Korean fanfiction all stars



Yüklə 2,58 Mb.
səhifə6/31
tarix07.04.2018
ölçüsü2,58 Mb.
#47417
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   31

YooRa menatap wajah ChanYeol lekat-lekat, walau saat itu ChanYeol sedang memandang ke arah lain.

“Jika dulu aku cuma tahu berkelahi dan tawuran.. semenjak ada kehadirannya.. ku seperti terlahir kembali.. karena di limpahi kasih sayangnya yang begitu besar darinya…”

HyeRin merasa terharu mendengar perkataan ChanYeol. Ia menggenggam erat bibir lengan ChanYeol. Di sisi lain, ia sakit hati mendengarnya.

“Dia menolak YooRa yang telah gagah berani menyatakan perasaannya, dan malah memilihku yang telah lari dari kenyataan… apa aku masih layak menerimanya??”

“uhm.. HyeRin…” ChanYeol menatap HyeRin.

“Loh.. YooRa mana?”

“Pulang…”

“oh…”

“Hyerin…”



Hyerin balas menatap mata ChanYeol.

“Aku malu bilangnya sih… enaknya, mulai dari mana ya?”

“Eh?”

“Begini.. Dulu.. aku orang yang hanya sibuk memikirkan olahraga dan hobi.. dan sama seperti yang dibilang BaekHyun-ah dan JungSu-ssi kemarin.. aku suka tawuran.. itulah hari-hariku..”



“Tapi.. lama-kelamaan aku bosan dengan kehidupanku yang seperti itu.. jadi aku pingin banget punya pacar… saat itu aku berpikir.. siapa saja boleh jadi pacarku.”

“ChanYeol…” ucap Hyerin dengan nada sendu.

“Aneh ya?? Hahaha.. maka dari itu, begitu suka, langsung nembak.. tapi.. di tolak mulu….”

Hyerin menatap lekat mata ChanYeol, mencari-cari isi hati ChanYeol yang terdalam.

“Tapi… sekarang aku nggak butuh ‘siapa saja’…” ChanYeol memasang senyum terindahnya hanya untuk HyeRin. “Aaku cuma butuh kamu… pacarku… cuma kau seorang…”

Hyerin menangis terharu. “ChanYeol….”

ChanYeol menggerakkan tangan kanannya ke dadanya. Entah mengapa, kali ini mudah baginya menggerakkan tangan kanannya yang sudah lama di kendalikan oleh Hye Rin. Mungkin, Hye Rin sedang lemas. “Jangan khawatirkan apapun… Karena aku.. Pasti akan melindungimu… Apapun situasinya…”

~*ChanYeol PoV*~



Esoknya….12.30 pm

“Kita kencan kemana?” tanyaku pada HyeRin.

“ke taman bermain ya?”

“ok…”


HyeRin tersenyum penuh arti padaku.

Ya Tuhan!!!

Kau tahu.. apa permainan yang ia pilih pertama kali saat kami menjejakkan kaki di taman bermain??!!

Roaller Coaster!!

“AAAAA!!!” ia berteriak kegirangan, sementara aku berteriak ketakutan. Perutku benar-benar diaduk.

“Eh.. Hye Rin…” tangan kiriku menyeka keringatku saat turun dari Roaller Coaster. “Jangan naik yang kaya’ begituan lagi ya….”

“Habis ini.. kita ke Aquarium raksasa…”

“Hah?? Langsung??” nafasku masih tersengal-sengal. “nggak istirahat dulu Beb?”

“nggak bisa…” ucapnya.

“baiklah…” Aku berusaha berjalan tegap. Kakiku masih gemetaran karena di guncang hebat oleh Roaller Coaster itu.

Kami memandangi ikan-ikan besar yang ada di Aquarium raksasa itu. Hebat!! Aku tak terlalu suka laut, tapi demi menemani HyeRin yang kucintai… aku rela melupakannya. Dan ternyata, berhasil.

“Baiklah… sekarang kita kesana…” ucapku sambil menatap Akuarium lain.

“nggak bisa.. sekarang kita ke danau…”

“Hah???!” Aku terperangah kaget.

~***~

Sekarang, kami sudah berada di danau. Duduk di atas perahu dayung, diantara beberapa pasangan yang lain.



Aku heran padanya. Tumben, dia egois begini. Tak seperti biasa.

Lagipula, tak perlu mencoba semua permainan ‘kan? Kan bisa datang lain waktu kalau tidak sempat hari ini.

“Chanyeol-ah…” pekiknya manja. “Aku sudah jago mendayung lo… ayo kita mendayung lebih cepat lagi…” Ia tersenyum, sangat bahagia.

“OK… ayo kita salip perahu yang didepan sana!!!”

“Ayo!!!”

Tak apalah.. yang penting.. HyeRin senang.. apapun boleh…

~***~

“Ayo Chanyeol-ah… Ayo…” ia memaksaku berlari.



“Hei… mau kemana?? Ini sudah sore lo…”

“tenang.. ini yang terakhir….”

Akhirnya, ia berhenti memksaku berlari. Kuperhatikan sekitarku. Ini….

“Ini belakang sekolah SMA Seoul.. tempatmu sekolah dulu…”

Hyerin…

“Dulu… aku cuma berani menatapmu dengan perasaan malu.. tanpa adanya sedikitpun keberanian untuk menyatakan perasaan ini padamu….”



Hyerin…

“Maafkan aku hari ini kalau aku terlalu serakah.. tapi.. semua impianku tentang kencan sudah terpenuhi…”

“Apa yang kamu maksud?”

“Aku senang.. sekali.. Chanyeol yang kucintai.. akhirnya membalas cintaku.. semua mimpi indahku dulu telah terwujud saat ini…”

“A..A.. Aku…”

“Dan sekarang, aku ingin membuat semua ini menjadi kenyataan… dan ingin kumulai di sini.. di tempat dimana aku selalu menundukkan kepala tanpa adanya kepercayaan diri…”

“Hyerin.. Jangan-jangan…”

“Aku bahagia bisa bersama ChanYeol.. tapi.. aku ingin kembali ke tubuhku semula.. dan kembali pada ChanYeol… Aku ingin berubah menjadi gadis yang tegar dan secara gagah berani menyatakan perasaanya pada orang yang di sukainya…”

“Hyerin.. Jangan.. Jangan lakukan itu…”

“Ya.. sedih sih.. tapi.. kita akan berpisah sebentar.. lalu…”

“HYERIN!!!” Aku membentaknya. Jantungku mau lepas mendengar ia mau kembali ke tubuhnya. “Selama ini aku merahasiakannya.. dan aku akan bilang ini padamu…”

Ia menatapku penuh tanda tanya.

“Jika kau kembali pada tubuhmu yang asli.. semua kenangan antara kau dan aku saat kau menjadi tangan kananku.. semuanya akan hilang…. Makanya..”

Nafasku tersengal-sengal mengucapkan sekumpulan kata yang mengerikan itu. “Makanya.. jangan pergi…”

“Aku sudah tahu ChanYeol-ah…” ucapnya sambil tersenyum. “karena dulu.. waktu aku sempat kembali ke tubuhku.. aku lupa semuanya…”

“Kau sudah tahu itu??” aku meyakinkannya lagi. “Makanya… kau tak ingin kejadian mengerikan itu terjadi lagi ‘kan? Jangan pergi.. Jangan pergi…”

“Tenanglah.. ChanYeol-ah…” ia menatapku dengan pandangan mata yang sejuk. “kita akan berpisah sebentar, lalu hatiku akan jadi kuat…. Dan kita bisa bersama lagi…”

“Hyerin…”

“Aku bisa menjadi kuat…. Karena kasih sayang orang-orang yang ada di sekitar ChanYeol-ah yang mendukung hubungan kita… BaekHyun-oppa… JungSu-eonnie… temanku juga.. Jung Woon… dan terutama…”

Ia mendekatkan dirinya ke dadaku. Kedua tangan mungilnya mengelus dadaku dengan lembut. “karena aku dilimpahi kebaikan hati ChanYeol-ah…”

“Hyerin… nggak boleh… nggak boleh…” Air mataku sudah hampir jatuh. Air mata itu sudah menggenangi mataku. “sudah kubilang ‘kan?? Aku akan melindungimu!! Dengarkan aku.. aku mencintaimu.. aku mencintaimu…”

“Kau dengar?? Aku mencintaimu!! Jangan pergi, Baby!! Jangan pergi!!”

“Aku senang.. ternyata.. Chanyeol-ah orang lebih baik dari yang aku kira….” Ia tersenyum sambil menangis.

Gawat!!! Tubuhnya sudah tembus pandang!! Tangan kiriku sudah tak dapat menggenggamnya lagi.

“Hyerin!! Jangan Pergi!! Jangan pergi!!” Kini air mataku benar-benar jatuh.

“ChanYeol.. Aku.. Suka… Sekali Padamu….”

Kini aku merasa benar-benar kehilangan. Aku menatap pilu tangan kananku yang sudah kembali. Hyerin hilang, bersamaan dengan angin dingin yang terbang, entah kemana.

Aku berjalan gontai ke rumah. Aku memasukkan kedua tanganku ke saku jaketku.

“Nonton tv saja kali ya…” ucapku pelan. Aku menyalakan tv.

Acara humor.

Mereka yang ada di dalam tabung itu tertawa dengan kencang, penuh sukacita. Entah mengapa, syaraf tertawaku tak bergerak sama sekali. Biasanya sama Hyerin.. bisa tertawa…

Aku mematikan tv, lalu berjalan ke dapur, bergegas meminum air mineral yang ada di dalam kulkas, berusaha menenangkan hatiku.

Pandangan mataku terhenti di sebuah tempat. Meja makan. Ada mangkok kecil di sana, biasa di gunakan Hyerin untuk memasakkan Hamburger untukku.

“Chanyeol… enak tidak.. Hamburgernya? Ayo.. tambah lagi…”

Aku segera menaiki tangga ke lantai 2 untuk berbaring ke kamarku. Aku tak sanggup jika harus mengingat kenanganku bersama Hyerin.

Aku membuka lemariku, ingin ganti baju.

Namun, lagi-lagi, pandanganku terhenti pada satu arah. Sebuah gantungan baju yang kecil. Pakaian sekolah seukuran boneka Barbie.

“ChanYeol… baju ini cocok tidak denganku?”

Jantungku berdetak cepat. Batinku terasa sesak. Kututup pintu lemariku dengan kasar. Kuurungkan niatku untuk ganti baju.

Aku membanting tubuhku ke kasurku.

“Srekk…”

Tanganku menyenggol sesuatu di bawah bantalku. Aku bangkit dari rebahan, dan melihat sebuah buku kecil.

“Buku harian Hyerin…” Aku membaca sampulnya, lalu membuka lembar demi lembar.

Tanggal 1 bulan 9, 2011

Gawat banget!! Begitu bangun, aku sudah jadi tangan kanan ChanYeol!!! Tapi aku senang sih.. bisa bersamaan dengannya

Tanggal 5 bulan 10, 2011

Hari ini ChanYeol memaksaku untuk mengantarnya ke rumahku. Dan kulihat, tubuhku terbarng lelap disana. Aku tak tega melihat ibu dan pelayanku sedih, tapi aku masih belum mau pisah dengan ChanYeol..

Tanggal 20 bulan 10, 2011

ChanYeol meminjam MoGe milik Suho-oppa… kami berkeliling kota Seoul.. aku benar-benar merasakan cinta.. bahagianya…

Dasar si HyeRin. Isi buku hariannya hanya aku saja… mungkin sekarang pipiku memerah karena membaca tulisannya.



Tanggal 3 bulan 11, 2011

Hari ini, aku melihat aksi ChanYeol meringkus perampok dengan tangannya sendiri… Dia Cool banget.. makin jatuh cinta…

Tanggal 5 bulan 12, 2011

Hari ini ChanYeol murung terus gara-gara di marahin Mr. Lee Soo Man… aku harus membuatnya senang lagi…

Hyerin…


Tanggal 6 bulan 1,2012

Hari ini.. ChanYeol baik sekali padaku… Dia mengajakku nonton di bioskop… main Skatting.. walau yang main Skatting itu cuma dia.. hehehe…

Tanggal 21 bulan 1, 2012

Belakangan ini banyak cewek yang kasih perhatian lebih ke ChanYeol.. aku senang, akhirnya mereka menyadari kebaikan hati ChanYeol.. tapi aku jadi khawatir….

Halaman terakhir…



Tanggal 14 bulan 2, 2012

YooRa, cewek yang selama ini suka sama ChanYeol,.. menyatakan perasaannya pada ChanYeol.. tapi ChanYeol menolaknya dan memilihku…

Selain itu…. Dia bilang…. Aku satu-satunya perempuan yang ada di hatinya…. Dia bilang akulah satu-satunya pacar baginya….

Aku bahagia sekalin mendengarnya….

Aku senang sekali…

ChanYeol… Aku suka sekali padamu…

Tanpa saar, buku kecil itu telah basah oleh air mataku yang jatuh begitu deras. “Hyerin… Hyerin…”

~*Normal Pov*~

Paginya, seluruh sahabat Chanyeol yang melihatnya memasuki dorm merasa canggung dengan sikapnya. Apalagi, setelah melihat tangan kanannya sudah kembali.

“ChanYeol…” panggil Suho, sang leader.

Chanyeol hanya menatap wajah leader-nya.

“Jika kau mau menenangkan diri… Tenangkanlah dirimu…. Hari ini, kau tak usah latihan….”

“Trimakasih…” ChanYeol meninggalkan dorm EXO begitu saja.

“pasti dia sangat terpukul…” desis BaekHyun, sahabat karibnya.

“Ya…” sahut Sehun.

~*ChanYeol PoV*~

Aku menyusuri trotoar yang di tumbuhi pohon-pohon yang tak berdaun itu, karena sekarang musim salju.

Aku memandangi tangan kananku dengan putus asa. Dadaku masih sesak karena sudah menangis semalaman.

“Kau sudah tahu kalau kau akan lupa semuanya!!! Kenapa masih kau lakukan??!! Dasar bodoh!!” kebiasaan lamaku kembali. Memukuli marka jalan dengan tangan kananku ini.

Eh, iya. Bagaimana kalau aku menembaknya duluan?? Aku berlari ke arah rumahnya.

Lagipula, dia sudah sering bilang padaku, kalau dia suka padaku kan? Saat aku menembaknya, pasti dia akan bilang “OK”.

Ya.

Ini satu-satunya cara. Walau tak bisa terus bersama seperti saat dia masih jadi tangan kananku, tapi…



“Kita akan berpisah sebentar…. Lalu hatiku akan menjadi kuat….”

Langkahku terhenti. “Iya ya… jika aku melakukannya… maka tekadmu akan sia-sia…”

Hyerin… apakah ini akhir dari hubungan kita??

Kalau iya… aku akan sangat terpuruk.

~*Normal PoV*~

“Maaf ya Jung Woon… Tante sudah merepotkanmu…” Ucap ibu Hyerin, setelah member kabar pada Jung Woon bahwa sahabat karibnya telah sadar.

“Iya… tak apa tante…. Saya juga ingin cepat-cepat melihat Hyerin…” ucapnya sambil berjalan menuju kamar Hyerin.

“Trimakasih JungWoon…” Hyerin keluar dari kamarnya dan telah berdiri di ambang pintu.

“Kamu masih lemah nak…” Ibunya membopong Hyerin untuk kembali duduk di atas springbed-nya.

“Tapi aku ingin jalan-jalan bu…”

“Nanti saja.. di temani Jung Woon…”

Hyerin hanya tersenyum. Lalu, ibunya keluar dari kamar Hyerin untuk mempersiapkan sarapan.

“Ngomong-ngomong…” ucap Jung Woon. “kamu ingat sesuatu saat kamu tidur nggak? Misalnya.. mimpi.. atau apa?”

Hyerin diam sesaat, seperti berusaha mengingat sesuatu. Namun pada akhirnya, ia berucap, “nggak.. aku nggak ingat apapun…”

“Akhirnya…. Semua kembali ke awal…. Sebelum kamu jadi tangan kanan ChanYeol…” batin JungWoon. Lalu, JungWoon teringatkan sesuatu. Ia berpapasan dengan ChanYeol saat menuju rumah Hyerin. Ia menuliskan sebuah note pada secarik kertas, dan menyelipkannya di bawah foto ChanYeol yang terletak di meja belajarnya.

“Aku berangkat kuliahsekolah dulu ya…”

“Eh… Jung Woon…”

Jung Woon tak mengindahkan panggilan Hyerin. Ia meninggalkan Hyerin sendirian di kamarnya. “Good luck my friend…”

Sementara itu, Hyerin sibuk memegangi dadanya. “kenapa.. jantungku terasa hangat ya?”

Ia menatap foto ChanYeol yang ada di meja belajarnya. “ChanYeol…” Ia mendesis. Lalu, perhatiannya tertuju pada secarik kertas yang ada di bawahnya. Ia membacanya.



Kurasa, sekarang ChanYeol ada di taman Kota

Your bestfriend, Kim Jung Woon

Hyerin langsung bangkit dari duduknya. Dengan langkahnya yang masih terseok-seok, ia menghampiri lemarinya, dan mengganti piyama-nya dengan seragam sekolahnya, SMU Sakura.

“Aku tak tahu kenapa bisa begini.. tapi… Ada sesuatu yang menggerakkan hatiku.. berusaha meyakinkanku bahwa hari ini juga… aku bisa menyatakan perasaanku pada ChanYeol…”

Ia berlari keluar rumah, bergegas pergi ke taman Kota yang tak jauh dari rumahnya, walau sesekali ia terjatuh, karena fisiknya yang terlampau lemah karena terlalu lama berbaring di springbednya, namun ia pantang menyerah.

Sementara itu, ChanYeol yang duduk di kursi taman kota sedang sibuk membaca buku harian Hyerin dengan wajah murung.

“Pak… boleh aku membakar ini disini?” tanyanya pada tukang kebun yang tengah membakar sampah di depannya.

“terserah…” ucap pak kebun.

“Chanyeol… lakukan saja.. lupakan semua kenanganmu tentang Hyerin… bukan laki-laki kalau kau masih ragu…”

Saat Chanyeol akan menjatuhkannya di tumpukan dedaunan itu, ia terkejut bukan main. Kini, didepannya berdiri seorang wanita, bernama Choi Hye Rin.

“Namaku Choi Hye Rin… murid kelas 3 SMU Sakura….” Ucapnya tegas. “Mungkin kau tak mengenalku… tapi.. tapi…”

“Sial!! Kata-kataku tak keluar!! Bibirku tertahan!! Tapi aku harus mengatakannya!!” batin Hyerin.

Setelahnya, angin terbang membelai tubuhnya, sama seperti saat ia menghilang dari tangan kanan ChanYeol. Bersamaan dengan angin itu, sebuah kalimat terlontar dari bibirnya, “Aku menyukaimu!!”

Setelahnya, ia menunduk. ChanYeol tersenyum, berjalan menghampirinya.

“Aku juga suka padamu…”

“Hah?”

“Aku sudah lama memperhatikanmu…” Lanjut ChanYeol. “Ah.. lebih tepatnya diperhatikan…” batinnya.



Tanpa sadar, Hyerin malah menangis.

“Lo?? Hyerin?? Jangan menangis!!” ChanYeol kebingungan.

“Habis… Aku nggak nyangka orang yang aku suka ternyata juga suka aku…”

~*ChanYeol PoV*~

Aku tersenyum mendengarnya. Sekarang, tekadmu untuk menjadi kuat sudah terkabul Hyerin. Aku senang melihatnya.

Sebenarnya aku ingin memelukmu. Tapi karena kau lupa akan kenangan kita di masa lalu, saat kau jadi tangan kananku, pasti kau menganggap ini perkenalan pertama kita. Aku tak mungkin lancing memelukmu.

Aku hanya menggenggam tangannya erat, dan memberikan senyuman tulus untuknya, lalu menepuk-nepuk pelan pipinya, agar dia sadar ini bukan mimpi.

Dengan adanya hari itu, maka hari-hari saat Hyerin menjadi tangan kananku, berakhir sudah…

Namun….

Kehidupan baru antara aku dan Hyerin baru saja dimulai….



~***~

[EXO in Love] Baekhyun – What is Love


What is Love

Author : Sasphire

Main cast : Byun Baekhyun EXO, Han Miyoung (OC)

Ratting : Teen, General

Genre : Romance

Length : Oneshoot

Contact : FB | Twitter | Wallpaper Gallery

 

BaekHyun PoV



“Oppa…” Aku mendengar lengkingan suara itu lagi pagi itu. Padahal gadis itu berada di luar rumah, tapi suaranya masih bisa menembus kaca kamarku yang berlapiskan gorden putih.

Aku segera menyibakkan gorden itu. Cahaya matahari yang cukup terik menyilaukan mataku yang masih bersusah payah mengumpulkan nyawa, karena aku baru terbangun dari tidur karena lengkingan suara tadi.

“Apa??” Ucapku sedikit kesal. Gadis itu malah nyengir dengan santainya.

Dia mengangkat rantang makanan yang ia bawa. “Sup rumput laut….” Pekiknya manja.

Kantukku hilang seketika. Aku segera berlari ke bawah, membukakan pintu untuknya, lalu berlari lagi menghampirinya.

Ia menyodorkan rantangan itu. Ia tersenyum senang melihatku.

“Baiklah…” Aku tersenyum pada Miyoung, kekasihku. “Ayo masuk…”

Saat di meja makan…

Aku menjejerkan masing-masing lapisan makanan itu di meja makanku dengan rapi. Lapisan pertama sup rumput laut, lapisan kedua sudah ada nasinya. Haha.,.. Lengkap.

“Ayo makan….” Ucapku. Aku langsung memakan sup rumput laut yang ada di mangkok porselinku secepat kilat. Kulihat, Miyoung hanya menganga melihat tingkahku yang seperti orang kelaparan, lalu mengatupkannya lagi.

“Oppa tidak makan berapa hari?”

Aku hanya tersenyum menjawab pertanyaannya. Dia tahu aku suka sup rumput laut, tapi baru kali ini ia memasakkannya padaku, dan baru kali ini juga dia tahu ekspresiku menyantap makanan yang satu ini.

“Kau tidak makan?” aku mengalihkan pembicaraan.

Ia menggeleng pelan. “Aku memasaknya hanya untukmu….”

“Ah… jadi ini kuhabiskan?” Tanyaku lagi.

Ia mengangguk sambil tersenyum.

“Trimakasih….” Aku tersenyum lagi, namun kali ini lebih lebar. “Kau benar-benar baik…”

Dia hanya tertawa kecil mendengar ucapanku.

“Hari ini ada jadwal?” tanyaku lagi padanya. Pacarku ini adalah seorang model, walau tingginya hanya sebahuku.

Dia mengangguk. “Hanya jadwal pemotretan sih… Untuk Shinning Jewelries…”

“Oh…” Responsku.

“Oppa sendiri?” Ia balik bertanya.

“Ya… kami akan tampil di Music Bank…” Tak terasa sup rumput lautku sudah habis. Sudah ludes juga yang ada di rantang. “Setelah pemotretan, kau tak ada acara?”

“Tidak…”

“Berarti… Kita bisa jalan-jalan?” Tanyaku.

“Apa?”

“Iya.. Jalan-jalan, a.k.a kencan….” Ucapku lagi, meyakinkannya. “Sejak kita pacaran 6 bulan lalu, kita belum pernah kencan…”



“Boleh… Tapi, apa itu tidak akan menimbulkan masalah?” Ucapnya. Binar matanya memancarkan kekhawatiran yang keruh di pupil matanya yang hitam legam.

“Kau kahawatir aku kena marah oleh manager kami?”

Ia mengangguk.

“Tak apa…. Aku punya ide bagus…” Ucapku lembut padanya, membuatnya tersenyum lagi, walau rona kekhawatiran di wajahnya belum pudar.

~***~

“Modeun seulpeumi… gippeumi yeogie… nawa neoneun han saengmyeongin geol…..”



Aku bernyanyi di panggung itu lagi, membuat penonton yang mayoritas perempuan itu menjerit histeris. Aku benar-benar ingin acara ini selesai dan segera berkencan dengan gadisku. Mana mungkin kubiarkan dia menunggu lama?

“Dolgo doraseo dasi sijakhaneun gose da wasseo…..” Sekali lagi, aksi Kim Joong In saat menyanyikan bagian Rap membuat para penonton menjerit. Sebagian besar anggota EXO, baik EXO K maupun EXO M selalu iri padanya, karena ketika ia menampilkan senyum ‘cool’-nya, pasti para wanita akan menjerit histeris. Tapi, aku tidak. Aku sudah punya Miyoung… Walaupun aku selalu tersenyum di setiap penampilanku, tapi senyum yang tulus dari hati hanya kuberikan untuk Miyoung seorang, tidak untuk gadis lain.

“I need you and you want me, jiguran i byeoreseo….” Akhirnya… Sudah hampir selesai. “O~ O~ O~ O~”

“Every, every, everyday naega mandeun History…”

Tepuk tangan riuh rendah terdengar jelas di telingaku. Baiklah, Performance dari kami sudah selesai. Tinggal menunggu 2 penampilan lagi dari penyanyi lain, lalu selesailah acara ini.

Eh, Tunggu!!

Di belakang para fangirl yang berteriak tak penting itu, aku melihat seorang gadis, pakaiannya kasual. Menggunakan jaket jeans warna biru terang, dan celana jeans berwarna sama. Rambutnya di kuncir satu, memakai topi putih. Perlahan, ia membuka topi putihnya dan menatap panggung.

Oh, Miyoung!!

Ia tersenyum nakal padaku sambil mengedipkan mata sebelahnya padaku. Dasar!! Di saat seperti ini masih saja genit padaku. Kau tidak tahu, aku disini benar-benar gerah menunggu acara ini selesai??

Aku melangkah gontai menuju backstage. Benar-benar melelahkan. Aku segera mengambil hp-ku yang kutitipkan pada staff music bank. Baru saja kupegang hp itu, sudah ada yang menelfonku.

Di layar hp tertulis, “My Girlfriend :d

Aku tersenyum, lalu mengangkatnya. “Hallo…”

“Seperti biasa,… kau tampan…” Ucapnya dengan nada menggoda.

“Kau curang….”

“Kenapa curang?”

“Kau sudah memakai baju yang nyaman untuk kencan di kebun binatang nanti… Semetara aku?? Aku belum memakai baju yang pas untuk itu…” Ucapku sambil berbisik, melihat sekelilingku. Bagus. Semua sibuk pada urusan masing-masing.

“Haha….”

“Malah tertawa….” Ucapku jengkel.

“Yah… Biarkan saja…”

“Lalu, kenapa menelfonku?”

“Memangnya tidak boleh aku menelfonmu?” Ia malah balik bertanya.

“Bukan begitu… Ma~”

“Aku hanya ingin bilang seperti tadi… Oppa tampan… Suara oppa…. Membuatku terpana….” Ucapnya manja.

“Dasar… Kalau kau ada di sampingku sekarang.. Sudah ku koyak rambutmu itu!!”

Sekali lagi, ia malah tertawa. “Baiklah Oppa… ku tunggu di pintu belakang ya,… Pulsaku mau habis… Bye…”

“Eh.. Tu~”

PIP!!!

Ya, selalu seperti itu.



~***~

Sudah. Sudah selesai. Aku segera menghampiri Chanyeol. satu-satunya sahabat karibku yang tahu aku berpacaran dengan Miyoung.

“ChanYeol…” Aku menepuk pundaknya. Ia menoleh padaku, lalu aku berbisik padanya, “Tolong bantu aku…”

“Apa?”


“Seperti yang aku bilang tadi…”

“Ok… C’mon…”

“Kemana?”

“Ke kamar mandi…”

“Hah?” Pekikku. “Ngapain ke kamar mandi?”

“Lho?? Katanya ganti baju… Kalau ganti baju kan di kamar mandi. Kau mau ganti baju di sini, di depan para staff Music bank?? Tidak ‘kan?”

Aku hanya tersenyum, tanda mengerti. Akupun mengikuti langkahnya….

Beberapa menit kemudian….

Aku keluar dari kamar mandi. Aku sudah mengenakan jaket jeans dark blue, dan celana jeans warna yang sama, lengkap dengan topi hitam.

“Nanti… bilang ke mereka~”

“Iya… Tahu…” Potong Chanyeol cepat. “Bilang ke manager kita, kau sedang ada acara keluarga, dan tak bisa pulang bersama staff kita karena harus segera ke tempat acara tepat waktu. Iya ‘kan? Kau sudah bilang hal itu lebih dari 5 kali…”

“Kau benar-benar sahabat sejati…” Aku menepuk-nepuk pipinya. “Bye….”

Aku tak menunggu responsnya dan segera berlari menuju pintu belakang sambil menggendong tas punggungku warna hitam, yang berisi bajuku saat perform tadi.


Yüklə 2,58 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   31




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin