangan! Eh tapi…
“darimana pak kepala sekolah tahu?” hardikku
Dia mengalihkan pandanganya, terlihat salah tingkah. Kenapa ya?
“jangan panggil aku bapak! Memangnya aku setua apa?!” bentaknya galak. Aishh! Orang ini sepertinya punya pita suara ganda.
“Doshite? Lalu apa? Tamamori senpai? Yuta senpai? Atau…”
“Yuta saja” ia memotong ucapanku “aku seumuran denganmu karena aku masuk akselerasi” ungkapnya. Astaga baru kali ini dia berkata pelan dan terdengar lembut.
Aku menggangguk ragu “ baiklah, Yu… Yuta-san, bisakah kau membatalkan penghancuran gedung utara!”
Ia terlihat geram dengan rahang mengeras dan tangan terkepal“KU BILANG TIDAK BISA, YA TIDAK BISA!” bentaknya.
Wajahku pusat pasi, Ayah saja tak pernah membentakku sekeras itu. inikah wujud Archangel yang selama ini ku kagumi? Ie! Dia bukan Archangel! Dia lebih pantas disebut Lucifer, iblis pertama yang turun kedunia. Kau bukan Archangel!
Sedikit terhuyung kebelakang, aku memandangnya dengan tatapan kecewa “aku akan membocorkan rahasiamu” desisku penuh penekanan kemudian berlari pergi.
~*~*~*~
Keesokan harinya saat istirahat pertama, aku sudah Stand by di Cafetaria yang psesak dengan murid murid kelaparan. Aku yakin kali ini Yuta akan memasuki Cafetaria karna jam pelajaran sebelumnya adalah olah raga.
Lama menanti, akhirnya moment yang ku rancang hingga jam 3 pagi ini datang juga. Aku berdiri di atas kursi sambil menenteng Ipadku.
“OI! MINNA-SAN teriakku dan sukses menarik perhatian seluruh pengunjung.
“AKU AKAN MEMBERITAHUKAN KALIAN SEBUAH RAHASIA BESAR!” teriakku lantang dan berhasil! Yuta menoleh ke arahku, ia menatapku tajam namun aku berusaha untuk tidak memperdulikanya.
“KALIAN PASTI TIDAK TAHU SIAPA KEPALA SEKOLAH KITA SEBENARNYA KAN?” tanyaku, mereka menggangguk kompak “KALAU BEGITU LIHAT INI!”
Ku hadapkan layar Ipad ke arah mereka. Dan sejurus kemudian suasana berubah hening, raut kekagetan terlihat jelas. Dengan ekor mataku, ku lihat Yuta mengepalkan dengan ekspresi penuh emosi.
“TAMAMORI YUTA ADALAH KEPALA SEKOLAH ARCHANGEL INTERNATIONAL HIGH SCHOOL!” sahutku dan langsung direspon dengan sorak heboh seluruh siswa.
Mereka spontan menoleh ke arah Yuta sembari berbisik bisik. Ku lihat ia membanting gelas di tanganya kemudian pergi diiringi dengan beberapa temanya. Aku menang!
~
Sepanjang perjalanan menuju kelas, seluruh siswa menghadangku dengan pertanyaan bertubi tubi. Tentu saja aku tidak menjawabnya, tak ada reka ulang untuk adegan sespektakuler tadi.
Saat aku sudah berada di dalam kelas, ku lihat sebuah amplop putih bertengger di atas mejaku dan terlihat pula beberapa teman sekelasku yang mengerubungi meja itu.
“ada apa?” tanyaku pada Maeri.
Maeri mengangkat bahu “tadi Yuta Senpai yang menaruhnya”
Mampus! Batinku. Segera ku buka amplop itu dan membaca surat di dalamnya. Sekejap kemudian surat itu lepas dari genggaman tanganku dan aku terkulai lemas. Aku di Drop Out…
Ayah… Ibu… Sepertinya harapan kalian agar aku lulus di sekolah yang paling hebat sejak kalian muda hingga sekarang… pupus sudah. Gomennasai…
~*~*~*~
Aku merebahkan diri di atas gedung utara seraya menatap indahnya semburat Jingga di langit sore. Mungkin ini adalah kesempatan terakhirku melihat indahnya pesona cakrawala dari atap ini.
Sejak pertama kali aku sekolah disini, aku sudah tertarik dengan desain arsitektur yang unik dari gedung ini. dan lusa, penghancuran gedung ini dimulai. Mungkin ini yang terbaik karna aku pergi bertepatan dengan hancurnya gedung ini.
“ini semua gara gara Archangel! Ah bukan, dia LUCIFER!!!” Teriakku emosi.
Aku menghela nafas panjang, kamudian ku raih ranselku dan keluarkan Box Kiss Kiss Kiss di dalamnya. Astaga, akhir akhir ini aku melupakan keberadaan kotak ini.
“Gomen ne…” ucapku sembari mengusaplembut permukaan kotak. Aish… nana untuk apa kau berbicara dengan benda mati!
Mungkin ini terakhir kalinya aku menyentuh kotak ini. sewaktu kecil, ibu pernah mengajarkanku bahwa kita harus mengembalikan barang yang bukan milik kita kepada pemilik aslinya. Karna aku tak tahu siapa pemilik kotak ini, maka aku memutuskan untuk meletakkanya di atap ini saja. Karna disinilah aku mendapatkanya.
Ku buka kotak itu, dan hanya satu tulisan Kiss Kiss Kiss yang ‘menyala’ disana. Huft… sayang sekali. Ku raih Notes kecil itu dan ku buka lagi.
Benar benar ajaib! Satu Halaman kosong terisi!
“pergunakan kesempatan dengan baik, karena kau adalah orang terpilih!”
Ku letakkan kembali kotak itu, kesempatan katanya? Jika itu bisa membuat gedung ini tidak jadi dihancurkan dan aku tetap bersekolah disini, maka itulah kesempatan bagiku.
Ku raih lipstick itu lalu ku buka, warnanya yang sangat indah membuatku tak tahan untuk mempolesnya di bibirku. Dan bodohnya aku benar benar melakukanya.
Ku tatap cermin di depanku dengan perasaan gusar, sebenarnya sejak dulu ada sebuah nama yang ingin ku ukir disana. Dengan tangan yang bergetar, ku dekatkan ujung lipstick itu ke permukaan kaca.
Mataku terpejam kuat saat tanganku menulis beberapa huruf disana, tanpa ku sadari air bening telah mengalir melalui sudut mataku. Perasaan ini sudah tak berbendung.
Ku buka mataku dan nama itu telah terukir sempurna. Bagamana ini? panik, aku pun membanting kotak itu. ku tatap langit sore yang semakin berwarna oranye. Aku menangis. Tak ada tanda tanda dia akan datang, sudah ku duga Sihir murahan itu tak mungkin bereaksi…
Tiba tiba tubuhku menegang saat ku rasakan tangan seseorang melingkari pinggangku. kehangatan tersalur sempurna melalui tubuhnya yang mendekapku dari belakang.
Di tumpukanya dagunya ke bahuku dan saat ku lirik siapa empunya tubuh itu, degub jantungku berdebar keras. Ini tidak mungkin! Sihir itu nyata?!
Ku lihat ia memejamkan matanya kemudia tersenyum seraya mengeratkan dekapanya.
“aku juga menyayangi gedung ini… karna disinilah pertama kali aku melihat Archangelku sedang tersenyum menatap awan. Dan kau tahu? Sejak saat itu aku sering memperhatikanya di atap ini dari balkon ruang kerjaku”
Aku tersenyuum mendengar kata kata yang menyusup lembut ke dalam setiap relung pendengaranku, membuatku tak kuasa membendung senyum dan meletakkan tanganku di atas tanganya yang masih mendekapku erat.
Tiba tiba dia melepas pelukanya kemudian memutar tubuhku agar dapat menatapnya. Tatapan kami bertemu dan dapat kulihat betapa bening mata coklatnya yang selalu berhasil meruntuhkan penolakanku akan dirinya.
“Archangel itu… Adalah dirimu…”
jika ini mimpi, ku mohon bekukanlah moment ini. biarkanlah tersimpan bola kristal agar aku dapat mendekapnya. Benarkah ini kenyataaan? Ku tatap mata beningnya dan tak dapat kutemukan setitikpun kepalsuan yang bernaung dalam sorot teduh matanya.
“semua hal butuh pembaharuan. Seperti gedung ini dan seperti kita…” ia menggantung kalimatnya kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku.
“maaf, tadi aku sedang emosi. Tindakanmu mungkin ada benarnya karna tak semuahal dapat disembunyikan, seperti perasaanku” ia terdiam, terpaan angin menyapu setiap helai rambutnya dan semakin meningkatkan kadar ketampananya dimataku
“maukah kau memulai semuanya dari… menjadi kekasihku? Aku menyukaimu, Nana”
Aku tersenyum membalas senyuman lembutnya. Ku jinjitkan kakiku kemudian ku sentuhkan bibirku di bibirnya. Ia sedikit membungkuk lalu membalas ciumanku sembari menenggelamkan tubuhku di tubuhnya.
Dan di tempat bersejarah ini pula, aku menedapatkan ciuman pertama sekaligus pacar pertamaku.
Kami menyudahi ciuman itu, dari jauh matahari terlihat seperti berada di tengah tengah kami. Seakan memancarkan sinar terakhirnya hari ini hanya untuk kami. Aku tersenyum bahagia.
Ku tatap Box Kiss Kiss Kiss yang kini terbuka. Padahal tadi sudah ku campakkan tapi anehnya isi kotak itu tidak berhamburan. Ajaib! Sesaat kemudian mataku membulat lalu tersenyum lebar.
Satu Kata Kiss dari “Kiss Kiss Kiss” masih menyala dan nama ‘Tamamori Yuta’ belum hilang dari permukaan cermin. itu artinya ciuman kami bukan karena sihir? Aku memeluk Yuta erat. Aku bahagia…
“dan aku juga menyukaimu”
~
Tanpa mereka ketahui, angin senja yang berhembus kencang meniup lembar demi lembar Notes kecil yang berada dalam kotak itu hingga membuka sebuah halaman yang tadinya kosong namun kini telah terisi sebait kalimat baru.
“cinta sejati tak akan terpengaruh oleh sihir sebesar apapun”
Sekejap kemudian kotak itu menghilang tanpa jejak dan siap untuk berburu target selanjutnya…
__ THE END__
Rude is Sign My Love To You
Cast :
-
Han Seung Yeon (KARA)
-
Lee Donghae
-
Cho Kyuhyun
Genre : Romance
Rating : general
Seung Yeon P.O.V
Kubuka mataku di tengah kesunyian ini. Kepalaku seperti melayang jauh, karena memikirkan masalahku ini. Aku dihadapkan oleh masalah yang menurutku cukup berat, karena ini menyangkut kehidupanku di masa yang akan datang.
“Yeon-ah, keluarlah! Kau harus dirias untuk pernikahanmu!” teriak eommaku dari luar kamar
“ne,eomma!” jawabku dengan tak bersemangat
Ya, hari ini adalah hari pernikahanku dengan seseorang yang sama sekali tak kucintai dan tidak mencintaiku. Kami hanya dijodohkan oleh orang tua kami. Ini terasa sangat berat bagiku. Bukan hanya karena aku yang nantinya tidak bahagia, tapi karena dengan pernikahan ini, aku telah menyakiti seseorang yang kucintai. Aku memang telah memiliki pacar yaitu Lee Donghae dan karena pernikahan ini, kami pun berpisah dengan membawa seluruh kenangan kami.
Aku pun keluar dari kamarku dan aku pun langsung disambut oleh peñata busanaku.
“Masuklah ke ruang rias, setelah itu kau akan berganti pakaian” kata penata busanaku
Aku masuk ke ruang rias dan aku pun langsung diminta untuk duduk dan segera dirias. Kulihat pantulan wajahku di cermin,tampak raut kesedihan di mataku. Ya, aku memang sedih sekali. Mungkin, jika calon suamiku adalah seseorang yang baik, aku bisa sedikit mensyukuri penikahan ini. Tapi, dia bukanlah lelaki yang baik kepadaku, dia selalu bersikap kasar kepadaku. Aku benci dia! Tapi,, aku akan tetap menikah dengannya.
***
Aku telah sampai di gereja, dimana aku akan melangsungkan pernikahanku. Suasananya sangat ramai, dan aku sangat membenci keramaian.
“Yeon-ah,, Ayo kita masuk. Kyuhyun telah menunggumu” kata eommaku
Cho Kyuhyun. Dialah calon suamiku. Jika aku mempunyai pilihan, aku akan lebih memilih mati dari pada menikah dengannya. Sayangnya aku tak ingin orangtuaku merasa sedih. Akupun berjalan perlahan ke arah Kyuhyun, yang telah berada di altar. Dia memandangku dengan tatapan tajam, aku tak suka itu. Setelah sampai dia altar, dia memegang tanganku dan kamipun mengucapkan janji nikah.
Aku sempat melihat tamu-tamu yang datang. Kulihat orang itu. Lee Donghae. Dia menatapku dengan pandangan datar. Kalau saja ia tahu, aku masih sangat mencintainya. Tak lama kemudian, ia meninggalkan gereja ini.
***
Di kamar kami…
“Kau tidur diluar!” kata Kyuhyun kepadaku
“Apa madsudmu?”
“Madsudku, kita tak akan pernah sekamar, jadi sebaiknya kau cari kamar lain!”
“Kenapa aku? Kau saja yang di kamar lain. Aku suka dengan kamar ini,”
“Aku adalah suamimu dan aku yang berhak mengaturmu!” teriak Kyuhyun
“Hah? Suami? Suami macam apa yang tega mengusir istrinya sendiri?” tantangku
“Aku tidak peduli. Keluarlah, aku mau istirahat,”
Aku memilih mencari kamar lain daripada terus bertengkar dengannya. Aku lelah sekali. Belum sehari menikah saja, ia sudah mengusirku dari kamarnya. Apalagi kalau sudah setahun, mungkin ia akan mengusirku dari rumah ini. Aku memilih kamar di lantai 2. Ya, kami memang mempunyai rumah baru. Rumah dengan 4 kamar dengan 2 lantai. Setibanya dikamar, aku langsung merebahkan diriku di tempat tidur dan akhirnya tertidur.
Perlahan, kubuka mataku dan kulihat jam telah menunjukkan pukul 5 pagi. Ah, walau bagaimanapun aku tetaplah seorang istri, maka akupun pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Aku hanya membuat masakan sederhana untuk pagi ini dan berharap dia akan suka dengan masakanku. Tak lama, kulihat Kyuhyun keluar dari kamarnya dan ia sudah menggunakan jasnya. Berarti, dia akan berangkat ke tempat kerja.
“Kyuhyun-ssi, aku sudah membuatkan sarapan untukmu. Makanlah dulu..” kataku
“Aku akan makan di kantor” katanya dingin lalu meninggalkanku dalam kesendirian
Aku terkejut dengan sikapnya. Walaupun aku tahu dia tidak mencintaiku, tak bisakah ia sedikit menghargaiku? Aku mencoba untuk bersabar dengan semua ini.
***
Aku menghabiskan waktuku hanya dengan bersih-bersih, menonton TV, dan memasak. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, aku bosan dengan kehidupanku yang sekarang. Tiba-tiba, kudengar suara pintu yang terbuka, dan saat kulihat, ternyata itu adalah Kyuhyun. Wajahnya tampak murung sekali,mungkin ia sedang memiliki masalah.
“Kyuhyun-ssi, kau kenapa?”
“Bukan urusanmu..” katanya singkat
“Mmm.. Kalau begitu, lebih baik kau makan dulu..”
“Tidak usah..”katanya dingin
Sungguh, aku sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya. Aku hanya mencoba berbuat baik padanya, kenapa ia bersikap dingin begitu.
“Tak bisakah kau sedikit saja menghargaiku, kyuhyun-ssi?” kataku yang membuat Kyuhyun menoleh kepadaku
“Aku dan kau memang tak saling mencintai, aku hanya mencoba untuk berbuat baik padamu. Kenapa kau hanya bersikap dingin padaku? Aku ini istrimu, Kyuhyun-ssi!” kataku sambil berkaca-kaca dan akhirnya menangis.
“Janganlah kau berharap lebih padaku, Yeon!” katanya lalu masuk ke kamarnya
***
Aku sudah tak tahu lagi cara menghadapi Kyuhyun. Aku pun mencoba untuk bersikap tidak peduli kepadanya. Tapi, itu terasa sulit bagiku.
Aku tak tahu angin apa yang membuatku menelepon Donghae. Tetapi, memang setiap hari aku selalu memikirkannya. Dan, saat ini aku merasa sangat penat dan membutuhkan seseorang untuk mendengarkan isi hatiku.
“Yeobseyo..” kata Donghae dibalik telepon
“Yeobseyo, Hae oppa. Ini aku. Seung Yeon”
“Ohh.. Kau..” katanya dingin
“Oppa, aku benar-benar membutuhkan teman untuk mendengarkan ceritaku. Maukah kau bertemu denganku? Aku tahu kau masih marah denganku, tapi…”
“Baiklah, besok aku akan datang kerumahmu jam 5 sore” katanya dengan dingin lalu menutup telepon
Pasti Donghae masih marah kepadaku. Tapi, mengapa ia mau menemuiku? Entahlah, aku pusing memikirkannya.
***
Keesokan harinya…
Aku hanya menonton TV sambil menunggu kedatangan Donghae, saat tiba-tiba aku terpikir, darimana Donghae tahu rumahku? Aku belum pernah memberitahunya. Apa.. Apa dia masih perhatian kepadaku?
TING TONG
Itu pasti Donghae. Dengan segera aku membukakan pintu untuknya. Kulihat wajahnya hanya datar. Sebelumnya, aku tak pernah melihat wajahnya yang tanpa ekspresi seperti ini.
“Masuklah, oppa”
“ne…” katanya
Aku mengajaknya untuk duduk di ruang TV.
“Kau masih marah padaku? Kau bersikap sangat dingin padaku..” tanyaku
“Entahlah… Jadi, kau mau cerita apa?” tanyanya dengan nada dinginnya
“Tentang Kyuhyun. Aku tak mengerti dirinya. Aku hanya mencoba untuk bersikap sebagai istri yang baik dengan memasakan makanan untuknya. Tapi, apa jawabannya? Dia tidak pernah menyentuh makananku. Bahkan dia bersikap tidak peduli padaku. Walaupun kami tidak saling mencintai, paling tidak,tak bisakah ia peduli kepadaku sedikit saja…” kataku sambil menahan air mata
“Mengapa kau tak ceraikan saja dia?”
“Tak semudah itu. Aku tak mau membuat kedua orangtuaku sedih. Mereka sangat senang ketika aku menikah dengannya. Lagipula, ini belum seminggu aku menikah”
“Hanya kau yang bisa menentukan sikapmu dan masa depanmu. Mmm.. Kalau kau memilih untuk menceraikannya, kau bisa kembali padaku..”
“Mwo? Oppa….”
“Aku tak memaksamu untuk menceraikannya.. Tapi, tak sadarkah kalau hidupmu sangat menderita, padahal ini belum seminggu” kata Donghae
“Hatiku akan selalu menunggumu…” lanjutnya, yang membuatku terkesima
Tiba-tiba. Terdengar suara orang masuk ke rumah dan saat kulihat, dia adalah Kyuhyun. Matanya menatap tajam kepadaku. Ia berjalan ke arah ku dan Donghae.
“SIAPA YANG MENGIJINKANMU MASUK KE RUMAH INI, LEE DONGHAE??” teriak Kyuhyun kepada Donghae dengan wajah yang marah
“Istrimu yang mengundangku kesini…” jawab Donghae dengan tenang
“YA!! Aku memang berangkat pagi dan pulang malam, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya memasukkan laki-laki ke rumah ini!!!” teriak Kyuhyun kepadaku
Aku kaget dengan teriakannya. Tak terasa air mataku mulai mengalir.
“Kyuhyun-ssi….” Gumamku
“Seharusnya kau sadar Tuan Cho. Kalau bukan karena kau yang tidak menjaga Yeon dengan baik, dia tidak akan memanggilku kesini..”
“TUTUP MULUTMU! AKU TAK BERBICARA DENGANMU!!”
“Terserah kau saja.. Tapi dengar, aku sangat mencintai Yeon. Jika kau menyia-nyiakannya, sebaiknya segeralah kau ceraikan dia…”
“KELUAR!!! AKU TAK PERLU PENDAPATMU!”
Dengan santainya, Donghae keluar dari rumah.
“Tak usah menangis, bukankah kau senang dia membelamu? Dengar! Jika kau mau selingkuh, silahkan. Tetapi, JANGAN DI RUMAH INI! MENGERTI!” teriak Kyuhyun sambil masuk ke kamarnya
Aku hanya bisa menangis sendirian. Aku tak pernah menyangka ia akan marah sekali kepadaku. Maafkan aku, Kyuhyun. Aku tak bermadsud membuatmu marah.
***
Kyuhyun P.O.V
Pagi ini aku bangun dengan penuh kemarahan. Ya, aku masih marah kepada Yeon. Bisa-bisanya ia membawa laki-laki masuk ke rumahku ini.Apalagi ternyata laki-laki itu adalah Donghae. Tapi, hatiku sedikit sakit saat aku melihatnya menangis. Maafkan aku, Yeon.
Kubuka pintu kamarku, dan tiba-tiba aku menemukan kertas di lantai depan kamarku. Aku mengambil dan membaca kertas itu. Dan saat itu juga, hatiku terasa sakit sekali. Kertas itu adalah surat dari Yeon, dan disana tertulis bahwa ia pergi dari rumah ini. Ah, ini pasti gara-gara sikapku kepada Yeon. Maaf kan aku, Yeon.
Di tengah situasi panic ini, aku bingung harus kemana aku mencari Seung Yeon. Tiba-tiba, terlintas dalam pikiranku untuk menelepon Donghae. Aku hanya berpikir, mungkin dia tahu dimana keberadaan Yeon.
“Yeobseyo..” kata Donghae
“Donghae-ssi,, Ini aku Kyuhyun. Apa kau tahu dimana Yeon?”
“Apa madsudmu bertanya seperti itu? “
“Yeon meninggalkan rumahku..”
“MWO?? Ini pasti karenamu!!” teriak Donghae
“Aku tahu.. Bantulah aku mencarinya..”
“Baiklah, aku akan membantumu.Ini karena aku mencintai Yeon!!”
“Ahh,,, baiklah, tunggu aku di Sungai Han..” kataku
***
10 menit kemudian, aku telah sampai di Sungai Han. Kulihat Donghae sudah menungguku. Setelah melihatku, dia segera masuk ke mobilku. Tak ada pembiacaraan diantara kita berdua. Aku masih sibuk dengan pikiranku. Dimana kau, Yeon?
“Ceraikan dia..” kata Donghae tiba-tiba
“Mwo? Aku tak mau..”
“Wae? Kau hanya bisa membuatnya menangis. Kalau kau memang tak mencintainya, buat apa mempertahankan pernikahan ini?”
“Baiklah,aku harus jujur denganmu..”
“Apa madsudmu?”
“Sesungguhnya, aku sangat mencintai Yeon. Bahkan sebelum kita berdua dijodohkan. Yeon adalah temanku kecilku. Mungkin, Yeon tidak mengingatnya karena saat itu dia masih kecil. Tapi sejak saat itu, aku terus mencintainya. Ketika 6 bulan yang lalu, aku bertemu dengannya. Aku tak berani menyapanya. Tapi, sejak saat itu, aku terus mengikutinya. Aku tahu banyak tentangnya. Bahkan, aku juga tahu kalau Yeon sangat mencintaimu..” kataku
“Aku… Aku tak menyangka. Lalu, kalau kau mencintainya, mengapa kau sakiti dia? Aku tak mengerti denganmu, Kyuhyun-ssi!”
“Ini semua karena kau, lee Donghae”
“Aku? Wae?”
“Yeon sangat mencintaimu. Aku pikir, jika aku bersikap dingin padanya, aku bisa menarik perhatiannya. Tapi aku salah. Dia menangis karena diriku…. Ahh, sudahlah, lebih baik kita mencari keberadaan Yeon dulu… Kini, perasaanku tak lagi penting”
“Baiklah… Mmm,,,Kyuhyun-ssi, sepertinya aku tahu dimana Yeon berada?”
“Mwo?? Dimana?”
***
Tak sampai 5 menit, aku telah sampai di Pantai Incheon. Kata Donghae, saat Yeon sedih, dia akan pergi kesini. Sebenarnya, aku tahu itu. Aku sering mengikutinya kesini, disaat dia merasa sedih.
Kulihat Yeon sedang duduk di pinggir pantai. Inginku segera memeluknya.
“Donghae, sepertinya kau lebih pantas dengannya. Aku hanya bisa membuatnya sedih”
“Mwo? Temuilah Yeon. Aku tahu kau sebenarnya baik, Kyuhyun-ssi. Aku yakin kau bisa membahagiakan Yeon. Selain itu, aku tahu Yeon juga mulai mencintaimu. Kau tahu, Yeon bukanlah orang yang peduli terhadap orang lain. Dia peduli kepadamu, berarti dia mencintaimu..”
Kata-kata Donghae, cukup membuatku tersadar bahwa sikapku yang terlalu mengacuhkan Yeon, sangatlah berlebihan. Aku sangat menyesal telah bersikap tidak peduli padanya. Dengan perlahan ku hampiri gadis yang sangat kucintai itu. Mungkin, sekarang sudah saatnya aku mengungkapkan isi hatiku padanya. Saat ini, matahari mulai menutup matanya, kurasa ini juga saat yang tepat untuk meminta maaf padanya. Saranghae, Yeon. Aku sangat mencintaimu.
***
Donghae P.O.V
Kulihat Kyuhyun mulai mendekati Yeon yang sedang terduduk di pinggir pantai. Hatiku terasa sedikit sakit melihat persitiwa ini. Tapi, aku yakin Kyuhyun memang yang terbaik untuk Yeon. Kyuhyun sangat mencintai Yeon dan Yeon juga mulai mencintai Kyuhyun. Walaupun Yeon tak pernah mengungkapkan rasa sayangnya kepada Kyuhyun. Tapi aku tahu, dia mengharapkan perhatian lebih dari Kyuhyun… Yeon,aku harap kau akan bahagia. Saranghae, Yeon. Aku berjanji, aku tak akan menggapai cintaku lagi padamu. Tapi, aku akan tetap menyimpan kenangan kita selamanya. Tahukah kau Yeon, sampai kapanpun, kau tetap memiliki ruang khusus dihatiku. Good Bye, My Love.
Aku pun meninggalkan pantai ini, dengan penuh perasaan bahagia karena melihat gadis yang kucintai sedang bahagia.
THE END
It Happens! My Fiction!
It Happens! My Fiction!
Author: Aninditya
Rate: general
Cast: Kim MyungSoo, L, Lee Sungjong, Lee Seungyeol, Ahn Joohye, Kim HyunMi, Lee Reina
Genre: Romantic, humor, frienship
Author’s notes:
Anyyeong Haseo. Ini dibuat SPECIAL PAKE TELOR SAMA CABE RAWIT /gedombreng/ buat @saikounolady sama @icHa_KYURI88 semoga readersnim suka ya. Kamsahamnida, Enjoy Reading ^^
“dan ketika semua berawal karena hal itu, aku akan sangat berterimakasih kepada Tuhan telah mengirimkanmu untukku. Untuk selamanya. Dan aku, tidak akan pernah menyesal pernah menjadi stalkermu”
Reina POV’s
Anyyeong! Kenalkan aku Reina. Lee Reina. Aku orang Korea! Hahaha, anniyo, aku orang Indonesia yang sangat menyukai Korea. Namun, aku hanya menyukai boybandnya. Hehehe. Tidak seperti Nichan dan Himechan ku yang menyukai Korea. Tidak addicted sih, tapi sepertinya mereka cukup tau. Tetapi sepertinya Himechan memang menyukai A-Pop. Ehmm, molla. Hehe, kalian bingung ya? Jadi, Nichan adalah Kim Hyunmi onnie. Kami kenal lewat twitter. Aku suka membaca Fanfiction miliknya dan aku banyak belajar darinya. Aku panggil Nichan karena singkatan dari Onnie-Chan. Hahaha. Lalu Himechan adalah Ahn Joohye onnie. Himechan kalian tahu artinya? Dalam bahasa jepang itu artinya nenek-nenek. Hahaha. Sewaktu pertama kali kenal dengannya, ia sangat bawel! Jeongmal! Hahaha, jadi aku memanggilnya Himechan. Sedangkan mereka memanggilku Nechan. Ane-chan. Adik perempuan dalam bahasa Jepang. Ya, kira-kira seperti itulah ceritaku.
Tapi sebenarnya, aku mempunyai cerita yang lebih menarik. Guess what, Aku mempunyai namjachingu. Dan aku yakin kalian mengenalnya. Namanya, Lee Sungjong. Yuppi! Dia adalah member boyband Infinite. Kami berbeda satu tahun. Hanya satu tahun! Hahaha. Kami sudah berpacaran hampir satu tahun. Sedangkan Joohye onnie, dia adalah yeojachingu dari kim Myungsoo. Kalian mengenalnya L. iya, itu loh member Infinite juga yang banyak penggemarnya! Hyunmi onnie? Cih, dia sih bilang sudah punya namja chingu. Tapi dia belum memberitahu kami siapa! Pelit! Joohye onnie sudah 8 bulan, sedangkan Hyunmi onnie, molla. Dia merahasiakannya.
How it can be happens? Sebenarnya, tidak ada yang tahu. Hanya kalian saja. aku ceritakan! It happens! My fiction!
Reina POV’s
Aku me mention Himechan sesuatu yang sudah biasa kami lakukan kalau aku atau dia bosan. Menulis #miniFF di twitter! Haha, maklum, kami adalah seorang penulis FF. sebenarnya bertiga dengan Nichan, hanya saja, dia begitu sibuk -____-
@saikounolady @infiniteyounges POV’s “eh kkugae… yeoja… yeppo hyung.” Ucapku sepenuh hati.
Aku mengetik mention untuknya dengan tertawa. Itu adalah prolog untuk #miniff yang kami buat. Sepertinya ini akan benar-benar seru!
Twit twit!
Aku membuka dengan cepat mention dari Himechan. Huahahaha! Aku tertawa karena ternyata itu adalah balasan #miniff kami.
@aaninditya L: “Ya! Siapa yang suruh kau menyukai dia? Nugu?! Awas kau kalau menyukainya!” *cengkram kerah Sungjong, ngancem*
Sepertinya memang sudah tidak ada yang waras diantara kami. Hahaha. Kalau mention Himechan dituruti, bisa-bisa kami membuat #miniff hancur. Jadi aku membalas mentionnya
@saikounolady SJ: “a anniyo hyung, kkugae, dia memang sangat manis.” Aku pun pergi dengan salah tingkah. Aku mulai mencari namanya di twitter. Mencoba mengingat nama twitternya. Aha! Saikounolady. Untung saja ada. Aku mengeceknya profilenya. Omona! Indonesia? Kenapa bisa L hyung mengenal yeoja Indonesia? Bahkan kami belum pernah konser disana. Aku melihat baik-baik avatar yeoja ini. Yeppo… Avatarnya sebenarnya biasa saja. hanya menampakkan sebelah mukanya yang menunduk. Rambut panjangnya menutupi setengah wajahnya yang terlihat. Ia tersenyum sekilas sambil melihat ke handphone ditangannya. SJ POV’s end.
Aku mengirim semua isi #miniFF ku ke twitter Himechan. Itu ceritanya tentang Sungjong yang juga menyukai yeoja itu. Ya, memang dibuat yeoja itu adalah Himechan sendiri. Aish! Sebenarnya aku sedikit tidak rela. Biasku Sungjong kenapa dicerita Sungjong menyukai Himechan? -____-
Twit twit
@aaninditya L: “ya! Sungjong! Apa yang kau lakukan?!!” L memasuki kamar Sungjong dengan tiba-tiba dan itu membuat Sungjong yang sedang membuka twitter yeoja itu gelagapan.
Aigoo, kenapa Joohye onnie membuat #miniFF ini dikit sekali? Jinjja… aku segera membalas mention dengan seperti bisanya, banyak sekali. Hahaha
@saikounolady SJ: “aniyo hyung, aku hanya mencari nae chingu. Ia inspirit dan sering memention dan dan merupakan teman yeoja yang kau sukai itu hyung!” aku gelagapan dan segera memencet salah satu Private Account entah milik siapa. Pokoknya yang paling atas setelah ia mention! Hyung pun keluar kamar dengan cemberut takut yeoja nya ku rebut. Haaah~ hampir saja. aku melihat notebook ku yang sekarang menampilkan Private Account entah milik siapa. Aku melihat profile pemilik twitter ini. Oh, dia K-Popers juga? Menyukai TOP hyung ya? Ih, avatarnya aneh! Kenapa tidak menampilkan fotonya sendiri? Kenapa gambaran aneh seperti itu? Aku menurunkan cursor dan kaget ternyata ia me mentionku hari ini. ‘@infiniteyounges saranghae oppa have a great day’ aku mengerutkan keningku bingung. Sebenarnya siapa sih yeoja ini?
Hahaha, aku tertawa melihat mentionku ke Joohye onnie. Bagaimana tidak? Disitu kan seharusnya Sungjong menyukai Joohye onnie, bukan menyikaiku. Andwe! Dia kan biasku di Infinite. Huh! Aku mulai membayangkan bagaimana ya kalau itu semua terjadi? Hahaha, tidak mungkin. Bahkan mereka saja tidak tahu kami hidup dan ikut mneghirup oksigen. Aku mengira-ngira Joohye onnie akan menjawab apa.
Esoknya aku membuka twitter dan ternyata, Joohye onnie sudah menjawab #miniFF kami! Dengan cepat aku membukanya.
@aaninditya L: aku benar-benar khawatir Sungjong menyukai yeoja itu. Ah Kim Myungsoo, dia itu namsaengmu. Percayalah padanya. Aku membuka lagi account yeoja itu. Sampai saat ini aku tidak tahu siapa nama yeoja itu. Yang jelas nama twitternya Saikounolady. Ia adalah newbie sebagai inspirit. Buktinya ia baru saja menfollowku. Hanya melihatnya saja aku sudah berdebar-debar. Aigoo, aku rasanya ingin membuatnya mencintaiku. Ingin sekali aku konser ke negara. Dan bertemu dengannya.
Aku tertawa keras membaca #miniff yang dibuat Joohye onnie. Baiklah, aku yakin sekarang pasti onnie sedang jatuh cinta dengan L. aku yakin itu. Hahaha! Baiklah kuturuti jalan ceritanya!
@saikounolady SJPOV’s semakin lama aku melihat twitter saikounolady membuatku semakin penasaran padanya. Kulihat ia sedang online. Aku mengamati tiap mentionnya. Ia sedang ngobrol dengan yeoja dengan avatar aneh yang kemarin. Nama twitternya aaninditya. Karena penasaran apa yang mereka bicarakan, dengan iseng aku mengcopy semua percakapan mereka dan mentranslate kannya. Aku tertawa keras begitu tahu ternyata mereka sedang membicarakanku dengan L hyung. Hahaha! Hmm, ternyata yeoja aaninditya itu biasnya aku ya? Lalu Saikounolady, dia, menyukai L hyung.
Aku menghirup sedikit kopi yang aku buat tadi. Hoaah, aku sedang mengerjakan FF milikku sendiri. Aku memang ingin melampiaskan kecintaanku terhadap biasku dengan menulis imajinasi dengan mereka. Rasanya senang menciptakan suasana sendiri dengan mereka. Aku melihat-lihat Infinite Official Website. Jadwal mereka untuk bulan ini belum ada yang berubah. Masih sama. Konser di beberapa stasiun televise korea. Kapan mereka kemari? Aish jinjja!
Twit twit
Aku melihat beberapa mention yang masuk. Aku merasa seperti ada yang mengintai twitterku. Ah molla, mungkin hanya pikiranku. Aku segera membuka mention-mention yang amsuk. Aku sempat kaget membaca mention dari Joohye onnie. Memang isinya hanya cerita tapi itu, mirip dengan apa dipikiranku.
@aaninditya [yeojaPOVs] aku bergidik ngeri begitu membuka twitterku. Aku merasa di intai. Entah hanya perasaanku atau memang ada yang mengintaiku aku tidak tahu. Kau hanya membuka mention yang masuk. Tidak ada yang penting. Akhirnya aku memutuskan untuk memention biasku di Infinite ‘@INFINITELKIM Myungsoo-ah, I love your mysterious smile so much. Pls smile a lot on Mubank today!’
Aku menelan ludah membacanya. Joohye onnie, ini hanya ceritamu kan? Tapi entah kenapa aku merasa itu terjadi onnie. Eottohke?? Akhirnya aku memutuskan tidak melanjutkan #miniFF itu. Aku benar-benar takut dengan twitterku sendiri. Joohye onnie pun belakangan tidak bisa dihubungi. Haah~
***
Aku jadi tidak berani lagi membuka-buka twitter ku. Hanya membalas mention lalu exit. Aish! Siapa pun yang mengintaiku akan mati ditanganku!
To: Nichan :*
‘Anyyeong nichan, aku mau curhat T^T’
Aku mengirim sms ke Hyunmi onnie. Berharap dia membalasnya. Namun Tuhan berkehendak lain. Buktinya Hyunmi onnie tidak membalas smsku. Aaah~ dasar Nichan sibuk! Huh. Aku melempar handphoneku kesal ke atas kasur. Akhirnya aku memutuskan membuka Infinite Official Website. OMONA!!! TELL ME ITS LIE! Infinite mau mengadakan konser di Indonesia 2 bulan lagi!! Kenapa aku sampai tidak tau ya? Ah ye~ aku lupa, sudah lama aku tidak update di twitter. Hanya masuk mention dan exit. Aku segera meraih handphoneku yang kulempar tadi dan melihat ada satu sms. Nichaaan!! Finally you replied my message! Aku dengan cepat membukanya dan, betapa aku merasa ditipu! Ternyata itu adalah sms dari operator! Shit!
To: Nichan :* ; Mechan ^^
‘onnie deul… :’( waeyo?!! Kenapa kalian mendiamkan ku seperti ini?! Aku itu sedang galau onnie deul! G-A-L-A-U! huhuhu. Ya, onnie deul tau Infinite mau konser 2 bulan lagi? Kkaja~ kita nonton!’
Aku mengirimkan sms itu dan membuka twitter ku setelah semua sms terkirim. Aku melihat ada mention dari Joohye onnie.
@aaninditya nechan, mianhe, mechan nggak punya pulsa ._.
Gedombreng!! Hampir saja aku memakannya hidup-hidup kalau aku tahu dia tinggal dimana! Ya jadi, sebenarnya kami memang saling menyayangi. Antara aku, Joohye onnie, dan Hyunmi onnie. Tapi, kami belum pernah bertemu sekalipun -_____- ingin sih bertemu dengan mereka, tapi, aku kan masih sekolah. Jadi sibuk sekali pastinya. Ah iya! Aku langsung membalas mention dari Joohye onnie
@saikounolady ya ya ya! Onnie, neo baboyo? *ngga sopan* kenapa males banget sih beli pulsa! Huh. Udah baca sms terakhirku?
Twit twit
@aaninditya ne. udah. Gimana? Aku mau banget ketemu @INFINITELKIM! Kamu juga pasti mau ketemu kan sama @infiniteyounges? xD
@saikounolady jinjja?! Ok! Ayo pesen tiketnya! Btw, @icHa_KYURI88 ikut ngga?
Twit twit
@aaninditya @saikounolady hayo ngomongin nichan ya? Kekeke~ ayo ayo! Kapan lagi liat nae namja @Seongyeol1991 Nichan udh tau! Tapi mechan sama nechan engga sibuk?
@icha_KYURI88 @saikounolady aaniyo!!! Ayo pesan sekarang!
Twit twit
@aaninditya @icHa_KYURI88 ppali ppali! Kyaa! @INFINITELKIM @infiniteyounges @Seongyeol1991 we will meet you soon! xD aku udah pesen tiketnya uangnya transfer ke tempat aku aja. See you soon! xD
Aku exit dari twitter dengan perasaan bahagia. Akhirnya aku jadi menonton Infinite! Untung saja ayah dan ibu sedang ke Jepang 3 bulan. ._.v mianhe okasan, aku janji tidak macam-macam di Jakarta! Hahaha.
‘We like to wake up in love. Everytime I cant get enough but kindness sweetness I don’t wanna ever to end’
“halo?” sapaku setelah mendengar TOP bernyanyi untukku.
“moshi-moshi…” ah ternyata ibu yang menelpon.
“ada apa bu?”
“ngga papa. Kamu gimana belajarnya? Nggak sakit lagi kan?”
“enggak. Everything is undercontrol.”
“good job. Please take care yourself.”
“hai wakatta (ya aku mengerti). Okasan, aku ada permintaan.”
“apa?”
“2 bulan lagi aku mau ke Jakarta.”
“hah?!! Ngapain kamu?!! Sendirian?! Nggak usah! Nyusahin aja!” Oh My Godness, ucapan ibuku benar-benar menusuk.
“kalau gitu aku mau kabur!” ancamku dengan bodoh. Mana mungkin ibu percaya aku akan kabur? -___-
“halah! Gitu aja ngambek! Pokoknya nggak boleh!”
“tapi itu kan libur semester! Masa aku nggak boleh liburan?!”
“iie! (nggak). Pokoknya kalau ibu bilang nggak ya nggak!”
“ah terserah!” aku menutup telepon dan membantingnya ke lantai! Tahu gitu aku tidak usah member tahu. Toh ibu juga tidak tahu kalau aku akan pergi.
Aku berjalan keluar. Sebenernya ingin keluar kamar tapi terhenti begitu melihat handphoneku di lantai dengan bagian tubuh tidak utuh
“kyaa~ nae handphone!!”
***
Aku berjingkrak senang! Syukur setelah 1 bulan aku mendiamkan ibu dan ayah, bahkan 2 kakakku, aku berhasil ke Jakarta! Kenapa bisa? Tentu saja! ibu bilang ada temannya di Jakarta yang ingin menyarahkan sesuatu dokumen. Tapi tidak bisa dipaket karena akan dibawa kakak pertamaku ke Jepang. Hahaha! Tuhan, kau memang sangat amat menyayangiku.
***
To: Nichan :*
‘Nichan, aku sebentar lagi check in. jangan lupa jemput! xD’
From: Nichan :*
‘ok sayang. Nichan jemput. Hati-hati’
Aku mematikan handphoneku karena mau check in. senang sekali rasanya akan bertemu Sungjong! Kyaa~ aku tidak akan lupa betap seksinya dia kalau sedang berkelakuan banci *dibantai inspirit*. Joohye onnie akan menyusul nanti malam ke Jakarta dari Bogor. Sedangkan Hyunmi onnie kan memang sudah di Jakarta karena bekerja. Hahaha. Sebentar lagi aku akan bertemu dengan para onnie gilaku. Kami belum pernah bertemu sebelumnya, kira-kira bagaimana ya mereka?
***
Aku melihat ke sekiling Soekarno-Hatta Airport. Hyunmi onnie, kau dimana? Aku mulai melewati satu persatu orang disana. Namun tidak ada yang terlihat seperti Hyunmi onnie. Aku mengaktifkan handphoneku dan melihat beberapa sms masuk dari Hyunmi onnie. Isinya sama, meminta maaf karena terlambat menjemput. Tiba-tiba bosnya menyuruhnya mengerjakan sesuatu. Aku tidak dibolehkan pergi ke hotel sendiri. Aish jinjja! Yasudahlah. Aku mengalah dan berjalan ke arah ruang VIP airport. Aku duduk di salah satu tempat duduk itu sendirian. Bagaimana tidak? Mentang-mentang ibu dan ayah tidak mengawasiku, kakakku memilih pergi nanti malam karena pacarnya meminta di antar pulang ke rumahnya di luar kota. Dasar! Nappeun namja! Aku mengaktifkan IPod ku dan menyalakan lagu infinite favoriteku.
“nothing’s over nothings over ttamyeon manamyeon andwe” aku bernyanyi lirih sendiri. Bagian kesukaanku. Bagiannya Sungjong.
“aah~ Sungjong, saranghae…” ucapku sambil menghembuskan nafas panjang. aku merasa sedang di perhatikan oleh seseorang. Jangan salahkan aku karena aku memang peka dengan hal kecil sekalipun. Aku melihat ke sekeliling kanan ku. Tidak ada siapa-siapa. Lagipula ini ruangan VIP. Tidak mungkin sembarangan orang bisa masuk. Aku kembali menyanyikan before the Dawn. Tunggu, aku mulai bergidik ngeri. Rasa itu datang lagi. Aku langsung menengok ke kiri dan menemukan seseorang dengan baju bukan smeuanya kuning. Mulai dari jumper, celana, topi. Hanya kacamatanya yang berwarna hitam. Aku hanya menganggukkan kepalaku menyapanya. Ia melepas headset nya dan tersenyum ke arahku. ok, kurasa dia yang memperhatikanku dari tadi. Aku mencoba tidak peduli padanya dan berusaha mengalihkan perhatianku. Aku membuka IPod ku dan mencari lagu lain. Sekarang terdengar Infinite-Be Mine. Andwe andwe andwe. Kenapa pikiran ku tidak tenang begini. Eottohke?
“kya!” aku menjerit kaget begitu merasa pundakku di colek seseorang. aku menengok dan menemukan namja tadi yang mencolekku.
“maaf, ada apa ya?”
“sorry, can you speak in English please?” aku mengerutkan dahiku. Bingung sekali. Ini namja bisa berbahasa inggris tidak sih? Kenapa pronounce nya masih buruk?
“ah ne. ah, sorry, I mean yes. What happened sir?”
“kkugae, ah I mean, what time is it?” kkugae? Dia orang korea? Aku menunjukkan tanganku ke arahnya. Ia hanya mengangguk.
“thank you.”
“cheonmaneyo.” Ucapku sambil tersenyum manis. Dahinya berkerut.
-in hangul-
“kau bisa berbahasa korea?”
“ne, sedikit.”
“aah, arasseo. Belajar?”
“anhi. Tau dari lagu korea. Hehe”
“aah~ kau menyukai lagu korea?”
“ne. boyband.”
“suka siapa?”
“aku VIP. Aku sangat menyukai Bigbang”
“oh. Bigbang hyung. Aku tahu mereka. Aku sempat satu stage dengan mereka.” Aku mengerutkan dahiku bingung. Satu stage dengan mereka?
“ah maksudku, aku menonton pertunjukan mereka.”
“aah~ mereka hebat kan? Aku selalu menunggu mereka mengadakan BigShow di Indonesia. Hahaha”
“kau senang melihat konser boyband Korea di Indonesia?” aku menggeleng
“anniyo. Aku belum pernah. Baru besok akan mencobanya. Infinite. Mereka akan konser kan besok. Apakah kau tau Infinite?”
“tentu saja tau! Mereka sangat hebat!”
“hahaha, ne. siapa biasmu disana?”
“naega? Tentu saja magnae nya. Lee Sungjong!” ia menepuk dadanya seolah bangga. Aku tertawa melihatnya seperti itu.
“hahaha, arasseo. Nado. Aku juga snagat menyukainya. Ia begitu tampan huh? Hahaha”
“ah, korea mu masih jelek sekali.” Aku merengut mendengarnya. Ia tertawa. Tunggu, aku seperti pernah mengenalnya. Benarkah aku pernah bertemu dengannya?
“permisi, siapa namamu?”
“eh? Ngg, cho choneun…”
‘We like to wake up in love. Everytime I cant get enough but kindness sweetness I don’t wanna ever to end’
“chankammanyo. Yobuseo?” ucapku sambil mengangkat telepon.
-dalam b.indonesia-
“nechan dimana?”
“nichaaan. Lama banget loh… aku di ruang tunggu VIP. Aku keluar sekarang.”
“ne. nichan tunggu di depan gate 1.”
“ne nichan.” Aku memasukan handphone ke saku dan melihat kea rah namja tadi.
-hangul-
“cogi… mianhe aku harus pergi. Onnie ku sudah menunggu.” Ia berdiri dan tersenyum.
“ne. kau menonton Infinite kan besok?”
“ye? Ne. waeyo?” ia membuka tasnya dan mencari sesuatu.
“menonton berapa orang? Bersama onnie mu?”
“ne. 2 onnie ku. Mereka menyukai Seongyeol dan L”
“igae. Terima saja. semoga besok bisa bertemu ya.” Aku melihat 3 lembar kertas di tangannya.
“igae mwoya?” sahutku sambil mengambil kertas itu. Aku melihatnya kertas itu. Jujur, aku bisa bicara tapi tidak membacanya. Tolong deh…
“fans signing. Datanglah.”
“mworago?! Ah, anhi anhi. Aku tidak ingin merepotkanmu!” aku bersaha mengembalikannya.
“shirreo. Jebal. Terimalah, berkat kau aku tidak bosan menunggu hyungdeul yang mau datang 15 menit lagi.”
“hyungdeul?”
“ne. kamsahamnida nngg”
“Reina imnida. Choneun Aninditya. Tapi nama korea ku Lee Reina. Bangapsumida nngg”
‘We like to wake up in love. Everytime I cant get enough but kindness sweetness I don’t wanna ever to end’
Aku mengambil handphoneku sebelum namja itu menjawab. Jinjja!aku tersenyum dan menerimanya dnegan membalikkan badanku.
“nichaaan, chankamnyo!” aku membalikkan tubuhku untuk berbicara sebentar. Namun aku melihat namja itu sudah berjalan jauh di depanku.
“ya!!! Aku belum tahu namamu!!!” aku berteriak memanggilnya. Ia hanya melambaikan tangannya dan pergi. Aish! Sok sekali sih dia!
***
Aku keluar dari ruang tunggu VIP dan mencari Hyunmi onnie. Eoddi eoddi? Aku menjelajahi mataku kemana-mana. kenapa tidak ada?
“ya nichan eoddigayo?!”
“aigoo, nichan itu didepan ruang tunggu VIP! Habis kamu lama sekali! Eoddiyo?”
“eh? Aku di depan gate 1 nichaaan!!” aku frustasi sebal mencari nichan yang susah sekali di temukan.
“nichan diam disitu! Aku yang kesana!”
“andweee! Disini sesak penuh. Aku yang menyusulmu. Chankammanyo!”
Aku mengerutkan dahi bingung. Mengapa ramai? Sepertinya tadi aku keluar juga baik-baik saja.
“nechan?” serasa di panggil aku menoleh ke belakang dan mendapatkan seorang yeoja cantik berdiri 1 meter di depanku. Ia melambaikan tangannya.
“nichaaan!” aku berjalan cepat untuk menyapanya. Ia merentangkan tangannya seolah aku akan memeluknya. Aku segera menyambar tangan kanannya dan menciumnya.
“anyyeong haseo nichan. Hehe”
“ya! Kukira kita mau main sinetron-sinetronan!” ia memukul kepalaku pelan.
“ah yaa!” aku mengusap kepalaku pelan dan tersenyum.
“nichan, neomo yeppo.”
“haha gomapta. Kamu juga.”
“arra nichan. Gomapta.”
“maksud nichan, kau juga lucu. Gendut!”
“yaa!!!” aku menghentakkan kakiku kesal. Kenapa memenag kalau gendut huh!
“hahaha, ya ya ya, jangan ngambek. Ayo kuantar ke hotel. Kau pasti capek kan?” aku hanya mengangguk dan berjalan di sebelah Hyunmi onnie sambil emnggandengnya.
***
“onn, kenapa VIP gate penuh? Tadi aku keluar juga sepi kok.” Tanyaku sambil memasang sabuk pengaman.
“tidak tahu? Hari ini infinite datang kan?”
“jinjjayo? Mollayo nichan.”
“aah~ Inspirit kira mereka datang lewat gate 3. Tapi ternyata mereka ke VIP room karena Sungjong sudah menunggu disana. Kau tidak bertemu Sungjong? Jinjjayo?!”
“mworago? Sungjong di VIP Room?!! Aaah!!! Nichaaan! Kenapa aku tidak tau!”
“haha, gwenchana. Kita bisa bertemu mereka besok.” Aku hanya mengangguk sedih.
“ah ya nichan, tadi di VIP room aku bertemu seseorang. dia Korean. Lalu memberiku 3 tiket gratis fans signing untuk konser besok.”
“JINJJAYO?!!!”
“ne. ini.” Aku menunjukkan tiket yang diberikan namja tadi. Nichan hanya menengok skeilas dan kembali pada jalan.
“omona! Kenapa bisa? Kau harus cerita nechan!”
“arra. Tapi biarkan aku sampai hotel dulu.”
“arasseoyo.”
***
Dan disinilah kami sekarang. Kami? Ya, naega, Hyunmi onnie, dan Joohye onnie. Hyunmi onnie memutuskan menginap di hotel bersama kami. Aku memilih suite room agar nyaman saja. aku menceritakan kejadian di VIP room tadi.
“jangan-jangan itu Sungjong!!” Joohye onnie berteriak keras dan berdiri diatas kasur dari duduk nya.
“aigoo, mechan, duduk lagi. Kau ini.” Joohye onnie hanya meringis sambil menggaruk kepalanya karena malu ditegur Hyunmi onnie. Aku hanya terkekeh geli melihatnya.
“hahaha, mechan harusnya ingat, sudah tua jangan kebanyakan bergerak. Nanti encok” DUAK! Kepalaku di jitak dua orang sekaligus
“ah ya!!!! Nichan dan Mechan mau membunuhku hah?!”
“ya ya ya, kau ini lebih muda. Jagalah sopanmu.” Aku hanya merengut melihat mereka ber-tos ria melihatku di bully.
“kembali ke topic. Jadi menurut nechan dia Sungjong bukan?” aku menggeleng cepat.
“bukan! Jelas-jelas suaranya beda.”
“kayak kamu sudah pernah teleponan sama Sungjong saja.” aku langsung melirik sadis ke sumber suara. Siapa lagi kalau bukan Joohye onnie. Ia meringis sambil mengacungkan jari yang membentuk peace.
Aku bercerita kenapa aku merasa galau selama ini. Dan ternyata, Joohye onnie juga merasa di intai. Hanya Hyunmi onnie yang hidupnya damai dan tenang. Setelah lama kami berbicara dan mempersiapkan semuanya, kami pun tertidur.
***
Aku tertawa riang saat mengantri untuk masuk ke JCC. Kami, berfoto-foto sambil tertawa-tawwa menceritakan hal-hal lucu yang pernah kami alami.
***
Tiba saatnya kami masuk untuk melihat infinite! Kami smeua berteriak histeris begitu lampu mati dan mereka mulai keluar dari back stage. Aku berteriak kencang meneriakkan nama Sungjong. Percuma, tidak akan terdengar! Tunggu, aku merasa ada yang salah. Andwe! Jangan sekarang! Aku belum mau pingsan saat ini! Tiba-tiba aku merasa perutku mual. Andwe Tuhan… Jebaal~ ini pertama kali seumur hidupku aku melihat konser korea.
“nechan. Ya nechan! Gwenchanayo?!” aku hanya mengangguk dan tersenyum lemah ke Joohye onnie dan Hyunmi onnie yang sekarang terlihat cemas. Mualku dengan cepat hilang. Ini bukan berarti smeua selesai. Namun ini lah yang susah. Ini masalah. Vertigo ku kambuh! Aku memegang lengan Joohye onnie untuk berpegangan.
“nechan jebaal, katakana kau kenapa?!”
“gwenchana mechan.”
“nichan, kita keluar saja. nanti nechan pingsan bagaimana?”
“anniyo. Gwenchana. Aku ke kamar mandi saja. ok? Gidaryeo.” Aku melepaskan diri dari pegagan Joohye onnie. Namun, saat aku melangkah, semua tiba-tiba gelap.
***
“nichan eottohke? Kita telepon orang tuanya!”
“neo baboyo? Orang tuanya kan di Jepang sekarang. Dan juga kakaknya sudah berangkat pasti. Sekarang sudah jam 8 malam. Lagipula kalau kita bilang, kita nanti yang disalahkan.”
Aku samar-samar mendengar mereka berbincang. Aku mengerjapkan mataku
“nggh”
“nechaan!!” Hyunmi onnie langsung memelukku erat. Aku hanya tersenyum lembut melihat Joohye mengusap airmatanya. Jeongmal mianhe.
“onniedeul, jeoseonghamnida.” Ucapku lemah kepada mereka. Mereka langsung melepaskan pelukan mereka. Joohye onnie hanya mengangguk sambil tersenyum lembut sedangkan Hyunmi onnie…
“ya!! Neo babo!! Kalau kenapa-kenapa bilang. Jangan sok kuat seperti itu!” aku melihat nichan marah kepadaku. anhi, marah khawatir.
“jeosonghamnida. Harusnya kalian tetap menonton…”
“ya! Aish jinjja baboyo!” aku tersenyum lemah saat mereka berdua mencubit gemas pipiku.
Cklek
“maaf, member infinite ingin melihat korban dalam konser mereka kali ini.” Kami semua melotot kaget mendnegar ucapan si penerjemah. Joohye onnie dan Hyunmi onnie langsung merapikan wajah mereka yang terlihat merah.
“mechan, aku bagaimana?”
“yeppo nichan. Naega naega?”
“yeppo.” Aku sendiri hanya berusaha duduk. Aku mulai melihat mereka masuk satu—persatu.
-dalam hangul-
“a anyeong haseo.” Sapa mereka sambil menundukkan kepala.
“a a anyyeong haseo Myungsoo-ah…” aku melirik ke Joohye onni yang melongo melihat biasnya berdiri didepannya.
“anyeong haseo. Joseonghamnida merepotkan kalian.” Ucap Hyunmi onnie lebih tenang dari Joohye onnie.
“ah, annimida. Kita yang meminta maaf sudah membuat yeosaeng kalian menjadi korban di konser kami.” Ucap Seunggyeol sambil menundukkan kepala dan tersenyum.
Tok tok tok
“mianhe hyung aku tadi ke kamar mandi sebentar.” Aku langsung menutup mulutku kaget. Sungjong!! Kkugae!! Sungjongie!! Naega Sungjoong!!!!
“ah~ anyyeong haseo. Choneun Lee Sungjong imnida. Bangapsumida.” Mataku bertemu dnegannya. Dan dengan santai ia mendekatiku diikuti tatapan aneh oleh semua member infinite.
“Reina-ssi gwenchana?” Reina? Yang mengetahui nama reina hanya sebagian orang tapi kenapa dia bisa-
“sorry, what time is it?” aku mengatupkan mulutku yang terbuka lebar. Sungjong menatapku senang karena melihat kekagetanku.
“Choneun Lee Sungjong imnida Reina-ssi. Kamsahamnida menjadi fans ku.” Aku mencubit lengan Joohye onnie dnegan keras.
“ah yaaa! Appo nechan!” ini bukan mimpi. Aku mengangkat tangan ingin memukul Hyunmi onnie tapi ia lebih dulu menghindar.
“kau tidak bermimpi nechan.” Ucapnya sambil meringis melindungi lengannya dari pukulanku.
“Sungjong-ssi, jadi namja di Airport itu, kau? Dengan pakaian serba kuning?”
“ne.”
“chankamman. Sungjong-ie, ini yeoja yang kau ceritakan?!” L mendekati kami dan diikuti semua member. Sungjong hanya tersenyum lebar sambil mengangguk senang.
“aaah, uri Sungjong chukkae!!”
“gomapta hyungdeul.” Aku, Joohye onnie dan Hyunmi onnie hanya mengerutkan kening bingung.
“mm, cogi, waegurae?”
“chankamman, igae aniniditya?” aku mengangguk saja saat Seunggyeol menunjukku
“lalu ini saikounolady?” Joohye onnie hanya mengangguk juga sambil tersenyum senang karena L mengenalnya.
“dan ini berarti Icha Kyuri?” Hyunmi onnie tersipu malu karena yang bertanya Seongyeol. Apalagi ia mengucapkannya dnegan fasih.
“tapi bagaimana kalian mengenal kami?”
“aigoo, Reina-ssi apa kau tidak merasa selama ini kau di intai oleh mereka bertiga?” aku dan onnie deul melongo.
“chankamman. Ceritakan.” Hyunmi onnie langsung tidak terima begitu saja ,erasa diintai.
“pertama, Sungjong iseng mencari namanya di twitter. Dan ternyata keluar saikounolady dan Reina-ssi yang sedang membuat miniFF tentang Myungsoo-ah dan dia.”
“lalu, kami aku memberitahukan hyungdeul tentang itu. Dan mereka membaca sambil tertawa. Sedangkan Myungsoo hyung hanya tersipu malu.”
“jadi selama ini kau yang mengintaiku?!” sahutku menyahut ucapan Seungjong sambil menunjuk ke arahnya. Seungjong mengangguk bahagia karena mungkin aku pintar menebaknya.
“lalu kenapa aku disangkut pautkan?” Tanya Hyunmi onnie sambil menunjuk hidungnya sendiri.
“itu aku!” kami langsung menengok ke arah Seongyeol yang mengangkat tangannya ke udara seperti anak TK.
“wae? Kenapa kau mengintaiku juga?”
“setelah kalian mention tentang ingin menonton konser, aku tau saikounolady-ssi menyukai Myungsoo-ah, Reina-ssi menyukai Sungjong-ie, jadi tinggal kau yang menyukaiku.” Aku bisa melihat wajah Hyunmi onnie memerah.
“igae… Choneun Reysa imnida. Nama korea ku Ahn Joohye, jadi jangan panggil saikounolady.” Semua tertawa karena Joohye onnie merusak suasana.
~end of flashback~
Nah, jadi kira-kira seperti itu ceritaku dan Joohye onnie sampai bisa berpacaran dengan mereka. Oh iya, hari ini Joohye onnie Ulang Tahun. Tanggal 21 September.
Ting tong ting tong
Oh, tunggu sebentar. Ada tamu yang datang. Tunggu ini baru jam 8 pagi. Ibu dan ayah juga sedang di jepang lagi. Aku membuka pintu dulu.
“tunggu sebentar”
“OMONA!!!” aku berteriak kaget melihat siapa yang didepan pintu.
“Anyyeong cagi… aah jeongmal jinjja bogoshippo…” aku masih melongo melihat siapa didepan pintuku. Sungjong dan L di hadapanku sekarang.
“waeyo? Tidak percaya ini aku? Kemari aku peluuuk~” Sungjong mendekatiku dan memelukku dnegan erat.
“aish kalian ini membuat iri! Awas, aku mau masuk.”
“ah ya! Oppa jelek!” aku membentaknya saat ia memelwatiku dan menyenggol bahuku kasar.
“aigoo, biarkanlah, dia sedang badmood. Joohye onnie, tidak bisa dihubungi sejak kemarin. Padahal kami kemari untuk merayakan ulang tahunnya.” Ucap Sungjong sambil menggandengku masuk ke rumah.
“kau sendiri cagiya?”
“em. Wae? Jauhkan pikiran kotormu.”
“ah? Kau ini yang berpikiran kotor!”
***
Akhirnya aku, Sungjong, Myungsoo oppa, dan Hyunmi onnie memutuskan merayakan ulang tahun Joohye onnie dengan mengunjunginya langsung ke rumahnya di Bogor.
“chankamman, gidaryeo, aku masih mennunggu satu orang lagi.”
“nuguya onnie? Neo namja chingu?” tanyaku dengan menaikkan satu alisku. Hyunmi onnie tersipou malu. Aigoo, sudah tua tapi amsih saja tersipu malu begitu *di bunuh*. Belum lama kami menunggu di depan rumah Hyunmi onnie, ada sebuah mobil sport berhenti di depan kami. Begitu melihat siapa yang keluar kami smeua melongo kecuali Hyunmi onnie.
“ah, mianhe aku terlambat aku terkena macet.”
“Seongyeol hyung!! Kenapa disini?” Tanya Sungjong dengan heran
“aigoo, aku kan ingin mengunjungi yeojachinguku juga seperti kalian. Masa tidak boleh?”
“MWORAGO?!!!” teriakku, Sungjong dan Myungsoo oppa dnegan keras.
“nichan, jadi jadi jadi, dia namjachingumu?!!” Hyunmi onnie mengangguk tersipu malu sambil memeluk lengan Seongyeol oppa.
“aah~ molla, ayo cepat. Aku sudah rindu Joohye.”
***
Kami memata-matai Joohye onnie didepan rumahnya. Tunggu, bukan memata-matai tapi menunggunya keluar. Biasanya, kata Myungsoo oppa, kalau mereka telepon, Joohye onnie selalu keluar. Jadi Myungsoo oppa menelponnya agar ia keluar. Dan benar saja. tidak sampai satu menit loh kami menunggu, sosok yeoja cantik itu keluar. Kami langsung membuka pintu. Dan, cheesy (lebay)nya Joohye onnie, ia menjatuhkan BB nya.
“cagiya…”
The end
Saengil Chukkae Kak Reysa, Naega Himechan, Naega Joohye onnie. Saengil chukka. Mianhe nechan Cuma bisa ngasih ini. Nechan harap, Mechan suka sama apa yang nechan buat. Saengil Chukkae cagiya :*
Naega Nichan, Naega Kak Icha, Naega Hyunmi onnie, mianhe kalau karakter beda. Saengil Chukkae /eh/ hehehe, mianhe kalau nggak seneng dan ada beberapa kesalahan sifat.
SARANGHAE NAEGA ONNIE-DEUL I never regret have two of you. Jeongmal wanna meet you soon.
Nah buat readersnim yang saya cintai… *lo piker pidato nin* jadi… gimana ya? Bagus nggak? Kepanjangan ya? Mianhe jadi ngebosenin -_____-“
Kamsahamnida udah baca *bow*
PS: Vertigo adalah penyakit pusing yang terasa seperti dunianya berputar dan sakit sekali melebihi migraine.
.: KyuRa Moment :. My Naughty Evil
Title : My Naughty Evil
Author : KyuRana
Genre : Romance
Rating : PG 15
Length : Oneshot
Discleimer : SuJu members belong to God. I just have the plot!!!
Kyo Ra memerjap-merjapkan matanya. Gadis itu masih mengumpulkan seluruh nyawa yang berada di alam sadarnya. Ia lekas bangkit dan duduk di tepi ranjangnya namun pikirannya masih terfokus pada mimpi buruk yang beberapa hari ini memang selalu menghantuinya.
Jam dinding di kamar Kyo Ra menunjukkan pukul 7 pagi waktu Jepang. Ya, sudah seminggu ini Kyo Ra berada di Jepang bersama ibu dan kakak lelakinya. Libur musim panas Kyo Ra manfaatkan semaksimal mungkin untuk melepas rindu dengan ibundanya tercinta.
Kyo Ra mulai berjalan keluar kamar dan menuruni tangga menuju ruang makan. Dilihatnya Yin Jung, kakak lelaki Kyo Ra yang tengah meneguk segelas susu putih.
“Kau sudah bangun? Baru saja aku ingin membangunkanmu.” tukas Yin Jung saat Kyo Ra mulai mengambil posisi duduk di sebelahnya.
Gadis itu tidak bergeming. Tatapan matanya masih kosong.
“Hari ini apa kau mau ikut ke butik eomma, sayang?” tanya ibu Kyo Ra yang sedari tadi masih asyik membuat sarapan.
“Aniyo eomma. Aku di rumah saja bersama oppa. Aku masih lelah gara-gara seharian kemarin berkeliling Tokyo.”
“O tidak bisa. Hari ini aku mau pergi ke toko oleh-oleh saeng-ah. Kekasihku memintaku untuk membelikan oleh-oleh.” celetuk Yin Jung yang membuat Kyo Ra merengut seketika.
Kyo Ra ingin membalas elakan kakaknya itu, tapi mengingat kakaknya pintar mencari segudang alasan, gadis itu memilih diam saja.
***
Rumah Kyo Ra terasa sepi. Gadis itu berdiri di balkon kamarnya seorang diri. Kedua matanya ia edarkan ke segala arah sambil menikmati pemandangan yang menyegarkan matanya. Dihirupnya udara pagi itu dalam-dalam. Terasa menyejukkan dan menenangkan jiwanya.
Dostları ilə paylaş: |