End Of Author P.O.V
Taemin P.O.V
SRAKK!
Aku berlari dan terus berlari, berlari menghindari sosok menyeramkan yang selalu meembuntuti langkahku.
“Pergi!! Jangan ganggu aku!”, teriakku yang terus berlari menghindarinya, namun ia dengan cepat segera menyusulku.
BRAK!!
Dengan sukses aku jatuh terguling-guling beralaskan tanah yang cukup keras ini. Aku meringis kecil, memegangi tubuhku yang terasa sakit.
“Sudah menyerah Lee Taemin”, sosok itu mendekat k arahku, sosok yang mirip denganku, sosok yang selalu menakutkanku, sosok yang akan membunuhku sekarang juga, karena kulihat sebuah pisau kecil tergenggam di tangan kanannya.
“Ja… Jangan mendekat, tolong lepaskan aku. Apa salahku padamu eum? Aku tidak pernah mengenalmu dan aku tidak tau siapa kau! Kenapa kau masuk ke hidupku ddengan cara seperti ini, apa maumu?”, teriakku dengan air mata yang kini mulai membasahi pipiku.
“Aku? Aku adalah kau Lee Taemin. Dan aku di sini untuk menghancurkan hidupmu dan membuatmu mati! Aku ingin kau mati!”, teriaknya kemudian terkekeh nyaring.
“ANDWEEE!!”, teriakku dan mulai menutup mataku dan melihatnya mulai mengangkat tinggi pisaunya, mengarahkan benda itu padaku dan……..
-R@n-R@n-
Andwe…
Aku tidak mau mati…
Andwe…
Dengan perlahan mataku yang tertutup mulai terbuka perlahan, kukerjapkan mataku beberpa kali dan kulihat sesosok yang kucintai tengah menyambutku dengan senyum manisnya.
“Kau sudah sadar dear”, ia segera memelukku lembut, membuatku tersenyum lemah di sela pelukannya.
“Ne hyung, kau sendirian?”, tanyaku yang hanya melihatnya sendirian di ruangan berbau obat-obatan ini.
“Hmmm, tadi umma dan appamu pulang. Dan sebentar lagi mereka akan kembali ke sini, mereka hanya ingin mengambil beberapa pakaian”, jelasnya sambil mengusap pipiku.
“Hyung, sudah berapa lama aku di sini?”, ia nampak menatapku dalam, bukannya menjawab pertanyaanku ia malah menciumku sekilas membuat wajahku memanas.
“Ish hyung!”, aku merengek tidak terima, dan seperti biasa ia hanya terkekeh kecil.
“Mianhe dear, aku benar-benar merindukanmu. Oya, menjawab pertanyaanmu kau sudah lima hari tidak sadarkan ddiri”, jawabnya santai. MWO? Lima hari??
“Jinja?”, tanyaku tidak percaya, Minho hyung hanya mengangguk, dan tak lama datanglah beberapa perawat serta seorang dokter yang masuk dan memeriksa keadaanku.
“Perkembangan yang bagus tuan Lee, kondisi anda membaik dengan cepat, setidaknya lebih cepat dari yang kami perkirakan sebelumnya”, aku hanya tersenyum mendengar penjelasan tersebut. Setelah dokter itu keluar, aku hanya tinggal berdua dengan Minho hyung di dalam ruangan ini.
“Sebenarnya apaa yang terjadi padamu dear?”, Minho hyung segera memecahkan keeheningan yang sempat terjadi beberapa saat. Aku hanya bisa berdengung sambil menatap matanya yang tengah bertanya serius padaku.
“Kenapa kau jadi aneh seperti ini? Adakah yang menggangumu? Kenapa tidak ceritakan padaku eum?”, ia membelai puncak kepalaku. Aku tau apa maksudnya, dan akupun tak bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi, aku rasa ini saatnya ia tau.
“Baiklah, kalau hyung memang ingin tau apa penyebabnya. Tapi, hyung benar ingin mendengarkan ceritaku? Maksudku ini sedikit diluar nalar”, jelasku sebelum memulai cerita inti, kulihat Minho hyung mengangguk pelan. Sebelum memulai cerita ini aku mengambil nafas dalam-dalam.
“Begini hyung, sebenarnya selama beberapa minggu terakhir ini aku selalu dihantui dan diikuti oleh Doppelgengerku”, ucapku mengawali, baru saja aku berkata begitu Minho hyung sudah nampak tidak percaya.
“Doppelgenger? Makhluk mitos itu? Itu kan tidak ada dear”, ia mencoba menepis ucapanku, namun aku menggeleng kuat.
“Tapi ia ada hyung! Dan aku sudah merasakan keberadaannya!”, bentakku tanpa sadar, membuat Minho hyung merasa aneh dengan tindakanku.
“Mianhe hyung, mau kuteruskan ceritanya?”, tanyaku memastikan, dan kembali Minho hyung mengangguk.
Dengan perlahan aku menceritakan tentang kedatangan makhluk mitos bernama Deppelgenger itu, dan bagaimana ia selalu menakutiku, lalu tentang yang di toilet kampus, saat kami berciuman di mobil kemudian berakhir pada adegan di mana aku bisa menusuk leherku sendiri saat di lab kemarin.
“Aku takut hyung… aku takut…”, kurasakan badanku mulai bergetar, tak lama kehangatan Minho hyung mulai kurasakan saat ia memeluk tubuhku.
“Tenang saja dear, aku disini”, ia membelai kepalaku dan sebisa mungkin membuatku nyaman dengan situasi ini. Hingga akhirnya umma dan appa kembali dan memperlihatkan raut kegembiraan atas kepulihan kondisiku.
-R@n-R@n-
“Aku pulang dulu ya minie, kalau ada apa-apa hubungi aku”, ucap Minho hyung saat jarum jam menunjukkan pukul 20.00. Ingin sekali aku memintanya agar tetap di sini, tapi ia bilang besok ia ada mata kuliah pagi.
“Ne hyung, hati-hati ne”, ucapku dan dengan cepat ia mengangguk. Setelah itu ia tak lupa berpamitan dengan umma dan appa lalu melambai sebentar padaku, seketika raganya sudah tak tampak lagi di ruangan ini.
“Istirahatlah Minie~yya, umma akan selalu berjaga di sini ne”, ucap umma kemudian mencium keningku sesaat, setelah itu kupejamkan mataku dan tertidur.
Ssssiiiiiiiinnnggggggg…..
Ah apa ini??
Suara mengerikan itu kembali berdengung di telingaku, membuatku terpaksa membuka mataku yang sudah tertutup cukup lama. Kurasakan tubuhku melemas dan bulu tengkukku kembali bergidik. Dan huala!
Saat kubuka mata terlihatlah sosok mengerikan itu kembali mendatangiku, posisinya saat ini tepat berada di depan tempat tidurku, kulihat ia mulai merangkak naik ke atas ranjangku.
“Umma…. Appa…”, teriakku yang sedikit tercekat karena posisinya sudah 95 persen menindih tubuhku, walaupun tubuh kami sama besar namun aku tetap saja merasa dia cukup berat.
“Umaaa….. Appa… Ummaaa…..”, aku kembali berteriak, namun kedua orang tuaku yang tertidur di sofa nampak tenang seakan tak terjadi apapun.
“Ayolah Lee Taemin, kita mulai permainanya, dan ikuti aku”, seketika itu juga pikiranku kosong dan selanjutanya semua terjadi di luar keinginanku.
End Of Taemin P.O.V
Minho P.O.V
Kutelusuri jalanan malam kota Seout yang ramai ini, inginku sebenarnya langsung pulang ke apartemenku tapi rasanya malas juga cepat pulang. Hah, andai saja tadi aku memlih lebih lama di rumah sakit, pikirku. Tapi ya sudahlah, toh aku sudah berpamitan. Akhirnya kuputuskan untuk singgah sebentar ke tempat bermain game yang terkenal di kawasan dekat dengan jembatan Sungai Han, hanya sebentar saja.
1 jam….
2 jam…
3 jam…
Astaga! Sudah jam 23.00?? Aku menepuk dahiku dan langsung meninggaalkan tempat bermain itu, kemudian dengan cepat melangkahkan diriku menuju ke mobilku yang terparkir rapi. Kunyalakan mesin dan mulai kekendarai mobil yang perlahan berjalan meninggalkan tempat bermain itu, menelusuri jembatan Sungai Han yang cukup panjang. Namun, ada sedikit kejanggalan di sini, kulihat beberapa orang sedang berkerumun, entah kenapa firasatku mengatakan aku harus turun dan melihat apa yang sednag terjadi.
CKLEK!
Aku mulai melangkahkan kakiku keluar dan masuk perlahan ke dalam kerumunan yang tidak terlalu ramai itu.
DEG!
Alangkah terkejutnya aku saat melihat seorang namja yang kukenal tengah berdiri di ujung tiang jembatan, hendak melompat!
“Taemin!”, teriakku lalu memeluknya dari belakang, kurasakan beberapa orang yang ada di situ mulai terheran-heran, namun aku tak peduli.
“LEPASKAN!!”, teriak Taemin seraya memberontak dan mencoba melepaskan pelukanku.
“Taemin kau mau apa dear? Jangan gila!”, aku tak kalah berteriak, tapi ia tetap memberontak dan mencoba mlepaskan pelukanku yang mkin kencang.
“LEPASKAN! AKU MAU LONCAT! LEPAS!”, teriaknya, aku segera membalikkan badannya agar bisa menatap ke arahku.
“KAU KENAPA TAEMIN!”, teriakku di hadapannya. Aku terdiam saat melihat kedua matanya kosong, tak tampak cahaya di matanya. Ia seperti bukan Taemin!
“Tae, kau kenapa? Taemin? Dear?”, kutepuk-tepuk pipinya pelan. Ia kembali memberontak dan menatapku sinis.
“LEPAS ATAU AKU JUGA AKAN MATI BERSAMAKU!!”, ia berbalik dengan paksa, kekuatannya bahkan lebih besar daripada aku, dia benar-benar bukan Taemin!
“Kalau begitu, bawa saja aku mati bersamamu dear”, ucapku asal, dan tak lama ia bersiap meloncat.
“As you’re wish”, balasnya, aku terdiam beberapa saat sampai-sampai tak sadar ia sudah sampai di ujung tiang kemudian….
“Taemin!”, teriakku lalu menggenggamnya yang tengah meloncat, dan membuatku juga ikut terjatuh……
“Saranghae Minie”, bisikku di telinganya sebelum suara debur air terdengar di telingaku dan semunya gelap.
End Of Minho P.O.V
Author P.O.V
“Aduh anak muda itu tidak apa-apakah?”
“Mereka pasti mati”
“Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?”.
Berbagai pembiacaraan mulai bermunculan dari beberapa orang yang masih tertinggal, melihat dua sosok namja yang beberapa saat lalu terjun dari atas jembatan Sungai Han. Beberapa orang memang masih bertahan di sini, tapi beberapa orang yang lain sudah pulang dan tidak mau terlibat dengan kejadian mengenaskan nan mistik itu.
Tepat di belakang kerumunan tersebut, muncullah sesosok mengerikan yang mirip sekali dengan salah satu namja yang baru saja meloncat tadi. Ia menyeringai puas, puas karena tugasnya sudah selesai.
“Nah, saatnya aku menyusulmu ke alam kematian Lee Taemin”.
Whhuuuuusssssssssss…..
Sosok tersebut hilang tertelan angin, hilang dan tidak akan kembali….
Sama seperti tuannya yang sudah tak akan kembali lagi……
That is, Taemin Doppelgenger…..
What about Yours??
THE END
Masih bingung dengan apa itu Doppelgenger?
Doppelgenger itu sebenarnya bayangan kita, dia kayak kembaran kita tapi gak nyata, tapi bukan hantu juga. Dan katanya dia ada di mana kita berada, dia selalu ngikutin kita, dan orang-orang percaya kalau kita bisa melihat Doppelgenger kita sendiri maka gak lama lagi kita akan meninggal. Kepercayaan ini muncul pertama kali dari Skotlandia, Irlandia dan menyebar sampai sekarang…
DAFTAR PUSTAKA
http://ffindo.wordpress.com/2011/10/30/drabble-the-secret/
http://www.burningjonghyun.wordpress.com
http://www.kyurafanfic.wordpress.com
http://ffindo.wordpress.com/2012/04/14/sorry-chanyeol/
http://ffindo.wordpress.com/2011/07/17/my-doppelgengeryaoioneshot/
Dostları ilə paylaş: |