Korean fanfiction all stars



Yüklə 2,58 Mb.
səhifə24/31
tarix07.04.2018
ölçüsü2,58 Mb.
#47417
1   ...   20   21   22   23   24   25   26   27   ...   31

“Apa maksudmu? Kau ingin membunuhnya?”, tanya Taemin yang terkejut.

“Benar, sekarang kau saksikan ini”, ucap Minchi kemudian berjalan mendekati Onew, namun Taemin menarik tangan Minchi.

“Jangan, aku mohon…..”, ucap Taemin dengan nada memelas.

Tapi, Minchi seolah ttak mendengarkan Taemin, ia menjolak Taemin hingga tersungkur, dan berjalan menuju tempat Onew berada.

“Untukmu, ucapkan selamat tinggal pada duniamu”, ucap Minchi kemudian menendang kursi yang menjadi tumpuan kaki Onew. Alhasil Onew tergantung dengan seutas tali yang tadi melingkar di lehernya. Pada awalnya memang Onew meronta-ronta, namun rontaan itu lama kelamaan melemah dan makin melemah. Pada akhirnya Onew tak meronta lagi, tubuhnya menjadi lemas dan tak berdaya.

“Hyung!!”, Taemin berteriak, seraya dengan tetesan air mata keluar dari pelupuk matanya.

“Hahahahaha…. Pertunjukan yang menyenangkan bukan Taemin?”, ucap Minchi dengan tawaan puasnya.

“Dasar pembunuh!”, teriak Taemin pada Minchi

“Kau yang pembunuh! Ini bbelum seberapa Taemin, satu demi satu teman-temanmu akan kubunuh”, ucap Minchi kemudian kembali menyeret Taemin ke ruangan dimana ia menyekap Minho,Jonghyun, dan Key.

“Taemin apa yang terjadi?”, tanya Jonghyun pada Taemin yang baru saja masuk.

“Onew hyung….. Dia… Dia sudah meninggal, dia digantung oleh gadis itu”, ucap Taemin mulai kembali terisak.

“Apa? Maksudmu apa? Kenapa kau tidak menghalanginya?”, ucap Jonghyun penuh emosi.

“Aku sudah berusaha hyung, tapi aku malah dijolak…. Aku memang bodoh…. Mianhe hyung”, Ucap Taemin yang tangisnya semakin menjadi.

“Sudahlah….. Kau tidak usah menyalahkan dirimu…. Kau tidak apa-apa kan?”, ucap Minho mulai menenangkan Taemin. Taemin hanya mengangguk dengan tetesan air matanya yang belum berhenti.

Tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang yang ternyata adalah Minchi.

“Kau mau apalagi? Kau mau membunuh kami lagi?”, tanya Jonghyun dengan nada emosi.

“Hahahahahaha…. Kau tau sekali, berikutnya giliranmu”, ucap minchi.

Kemudian Minchi membawa Taemin dan Jonghyun ke lantai paling atas, setelah itu mengikat tangan dan kaki Jonghyun juga Taemin.

“Kau mau apa lagi?”, tanya Taemin dengan nada terisak akibat menangis tadi.

“Tutup mulutmu, kita sudah berada di lantai paling atas, pasti kau tau apa yang mau kulakuakan!”, Bentak Minchi pada Taemin.

“Jangan….. Aku mohon jangan…”, ucap Taemin dengan nada memohon.

“Dia Harus Mati!”, ucap Minchi kemudian menjolak Jonghyun ke bawah, Jonghyun yang tangn dan kakinya diikat tak bias berbuat apa-apa. Ia jatuh terguling di tangga yang amat tinggi itu(bayangin aja tangganya lurus bukan yang berkelok-kelok..^^).

Saat tiba di bawah, ternyata Minchi telah menyiapkan batu besar, sehingga kepala Jonghyun terbentur batu tersebut.

Setelah melihat keadaann Jonghyun, Minchi kemudian melepaskan ikatan Taemin, dan Taemin langsung berlari menghampiri Jonghyun yang berlumuran darah.

“Hyung….Sadar hyung…Maafkan aku..”, ucap Taemin yang kembali mengeluarkan tetes-tetes air matanya.

Minchi turun dari atas kemudian menghampiri Taemin yang sedang menangis.

“Bagaimana Taemin? Menakjubkan bukan? Melihat seseorang yang kau sayangi dijolek dari lantai 5”, ucap minchi dengan senyuman tersungging di bibirnya.

“Aku mohon berhentilah….”, isak Taemin.

“Aku taka akan berhenti sampai semuanya selesai!”, ucap Minchi kemudian kembali membawa Taemin ke ruangan tempatnya disekap.

“Ada apa lagi? Apa yang dilakukan perempuan itu?”, tanya Minho yang sudah mulai kesal.

“Dia menjolak Jonghyun hyung dari lantai 5, aku tidak sanggup lagi hyung, aku takut, ada apa sebenarnya dengan gadis  itu?”, ucap Taemin dengan nada lemah.

“Gara-gara dia kita kehilangan teman kita, selanjutnya siapa? Apakah aku?”, ucap Key dengan nada kesal.

Tak lama Minchi dating, menatap mereka bertiga dengan tatapan benci,penuh dendam, dan amarah.

“Apa sudah selesai acara menangisnya?”, tanya Minchi.

“Minchi, aku mohon, cukup siksaanmu. Aku sudah tidak sanggup”, ucap Taemin dengan muka penuh rasa lelah.

“Cukup? Belum Taemin. Kau harus menanggung akibatnya, kau tidak tau betapa menderitanya aku selama dua bulan. Sekarang kau harus tanggung jawab atas perbuatanmu!”, bentak Minchi dengan ekspresi penuh emosi.

“Maksudmu?”, tanya Taemin lagi.

“Sudahlah, sekarang kalian berdua ikut aku!”, ucap Minchi sambil memaksa Taemin dan Key mengikutinya.

Kini Key dimasukkan ke suatu ruangan kedap udara, sedangkan Taemin dibawa oleh Minchi ke suatu ruangan dimana mereka dapat melihat apa yang dilakukan Key dari layer kaca.

Setelah sampai di ruangan itu Minchi segera berjalan menuju sebuah tombol berwarna hitam, namun Taemin telah lebih dulu bberlutut di hadapannya.

“Aku mohon, jangan lakukan pembunuhan ini lagi, jika kau dendam padaku kenapa tidak aku saja yang kau bunuh Park Minchi”, ucap Taemin sambil berlutut.

Minchi hanya tersenyumm kemudian menendang Taemin hingga terjolak ke belakang. Setelah itu Minchi menekan tombol hitam yang berada tepat di depan layar kaca itu.

Taemin kembali melihat apa yang terjadi.

Awalnya memang tidak ada reaksi apa-apa, namun lama kelamaan Key mulai memegangi dadanya, dan ia mulai terbatuk sambil mencari nafas, sepertinya Key seperti orang yang sesak nafas. Key mulai oleng, perlahan ia terduduk, memegangi dadanya dengan erat, dan seakan kehabisan nafas. Keringat dingin mulai mengalir dari wajahnya yang mulai menampakkaan ekspresi kesakitan. Tak lam Key jatuh ke belakang dan tak bergerak sama sekali.

Tes! Air mata kembaali mengalir di pipi Taemin, entah sudah berapa kali air mata itu jatuh, dan tak berhenti-berhenti.

“Key Hyung…. Mianhe”, gumam Taemin pelan. Kemudian Minchi mendekati Taemin dan mengangkat wajahnya hingga kini mereka saling bertatapan.

“Bagaimana? Menyedihkan bukan? Sakit bukan? Kehilangan orang yang kau sayangi? Hahaha..”, ucap Minchi yang kembali tertawa atas tangisan yang dikeluarkan oleh Taemin.

Setelah itu Minchi menyeret Taemin untuk kembali ke ruangannya dan menmui Minho.

“Hyung, apa kita pernah berbuat kesalahan padanya?”, tanya Taemin pada Minho.

“Aku juga tidak ingat Taemin… dua bulan lalu….. Apa ada hubungannya dengan kecelakaan waktu itu?”, lanjut Minho.

“Tapi apa hubungannya dengan gadis itu?”, sambung Taemin.

Belum selesai mereka saling berbincang, Minchi kini datang membawa alat-alat memanah.

Ia mengikat Taemin dan Minho di tempat yang berlainan.

“Apa maumu?”, tanya Minho dengan nada menantang.

“Sebenarnya aku mau latihan memanah dank au yang jadi objeknya, itu saja kok”, ucap Minchi santai.

“Cuih, dasar wanita iblis, lepaskan kami!”, bentak Minho yang meludahi gadis itu.

“Beraninya kau meludahiku, baiklah permainan kita mulai”, kemudian Minchi mengambil jarak yang agak jauh dari Minho dan memasang alat-alat panahnya.

“Hentikan Minchi! Aku mohon, jangan lagi”, teriak Taemin yang berusaha meronta dari ikatan tali di tangan dan kakinya.

“Say Goodbye to your best friend, Taemin”, ucap Minchi kemudian menancapkan satu anak panah tepat di jantung Minho.

“Minho hyung….”, teriak Taemin.

Minho sejenak beralih memandang Taemin, melihat Taemin yang sedang menangis sambil terikat.

“Bagaimana Tuan Minho, sakitkah?”, tanya Minchi seraya tersenyum memandang Minho.

Minho memandang Minchi dengan penuh kebencian.

“Terkutuklah kau!”, ucap Minho pada Minchi.

Tak lama keluarlah darah dari mulut Minho, lalu Minho menatap Taemin sambil tersenyum, setelah itu Minho menutup matanya untuk selamanya.

“Minho hyung….Jangan tinggalkan aku…”, isak Taemin yang sudah mulai benar-benar lemah.

“Owh… Kasian.. Sekarang kau hanya tinggal sendirian di sini… hahahaha”, ucap Minchi.

“Minchi, apa maumu sebenarnya? Kenapa kau membunuh kami semua?”, tanya Taemin dengan nada lelah.

“Taemin, apa kau ingat, waktu dulu kau menabrak seorang wanita di hadapan anaknya sendiri! Anak yang sedang menanti kedatangan ibunya! Namun orang yang menabrak itu malah tidak bertanggungjawab! Sang penabrak itu lari dan meninggalkan jasad wanita itu dengan anaknya yang hanya bias menagisi wanita itu saja! Anak itu adalah aku, akulah anak dari wanita yang  kalian tabrak waktu itu!”, bentak Minchi.

Taemin hanya terdiam mendengarkan itu semua.

“Selama 2 bulan, aku menyimpan dendam pada kalian semua, dan hari ini, aku membunuh kalian semua juga atas nama dendam… hahahahaha”, ucap Minchi dengan sedikit tertawa.

“Mianhe Minchi, saat itu aku tidak sengaja, aku tidak tau itu adalah ibumu, dan aku tidak bermaksud untuk menabrak ibumu, itu sebuah ketidaksengajaan”, bela Taemin.

Namun Minchi tak memperdulikan hal itu. Minchi malah menjambak rambut Taemin.

“Arrghhh!”, teriak Taemin.

“Kini giliranmu untuk Mati!”, ucap Minchi lalu menyeret Taemin ke tengah jalan.

“Nah, kau berdiri di sini. Dan aku yakin kau didak akan lari kan, apalagi dengan ikatan-ikatan ini”, ucap Minchi.

Kemudian Minchi menghidupkan mobilnya, mengendarainya dengan sangat kencang hingga mendekati Taemin.

Taemin hanya menutup kedua matanya saat mendengar suara mobil Minchi mendekata dan akhirnya……

BRRUKK!!

Taemin terlempar jauh dan kepalanya terbentur trotoar.

“Hyung, aku juga ikut kalian”, ucap Taemin dalam hati kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Minchi kemudian mengumpulkan keliam mayatt orang-orang itu, Onew,Jonghyun, Key, Minho, dan Taemin, sesudah itu Minchi menelpon polisi. Lalu Minchi mengendarai mobilnya ke suatu jurang.

“Umma, tugasku selesai, kini aku akan menyusulmu”, ucap Minchi kemudian mengendarai mobilnya hingga memasuki jurang, akhirnya Minchipun mati dengan perasan Puas.

THE END…


KISS KISS KISS – Kyaaaaaaa!!!

Kiss Kiss Kiss

Author: LucifeRain ( Ayya )

Genre: Romance/Fantasy/Comedy

Ratting: General

WARNING! THIS IS LONGSHOOT NOT ONESHOOT.

DON’T LIKE DON’T READ 

~*~*~*~


terpaan angin yang semakin kencang akhirnya membuatku dengan amat sangat terpaksa membuka mata yang terasa berat. Aku mendengus sebal menatap langit yang sudah terhiaskan semburat jingga. Kesal tapi tak tahu harus menyalahkan siapa, huh sebenarnya siapa yang bodoh disini????!!!!

Sudah setahun terakhir setiap pulang sekolah aku langsung pergi ke atap gedung utara, gedung ini memang sudah tua, lapuk dan jarang dipakai pula. namun hanya disinilah aku bisa merasakan ketenangan yang sempurna, pemandangan disini bagus sekali tapi sayang murid murid kaya yang sombong itu tak menyadarinya.

Ku lirik jam tangan ungu yang melingkar di pergelangan tanganku, sepertinya aku sudah tertidur 3 jam dan bersiaplah kena sembur ayah saat pulang nanti.

Oke, cukup basa basinya. Namaku Nana dan kau tidak perlu tahu apa margaku karena itu sangat norak. Aku seorang gadis biasa yang tidak terlalu pintar namun mengenyam pendidikan di SMU paling bergengsi yang menarifkan uang sekolah ngajubileh mahalnya.

Ini bukan seperti di pelem pelem drama yang tokoh utamanya mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di kalangan elit, ayahlah yang mati matian bekerja di toko tahu keluarga kami dan memaksaku untuk bersekolah disana. Karena itu permintaan ayah, aku tak dapat melakukan apa apa karena hanya Ayah keluarga yang aku punya.

Satu hal yang aku banggakan… aku keturunan Jepang – Korea, lho!. Lihat ini!

Cantik bukan? Oke, jangan bilang aku mirip seperti anak SD atau SMP karena begitulah orang menilaiku pertama kali karena wajah ku yang cute dan tubuhku yang mungil. Rasanya aku harus selalu menyiapkan batu untuk melempar siapa saja yang mengataiku seperti itu. I’M GRADE 2 IN ARCHANGEL INTERNATIONAL HIGH SCHOOL!!

Ku tarik tanganku ke udara, memberi perenggangan kecil pada leher, tangan dan kakiku. Refleks aku berbalik ke arah kiri, tapi astaga aku lupa bahwa aku hanya tidur di bangku panjang dan Brukkk…

tubuhku mendarat sempurna di lantai dan jidatku dengan sangat romantisnya mencium sebuah kotak merah muda, sehingga menciptakan kiss mark merah menyala di keningku.

“aw… sakit…” erangku seraya mengusap usap kening dan dengkul ku.

Ku lirik kotak merah muda yang menjadi patner ciuman jidatku, kotak apa ya? Kenapa ada disitu? Seingatku aku tidak membawa kotak model begitu.

Ku raih kotak yang tingginya sejari telunjukku dan panjangnya sekitar 2 kilan kemudian lebarnya 1 kilan tanganku. Ku tatap sekeliling, sepertinya tak ada siapa siapa di sekitar sini. Ya jelas saja, mana ada orang yang mau berkunjung ke atap gedung reot ini. lalu kotak ini terbang dari mana?

Sebenarnya aku ingin cepat cepat membuka kotak ini, namun melihat matahari yang semakin dekat ke peraduanya membuatku mau tak mau harus cepat pulang. Gedung ini kalau malam cukup membuat bulu kuduk berdiri lah…

Ku masukkan kotak itu ke dalam tas ku, ah ternyata muat! Dan bersiap untuk pulang.

 

~*~*~*~


Butuh waktu 10 menit menaiki bus dan berhenti di halte dekat rumahku. setelah berjalan sekitar 50 meter aku pun sampai di depan sebuah toko tahu yang buka dari jam 4 pagi sampai jam 9 malam.

Toko yang tidak bernama namun di atas pintu masuknya terpampang Plang kayu coklat yang bertuliskan slogan “kami membuat tahu lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu”

Oke aku amat sangat malu mengakuinya, namun karena tak mau dibilang maling kutang, eh kamsudnya anak durkaha jadilah aku mengakui toko tahu dengan slogan menggelikan itu adalah toko sekaligus rumahku.

Sudah ribuan kali aku meminta bahkan merengek pada ayah agar mengganti plang itu, karena tahu disini rasanya tidak seperti madu melainkan sepet sepet pait kalo belum dimasak dan warnanya selain putih ada juga yang kuning. Bagaimana bisa itu disebut lebih putih dari susu HAAAAHHHH??!!!

Tapi ayah tetap bersih keras, katanya itu adalah kenangan dengan ibu. Dan orang orang juga sudah terlanjur mengenal tahu kami dengan nama “tahu susu” atau “tahu madu” aish! Menjijikan!

Yosh! Sepertinya ayah tidak menyadari kedatanganku karena ia sibuk melayani pelanggan, selain menjual tahu mentah toko yang paling malas aku sebutkan sloganya ini juga menjual tahu matang dengan variasi bumbu ciptaan ayah.

“NANA! Dari mana saja kau?” teriakan ayah sukses membuatku menjadi patung dadakan.

ku hentikan langkahku, berbalik kemudian melayangkan cengiran aneh pada ayah. Hehehe

~*~*~*~

Keesokan harinya ku jalani seperti biasa, setelah menyampirkan tas di kursi aku berjalan menghampiri sahabatku yang bernama Shin Maeri *author ngeksis #ditimpuk* dia anak konglomerat dan berasal dari Seoul. Yang aku suka dari Maeri adalah sifat baiknya dan tidak pilih pilih teman seperti kebanyakan murid Archangel. Dia lebih cantik dan pintar dariku dan aku pun meringkuk di pojokan setelah mengakuinya. Oke ini berlebihan.



 

“Kepada seluruh murid Archangel diharapkan berkumpul di Aula utama karena ketua yayasan Shineeworld, Lee Hyukjae akan mengadakan pidato singkat” Speaker di langit langit kelas berbunyi.

Uwoooo… ketua yayasan yang biasa di tulis author “si Lee Hyukjae sarap” datang. Archangel juga merupakan salah satu sekolah dibawah naungan yayasan Shineeworld dan di Seoul ada sebuah sekolah khusus putra dan putri yang diberi nama ShineShall dan ShineSedna yang sangat terkenal itu. Kalian tahu, disana ada 5 namja tampan bernama SHINee loh *SOL ngeksis dimana mana kkkkk~* dan Maeri adalah mantan kekasih Choi Minho, semoga mereka pacaran lagi karena mereka cocok sekali, tampan dan cantik *author ngakak*

Langsung ku tarik Maeri menuju pintu kelas, ternyata di lorong lorong kelas semua murid berlari ke arah aula dan kami pun menyusup di sela selanya.

Hanya butuh beberapa menit siswa siswi Archangel sudah berbaris rapi dan berhadapan dengan mimbar pidato Lee Hyukjae selaku ketua yayasan. Ia menyampaikan beberapa point penting karena hanya sebulan sekali ia berkunjung ke sini. Tapi satu hal yang paling aku tangkap dalam kalimat pidatonya adalah…

“gedung utara akan dihancurkan karena sudah sangat tua”

“APPAAA?!!!” ku bekap mulutku karena setelah jeritan itu semua mata dari seluruh siswa plus Lee Hyukjae langsung mengarah padaku. Refleks aku pun membungkuk bungkukan kepala pertanda maaf.

“kalau ada yang tidak setuju dengan penghancuran gedung utara demi menggantinya dengan gedung baru yang lebih modern, silahkan protes ke kepala sekolah” 

Aku menggelembungkan pipi yang merupakan kebiasaanku saat geram. Mengganti gedung berarti tak akan ada atap yang tenang. Oh tidak, atap itu sudah menjadi temanku. Setiap aku mengantuk aku selalu tidur disitu, setiap aku marah aku selalu berteriak di situ dan setiap aku mendapatkan nilai jelek selalu ku buang di situ. Psstttt… jangan bilang ayah!

Dan apa katanya?! Kalau mau protes harus ke kepala sekolah? BAGAIMANA BISA? Sewaktu naik kelas 2 kepala sekolah kami diganti karena faktor usia dan kepala sekolah yang baru ini belum pernah menampakan batang hidungnya. Catat itu baik baik!

“kepala sekolah macam apa yang belum pernah menampakan dirinya? Pasti dia jelek dan terlihat bodoh. Atau jangan jangan rupanya separuh binatang atau dia keturunan alien…”

-Pletakkk-

Maeri menjitak kepalaku karna aku terus menyerocos sekeluar dari aula. Aku pun meringis lebar sambil mengusap usap puncak kepalaku.

“kau bisa diam tidak? Setiap ada yang mengungkit kepala sekolah kau pasti mengomel hal yang sama. Lagi pula bagus kan gedung utara di hancurkan, supaya kau tidak bisa bolos lagi” semprot Maeri di depan wajahku.

Kyaaaaa!!! Tega sekali dia, sahabatku itu kalau mengomel memang mengerikan. Ku kejar Maeri yang melangkah menuju kelas, saat aku hendak melanjutkan ocehanku tiba tiba seorang guru datang dan aku pun terpaksa kembali ke tempat duduk.

Saat aku menyandarkan punggung di bangku yang sebelumnya sudah ku sampirkan tas ku disana, aku merasa aneh. Tak bisanya tas ku sebesar ini. sejurus kemudian aku inggat sesuatu.

Ku tepok jidat, astaga… aku melupakan kotak itu.

~*~*~*~


Aku berada di sebuah Café terbuka yang berhadapan langsung dengan deretan pohon pinus dan pohon akasia. aku sangat menyukai suasana natural di tempat ini, lagi pula tempat ini hanya berjarak sekitar 200 meter dari sekolah.

Meskipun harus masuk banyak gang dan tidak nyasar adalah suatu keberuntungan, tapi dijamin kau akan puas ketika melihat pemandangan alami dari Café ini ditambah lagi Vanila Late yang enak dan rasanya sangat berbeda di tempat lain dan Tempat favoritku adalah di bawah pohon akasian yang rindang ini.

Ku seruput segelas Vanila Late, setelah cairan itu habis setengahnya ku letakkan kembali gelas itu kemudian ku raih tas ransel ku yang ku letakkan di samping kursi.

“ahhh… tempat ini benar benar indah” gumanku setelah menyapukan pandangan ke sekitar. Di samping pepohonan pinus itu ada sebuah Farm dengan ladang jagung dan perternakan sapi, domba juga ayam.

“sapi yang lucu” ucapku sambil berdadah dadah ria ke arah dua sapi yang sedang menyantap rumput. Astaga… terlihat seperti anak anak. Dasar Nana bodoh!

Ku buka tas ranselku kemudian ku keluarkan kotak keramat yang ku temukan semalam. Ku amati kotak iitu setelah ku letakkan ke atas meja, sepertinya tidak ada yang mencurigakan lagi pula warnanya Pink.

Segera ku buka pengait di antara sekat kedua sisi kotak, lalu ku tarik gagang bagian atas. Setelah kotak itu terbuka aku mematung beberapa saat, semburat kecewa langsung mengiasi wajahku. Ternyata ini hanya kotak biasa, tapi…

Di sisi atas atau langit langit kotak tertutupi cermin persegi dan di sudut sebelah kanan kotak itu terukir tulisan kecil “Kiss Kiss Kiss” dengan warna merah menyala. Lalu di bagian bawah kotak tergeletak sebuah Lipstick dan Note book kecil berwarna senada dengan warna luar kotak, cover note itu juga bertuliskan “kiss kiss kiss”

Penasaran, aku pun membuka Note itu. di halaman pertama bertuliskan…

“selamat! Kau adalah orang terpilih!”

Aku menyernyit membaca tulisan itu, ku buka halaman selanjutnya dan tak lama kemudian tawa keras melambung dari bibirku.

“oleskan Lipstick itu pada bibirmu, kemudian tulis yang kau suka di cermin maka sebuah keajaiban akan terjadi”

Aku tahu itu tidak lucu, tapi tidakkah itu konyol? Tawaku terhenti ketika ekor mataku melirik Lipstick yang tempatnya berbentuk silinder dan berwarna keemasan. Astaga… tempatnya saja seperti Lipstick yang sering dipake nenek nenek tua sebelah rumahku muahahahaha

Ku balik halaman berikutnya dan tak ada satu kata yang kudapati dalam lembar itu, ku balik lagi halaman berikutnya tapi keadaanya tetap sama. Sampai di lembar paling akhir barulah ada sebuah kalimat yang tertulis.

“kau hanya punya 3 Kiss Kiss Kiss”

Ku letakkan kembali Note konyol itu di tempat semula lalu ku raih Lipstick yang tergeletak di sebelahnya.

Dengan hati berkomat kamit berharap agar warna lipstick di dalamnya tidak merah menyala percis yang di pake tante tante, aku pun mulai membuka sedikit tutupnya. Dan kalian tahu sodara sodara? Mulutku menganga lebar sangkin terkesimanya karena warna Lipstick itu merah muda yang sangat cantik dan alami, persis seperti warna yang sering dipakai artis jaman sekarang.

Ku tutup mulutku setelah sadar betapa memalukanya ekspresiku tadi. Oh my~~~~ ternyata hanya tempatnya saja nenek nenek namun dalamnya anak muda.

Tanpa berfikir panjang segera ku oleskan lipstick itu ke bibirku dengan hati hati, astaga Nana, kau Cantik sekali haha. Tapi tunggu dulu, aku kan belum memikirkan mau minta apa.

“MOOOOOOO~~” tiba tiba sapi dari perternakan mengaum dengan lucunya.

Kyaaaa! Apa kalian melihat bola lampu menyala di atas kepalaku? Gotcha! Akhirnya aku tau aku mau apa. Ku dekatkan ujung Lipstick itu ke permukaan cermin, hal yang ku suka adalah…

“sapi panggang”

Aku tertawa lebar setelah menulis permintaan itu, kebetulan perutku sedang lapar dan untung saja area luar café sepi.

Brakkk… Brukkk…. #^YTE$%T^REW@!@WS

Mendengar kegaduhan itu, tatapanku langsung mengarah pada sumber suara. Mataku kontan membulat lebar menyaksikan dua ekor sapi menerobos pagar kayu perternakan lalu berlari dengan ganasnya. Sapi itu kenapa ya? Sepertinya berlari ke arahku… UWOOOOWWWW sapi itu…. Sapi itu… berlari ke…. ARAHKU!

Spontan ku masukan kotak laknat itu ke dalam tas, sangkin paniknya dikejar sapi aku berlari secepat mungkin menerobos pepohonan pinus yang berdiri kokoh tanpa tau arah dan tujuan.

Aku menoleh ke belakang dan sapi itu semakin mendekat. Kyaaaaaaa!!! Apa yang harus ku lakukan. Ku pasang kembali ransel yang tadinya ku jinjing, kemudian berdoa sekusyuk yang aku bisa –dalam kondisi tidak normal.

“demi ibu yang ada disurga, tadi aku meminta sapi panggang bukan sapi hidup hidup”

Aku tersenyum sumringah melihat sebuah pohon dengan banyak ranting, mungil mungil gini sewaktu kecil aku diejek spesies kera oleh teman temanku loh, oke ini aib dan bukan hal yang membanggakan.

Ku raih ranting yang menurutku kuat, lalu ku ayunkan kakiku ke dahan pohon dibawahnya. Hap… hap… hap… dengan lincahnya aku sampai he dahan pohon paling tinggi. Karna aku pandai memanjatlah sewaktu kecil aku di olok seperti tadi.

Ku pastikan sapi sapi itu tak bisa melihatku karna pohon ini cukup rimbun dan tubuhku tergolong mungil. Setelah beberapa lama tak ada suara gaduh lagi yang terdengar.

“aman” gumanku sembari menarik nafas lega.

saat aku melangkah ke dahan lain berniat untuk turun, tiba tiba dahan yang ku injak patah dan aku hanya berpegangan pada sebuah ranting kecil.

Naas aku pun terjerembab ke bawah, sepertinya tadi ada tupai yang mentertawaiku, eh?

Penderitaanku tidak selesai sampai dimana tubuhku menghentak rerumputan, tapi aku terus berguling karna ternyata Pohon yang aku naiki tadi BERADA DI ATAS BUKIT.

“awww”  erangku sambil mengusap usap pingganggku yang sakit karna beberapa kali melindas tanaman keras. Ini semua karna kotak laknat dan sapi sapi sialan itu!


Yüklə 2,58 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   20   21   22   23   24   25   26   27   ...   31




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin