Aku hanya menatapnya datar dan meminum segelas air putih disampingku
“gomawo atas nasi gorengnya,” ucapku pelan, ia tak menjawab hanya tersenyum dan membentuk tanda ‘ok’ dengan tangannya
“aku pulang dulu ya, besok aku datang lagi..” ujarnya tersenyum dan melambaikan tangannya padaku
“annyeong..” ucapnya melangkah meninggalkan apartemenku.
***
Sebulan sudah aku mengenalnya tanpa ada percakapan lebih, ia hanya datang saat pagi hari dan malam hari. Setiap pagi ia selalu datang keapartemenku dan membuatkan sarapan, sedangkan malamnya, ia selalu mengajakku mengobrol dari balkonnya tanpa kuperdulikan, tapi ia tetap saja selalu ada setiap malamnya.
Tapi lama kelamaan aku mulai dekat dengannya, sesekali ia mengajakku pergi bermain atau sekedar berjalan-jalan sekitar apartemen, ia berbicara banyak hal padaku dengan semangat, walaupun aku tak membalas ucapannya, ia tetap semangat bercerita padaku.
Ada satu cerita yang paling kusuka darinya
***
“ oppa, apa kau tau? Saat aku kecil dulu, aku pernah bercerita pada umma-ku tentang calon suamiku..” ujarnya saat kami tengah terduduk ditaman
“aku ingin punya suami yang sangat menyayangiku dan keluargaku. Aku tidak mau laki-laki yang cengeng. Menangis hanya karna ditinggalkan kekasihnya yang lalu, dan tak memperdulikan dirinya sendiri atau lingkungannya..” ujarnya lagi tanpa kupinta. Ia terus bercerita padaku sambil sesekali memainkan kakinya.
“Pasti menangis itu menyakitkan, melelahkan lagi. Rasanya mata kita terasa bengkak dan berat, warnanya hitam dan berubah menakutkan. Aku saja sampai takut pada diriku sendiri kalau melihatku sehabis menangis..” jelasnya sedikit terkekeh mengingat masa lalunya.
Aku hanya bisa memandanginya selama ia bercerita, mengamati wajah mungilnya, hidungnya yang memerah karna kedinginan, uap yang keluar dari mulutnya tiap ia berucap.
***
Pagi ini aku terbangun lebih awal, entah kenapa tapi rasanya aku ingin bangun pagi. Kunyalakan TV sembari menunggu hyunwon mengetuk pintu, tapi tak ada tanda-tanda kedatangannya. Padahal sudah jam 10, biasanya ia datang jam 8 sebelum pergi kekampusnya.
“Sepertinya ia harus pergi pagi kekampusnya, yasudahlah, aku masak ramyun saja..” ujarku setelah lama menunggu.
Malampun tiba, seperti biasanya, kubawa keluar radio bututku, tapi radio itu sudah tak kubanting lagi sejak kedatangan hyunwom keapartemenku. Bahkan kini aku tak membawa-bawa kalender yang berisi tanda bulatan merah itu. Kusimpan radio cacat itu disampingku, dan kupandangi langit malam.
Lama kuterdiam, teringat akan HyunWon yang biasanya merecokkan suasana malamku, tapi malam ini ia tak ada, kulihat lampu kamarnya pun mati.
“Kemana dia, tak biasanya ia diam saja..” gumamku dalam hati, tapi kembali kubiarkan ia tak ada.
***
Ini hari ke-20 ia tak datang ke apartemenku, entah kenapa hatiku merasa gusar ia tak datang lagi. Sudah lama ia tak datang kesini lagi, aku sendiri tidak pernah menanyakannya pada keluarganya. Banyak pertanyaan yang muncul dalam benakku
Kemana HyunWon, kenapa dia tak pernah datang lagi?
Apa yang terjadi pada HyunWon?apa ia baik saja?
Kenapa HyunWon tidak pernah terlihat lagi, apa dia marah padaku?
Aku terus berjalan mundar-mandir didepan TV, perasaan tak tenang dan gusar tengah melandaku. Kubuka pintu balkon dan mencoba melihat tanda-tanda keberadaan HyunWon, namun tak ada.
Akhirnya kuputuskan menanyakannya pada keluarganya.
“annyeong, joneun JongHyun imnida, apa HyunWon ada?” tanyaku pada seorang wanita berumur 40-an, sepertinya ia umma HyunWon
“ah, jadi kau yang bernama JongHyun, ayo masuk..” ujar perempuan itu ramah, aku masuk kedalam dan duduk disebuah ruang tengah yang terlihat manis dengan dekorasi sederhana.
“HyunWon sering menceritakan tentangmu, setiap menceritakanmu ia selalu tersenyum lebar dan sangat ceria. Bahkan ia pernah mengatakan sesuatu tentangmu..” ujar ahjumma setelah menghidangkan segelas teh hangat padaku.
“mengatakan apa ahjumma?” tanyaku penasaran.
“ia bilang ia sudah menemukan suaminya, bahkan ia sudah memasakan sarapan tiap pagi seperti yang sering kulakukan untuk appa-nya..” ujar ahjumma malu-malu.
“maafkan anakku ya jonghyun, ia sudah lancang menganggapmu sebagai suaminya..” tambah ahjumma lagi penuh penyesalan.
“anniyo ahjumma, gwenchana, aku tidak apa-apa..” jawabku segera. Aku tak menyangka ahjumma akan mengatakan hal ini, apa benar apa yang dikatakan ahjumma.
Aku hanya bisa terpaku menatap segelas air teh hangat yang berada digenggamanku, merasa menyesali apa yang terjadi selama ini.
“ahjumma, kalau boleh aku tau, hyunwon ada tidak?” tanyaku dengan antusias
“dia tidak ada dirumah, dia pergi sejak seminggu yang lalu, ia pergi ke pusan.” Jawab ahjumma
“pusan?baiklah, terimakasih ahjumma atas teh nya, lainkali aku akan mampir lagi.., annyeong” jawabku, dengan segera aku melesat menuju pusan, aku menaiki subway menuju pusan.
“aiish! Dasar bodoh! Pusan itu kan besar, aku harus cari kemana?!” gerutuku pada diri sendiri saat diperjalanan.
“Ah! Sudahlah, apapun akan kulakukan asalkan bisa bertemu HyunWon! Aku harus bertemu dengannya!” gumamku semangat.
Ketika sampai diPusan dengan segera aku mencari HyunWon ketempat yang mungkin ia datangi, aku berlari menuju sebuah pasar, mencoba mencarinya diantara kerumunan orang-orang. Sesekali aku terjatuh dan kembali bangkit meneruskan langkahku..
Sudah 5 jam aku berlari mencari HyunWon, menjelajah jalan-jalan Pusan mencoba menemukan HyunWon, tapi nihil. Aku tetap tak bisa menemukannya, nafasku kini sudah terengah-engah, celanaku pun robek dibagian lutut akibat terjatuh, tapi aku tak boleh menyerah. Aku harus menemukan HyunWon.
Kembali kulanjutkan pencarianku, berjalan menuju sebuah pusat pertokoan mengira sekiranya hyunwon ada disana.
“ya! Kau! Dasar orang miskin! Mau apa kau kemari!” bentak seorang satpam dari pintu masuk pertokoan. Aku tak mempedulikannya, aku terus melanjutkan langkahku.
Kini satpam itu berjalan mendekatiku, ia menarik lenganku dan menyeretku keluar pertokoan.
“lepaskan! Aku harus mencari seseorang!” bentakku mencoba melepaskan diri
“diam! Tidak usah berbohong! Cepat keluar dari sini!” bentaknya semakin mempererat pegangannya, aku terseret keluar pertokoan, dan ia menghempaskan tubuhku ketanah.
“aww..!” teriak seseorang dari belakangku. Sepertinya ia tertubruk badanku yang dihempaskan oleh satpam barusan.
Aku dan orang tadi terduduk dijalan, segera kulihat orang itu dan ingin meminta maaf, namun
“hyunwon..” panggilku tak percaya saat melihat hyunwon yang tengah memegangi lengannya yang kesakitan.
“oppa..” jawabnya tak kalah kaget, aku segera memeluknya, tanpa pikir panjang dan tak peduli dengan sekitar.
“oppa! Apa yang kau lakukan?! Ini tempat umum!” ujarnya sembari mencoba melepaskan pelukanku, tapi aku tak bergeming.
“bogoshippo.., aku sangat merindukanmu” ujarku lembut, tak terasa aku sudah menitikan air mata.
“mwo?kau bilang apa?” tanyanya tak percaya, kulepaskan pelukanku dan memegang kedua pipinya dengan lenganku.
“aku benar-benar merindukanmu hyunwon! Kau tidak pernah datang keapartemenku lagi..” jelasku terbata menahan air mata.
“oppa..” gumamnya tersenyum manis, kembali aku menarik kepalanya kedalam dekapanku. Air mataku mengalir semakin deras, tak peduli dengan orang-orang yang menatap kami berdua.
***
“jadi kau merawat bibimu yang sakit?” tanyaku saat kami tengah makan disebuah restoran kecil.
Ia mengangguk pelan sembari sibuk memakan ramyun kimchinya, pipinya terlihat menggembung terisi dengan ramyun.
“kenapa tidak mengabariku?” tanyaku lagi merubah posisi lenganku menjadi terlipat diatas meja.
“oppa kan biasanya tidak menggubris ucapanku, jadi kukira oppa tak akan mencariku..” jelasnya setelah menghabiskan ramyunnya.
“sekarang jangan lakukan itu lagi! Kukira kau diculik..” ujarku asal dengan wajah yang memerah.
“oppa juga harus menganggapku kalau aku berbicara” timpalnya dengan wajah lucunya
“araseo..” jawabku singkat. Setelah selesai makan, aku mengajaknya berjalan kesebuah jalan yang penuh dengan toko-toko yang berjajar dengan lampu yang terang disana-sini.
Aku berjalan disampingnya sembari menikmati pemandangan yang sudah lama tak kurasakan. Hyunwon berjalan disampingku sembari sesekali menggosok-gosok kedua tangannya kedinginan.
“Hyunwon..” ujarku menarik tangannya.
“mwo?”
“mungkin ini terdengar aneh, tapi aku sendiri tidak tau harus bagaimana..” ucapku gemetar
“maksud oppa apa?” tanyanya tak mengerti, rambutnya yang sebahu sesekali tersibak oleh angin malam.
“aku.. aku.. aku tidak mau terus-terusan menjadi bahan kebohonganmu..” ujarku menunduk
“maksud oppa?” nada bicara hyunwon meninggi, aku tau ini akan terjadi
“aku ingin menjadi suamimu yang sesungguhnya, bukan hanya suami dipagi hari saja, tapi jadi suamimu setiap saat..” jelasku malu.
“mwo?kenapa oppa bisa tau?” tanyanya sama-sama malu, kulihat semburat merah terlukis diwajah cantiknya.
“dari umma-mu..” jawabku singkat
“tapi aku masih muda oppa, masih ingin menyelesaikan kuliahku..” gumamnya dengan polos, aku hampir saja tertawa lebar mendengarnya.
“aish! Dasar babboyeoja! Tentu saja kutunggu kau sampai nanti kau siap! Karna aku yakin, kau juga akan setia padaku..” jelasku mencoba bersabar
“hehe.. kukira oppa mau langsung menikahiku, aku kan takut..” jawabnya tersenyum kecil.
“jadi bagaimana?” tanyaku mengembalikan topik,
“karna oppa mau menungguku, jadi aku berjanji akan setia pada oppa sampai nanti saatnya oppa akan jadi suamiku..” ucapnya tersenyum manis.
Aku menariknya kedalam pelukanku, membelai rambut hitamnya dengan lembut
“saranghaeyo hyunwon-ah..” gumamku pada telinganya
“na do.. oppa” jawabnya tak kalah lembut.
Aku memeluknya didepan sebuah toko radio dan tv, tepat berada ditengah etalase yang dihiasi lampu kecil berwarna-warni. Tiba-tiba saja sebuah tv dinyalakan oleh sang pemilik toko, memutar lagu ‘nothing better’. Sebuah lagu cinta yang amat manis, menjadi backsound terindah untuk rasa cintaku yang tersampaikan padanya dimalam ini.
—-The end—-
BIGBANG x BEAST [ONE SHOT]
Title : Bigbang x B2st
Author : Saikounolady
Main Cast : BIGBANG, B2ST members
Support Cast : 2NE1 members, etc
Genre : Friendship, Comedy maybe
Length : One shot
Rating : General
Disclaimer: Semua hasil imajinasi saya.
“Yakinlah pada satu hal..
Saat jalan yang kita lalui terasa begitu sulit..
Tuhan sudah menyiapkan jalan lain untuk mencapai mimpi kita..”
Alkisah di sebuah pegunungan tinggal lah seorang anak bersama ibunya yang sudah cukup berumur namun wajahnya awet muda. Sang anak menjadi tulang punggung keluarga yang memang hanya terdiri dari dua orang. Anak itu setiap hari harus bangun subuh untuk memulai pekerjaannya. Dia mengaku bekerja mencari kayu bakar pada ibunya tapi, sebenarnya dia telah berbohong.
Daesung: “Anakku, Emak ga bisa bangun. Badan pegel-pegel semalem nonton bola. Gila! MU maennya sadis, men!”
Seungri: “Yailah mak, kerenan juga B2ST! Ups-“
Daesung: “Apa tadi lu kate? B2ST? Klub bola dunia belahan mane tu?”
Seungri: “Ahelah gaul dikit napa mak!? Gua udah telat nih mau kerja dulu. Ganggu aja sik pagi-pagi buta. Biasanya juga masih ngorok!
Daesung: “Semprul lu ye kurang ajar sama orang tua, gua terjang koit!.”
Seungri: “Deuh, berisik. Udah berangkat dulu yak. Mau nyari rizki, doain.”
Daesung: “Doaku selalu menyertaimu, anakku tersayang. Seorang ibu takkan pernah melupakan anaknya di setiap hembusan nafasnya.”
Seungri: “Ish gaya lu mak, mak. Kayak ustad Jepri.”
Daesung: “Wey, emang gua tadi nyebut ayat, juz, surat apaan?! Udah pegi lu bikin naek darah aja.”
Sang anak mulai melancarkan pekerjaan rahasianya yaitu menjadi cleaning service di sebuah agency bernama CUBE. Seungri menuruni perbukitan dengan modal sepapan kayu yang dipasangi kaleng bekas sedemikian rupa di keempat ujungnya hingga bisa berputar. Dengan papan kayu itu dia bisa bergulir menuruni bukit dengan sendirinya sembari duduk menikmati pemandangan ditemani segelas kopi dan sepotong roti yang dia curi dari meja makan pak kepala desa, pak Seunghyun. Pak Seunghyun ini sangat menentang hubungan Seungri dengan anak gadisnya, Kwon Jiyong. Karena Seungri tak punya harta melimpah seperti priyai.
***
Perjalanan masih cukup panjang, seperti biasa dia menunggu sahabatnya yang juga bekerja di CUBE tapi berbeda posisi, sahabatnya ini adalah dancer handal yang tergabung dalam tim Prepix. Seungri sangat bercita-cita bisa bergabung menjadi tim dancer itu. Sahabatnya ini mempunyai mobil sendiri, Seungri setiap hari menjadi benalu pada sahabatnya yang baik ini.
Taeyang: “Yo mamen!”
Seungri: “Eh sob, kayak biase yak. Gua numpang, lu kaga tega kan ngeliat gua jalan kaki sampe CUBE.” (nyengir lebar)
Taeyang: “Iye, santai lah sama gua. Btw lu kucel amat masih pagi gini, Sele cokelat melet di gigi sama baju lu noh. Pake nyengir segala.”
Seungri: (Lompat ke mobil Tae) (Ngelap giginya pake baju Tae)
Taeyang: “KYAAAAAAA! *suara emak-emak* JOROK WOY KAMPRET!” *suara bapak-bapak*
Seungri: “Nyante aja kali. Lebay lu nyet!”
Taeyang: Eh setan nih bocah, Turun dari mobil gua! (Nendang Seungri sampe guling2 di aspal) (Nancep gas)
*BROOOOOM*
Seungri: “Huhuhu, tega lu.. tega lu.. huhuhu. Sungguh teganya~teganya~ teganya~teganya~ (ngedangdut di tengah jalan)
Akhirnya Seungri memutuskan berjalan kaki ke CUBE dibutuhkan sekitar 1 jam berlari nonstop, 2 jam berjalan biasa, Satu setengah jam berlari dicampur berjalan. Tapi tak disangka Seungri punya ide lain, dia menunggu setiap kendaraan roda empat melintas di pinggir jalan. Sebuah mobil Ferrari seri terbaru terlihat dari kejauhan. Seungri memulai rencananya.
Seungri: “AAHH~~ “ (Ngejatuhin diri persis di depan mobil itu, untung sempet ngerem. Ck!)
*CIIIITT*
Gikwang: “Ah, saya tidak menyangka ada manusia yang bosan hidup seperti anda, apa yang ada di otak anda ini?”
Seorang pria tampan, berpendidikan, kaya raya dan merupakan anggota B2ST yang sangat diidolakan oleh Seungri keluar dengan anggun dari dalam mobil mewahnya. Menebarkan harum yang luar biasa semerbak melebihi bau seorang Paris Hilton. Dia mengulurkan tangannya pada Seungri yang merem-melek melihat makhluk yang sedang berada di depan wajahnya itu. Mendadak tata bahasa Seungri pun berubah drastis.
Seungri: “Ah, maafkanlah hamba eh saya. Saya tiba-tiba merasa pusing. Dan kalau tidak salah anda ini-“
Gikwang: “Sepertinya anda sudah baik-baik saja. Anda mengenali saya? Berita yang sangat baik pada hari yang cerah ini. Ah, saya pernah melihat wajah anda ini tapi saya lupa dimana. Apa anda juga artis?”
Seungri: “Iya! Saya personil 2NE1. Anda member B2ST kan? Wah ternyata bibir yang tebal dilihat dari kejauhan itu terlihat semakin tebal saat dilihat sedekat ini, apa yang anda lakukan hingga bibir anda tebal seperti itu?”
Gikwang: “(Megang bibir) Ah, saya baru kali ini bertemu dengan orang yang blak-blakan. Rahasianya hanya satu, saya selalu melumuri bibir saya dengan cabe rawit yang ditumbuk sebelum tidur sebanyak satu kilo. Iya saya ini anggota B2ST. Loh Bukankah 2NE1 itu wanita semua?”
Seungri: “Wah, anda sangat luar biasa. Tak heran bibir anda begitu menggoda dan seksi. Benar, tapi sekarang sudah ditambah satu personil pria yaitu saya.”
Gikwang: “Kamsa~thank you~ Oh, begitu. Mengapa anda berada di sini?”
Seungri: “Ebuset capek gua ngomong tinggi kayak lu!”
Gikwang: “Apa yang baru saja anda bicarakan? Anda mencoba menghina saya?”
Seungri: “Jah, Lebay bgt nih artis satu. Tidak, mana mungkin saya menghina makhluk seindah anda, Gikwang-ssi. Ehm, bolehkan saya meminta tumpangan sampai ke CUBE?
Gikwang: “Wah, ada perlu apa dengan agency kami? Anda tidak bersama personil lainnya?”
Seungri: “Buset buset~ banyak nanya banget sik, astaghfirullah.. Jamaah~ Jamaah~” (Kebanyakan nonton Indosiar)
Gikwang: Aduh tolong jangan berbicara dengan bahasa yang tidak baku saat bersama saya. Saya hanya diajarkan bertutur kata baik dan sopan.”
Seungri: “Baiklah kembali ke fokus permasalahan, apa saya diijinkan menumpang ke CUBE?”
Gikwang: “Ah, boleh, boleh.. silahkan naik ke mobil saya. Sebelumnya bisa lepas sendal jepit itu? terlihat sangat kusam dan berlumpur. Bisa mengotori mobil indah saya ini.”
Seungri: “Tak masalah!” (Lempar sendal jepit ke sungai)
Mulailah perjalanan itu, perjalanan yang sangat tenang ditemani lagu-lagu B2ST diantaranya Oasis, Easy, Fiction, On rainy days, Clenching a tight fist, dsb. Tak terasa mereka sudah sampai di gedung CUBE.
Seungri: “Wes, nyampe juga gua akhirnya. Liat aja tuh si tuyul mohawk gua abisin!” (Gaya preman)
Gikwang: “Kalau begitu sampai di sini saja pertemuan kita, saya harus recording bersama teman-teman saya. Anggap saja rumah sendiri. Sampai berjumpa di lain kesempatan, teman.”
Seungri: “Sip deh bro! Lu emang sohib gua dah mulai sekarang.”
Gikwang hanya terdiam tak mengerti dan lebih memilih untuk meninggalkan Seungri. Masih banyak pekerjaan yang menanti namja tampan itu.
***
Di dalam gedung CUBE
Seungri baru saja masuk ke dalam gedung setelah celingak celinguk khawatir ada yang melihat keterlambatannya yang lebih dari 15 menit itu. Koridor terlihat sepi. Seungri melangkah santai menuju mesin absensi sampai suara seseorang terdengar dari balik punggungnya. Suara yang benar-benar dekat seakan menempel pada tubuhnya. Saat Seungri melihat ke belakang, kekagetan yang luar biasa dia rasakan melihat seorang pria mungil menempel di punggungnya, saat itu juga pria yang ternyata pimpinan dari CUBE melompat turun dari punggung Seungri memasang wajah kesal dan marah.
Papa Hong: “Heh! Lu pikir jam berapa ini hari?!” (nyodor-nyodorin jam dinding ke muka Seungri)
Seungri: “Eum jam 8 lewat 25 menit. Ada apa ya pak? Jam ini mau dikasih ke saya meuni disodor-sodorin pegitu?”
Papa Hong: “Lu kate gua jaga warung bagi-bagi hadiah! Denger ye, mulai sekarang lu gua pecat! Keluar lu dari manajemen CUBE!”
Seungri: “A..apa salah saya pak? Jangan siksa saya seperti ini…”
Papa Hong: “Lah nyiksa apa gua? Bawa pentungan juga kaga. Ini hukuman buat orang yang terlambat lebih dari 5 menit! Please understand! Get out!”
Seungri: “Ish gaya, bahasa sunda aja masih ngeja lu kek! Saya harap kakek eh bapak tidak menarik kata-kata bapak ini karena suatu saat nanti saya akan membuat bapak menyesal melepaskan bakat besar seperti saya!”
Papa Hong: “Bakat ape yang lu punya? Bakat nyuci, ngepel iya. Pede setengah mampus lu bocah.”
Betapa sakit hati Seungri mendengar perkataan papa Hong, menusuk dan menghujam dalam hati sucinya. Sejak saat itu dia bertekad menjadi seseorang yang jauh lebih berarti. Walaupun begitu, dia tetap tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Dia menangis di pojok tong sampah khawatir ada orang yang melihat kerapuhan dirinya ini.
Seungri: “Huhuhu. Huhuhu. Gimana ini nasib gua sama emak? Dapet duit darimana buat makan? Belom lagi buat ngelamar pacar gua. Huhuhu.”
Saat meratapi nasibnya, segerombolan namja-namja tampan berjalan melintasi Seungri yang bersembunyi di balik tong sampah. Seungri menyadari itu anggota-anggota B2ST, mereka sedang berjalan sambil bersenda gurau. Di barisan belakang terlihat Taeyang bersama tim Prepix lainnya membuntuti. Mata Seungri seakan melompat saat melihat sumber kesialannya hari ini. Asap keluar dari lubang hidung, telinga bahkan pantatnya.
Seungri: “Wew! Berani juga tuh tuyul lenggak lenggok di depan gua! hidup gua ancur gara-gara dia!” (Mukul-mukul tong sampah)
Hyunseung: “Lu ngomong sama sape?” (Muncul dari dalem tong sampah)
Seungri: “(Kaget setengah mati) “Allahuakbar! Lu ngagetin gua aja sik! (Gebrak tong sampah) Eh, lu bukannya anggota B2ST?! Kok di sini?!”
Hyunseung: “Iye sob, tadinya gua anggota B2ST. Tapi, gara-gara gua tadi lupa caranya maen pok ame-ame gua langsung dipecat, dikeluarin. Huhuhu.”
Seungri: “Bu..busyet! Buat apaan maen pok ame-ame?”
Hyunseung: “Itu game favorit papa Hong! Jadi, tiap pagi papa Hong nunjuk di antara kami berenam buat nemenin dia maen pok ame-ame sebelum mulai kerja. Apesnya gua tadi lagi ngeblank banget sob kaga inget permainan ntu. Dia langsung mecat gua walaupun temen-temen gua yang lain pada mohon-mohon. Papa Hong emang bertangan dingin.”
Seungri: “Lagi elu kaga kreatif amat. Kalo ga bisa pok ame-ame ya lu sodorin dia pok Nori sekalian sama pok Atiek juga. Melek-melek dah itu engkong.”
Hyunseung: “Sakit otak lu, men! Gitu-gitu papa Hong doyannya Rihanna, Beyonce.”
Seungri: “Oh, suka yang berkulit gelap. Yaudah sih kasih Dakocan aja .”
Hyunseung: “Udah ah riweuh kalo lu ngomong. Gua di sini mau bersemedi.”
Seungri: “Mending lu ngikut gua! Kita harus ngeubah nasib kita! Hayuk!”
Entah mendapat ide darimana, Seungri menarik tangan Hyunseung berlari menyusul segerombolan orang tadi. Beruntungnya mereka belum terlambat, dengan sangat hati-hati mereka berjalan mendekat. Setelah memastikan semua orang sudah berada di dalam Van. Van pertama berisi personil B2ST, Van kedua berisi kru termasuk tim dancer Prepix yang berarti Taeyang di sana. Seungri memerintahkan Hyunseung untuk menempel di atap van pertama. Dan Seungri mulai melompat ke atas Van kedua.
Mereka berpegang erat di pinggiran atap van sambil mengacuhkan tatapan aneh orang-orang yang melihat mereka setiap saat van melintas di tempat yang ramai. Penuh perjuangan untuk bisa meraih mimpi mereka, mengubah nasib.
***
Kedua van sudah memasuki area yang asing di mata Seungri namun, bagi Hyunseung tempat ini santapan sehari-hari. Seungri sedikit khawatir dimana dia berada tapi, dia tahu tempat ini mampu melancarkan rencananya. Seungri berencana menjadi personil 2NE1 untuk membuat papa Hong menyesal. Maka dari itu dia ingin bertemu 2NE1 yang dia yakin pasti berada di tempat yang sama seperti B2ST.
Di area parkir gedung SBS
Dua orang di atas van itu teteap diam tak bergerak menunggu semua isi mobil turun dan tak bisa terlihat oleh mata mereka lagi. Setelah merasa cukup aman, mereka turun dengan bermandikan keringat.
Hyunseung: “Heh kupret! Ngapain lu narik gua mana nyuruh-nyuruh gua naek ke atas van lagi! Panas gelaaa!”
Seungri: “Lah, lu kenapa nurut goblok! Udah sekarang gua punya ide, kita minta 2NE1 ngerekrut kita!”
Hyunseung: “Bujuk! Emangnya gampang nyet dateng-dateng minta rekrut!”
Seungri: “Abis gimana atuh, gua juga udah terlanjur ngomong sama temen lu kalo gua personil 2NE1. Huhuhu. Mau ditaro dimana muka gua kalo ketauan gua bohong sama dia, gua ngeidolain dia banjet!”
Hyunseung: “Cih, lu kaga ada otak ya? Udah tau 2NE1 cewek semua. Lagian temen gua siapa yang lu bohongin?”
Seungri: “Gikwang oppa~”
Hyunseung: “Najis ih lu cowok apa cewek?! Banyak gaya sih lu pake bohong. Udah ah gua mending pulang! Ga ada urusan!”
Baru saja Hyunseung akan meninggalkan Seungri tiba-tiba sebuah van berwarna hot pink dicampur hitam mengkilat parkir tepat di samping mereka berdiri. Tulisan yang berada di badan mobil membuat dua namja itu tak bisa bergerak, bernafas, dan bersuara.
Masih di dalam kebekuan mereka, pintu van tergeser. Keluar dua gadis dengan dandanan bak penyanyi rock kelas atas. Hyunseung dengan sigap menjelma dengan jiwa keartisannya sambil menyapa kedua gadis di depan mereka itu.
Hyunseung: “Annyeong Sandara-noona, Bom-noona. Masih inget sama aku?” (tampang imut)
Dara: “Ah iya inget lu salah satu dari mereka yang ngedance nekuk-nekuk kaki itu kan?”
Hyunseung: “Jah, Cuma inget itu doang. Iya akyu yang itu.”
Bom: “Heh ga usah sok imut sadar muka sama umur deh. Udah yuk Dara kita capcus!”
Dara: “Oke unnie. Nah, Hyunseung udah dulu ya kita bedua mau masuk. Annyeong!” (Senyum sambil ditarik Bom)
Hyunseung: “Annyeong noona! *suara menggebu-gebu* Cakep beneeer deh itu si noona-noona tapi, yang galak males ah! *niruin suara semut*
Seungri: “Eh lu ngomong apa kentut sik! Ehm Ehm btw yang dua orang tadi itu personil 2NE1 ya?”
Hyunseung: “Yaialah! buta apa mata lu kaga liat tulisan “2NE1” segede bagong di van mereka-“
Seungri: (Guncang-guncang badan Hyunseung) “Woooy lu bukannya langsung ajak ngobrol mereka tentang perekrutan personil baru! Ah lu bodor!”
Hyunseung: “Ihh itu sih urusan lu mikiran amat gua! Apasih guncang-guncang, gua gibeng juga lu lama-lama ah!”
Seungri: “Huwee jahat! Semua orang jahat sama gua!” (Ngerengek lari entah kemana)
Hyunseung: “Ahh, akhirnya lepas juga gua dari tu bocah.. ngebakso dulu ah di depan, laper.”
Hyunseung memilih tidak mengejar Seungri, dia merasa lapar kemudian membeli bakso yang dia lihat sebelum memasuki area ini. Takdir membawa Seungri berlari ke suatu tempat yang ternyata adalah waiting room para artis sebelum tampil di acara SBS Inkigayo. Dia sedikit bingung ketika melewati koridor demi koridor yang dipenuhi orang-orang stylish dan keren. Satu-satunya boyband yang dia tahu hanya B2ST dan girlband yang dia tahu hanya 2NE1. Seungri sama sekali tak mengenali orang-orang yang berlalu lalang. Tak sengaja dia bertemu ruangan dengan label B2ST. Membayangkan idola-idolanya Seungri tersenyum lebar dan memasuki ruangan itu.
Junhyung: “Eh, gua lagi pake celana yah! Jangan buka-buka pintu goblok!”
Seorang namja yang merupakan personil B2ST yang sangat diidolakan Seungri dalam hal Rap menyahut tanpa melihat siapa yang membuka pintu itu. Junhyung terlihat sedang berkonsentrasi memasang kancing celana yang terletak di betisnya sementara celana baru terpasang setengahnya memamerkan paha Junhyung.
Seungri: “Eh..eh nyante aje mas. Di luar kaga ada tulisan “lagi pake celana” yah mana gua tau. Tapi, maap deh yak ga sengaja. Hehe. Mau dibantuin ga?”
Junhyung: “Ga! Lu harus tau ye, gua paling anti sama orang asing apalagi yang model kayak lu ini. Lu cleaning service di sini kan, keluar lu! bikin laler pada masuk aje.”
Seungri: “Brokokok! Asal nyeplos aje tu mulut! Gua personil 2NE1 pret!” (Gaya mau matok)
Junhyung: “Bwahaha. Dua kata deh buat lu, BENCONG KAMPUNG.” (Duduk santai, pasang headset)
Seungri: “Gusti Allah, makan apa ini orang nyolot ampun-ampunan (elus dada) udah ah emak selalu ngajarin gua buat maapin kesalahan orang sebelum diminta.”
Gikwang: “Wah, kita berjumpa lagi! Anda tidak bersiap-siap bersama personil anda? Saya melihat tadi keempat personil anda sedang rehearsal.”
Tiba-tiba tak tahu darimana asalnya Gikwang muncul dengan senyum bersinar dari giginya yang mengkilat bak permata. Dia menghampiri Seungri yang sedang dalam usaha meredam emosi.
Seungri: “Nanti aje ya lu ngebacot pidato bahasa baku lu, gua pusing sumpah denger lu ngomong. Gua mau kesana dulu deh, dimana mereka rehearsalnya?”
Dongwoon: “Jiah, ente ngomong pake bahasa gituan sama Gikwang. Mana ngarti dia. Ane kasih tau dah, 2NE1 lagi rehearsal di studio F.”
Secara tiba-tiba Dongwoon muncul ke permukaan dari dalam permadani eh dari kamar mandi menebarkan bau busuk melebihi tempat pembuangan sampah. Wajar saja karena memang sudah satu minggu ini dia baru BAB.
Gikwang, Junhyung: (pingsan)
Seungri: “Damn! U’re so fvckin smell like sh*t! Argh asshole dammit!”
Sambil menutup hidungnya dan berlari keluar Seungri mencoba mempraktekkan kemampuan yang dia dapat dari menonton film hollywood saat si pemeran utama sedang kesal. Sama sekali tak memahami maksud kalimat yang baru saja dia ucapkan itu.
Tanpa Seungri sadari, seseorang melihat dan mendengar logat englishnya yang nyaris sempurna, seorang namja itu tersenyum kecil kemudian berlalu.
Seungri kemudian berlari menuju studio f mencari 2NΞ1 demi melancarkan tujuannya. Dengan bermodal senyum dan semangat dia melangkah ringan melawan tatapan heran orang-orang karena bila kita masih ingat, dia tidak memakai sandal alias nyeker. Sesampainya di studio F dia masih bersemangat memasuki studio tersebut saat penjaga sedang lengah. Begitu melihat dua gadis yang baru saja dia temui di area parkir, dia semakin yakin kemudian berteriak spontan.
Seungri: “2NΞ1!! Gua mau jadi personil kalian! Gua mau jadi YG fam! Gua bisa ngedance neh!” (Mulai ngedance yang dulu sempet dia pelajari dari Taeyang)
Kwon twins: (Ngelongo) “Ahelah lu joget dangdut tuh namanya!” (Ngomong barengan) “Ngedance tu kayak begini woy!” (Langsung ngedance enerjik bedua)
Seungri: “Oh my gosh! That is fantastic!”
Seungri terpukau dengan tarian dua namja di hadapannya ini. Lagi-lagi dia mengeluarkan skill english yang dia pelajari dari film-film Hollywood saat si pemeran utama merasa terpukau dan terkejut. Seungri terpana menatap stage.
CL: “petani kumuh dari kebon mane tu nyasar di mari? Mau gabung sama kita? Helloooo talk to my hand!”
Minzy: “Tapi un, die kegantengan deh jadi petani. Eum, hati gua bergetar pas ngeliat dia (megang dada) gua kenapa ya un?”
CL: Itu namanya lu serangan jantung gara-gara ngeliat petani ntu! Kayaknya die mau nantang skill english gua! Gua sikat aja dah sekarang” (siap-siap ngelompat)
Dara: “WOOYY! *suara om-om* lu jangan gitu! Dia cuma ngefans sama kita! Nyante aje lah!” (Narik baju CL)
Minzy: “Hih, unnie suaranya serem kayak mbah Maridjan. Sadar unn (tepok2 pipi Dara) lagian masa ngefans sampe mau gabung sama kita?”
Bom: “iye dar! Lu pake ngebela segala. Hehh, cowo yang kata CL petani! Lu ngimpi namanya mau gabung sama kita! Bodyguard, usir diaa!” (Nunjuk Seungri)
Betapa terkejut dan sedihnya Seungri melihat reaksi empat yeoja yang sebenarnya dia kagumi meski belum begitu mengenal mereka. Seungri ditolak mentah-mentah bahkan diusir, dia hanya bisa tertunduk sedih dan melepas keinginannya menjadi personil tambahan 2NE1. Di dalam kesedihannya itu dalam hitungan detik empat bodyguard kekar berlarian menghampiri Seungri kemudian masing-masing dari mereka memegang tangan dan kakinya. Mereka berniat melempar Seungri dari jendela. Seungri hanya bisa pasrah dan tak melawan sambil mengucapkan kalimat terakhirnya.
Seungri: “I never think you guys would do this to me, but i’m happy enough i still can see you in my life. This is my last goodbye and the end of us. God bless you all.”
Seungri mengeluarkan hasil penghafalannya saat menonton film drama cinta hollywood dimana seorang pria terpaksa meninggalkan pasangan dan sahabatnya karena difitnah. Seungri hanya merasa scene itu sedikit mirip dengan keadaannya sekarang sehingga dia mengeluarkan emosinya dengan kalimat itu. Kalimat yang membuat seisi ruangan tertegun. Selangkah lagi Seungri akan dilempar ke jendela oleh 4 pria kekar itu, seseorang menginterupsi.
Papa YG: “STOP! Kau mencuri hatiku~ hatiku~ STOP! Kau mencuri hatiku~ hatiku~” (Joget gergaji ditengah-tengah anak didiknya sambil nunjuk-nunjuk Seungri)
CL: “Beuh, bohay juga pantat appa! Ah gua mau digoyang juga dong~”
Minzy: “Hush! Unnie ntar appa denger!” (nutup mulut CL)
Papa YG: “Bodyguard! Lepaskan anak itu dan cepet keluar! Huss huss!” (Kibas-kibas tangan)
Tanpa ba-bi-bu keempat bodyguard meletakkan kembali Seungri di lantai dan langsung berlarian keluar dari studio. Sementara empat personil 2NE1 sangat kaget dengan kelakuan dan ucapan dari appa mereka itu. Mereka bisa mencium bahwa Hyunseok sudah terpikat pada Seungri, menimbulkan tanda tanya besar di hati mereka. Apa yang kira-kira akan Hyunseuk lakukan sekarang.
Papa YG: “Hoy! Anak muda, jujur ye gua kagum sama skill english lu. Mungkin lu ga tau kalo gua udah denger lu ngoceh english sejak di koridor tadi. Ditambah lagi pas liat style ngedance lu, biar kurang enerjik tapi hentakan-hentakannya tu pas benget gitu loh. Kalo lu mau gua ada tawaran pekerjaan khusus buat lu, gimane?”
Seungri mengedipkan matanya berkali-kali melihat seseorang baru saja menyelamatkan hidupnya. Dia merasa senang bapak-bapak di hadapannya ini bahkan memuji dirinya membuat hidung besarnya mengembang senang. Tapi satu hal mengusiknya, siapa sebenarnya orang ini hingga bisa mengusir bodyguard sekaligus menawarkan sesuatu pada dirinya?
Seungri: “Makasih banget pak udah nyelametin nyawa saya~~” (Jongkok di kaki Hyunseuk)
Papa YG: “Ah, no problem. Jadi apa nih keputusan lu? Jangan banyak cingcong sebelum gua tarik penawaran gua.”
Seungri: “Ahm, memang anda siapa ya pak? Kira-kira penawaran kerja apa? Ah, apapun itu saya terima pasti entah OB, Cleaning service apa pun lah.” (Nyengir selebar-lebarnya)
2NE1+Kwon twins: “WHAAT?!! YOU DONT KNOW OUR APPA?!! (berjatohan di atas stage)
Papa YG: “Nyante woy! Ga usah pake teriak! Sakit gila kuping gua! (Mencak-mencak sama anak didiknya yang masih ‘tiduran’ di atas stage). Jadi lu belum tau gua? Hadeeh! Gua ini pemilik YG entertainment, Hyunseuk. Anak-anak biasa panggil gua boss kalo ga appa.”
Seungri: “Who..oaaaaa! (nutup mulut) jadi, anda.. anda.. pemilik YG? Ahh, saya terima! Saya terima apapun pekerjaan itu! Setidaknya saya punya kerja!! (Kegirangan, meluk-meluk papa YG)
Papa YG: “Haha.. geli.. hahaa.. geli ah~ haha.. woy geli! (Nyepak Seungri)
Seungri: (Kena sepak, kepentok sound system) “Aduh sakit~ tapi gapapa lah.. (Bangkit lagi, jalan ngedeketin papa YG) Nah, jadi apa om pekerjaan buat saya nya??”
Papa YG: “BIGBANG.” (Senyum sebelah bibir naik ke atas, tangan nyilang di dada)
Seungri: “A..apaan tu kalo boleh tau? Saya disuruh ngapain?”
Papa YG: “Nih ya gua jelasin. Sekarang gua lagi rencana ngebuat boyband baru dengan nama BIGBANG. Gua lagi nyari-nyari bakat yang pas buat jadi personilnya. Lu calon pertama yang udah ngerebut hati gua, gua masih butuh yaa sekitar 5 cowo lagi deh. Lu bisa jadi BIGBANG asalkan lu bawa 5 orang berbakat hebat kayak lu ke depan muka gua. Gua tunggu besok di gedung YG ent, kalo lu dateng lewat dari jam 9 pagi. Gua anggep lu gagal.”
Setelah mengucapkan hal itu Papa YG dan rombongan keluar dari stage meninggalkan Seungri yang hampir pingsan begitu menyadari dia berkesempatan menjadi bagian dari YG family. Dia menampar-nampar wajahnya sendiri meyakinkan bahwa ini nyata.
Seungri: “Aduh! Sakit juga tamparan gua, ini nyata yak? Emaaakk.. gua berhasil mak.. gua berhasil.. (Sujud di lantai studio) Eh! Belom! Gua kudu nyari 5 orang lagi neh buat ngebentuk BIGBANG! Ah, gua tau harus ngapain! (Ngejentikkin jarinya)
Seungri berlari seperti orang kesetanan keluar dari bangunan SBS itu. Sesampainya di area parkir dia kehilangan seseorang itu. Sedikit rasa takut menyelimuti hatinya, tapi dia terus berlari dan berlari mencari orang itu. Usah Seungri tak sia-sia, dia berhasil menemukannya.
Seungri: “WOY kampret! Gua ada berita bagus nih! Gua maafin dah kata-kata lu tadi tapi, gua sekarang butuh banget bantuan lu!”
Hyunseung: (Kesedak bakso mangkok ke-5 nya) “Uhuk! Uhuk! Uhuk! Air..air..” (Nenggak segelas aer putih) “Apa sih lu bagong tereak-tereak ga jelas! Ganggu kenikmatan gua ngebaso aja ah!”
Seungri: “Ihhh~ jangan marah terus dong! Gua kasih tau ya, lu bisa balik ke dunia keartisan asal lu ngikutin instruksi gua.”
Hyunseung: “Ehh serius lu mamen? Gimana-gimana caranya?” (Berenti ngunyah bakso)
Seungri: “Gua anggep lu setuju gabung. Sekarang kita harus nyari empat orang lagi terus latihan ngedance dan nyanyi di suatu tempat malem ini juga! Masalahnya deadlinenya besok pagi!”
Hyunseung: “Lu ngomong tentang apaan nih, gua kaga ngarti!”
Seungri: “Lu kenal Hyunseuk kan, pimpinan YG Entertainment. Nah, tadi gua ditawarin sama dia buat gabung YG family, dia lagi dalem proses ngebentuk boyband BIGBANG. Gua kepilih jadi calon pertama dan gua harus nyari 5 orang berbakat buat ikut gabung jadi BIGBANG itu. Batas waktunya besok pagi!”
Hyunseung: “Se..serius lu? Die tertarik sama orang kayak lu? (Merhatiin Seungri dari atas sampe bawah) “Mana ga pake sendal lagi, buta apa katarak yak itu bapak-bapak.”
Seungri: “Heh elu banyak bacot! Cepet ikut gua! Gua punya kandidat satu lagi! (Narik tangan Hyunseung)
Mereka berdua pun segera berjalan meninggalkan Kedai Bakso sederhana itu. Baru beberapa langkah menjauh, mereka dihentikan oleh seseorang.
Tukang bakso: “Heh! Lu ngabur gitu aja abis makan bakso 5 mangkok! Mau gua hajar?!” (Narik kaos Hyunseung)
Hyunseung: “Eh, biasa aja lu! Ga usah nyolot sama ngembus-ngembus depan muka gua! nafas lu bau septic tank! (Ngedorong tukang bakso) “Nih duit nya gua bayar 2 kali lipat” (Ngelempar duit ke muka tukang bakso)
Tukang bakso: (mungutin duit yang berhamburan) “Nah, gitu dong! Makasih yak!”
Seungri dan Hyunseung secepat kilat meninggalkan area itu kembali ke gedung SBS. Mereka sudah sampai di tempat awal mereka datang ke sini tadi, tempat kedua van B2ST dan kru terparkir. Seungri menunggu kedatangan seseorang, sahabatnya.
***
Sekitar satu jam mereka uring-uringan menunggu dan terus menunggu, sampai akhirnya orang yang dituju muncul juga. Tanpa banyak buang waktu Seungri segera berjalan mengahmpiri kemudian menarik sahabatnya itu, sementara Hyunseung bernostalgia bersama teman-teman seperjuangannya dulu.
Taeyang: “Sob, sumpah sori banget gua ga maksud ninggalin lu tadi pagi tapi, gua paling ga suka dipanggil nyet. Duuh, maaf banget lu jadi dipecat gara-gara gua-“
Seungri: “Sst.. gua maapin, udah tenang aja! Tapi lu bantu gua sekarang, lu ajarin gua ngedance dan tentunya lu juga harus ikut gabung. Gua tadi ditawarin pimpinan YG entertainment buat jadi personil boyband yang mau dia bentuk, BIGBANG. Lu harus bantu gua sob! Kalo lu ikut, kita tinggal butuh 3 orang lagi neh. Gimana?”
Taeyang: “Apapun asal persahabatan kita balik lagi, ayo kita cari tiga orang lagi. Walaupun gua agak ga percaya sama cerita lu tapi, gua berusaha percaya deh. Sekarang kerjaan gua juga udah beres. Jujur, gua juga bosen di Prepix ga ada peningkatan. Kali aja gua akhirnya bisa jadi artis beneran! Nyehehehe.” (Nyengir sendiri)
Seungri: “Sip dah! Yuk capcus cari orang berikutnya! Gua kayaknya tau deh siapa.”
Taeyang: Lu tunggu di sini aje, ntar gua balik ke CUBE ngambil mobil baru jemput lu trus kite ke tempat tujuan lu, oke coy! Tunggu gua yak!” (High five, lari ke dalem Van)
Seungri: “Taeyang! Jangan lama lu! Eh, btw gua belom ngasih tau ya, Hyunseung juga gabung sama kita!”
Taeyang: “Heh? Serius lu?! Bagus-bagus! Dia aset kita. Udah gua cabut dulu!” (Bener-bener masuk ke dalem Van)
Seungri dan Hyunseung lagi-lagi menunggu. Merasa lapar, Seungri membeli siomay karena tak punya cukup uang untuk makan bakso ataupun membeli nasi rames. Padahal Hyunseung sudah menawarkan untuk membelikan Seungri tapi Seungri terus menolak. Dia selalu diajarkan oleh Ibunya, Daesung untuk tidak menyusahkan orang lain (Apa kabar numpang mobil Taeyang sama Gikwang? -_-)
***
Mobil Taeyang muncul di kejauhan membuat senyum Seungri mengembang dan segera bangkit. Tanpa banyak cingcong mereka segera berangkat ke lokasi tujuan Seungri. Ternyata Seungri mengajak Taeyang dan Hyunseung ke pegunungan tempat rumahnya berada. Apa sebenarnya rencana Seungri? Mereka turun dari mobil setelah memastikan memarkir mobil di lokasi yang aman.
Taeyang: “Heh, ini namanya lu mau pulang gratis. Ngapain nyari 3 orang lagi ke sini?”
Hyunseung: “Ini tempat apaan sik? Dingin banget mana sepi. Udah jam 4 sore loh, tinggal sekitar 17 jam lagi sebelum deadlinenya! Buru napa lu nyet!”
Taeyang: “Heh! Ngomong nyet ke siapa lu?! Ke gua?! (Ngacung-ngacungin golok)
Hyunseung: “Geer banget lu, orang gua ngomong ke monyet beneran (Nunjuk Seungri) Udah cepet ga usah ribut di sini. Mau kemana neh kita?!”
Seungri: “Lu bedua diem deh, berisik banget ngelebihin emak gua! Ayok jalan! (Mulai jalan dengan kaki telanjang menyusuri perbukitan yang terjal dan tajam)
Taeyang+Hyunseung: “SERIUS LO?!! NAEK KE SONO?!”
Seungri: “Iye, ke rumah gua. Cepetan ah!”
***
Setelah menghabiskan energi dan waktu sekitar 1 jam setengah, mereka akhirnya sampai di desa tempat Seungri tinggal. Desa yang nyaman den sejuk membuat kelelahan seakan lenyap juga keringat yang bercucuran kering dengan sendirinya. Seungri menuntun kedua namja itu menuju rumah kepala Desa. Seungri berharap Ayah pacar dan pacar tercintanya mau mengabulkan permintaannya.
Seunghyun: “Ngapain lu orang miskin ke sini!? Ngimpi lu kalo mau ketemu Jiyong!”
Seungri: “Permisi pak, saya kesini cuma mau nawarin pekerjaan yang bisa bikin bapak mempunyai uang melimpah dalam sekejap.”
Seunghyun: “Lu kate gua miskin?! Lu aja sono yang kerja! Sok-sok nawarin gua, pegi deh lu pake bawa-bawa temen lu se..ga..la..” (Melongo kaget pas liat Taeyang) “Bu..buset, lu temenan sama dancer favorit gua?! Taeyang from Prepix!? KYAAAAAA~~! *Tereak pake suara anak-anak* (Megang-megang Taeyang napsu)
Taeyang: “Aduh, geli pak.. stop..stop. (Nepis tangan Seunghyun berkali-kali)
Seunghyun: “Taeyang-ssi, minta tanda tangan doooong! Akyu ngefans banget sama kamyu! (Ngacir ngambil spidol sama kertas) “Nih, tanda tangan disini, abis ntu foto bareng yak!”
Taeyang: (Ketawa ga percaya) “Boleh, tapi satu syaratnya, bapak harus mau bergabung sama kita. Tentunya bapak bisa ngedance dong karena ngeidolain saya? (Senyum mematikan)
Seunghyun: (Klepek-klepek, menggelepar di tanah) “I..iya saya sangat setuju Taeyang-ssi, saya ikhlas diapain aja. Saya juga bisa ngerap loh, bakat terpendam sejak kecil (Setengah sadar dia nge-Rap)
Senyum terulas di wajah ketiga namja yang masih berdiri itu, tinggal dua orang lagi yang harus mereka rekrut. Seungri langsung berlari ke dalam menemui pujaan hatinya, tujuan selanjutnya. Ketika menemukan Jiyong yang sedang memasak di dapur, Seungri ingin segera memeluk gadis itu dari belakang tapi terhenti karena mendengar suara pacarnya itu yang baru saja dia ketahui. Begitu merdu saat bernyanyi seperti ini, ditambah lagi sentuhan Rap yang Jiyong masukkan di lagu itu. Memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bakat Seunghyun menurun pada anaknya ini, Kwon Jiyong.
Seungri: “Jagiyaa~ kamu bisa nyanyi?! Nge-rap juga lagi?! Aku tambah cinta sama kamuuu!
Jiyong: “Ahhh, kamu kok bisa ada di sini?! aku jadi malu! Kamu kenapa ga bilang klo udah di sana dari tadi! Ihh rese deh! (Mukul-mukul lengan Seungri manja)
Seungri: “Hehe. Kamu mau ga lakuin satu hal buat aku?”
Jiyong: (Ngangguk) “Tentu aja, apa itu jagiya?”
Seungri: (Ngambil gunting) “Aku mau potong rambut kamu dan kamu harus mau ikut sama aku besok.” (Senyum hangat)
Jiyong: “Loh? Loh? Kok kamu mau motong rambut aku? Kamu mau ngapain emangnya?”
Tanpa menjawab pertanyaan pacarnya itu, Seungri memotong dan mendandani pacarnya menjadi seperti lelaki tulen. Hasilnya sangat memuaskan! Jiyong berhasil disulap menjadi cute namja! Jiyong sangat ingin protes tapi dia percaya bahwa pacarnya tak mungkin berniat buruk pada dirinya.
Sudah empat orang terkumpul, Seungri masih membutuhkan satu orang lagi. Kali ini dia benar-benar kehabisan ide tak tahu lagi siapa yang harus dia ajak. Tak ada lagi orang berbakat di sekitarnya.
Taeyang: “Seungri, terus siapa lagi neh yang kita harus rekrut? Udah jam 7, kapan lagi mau latiannya?!”
Seungri: “Hmm.. Gini aja.. Taeyang, lu angkut mereka semua pake mobil lu ke dance hall Prepix. Kita latihan disana semaleman ini, gua ntar nyusul sama personil terakhir. Hyunseung, lu ajarin mereka tekhnik nyanyi. Gua putusin besok kita bawain lagu LIES. Lagu yang pacar gua buatin buat gua, gua suka banget sama lagu ntu. Minta ajarin sama Jiyong nih (Megang pundak pacarnya) Nasib kita bergantung sama lu lu pade bro, ayo berjuaang! Gua mau nyari personil terkakhir dulu! (Siap-siap lari)
Hyunseung: “Eh dodol! Lu ntar ke Prepix Hall naek apaan?”
Seunghyun: “Hmm.. pake motor vespa gua noh! Lagi nganggur juga, nih kuncinya.” (Lempar kunci, malingin muka gengsi)
Seungri: (Senyum nahan nangis) “Jeongmal Kamsahamnida.” (Ngebungkuk)
Tim pre-BIGBANG pun berpencar. Seungri memeras otak mencari orang terakhir yang harus dia bujuk untuk ikut misi ini. Seungri duduk di bawah pohon sejenak, berpikir. Ibu-ibu pengajian tiba-tiba melintas melewati namja satu itu. Seungri hanya melihat gerombolan ibu-ibu kemudian sebuah ide pun muncul di benaknya.
Seungri: [gimana kalo gua rekrut yang jago ngaji? Kan suaranya udah pasti bagus tuh. Tapi ga mungkin juga ibu-ibu di depan gua ini.]
Seungri masih terus berpikir orang yang pintar mengaji dan berjiwa serta berwajah muda. Dia bahkan berpikir bagaimana jika Ustadz di masjid dia tawarkan yang tentu saja tidak mungkin. Dia menyusuri jalan setapak, langkah demi langkah tak lepas dari pikiran personil terakhir. Dia tersadar saat kakinya membawa dirinya ke rumah yang selama ini dia tinggali. Ah, untuk apa aku pulang pikirnya. Seungri berniat berbalik sampai sesuatu melintas di otak yang sedari tadi buntu ketika mendengar seorang perempuan dari dalam rumahnya tengah melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ibunya sedang mengaji begitu merdu. Tanpa buang waktu dia berlari ke dalam. BRAK! Seungri membuka kasar kamar ibunya membuat seseorang di dalam terlonjak kaget, bergetar hebat.
Daesung: “Allahuakbar! Apaan itu?!” (Ngeliat ke pintu takut-takut)
Seungri: “(Nyengir kuda, jalan mendekat) “Ehehe maap mak, ngagetin..”
Daesung: “Lu kaya ga punya etika aja! kaga liat gua lagi ngaji hah? (Buka mukena) “Lu sekali-kali harus gua tampol sama cabok kali ya!” (Asep keluar dari idung)
Seungri: “Ampun mak~ ga boleh marah-marah abis ngaji loh! Sini deh mak, gua ada permintaan.. psst psst..”
Daesung: “Heh?! Terus apa keuntungan buat emak kalo mau gabung sama lu pade?”
Seungri: “Emak bisa ketemu sama Pemain MU sama duit yang kita hasilin, emak bisa jalan-jalan keliling dunia bahkan naik haji! Ayo mak mau ya ya ya??”
Mendengar hal-hal yang selama ini dia cita-citakan, Daesung menyetujui permintaan anaknya itu. Penampilan Daesung yang sudah begitu menyerupai lelaki sama sekali tak menjadi hambatan. Dengan menggunakan Vespa milik Seunghyun mereka melaju kencang menuruni gunung dan jalanan hingga sampai di Prepix dance hall.
Sesampainya di sana, dua anak-beranak itu segera memasuki gedung besar yang begitu mempesona. Decakan kagum tak berhenti keluar dari mulut Seungri apalagi Daesung yang sangat jarang keluar dari desa terpencil itu.
Enam orang itu akhirnya bersatu membentuk tim yang solid, membantu menutupi kelemahan masing-masing dan saling melengkapi. Tak disangka, Rekan-rekan Taeyang di tim Prepix bahkan ikut membantu menjadi choreogrpaher bahkan membelikan pakaian-pakaian keren yang besok bisa mereka kenakan untuk menunjang penampilan di hadapan Hyunseuk. Seungri benar-benar terharu dengan orang yang berdiri dan berjuang di hadapannya ini, dia tak akan melepas mimpi itu. Satu malam memang begitu singkat untuk berlatih tapi, mereka semua yakin mampu melakukannya dengan semangat dan kepercayaan satu sama lain.
***
Hari yang dinanti sudah tiba, hanya tertidur sekitar satu jam sama sekali tidak mematikan semangat yang berkobar di hati mereka. Satu-persatu dari mereka membersihkan diri dan berdandan semenarik mungkin. Pagi ini mereka tak banyak bicara mungkin karena lelah dan gugup. Seungri yakin, semua akan berjalan lancar. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, setelah yakin tak ada yang tertinggal di dance hall mereka mulai bergerak ke mobil menuju YG building. Detak jantung yang mereka coba tutupi terdengar berlomba-lomba berlari satu sama lain.
Taeyang: “Tegang banget dah lu pada, nyante aja lah. Eh, sarapan bubur ayam dulu yuk di sono, tempat favorit gua!” (Nunjuk gerobak bubur ayam dengan tulisan “Bubur Ayam Cianjur” (?))
Seungri: “Eh, boleh juga ide lu, yul. Kita butuh energi!”
Taeyang: “Yal yul yal yul! Lu kate gua tuyul, kebo lu nyet!”
Daesung: “Ya ampun nak Taeyang, kasian banget anak gua udah kebo monyet lagi.” (Ngakak)
Jiyong: “Ta..tante, kok bukannya ngebela Seungri sih?” (Mau nangis)
Seungri: “Udah gapapa sayang, aku udah biasa dianiaya.” (Sok sedih)
Hyunseung: “Heh gaya lu buset, gua aniaya beneran dah besok-besok.” (Gebuk kepala Seungri)
Seunghyun: “EHEM! *Suara orang bangkit dari kubur* ga penting banget sih obrolan kalian (Geleng-geleng kepala) “Taeyang-ssi~~ *Suara malaikat* aku udah laper nih, ayo cepet kita sikat aja bubur ayam itu kalo perlu sama gerobak-gerobaknya.” (iler netes-netes)
Jiyong: “Bapak jorok banget ihh!! (Noyor pala bapaknya sendiri, anak durhaka)
Tak sampai 10 menit bubur ayam sudah disikat habis, perut sudah full mereka pun beranjak dari lokasi bubur ayam. Taeyang memacu kencang mobilnya menuju YG building. 30 menit kemudian mereka sampai di sebuah gedung tinggi yang terlihat begitu indah. Seperti biasa Daesung berkelakuan layaknya orang desa setiap melihat gedung bertingkat.
Keenam orang itu berjalan percaya diri memasuki YG buliding disambut oleh resepsionis cantik. Dengan hanya menunjukkan wajahnya, Seungri dipersilahkan untuk segera memasuki dance hall di gedung ini. Dengan perasaan gugup, bahagia, gelisah, khawatir, senang yang bercampur satu di hati mereka, keenam sosok yang nantinya akan menjadi bintang besar ini berjalan bersama menyusuri koridor demi koridor hingga sampai di tempat itu tepat jam setengah 9 pagi.
Hyunseuk segera mempersilahkan Seungri memperkenalkan timnya dan menampilkan bakat mereka. Seungri menyerahkan CD LIE milik Jiyong pada Hyunseuk. Enam orang itu terus mengingat-ingat semua yang sudah mereka pelajari semalam sambil menunggu musik terputar. (Disaranin kalian baca bagian ini sambil denger lagu LIE ^^ )
*Teng.tengteng.tengteng.teng.teng.tengtengteng.*
SEUNGRI POV
Saat musik itu terdengar, Jiyong dengan percaya diri melangkah maju sambil melakukan gerakan seakan menekan piano kemudian dia mengatakan beberapa bait kalimat english sebelum memulai Rapnya. Hatiku bergetar melihat itu, aku bangga memilikinya dalam hidupku. Dia luar biasa. Bagianku sekarang! Aku maju dan mengeluarkan suara halusku. Disambut Rap-an Jiyong lagi. Selanjutnya Taeyang menguasai lagu dengan suaranya, kami menyatu dengan gerakan-gerakan indah ini. Airmata sangat ingin menampakkan dirinya di mataku saat ini tapi, aku mencoba menahannya. Seunghyun tanpa ragu memulai bagiannya, Gaya Rap yang sangat tidak biasa dibarengi dengan gerakan memutar di tangannya itu. Selanjutnya kami menyatu kembali ke dalam gerakan ini, masih sama ditemani suara indah Taeyang. Setelah Taeyang menuntaskan bagiannya, Hyunseung maju mengeluarkan suara halus yang bergetar, membuat hatiku begetar untuk ke sekian kalinya. Tibalah puncak lagu ini, Daesung dan Taeyang mengeluarkan emosi yang benar-benar cocok tetap ditemani dengan gerakan penuh makna ini. Selesai. Tanpa sadar aku meneteskan airmataku. Mereka luar biasa. Aku tak peduli apapun keputusan Hyunseuk nanti, setidaknya aku sudah mempunyai sahabat terbaik di sampingku meski kami baru saja melakukan ini bersama. Itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasa dekat dengan mereka.
Kami masih terdiam dalam posisi kami, Hyunseuk terdiam tak mengeluarkan satu kalimat pun. Dia hanya tersenyum melihat kami satu per satu. Dengan satu gerakan Hyunseuk berdiri mengeluarkan satu kalimat singkat sebelum meninggalkan kami di sini.
“Bulan depan kalian akan debut. Jiyong, gua yakin lu bisa mimpin mereka.”
Kalimat itu terus terngiang di telingaku, apa maksudnya ini? Aku terlalu syok hingga tak bisa mencerna kalimat itu dengan baik. Aku hanya diam sampai teriakan teman-teman, pacar, dan ibuku membangunkanku. Mereka saling berpelukan. Aku rasa aku tahu apa maksud semua ini. Aku tersenyum lebar dengan perasaan yang tak tergambarkan. Aku memeluk bahagia mereka satu persatu. Masa depan cerah sudah menanti kami. Dan aku tak percaya gadis manisku terpilih menjadi leader, aku benar-benar bahagia!
***
AUTHOR POV
1 bulan kemudian..
Seungri: “Ah, gua ga percaya kita bisa men! Sumpah gua ga nyangka! Huhuhu.”
Taeyang: “Seungri, kalo bukan karena lu gua ga bisa berdiri di sini. Makasih banget. Huhuhu (Nangis meluk Seungri)
Hyunseung: “Iye sob, gua..gua.. ga tau nasib gua gimana kalo ga ketemu lu di tong sampah waktu itu. Makasih banget. Huhuhu.” (Nangis meluk Seungri dan Taeyang)
Daesung: “Guys (Udah kebiasa akting jadi anak muda) kita siap-siap sekarang deh. 5 menit lagi BIGBANG bakal lahir. Hayuk!”
Seunghyun: “Aseek! Jiwa muda gua keluar full hari ini!!” (Joget-joget semangat)
Jiyong: “Astaga bapak gua, kelakuannya yah, cih! (Kebiasa jadi cowok)
Keenam orang itu tanpa ragu memulai debut mereka di stage SBS. Mereka bertemu banyak artis senior bahkan B2ST juga ada di sana bersama direktur utama mereka Papa Hong. Seungri tak sabar menunjukkan bahwa dia bisa mewujudkan perkataannya. Dia bangga bisa menjadi orang yang lebih berarti seperti saat ini dan dia juga berterima kasih berkat perkataan papa Hong, dia berhasil melakukan semua ini. Hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, saat ini sebuah boyband yang nantinya akan menjadi gebrakan sesuai namanya telah lahir. BIGBANG.
Backstage
Gikwang: “YA! anda yang disana! (Berlari mendekati seseorang) Ah, anda benar-benar hebat! (tersenyum lebar) Anda lebih pantas menyandang nama BIGBANG daripada 2NE1 Hehehe karena saya juga memang tak pernah melihat anda tampil bersama 2NE1.”
Seungri: “Wah, Gikwang-ssi. Mohon bimbingannya di ‘dunia’ ini. Saya orang baru! Hehe (Ngebungkuk)
Gikwang: “Ani, saya juga orang baru. Seungri-ssi, bisa minta satu hal?
Seungri: “Sure, apa itu?”
Gikwang: “Jaga sahabat kami, Hyunseung. Kami akan selalu merindukan dia. (Airmata menetes perlahan) “Saya harap, BIGBANG dan B2ST bisa terus bersahabat.”
Seungri: “Tentu saja! Aku akan selalu menjaga Hyunseung tak hanya itu aku akan selalu menjaga BIGBANG juga ikatan diantara BIGBANG dan B2ST.” (Airmata ikut menetes, meluk Gikwang)
Setelah itu masing-masing personil Bigbang dan Beast bersatu di sana, ikut larut dalam tangisan. Dua boyband ini memiliki ikatan yang tak biasa, berbeda dengan ikatan-ikatan yang terjalin dalam grup lainnya, mereka memiliki ikatan itu meski berasal dari manajemen yang berbeda. Itu yang membuat BIGBANG dan B2ST istimewa.
-The End-
Surprise, Hyung… !
Akhirnya setelah beberapa bulan meninggalkan gedung ini, aku kembali. Di Dorm kesayanganku ini.. Dimana aku, sudah 5 tahun bersama member-member yang lain yang telah aku anggap sebagai keluarga ku sendiri tinggal. Tempat kami menumpahkan segala perasaaan sedih, senang, marah dan hal-hal konyol yang kami lakukan. Tempat yang membuat kami dapat seperti sekarang ini.
Aku melangkahkan kakiku menuju lift. Didalam lift, aku masih mengingat- ingat tentang kebersamaan kami para member SJ di Dorm ini. Bagaimana saat itu kami hampir meninggalkan Dorm ini karena hantu yang ada di kamar Donghae ( RT mystery6). Atau untuk pertama kalinya ada 2 orang wanita cantik dari luar negri ( Ana dan Eva ) yang menginap di Dorm kami selam 1 bulan ( RT Full House). Sampai sekarang pun aku masih suka berpikir, bagaimana perasaan mereka tinggal satu atap yang berisi orang-orang gila seperti kami. Untungnya hanya 1 bulan. Aku tersenyum sendiri mengingat semua hal itu.
Lift terbuka..
Aku keluar dari lift. Ku percepat langkah kakiku. Aku benar-benar tidak sabar bertemu dengan mereka. Kini aku berada di depan pintu. Hatiku berdebar. Bagaimana ekspresi mereka saat melihatku kembali ?
Aku menekan bel…
(ting.. tng.. ting.. tong…)
“Annyeonghaseyo ! “ teriaku.
“Yo… !” terdengar suara dari dalam.
Lalu pintu terbuka…
Tampak sosok manusia yang aku kenal. Ternyata Hyung Teuki yang membuka pintu.
“Hyung !” teriaku.
“Ka..Kangin-ah !”
“Ne.. ! aku pulang !” Jawabku semangat.
“kenapa kau sudah pulang ? “ kata Teuki spontan
“Mwô ?”
“Aish… maksud aku, ayo silakan masuk ! “
Eetuk menarikku masuk. Aku merasakan ada sedikit yang aneh dari tingkah lakunya . Bahkan ucapannya tadi. Tapi aku berusaha untuk berpikir positif. Mungkin dia terlalu terkejut melihatku datang.
Aku memasuki ruang TV tempat kami para member biasa berkumpul bersama. Dan aku melihat Kyuhyun sedang serius bermain game.
“Annyeong, Hyun !” Teriaku.
Kyu pun menoleh kearahku. Tapi aku tidak melihat ekspresi apapun dari dongsengku ini. Dia hanya menyapaku dan kembali bermain game lagi.
“ Oh, Hyung! Kau sudah pulang !?” katanya. Lalu kembali bermain game lagi.
“hai, Hyun ! Appamu ini baru kembali. Tidak adakah perhatianmu sedikit?” tegur Teuki
“ah, Umma ! kau tidak lihat aku sedang bermain game. Aku tidak bisa diganggu. Lebih baik umma yang menemani Appa dulu.”
“Aish …!
Kangin, sudah tidak usah kita pikirkan dia.. Lebih baik kau istirahat dulu di sofa. Biar aku ambilkan minum.”
“Gomaweo…!”
Entah mengapa aku sedikit sedih dengan tingkah laku dongsengku yang satu ini. Tapi aku kembali berusaha untuk berpikir positif. Kyuhyun memang penggila game dan tidak ada satu orang pun yang boleh mengganggunya saat bermain game.
Teuki cepat kembali membawa segelas air untukku.
“ini kangin minum.”
“Gomaweo, Hyung !” aku menggambil gelas dari tangan Teuki
“Hyung, hari ini sepi sekali ? pada kemana mereka ?” tanyaku
“Wookie ada dikamar sedang mendengarkan musik.”
“oh.. Ya ? aku ingin bertemu dengannya.”
“Jangan, Kangin !”
“ Wae ?”
“Dia tidak mau diganggu. Dia sedang sakit beberapa hari ini.”
“Masalah SJ-M ?”
“ Ya, bisa dibilang seperti itu.
Oh, ya. Aku lupa memberitahumu. Mianhae KanginSsi. Kamu tidak dapat memakai tempat tidurmu. Semenjak kamu pergi dan masalah SJ-M, tempat tidurmu dipakai oleh hyungmu HeechulSsi. Dia kesepian di Dormnya. Kamu tahu, Ki Bum belum pulang dan Hangeng tidak tinggal untuk sementara di Dorm. Jadi dia menempati tempat tidurmu.”
“Aku mengerti.” Jawabku singkat.
“ Tapi mungkin jika dia tahu kau sudah pulang, dia akan pindah lagi ke Dormnya.”
“ Ne. Lalu yang lainnya?”
“ Siwon dan Donghae pergi berdua. Aku juga tidak tahu kemana. Yang jelas, tugas mereka membeli makanan untuk makan malam kita. Yesung, sindong, eunyuk sedang ke GYM. Lalu Heechul sedang pemotretan untuk iklan. Sedangkan Sungmin katanya sedang mencari udara segar.
“ Kangin-ah, sepertinya aku harus meninggalkanmu. Aku ingin menemani Wookie dulu. Aku khwatir dengan keadaannya. Mianhae…”
“Oh, tidak apa-apa Hyung. Lebih baik kau menemaninya”.
Eetuk pun pergi meninggalkan Kangin. Kangin lalu membaringkan dirinya di sofa.
“Ternyata begitu banyak yang terjadi selama aku tidak ada disini.” Kataku sendiri
Lalu kangin pun tertidur di sofa.
@@@@@
Kangin pun terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam di dinding. Waktu menunjukan pukul 19.00 malam.
Ternyata aku tidur cukup lama. Hoam.. tapi aku tetap Dorm ini sepi. Kyuhyun pun sudah tidak bermain game lagi. Kemana mereka ? Aku beranjak dari sofa mencari mereka. Aku berjalan menuju kamarku. Sekilas terdengar suara. Aku semakin mendekat. Saat ingin membuka pintu, tidak sengaja aku mendengar pembicaraan mereka di dalam.. Karena pintu sedikit terbuka.
“ Hyung, aku kasihan dengan Wookie-ssi” kata Eunyuk
“Iya, dia sepertinya depresi berat.”Jawab Yesung
“ Bagaimana ini sampai ia melihatnya ?” Tanya Sindong
“Wookie pasti menangis jika melihat dia.” Jawab Yesung
Aku tidak tahu apa yang meraka bicarakan. Wookie depresi ? dan siapa yang dimaksud dia itu oleh mereka ?” Aku mencoba berpura-pura tidak mendengarnya. Lalu aku membuka pintu dan menyapa mereka.
“Annyeong !”
“Hyung? Kangin ? “ Jawab mereka serentak sekaligus kaget.
Lalu mereka saling pandang satu sama lain . Kemudian Sindong mencairkan suasana.
“ Ah, Kangin-ssi kau sudah pulang !”
Sindong menghampiriku dan memberikan pelukan kepadaku.
“ Gomaweo ! Jawabku.
“ Kau sepertinya kusut sekali.. Alangkah baiknya kau mandi dahulu, biar terlihat lebih segar.”
Sindong menarik tanganku keluar kamar. Mengajakku ke kamar mandi. Ia kemudian menyiapkan air panas untukku.
“ Gomaweo, Sindong !”
Aku pun mandi….
@@@@
Selesai mandi aku tampak lebih segar. Terimakasih Sindong atas saranmu. Tapi aku masih kepiiran tentang obrolan mereka mengenai Wookie. Oh, ya aku juga masih mengingat tampang Hyung Yesung dan Eunyuk saat aku di kamar tadi. Sepertinya mereka tidak suka aku…
Aish… pikir apa aku ini??
Aku mencoba menenangkan pikiranku sejenak. Kemudian pikiranku kembali mengenai Wookie. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi kekamarnya..
Di Kamar Wookie…
Kamar wookie terbuka. Aku melihat kedalam. Ku lihat Wookie sedang bermain Key board-nya. Aku lalu menyapanya dari ujung pintu.
“ Annyeong, Wookie!” kataku pelan.
Wookie langsung menghentikan dentingan key boardnya ketika ia tahu ada seseorang yang menyapanya.
Ia kemudian menoleh kearahku. Dia terdiam melihatku. Seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kemudian tiba-tiba saja, air mata wookie mengalir. Ia menangis sejadi-jadinya sambil menyebut namaku.
“ Hyung! Hyung !” katanya sambil menangis dai bangku key boardnya.
Aku panik. Aku coba untuk menenangkannya. Tapi tak berhasil.
“Wookie tenang ! Wookie, mianhae.. mianhae.. aku mohon berhentilah menangis!”
Aku tidak berani mendekat. Aku tak mau terjadi yang lebih buruk lagi. Ia tetap menyebut namaku tanpa berhenti menangis.
Lalu Teuki dan Sungmin datang…
“ Ada apa ini ?” Tanya Teuki panik.
“ Hyung, aku… aku…”
“ Kangin, aku kan sudah memperingatkanmu untuk tidak menemui Wookie dahulu ! “ Bentak Teuki.
“A.. aku hanya ingin melihat keadaannya, Hyung !” kataku mencoba menjelaskan
“ Tapi kamu hanya memperburuk keadaan ! Lebih baik sekarang kamu keluar!”
“ Mianhae, Hyung !”
Aku pun akhirnya keluar dari kamar Wookie. Kulihat Sungmin memeluk dongsengnya itu dengan lembut mencoba menenangkannya. “Mianhae Wookie.” Kataku dalam hati.
@@@@
Aku kembali duduk di sofa. Pikiranku kalut. Aku tidak menyangka dengan apa yang terjadi dengan Wookie. Aku sedih melihat dongsengku seperti ini. Dan ini semua salahku. Bahkan hatiku berkata demikian “ Kedatanganmu hanya akan mempersulit mereka, Kangin… ”Aish… Aku mengacak-acak rambutku. Aku pusing.
Tidak lama kemudian Heechul datang diikuti dengan Siwon.
“ Annyeong, Hyung, Siwon !”
Aku mencoba menyapa mereka berdua. Tapi lagi-lagi yang aku dapat..
“Kangin-ah !”
Kulihat wajah hyung Heechul sangat kaget. Aku lalu berdiri dari sofa untuk menghampirinya.
Tapi…
“Berhenti Kangin ! Jangan mendekat dan tetap diam di tempat !” Pintanya.
Lalu ia mempercepat langkah kakinya menuju tangga. Meninggalkanku begitu saja. Aku hanya dapat menghela nafas dan mengelus dada. Siwon kemudian menghampriku, memberikan pelukannya yang bersahabat.
“Selamat dating kembali, Hyung !”
“ Gomaweo, Siwon-ssi !”
“ Jangan kamu masukkan ke hati kata-kata Heechul tadi, Hyung.”
“ Iya, aku mengerti.”
“ Tapi sepertinya mereka semua tidak mengiginkan aku kembali.”
“Hyung jangan berpikir seperti itu. Lebih baik hyung besok pergi kegereja bersamaku untuk pengakuan dosa.”
“Aish.. aku tetap tidak berubah. Tetap tidak ada capeknya memaksa orang untuk ke Gereja” kataku sambil tertawa.
“Dan kau juga tidak pernah berubah untuk selalu anggap remeh hal ini.Hyung, sekarang aku sudah benar-benar capek.Terserah apa yang mau Hyung lakukan .
Siwon pun pergi meninggalkanku. Aku tidak menyangka Siwon akan semarah ini. Argh… pabonya aku! Padahal Siwon berniat baik untukku. Memang seharusnya aku tidak bercanda dengannya apalagi jika menyangkut dengan urusan agama. Aku kembali duduk di sofa sendirian…
@@@@
Aku hampir tertidur seandainya saja Sindong-ssi tidak mengamuk.Pasti perutnya lapar. Aku melihat jam di dinding. Sudah pukul 9 malam. Pantas saja Sindong mengamuk.
“Perutku…! Perutku…!” teriak Sindong
“Sabarlah, Hyung !” Siwon sudah kewalahan menenangkan Hyungnya ini.
“Aish.. kemana sih si Fishy ini membawa lari makananku ?”
“Sindong-ssi lebih baik kau membereskan meja makan dahulu untuk melupakan rasa laparmu itu.” Kata Yesung
“Yesung-ah, aku tidak dapat beraktivitas jika perutku lapar.”rengek Sindong
“ Jika dalam waktu ½ jam lagi donghae tidak datang, bisa-bisa aku memeakan si monkey ini” kata Sindong lagi.
“Mwo? Kenapa aku yang jadi sasaran, Hyung ? nyuk..nyuk…” Jawab Eunyuk.
Aku sedikit tertawa mendengar pertengkaran mereka dari ruang TV. Mereka ternyata sedang ada di dapur. Lebih baik aku kesana untuk memperbaiki hubungan.
Aku pun pergi kedapur.
@@@@
Di Dapur…
“ada yang bisa aku bantu ?” tanyaku
Mereka semua memandangku heran kepadaku.
“kami tidak membutuhkan bantuanmu .” Jawab Yesung sinis.
“Sudahlah, Yesung!
Kangin-ah kebetulan sekali . kau tolong bantu Eunyuk membereskan meja dan menaruh piring.”kata Sindong
“Aish.. Kenapa harus aku ?” Protes Eunyuk
“Sudah lakukan saja ! atau kau ingin aku makan?”
“Ne…Ne…Ne…!” Jawab Eunyuk malas
Aku pun bersama Eunyuk membereskan meja makan. Kami hanya saling terdiam. Aku tidak berani untuk mengajaknya berbicara. Aku juga masih kecewa dengan sikap Yesung tadi.. Ini pertama kalinya Yesung memperlakukanku seperti ini. Sedangkan Siwon tidak bergeming sedikit pun. Aku tau dia pasti masih marah.
Tidak lama kemudian Donghae pun datang…
“Annyeong !!! “ Teriak Donghae mengagetkan semuannya.
“Hei, Donghae kemana saja kau ? kau tak tahu, aku sudah hampir pingsan dan ingin memakan si Monkey itu !”
“Mianhae Hyung… Mianhae Hyung…!!!” Donghae panik melihat Hyungnya mengamuk
“Sudah.. sudah… bukannya Sindong-ssi lapar ? lebih baik kita makan sekarang.” Jawabku.
Ternyata ucapanku barusan, menyadarkan Donghae tentang keberadaanku. Satu lagi member yang melihatku seperti hantu.
“h..hyung kangin ?”
“Annyeong, Donghae!”
Sepertinya aku sudah menyapanya dengan baik. Apa mukaku benar-benar seperti hantu? Sampai-sampai Donghae menjatuhkan makanan yang ada di dalam plastik dari tangannya.
Buk..
“Argh ! Fish apa yang kau lakukan? Ini harta yang berharga bagiku!” Teriak Sindong menyadarkan Donghae.
“Aish… mianhae-mianhae!” Donghae memungut kembali plastik itu.
“Sini biar aku yang siapkan.” Siwon mengambil bungkusan plastik dari tangan Donghae.
“Gomaweo Siwon-ssi!”
“mm.. Hyung aku tidak bermaksud…”
“Iya, tidak apa-apa.” Aku langsung pembicaraan Donghae
“Selamat datang, Hyung !”
“Gomaweo, Donghae !
@@@@
Di meja makan…
“Siwon-Ssi cepatlah sedikit !” Teriak Sindong.
“Sabar, Hyung !” Jawab Eunyuk
Semua member sudah siap di meka makan kecuali Ryeowook. Tiba-tiba Siwon datang dengan muka panik.
“Donghae-ssi sepertinya makanannya kurang satu.”
“Mwo?”
“Jelas saja. Kan ada pendatang baru.”Celetuk Heechul.
Jujur aku tidak suka perkataan Hyung Heechul. Perkataan itu menyakitkanku. Aku bukan orang baru disini. Aku hanya diam, mencoba bersabar.
“Terus bagaimana ?” Tanya Kyuhyun
“Jangan bilang kita harus menyisihkan makanan? Aku sangat lapar. Aku tidak bisa berbagi. “ Jawab Sindong.
“mm. aku sudah kenyang kok. Lebih baik bagianku untuk yang lain saja..” Aku angkat bicara.
“Memang sudah sewajarnya seperti itukan !” Yesung sinis
Hyung… kenapa kau seperti ini kepadaku ? apa sebenarnya salahku ? Ku tahan batinku untuk tidak marah. Aku menghela nafas panjang.
“Kangin-ah kamu serius tidak ingin makan ?” tanya Teuki
“Ne !”
“Ya, sudah ! ayo, kita makan !” teriak Sindong
Siwon membagikan makanan pada setiap member kecuali aku.
“Siwon-Ssi aku boleh meminta makanan untuk Ryeowook ? biar aku yang memberikannya.” Kata Sungmin
“Tentu.”
Siwon memberikan makanan Wookie kepada Sungmin.
“Mianhae, aku pamit untuk makan dikamar bersama Wookie .” kata Sungmin, lalu pergi kekamar Wookie.
Akhirnya para member makan malam. Kangin hanya terdiam, saat teman-teman yang lainnya makan.
@@@@
Setelah makan malam selesa, para member berbicara tentnag Wookie. Tapi akibatnya pertengkaran tidak dapat dihindarkan.
“Hyung, bagaimana keadaan Wookie?” tanya Donghae
“Belum ada kemajuan. Dia masih suka merenung dan menangis”Jawab Teuki
“Dan kau tau Donghae. Hari ini dongseng kita dibuat nangis. Oleh siapa, Hyung?!” Celetuk Heechul lagi menyindirku.
“Mianhae!” jawabku
“Hyung, kau membuatnya menangis ?” tanya Donghae.
“Donghae-ssi sebenarnya…”
Belum sempat aku menyelesaikan kata-kata, Hyung Heechul kembali memojokanku.
“ Donghae, kau tidak perlu heran. Kau tahu kan bagaimana sifat dia. Kasar, emosian, suka meremehkan orang lain bla…bla…bla…”
Aku sudah benar-benar tidak kuat menahan emosiku. Tanpa sadar, aku memukul meja. Membuat semua member terkaget.
“Mianhae aku tidak sengaja!” kataku.
“Kau kenapa Kangin ? marah ?” dengan muka yang menyebalkan.
“Jujur aku tidak suka Hyung berbicara seperti itu.” Kataku
“Ini kenyataan Kangin ! kau satu-satunya member yang selalu bikin ulah. Dan kamilah yang selalu jadi kambing hitam atas ulah mu. Kau juga selalu melakukan sesuatu seenaknya. Seharusnya kau sadar . Kau hanya menyusahkan kami para member SJ yang lain.”
Kata-kata itu benar-benar membuatku marah. Aku seperti tidak dihargai. Aku lalu kehilangan kendali.Aku mendekati Heechul. Aku hampir memukulnya jika Siwon dan Hyung Sindong tidak mencegahku.
“Sabar Kangin !” Kata Siwon dan Sindong
“Sudah hentikan !” teriak Eetuk
“Biarkan saja Teuki, Siwon, Sindong! Aku ingin tahu apa yang ingin dia lakukan kepadaku?! Apa ia ingin melakukan kesalahan yang sama ?!
Ayo, Kangin ! Ayo, pukul aku !” tantang Heechul”
Aku coba untuk menstabilkan emosiku lagi. Aku capek diperlakukan seperti ini.
“Siwon, Sindong tolong lepaskan aku!”
Siwon danSindong lalu melepaskan tanganku. Aku memandang kearah semua member yang ada disana. Aku menghela nafas. Kemudian aku membalikkan badanku. Aku melangkah pergi dari mereka. Aku tidak tahu lagi. Perasaanku campur aduk. Aku buth ketenangan dan udara segar. Terdengar suara Hyung Eetuk memanggilku. Tapi aku hiraukan. Aku terus melangkah keluar Dorm…
@@@@
Aku duduk di bangku taman di malam yang semakin larut. Aku tidak tahu harus pergi kemana lagi. Aku ingin sekali berteriak, marah, dan menangis. Tapi aku tidak bisa.Kini aku hanya dapat terdiam seorang diri.
Kini aku benar-benar sendiri. Aku kehilangan Hyung dan dongsengku hanya karena kelakuan konyolku ini. Kelakuan konyolyang berakibat fatal. Aku sangat menyesal. Seandainya saja mereka tahu dan seandainya saja aku di beri kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya. Aku memejamkan mataku untuk beberapa saat. Sampai suara sms membangunkanku… Dari Hyung Leetuk
From : Leetuk
Kangin-ssi segera pulang ke Dorm ! aku ingin berbicara denganmu. Penting !!!
“Hyung aku sudah tahu kau akan membicarakan apa denganku. Aku sudah siap menerimanya.”
Aku berdiri dari bangku taman. Aku pulang kembali ke Dorm…
@@@@
Di Dorm…
Aku menghampiri Teuki yang sedang duduk di sofa, menungguku.
“annyeong, Hyung!” sapaku pelan
“Kangin-ah, silakan duduk !”
Aku pun duduk di samping Hyung. Awalnya kami berdua saling terdiam. Sampai akhirnya Teuki memulai pembicaraan.
“kangin-ssi sebenarnya aku tidak ingin membicarakan ini. Jujur aku tidak sanggup menyampaikan kepadamu. Tapi ini tugasku sebagai seorang Leader. Kami telah berunding saat kau pergi dan kami telah memutuskan…”
“Begitu bencinya kalian kepadaku ? tidak adakah kesempatan kedua untukku, Hyung ?” kataku memotong pembicaraan Hyung Teuki.
“Mianhae, Kangin! Seandainya saja hanya aku yang memutuskan semuanya.”
“Hyung, mengapa mereka semua hanya menilai kesalahanku? Apa artinya kebersamaan kita dan kerja jerasku selama 5 tahun ini ?”
“Kangin aku harap kau mengerti dengan kondisi Super Junior sekarang. Kau tahukan bagaimana Wookie sekarang, Ki bum yang belum ada kabarnya begitu juga dengan Hangeng. Ini demi kelangsungan Super Junior. Kangin- ah, kami sangat menyayangimu. Kau appa satu-satunya kami. Tapi keadaan yang menuntut kami melakukan ini.”
Perkataan Hyung membuat aku ancur. Berbulan-bulan aku menunggu hari ini. Saat dimana aku bisa berkumpul bersama mereka lagi. Tapi sekarang, ini yang harus aku dapatkan.
“ Hyung, aku mengerti. Aku tahu kedatanganku kembali hanya menambah bebean kalian. Mungkin apa yang di ucapkan Hyung Heechul benar.Aku Kangin satu-satunya member yang suka bikin ulah dan…” aku menggantungkan ucapanku.
Begitu menyakitkannya menjelek-jelekan diriku sendiri. Mataku mulai merasakan panas. Aku sudah tidak dapat menahannya lagi. Air mataku mulai meleleh membasahi pipi.
“ A.. aku hanya dapat merusak image suju. Aku hanya…”
Tiba- tiba Teuki memelukku.
“Sudah hentikan..” bisiknya.
Teuki menghapus air mataku.
“Gomaweo, Hyung! Gomaweo untuk semuanya. Kau memang leader terbaik. Dan sebaiknya sekarang aku pergi.”
Aku beranjak dari sofa. Aku ambil tasku. Dan untuk terakhir kalinya, aku berpamitan dengan Hyungku.
“ Hyung Eetuk jaga dirimu baik-baik. Jaga anak-anak member yang lain juga. Selamat tinggal. Kami lalu saling berpelukan.
Lalu aku langkahkan kaki ku. Terasa sangat berat. Jujur aku sangat berat meninggalkan semuanya ini.. Bukan karirku tapi mereka. Mereka keluargaku selama 5 tahun ini.
@@@@
Kini aku sudah sampai di depan pintu Dorm. Saatnya aku kembali jadi manusia biasa.Kubuka pintu Dorm perlahan.
Lalu tiba-tiba…
“SURPRISE…!!!! SAENGIL CHUKHAHAE KAGIN-SSI !!!”
ÔmÔ ? aku kaget bukan main. Mereka ? ini semua? Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku masih terbengong-bengong..
“Kangin-ssi, apa yang kau tunggu ? Ayo cepat tiup lilin dan buat permohonan ! “ suruh Heechul yang membawa kue.
Aku memejamkan mataku. Aku membuat permohonan :
“Tuhan, Aku berterimakasih kepadamu, karena kau masih memberikku kesempatan untuk aku hidup. Aku hanya ingin bisa lebih lama lagi bersama mereka. Orang-orang yang aku sayamgi. Persatukanlah kami kembali menjadi 13 yang utuh. Amin !!!” Lalu ku tiup lilin-lilin itu…
“HORE.. !!!!” teriak semua member sambil bertepuk tangan.
Kami kembali masuk kedalam Dorm…
@@@@
Babonya aku lupa ulang tahunku sendiri. Ternyata aku dikerjai mentah-mentah oleh mereka semua.
“Bagaimana perasaanmu, Hyung ?” tanya Eunyuk
“tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata”
“Tapi kau senangkan ?” tanya Sindong
“ Aku sangat bahagia. Gomaweo semuanya !”
“ Kangin-ssi maaf atas ucapanku . Jangan kau masukkan ke hati. Itu hanya sandiwara.” Kata Heechul
“ Heheheh, aku mengerti. Aku juga minta maaf karena sudah hampir memukulmu. Tapi kalian tidak membencikukan ?”
“Tentu saja kangin- ssi. Kami sangat menyayangimu. Bahkan kami sangat menunggu kepulanganmu, Appa !” kata Teuki.
“ Teuki, bukannya kita masih punya satu kejutan lagi ?” kata Heechul.
“ oh,iya ! Ayo. Kangin-ah!” kata Teuki
Teuki lalu menarik tanganku. Kami berjalan menaiki tangga. Ternyata Teuki mengajakku ke kamar ku.
“Sekarang buka pintunya” suruh Teuki
Aku megikuti suruhan Teuki. Ku buka pintu itu perlahan.
Dan…
@@@@
“SURPRISE… SELAMAT DATANG!!!”
Ku lihat dua Dongsengku kyuhyun dan Wookie. Mereka lalu memberiku selamat. Kami saling berpelukan . Lalu..
“Hyung, coba liahat itu !” Kyuhyun menunjuk ketempat tidurku.
Betapa terkejutnya aku. Bertumpuk-tumpuk ksdo berdiri memenuhi ranjangku.
“ini..ini…?
“Yups. Ini kado untukmu, Hyung. Dari para E.L.F dan yang di pojok itu dari kami.”
“ayo, masih ada satu lagi!” kata Wookie
Wookie dan Kyuhyun lalu menggandengku Kami mendekati sebuah kado berukuran raksasa.
“ Apa ini ? “
“ Lihat saja. Hyung. Ini kado teristimewa untukmu.”
“Ayo, kita hitung mundur”
“Hana.. Deul,,, Set… !” kompak semua member menghitung.
Lalu kotak itu terbuka dengan sendirinya. Dan di dalamnya…
@@@@@
“SAENGIL CHUKHAHAE, KANGIN-SSI!!!”
Kalian tahu apa isi kotak itu ? kotak itu berisi sesuatu yang sangat aku inginkan di hari ulang tahunku ini. Ki bum dan Hangeng muncul dari dalam kotak. Memberikan kejutan kecil yang sangat berharga. Bukan barang melainkan keberadaan mereka disini. Di hari ulangtahunku ini.
“ Saengil Chukhahae, Kangin !” kata Ki bum dan Hangen.
Kami lalu saling beepelukan. Disusul dengan member SJ lainnya.
Kami ber-13 saling berpelukan. Suasana menjadi haru. Kami tidak dapat membendung perasaan kami lagi. Kami akhirnya semua meneteskan air mata. Air mata kebahagiaan, karena kami dapat berkumpul bersama kembali. Menjadi 13 yang utuh.
@@@@
“ Tuhan Terimakasih atas semua hadiah yang telah diberikan kepadaku. Terimakasih kau telah menyatukan kami ber13 kembali. Aku berharap ini akan berlangsung untuk selamanya.. amin…”
>>>>The End<<<
By : Pipit ( fishy girl)
Calling Out
Title : Calling Out (Melody of You)
Length : OneShoot (?)
Rating : PG-15
Genre : Teen, Romance, Sad.
Author : @indahwonwon
Main Cast : Park YeongCha (OC)
Oh Sehun (EXO’s Sehun)
Disclaimers : this story is pure from my imagination. And this fanfiction is dedicated to my Best Chingu as the main cast (Park YeongCha a.k.a @KEYPENTOK) hope you’ll like my story. I write it just for you & Sehunnie lol dan utk ide aku berhasil dpt ilham setelah denger lagu favorit dia yg ngingetin dia soal Sehun ^^
[A/N] : Annyeoooooooong~ thanks for publishing my story. Ini ff dgn cast EXO pertama yang berhasil aku rampungkan dan akhirnya aku publish. Dan penulisan ff ini mungkin bisa dibilang pemecahan rekor baru aku dalam nulis, sekitar 4-5 jam dan berhasil rampung. Hopefully you like this story, i know i’m not pro but hope u love it. Like usual, i need your comment bcs your comment like Oxygen. Thanks before ^^
Dostları ilə paylaş: |