END
Professor Minho
==============================
Title :: Professor Minho
Author :: Fai a.k.a Sung Minra
Cast :: Choi Minho, Key, Onew, Taemin, Jonghyun, Sulli, Krystal
Other Cast Figuran :: Kiseop
Genre :: tentukan sendiri, okey?
Length :: Drabble atau Ficlet ??
Rating :: G NC-21
Choi Minho adalah seorang guru fisika di SMA AMBURADUL. Dia kali ini mengajar dikelas ASOYGEBOYBOHAY. Dikelas itu terdapat Onew sebagai ketua kelas dan Key sebagai wakil ketua kelas. Mereka dikenal sebagai Onkey couple. Ada pula Taemin, Jonghyun, Sulli dan Krystal sebagai figuran dikelas itu sekaligus anak dari Onkey.
Lalu murid-murid pemeran utama yang memang sengaja numpang eksis difanfic ini.
*Onkey :: (bisik-bisik) tuh author bawel ye*
Oke deh, karena Onkey udah protes, saya langsung saja.
Minho :: baik anak-anak!! Hari ini kita akan membuat pratikum!
Onkey :: *bisik-bisik lagi* padahal masih tuaan kita yah.
Taemin :: pratikum apa pak?
Sulli :: jangan pratikum bikin ice lemon tea rasa leci lagi yah pak.
Krystal :: iya pak, rasanya ancur.
Onew :: sstttt.. Biarkan pak guru bicara.
Minho :: oke saya lanjutkan. Kita bikin ramuan pengecil tubuh.
All :: WHAT?! NO WAY!!!
Minho :: bercanda dodol. Kita bikin ramuan.
Taemin :: ramuan apa pak? *innocent*
Minho :: maneketehek? Yang jelas sekarang kita ke lab IPA.
Sulli :: bawa buku gak pak?
Minho :: tentu, sekalian alat tempur dan perang kalian.
Jonghyun :: lha? Buat apa pak?
Minho :: maksudnya, alat tempurnya itu tuh alat-alat tulis kalian *sok ngeles*
Key :: oohh kirain kita mau tempur pak..
Minho :: dasar dodol.
Krystal :: gimana sih Jonghyun, masa omongan pak Minho yang selalu ngawur dipercaya..
Minho :: ehem ehem. Krystal, kamu gak mau nilaimu saya kurangin -50 kan?
Krystal :: eh enggak mau pak!!! Maapkelah pak!!
Onew :: ngomong apaan sih dia?
Key :: auk tuh.
Krystal :: *lirik-lirik*
Onkey :: *pura-pura gak tau*
Setibanya di lab IPA..
Taemin :: nah sekarang kita ngapain dulu pak? *innocent*
Minho :: bikin kelompok dulu.
Sulli :: oh yaudah.
Minho :: eits! Tapi saya yang bagi kelompoknya wleeee.
Onkey :: *bisik-bisik* tuh professor (?) kayak anak kecil aje yee.
Minho :: ehem! Oke ini dia kelompoknya
Kelompok 1 !!
-Onew
-Key
-Jonghyun
-Taemin
-Sulli
-Krystal
Kelompok 2 !!
-Kiseop
-Hongki
-Gayoon
Blablablablabla
(30 menit kemudian..)
Oke itu urutan kelompoknya!
Sulli : siap pak!
Minho :: ambil bahan-bahan ramuan lah!
Jonghyun :: emang apa aja bahannya?
Minho :: bahannya!!
-cairan merah
-cairan kuning
-cairan hijau
-cairan mejikuhibiniu
-cairan kental
-cairan lengket
Blablablablabla
(15 menit kemudian)
Dah! Cukup itu saja!
Jonghyun :: edun banyak bener..
Onew :: pak, gak salah pak sebanyak itu bahannya?
Minho :: woiya saya nggak salah.
Krystal :: ambil bahannya dimana bapaaaakkkkk???
Minho :: noh minta sama tukang kebun!!
Taemin :: kok sama tukang kebun pak?
Minho :: woiya wong dia yang punya!
Key :: trus siapa yang ngambil pak?
Minho :: Sulli dan Kiseop! Buruan!
Sulli+Kiseop :: pan sial bet gue..
(1 abad kemudian..)
Sulli :: AAAAAAAAA!!!!!!!
Kiseop :: emaaaaakkkkk!!!!!!
Minho :: tuh anak bedua nape? Key! Lihat mereka kenapa!
Key :: ayayay, kapten!! *spongebob mode on*
Onew :: cepet balik ya sayy.. *wuakakak*
Key :: *celingukan* Sulli? Kiseop? Where are you going nak??
Sulli :: sstttt… Pan kau diam saja!
Key :: napa sih?
Kiseop :: nih, cairan kentalnya tumpah dipantat gue..
Key :: alamak!
Akhirnya.. dengan naas-nya si Key membersihkan cairan yang sangat kental berwarna hijau itu dari bokong-nya Kiseop. Alamakk.. *ngopy kata-kata Key*
*Minho :: woy author buruan bagian gue jadi orang hebatnya mana seh*
*author :: sabar ya Minooo*
Akhirnya trio Key-Kiseop-Sulli masuk kekelas dengan gaya seolah-olah mereka itu anak dari Raja dan Ratu Inggris.
Key :: wahai rakyat-rakyatku! Tunduklah padaku! *lagi ngayal ceritanya*
Minho :: *bletak!* *mukul Key ceritanya* ngayal aja! Cepat urusi kerjaan tuh!
Key :: ya ya pak..
Jonghyun+Taemin :: ckckck..
Krystal :: woy! Ketua kelompoknya Onew pan ya??
Onew :: iyalah!!!
GEDEPAAAKKK!!! *suara tamparan ceritanya*
Onew :: eh Key napa sih tiba-tiba nampar?
Key :: papa tuh ya! Harusnya papa tuh sebagai ketua dimanapun, harus sigap! Gimana sih papa nih?!
Onew :: oh maaf ya mah, aku lupa.
Key :: lupa gimana?! Papa harusnya tegas! Jangan lalai! Dan papa jangan lupa sama amanat yang diberikan guru kita! Trus papa tuh blablablablabla~~~~~~~
(1 jam kemudian)
Blablablablabla!!!! Mengerti pa?!
Onew :: iya mah papa ngerti.
Taemin :: pah, mah, jangan berantem masalah keluarga disini! Malu sama tetangga!
Sulli :: ayo dong kapan nih kita kerjanya?!
Jonghyun :: tauk nih orang pada! Sarapapeeee……
Krystal :: pssstttt… Si Jjong ngomong apa sih?
Key :: *bergidik* geli ih kalo kamu yang bisik-bisik. Maneketehek dia ngomong apa..
Onew :: ayo ayo bagi tugas!!
Aku yang nyiapin botol, Key yang ngambil cairan merah, Jjong ngambil cairan kuning, Taemin ngambil cairan hijau, Sulli ngambil cairan mejikuhibiniu, dan Krystal ngambil cairan kental.
Taemin :: trus cairan lainnya?
Onew :: kita masukin sama-sama!!
All :: sipe bose! (baca :: hilangkan huruf ‘E’)
(5 windu kemudian~)
Minho :: woalah gimana nih udah jadi?
Onew :: dikit lagi pak~
Key :: rapi kan pak???
Jonghyun : iyaksss
Taemin :: oh aku benci cairan lengket!!
Sulli :: hiwaw pelangi..
Krystal :: ih najis jijay cairan kental..
Minho :: ini udah selesai?
Taemin :: *innocent* eh? Tadi cairan birunya udah dimasukin belom yah??
Sulli+Minho :: tuh kan..
Onew+Key :: masukin gih.. belom deh kayaknya.
Taemin :: gak berani..
Minho :: yaudah. Onew! Kamu yang masukin!
Onew :: lha kok saya? Pan kerjaan si Taem!!
Minho :: kasihan dia! Cepat masukkan!!
Onew :: *terpaksa masukin cairan biru itu keramuan*
Tiba-tiba..
JEDEEEEEEEERRRRRRRRRRRR !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ketika Onew memasukkan cairan biru itu, tiba-tiba terjadilah ledakan yang sangat dahsyat dari lab IPA. Tersebutlah asap berwarna biru mengepul diruangan itu. Semua manusia yang ada di lab IPA, badannya biru terkena kepulan asap biru.
Minho :: ONEEEEEEEEEEEEWWWWWWWWWW!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Onew :: lha pan bapak yang nyuruh saya masukin!! *ngacir-ngacir*
Minho :: siapa suruh kamu nurut?!
Onew :: pan kalo saya gak nurut bapak marah!!
Minho :: ONEWWWW!!!! Sini kau!!!!
Onew :: Key toloooonggggg aku sayaaangggg!!!!
All :: JANGAN BANTU DIA!!
Key :: iya tauk lu Onew ngapaen gue bantu lu.
Jonghyun :: jangan mau.
Taemin :: jangan sudi.
Sulli :: badan gue biru semua hueee..
Krystal :: tuh kan dari tadi gue dah punya firasat pasti jadi begini.
Minho :: *tetep ngejar Onew*
Onew :: TT_______________TT
End
============================
“ QUEEN OF DANG………DUT” ONE SHOOT
RATING : G
GENRE ; ROMANCE
ONE SHOOT
OCs
Author : rulysaranghae & riany fitri
Cast :
Riany fitri as han hae rie
Lee donghae as donghae
Han hae rie pov
Annyeong……………
Han hae rie imnida, aku perpaduan korea dan java, sekarang aku duduk di kelas 3D di gangnam high school. Aku memiliki hoby yang lain dari pada yang lain, dari teman-teman yang lain. aku sangat menyukai music dangdut. Seperti rhoma irama, evi tamala, cici paramida, dan masih banyak lagi yang lainnya. By the way…mungkin orang-orang menganggapku aneh, karena hoby ku itu. sering menyanyi di kelasku, pada saat makan ataupun olah raga, aku pun sering menyanyi lagu dangdut, sampai-sampai ada seorang namja, yang memberiku gelar……queen of dangdut. Ya………dia sangat tampan, tapi dia juga sangat menyebalkan. Dia sering sekali membuatku marah, seperti sekarang ini, saat aku sedang asik makan di kantin, sambil mendendangkan lagu dangdut,
“ para penonton………bapak-bapak…ibu-ibu….semua yang ada disini,” lagi asik nyanyi, eh…tiba-tiba dia nongol dengan dancenya dan mengejekku.
“ ha……ha..ha……….ha…………………..,lihat lah semuanya yang ada di sini. Si ratu dangdut kita lagi ngebor….” Ucap donghae tertawa dengan dancenya
“ yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa………………..lee……….dong……hae……..” ucapku berteriak dan menghampirinya.
“ wae???, kamu menantangku???”ucap donghae melototkan matanya menantang padaku
“ owh….ok….”
“ perhatikan semuanya….aku akan menyanyikan lagu untuk….king of the dance kita ini” ucapku padanya sambil memainkan alisku.
“silahkan….dengan senang hati aku mendengarkannya…” sahutnya dengan melipat kedua tangannya didadanya.
“Oke…..dengarkanlah”ucapku
“Dia pikir.. dia yang paling hebat.. merasa paling kuat dan paling jago”
Donghaepun menbalasnya
“Aku memang jago…aku memang kuat”
“Hah ….emang ayam jago. Ha ha ha ha ha “ sahut han hae rie, saat kami sedang berdua adu mulut jungsoo songsaenimpun datang dan menarik tangan kami berdua, lalu membawa kami berdua kegudang dan kamipun disuruh jungsoo songsaenim untuk membersihkan gudang yang sudah lama tak terpakai.
“ kalian selalu membuat onar…bersihkan gudang ini sampai selesai” ucap jungso geram dengan menunjuk kearah kami berdua
“ ne….’ sahut kami serempak sambil melirik satu sama lain.
~di dalam gudang~
Karena barang-barang di dalam gudang ini harus dipindahkan, terpaksa aku naik ke kursi, karena barang yang ingin ku pindahkan berada di atas lemari yang cukup tinggi, hingga akupun berjinjit mengambilnya, saat aku hendak mengambil barang tersebut, akupun kehilangan keseimbangan, hingga aku terjatuh, dan tepat berada di atas tubuh lee donghae, dan tak sengaja, akupun menciumnya, aku hanya bisa mengedipkan kedua mataku, karena aku sangat terkejut.
Lee donghae pov
Apakah ini mimpi?, kenapa jantungku tiba-tiba berdetak kencang, seperti genderang yang mau pecah, dan saat ia mengedipkan kedua matanya padaku, akupun membalasnya dengan mengedipkan kedua mataku. Karena aku sama terkejutnya dengan dia. Hae rie pun beranjak bangun dan langsung berdiri.
“ m…..m……….mianhe….jeongmal mianhe…donghae~ah. Aku tidak sengaja…” ucapnya sambil membungkukkan badan.
“ ne….gwencanayo…hae rie.” Sahutku, dan akupun memegang dadaku, untuk merasakan jantungku yang berdebar-debar.
Karena sudah selesai membersihkannya, akhirnya kami berduapun kembali ke kelas kami. aku yang duduk di sebelahnya, ntah mengapa pandanganku tak lepas dari wajahnya, ia pun sesekali memandangku dengan tersipu malu. Mungkinkah ini yang dinamakan cinta?,
“ ommona………apakah mungkin aku mencintai Queen of dangdut itu?, aku tidak bisa membayangkannya. Tapi………aku merasa, sangat senang saat ia menciumku tadi…” bisikku dalam hati.
Han hae rie pov
“Apakah aku jatuh cinta pada king of the dance itu?, namja yang selama ini selalu membuatku kesal dan selalu menjadi musuhku itu???, tapi……….dia memang tampan, dan ciuman itu………, benar-benar membuatku melayang. Serasa ingin terbang…..” bisikku dalam hati.
Saat bel pulang berbunyi….., kami pun bubar dari kelas. Aku pulang menggunakan busway. Sesampainya di rumah, aku selalu kepikiran akan kejadian di gudang tadi. Aku memandang wajahku di depan cermin, dan memegang bibirku yang telah menciumnya tadi…., hingga akupun menyanyi…
“ bawalah diriku….oh sayang….ku ingin selalu bersamamu….tak sanggup lagi diri ini…berpisah denganmu kasih……” aku menyanyi lagu cici paramida sambil terenyum-senyum gak jelas sendiri di dalam kamar.
Lee donghae pov
Ntah kenapa aku selalu memikirkan dia, hingga sampai-sampai aku menyanyi……….
“Mau makan teringat padamu………..Mau tidur teringat padamu……………Mau apapun teringat padamu….kekasihku….., ommo……kenapa aku menyanyi lagu dangdut, apa aku sudah ketularan virus Queen of dang dut itu…????” tanyaku dalam hati.
“ sepertinya…aku memang benar-benar mencintainya. Ne….aku besok harus mengatakan perasaanku padanya. Apa dia akan menerimaku ya???” ucapku pelan.
“ hwaiting…donghae~ah…..kamu pasti bisa” ucapku menyemangati diriku sendiri.
Ke esokkan harinya
~ di sekolah~
Aku datang lebih cepat dari biasanya, aku benar-benar tidak sabar untuk mengatakan padanya, bahwa aku mencintainya. Aku menunggu ia datang, tidak berapa lama kemudian, hae rie pun datang. Lagi-lagi jantungku berdebar-debar seperti pacuan kuda yang sedang balapan. Hingga akupun memegang dadaku ini saat melihatnya.
“ ommona………..ternyata dia manis sekali….’ Ucapku dalam hati sambil memandang kearahnya.
Selama jam pelajaran , aku tidak pernah konsen dengan semua penjelasan songsaengnim. Pikiranku selalu tertuju padanya. Sesekali aku menatapnya. Saat jam istirahat, aku sengaja pergi ke taman belakang sekolah, dan memetik setangkai bunga mawar untuknya. Aku sengaja menunggunya di tengah lapangan, karena ia selalu melewati lapangan untuk menuju ke kelas. Saat ia datang akupun mencegatnya di tengah lapangan, akupun spontan melakukan gerakan dance kemudian berlutut di depannya sambil memberikan setangkai mawar merah padanya. Dan hae rie pun menyanyi….
“ sekuntum mawar merah……..yang kau berikan kepadaku….di saat…ini….ku…mengerti apa…maksudmu???”
“ jadi kamu sudah mengetahui apa maksudku???”ucapku padanya
“ne….jika kamu benar-benar menyukaiku, nyanyikanlah lagu dangdut yang membuat aku dapat menerima cintamu…”
“ ok………..”
Aku berpikir sebuah lagu yang ingin kunyanyikan untuknya, akhirnya…..
“ AHHA………..,aku tahu….
“.Lirikan matamu………..Menarik hati …………Oh senyumanmu………..Manis sekali……….Sehingga membuat……………..Aku tergoda” (lagu. A. rafiq…) sambil melakukan dance, iapun kemudian membalas laguku.
“Jangan kau palingkan ………….Wajahmu dariku………………Pandanglah diriku…………..Dengan penuh mesra….” (evi tamala), akupun melanjutkan laguku lagi…
“ sekian..lama….aku ….menunggu…untuk kedatanganmu, ….datanglah…..kedatanganmu kutunggu….” Iapun membalasnya lagi
“ tlah lama………telah lama ku menunggu….” Sahutnya sambil terenyum manis padaku, akupun memberikan setangkai mawar itu padanya, dan berkata….
“ saranghaeyo….han hae rie…., mau kah kamu menjadi chagiya ku????” ucapku sambil melakukan gerakan dance bonamana di depannya. Iapun menjawabnya, tapi aku tidak mengerti apa maksudnya.
“aku podo ae tresno karo kowe…” jawabnya, dan membuatku melongo seperti patung…, iapun segera mengartikan perkataannya yang membuat hatiku senang.
“ ne….na doe saranghaeyo…oppa…” jawabnya dengan nada lembut, dan iapun menerima bunga mawar yang ku berikan padanya. Ternyata aku dan dia memiliki perasaan yang sama. Akhirnya akupun memberikan sebuah ciuman di bibir mungilnya.
FIN
Ff ini kami buat selama 1 jam 15 menit , dan ini hasil ff dadakan, yang menginspirasi kami saat mendengar lagu dangdut di pasar tadi. Mian…kalau ff nya gak jelas, maklum…lagi pada eror….ha ha ha ha ha….
~RainBow~
Punggungnya mulai menghilang. Pergi meninggalkanku. Meninggalkan namja bodoh yang sekarang merasa menyesal. Sangat menyesal. Rambut panjangnya masih berkeliaran tertiup angin. Suara petir menggelegar tiba-tiba. Bersamaan dengan itu, setetes demi setetes air jatuh membasahiku. Membasahi hati yang sedang terbakar.
Pening, nyeri, dan perih mulai menyergapku. Namun, aku tak peduli. Kakiku seakan tidak bisa digerakan. Wajahku seakan tak bisa dipalingkan. Tak bisa dipalingkan dari dirinya. Yeoja biasa yang sangat luar biasa dimataku. Untuknya lah aku hidup. Untuknya lah aku bernafas. Dan untuknya lah sekarang aku merelakan ini semua.
Hujan bertambah deras. Seakan menertawakan kebodohanku. Seakan ikut meledekku. Yah, aku memang namja yang bodoh. Sangat, malah.
Karena diriku lah, malaikat itu kesepian. Karena diriku lah, malaikat itu bersedih. Karena diriku lah, malaikat itu menangis. Dan karena diriku lah, malaikat itu kehilangan sayapnya.
Ingin mengatakan, ‘Jangan pergi!’, namun tak ada kata yang keluar dari tenggorokanku. Mungkin sudah kering oleh rasa perih ini.
Di tengah jalan, ia berhenti dan memalingkan wajahnya. Menatapku dengan pandangan lirih. Aku bersyukur atas hujan yang diturunkan. Setidaknya, air mataku tidak akan terlihat olehnya. Setidaknya, ia tidak akan tau aku kesakitan tanpanya. Dia mulai terisak dan memandangku lama. Aku menutup mataku dan berbalik, tidak ingin melihatnya menangis. Karena jujur, itu membuatku semakin sakit.
Jutaan memori mulai membludak memasuki kepalaku. Memori indah yang pernah kualami. Memori indahku saat bersamanya. Saat awan hitam belum datang menerjangku.
~~~
“Annyeong, oppa…”
Aku berbalik dan tersenyum, “Annyeong… Kau disini?”
Dia mengangguk dan duduk di sebelahku, “Tentu saja. Hari ini ‘kan hari special kita. Oppa lupa?”, tanyanya seraya menggembungkan pipi. Aku hanya bisa merasa bersalah. “Mian… Pekerjaanku cukup banyak, jadi aku tak banyak memerhatikan waktu dan tanggal.”
Bola matanya menatapku sebentar, lalu akhirnya mengangguk. “Ara, oppa… Tenang saja. Aku tau betapa sibuknya dirimu. Kau adalah bintang terkenal! Semuanya mengetahui itu.”, jawabnya bijak. Aku tersenyum dan mencubit pipinya, “Ahh, kau sudah besar rupanya…”
Perempuan di sebelahku kembali menggembungkan pipinya, “Tentu saja! Aku memang sudah besar…”
Aku menggengam tangannya, “Kalau begitu kajja kita pergi untuk merayakan anniversary kita. Tapi kita ke dorm dulu ya? Aku harus berganti baju dan bersiap-siap.”, kataku dibalas anggukan manis darinya. “Dorm yang mana, oppa?”, tanyanya polos. “Tentu saja dorm Super Junior. Dorm yang mana lagi?”, tanyaku gemas dan ia hanya bisa tertawa.
~~~
Ahh, sungguh kurindukan senyuman dan tawanya yang menggemaskan itu. Entah apakah bisa kulihat lagi hal indah itu. Apa yang telah kuperbuat sekarang? Tak ada lagi senyum dan tawa yang menghiasi wajahnya manisnya. Hanya ada tangis dan kesedihan. Tak ada lagi keceriaan, hanya ada kemuraman. Apakah sudah kunodai hatinya yang seputih salju itu?
~~~
“Oppa~! Buka pintunya!”, teriaknya seraya mengetuk-ketukan tangan kecil mungilnya ke permukaan pintu. Tak lama, seseorang membuka pintunya. “Eh, ternyata kalian… Kajja!”, seru Leeteuk sembari tersenyum semanis mungkin. Aku dan dirinya langsung masuk dan beranjak ke ruang tamu. “Kau tunggu disini ya? Aku mau mengganti pakaian dulu.”
Dia mengangguk patuh dan langsung duduk.
Setelah selesai, aku langsung duduk di sebelahnya. Dia sedang asyik berbincang dengan beberapa member yang lain. Tak lama, empat lelaki datang memasuki dorm. “Jonghyun-oppa…! Jino-oppa…! Jay-oppa…! Annyeong~”, sapanya dengan penuh kebahagiaan. Yang lain hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tampaknya memang semuanya sudah tau bahwa jagiya-ku ini sangat mengidolakan SM The Ballad. Tentunya selain oppa-nya sendiri.
“Ya, Cho Sangrin~! Kenapa kau tidak memanggilku? Yang lain kau sapa! Aishh…”
Aku dan yang lain tertawa mendengar ocehan Kyuhyun. “Untuk apa menyapa oppa? Dari lahir hingga sekarang, hampir setiap hari aku melihat oppa…”, sahutnya seraya cemberut. Tatapan Kyuhyun langsung beralih padaku. “Sungmin-ah, ajarilah yeo-chingumu dengan baik…”, katanya dan kami semua kembali tertawa lagi.
“Sudahlah, kajja kita pergi, Min-oppa…”
Aku mengangguk dan menyeimbangkan langkahnya. Dia berhenti sebentar dan menatap kearah tiga lelaki idolanya, “Annyeong, 3J oppa…”, sapanya seraya langsung kembali menarikku keluar dorm. Jonghyun, Jino, dan Jay yang merasa disapa hanya melambai-lambai, sementara yang lain kembali tertawa.
~~~
Tak sadar, senyuman menghiasi bibirku saat memori itu masuk. Betapa indahnya masa itu. Masa dimana tak ada sedetik pun yang terlewat bersamanya. Masa dimana tak ada yang bersedih. Masa dimana kita selalu tersenyum. Masa yang paling bahagia. Betapa menyesalnya, kebahagiaan itu harus sirna sekarang. Sirna bersama diriku.
~~~
“Lihat, oppa!”, serunya dan aku pun memandang kearah apa yang ditunjuknya. Puluhan burung camar sedang terbang berkelompok. Kutatap wajahnya yang sedang sangat terpana. Matanya membiaskan sinar yang membuatnya semakin menawan. Kuberhentikan mobil dan tak kuhiraukan pertanyaan darinya. Kukecup bibirnya yang merah muda. Dia sedikit terkejut, namun ia tak menolak. Malah ikut menikmatinya.
Setelah cukup lama, aku menghentikannya dan kemudian langsung kembali menyetir. Arah pandangannya sontak langsung ia tujukan pada kaca mobil. Keadaan menjadi canggung sekarang. Namun aku tau. Kita berdua tau. Bahwa pipi kita sudah merona sempurna sekarang. Tak bisa kuhalangi atau kukontrol bibirku ini untuk terus tersenyum. Begitupun dengannya.
Perjalanan telah selesai. Aku mulai membuka pintu dan berjalan kearahnya. Membuka pintunya. Kugenggam tangannya dan bergegas berjalan menuju pantai. Pasir putih dan ombak kecil menyambut kami. “Wuah, indah~!”, ucapnya terpana. Aku hanya tersenyum menanggapi kepolosannya. “Tapi, kenapa di pantai yang indah ini, tidak ada pengunjung sama sekali, oppa?”, tanyanya dengan kecewa.
“Karena pantai ini sudah kupesan. Khusus hari ini, pantai indah ini adalah milik kita seutuhnya.”, jawabku dan rona kembali tercipta di wajahnya.
Kucubit pipinya, “Kau memang sangat menggemaskan!”
~~~
Kutorehkan kepalaku sedikit kebelakang. Dia, Cho Sangrin-ku, melangkah mendekat. Dekat dan semakin dekat. Hingga wajahnya berada tepat di depan wajahku. Hingga tatapan kita bertemu. Aku bisa menatap wajahnya lagi yang menggemaskan. Walaupun dengan keadaan basah oleh air hujan dan air matanya.
Aku mengangkat tanganku dan bersiap menyentuh wajahnya…
~~~
“Sun-setnya sangat indah!”, serunya kembali terpana. “Jagi, sudah berapa kali kau terpana hari ini?”, tanyaku meledek. “Mungkin sekitar lima kali…”, jawabnya pelan. Aku tertawa dan mengejarnya. Ia langsung berlari menghindariku. Kita terus berlarian hingga akhirnya aku bisa menggapainya. Bersamaan dengan itu, kita berdua terjatuh. Dia menimpaku. Dan tatapan kita bertemu.
Rona kembali muncul di pipi kita berdua.
Dengan cepat, kita langsung kembali pada posisi masing-masing. Sekarang kita berjalan kecil, tangan kita saling menggengam. Kaki kita menyentuh air pantai yang dingin namun segar. Senyum terus terhias pada wajah kita. “Sangrin-ah…”
“Ne, Sungmin-oppa?”
“Na…saranghaeyo.”
“Na tto, oppa.”
Aku menghadapnya. “Sekarang tutup matamu…”
Dia mengangguk dan mulai menutup matanya. Aku merogoh saku celanaku dan mengambil sebuah kotak putih. Kubuka kotak itu dan kuambil salah satu benda di dalamnya. Kupakaikan benda melingkar itu di jari mungil Sangrin. Dia seketika terkejut dan membuka matanya. “Ini—”
“Maukah kau menikah denganku, Cho Sangrin? Di kala suka dan duka yang akan kita lewati bersama, di kala badai dan ombak yang menerjang, dan hingga maut memisahkan kita?”, tanyaku dengan puitis. Cairan bening keluar dari pelupuk matanya. “Kau menangis, jagi? Apakah aku berbuat salah?”
Dia menggeleng, “Aku terharu, pabo…!”
“Lalu, jawabanmu?”, tanyaku menanti. Ia mengangguk dan memelukku. Kita berdua mulai menangis. Yah, ini adalah kali pertama aku menangis demi seorang perempuan. Dan perempuan beruntung ini adalah calon istriku. Tiba-tiba, hujan mengguyur kita berdua.
“Kajja, kita pulang, oppa…”
Aku mengangguk dan kita langsung berlari menuju mobil.
~~~
Aku mengangkat tanganku dan bersiap menyentuh wajahnya, namun tak ada yang kuraih. Hanya bayangan. “Jagi…”, sahutku seraya mulai kembali menangis. Ia juga begitu. Kita berdua terpisahkan maut. Hanya bisa melihat, namun tak bisa menyentuh. Perih rasanya.
Bayangannya mulai hilang. Aku mencoba menariknya, namun hanya bayangan yang kuraih. Air mataku kembali terjatuh tak karuan. Begitu pun dengan hujan yang makin lebat.
“JAGI…!!!”
~~~
“Kira-kira apa reaksi Kyu ya jika tau aku sudah melamarmu, Rin-ah?”
Dia menatapku lalu tertawa, “Molla~ Mungkin dia akan menusuk oppa hidup-hidup.”, jawabnya iseng. “Mwo?! Kalau begitu tidak jadi deh…”
“Oppa~~~”, sahutnya sembari cemberut. “Aigoo~ Aku hanya bercanda, nona manis! Mana mungkin aku mau melepasmu… Tapi ada syaratnya!”, kataku sembari tersenyum jail. “Apa?”, tanyanya sedikit takut. “Lupakanlah SM The Ballad-mu itu. Aku cemburu tau jika kau terus membicarakan Jonghyun, Jino, dan Jay-hyung!”
Ia langsung memukul pelan tanganku, “Andwae, oppa! Selamanya, aku adalah Baladears. Tapi—”
“Tapi apa?”, tanyaku tak sabar. “Aku juga akan selalu menjadi fans-mu, oppa. Aku adalah Smilers dan aku adalah ELF.”
“Ahh, darimana kau belajar kata-kata manis itu? Tidak mungkin dari Kyu kan?”, tanyaku sembari kembali mencubitnya. “Umin-oppa! Berhenti mencubit dan mengucapkan nama ‘Kyu’… Kalau saja aku tidak tau Kyu-oppa sudah punya pacar, mungkin aku sudah mengira kalian saling menyukai tau!”
Aku terkekeh pelan dan mata kita saling berpandangan. “Saranghaeyo…”
Tak sadar, kita berdua mengucapkan kata ‘saranghaeyo’ seraya bersamaan.
“OPPA…!”
Dengan cepat, aku mengikuti arah pandangan Sangrin dan bisa melihat mobil yang kita tempat mulai terpeleset karena air hujan dan memasuki jurang kecil.
~~~
Hujan menjadi saksi kita bersama…
Hujan menjadi saksi kita tertawa…
Dan sekarang, hujan menjadi saksi kita berpisah…
Maaf jika aku tak bisa menepati janji untuk bersamamu selamanya…
Jika hujan datang, ingatlah aku…
Karena aku adalah pelangi-mu…
Dan pelangi—akan muncul setelah hujan berakhir…
Aku akan terus menjagamu…
Selamanya…………
~~~
Hujan mulai reda. Dan pelangi pun mulai muncul. Seseorang berdiri disamping sebuah nisan. Dia meletakkan sebuket bunga melati dan kemudian bergegas pergi. Puluhan massa mendekatinya dan meminta pendapat, namun ia hanya bisa diam dan bergegas masuk ke mobil.
“Jangan menangis lagi… Kau harus kuat.”, seru Kyuhyun sembari tersenyum. Orang yang dihibur, masih menunduk sedih.
“Sangrin-ah… Lihat aku!”
Perempuan itu memandang oppa-nya dengan lirih. “Percayalah… Sungmin-hyung tidak akan mau melihatmu bersedih apalagi menangis begini.”
Sangrin termenung sebentar dan akhirnya tersenyum. “Kamsahamnida, oppa…”
“Nah, itu baru Sangrin yang kita kenal!”, seru Heechul dan semua orang yang ada di mobil pun tersenyum. Begitu pula dengan Sangrin.
“Kajja, kita pulang ke dorm!”
Yang lain mengangguk dan mobil mulai berjalan.
Sangrin menatap pelangi yang ada di atas langit. Sinarnya berpendar sangat terang. “Apakah itu kau, Sungmin-oppa? Kalau iya, aku berjanji akan terus bahagia dan tersenyum. Aku juga akan terus mencintaimu…”
Perempuan itu menggengam cincin pemberian Sungmin dengan erat sembari tersenyum cerah. Secerah pelangi yang terbentang di angkasa.
Author : Chris~wonnie~hyunnie (Cho Sangrin)
Tags : Sungmin, Kyuhyun, Super Junior.
Sorry Chanyeol
Title : Sorry Chanyeol
Author : Shinstarkey (@nanonadiaa)
Main cast :
-
YOU (Shin _____ ) *replace _____ with your korean name*
-
Park Chanyeol
Minor Cast :
-
Kim Junmyoon (Suho)
-
Luna Park
Genre : Romance
Length : Oneshot (3680 words)
Rating : PG – 15
Language : Indonesia
Disclaimer : only Plot is mine. Mohon maaf kalau ada kesamaan karakter dan tema cerita, itu sungguh merupakan faktor ketidak sengajaan,
NOT FOR SILENT READER
-
“hey bodoh! Turun! Sebentar lagi bell selesai istirahat..” panggil seorang gadis yang menatap kearah pohon besar di belakang sekolahnya.
sebuah kepala menampakan diri di balik batang pohon besar itu. Seorang laki-laki di atas sana menggelengkan kepalanya.
“kau saja yang naik dan menjemputku.. ” ucap laki-laki itu sambil menjulurkan lidahnya.
Gadis itu menghela nafas dan menatap di sekitar untuk mencari cara agar laki-laki yang notebene nya adalah sahabat gadis itu, bisa turun dan memgikuti pelajaran fisika dimana mereka berdua adalah sebuah team.
Gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap pintu yang bertuliskan ‘ruang guru’ dan memberi aba-aba bahwa ia akan berteriak ke arah sana.
“yaa!! Apa yang akan kau lakukan?!”
tetiak laki-laki itu panik. Gadis itu tersenyum licik.
“tidak lihat kalau aku mau melaporkan seorang murid yang bolos dari pelajaran?”
Sang gadis mulai melangkah menjauhi pohon tersebut membuat laki-laki di atas pohon tadi terlihat panik.
“yaa!! Ya!! Stop stop! baik baik aku turun!!” sahut panik laki-laki itu dan bergegas turun dengan cara apapun.
Dan..
‘bruk’
Hening Dengan posisi tersebut. Laki-laki itu tanpa sengaja jatuh tepat di atas gadis tadi, dengan bibir mereka yang bersentuhan dan kedua telapak tangan laki-laki itu yang tak sengaja menyentuh dada gadis tersebut.
“……….”
Mereka berdua bergegas bangkit dengan wajah yang sama-sama tegang. Sang gadis menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan wajah memerah.
“ma-maaf bu-bukan maksudku………”
Belum sempat laki-laki itu meneruskan kata-katanya, ia segera lari dengan terbirit-birit meninggalkan gadis itu.
Membuat sang gadis marah dan menangis.
“Park Chanyeol!!! Kau harus betanggung jawab!!!”
.
YOU p.o.v
Aiiisshhh!!! Rasa marah, malu, kesal semua menjadi satu dalam diriku. Semua gara-gara chanyeol!! Dia sudah lancang merebut first kiss ku yang harusnya aku berikan pada junmyoon (kekasihku) dan menyentuh bagian sensitifku. Aaaaa!! Memikirkan itu semua membuat hidupku suram. Aku benci chanyeol!!
‘drrrttttt…drrtttt’
Aku menoleh pada ponselku yang terus bergetar di atas meja belajar. Layar dan lampunya memperlihatkan warna biru yang berarti itu adalah warna setting-an ponselku ketika chanyeol mengirim pesan ataupun menelepon ku. Sshh!! Untuk apa orang itu menghubungiku? Apa belum cukup membuat hidupku merana?
Aku mengacuhkan ponselku itu dan segera menarik selimut dan mencoba melupakan kejadian tadi siang.
.
“hey.. Tumben sekali kau dan chanyeol tidak berangkat bersama?”
Aku melirik pada Luna yang menatapku dengan tatapan bingung. Aku membanting tas ku di atas meja sekolah dengan kesal. Luna mengingatkanku dengan makhluk menyebalkan itu.
“hey! Ada apa? Kau dan chanyeol sedang bertengkar? Yang benar saja? Kau dan chanyeol kan sahabat sejak taman kanak-kanak bukan?” tanya luna panjang lebar sambil menepuk bahuku pelan.
Aku menatap luna dengan risih. Risih karena luna seslalu menyebut nama chanyeol yang sekarang sudah ku blacklist dalam pikiranku karena kejadian kemarin.
“jangan sebut nama orang mesum itu!!” sahutku sinis pada luna. Wajahnya semakin terlihat bingung.
“mesum? Maksudmu?”
Aku menghela nafasku dan menyuruh luna untuk mendekat kearahku agar aku tidak perlu mengeluarkan suara keras untuk menceritakan aib ku kemarin.
“Chanyeol sudah mengambil first kiss ku dan menyentuh dadaku.. sial! Aku sudah tidak murni!!” bisikku sambil meringis.
Luna membuka matanya lebar dengan mulut yang juga terbuka lebar. Ia nampak kaget sepertinya. “Benarkah ia melakukan itu?? Bagaimana ceritanya?”
Dan pada akhirnya aku menceritakan semua yangku alami kemarin pada Luna.
.
‘triiiiiiingggg’
Bell tanda masuk sudah berbunyi seiring aku mengakhirkan ceritaku pada luna tentang kejadian itu. Luna nampak begitu kaget dengan semua ceritaku.
Aku menatap bangku di depanku, bangku Chanyeol yang kini masih kosong. Bagus dia tidak masuk! Aku tersenyum sambil menyiapkan buku pelajaran pertama dimana Kyuhyun saem sudah berdiri di depan sana siap untuk mengjarkan matematika.
Suara ribut langkah kaki di lorong dapat terdengar dari dalam kelas. Suara orang berlari dan kemudian pintu kelasku terbuka membuat semua menoleh kearah sana.
Huh. Park Chanyeol datang. Aku merengutkan wajahku ketika melihatnya yang datang. Membuat mood ku hilang sampai ke titik penghabisan.
Setelah di bolehkan masuk oleh kyuhyun saem. Chanyeol segera duduk di bangku tepat di depanku. Risih.
Sudah! Tidak usah pikirkan chanyeol. Aku harus fokus pada pelajaran matematika ini.
“ssssttt…ssssttt…”
“hey _____”
“sssstttt”
Suara berisik yang berasal dari makhluk di depanku itu menghilangkan konsentrasi belajarku. Apa mau mu chanyeol?!
“apa?” jawabku datar namun masih mengalihkan pandanganku dari laki-laki itu.
“kau tidak membangunkanku tadi pagi? Kenapa? Aaiiish! Aku hampir telat dan tidak boleh masuk gerbang karenamu. mengapa kau pergi sekolah duluan?” suara chanyeol terdengar berbisik-bisik agar Kyuhyun saem tidak mendengarnya. Apa-apaan dia! Mengajakku mengobrol saat pelajaran!
“terserahku. Hidupku tidak bergantung padamu.” Jawabku singkat pada chanyeol.
“ya! kau masih marah denganku? Karena kemarin? Uhm?”
“diam. Aku ingin belajar.”
“jawab aku dulu, kau masih marah padaku? Hey, _____” chanyeol menarik pena yangku genggam saat aku masih menulis catatan matematikaku. Kini emosiku sudah mulai membara. Kapan sih chanyeol berhenti menggangguku?
“ya! Chanyeol! Cukup! Jangan menggangguku!!” ucapku reflek pada chanyeol dengan suara keras akibat emosi yang sudah tidak tertahankan lagi.
“hem.. Park Chanyeol dan Shin _____. Mengapa kalian mengobrol di kelas saya? Lebih baik kalian berdua keluar sekarang!!”
.
“semua karenamu Chanyeol! Kapan kau tidak mengganggu hidupku lagi?!” bentakku pada chanyeol. Karena dia aku harus di keluarkan dari pelajaran matematika. Chanyeol menyebalkan.
“habis aku tanya, kau tidak mau jawab..” jawab chanyeol, tidak mau di salahkan.
Aku mendesisi melihatnya. Laki-laki aneh!
“Jawabanku adalah. Aku masih marah padamu! Jangan ganggu aku lagi!!” aku membuang tatapanku dari chanyeol melangkah untuk menjaga jarak darinya.
“tapi aku sudah minta maaf kemarin. “ sahut chanyeol tidak mau kalah. Dasar keras kepala! Kalau aku tidak mau memaafkanmu itu urusanku!
“kau itu sudah menghancurkan hidupku. Kau mencuri first kiss ku, kau menyentuhku. huh! Hanya dengan maaf seperti kemaren aku tidak bisa langsung memaafkanmu! Kau tahu?! First kiss ku itu hanya untuk Junmyoon!”
“sudah aku bilang aku tidak sengaja! Bukan maksudku seperti itu.. lagipula kau sendiri yang membuatku panik dan segera turun dari pohon.”
Dasar Tidak pernah mau disalahkan!! Aku mengacuh kan kata-katanya. Bosan berdebat dengan orang keras kepala seperti Chanyeol itu. Kekanak-kanakan, tidak mau di salahkan. Setidaknya, dia mengaku salah dulu baru aku bisa memaafkannya. Kalo seperti ini aku sama sekali tidak ada niatan untuk memaafkan Chanyeol, sekalipun dia teman kecil ku.
Kini hening diantara kami. Ketika aku berhenti untuk berdebat dengannya, sepertinya ia juga lelah berdebat denganku. Namun ia mulai memecahkan suasana hening ini.
“hey, kau bilang first kiss mu itu untuk Junmyoon, uh? Kau masih berhubungan dengannya?” tanya chanyeol lagi. Walau sudah tidak dengan nada yang menyebalkan tapi aku risih selalu di tanya seperti ini.
“bukan urusanmu. Jangan perdulikan aku.” Jawabku acuh.
Suara hela-an nafas chanyeol terdengar setelah mendengar jawaban dariku. “Dia bukan laki-laki yang baik.” Sahut Chanyeol singkat dan menatapku serius.
“maksudmu? Jangan berbicara yang aneh-aneh tentang pacarku. Sudah kubilang jangan urusi urusanku.”
Ia menghela nafas lagi dan mengerutkan wajahnya. “kalau aku memberitahumu, kau juga tidak akan percaya. Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Daripada aku selalu membuatmu kesal lebih baik aku pergi ke kantin saja sampai pelajaran kyuhyun saem berakhir.”
Chanyeol mulai melangkah meninggalkanku tanpa berbicara apa-apa lagi. Huh apa maksudnya ia bilang Junmyoon itu tidak baik? Selama ini ia selalu bersika baik padaku. Atau mungkin ini hanya karangan chanyeol agar aku bersimpati padanya. Huh, tidak akan.
.
“____, apa kau membawa uang lebih? Aku lupa membawa dompetku dan sekarang aku harus membayar peralatan untuk praktek kimia nanti”
Aku menatap Junmyoon yang tiba-tiba saja datang ke kelasku. Aku segera mengecek uang di dompetku dan mengeluarkan sejumlah uang yang aku rasa berlebih.
“ini.. tidak apa-apa pakai saja.. lagipula uang jajanku minggu lalu maish berlebih.. tidak usah di ganti.. “ ucapku dan menyerahkan uang itu pada Junmyoon.
Ia tersenyum padaku layaknya seorang malaikat. Sepertinya ku sangat beruntung kini memilikinya. Banyak gadis yang mengincar Junmyoon, namun pada akhirnya ia memilihku.
“terimakasih.. baby”
Setelah Junmyoon meninggalkan kelasku, Luna menepuk bahuku, membuatku menoleh kearahnya dengan wajah bingung.
“ada apa?”
“kau dan Junmyoon itu benar-benar berpacaran?” tanya luna seperti orang keheranan melihatku.
“tentu saja. Memang ada apa?”
“Entahlah, kalian berdua tidak seperti orang pacaran. Junmyoon menemuimu kalau dia ada perlu denganmu saja. Selebihnya kau jarang bersamanya, bukan?”
Uhm. Perkataan Luna benar. Selama aku berpacaran dengan Junmyoon kami hanya bertemu sekedarnya saja. Kalau bukan karena dia yang sedang membutuhkanku atau kalau aku yang memang memaksa untuk bertemu.
Kalau di fikir-fikir kami memang tidak seperti orang yang sedang berpacaran.
“apa kau tidak merasa kalau dia memanfaatkanmu?” tanya luna lagi, membuatku menoleh kaget padanya.
“Junmyoon tidak mungkin memanfaatkanku. Ia bilang ia sayang padaku.” Jawabku segera dengan wajah mengelak. Walau memang terbesit pikiran tentang kata-kata luna tadi. Junmyoon memanfaatkanku. huh, Aku tak boleh berfikir Negatif pada pacarku sendiri.
“iya.. iya aku mengerti. Hanya saja antara kau dan Junmyoon itu terlihat aneh. Itu menurut penglihatanku”
.
Sudah seminggu menghilangnya komunikasiku dengan chanyeol.
Saat di hukum pelajaran kyuhyun saem, itu benar-benar menjadi hari terakhir dimana kami berkomunikasi. Ia sungguh tak pernah menggangguku lagi, menghubungiku, menyapaku, bahkan saat di kelas pun yang nyatanya ia duduk berdekatan denganku kini tak pernah mengobrol lagi.
Setiap hari chanyeol selalu datang terlambat, mungkin karena biasanya aku selalu membangunkannya di pagi hari dan berangkat bersama dengannya, semenjak kejadian itu, hilang semua kebiasaan kami bersama.
Entahlah, Sepertinya aku sudah melupakan kejadian memalukan itu, kejadian dimana menimbulkan pertengkaran antara aku dan chanyeol.
Dan sepertinya aku merindukan chanyeol.
.
“Junmyoon, bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita ke toko ice cream yang baru buka di dekat halte bus sekolah.. Aku ingin mencoba ice cream disana. Mau ya?” tanyaku pada junmyoon dengan nada yang sedikit manja.
“tidak bisa.. Pulang sekolah nanti aku harus belajar di rumah temanku.. Maaf ya”
jawaban junmyoon itu memang sedikit membuatku lemas. Ia selalu saja tidak punya waktu untuk jalan denganku.
“baiklah… tidak apa-apa, lain kali saja kita pergi besama kesana.. “
Junmyoon tersenyum padaku dan kini malah meninggalkanku.
Mengapa hubunganku terasa janggal sekarang?
.
“harganya 2500₩” sahut kasir toko ice cream yang aku kunjungi sendiri.
Aku menyerahkan sejumlah uang yang di minta oleh kasir dan segera membawa ice creamku untuk mencari bangku kosong untukku.
Pada akhirnya aku ke toko ice cream ini sendiri. Junmyoon tidak bisa, luna pun juga begitu. Mungkin kalau aku tidak ada masalah dengan chanyeol, aku akan pergi besama nya dan mencoba segala rasa ice cream di toko ini.
Mataku menangkap sosok yang saat ini dalam pikiranku. Seseorang yang duduk di salah satu bangku di toko ice cream ini sambil memakan satu mangkuk ice cream dengan macam-macam rasa. Chanyeol yang duduk disana.
Apa aku harus menghampirinya? Tapi bagaimana ini? Chanyeol terkesan diam membuatku takut untuk berkomunikasi dengannya. Ia tak seperti dulu yang selalu menyapaku terlebih dahulu.
Apa dia marah padaku karena sikapku yang selalu mengacuhkannya? Karena aku yang menjauhinya kemarin? Sepertinya harus aku yang meminta maaf padanya.
Aku mendekati sosok chanyeol, berdiri di dekat kursi kosong yang berhadapan dengannya. Chanyeol menoleh kearahku dengan wajah yang datar.
“boleh aku duduk disini? Bangku lain penuh” tanyaku, mencari alasan agar boleh duduk dekat dengannya.
Chanyeol hanya menanggukan kepalanya tanpa berkata apa-apa.
Aku segera duduk di bangku tersebut dan mulai memakan ice cream milikku.
Hening. Hening sekali di antara kami. Chanyeol tidak berbicara sama sekali, padahal kalau aku sedang bersamanya ia selalu memulai pembicaraan. Kemana chanyeol yang dulu?
“uhm.. Chanyeol a-aku minta maaf atas sikapku kemarin.. Aku selalu mengacuhkanmu.. Kau tenang saja aku sudah melupakan kejadian waktu itu.. “
ucapku sedikit gugup pada chanyeol.
Chanyeol menoleh kearahku dan tersenyum sedikit. hanya sedikit?
“ah iya, maafkan aku juga.. Waktu itu aku benar-benar tidak sengaja..” ucapnya sambil memakan ice cream nya itu.
“jadi, kalau begitu kita tidak bertengkar lagi kan?” sahutku dengan semangat. Chanyeol tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
Tetap saja ada yang berbeda darinya. Chanyeol kau sebenarnya kenapa? Uh..
“tapi.. Kau seperti menjauhiku. Ada apa? Kau marah padaku?” tanya ku lagi sambil memasang wajah merengut.
“aku janji tidak akan mangcuhkanmu lagi, masa pertemanan kita renggang hanya karena hal ini?” lanjutku lagi.
Chanyeol hanya terdiam sambil mengaduk-aduk ice cream nya yang hampir habis itu. Ia tidak menanggapi kata-kataku? Bahkan ia tak menatapku sedikitpun.
“ya! Chanyeol. Aku serius! Mengapa kau jadi menjauhiku?” tanyaku lagi dengan nada yang lebih tinggi. Uh, sudah cukup sabar aku menghadapi chanyeol yang entah kenapa seperti orang kerasukan sekarang.
“Lebih baik kau mengakhiri hubunganmu dengan junmyoon”
Chanyeol mulai membuka suara, namun perkataannya itu membuatku kembali merasa jengkel padanya. Aiish!! Kami baru saja baikan tapi ia memulai pertengkaran ini lagi.
“Akhiri saja hubunganmu dengan junmyoon. Ia tidak pantas untukmu”
kata chanyeol lagi memperjelas kata-katanya dengan nada dingin.
“Ya!! Apa maksudmu berbicara seperti itu?” aku bangkit dari dudukku dan menatap chanyeol dengan geram. Aku sudah cukup sabar kalau ia menjauhiku namun tidak seperti ini, mengapa ia harus mengaturku dan junmyoon.
“mengapa kau selalu menjelekan junmyoon? Kalau kau tidak suka pada junmyoon, bilang!!!”
Chanyeol berdiri dari bangku nya dan menatapku datar, sedangkan aku sudah benar-benar emosi dengannya.
“ch.. Bodoh! Kau tidak tahu bagaimana tingkah pacarmu sendiri? Ia tak seperti yang kau banggakan.” chanyeol mendesis sambil menyelempangkan tas di bahu nya, berjalan hendak meninggalkanku.
“hey!!Chanyeol!! Hentikan menjelek-jelekan junmyoon!!! Bilang saja kau cemburu!!!” aku berteriak emosi, teriakanku itu membuat chanyeol menghentikan langkahnya yang sudah beberapa meter dariku.
“baik. Aku memang cemburu, karena aku menyukaimu! Namun kalau hanya sekedar cemburu aku bisa mengatasi itu. Awalnya aku bisa menerima kalau memang kau memilih dia. Namun dia tidak seperti yang kau bayangkan. Aku hanya tidak ingin kau tersakiti karenanya.”
Walau aku tidak melihat wajahnya namun Suara chanyeol terdengar sangat tegas. Aku yang baru bisa mencerna kata-kata dari nya itu hanya diam mematung. Chanyeol menyukaiku?
Sosok chanyeol kini sudah mulai menjauh lagi dariku. Aku yang masih berdiri kaku di depan meja toko ice cream itu tidak mencegah chanyeol untuk pergi lagi.
Shock.
Itu tepatnya.
.
baik. Aku memang cemburu, karena aku menyukaimu!……
Sungguh! Kata-kata itu kini sukses merajai seluruh otakku.
Apa chanyeol sungguh menyukaiku?
Baiklah, tidak bisa aku bohongi lagi, saat ini hanya chanyeol yang ada dalam pikiranku.
.
“kalian berdua benar-benar masih bertengkar?”
Aku menatap luna yang berada di bangkunya sambil memandangku heran.
“entahlah. Kemarin kami sudah baikan, tapi ada masalah lain yang membuatku dan chanyeol bertengkar lagi.” jawabku lemas sambil menghela nafas.
“pasti berkaitan dengan junmyoon,eh?”
Aku segera menatap luna dengan heran. Bagaimana ia bisa tahu?
“darimana kau tahu?”
“hanya menebak.. Tapi Aku rasa chanyeol benar. Junmyoon itu tidak sebaik yang kau fikirkan.”
Aku memutar bola mataku dan menatap luna dengan malas. Mengapa semua orang menjelekkan junmyoon? Apa yang junmyoon lakukan? Apa hanya aku yang tidak mengetahui apa yang junmyoon lakukan itu? Padahal aku ini pacarnya sendiri.
Selama ini ia bersikap baik.
“dia selingkuh di belakangmu.” ucap luna lagi dan kini membuat mataku terbelalak kaget.
Aku menatap luna dengan tidak percaya. Aku tidak pernah menyangka apa yang di katakan luna itu. Entah aku harus percaya atau tidak dengan apa yang di katakan luna.
tidak. Junmyoon bukanlah orang yang seperti itu. Junmyoon tidak mungkin berbuat seperti itu padaku.
Kata-kata luna itu kini menjadi beban dalam pikiranku sampai-sampai aku tak memperhatikan pelajaran sekolah.
Aku manatap chanyeol yang duduk tepat di depanku, memainkan ponselnya tanpa perduli sungmin saem sedang bersenandung mengulas pelajaran yang lalu.
Chanyeol. Dia adalah orang pertama yang menentang hubunganku dengan junmyoon.
Apa yang di katakan chanyeol itu benar tentang junmyoon?
Salju kini mendominasi jalanan aspal hitam itu menjadi putih. Badai salju yang tadi sempat melanda kota membuatku tak bisa lekas pulang kerumah.
Aku masih menunggu sekolah sampai salju itu tidak turun lagi menyelimuti bumi. Aku menoleh pada jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 7 malam.
Sekolah ini sudah sangat sepi beberapa kelas mungkin sudah terkunci rapat dengan beberapa lampu yang sudah padam.
Aku menghela nafasku kecil. Luna sudah pulang bersama jonghyun oppa, kakak kelas yang menjadi pacarnya itu. Junmyoon? Aku tahu ia sedang sibuk. Ya, dia anak dari kelas unggulan, mungkin kegiatan kelasnya lebih sibuk di bandingkan kelasku.
Sambil menungguh hujan salju itu mereda aku berniat menuju kamar kecil, sekedar untuk merapihkan bajuku agar tak terkesan lusuh.
“euummhh.. Hentikan.. Kalau orang lain melihat kita bagaimana?” suara samar- samar wanita yang terdengar terengah-engah itu membuatku menoleh pada pintu kamar mandi yang tertutup rapat.
Ah, mungkin ada murid lain juga yang belum pulang, sama sepertiku.
Aku mengacuhkan suara orang di dalam kamar mandi itu dan berjalan menuju cermin di depan kamar mandi.
Suara rusuh kini terdengar di dalam sana, beserta dengan suara terengah-engah dari seorang wanita dan… Aku rasa ada suara seorang laki-laki juga disana.
Tunggu. Apa orang yang di dalam sana itu sedang bercinta? Disekolah?
Gila. Mereka memanfaatkan keadaan sekolah yang sepi ini untuk bercinta. Menjijikan!
Suara-suara yang keluar dari dalam itu membuatku geli. lebih baik aku pergi dari sini. Sudah cukup menjijikan mendengar suara aneh itu.
Aku Hendak melangkah meninggalkan toilet itu, namun suara itu…
“ah.. Junmyoonie… Pelan-pelan.. Euhmmm.. Jangan menggigit bibirku.. Cepat selesaikan ini.. Aku tidak mau kita ketahuan orang lain!!“
Deg.
Junmyoon?
Aku mrnghentikan langkahku dan menyimak perlahan suara wanita yang berada di dalam sana. Dan kalau aku tidak salah dengar ia menyebut Junmyoon?
“sebentar lagi, sayang. Diamlah, kalau kau tidak diam itu malah membuat orang tahu tentang kita ini..”
Suara laki-laki di dalam sana terdengar. Dan, ini yang aku takutkan, itu suara Junmyoon, kekasihku. Aku hafal suara itu.
Hatiku kini tidak tenang. Rasa sesak kini terasa di dadaku.
Ya Tuhan, benarkah itu junmyoon? Dia berkhianat padaku?
Dengan keberanian yang aku yakinin, aku berniat membuka pintu kamar mandi itu. Memastikan kalau itu benar-benar bukan junmyoon.
‘braak’
Pintu kamar mandi yang aku dorong itu kini terbuka lebar, memperlihtkan dua orang yang sudah setengah tak berbusana.
“junmyoon..” gumamku dengan suara yang tersendat-sendat. Rasa sesak itu kini menlanda paru-paruku membuatku sulit untuk berkata apa-apa.
Jadi chanyeol itu benar? Luna itu benar?
Aku bodoh..
Airmata karena rasa sakit itu kini keluar dengan derasnya. rasanya aku ingin berteriak dan membunuh junmyoon sekarang juga.
“baiklah.. Kalau kau sudah tahu yang sebenarnya. Huh, aku memang tidak pernah mencintaimu, maaf” ucap junmyoon sambil mengancingkan kemeja sekolah yang tadi terbuka.
Aku menatap gadis yang berada di sebelah junmyoon, gadis yang bercinta dengan junmyoon. Dia Krystal, gadis populer yang sangat terkenal di sekolah.
“kau tega.. Lantas untuk apa kau memilihku?” sahutku sambil terisak.
“aku hanya memenuhi taruhan temanku untuk memacari gadis dari kalangan freak sepertimu selama 1 tahun.” jawabnya dengan sangat enteng. Emosiku mulai memuncak. Apa dia bilang? Freak? GAH!! keterlaluan!! dia mempermainkanku!
Junmyoon berjalan mendekatiku, ia tersenyum layaknya seseorang yang tidak punya salah apa-apa. “Jangan menangis. Kau semakin terlihat jelek kalau menangis, freak!”
Sungguh aku muak. Ia merendahkanku!
Aku mengepalkan tanganku dengan geram. rasanya tangan ini sudah tidak sabar lagi untuk menghantam wajah menjijikan yang ada di depanku itu. Wajah laki-laki yang mempermainkanku dengan se-enaknya. Junmyoon! Habis kau!
Aku sudah sangat siap mengangkat tanganku untuk mengantam wajah Junmyoon, namun sebuah tangan dari arah belakangku menahannya dan tubuh kurus tinggi itu maju tepat di depanku.
“Jangan kotori tanganmu itu hanya untuk memukul laki-laki kotor seperti dia.” Suara berat itu terdengar.
Chanyeol menatap Junmyoon dengan tajam dan taklama kepalan tangan Chanyeol kini mengenai tulang pipi Junmyoon, menimbuklan berkas biru di pipinya.
“Sial! Dasar kalian berdua Freak!”
Chanyeol menarik tanganku hingga kami menjauhi kamar mandi, membiarkan Junmyoon sibuk dengan memar di pipinya itu.
Tangis dari mataku masih belum bisa terhenti. Mungkin karena rasa kesal pada diriku sendiri. Aku bodoh! Bagaimana aku mudah terjebak dalam situasi ini, seharusnya aku tahu, seharusnya aku menyadari bahwa seorang Junmyoon, anak populer dari kelas unggulan itu memang tidak masuk akal memilihku.
Normal POV
Chanyeol melepaskan genggaman tangannya pada gadis itu, Gadis yang masih terlihat berlinang airmata.
Chanyeol menghela nafasnya. Mungkin sedikit rasa iba pada gadis itu, tapi sebenarnya apa yang harus di tangisi oleh ____? Bukankah sia-sia menangisi makhluk kurangajar seperti Junmyoon?
“Sudahlah Jangan menangis lagi. Untuk apa kau menangisi dia?” ucap Chanyeol dengan suara beratnya.
Gadis itu tak mengubris sedikitpun, ia hanya menghapus airmatanya dengan lengan jaket yang ia kenakan.
“Hey! Sudah! Ini tidak seperti ____ yang aku kenal.. kau itu gadis yang kuat. Mana mungkin hanya karena laki-laki itu kau jadi cengeng seperti ini…” sahut chanyeol lagi sambil menyentuh pelan bahu ____.
‘bruk’
Gadis itu dengan sigap memeluk chanyeol. Melingkarkan tangannya di leher laki-laki tinggi itu. Chanyeol yang sedikit kaget kini tak bergeming, Ia hanya diam terpaku.
“Aku tidak menangisi Junmyoon.. aku menangisi diriku sendiri karena sangat bodoh..” ____ mulai mengeluarkan suaranya.
“Maafkan aku ya. Aku Bodoh. Aku tidak percaya padamu, aku memang Egois, mungkin kalau dari awal ku percaya padamu, aku akan cepat mengetahui ini semua dan melupakan Junmyoon.” ____ menatap Chanyeol lekat. Chanyeol merasa bahwa kini jantungnya berdegup kencang melihat ____ yang kini berada di dekatnya.
“h-hey bisakah kau tidak menatapku seperti itu?” sahut Chanyeol dengan gugup sambil mengalihkan pandangannya dari ____. Gadis itu tersenyum tipis memandang wajah chanyeol.
“eumm bagaimana kau bisa ada disini? Bukankah kau sudah pulang duluan? Apa kau mengkhawatirkanku sehingga kembali ke sekolah?” tanya ______ mencari topik baru di antara mereka.
“eumm.. ta-tadi ibumu menghubungiku karena kau belum pulang ke rumah, jadi aku menjemputmu..” suara chanyeol terdengar bergetar karena gugup.
“Bohong! Kalau saja ibuku khawatir ia pasti akan menghubungi ponselku..”
____ tersenyum manis kearah chanyeol. Membuat laki-laki itu semakin berdebar. “Jadi kau benar menyukaiku, eh?” tanya ____ dengan wajah menggoda.
“siapa bilang?” wajah Chanyeol semakin tegang.
“kau sendiri.. tidak ingat kata-katamu di toko Ice Cream waktu itu? Uh?”
“baik. Aku memang cemburu, karena aku menyukaimu! Namun kalau hanya sekedar cemburu aku bisa mengatasi itu. Awalnya aku bisa menerima kalau memang kau memilih dia. Namun dia tidak seperti yang kau bayangkan. Aku hanya tidak ingin kau tersakiti karenanya.” ____ dengan sengaja memperagakan apa yang chanyeol katakan saat di toko ice ceram itu, dengan suara nya yang di buat berat agar mirip dengan suara chanyeol.
Wajah Chanyeol sudah sepenuhnya memerah, sedangkan _____ kini terkekeh melihat Chanyeol yang berwajah lucu dalam keadaan seperti ini.
____ meletakan kedua telapak tangannya di pipi Chanyeol, mengarahkan wajah Chanyeol yang sedari tadi mengalihkan pandangannya agar menatap ____. Wajah Chanyeol semakin gugup melihat semyum yang melengkung dari bibir ____.
“k-kau mau apa?” ucap chanyeol gugup. ____ tidak bersuara apa-apa dan beberapa saat kemudian ia menarik kerah baju Chanyeol dan mencium lembut bibir laki-laki itu.
“ kalau kau memang menyukaiku, buatlah aku juga menyukaimu dan mencintaimu, Chanyeol”
Dostları ilə paylaş: |