“Miyoung…”
“Nona…”
“Aku tak pernah mendapatkan kebahagiaan selama ini…” Pandangan matanya kosong. “Saat aku berhasil mendapatkannya… Appa malah menjauhkannya…”
“Miyoung…”
“Buat apa aku hidup??!!”
Ia menggerakkan tangannya yang memegang serpihan kaca itu ke urat nadinya. “Miyoung!! Hentikan!!” Mr. Han menggenggam tangan Miyoung erat. Kini, air matanya meleleh. “Miyoung….”
“Bukankah ini yang Appa inginkan?? Anaknya mati?? Daripada menggerus hati anaknya secara lamban, lebh baik bunuh saja….” Ucapnya dingin. Mr. Han memeluk erat Miyoung sambil menangis terisak. Airmata Miyoung meleleh, namun ia masih tetap berada di ruang hatinya yang sunyi.
~***~
TOK!! TOK!!
BaekHyun membuka pintu rumahnya.
“Nak…” ucap Mr. Han dengan bibirnya bergetar. “Kau sudah sembuh…”
“Ya…” jawab BaekHyun ketus. “Anda ingin mencaci maki saya lagi?? Maaf saja, sekarang saya bukan orang yang penyakitan lagi….”
“Bukan.. Bukan begitu nak…”
“Lalu apa?”
“Miyoung…”
BaekHyun teringatkan oleh kekasihnya itu. Miyoung yang sudah berhasil menghidupkan kembali dirinya. Sebenarnya, BaekHyun sangat ingin menemui Miyoung, namun ia tahu ia tak bisa melawan kerasnya hati Mr.Han.
“ada apa dengannya?”
~***~
Kali ini, Miyoung mengunci kamarnya dari dalam. Benar-benar tak ingin orang lain mengganggunya. Ia butuh waktu untuk sendiri, mengenang kenangannya bersama BaekHyun.
“Nona… buka pintunya… anda harus makan..” Ucap Sopir pribadinya. Miyoung tak menjawab.
“Nona… makan…” Pengawalnya membujuknya, dan ia tetap tak meresponsnya.
Seluruh pembantunya di Han mansion sudah mencoba merayunya, tapi nihil.
~*BaekHyun PoV*~
“Baby…..” ucapku sambil mengambil piring makanan yang di pegang salah satu pembantunya.
“It’s me, Your Boyfriend….”
Tak ada respons. Apa dia benar-benar depresi karena tekanan dari ayahnya?
Cklek!!
Pintunya terbuka. Aku segera memasuki kamarnya. Kulihat Miyoung duduk di lantainya sambil bersandar di kasurnya.
Kamarnya benar-benar seperti kapal pecah!! Sprei yang terlepas dari kasurnya, selimutnya berserakan di lantai, seluruh isi lemari berhamburan di seluruh ruangan, dan seluruh perhiasannya berjatuhan di sekitar meja itu.
“Baby… habis ada badai di kamarmu?? Berantakan sekali… hahaha…”
Tak berhasil membuatnya tertawa. Kampret.
“Baby… belum sarapan kan?” ucapku lembut. Ia menggeleng.
“Bagaimana mungkin aku bisa makan, sementara aku tahu Oppa masih sakit…”
Aku mengernyit. Dia benar-benar sudah lupa?
“Hello Baby…” ucapku lagi. “Aku sudah sembuh lho… lihat…” Aku berdiri. Ia mengangkat kepalanya demi menatapku. “Kulitku sudah tak kuning lagi ‘kan?? Mataku juga sudah bening… aku tampan lagi ‘kan? Tampak depan…” Ucapku, lalu menghadap ke kanan. “Tampak samping… tampan juga ‘kan?” Lalu berdiri membelakanginya. “Tampak belakang… tampan ‘kan?”
Aku menghadap ke arahnya lagi, lalu menemaninya duduk di lantai. Perlahan, senyumnya yang manis kembali menghiasi wajahnya, walau masih ada bekas aliran air matanya di pipinya.
“Sudah bisa makan sekarang?”
Ia mengangguk pelan. Aku menyuapkan sesendok makanan untuknya. “Aaaa…”
Ia mau membuka mulutnya, lalu mengunyahnya. Bagus.
“Sudah.. makan sendiri…” aku menyodorkan piring itu padanya. “kau punya tangan sendiri, gunakan itu dengan baik…”
Ia hanya tersenyum, lalu menyendok nasi dan sup rumput laut yang menjadi lauknya. “Aaa…”
Oh, maksudnya, dia menyuapiku. Baiklah, kurespons dengan baik. Ku buka mulutku lalu memakannya.
Untuk selanjutnya, ia memakannya sampai habis. Aku memandanginya lekat-lekat.
“sudah habis?” tanyaku. Ia mengangguk.
“selama kita berpacaran, pernahkah kita berciuman?”
Ia mendelik. “Apa?”
Aku meraih piring di tangan kanannya, meletakkannya di sampingku. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Tanganku mulai membelai rambutnya, lalu mengelus pipinya yang halus, dan mulai meraba tengkukknya, lalu mendorongnya, berusaha mendekatkan bibirku dan bibirnya. Lalu…
Chu~
Aku melepaskan kecupan itu cukup lama setelahnya. Ia tersenyum menatapku. Akupun duduk di sampingnya. Dengan manja, ia meletakkan kepalanya ke pundakku. Aku meresponsnya dengan membelai rambutnya lembut.
“Menurut Oppa… apa itu cinta?” Tanyanya.
“Aku tak bisa menjelaskannya dengan gamblang. Ada banyak perbedaan pendapat tentang cinta… aku takut menjawabnya…” Jawabku. “Yang pasti, aku mulai mengenal cinta.. ketika aku berada di dekatmu, dan aku bahagia… itulah pemikiran sederhanaku tentang cinta…”
“begitukah?” ia meraba dada kiriku.
“kenapa kau lakukan itu?” tanyaku.
“Aku sudah pernah bilang ‘kan? Aku ingin mendengar detak jantung ini, detak jantung yang akan menemani hidupku.. detak jantung yang selalu membuatku bahagia…”
“Baiklah… lakukan sesukamu.. toh.. yang membuat jantung ini tetap berdetak adalah dirimu…”
“benarkah?”
“ya…”
“Kalau begitu.. berikan hadiah untukku…” Ucapnya manja. Akhirnya dia kembali menjadi Miyoung yang ku kenal.
“Baiklah… demi merayakan bangkitnya Byun Baek Hyun, dan demi merayakan bersatunya kembali Byun Baek Hyun dan Han Mi Young, akan kunyanyikan ‘What is Love’ untukmu.”
Ia menatapku. “benarkah?”
Aku balas menatapnya sambil tersenyum. “ya…” aku menyibakkan poninya yang dibelah tengah, lalu mengecup keningnya dengan mesra.
~***~
[EXO in Love] Kai — Sapphire Blue
Sapphire Blue (Another title : Cursed Sapphire)
Author : Sasphire
Main cast : Kim Jong In EXO, Lee Sang Kyung (OC)
Ratting : Teen, General
Genre : Romance, Fantasy (Maybe) (100% fiksi)
Length : Oneshoot
Contact : FB | Twitter | Wallpaper Gallery
Disini Sapphire BLue bukan Suju loh, tapi permata. Catet!! Permata (apadeh)
Enjoy
Inspired : Magic Kaito : Aoyama Gosho
~*Normal PoV*~
Ia terbang dengan angkuhnya, menjelajahi langit biru nan luas dengan hang glider-nya yang berwarna putih, dan mengenakan pakaian serba putih, topi putih tinggi, dan kacamata di mata kanannya, berusaha mencari sesuatu barang yang harus dikembalikan ke tempat yang seharusnya.
Dia adalah pesulap sekaligus pencuri yang dibenci kebanyakan orang, karena mereka memang tidak tahu tujuan jelas yang dilakukan sang pencuri.
Dia selalu mencuri –terkadang menghilangkan—suatu barang milik orang lain, yang sebenarnya bukan miliknya. Ia mengambilnya tanpa sepengetahuan orang yang memiliki barang itu, lalu mengembalikannya ke tempat yang seharusnya.
Dia tampan.
Dan dia baik.
Dialah, Kai, The Truth Prince. Namun, kebanyakan orang menjulukinya “The Phantom Thief”
~*Kai PoV*~
Halo, namaku Kim Jong In, a.k.a Kai. Kalian bisa memanggilku Kai.
Lho? Sudah tahu?
Oh, iya. Kalian kenal aku sebagai member EXO ya?
Selain jadi penyanyi, aku juga pesulap. Aku juga bisa menyamar. Menjadi wanita? Gampang. Aku pernah menyamar sebagai kakek-kakek tua untuk menjadi pelayan di sebuah villa mewah, untuk mencuri lukisan agung karya Robert Vinalle.
Jangan kira aku nakal ya.
Aku hanya ingin mengembalikan lukisan itu ke tempatnya semula. Ke galeri lukisan milik Robert Vinalle. Aku tahu mungkin ini tidak sopan. Tapi bagaimana dengan orang yang mengambil lukisan ini?
Dia juga mencuri. Ia memang mengambilnya terang-terangan dari pelukisnya.
Tapi secara paksa, tanpa persetujuan pelukisnya.
Bisa di simpulkan ‘kan? Aku pencuri yang baik. Sayangnya orang-orang tak peka akan hal itu.
Sebenarnya, di awal debut, aku tak mau bekerja sama dengan JoonMyun Hyung. Kalian tahu kan, dia polisi? Polisi juga tak tahu niat baikku. Yang mereka tahu, aku pencuri, sekaligus pesulap yang lihai menyamar.
Aku berusaha menutupinya, tapi lama-kelamaan mereka tahu. Dan kujelaskan yang sebenarnya pada JoonMyun-Hyung. Dan….?
Ia percaya padaku, dan terkadang malah mendukungku untuk melakukan pencurian.
Dia leader terbaik yang pernah ada.
~*Normal PoV*~
“HEADLINE NEWS”
THE PHANTOM THIEF MENCURI PARTITUR LAGU “KEMURUNGAN JUPITER” DARI RUMAH VIOLIN TERKENAL, JANG SOO WON
“Dasar!!” ucap SangKyung melihat headline news di koran pagi itu.
“kenapa?” tanya Kai yang sedang duduk di sampingnya.
“Itu…. The Phantom Thief…. Dia mencuri lagi….” SangKyung mendesah.
“Lho? Memang kenapa kalau dia mencuri?”
“Kau bagaimana? Dimana-mana, pencuri itu jahat…. Apalagi dia suka menyamar. Kau masih ingat ‘kan, sebelumnya dia pernah menyamar menjadi aku, untuk mencuri berlian yang ada di rumah seorang milyarder?”
“Eh.. i… itu….”
“kalau aku berhasil menemukannya…. Bakal aku buka topengnya itu, dan menghilangkan seringainya yang selalu menghiasi wajahnya yang angkuh!!!!”
“Sepertinya, kau benci sekali dengannya….”
“Tentu saja. Bahkan saat dia beraksi, dia selalu memamerkan deretan giginya yang putih itu, dan langsung membuat para gadis di sekitarnya terpana. Dia sok ‘cool’, sok ‘keren’,…”
“Waduh… repot kalau begini….” Gumam Kai. “kalau dia benci setengah mati pada sosokku yang seperti itu…. Bagaimana aku bisa menjadi pacarnya dengan berterus terang?”
“apalagi…. Yang dia curi sekarang adalah partitur lagu ‘Kemurungan Jupiter’…. Kurang kerjaan mencuri partitur lagu!!”
PLETAKK!!!
“Aww!!” SangKyung berteriak kencang saat Kai memukul keningnya. “apa-apa’an kau?”
“Kau yang kurang kerjaan!! Menggosip orang lain, padahal masih pagi….” Kai tersenyum.
“Tapi, tak perlu memukul keningku kan!!”
“Lagipula, kau bodoh sekali….” Lanjut Kai.
“Hah?”
“Justru, kita harus bersyukur kalau partitur lagu itu dicuri.”
“Why?”
“Ya. Kemurungan Jupiter, adalah lagu yang berhasil membuat Dewa kesenangan Mitologi Yunani –Dewa Jupiter– murung. Jika lagu ini diperdengarkan ke manusia biasa seperti kita, kita akan merasakan kemurungan yang mahadahsyat, sehingga kita tidak mempunyai harapan, dimana hati telah dirasuki oleh iblis keputus-asaan, dan pada akhirnya… bunuh diri….”
SangKyung ketakutan mendengar penuturan Kai. “m.. masa’? ah… berlebihan….”
“ini kenyataan….” Ucap Kai. “ada 3 orang yang pekerjaannya bersangkutan dengan musik. Mereka pernah mengkritik dengan kata-kata pedas pada Jang Soo Won tentang tehnik bermain biola-nya yang terlalu emosional. Yang pertama, Mr. Lee Youg Jin, pengamat musik, yang kedua Mr. Cha Soo Kyung, musisi, dan yang ketiga Mr. Kim Min Jung, gitaris band. Mereka meninggal karena bunuh diri. Dan di hari mereka bunuh diri, mereka mengadakan pertemuan dengan Violin Jang Soo Won….”
“Jangan-jangan….”
“Ya…” potong Kai cepat. “Jang Soo Won tidak terima dan akhirnya ia membunuh mereka secara psikologis, yaitu dengan memperdengarkan lagu itu pada mereka.”
“Sadis.”
“Makanya, jangan berburuk sangka padanya…”
“Siapa?”
“ya itu, yang kau panggil The Phantom Thief….”
“Kenapa kau membelanya?”
“Sudah sering kubilang ‘kan? Aku temannya….” Ucap Kai. “dia yang mengajariku sulap….”
“oh….” Ucapnya. “tapi… jangan terlalu dekat dengannya ya? Nanti kau ketularan jadi pencuri….”
Kai hanya tersenyum tipis, masih heran dengan keluguan gadis yang ia sukai.
~*Kai PoV*~
Padahal aku sudah menjelaskan niat baikku dalam mencuri partitur lagu itu padanya, tapi dia masih saja belum mengerti. Aku jatuh cinta pada gadis selugu itu.
Sangat lucu.
“baiklah… aku pulang ya….” Ucapku padanya.
“Lo? Kenapa?”
“Ada urusan….” Aku menyerobot Koran yang ia baca. “aku minta korannya lagi ya?” aku tersenyum nakal padanya.
“Kim Jong In!!!”
Aku memetikkan jariku, dan menghilang dari hadapannya.
Nah, sekarang aku sudah di dorm EXO.
Aku membaca Koran itu. Tapi tidak membaca headline news tentang aku. Hanya membuatku jengkel.
Ada satu berita yang membuatku tertarik.
MILYARDER LEE SOO JIN YANG BARU SAJA MENEMUKAN SAPPHIRE BLUE TEWAS TERTEMBAK
Sapphire blue. Batu mulia yang sering membawa bencana bagi para pemegangnya.
Dulu, permata berwarna biru itu merupakan perhiasan Ratu Victoria yang menjadi hiasan pada mahkotanya, namun Ratu Victoria meninggal karena hemophilia. Lalu batu itu jatuh ke tangan pelayannya, dan pelayannya tewas saat meminum minuman yang ternyata diracun oleh sahabatnya sendiri. Sahabatnya itu lari sambil membawa permata itu. Malangnya, sahabatnya itu tewas saat menaiki perahu yang diserang oleh perompak. Ketua Perompak itu mengambil permata yang indah itu. Dan diapun tewas terkena sabetan pedang anak buahnya sendiri.
Lama tak ada kabar tentang permata penuh kutukan itu, akhirnya ditemukan oleh Raja Korea Selatan pada jamannya, Kim Ill Joong. Namun, putra mahkotanya dan seluruh keturunannya mati terkena wabah penyakit yang saat itu belum ada obatnya. Raja pun membuang permata itu, agar tak ada lagi orang yang celaka karena permata itu. Sayangnya, Kaisar Jepang memungutnya. Dan kejadian naas kembali terjadi. 6 kaisar dari 5 tsar tewas terbunuh.
Bertahun-tahun lamanya tak ada lagi berita tentang permata itu. Sudah damai.
Ternyata, permata itu malah ditemukan seorang milyarder sekaligus klektor permata, Lee Soo Jin.
Berarti aku harus mencari permata itu, dan menghancurkannya.
Eh, tunggu. Lee Soo Jin??
Ayah Lee Sang Kyung!!
~***~
Malamnya, aku mendatangi rumah Sang Kyung. Keadaan berkabung.
“Turut berduka cita….” Ucapku padanya, yang malam itu memakai baju serba hitam.
“Trimakasih….” Wajahnya ditekuk, sangat melas.
“Bolehkah aku tanya sesuatu?”
“Apa?”
“Kau tahu, dimana ayahmu menyimpan permata itu?”
“Sapphire blue?”
Aku mengangguk.
“aku tak tahu. Itu perhiasan berharga baginya. Jadi Ayah menyimpannya dengan baik, agar tak dicuri siapapun, termasuk Phantom Thief.”
Aku lagi.
“Berarti, dia menyimpannya di tempat yang tak semua orang tahu?”
“Ya….”
“Bisa beri tahu aku petunjuk tentang itu? Atau mungkin, kau mau mencarikan permata itu untukku?”
“Kenapa? Kau disuruh Phatom Thief untuk mencurinya?”
“Bukan….” Aku berusaha menjelaskannya pada SangKyung. “Permata itu permata terkutuk….”
“Mana mungkin??!!”
“Kau tak pernah dengar ceritanya?”
Ia menggeleng. Aku hanya menghela nafas. “panjang ceritanya….” Ucapku.
Aku hanya ingin melindungimu dari kenaasan. Apa itu tidak boleh?
Aku tahu, suatu saat nanti kedokku akan terbongkar, tapi sebelum itu terjadi, aku ingin semua orang tahu niat baikku dalam mencuri benda. Memang aku sedikit serakah, karena memilih jalan yang tak semestinya untuk berbuat kebaikan. Tapi bagaimana dengan orang yang barangnya kucuri? Mereka semua sama sepertiku, mencuri benda. Bedanya, aku mencuri untuk kukembalikan ke asalnya, atau kumusnahkan agar tidak ada lagi kesialan atas benda itu.
Kesialan memang harus ada di dunia, agar keseimbangan dunia tetap terjaga. Ada beruntung, pasti ada sial. Ada benar, pasti ada salah. Ada jujur, pasti ada dusta. Ada keberuntungan, pasti ada kesialan. Aku tak mungkin bisa menghilangkan salah satu dari itu semua, karena, walaupun aku pesulap handal, aku juga manusia biasa. Aku hanya tak ingin kesialan dari benda mati itu membawa makin banyak petaka hingga tak ada lagi keberuntungan yang tersisa di dunia ini.
Mendengar itu, mungkin kau kira aku berlebihan.
Tapi tidak.
“baiklah…. Aku pulang….” Aku menepuk pundak gadis itu. “turut berduka cita….”
Ia mengangguk. Aku segera menaiki mobil van ku yang berwarna merah. Bagaimana aku bisa menjaganya dari kutukan permata itu?
Mungkin….
Oh, iya. Milyarder Lee Soo Jin punya sebuah brankas, eh, sebenarnya bukan brankas sih. Apa ya? Pokoknya, sangat besar. Dindingnya terbuat dari besi dan baja. Atapnya juga kokoh. Pintu masuknya sangat besar. Ruangan setinggi 15 meter, terdapat pintu masuk setinggi 10 meter. Di dalamnya banyak benda-benda berharga yang ia koleksi. Mungkin permata itu ada di dalamnya.
Aku bisa tahu itu, karena dulu beliau pernah mengajak seluruh member EXO untuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya. Kami kagum, tapi sengsara. Sebelum masuk, tangan kami di borgol. Ia takut salah satu di antara kami mencuri perhiasannya.
Pelit ya?
Aku memang pencuri, tapi kalau aku tahu itu benar-benar miliknya, buat apa aku curi?
Tapi sekarang lain halnya.
Permata biru yang indah namun penuh kutukan itu memang miliknya, tapi setelah ini, tak ada yang boleh menggenggamnya lagi.
Itu satu caraku untuk membuktikan pada semua orang, bahwa aku mencuri bukan untuk kejahatan, tapi untuk menghindari kenaasan.
Termasuk melindungi SangKyung.
~***~
Baiklah. Penyamaranku kali ini sempurna.
Menjadi pelayan wanita nona Lee Sang Kyung.
Hei, jangan fikir dengan wajahku yang ‘cool’ ini aku menyamar menjadi wanita hanya dengan memakai wig panjang dan pakaian wanita saja. Aku juga pakai topeng khusus, seolah aku ini cantik, padahal itu bukan wajahku.
Jika aku menyamar dengan cara yang kampungan seperti itu, pasti akan langsung ketahuan kalau aku adalah Kai member EXO.
“Nona…. Saatnya membersihkan gallery perhiasan milik mendiang ayah anda….” Ucapku lembut padanya.
“Iya…. Sudah lama kita tak membersihkannya….” Ia berdiri. “ayo…. Aku bantu….”
“Tidak perlu nona…. Saya bisa sendiri….” Ucapku spontan. Untungnya aku bisa menyamarkan suara ini dengan menipiskan sedikit pita suaraku. Dan itu terdengar alami.
“Ruangan sebesar itu mau kau bersihkan sendiri?”
“Iya…. Saya tahu, nona masih dalam keadaan berkabung. Saya tak akan membiarkan nona semakin hanyut dalam kesedihan karena melihat benda-benda ayah anda yang penuh kenangan….”
Ia tersenyum. “Kau baik sekali…. Baiklah, akan kusuruh pelayan yang lain untuk~”
“tidak usah nona. Saya yakin saya bisa mengerjakannya sendiri….”
Ia menghela nafas. “baiklah….”
Berhasil. Sekarang aku bisa memasuki ruangan besi yang sangat besar itu. Aku benar-benar heran pada Mr. Lee. Dia laki-laki, tapi suka sekali mengoleksi permata.
Di dalamnya banyak sekali perhiasan. Ada yang terbuat dari emas, perak, platina, berlian, permata.
Ruangannya terlalu luas. 2 lantai. Isinya hanya perhiasan.
Sekarang targetku sapphire blue. Dimana itu berada? Kenapa permata seperti itu sangat berharga baginya, hingga ia tak mau orang lain tahu keberadaan permata itu, termasuk anak semata wayangnya?
2 jam kemudian….
Sialan!! Dimana dia menyembunyikannya? Aku sudah mencarinya sampai di semua sudut ruangan, tapi tetap tak ketemu.
Aku menyandarkan punggungku ke dinding.
BRUKK!!
“Aww!!!”
Aku jatuh tersungkur ke belakang begitu menyandarkan punggung ke tembok besi itu. Eh, bergerak!!!
Aku segera memasuki ruangan rahasia yang baru saja kutemukan. Gelap!!
“Glowing in the darkness” pekikku. Sekarang di tanganku sudah ada stick lampu warna biru. Terang.
Aku menyusuri jalan itu. Di dindingnya terdapat banyak sekali lukisan abstrak walaupun realistis. Ya, Mr. Lee memang pengagum seni. Selera seninya juga tinggi.
Mataku terhenti ke satu arah. Sebuah patung wanita yang telah usang, tak terawat. Rambutnya di urai dan terdapat mahkota di kepalanya. Memakai gaun, semacam gaun a la snow white. Oh, lebih tepatnya, a la tahun 1920-an, jaman pakaian Victoria dengan rok melebar yang jadi cirikhasnya. Vintage style. Tangan kanannya menengadah, seperti orang mengemis. Di sana terdapat secarik kertas.
Aku penasaran. Segera kuambil kertas itu, dan kubaca isinya :
Teruntuk The Phantom Thief, a.k.a Kim Jong In EXO
Hah? Dari mana orang ini tahu aku adalah Kai?
Aku memintamu untuk mengembalikan permata”sapphire blue” ini ke tempat asalnya, patung wanita yang ada di Inggris. Bentuknya sama persis seperti patung ini, bedanya, patung yang asli tangannya menggenggam berlian ini di dadanya. Ya. Itu patung ratu Victoria, pemilik asli permata ini, yang sebenarnya adalah berlian murni pertama yang di temukan. Jika permata ini kembali ke tempatnya semula, maka tak akan ada masalah lagi oleh permata itu.
Oh iya, aku Mr. Lee Soo Jin. Aku memanipulasi kematianku, dan bersekongkol dengan anakku sendiri, untuk membuatmu terpancing dan segera mencari permata terkutuk ini untuk di kembalikan ke tempatnya semula.
Kau pasti kaget karena aku bisa mengetahui siapa dirimu sebenarnya. Ya. Aku bisa melihatnya dari tingkahmu. Kau sangat mahir sulap. Dan kau selalu membela Phantom Thief saat kita sering berdikusi tentangnya. Kau selalu membeberkan niat baiknya dalam mencuri, secara rinci, secara detail. Meskipun kau mengaku kau adalah temannya, langsung terlihat kau bohong. Mana mungkin ada seorang sahabat yang benar-benar mengetahui seluk beluk sahabatnya sendiri? Sedekat apapun kita pada sahabat, pasti masih ada sesuatu yang harus kita jaga sendiri dan orang lain tak boleh mengetahuinya.
Aku tahu, cepat atau lambat kau pasti akan berusaha mencari permata itu karena kecerdasanmu dalam menyelamatkan barang yang tak seharusnya di pegang oleh orang yang salah. Maka dari itu aku menyerahkan hal ini padamu.
Kau tenang saja, anakku, tak kuberi tahu kalau kau adalah Kai, atau Kai adalah Phantom Thief. Aku yakin, suatu saat kau mau mengakui jati dirimu yang sebenarnya pada anakku, Lee Sang Kyung.
Sekarang aku ingin hidup di luar negeri yang jauh dari Korea Selatan dan ingin membangun hidupku yang baru. Kutitipkan SangKyung padamu ya. Jangan buat ia menangis, ok?
Your Father In Law,
Lee Soo Jin,
For my Son
The Phantom Thief The Truth Prince
Haha. Dasar!!
“akhirnya kau datang….” Suara serak nan parau menggaung jelas di gendang telingaku. Aku segera mencari sumber suara. Mr. Lee Soo Jin?
“benar ‘kan, kau, adalah Kai, The Truth Prince?” ia tersenyum lebar padaku.
Aku membalas senyumannya. “tahu dari mana?”
“Yang tahu ruang rahasia ini hanyalah aku. Sudah kubilang di surat itu ‘kan? Kecerdasanmu itu sangat hebat,” ia berjalan menghampiriku. “kecerdasanmu yang sudah menuntunmu untuk membuka ruangan ini. Bahkan putriku sendiri tak tahu tentang ruangan ini….”
Aku tersenyum lagi. Lalu mengambil sapphire blue yang ada di tangan kanan patung itu. Lalu berjalan ke sebuah jendela kecil yang ada di ruangan itu. Aku membuka jendela itu, lalu berjongkok di atasnya. Aku menoleh sekilas ke Mr. Lee. “trimakasih atas restumu…. Dan trimakasih sudah menyerahkan tugas ini padaku….”
“ya….”
“karena aku, tak akan membiarkan orang lain terluka hanya karena sebuah batu permata kecil seperti ini…. Dan karena aku….”
Aku membuka baju pelayanku. Seketika itu juga aku sudah memakai baju putihku, lengkap dengan topi tinggi khas pesulap dan kaca mata kananku. “adalah Kai, The Truth Prince.”
Aku meloncat dari jendela itu dan membuka Hang glider yang selalu kubawa, mempermudahku untuk kabur.
Baiklah. Tugasku sekarang adalah mengembalikan batu permata ini ke Inggris.
Bagusnya, kukembalikan dengan terbang bersama hang glider-ku, atau terbang dengan pesawat? Takutnya, selagi aku membawa permata itu di pesawat, malah akan terjadi kecelakaan di pesawat itu.
Baiklah, aku turun ke sebuah atap gedung, menukik rendah.
Aku segera bersiul setelah berdiri tegak di sana.
Satu-persatu kawanan burung merpati menghampiriku. Kuterima cengkraman kaki mereka di jariku, meletakkan mereka ke tubuhku.
Setelah tubuhku di tutupi dengan sempurna oleh burung-burung itu. Aku memetikkan jari, dan berkata,
Dostları ilə paylaş: |