“Baby….” Aku menepuk pundaknya yang sedang berdiri menyandarkan punggungnya di tembok samping pintu. Ia menoleh padaku, lalu tersenyum.
“Ayo…” ucapnya.
~***~
Kami sudah sampai di kebun binatang. Entahlah, aku tak tahu kenapa tempat tujuanku adalah kebun binatang. Dan anehnya lagi, Miyoung setuju. Aku kira dia ingin pergi kencan denganku di tempat yang lebih bagus lagi. Entah di mall, atau Seoul Tower, museum teddy bear, atau skating. Saat aku tanya, kenapa dia setuju akan ideku yang aneh ini, dia hanya menjawab, “asal aku di samping oppa, aku bahagia kok…”
Gadis ini. Benar-benar membuatku nyaman di dekatnya, walau aku tidak nyaman berada di rumahnya.
Di Han Mansion.
Orang tua tunggalnya, Mr. Han Sung Ju, tidak merestui hubungan kami. Aku sendiri tak tahu alasannya. Tapi, Miyoung masih berani mendekatiku, padahal aku tahu pasti dia bukan tipe anak pembangkang. Sebenarnya aku tak mau dia berubah hanya karena aku. Tapi dia selalu bahagia jika dekat denganku, dan aku juga selalu bahagia di dekatnya. Jadi kubiarkan saja seperti air mengalir. Cepat atau lambat Appanya pasti akan tahu besarnya cinta kami satu sama lain.
“Kita mulai dari mana oppa?” Ucapnya sambil menggenggam tanganku. Aku menatapnya lalu tersenyum.
“Jerapah….”
Penjelajahan kami sudah seru, walau tanpa makanan. Sebenarnya aku ingin membeli es krim, untuk kami, tapi dicegah oleh Miyoung. “Jika para penjual itu melihat wajah kita dengan jelas, habislah kita…”
Sudah sekitar 15 menit kami berkeliling.. Tapi sayangnya…
“Itu BaekHyun kan?” Terdengar bisikan usil itu di telinga kami.
“Kau dengar?” Bisikku pada Miyoung.
“Ya…” Ucapnya datar.
“Mereka sudah menyadari keberadaan kita…” Bisikku lagi.
“Ya….” Ucapnya lagi.
“Kenapa kau begitu santai?” Tanyaku sedikit jengkel.
“Memangnya apa yang bisa kita lakukan sekarang?”
“Sembunyi…”
“BAEKHYUN OPPA!!!! SARANGHAEYO!!!”
Akhirnya, sekumpulan wanita mengerikan itu sudah benar-benar mengenaliku, dan mereka sudah lari berhamburan mengejarku. Aku segera menarik tangan Miyoung dan mengajaknya bersembunyi.
“Oppa.. memangnya kita mau bersembunyi kemana?” Tanya Miyoung.
“Ke toilet….”
“Hah?”
Aku semakin mempercepat lariku, berusaha membuat para gadis itu kewalahan menejarku.
Dan berhasil. Aku segera memasuki toilet umum dan memilih kamar paling lorong.
“Di sini kita aman…” Ucapku pelan.
“Dasar kau ini!!” Miyoung memukul pantatku.
“Apa!!” Tanyaku.
“Kenapa kau mengajakku sembunyi di toilet laki-laki?? Aku ini perempuan!!!”
Waduh, gawat!! Aku lupa!! Tapi, bagaimana mungkin kubiarkan dia berlari keluar menuju toilet perempuan?? Jaraknya cukup jauh, dan bisa membuat para EXOtic itu mengetahui keberadaanku, mengingat mereka sempat melihatku bersama super model saat ini, Miyoung.
“Tak apa, baby…” Aku berusaha menenangkannya. “Disini kita hanya bersembunyi ‘kan?? Aku tak punya hasrat sedikitpun untuk membuka celanaku….”
“OPPA!!!” Ia mencubit pinggangku.
“AWW!!”
Gawat!!! Gemuruh derap kaki para gadis itu mendekat. Jangan-jangan, mereka mendengar teriakanku tadi??
Baiklah, di saat seperti ini, aku harus menghubungi Chan Yeol.
“Hai.. bagaimana~”
“Bukan saatnya untuk basa-basi…” Ucapku. “Kami diserbu EXOtic……”
“Hah?? Kok bisa??”
“Entahlah…. Segera jemput kami.. Di kebun binatang wilayah Busan.”
“Baiklah…. Aku akan segera sampai di sana sekitar 10 menit lagi. Sementara aku dalam perjalanan, jangan lakukan hal yang aneh-aneh…”
“Hal aneh-aneh apa yang kau maksud?? Kau suruh kami diam saja ketika gadis-gadis itu sudah menggedor-gedor pintu toilet satu persatu?? Tinggal menunggu waktu mereka menemukan kami!!” Tuturku panjang lebar.
“Benar-Benar gadis yang ganas!!” Ucap Miyoung.
“Memang mereka sudah melakukannya?” Tanya Chanyeol.
“Belum… Tapi sebentar lagi mereka memasuki toilet ini…”
“Tenang Saja… Masih ada 5 menit…”
“BAEKHYUN-OPPA!!! KELUARLAH!!!” Gadis-gadis itu sudah mulai menggedor pintu toilet satu-persatu. Mampus!!
“i.. i.. ya… toilet ini masih penuh…” Ucap lelaki yang ada di kamar itu. Mereka pindah ke pintu lain.
“Oiya.. suruh saja Miyoung berteriak marah, seolah-olah dia sedang menggunakan toilet itu. Para gadis itu tak mungkin berani menggedornya kan, begitu tahu yang di dalam toilet adalah seorang wanita?”
Miyoung mendengar perkataan Chan Yeol yang tadi, karena aku berbicara dengan ChanYeol melalui handphone dan mendekatkannya ke telinga kami berdua.
“Benar juga sih…” ucap Miyoung.
“Eh, tapi~”
“BAEKHYUN OPPA!!” Mereka sudah menggedor pintu tempat kami bersembunyi.
“Ehm…” Miyoung berdehem.
“KURANG AJAR!! AKU MASIH PAKE TOILET INI TAU!!! BRENGSEK!!!”
Miyoung benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk berteriak hingga nafasnya tak teratur. Kami terdiam beberapa saat.
“Heh!! Chan Yeol-ssi… ini toilet laki-laki lo!!!” Miyoung membentak ChanYeol.
“Ah… ya.. maaf aku lupa kalau kalian bersembunyi di toilet laki-laki….”
“Dasar!!” ganti aku yang membentak Chan Yeol.
“Baiklah… Kalian keluar saja dari toilet itu lewat jendela kecil yang ada di sana… Aku sudah sampai. Aku pakai mobil warna emas, jadi kalian tak kan keliru….”
Aku dan Miyoung segera keluar melalui ventilasi kecil itu, lalu segera berlari ke mobil Chan Yeol sambil membenahi topi kami. Ternyata, di luar toilet sudah banyak yang menunggu kami. Untungnya, kami sudah berada di dalam mobil.
“Kenapa bisa begini?” Chan Yeol bertanya padaku yang duduk di samping jok-nya.
“nanti ku ceritakan. Sekarang, ayo pulang….”
~***~
Esoknya…..
“Seharusnya kau berpikir dahulu sebelum bertindak…” Yah, Mr. Lee Soo Man, atasan kami itu sudah menyentakku pagi itu. Karena apa? Berita yang susah payah kusembunyikan itu malah menjadi Headline news di halaman utama Koran nasional, ahk, bukan hanya Koran nasional, semua media massa sudah menangkap fotoku bersama Miyoung.
“Apa kau tak berpikir jadinya akan begini?? Kalian ‘kan publik figure…. Ada sedikit saja dari kau yang terlihat media, langsung akan jadi berita heboh….”
Aku hanya menatapnya yang berjalan mondar-mandir di depanku sambil terus menceramahiku. Media massa benar-benar kampret!!
Maksudku, apa ada gunanya bagi mereka mengutak-atik kehidupan pribadi para selebriti?? Kalaupun ada, hanya demi kantong mereka ‘kan? Lalu, apa mereka tak berfikir kalau itu mengganggu artis yang bersangkutan?
Tapi, aku suka foto yang ada di halaman pertama koran itu. Di foto itu, aku sedang menatap Miyoung, dan Miyoung menatapku. Wajahku memang tak terlalu kelihatan karena aku memakai topi terlalu kebawah, untuk menutupinya dari orang lain –walau tak berhasil, tapi wajah Miyoung terlihat jelas. Tatapan matanya yang sejuk padaku di hari itu sangat indah. Ah, gadis itu.
“BACOON!!!”
Aku terperanjat kaget mendengar bentakan itu.
“Kau dengar tidak, ucapanku tadi??!!” Lee Soo man membentakku lagi.
“Yes… Sir… I heard it…” Ucapku santai sambil menatap matanya santai.
“Kau…” Jari Telunjuknya yang kekar menunjukku. Otot-otonya sudah seperti keluar dari tubuhnya.
Aku berniat untuk membalas pandangan matanya yang tajam, tapi tiba-tiba pandangan mataku kabur, tiba-tiba semuanya terasa gelap. Keringat dingin membasahi tubuhku. Pusing….
~***~
~*Normal PoV*~
“Baiklah… Hari ini, episode perdana reality show “beautiful girl” akan dimeriahkan oleh Han Mi Young… top model era kini….”
Miyoung menaiki panggung sambil melambaikan tangan pada para penggemarnya. Seperti biasa, ia mengenakan pakaian yang casual karena tema di episode perdana acara itu adalah “CASUAL DATE”
“Apa kabar, Miyoung?” MC yang bernama Cho Hwa Young itu menyambut hangat Miyoung ambil bercipika-cipiki.
“Baik tentunya…”
“Mengenai tema perdana hari ini… Casual date,.. menurutmu, casual date itu bagus atau tidak?”
“Tentu saja bagus.. Bagi para pasangan remaja yang ingin melakukan kencan, pasti tidak ingin kencan yang terlalu formal. Target mereka pasti pertandingan olahraga, atau….”
“Kebun binatang…” Potong Cho hwayoung, membuat para penonton tertawa. Pipi Miyoung memerah.
“Ada berita yang mengejutkan ternyata….” MC lelaki yang bernama Cha Seung Won membaca headline news yang terpampang di layar kaca. “Byun BaekHyun EXO telah dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatan yang memburuk…”
Miyoung terkejut. “Oppa?” Batinnya.
“Baiklah.. Kita doakan yang terbaik baginya…” Sahut Cho Hwayoung.
“Mari Kita lanjutkan…” Cha Seung Won berusaha kembali ke topik. “Lalu… bagaimana menurutmu tentang kencan kasual yang sekarang banyak diminati kawula muda?”
Miyoung terdiam. Pikirannya hanya tertuju pada BaekHyun. Pandangan matanya kosong.
“Miyoung?” Panggil Cho Hwa Young.
“Miyoung?” Ucap Cha Seung Won. Setelahnya, Miyoung malah menuruni panggung dan keluar dari tempat acara. Cho Hwayoung dan Cha Seung Won kebingungan, lalu berusaha membahas topic episode perdananya itu tanpa Miyoung.
“Oppa… ada apa?” Ucap Miyoung saat melangkahkan kaki keluar. Ternyata, diluar gedung, sudah banyak wartawan yang sudah menyergapnya.
“Nona Miyoung… Sekarang kekasih anda, Byun BaekHyun berada di rumah sakit.. Apa anda bisa menjelaskannya?”
“Miyoung.. Apa Benar BaekHyun adalah kekasih anda?”
“Miyoung… Apa Anda akan menangkis gossip yang sekarang beredar??”
“Miyoung.. Bagaimana keadaan terkini tentang BaekHyun??”
“DIIAAAMMM!!!” Miyoung berteriak, membuat para wartawan itu terperangah kaget.
“Aku Tak akan menyangkalnya!! Aku kekasih Baek Hyun!! Sekarang, dia ada di Rumah Sakit!! Puas??!! Apakah itu sudah menjawab semua pertanyaan kalian??!”
Nafas Miyoung tersengal-sengal, lalu menatap wajah para wartawan itu. “Jika ini sudah cukup untuk menjawab pertanyaan kalian, bisakah kalian menyediakan jalan untukku, membiarkanku berjalan menghampiri BaekHyun yang sekarang tengah sakit??!! Kekasihku sedang sakit sekarang, dan aku khawatir… aku sudah berusaha menenangkan diriku dengan berfikir bahwa dia baik-baik saja.. tapi kalian malah datang menyerbuku seperti ini, membuat pikiranku lebih sesak lagi!! Tak tahukah kalian, sebagai wartawan kalian sudah terlalu sering memeras otak artis-artis yang sudah kalian cemari nama baiknya dengan berita murahan karangan kalian itu??!! Apa kalian tak sadar itu??”
Para wartawan itu hanya saling bertatapan, kemudian menunduk.
“Sekarang, beri aku jalan!!”
Mereka menyingkir dari hadapan Miyoung. Miyoung berjalan tegap dan segera menaiki taxi yang kebetulan lewat. “Dasar pengganggu!!”
Ia menaiki taxi dengan perasaan tak menentu. “Seoul Hospital….”
Sementara itu….
Dokter yang menangani BaekHyun sudah keluar dari ruang UGD.
“Siapa orang tua dari pasien?” ucapnya datar.
“Saya…” Lee Soo Man mendekati dokter itu.
“Baik.. Kita berbicara di ruangan saya…” Dokter itu menatap teman-teman EXO yang lain. “Untuk sementara… jangan di jenguk dulu…”
“Baik…”
Di ruang dokter….
“Jadi.. apa yang terjadi pada BaekHyun?” Ucap Lee Soo Man tak sabar.
“Sebenarnya… Sudah sejak 2 minggu lalu hasil laboratorium ini keluar, namun pasien tidak ingin membeberkannya pada siapapun…” Ucap dokter itu, sedikit tertekan. “Tapi, bagaimanapun, aku harus menjelaskannya pada anda…”
“Memangnya, penyakitnya parah??”
Dokter itu menghela nafas. “Hasil dari penelitian laboratoriumnya, kadar Hb-nya rendah, jumlah darah putih dan trombositnya menurun, kenaikan SGOT, SGPT dan gamma GT akibat kebocoran dari sel-sel yang rusak, Kadar albumin rendah, Kadar kolinesterase (CHE) yang menurun karena kerusakan sel hati…”
“Tunggu…” Potong Mr. Lee cepat. “Dia sakit apa dokter?”
Dokter itu kembali menghela nafas. “Dia sudah terkena penyakit sirosis hati tingkat akut…”
“Apa?”
“Sudah keliatan dari fisiknya ‘kan?”
“Iya…” Ucap Mr. Lee lemas. “Belakangan ini dia sering kelelahan.. Juga sering mual dan muntah…. Bahkan dia pernah muntah darah… Dan dia gampang sekali memar…”
“Sekarang tubuh dan matanya juga mulai menguning…” Lanjut dokter itu.
“Apa yang harus dilakukan?”
“Operasi transplantasi liver.. Bisa dari donor hidup yang darahnya cocok.. Bisa juga dari donor yang sudah meninggal…”
“Lakukan apapun demi dia dokter…”
“Ya… Aku Akan berusaha mencarikan donor yang sesuai untuknya… Kita berpacu dengan waktu, sebelum racunnya menyebar ke seluruh tubuh…”
~***~
“Kenapa bisa begini?” Miyoung menangis mendengar penuturan Mr. Lee. “Baru saja kami berpacaran… baru kemarin kami berkencan… Kenapa seperti ini?”
“Tenangkan dirimu…” Chan Yeol menghampirinya. “Dia pasti sembuh… tenanglah…”
Miyoung hanya mengangguk.
“Pasien sudah sadar…” ucap perawat yang baru saja keluar dari kamar BaekHyun. “Kerabat sudah boleh menjenguk… Tapi hanya 1 orang….”
Seluruh member EXO beserta Mr. Lee sepakat untuk menyuruh Mi Young memasuki ruangan BaekHyun. Ia memasuki ruangan itu dan memakai pakaian steril yang harus ia pakai ke ruang ICU.
Ia duduk di samping BaekHyun. Ia menangis tersedu-sedu, melihat tubuhnya yang mulai menguning. Ia menggenggam tangan kanan BaekHyun yang tak di beri infus.
“Oppa…” Rintihnya. “Maaf… Aku sudah membawa sial untukmu… Andai saja kau tak mengenalku.. Mungkin tak begini jadinya…”
Ia menciumi tangan BaekHyun. Air matanya mengalir pelan ke tangan BaekHyun, hingga membuat BaekHyun sadar.
“Miyoung….” Rintihnya. Tangan BaekHyun bergerak mengelus pipi Miyoung, menyeka air matanya yang hangat.
“Maaf….” Ucapnya lagi.
“Kau tak bersalah….” Ucap BaekHyun, memasang senyuman untuk kekasihnya itu.
“Kenapa kau tidak bilang?”
“Aku tak mau membuatmu khawatir….” BaekHyun kini menggenggam tangan Miyoung dan meletakkan tangan Miyoung kedadanya. “Melihatmu menangis seperti sekarang, itu membuatku tersiksa… aku tak mau membuatmu menangis lebih deras lagi ketika tahu hidupku takkan lama lagi…”
Miyoung menggeleng. Ia sudah terisak.
“Sayangnya… Sekarang kau sudah tahu…”
“Aku yakin… Oppa bisa hidup lebih lama lagi… Aku tahu…. Aku yakin itu…”
BaekHyun hanya tersenyum. Sesekali mengernyit, merasakan sakit di bagian perut kanannya.
“Oppa….”
“Penyakit ini sudah parah, baby… Kalaupun ada donor hati yang cocok.. Percuma…”
“Kita tak akan tahu kalau tak mencoba…”
“Kata dokter… Kemungkinan yang ada adalah 70 : 30…”
“Tapi…” Miyoung menempelkan telinganya ke dada BaekHYun. “Aku ingin mendengar jantung ini berdetak lebih kencang lagi… Aku Ingin jantung ini terus menemaniku… Apapun situasinya…”
Air mata Miyoung sudah membasahi pakaian BaekHYun. BaekHyun pun tak kuat menahan air matanya. Ia mendekap kepala Miyoung yang menempel di dadanya, tangan kirinya yang di infuse membelai rambut Miyoung yang halus dengan lembut… Ia Pun mencium kepala Miyoung cukup lama.
Mereka menangis di dalam keheningan yang memilukan.
~***~
Esoknya…
~*BaekHyun PoV*~
Sekarang semua sudah tahu dengan persis apa penyakitku. Sirosis hati. Penyakit mematikan. Pagi ini, saat aku bercermin di kamar mandi rumah sakit, wajah dan mataku sudah kuning. Kulit tangan dan kakiku sudah kuning. Aku benar-benar sudah pasrah.
Aku berjalan kembali menuju ranjangku. Eh. Ternyata di sana sudah ada ChanYeol dan Miyoung.
“Makan…” Ucap ChanYeol. “Sudah disediakan oleh perawat…”
Aku mengangguk pelan, lalu duduk di ranjang.
“Oppa…” Ucap gadis itu. Aku memang pasrah, tapi aku takut tidak bisa mendengar suara manjanya lagi. “Tadi dokter bilang, sudah ada donor hidup yang cocok dengan liver oppa…”
“Iya…” ChanYeol menyahut. “Kecocokannya 85 persen…”
“Lalu?” ucapku cuek. Kulihat, kedua orang yang sangat berarti bagiku itu bertatapan.
“Kenapa kau menanggapinya cuek begitu?” tanya ChanYeol. “Kau tak mau operasi?”
Aku mengangguk pelan.
“Kenapa?” Miyoung bertanya.
“Kalian tak tahu rasanya menghadapi kematian…” Ucapku pelan. “bukankah sudah kubilang, persentasinya 70 banding 30? Aku mustahil selamat…”
“Kau harus percaya bahwa kau bisa melewatinya…” ChanYeol merangkulku.
“Dokter sudah memperkirakan hidupku 2 minggu lagi.. Bahkan mungkin lebih singkat dari itu…” Ucapku. “Kalau operasi itu di lakukan hari ini dan berhasil… Maka hidupku tidak 2 minggu lagi. Tapi bagaimana jika operasi itu gagal?” Aku benar-benar pasrah. “Aku yang seharusnya masih bisa hidup 2 minggu lagi, malah mati hari ini juga…”
“Oppa….” Panggil Miyoung dengan nada manjanya yang khas. Ia menggenggam erat tangan kananku, lalu menatap mataku. One Wish on her eyes… “Kalau oppa yakin bisa sembuh… Pasti bisa sembuh…”
Aku tak kuat melihat harapan yang begitu besar di matanya. Cahaya harapan itu berhasil menghancurkan benteng keputus-asaanku yang berdiri kokoh itu.
“Please try it….”
Aku mengangguk pelan. Ia tersenyum.
Tak lama kemudian…
HUOOKK!!!
AKu muntah, berhasil mengotori baju Miyoung. Ia spontan berdiri dan memijati tengkukku pelan. Aku merasa berdosa melakukan hal itu, walau itu tak sengaja.
Aku sudah muntah berkali-kali. ChanYeol meninggalkan kami berdua untuk memanggil dokter.
Sepertinya sudah selesai. Aku mengelus pelan perutku yang masih teraduk-aduk rasanya.
“Maaf…” ucapku. Gadisku itu hanya tersenyum.
“Sudah kukira… kau berubah jadi pembangkang semenjak berpacaran dengannya!!!”
Mr. Han??
“Appa…. Lepaskan!!!” kasihan gadisku. Ia berusaha meronta, tapi aku tahu Appanya. Dia pernah mengusirku dari rumah dengan menggenggam kuat tanganku dan melemparkanku ke teras rumahnya. Aku ingin membantunya, tapi aku yakin itu malah memperkeruh suasana. Aku hanya bisa menatapnya pilu.
Tak lama kemudian, dokter yang menanganiku datang bersama ChanYeol di belakangnya.
“HUUOOKK!!!”
Kali ini yang ku keluarkan bukanlah isi perut, namun isi hati. Darah yang telah kukeluarkan dari mulutku. Warna darahku bemar-bemar gelap. Merah pekat, disertai beberapa tonjolan kecil. Itulah hati rusakku yang telah cuil, luruh begitu saja mengikuti aliran darah yang sepertinya enggan mengaliri tubuhku lagi.
~***~
~*Normal PoV*~
Malamnya…
ChanYeol melemparkan tali panjang menuju balkon kamar Miyoung. Kebetulan, Miyoung belum tidur, ia segera mengetahui gerak gerik ChanYeol. “ChanYeol-ssi?”
“Ssttt!!!” ChanYeol melintangkan jari telunjuknya ke bibir Miyoung. “Besok, BaekHyun harus di operasi. Dia bilang ingin menemuimu sebelum di operasi.. maka dari itu.. ikutlah aku…”
Miyoung mengangguk tanpa banyak bicara, ia mengikuti langka Chanyeol menuruni balkon menggunakan tali itu.
Sampai di rumah sakit…..
“Oppa…” Panggil Miyoung. BaekHyun langsung tersenyum menatapnya. “Aku senang.. Oppa mau di operasi…”
“Berkat kau…” BaekHyun menatap mata Miyoung sekali lagi. Ia benar-benar berharap untuk bisa menatap mesra mata Miyoung seumur hidupnya. “Kau mau aku sembuh ‘kan?”
Miyoung mengangguk.
“Bantu aku… Hidupkan kembali Byun BaekHyun…”
“Apa?”
“Nyanyikan lagu ‘Baby Baby’ milik So nyeo Shi dae… Lalu aku akan hidup kembali…”
“Tapi….”
“Kau mau aku sembuh ‘kan?”
Miyoung tersenyum. Ia menghela nafas, lalu mulai bernyanyi, “Dorineun mam goma oon mam gadeukhi damaso jelyebeun pojak soge,…”
“Jonhago shipeunde..” Sahut baekhyun.
“Anilgoya ooseulgo ya ungdoonghan sang sang daemooneh, mae il miruneun babo..”
“Wae nagat janh ge….”
“Neul ootdon moseub neega nae mam hoob chingo… Jung maro numoo malo andweneunde”
Miyoung dan BaekHyun bernyanyi bersama. “please baby baby baby geu dae ga nae aneh… numoo do gipi deurowa bo ilga iron nae sujubeun gobaek.. baby baby baby salmyo shi dagaga… jakeun mogsoriro gaga ee noman deurige malhae joolgeh….”
~***~
“SULIT SEKALI BERBICARA PADAMU!! APA AKU HARUS BERBICARA DENGAN BAHASA ALIEN PADAMU??!!! HAH??!!” bentak Mr. Han sekali lagi pada Miyoung pagi itu, membuat BaekHyun dan ChanYeol terbangun.
“DEMI PEMUDA PENYAKITAN SEPERTI INI KAU MEMBANGKANG PADA ORANG TUA??!! DASAR TAK TAHU DIUNTUNG!!”
Miyoung terkejut akan ucapan Appanya itu. “Tak seharusnya Appa berbicara seperti itu… Siapa yang penyakitan?”
“LELAKI ITU!! SUDAH JELAS KAN??!!” dengan tegas, Mr. Han menunjuk BaekHyun yang berbaring, membuat BaekHyun terpukul mendengarnya.
“APPA SUDAH TAK BISA MEMBIARKANMU BEBAS LAGI!! APPA AKAN MENGURUNGMU DI KAMAR!! AKAN KUKUNCI SEMUA PINTU DAN JENDELA YANG ADA DI KAMARMU??!!”
Sekali lagi, Mr. Han dengan tega menarik paksa tangan putrid semata wayangnya itu. BaekHyun menatap Miyoung dengan pilu. Ia masih ingat apa yang dikatakan Miyoung malamnya.
“Aku sudah bernyanyi untuk oppa… Maka berjanjilah untuk hidup kembali…” Ucapnya penuh harap.
“Jika aku hidup kembali, apakah aku bisa menggapaimu?” Rintih BaekHyun di dalam hatinya.
Di perjalanan pulang Miyoung…
“Menggelikan…” desis Miyoung. Tangannya sudah diikat dengan tali yang kuat oleh Appanya sendiri. Ia menerawang jauh keluar jendela, melihat matahari terbit yang perlahan naik ke atas dengan cahayanya yang hangat.
“Mentari itu hidup kembali…” Ucapnya dalam hati. “Ya Tuhan.. bersamaan dengan ini… aku mohon.. bantulah kekasihku untuk hidup kembali….”
~***~
Sudah seminggu ini Miyoung terkurung di kamarnya. Pintu terbuka sesekali hanya untuk mengantarkannya makanan. Miyoung hanya memakannya sedikit, tak lebih dari 10 sendok di setiap harinya. Tambah hari, tubuhnya semakin kurus. Dia benar-benar terkurung di mansion-nya.
Dia melihat ke seluruh ruangan, lalu tatapan matanya berhenti ke satu arah. Meja riasnya. Ia mengambil sebuah kotak kardus yang ada di bawah meja itu.
Ia kembali duduk di bawah kasurnya dan menyandarkan punggungnya ke kasur. Ia membuka kotak kardus yang ada di pangkuannya. Ia mengambil sebuah bola kuning yang ada di dalamnya. Ia tersenyum mengingatnya.
Bola itu adalah bola yang digunakan Appanya untuk melempar BaekHyun agar segera pergi dari rumahnya 5 bulan yang lalu.
Lalu, ia mengambil sebuah mobil mainan berwarna merah. Pertama kali bertemu BaekHyun setahun yang lalu.
“Nona… bisa antarkan aku ke dorm EXO?” ia mengetuk jendela mobil Miyoung berkali-kali.
“buat apa?” Miyoung yang akan mengendarai mobil merahnya itu mendengus kesal.
“untuk menghindari itu…” BaekHyun menunjuk ke arah EXOtic yang membludak. Panik, Miyoung pun membukakan pintu untuk BaekHyun dan mengendarai mobil dengan cepat untuk menghindari kawanan gadis yang mengamuk itu.
Pandangan matanya beralih lagi ke boneka teddy bear berwarna coklat tua yang memegang tiga hati yang disusun ke bawah. Hati paling atas bertuliskan nama BaekHyun, hati tengah bertuliskan Love, dan hati terbawah berukirkan namanya. Boneka itu adalah hadiah ulang tahun dari BaekHyun untuknya.
Dan yang terakhir, topi putih yang ia gunakan saat berkencan dengan BaekHyun beberapa waktu lalu. Ia menangis tersedu-sedu memandangi semua kenangan indahnya bersama BaekHyun.
~***~
Esoknya….
Mr. Han membuka pintu. Melihat makanan yang ada di samping Miyoung tidak berkurang sama sekali.
“Kau masih memikirkan lelaki yang penyakitan itu?” Mr. Han mendesis.
Pelayannya pun masuk sambil membawa sarapan pagi untuk Miyoung.
“Nona… sarapan…” Ucapnya lembut.
Miyoung hanya menatap tajam pelayan itu.
“Tidak mau!!!”
“Nona…”
Miyoung menampik nampan itu hingga seluruh piring dan gelas yang ada di atasnya pecah berhamburan ke lantai.
“Miyoung!!” Mr. Han membentaknya. “Apa yang membuatmu seperti ini??!!”
“Amarah…” desisnya pelan. Ia mengambil pecahan piring dan menunjukkannya pada pelayan dan Appanya.
Dostları ilə paylaş: |