Korean fanfiction all stars



Yüklə 2,58 Mb.
səhifə30/31
tarix07.04.2018
ölçüsü2,58 Mb.
#47417
1   ...   23   24   25   26   27   28   29   30   31

Note : Halo, apa kabar semuanya? Jumpa lagi dengan saya, Ditjao, masih dalam blog FF kita yang tercinta ini ^^ Kali ini saya kembali membawakan FF ancur yang uhm… saya gak yakin ini bisa disebut genre Comedy ._. klo Random sih, iya ._. FF ini saya buat karena terinspirasi setelah menonton Egg Song-nya U-Kiss di Inkigayo. Di mana mereka terlihat seperti tengah mempromosikan telur rebus (?) .-. Idenya dadakan, baru tadi pagi pas bangun tidur saya dapet ide. Bikinnya juga gak nyampe 2 jam, jadi maklumin aja kalo kependekan, aneh, ancur, teu pararuguh, tralala, trilili, dan sebagainya ya =.=v

Sebelum baca FF-nya, mungkin ada yg mau liat video Egg Song-nya dulu? Silakan cek video di bawah. Happy Reading & Enjoy! ;)

*********

Suatu pagi yang cerah, Hoon baru saja tiba di dorm dengan membawa sekeranjang telur rebus, hasil belanjaannya dari pasar. Telur-telur rebus ini didapatkannya dengan susah payah, hasil adu mulut dengan penjualnya yang nyaris menghasilkan korban jiwa kalau saja penjual telur itu tidak mengalah dan memberikan dagangannya kepada Hoon dengan iming-iming album Neverland gratis (?).

Sesampainya Hoon di dorm, dijumpainya Soohyun dan AJ sedang meringkuk di atas kasur dengan kondisi pucat.

“Aku pulaaang! Eh, kalian kenapa? Kalian sakit??” tanya Hoon sembari menyentuh kening kedua sahabatnya itu.

“Ho-oh. Badanku panas nih, Hoon. Kayaknya aku masuk angin,” kata AJ lemas.

“Masuk angin? Kok bisa?” tanya Hoon cemas.

“Kemarin aku lembur untuk mencari uang tambahan.”

“Hah? Lembur di mana? Memangnya kau punya tempat kerja lain selain NH Media?” tanya Hoon heran.

“Iya, kamaren aku abis ada job di Bandung gitu.”

“Mwoya?? Kau ada job apa di sana??” tanya Hoon kaget. Author apalagi.

“Ngojek.”

Kemudian hening.

Tak disangka-sangka, cowok sekece AJ di samping menjadi member U-Kiss mempunyai penghasilan tambahan dari kerjaannya yang lain yaitu, ngojek…

“Kalo hyung sakit apa?” Hoon beralih bertanya pada Soohyun.

“Gatau nih, rasanya kepalaku cenat-cenut tiap ada kamu. Selalu peluhku menetes tiap dekat kamu. Gak gak gak kuat… Gak gak gak kuat… Aku gak kuat sama playboy…playboy…”

“Hyung…, hyung kenapa…,” Hoon cengo. Sedangkan AJ langsung mangap, shock mendapati leader mereka ternyata diam-diam merupakan Smash Blast dan Iconia terselubung.

“Ini, kepalaku migrain. Gatau kenapa rasanya tuh sakit banget, kayak ditusuk jarum. Cekiiit cekiiit, cekiiit cekiiit…”

“Hyung…,” Hoon masih cengo. Sedangkan AJ sedang menangis tanpa suara mendapati leader mereka yang ternyata juga merupakan korban iklan obat maag itu (?).

“Tenang semuanya, aku kemari membawakan obat yang mujarab bagi kalian!” kata Hoon kemudian.

“Wah, apa itu??” tanya Soohyun dan AJ berbarengan.

“Tada~! Lihat aku bawa apa…., TELOR REBUS!” Hoon memperlihatkan keranjang belanjaannya dengan ceria. Sementara Soohyun dan AJ bengong.

“Ih, kirain apa. Taunya cuman telor rebus doang. Tau gini mah, aku mau beli Panadol aja ke warung!” Soohyun manyun.

“Iya, aku juga mau beli Tolak Angin aja ah ke apotek!” tambah AJ.

“Eh, jangan gitu dong. Aku kan udah susah payah beli telur-telur ini buat kalian. Masa gak dimakan sih?” Hoon mewek.

“Ya udah sini. Mana telornya? Biar aku makan,” kata Soohyun yang gak tega ngeliat muka meweknya Hoon yang udah kayak sapi batal diqurbanin (?).

“Ya udah deh, aku makan. Tapi bener kan, ni telor rebus mujarab buat nyembuhin penyakit kita?” kata AJ.

“Aseeek aseeek, iya mujarab, kok.” Hoon langsung melonjak kegirangan ketika dua sahabatnya itu mau memakan telur belanjaannya itu.

Namun, ketika Soohyun dan AJ selesai memakan telur rebus itu…

“Ih, apaan? Aku masih panas dingin, nih!” AJ protes selesai menyantap sebutir telur rebus.

“Aku juga masih migrain! Ah, boongan nih telornya pasti oplosan!” Soohyun ikut protes.

“Hoon, kamu mau boongin kita, ya??” AJ langsung melotot.

“Hah? Enggak kok, katanya tadi telor-telor ini beneran berkhasiat…”

“Kata siape berkhasiat??” tanya Soohyun dan AJ kompak.

“Kata Author-nya…”

“Beuh, omongan si Ditjao pake dipercaya!” cibir Soohyun.

“Penipuan ini namanya! Kembalikan uang kami! Telor rebus ini telor palsu! Mujarab apaan?! Mujarab dari Hongkong??” AJ misuh-misuh.

“Eh, enak aja! Orang tadi kalian makan ni telor gak pake bayar juga, mau kembaliin uang apaan??” gantian Hoon yang misuh-misuh.

“Ah, dasar penipu! Pergi kau, dasar tukang telor rebus oplosan!” seru Soohyun.

Alhasil, Hoon pun ditendang berbarengan oleh Soohyun dan AJ hingga terdampar ke ruang tengah di mana Eli dan Kiseop sedang asyik bercengkrama ria.

“Eh, kalo pengen ngegedein otot gimana caranya, ya?” tanya Eli pada Kiseop.

“Makan sosis so nice dan berlatih keras.” Jawab Kiseop mantap.

“Ha?” Eli cuma bisa mangap ngedenger jawaban dari Kiseop.

Kebetulan secara tak sengaja Hoon mendengar percakapan mereka berdua. Tanpa pikir panjang lagi ia pun segera menghampiri kedua pemuda itu.

“Hai… hai…, mau tau caranya ngegedein otot? Aku tau caranya loh,” Hoon langsung mendatangi mereka dengan wajah sumringah.

“Wah, gimana caranya?” mata Eli dan Kiseop langsung berbinar seketika.

“Tada~! Ini dia!” Hoon langsung memperlihatkan keranjang telurnya dengan ceria. “Hayo, dipilih…dipilih… dipilih telornya… dipilih…”

“Wah, telor rebus!” Eli dan Kiseop langsung berakting lebeh.

“Makanlah telor rebus, niscaya otot-otot Anda akan membesar layaknya Ade Rai,” Hoon berpromosi.

“Huwaaa… jinccayo??”

Maka tanpa pikir panjang lagi, Kiseop dan Eli pun segera menyantap telur-telur itu.

Beberapa detik kemudian…

“Huwaaa… Benar! Lihat, otot tanganku sudah seperti Ade Rai!” Eli langsung pamer otot.

“Iya, aku juga! Wah, kalo begini sepertinya aku bisa menggantikan almarhum Mbah Marijan di iklan Kuku Bima Energi yang rasa’ rasa’ itu!” Kiseop ikut pamer otot.

“Enak saja, aku yang akan menggantikan almarhum Mbah Marijan di iklan itu!” sahut Eli tak terima.

“Enak saja! Ya jelas akulah! Aku yang lebih laki!” bantah Kiseop.

“Heh, laki gak minum rasa’ rasa’!”

“Orang pintar minum tolak angin!”

“I only drink the best!”

“Tumbuh tuh ke atas, bukan ke samping!”

“Eh, lo ngatain gue gendut?!” Eli langsung emosi.

Perang slogan iklan pun selesai, digantikan dengan perang beneran antara Eli dan Kiseop. Hoon langsung cepat-cepat menyelamatkan diri dan mengungsi ke ruang perpustakaan sebelum dirinya terancam terkena baku hantam yang terjadi antara Eli dan Kiseop.

Sesampainya di ruang perpustakaan, dijumpainya Dongho dan Kevin yang sedang duduk berdua di sebuah meja belajar.

“Hyung, aku mau belajar integral ah,” kata sang maknae sok rajin, sembari menaruh sebuah buku di atas meja mereka.

“Aku juga mau belajar reaksi redoks sama deret sel volta,” balas Kevin sok pinter.

Akhirnya keduanya terpekur sambil memandang ke arah buku masing-masing. Namun beberapa menit kemudian…

“Ih, caranya menyetarakan reaksi dalam suasana basa gimana caranya, sih?” tanya Kevin bingung.

“Ini integral parsial apaan, sih? Susah banget! Pantes aja Author-nya sering remedial, materinya susah gini!” keluh Dongho.

[WARNING : CURCOL TERSELUBUNG m(_ _)m]

“Ah, udahan ah belajarnya. Gak ngerti!” Kevin menelungkupkan kepalanya di atas meja.

“Arrrrggh… ini lagi integral trigonometri!! Bikin pusing aja! Hiii….!!” Dongho mengacak-acak rambutnya frustasi.

Tiba-tiba Hoon datang menghampiri mereka, alih-alih ingin menjadi pahlawan.

“Tenang, aku punya solusi agar kalian semua bisa menjadi pintar.” Kata Hoon mantap.

“Apa?” Dongho dan Kevin memandangi Hoon berbarengan.

“Tada~! Aku punya telor rebus!” Hoon lalu memperlihatkan isi keranjang yang dibawanya.

“Wah~!” Kevin dan Dongho langsung takjub. Gak tau takjub karena apa.

“Nih, ayo makan telornya satu-satu,” Hoon kemudian menyuapi Kevin dan Dongho secara bergantian.

Nyem…nyem…nyem…, Kevin dan Dongho mengunyah telur rebus itu lalu menelannya.

“Wah, ajaib!” seru Kevin dengan mata berbinar. “Dongho, kau merasakannya juga, kan?” tanya Kevin pada Dongho.

“Iya, hyung! Aku merasakannya!” seru Dongho semangat.

“Kalian merasakan apa??” tanya Hoon bercampur rasa bahagia dan penasaran.

“Telornya kurang garem!”

#GUBRAK

“Woy, woy!! Itu gak ada di naskah! Harusnya kalian seneng karena setelah makan telor itu kalian jadi bisa ngerjain soal!” tiba-tiba Author menampakkan diri secara misterius.



“Oh salah yak? Ya udah ulang lagi aja, yak.” Dongho cengengesan.

“Ya udah, 1 2 3, Action!!” komando Author sebelum kembali menghilang secara gaib.

“Wah, setelah memakan telur darimu, rasanya pintu hatiku diberi hidayah dan penerangan oleh Allah SWT tentang reaksi redoks,” ujar Kevin takjub.

“Aku juga. Rasanya aku sanggup jika harus mengerjakan 100 soal integral sekalipun,” imbuh Dongho.



[Dongho’s POV: “Ampuni Dongho ya Alloh, karena telah berbohong...” TT.TT]

“Dongho-ya, tiba-tiba aku mendapatkan ide untuk membuat sebuah lagu dari telor rebus ini!” seru Kevin.

“Lagu apa, hyung?” tanya Dongho penasaran.

“Sini, pssst pssst…,” Kevin berbisik-bisik pada Dongho. Sementara Dongho hanya mengangguk-anggukkan kepala.

Hoon yang melihatnya hanya tersenyum puas. Ternyata gak sia-sia dari tadi dia menjajakan barangnya itu keliling dorm. Satu pesan terakhir Hoon untuk para pembaca,

Pengen pintar? Makanya makan telor rebus!”

Dan akhirnya, FF gaje ini pun ditutup dengan performa duet dari Kevin dan Dongho juga dari para member yang lain yang akan menyanyikan sebuah lagu ciptaan mereka sendiri. Mau tahu lagu apa? Cekidot!

[Kevin & Dongho Verse.] * nyanyikan dengan nada di lagu iklan Sosis So Nice versi Sinta-Jojo *

Kevin dan Dongho suka makan Telor Rebus~

Makan Telor Rebus memang enak & bergizi~

Bikin sehat, berprestasi~

Enak sekaliiii~~~

[U-Kiss; All Verse.] * nyanyikan dengan nada di lagu iklan Sosis So Nice versi SM*SH *

Ayo ayo makan, Telor Rebus~

Ayo makan Telor~

Ayo ayo semua, makan Telor Rebus~~

Oh yeah, U-KISS suka makan Telor~

Oh yeah, U-KISS suka makan Telor~~

*FIN*

My Doppelgenger

Title : My Doppelgenger

Cast :


-        -   Lee Taemin

-         –  Choi Minho

Genre : Romance, Horor, Yaoi

Length : Oneshot

Ratting : PG-16

Author : Park Ran-Ran

Disclaim : This Fanfic is MINE, but all cast in this fanfic it’s not Mine (kecuali Taemin) *ditebas Taemints*

-R@n-R@n-

 

Taemin P.O.V

Dia datang….

Dia selalu menghantuiku kemanapun aku pergi….

Tapi ia bukanlah hantu….

Ia adalah….

Diriku…

My Doppelgenger….

CKLEK!!


Pintu kamar mandi kututup rapat, segera kubasuh wajahku dengan segenggam air yang berasal dari westafel kecil di hadapan sebuah cermin besar di dalam kamar mandi kampus ini.

Siiiiiiiiiiinnnnngggggggg….

Seketika tubuhku melemas, sejalan dengan dengungan kecil yang begitu menusuk pendengaranku. Lututku bergetar dan bulu kudukku meremang seketika. Kuhela nafasku, dan mulai menatap sekitar hingga mataku terpaku ke cermin besar yang ada di hadapanku. Di dalam cermin itu, kulihat sesosok makhluk menyerupai diriku, berdiri di sebelah kananku dan menatapku dengan tampang pucatnya seraya menyeringai sinis. Aku berusaha mengatur pompaan pernafasanku yang mulai tak karuan, keringat dingin mengucur setiap kali kutatap sosok tersebut yang makin menampakkan ekspresi yang tidak kumengerti namun kutakuti.

BRAKKK!!!

Segera kutinggalkan ruangan kamar mandi kampusku itu, keluar dan berusaha sekali lagi menghindar dari sosok aneh yang selalu saja membuntutiku selama beberapa minggu terakhir ini. Setelah merasa jauh dari tempat tersebut kuputuskan untuk berhenti dan mengambil sedikit oksigen yang kubutuhkan.

Oya, aku sampai lupa, perkenalkan namaku Lee Taemin. Aku seorang mahasiswa di Bidang kedokteran yang berkuliah di salah satu Universitas yang cukup terkenal di negaraku, Korea Selatan. Dan, kini aku tengah berada di kampusku, sebab baru 45 menit yang lalu pelajaraan kuliahku usai dan benar-benar membuat situasi sekolah terasa sepi dan aku merasa sendirian.

Dan soal sosok tadi, yang kutemui di kamar mandi kampus apa kalian mengetahui hal tentang itu??

Tidak tau?

Itu adalah sosok terjanggal dalam hidupku, sosok itu merupakan sosokku, sosok yang mirip denganku bahkan sangat mirip. Kami bagaikan saudara kembar tapi nyatanya kami berbeda. Berbeda dalam hal kehidupan, karena aku hidup dan nyata sedangkan dia hanya sosok makhluk yang tak mempunyai raga. Dia adalah bayanganku. Kalian tidak percaya? Aku juga sebenarnya tidak. Tidak sebelum aku membaca sesuatu artikel di internet dengan judul ‘Doppelgenger’ dan pikiranku langsung terbuka lebar, sehingga mau tidak mau aku harus percaya. Sebab aku sedniri yang mengalaminya.

PUK!

Tubuhku menegang saat sebuah tangan menekan pundaku pelan, aku menutup mataku sesaat dan menocba kembali mengatur nafasku yang sedikit tercekat. Setauku semua siswa sudah bubar dari tadi, dan setahuku hanya tinggal aku sendiri di sekolah ini… hanya aku dan…..



“Taemin”, sebuah suara yang begitu familiar merasuki saraf pendengaranku, membuatku membuka mata dan langsung berbalik ke hadapannya dan melihat seulas senyum yang ia ukir untukku.

“Minho hyung”, aku segera merubah ekspresiku menjadi lebih santai dan lega.

“Wae? Kau terlihat tergesa-gesa”, ucapnya sambil mengusap pipiku lembut, aku tersenyum lebar dan menggeleng.

“Ani, aku tidak apa-apa”, balasku asal, mencoba menutupi sisi ketakutan dalam diriku.

“Jinja? Hmmm, aku tau kau calon dokter Taemin, tapi haruskah kau maraton di sore hari seperti ini? Aku melihatmu berlari dari arah fakultasmu sampai ke sini”, ia menambahkan sedikit kekehan ringan di belakang ucapannya.

“Ishh hyung ini, memangnya kenapa? Aku hanya ingin merasakan bagamana rasanya berolahraga di sore hari”, timpalku makin asal. Namun Minho hyung malah membalasnya dengan sebuah anggukan dan kekehan lembut.

“Bagus, aku suka kalau kau tetap mencoba berolahraga setiap harinya. Tapi, kalau kau mau berolahraga lebih baik pagi hari biar lebih sehat”, aku mengangguk menimpali ucapannya. Oya, perkenalkan dia ini Choi Minho, dia sunbaeku di Universitas ini, walaupun kami berbeda fakultas. Kalau aku masuk Fakultas kedokteran, kalau Minho hyung masuk fakultas Gizi dan kesehatan, dan kami berdua adalah…

“Ya sudah kalau begitu biar kuantar pulang ya Minie sayang”, ucapnya manja lalu menggengam tanganku dan membawaku mengikuti langkah panjangnya. Dari sebutannya tadi kalian taukan kalau apa hubungan yang terjalin di antara kami? Ya, begitulah. >///<

Dan dengan segera Minho hyung meluncurkan mobilnya hingga meninggalkan area kampus, melesat dengan kecepatan rata-rata menyusuri jalanan kota Seoul yang nampak meredup karena sang surya yang mulai memudarkan sinarnya dan mulai meemberikan tugasnya kepada sang rembulan malam.

Selama di perjalanan aku dan Minho hyung terus berceloteh, kami memang tidak pernah diam jika sedang berdua. Entah apa saja yang kami bicarakan, mulai dari acara kuliah sampai dengan kegiatan apa yang akan kami lakukan esok hari. Hingga tak terasa mobil Minho hyung sudah berhenti tepat di depan pagar rumahku.

“Nah, sudah sampai Tuan putri”, ujarnya sambil menatapku, dahiku berkerut.

“Hyung aku kan namja, kok tuan putri sih?”, aku merengek padanya, membuat sebuah tawaan renyah keluar dari bibirnya.

“Ne.. Ne, aku lupa dear. Kau bahkan lebih cantik daripada seorang tuan putri, kau malaikat”, ucapnya.

CHU!


Sebelum aku sempat memprotes ucapannya, ia segera membungkam bibirku dengan bibirnya. Dan untuk beberapa saat kami berciuman. Aku begitu menikmati permainan ini sehingga kututup mataku perlahan.

Siiiinnggggg….

Suara itu datang kembali, dan tak lama rasanya tubuhku lemas bukan main. Saat kubuka mataku kulihat sosok mengerikan itu muncul lagi. Ia berdiri membelakangi Minho hyung, menyeringai ke arahku dengan wajahnya yang pucat. Aku tertegun, sehingga tidak lagi memfokuskan pikiranku pada tautan bibir Minho hyung, melainkan pada sosoknya yang makin menjerat pandanganku, badanku bergetar dan bulu kudukku merinding hebat. Hingga tak kusadari ternyata Minho hyung sudah tidak lagi menciumku .

“Taemin”, panggilnya, membuatku sadar bahwa aku tengah menatap sosok bayanganku itu. Perlahan bayanganku yang mengerikan itupun hilang tertiup angin, dan aku dengan segera mengalihkan pandanganku ke arah Minho hyung yang menatapku bingung.

“Wae dear?”, tanyanya dengan nada yang heran dan alis berkerut. Aku terenyum dan mengusap pipinya lembut.

“Anio hyung, tidak ada apa-apa. Gomawo sudah mengantarku hyung, ini sudah malam sebaiknya kau cepat pulang”, dengan sigap aku melepaskan sabuk pengaman dan segera membuka pintu mobilnya, kemudian keluar dengan segera dan memamerkan senyum manisku padanya sebelum akhirnya menutup pintu dan menjauhkan diriku dari mobilnya. Kulihat ia terdiam untuk beberapa saat, namun tak lama ia segera tersenyum ke arahku sekilas dan mulai menyalakan mobilnya hingga akhirnya mobilnya sudah tak terlihat lagi di hadapanku.

Kuputuskan untuk segera masuk dan mengistirahatkan tubuhku yang terasa lelah dan sedikit pegal ini. Dan, aku yakin sosok itu akan kulihat lagi nantinya, sebab aku sudah terbiasa dikunjunginya di manapun aku berada. Aku hanya berharap Tuhan bisa meeguatkan imanku. 

-R@n-R@n-

Tap…


Tap…

Tap..


Dengan cepat kulangkahkan kaki kecilku menyusuri pintu masuk kampusku pagi-pagi ini. Hari ini aku ada tugas untuk membersihkan lab bedah, karena akan dilakukan pembedahan mayat beberapa jam lagi, aktifitas praktek yang memang harus kami lakukan untuk bulan ini.

“Pagi Taemin~shi”, sapa seorang yeoja mungil yang berdiri tepat di hadapanku dengan seulas senyum di wajahnya.

“Pagi Seoyoung Noona”, sapaku padanya, ia adalah salah satu sunbae di kampusku. Walaupun begitu, ia satu jurusan dengan Minho hyung.

“Tumben datang pagi-pagi sekali?”, tanyanya dengan raut bingung, aku tersenyum padanya.

“Hari ini aku ada tugas membersihkan lab bedah Noona, makanya datang pagi-pagi sekali”, jawabku ramah, Seoyoung nonna mengangguk.

“Kau bersama Minhokah? Karena yang kutahu ia akan datang pagi-pagi hari ini”, sambungnya yang membuatku menggeleng dan menjawab ‘tidak’ padanya. Dan setelah itu, kurasakan sebuah tangan melingkar pada pnggangku dan membuatku terkesikap sesaat, namun aku tau siapa orang yang memelukku seperti ini.

“Pagi dear, tumben datang pagi”, bisiknya di telingaku, membuatku sedikit bergidik akibat nafasnya yang berhembus di kulitku.

“Aha, sepertinya aku permisi dulu ne, aku yakin kalian butuh waktu berdua”, Sooyoung Noona segera pemit dan beranjak meninggalkan kau dan Minho hyung berdua di sini.

“Aku ada tugas untuk membersihkan lab bedah hyung”, ucapku menjawab pertanyaan awalnya, ia mengangguk dan kemudian melepaskan pelukannya dari pinggangku, membuatku mentap ke arahnya.

“Kalau begitu aku mau ke lab bedah dulu ya hyung, aku tidak mau nanti Han Sam akan marah-marah padaku”, pamitku, ia menahan lenganku dan menggeleng.

“Kalau ku pergi sekarang maka aku ikut denganmu ya, akan kubantu kau meembereskan lab”, pintanya, aku hanya mengangguk dan membiaarkannya menemaniku membersihkan dan mempersiapkan alat-alat yang kami butuhkan untuk pembedahan nanti.

Siiiiiiiiiiinnggggggggg….

Aish, sial! Dengungan itu lagi….

Tubuhku seketika lemas begitu saja, dan bulu kudukku merinding saat itu juga. Tak lama kulihat sosok itu kembali datang dan kini ia berada tepat di samping Minho hyung, namun tatapannya mengarah ke arahku. Wajah pucatnya seperti biasa menyeringai ke arahku.

“Minho hyung”, ucapku parau memanggil Minho hyung, berharap ia mendekatiku dan menjauh dari sosok yang berada di sebelahnya yang bisa saja melukai Minho hyung. Tapi, seakan-akan Minho hyung tidak mendengarku, aku berusaha meenghampirinya namun…

PRANNNGG!!

Semuanya gelap seketika.



End Of Taemin P.O.V

Author P.O.V

PRANNGG!!

Dengan segera sosok namja bertubuh tinggi yang tengah asyik melihat nama-nama zat kimia yang ada di lab tersebut berbalik ke sumber suara dan mendapati namja lainnya tengah terkapar tak berdaya di lantai lab.

“Taemin!”, teriak namja bernama Minho itu dengan histeris, dan dengan segera Minho mengangkat tubuh mungil Taemin keuar dari lab dan bergegas menuju ruang kesehatan kampus yang terletak tidak jauh dari lab. Setelah sampai Minho langsung meletakkan tubuh Taemin di atas salah satu tempat tidur mungil dengan sprei putih yang menyelimuti tempat tidur tersebut.

Minho nampak khawatir, gurat bingung dan gelisah tergambar jelas di wajahnya yang tampan. Perlahan tangannya mulai mengelus pipi Taemin sambil terus bertanya dalam hati tentang penyebab pingsan namjachingunya itu.

5 menit….

10 menit…

15 menit…

Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya kedua mata indah milik seorang namja cantik bernama Lee Taemin terbuka perlahan dan nampak mengerjap beberapa kali.

“Sudah sadarkah dear”, sapa Minho dengan nada sedikit lega, Taemin memandang ke arah Minho dan berusaha memberikan senyum lemahnya.

“Ne hyung, aku di mana?”, tanyanya pelan, membuat Minho membalas senyumnya dan mengelus pipinya lembut.

“Kau di ruang kesehatan dear, tadi kau pingsan”, jelas Minho membuat taemin sedikit kembali terfikirkan akan kejadian yang tadi menimpanya. Kejadian saat Sosok yang menyerupai dirinya berdiri tepat di samping Minho dan menatapnya dengan satu ekspresi mengerikan.

“Dear, wae?”, pertanyaan Minho lantas membuat Temin kembali dari lamunan flashback sesaatnya. Ia menggeleng dan menangkup pipi Minho, mengecup bibirnya kilat kemudian menjawab, “Gwenchana hyung”.

“Oya hyung, jam berapa sekarang?”, tanya Taemin, Minho mengalihkan pandangannya kepada sebuah jam tangan yang melekat di pergelangan tangan kanannya.

“Jam 9 kurang lima menit, wae?”, Taemin menepuk jidatnya cukup keras dan langsung turun dari atas tempat tidur.

“Lima menit lagi praktek pembedahan dilakukan hyung, aku harus cepat bersiap, bahkan aku belum selesai membereskan alat-alatnya”, Taemin nampak tergesa-gesa sementara Minho menahan tangannya.

“Jangan takut dear, tadi aku sudah menghubungi Min Woo untuk datang dan menggantikan tugasmu”, Taemin memiringkan sedikit kepalanya. Ya, Min Woo adalah seorang mahasiswa kedokteran juga, seangkatan dengan Taemin dan Min Woo memang dekat dengan Taemin, wajar saja ia mau menggantikan Tugas Taemin secara mendadak seperti ini.

“A..Ah Gomawo hyung. Tapi sepertinya aku tetap harus bergegas hyung, pembedahan akan dilakukan lima menit lagi”, pinta Taemin bersi keras. Minho menghela nafas pelan.

“Kau yakin dear? Apa benar-benar sudah baikan? Aku takut kondisimu belum fit”, ujarnya khawatir, sedangkan Taemin segera menganggukkan kepala dan memohon agar Minho memperbolehkannya untuk kembali ke lab.

“Oke…. Oke, baiklah kuantarkan kau ke lab bedah”, Minho akhirnya menyerah dan menggenggam tangan Taemin, membawanya menuju ke dalam ruang lab bedah. Ternyata lab sudah nampak ramai oleh beberapa mahasiswa tingkat mengengah yang sibuk mempersiapkan mental untuk menghadapi praktek pembedahan yang tidak mudah.

“Kau yakin tidak apa-apa?”, tanya Minho lagi, kembali Taemin mengangguk.

“Gwenchana hyung, oya gomawo untuk yang tadi ya hyung aku masuk dulu”, Taemin meninggalkan Minho dan segera menghampiri Min Woo yang nampak sudah siap dengan perlengkapan yang melekat di tubuhnya. Minho hanya dapat memandang khawatir ke arah Taemin sebelum akhirnya ia meninggalkan lab karena Seoyoung memanggilnya dan menyuruhnya menemui Park Sam, gurunya di bidang penilaian Gizi.

 

“Hei Taemin, kau sudah baikan?”, tanya sesosok namja bernama Min Woo saat Taemin menghampirinya.



“Ne, aku sudah tidak apa-apa. Oya gomawo tadi sudah mau menggantikanku ya Min Woo”, ucap Taemin lalu memakai perlengkapan bedahnya yang disodorkan oleh Min Woo.

“Ne, cheonmanayeo. Jangan sungkan-sungkan ne. Kita kan teman dekat”, ucap Min Woo girang, dan tak lama Han Sam memasukki lab tersebut, memberikan beberapa instruksi dan menyuruh semua mahasiswa bekerja dengan serius.

Taemin yang sekelompok dengan Min Woo memulai pembedahan mereka, sesosok mayat terbujur kaku di hadapan mereka. Satu persatu alat-alat di hadapan mereka mulai terpakai, pisau dan gunting kecil mulai dipergunakan satu persatu. Dengan perlahan dan serius mereka mengambil beberapa organ yang dibutuhkan dari mayat yang tak bernyawa itu.

Sssiiiiinngggggggggggg….

Sebuah dengungan tajam nan mistik mulai merambat memasukki telinga seorang namja cantik yang kini mulai menegang. Keringat dingin mengucur pelan dari pelipisnya dan bulu kuduknya meremang seketika. Pekerjaannya yang tadinya ia kerjakan mulai terlantarkan, ia sudah tak fokus lagi melakukan kegiatan yang ada di hadapannya. Tubuh namja itu mulai tersa lemas, lututnya bergetar dan ia nampak pucat seketika.

“Taemin, Wae?”, tanya Min Woo yang melihat teman dekatnya, Taemin mulai menunjukkan tingkah laku aneh. Pandangan Taemin menatap lurus ke arah kaca besar yang ada di hadapannya, dan terlihat olehnya sesosok makhluk yang menyerupainya kembali datang dengan wajah pucat dan seringaian khas yang menakutkan. Posisi sosok tersebut berada tepat di samping namja cantik bernama Taemin itu, wajah sosok tersebut yang mengerikan mulai menyusup ke tengkuk Taemin membuat namja cantik itu makin menegang merasakan udara dingin yang makin menusuk di kulitnya. Hingga akhirnya ia tak mampu melakukan apapun, ia hanya pasrah saat sosok mengerikan itu makin mengunci keberadaan Taemin. Nafas Taemin nampak berat dan tak terkenadali.

“Taemin, Lee Taemin”, panggil Han Sam yang melihat gelagat aneh Taemin. Tapi tak ada perubahan ekspresi pada Taemin yang membuat seluruh mahasiswa kaget, dan mereka lebih tercengang saat Taemin dengan nekadnya menusukkan pisau kecil di tangannya pada lehernya dan menghujamnya beberapa kali, seperti Taemin ingin membinasakan sesuatu yang ada di tengkuk lehernya.

BRUK!!

Tak lama jasadnya rubuh dengan darah yang mengalir deras.



“PANGGIL AMBULANCE!!”, semua murid panik dan segera memberikan pertolongan kepada sosok Taemin yang tergeletak lemah.

 

-R@n-R@n-



“Minho hyung!!”, sebuah suara berusaha memanggil Minho dengan terengah-engah, membuat Minho yang sibuk membaca buku di bangku taman kampus menoleh dan mencari sumber suara.

“Min Woo, Wae? Kenapa kau terlihat gelisah eoh?”, tanya Minho bingung, ia belum tau apapun yang tengah menimpa namja cantik bernama Lee Taemin yang berstatus ‘namjachingu’nya.

“Ta.. Taemin, di.. dia dia sedang dibawa ke rumah sakit, hyung”, cerita Min Woo yang masih mencoba mengatur nafasnya. Minho terbelalak lebar.

“Mwo? Bagaimana Bisa?”, nada Minho sedikit meninggi, membuat Min Woo sedikit tersentak. Wajar bukan jika seorang pacar khawatir saat pacarnya dikabarkan dibawa ke rumah sakit.

“Tadi Taemin terlihat aneh hyung, dan tak lama ia mulai menghujam tengkuknya memakai pisau kecil yang kami gunakan untuk membedah”, jelas Min Woo. Dan tanpa basa basi lagi MinHo segera menuju ke rumah sakit yang dimaksud oleh Min Woo. Demi apapun hatinya sekarang merasakan satu firasat buruk, dan ia langsung saja melesat secepat mungkit ke rumah sakit.

“Anda mencari siapa tuan?”, tanya seorang perawat.

“Saya mencari pasien bernama Lee Taemin sus, dia baru masuk tadi”, jawab Minho teergesa-gesa. Suster tersebut segera mengecek sesuatu dan tersenyum ke arahnya.

“Oh, dia baru saja dialihkan dari ruang ICU ke ruang 168”, jawab suster tersebut, dengan cepat Minho melesat menuju ke kamar 168 yang berada di lantai 3 rumah sakit ini.

CKLEK!

Terlihatlah seorang yeoja paruh baya yang sering dipanggil dengan sebutan Han Sam, berdiri di samping kanan ranjang rumah sakit Taemin.



“Eh Minho, syukurlah kau datang. Apa bisa kau hubungi keluarga Taemin? aku bingung mau minta tolong dengan siapa lagi”, ucap Han Sam saat melihat sosok Minho mulai mendekat.

“Ne Sam”, Minho segera menghubungi Umma Taemin dan tak lama Han Sam berpamitan pada Minho agar bisa mengurus proses pembedahan yang sempat terpotong akibat insiden tidak terduga ini. Dan kini, hanya tinggal Minho dan sosok Taemin yang tergeletak lemah dengan perban putih terpasang menutupi tengkuk lehernya. Minho mulai mengelus pipi Taemin, lalu tangannya turun dan membelai tengkuk Taemin yang diperbani dengan kain berwarna putih lembut.

“Wae dear? Apa yang sebenarnya terjadi eoh?”, bergumam pelan sambil terus menatapi Taemin dengan tatapan sendu, sungguh teriris melihat namjanya dalam keadaan seperti ini.


Yüklə 2,58 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   23   24   25   26   27   28   29   30   31




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin