MENGUNGKAP DAN MENYIKAPI:
BAHAYA LATEN PEMURTADHAN AQIDAH
Akhmad Hasan Saleh
-
Modus Gerakan Kristenisasi
Gerakan Kristenisasi nampak begitu gencar, dan dijalankan dalam berbagai bentuk, seperti ngamen dengan lagu-lagu gospel di bis kota, yang syairnya menyuruh orang untuk memuja Yesus. Juga, dengan diedarkannya aneka selebaran yang mendiskreditkan agama Islam, ataupun dengan berbagai upaya lain sebagaimana dipraktekkan oleh Yayasan Doulos misalnya.
Yayasan Doulos sendiri sebagaimana bisa ditilik dari homepage resminya (http://www.doulos.or.id/missionary/dept.htm) menyatakan ingin meng-kristen-kan 124 juta penduduk Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya: ”...In Indonesian there are 125 tribes with a population of over 10.000 that are neglected by the gospel, with a total of more than 124 million souls who should be reached urgently for christ within a very limited time...”
Gerakan dan strategi kristenisasi tetap berlangsung bahkan makin dahsyat dan kini menggencarkan siasat baru. Selain mengerahkan para pastor dan pendeta seperti di atas dengan berbagai tuduhan/fitnahnya, mereka juga merangkul para tokoh Islam Liberal dan aktivis-aktivis kampus. Semboyan persamaan agama, menjadi nilai bersama. Islam adalah agama palsu, Allah bukanlah Tuhan, Muhammad bukan seorang Nabi, Islam dikarang oleh orang-orang yang berniat dan berwatak buruk, serta didukung kekuatan pedang, ujar sejarwan Inggris, Albert Hourani. Seorang Crusader pada abad ke-13 menyatakan Islam diawali dengan pedang, dipertahankan dengan pedang dan dengan pedanglah akan diakhiri. Sedangkan cendekiawan Perancis Maxime Rodinson menyatakan: Umat Kristen di Barat mempersepsi dunia Muslim sebagai bahaya, jauh sebelum Islam dilihat sebagai masalah nyata.
Jika kita menengok tentang sejarah kristenisasi di Indonesia ini sudah berlangsung sangat lama. Paling tidak ketika Orde Baru jaya, banyak para pejabat yang tidak percaya adanya kristenisasi besar-besaran yang telah terjadi di Indonesia. Tetapi setelah dikeluarkan buku Fakta dan Data tentang kristenisasi di Indonesia oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, semua pihak terperangah dan yakin bahwa pihak misionaris zending telah bekerja keras siang-malam untuk mengkristenkan umat Islam secara khusus.
Pada Orde Reformasi mereka semakin berani melakukan kristenisasi secara terbuka bahkan keji. Mereka menggunakan Al-Qur`an dan Hadits dengan diputarbalikkan untuk membenarkan ajaran sesat mereka, dan untuk mengelabui umat Islam. Beberapa modus lain telah lama digunakan kalangan Kristiani untuk melakukan kristenisasi atas umat Islam, di antaranya:
1. Pendidikan
Bagi para misionaris, pendidikan merupakan jalan terbaik untuk mempengaruhi masyarakat. John Moot, misionaris Amerika, pernah mengatakan, "Kami harus mengajarkan ajaran agama kepada anak-anak. Sebelum dewasa, anak-anak itu harus kami tarik ke agama Kristen." (Buletin Al-Islam Edisi 272 : 2)
Karena itu, mereka mendirikan lembaga pendidikan Kristen dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, tentu saja dengan kualitas pendidikan dan fasilitas yang canggih.
2. Kesehatan dan Pengobatan
Di beberapa rumah sakit Kristen, pasien Muslim biasa mendapat brosur tentang penghiburan dan penyembuhan Yesus Kristus; mereka juga ada yang diajak berdoa bersama oleh rohaniwan rumah sakit dengan tatacara peribadatan Kristen. Misalnya saja pada tahun 2003 lalu diselenggarakan Bandung Festival 2003 di GOR Saparua, Bandung. Dalam poster dan selebaran tertera bahwa di sana akan ada pengobatan gratis oleh Peter Youngren. Dari susunan acara yang mencantumkan doa bersama, dari sosok Peter Youngren yang mejeng di poster, dan dari penyelenggara acara itu, mudah ditebak bahwa itu adalah ajang pemurtadan di tengah kota (Majalah Sabili, Edisi 12/Desember/2003)
3. Perkawinan/Pemerkosaan
Misalnya saja, beberapa waktu lalu, kita dihebohkan oleh berita tentang Khairiyah Anniswah alias Wawah, siswi MAN Padang, yang diculik dan dijebak oleh aktivis Kristen. Ia diberi minuman perangsang lalu diperkosa. Setelah tak berdaya, ia dibaptis. Linda, siswi SPK Aisyah Padang, diculik, disekap, dan diteror secara kejiwaan supaya murtad ke Kristen dan menyembah Yesus Kristus. Di Bekasi, seorang pemuda Kristen pura-pura masuk Islam lalu menikahi seorang gadis Muslimah shalihah. Setelah menikah, mereka melakukan hubungan suami-istri. Adegan ranjang yang telah direncanakan itu difoto oleh kawan pemuda Kristen itu. Setelah dicetak, foto itu ditunjukkan kepada sang Muslimah dibarengi pertanyaan, "Tetap Islam atau pindah ke Kristen?" Jika tidak pindah agama, foto-foto telanjang Muslimah itu akan disebarluaskan. Karena tidak kuat mental, akhirnya sang Muslimah terpaksa dibaptis demi menghindari aib (www.alhikmah.com)
Dengan aneka kelicikan, kebrutalan dan bahkan pemerkosaan seperti tersebut di atas, jumlah orang Kristen di Indonesia makin menanjak secara drastis. Dari hanya 2,8% pada tahun 1931 menjadi 7,4% pada 1971 dan hampir 10% pada 1990. Kebrutalan dan kebiadaban mereka itu menimbulakan aneka konflik pula secara bertubi-tubi. Diantaranya kerusuhan antara Muslimin dan Nasrani di Dili Timor Timur (1994), Maumere NTT (1995), Surabaya dan Situbondo Jatim (1996), Tasikmalaya (1997), Ketapang dan Kupang, serta Ambon dan Sambas (1999). (Dialog, Jumat, 6 Agustus 1999. hal 4)
Pertemuan 300 pimpinan gereja dari 50 negara di Singapura, Januari 1989, kemudian pada 6 Januari 1991 dilancarkan apa yang disebut Dekade Evangelisasi, yakni Manifestasi Kristus kepada gentiles (non Kristen). Berdasarkan interpelasi angka Gereja dari 5.100.000.000 penduduk dunia dewasa ini, orang Kristen berjumlah 1.665.000.000. Berarti ada sekitar 3.435.000.000 penduduk dunia yang harus dikristenkan, menurut mereka. (Media Dakwah, Agustus 1999, hal. 16)
Dari memperkosa muslimah lalu memurtadkan, sampai mengamen di bus-bus kota dengan lagu Gerejani telah mereka gencarkan. Maka benar dan terbuktilah firman Allah SWT pada Q.S. Al-Baqarah : 120.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
4. Narkoba
Beberapa tahun lalu misalnya, di Desa Langensari, Lembang, Bandung, Yayasan Sekolah Tinggi Theologi (STT) Doulos menyebarkan Kristen dengan cara merusak moral calon korbannya terlebih dulu. Di sana, para pemuda berusia 15 tahunan dicekoki minuman keras dan obat-obatan terlarang sampai kecanduan berat. Setelah kecanduan, para pemuda itu dimasukkan ke panti rehabilitasi Doulos untuk disembuhkan sambil dicekoki injil (www.alhikmah.com)
5. Penerbitan Buku
Buku yang diterbitkan ada yang berwajah Islam dan ada yang langsung menghujat Islam. Contoh yang berwajah Islam adalah Ayat-ayat al-Quran karya Drs. A. Poernarna Winangun, sementara Islamic Invasion: Confronting the World's Fastest Growing Religion oleh Robert Morey adalah contoh yang menghujat. Masih banyak lagi buku-buku sejenis seperti yang dilakukan Yayasan Nehemia yang dipelopori Dr. Suadi Ben Abraham, Kholil Dinata dan Drs. Poernama Winangun alias H. Amos (www.eramedia.com). Mereka bahkan telah mengeluarkan beberapa buku diantaranya:
-
Upacara Jama’ah Haji
-
Ayat-ayat yang menyelamatkan
-
Isa alaihis salam dalam pandangan Islam
-
Riwayat singkat pusaka peninggalan Nabi Muhammad saw
-
Membina kerukunan umat beragama
-
Rahasia jalan ke surga
-
Siapakah yang bernama Allah itu?
Isi buku-buku dan brosur tersebut di atas diantaranya menuduh bahwa :
-
Upacara Ibadah Haji adalah penyembahan berhala tertutup. Ibadah Haji dituduh sebagai penyembahan berhala tertutup, itu tuduhan keji. Tidak bolehnya orang non muslim ke Mekkah bukan untuk menutupi upacara ibadah haji. Dan ibadah haji itu tidak ada penyembahan berhala seperti dituduhkan H. Amos orang Kristen (www.eramuslim.com). Sebenarnya itu adalah perintah langsung dari Allah SWT, dan Allah berfirman (At-Taubah):
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis 1, Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam 2 sesudah tahun ini 3. dan jika kamu khawatir menjadi miskin 4, Maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Tuduhan itu juga bertentangan dengan kenyataan, karena upacara ibadah haji ditayangkan pula ke berbagai negara di dunia lewat televisi. Terbukti tak ada penyembahan berhala dalam upacara ibadah haji dan tidak tertutup.
-
Tuduhan bahwa Nabi Muhammad saw hanya rasul untuk bangsa Arab, dan tidak akan selamat di akhirat. Tuduhan itu sangat jahat, karena Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Qur`an, Q.S. Al-Anbiya:107:
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Q.S. Saba`:28,
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”.
Q.S. At-Takwir: 27,
“Al Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam”.
Q.S. Al-Qalam : 52,
“Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat”.
Q.S. An-Nahl : 44,
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka 5 dan supaya mereka memikirkan”.
Q.S. Al-Ahzab : 40,
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu 6, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.
-
Tuduhan bahwa Islam mengajarkan penyembahan berhala batu hitam bernama Hajar Aswad, itu tuduhan yang amat keji dan licik. H. Amos memutarbalikkan fakta, Hajar Aswad dianggap sebagai berhala yang disisakan setelah 359 berhala dihancurkan, dengan mengutip hadits Bukhori tanpa disertai teksnya. Ternyata H. Amos sebagai orang Kristen bohong, karena Hajar Aswad bukan termasuk berhala. Teksnya Hadits Bukhari nomor 832, terjemahnya:
Dari Ibnu `Abbas ra katanya: Ketika Rasulullah saw mula-mula tiba di Makkah, beliau enggan hendak masuk Ka`bah karena di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan supaya mengeluarkan patung-patung itu, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk patung Nabi Ibrahim dan Isma`il yang sedang memegang Azlam (alat untuk mengundi). Melihat itu Rasulullah saw bersabda:
Terkutuklah orang yang membuat patung itu!, Demi Allah sesungguhnya mereka tahu bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan Azlam, sekali-kali tidak. Kemudian beliau masuk ke dalam Ka`bah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau saw sholat di dalamnya. (Shahih Bukhari No. 832)
-
Tuduhan tentang waktu sholat sangat kacau, itu tuduhan yang sangat mengada-ada. Penuduh membentrokkan ayat-ayat dengan hadits Bukhari tanpa mau memahami Q.S. Al-Isra 78 dan Q.S. Hud 114.
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh 7. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”.
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”.
Kemudian juga dibentrokkannya saurat-surat tersebut dengan hadits Bukhari nomor 211, lalu dikomentari bahwa yang dipakai hadits, bukan Al-Qur`an. Maka dituduh kacau. Padahal kalau mau memahami, ayat-ayat maupun hadits tersebut semuanya bermakna bahwa sholat wajib adalah 5 waktu sehari semalam, yaitu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan `Isya.
-
Nabi Muhammad saw dituduh memperkosa gadis dibawah umur, itu tuduhan yang sangat menghina. Tuduhan itu hanya menunjukkan kebencian yang amat sangat, dan tidak bisa mengemukakan bukti-bukti larangan tentang menikahi gadis dalam batasan umur. Padahal umur 9 tahun seperti Aisyah yang mulai diajak berumah tangga oleh Nabi saw setelah dinikahi pada umur 6 tahun, itu tidak ada larangan. Sedangkan gadis-gadis Arab-pun dalam usia 9 tahu sudah mungkin sekali haid, berarti dewasa. Jadi tuduhan itu hanyalah kebencian yang membabi buta.
Ada dua target yang ingin dicapai dengan menerbitkan buku-buku berwajah Islam. Pertama, target ke dalam, yaitu memantapkan ajaran Kristen, seolah-olah ajaran Kristenlah yang benar. Kedua, target ke luar, yakni mengelabui umat Islam yang masih dangkal pemahaman agamanya, agar mau membaca lalu meyakini doktrin Kristen.
6. Strategi Budaya
Dalam bidang budaya mereka membuat 3F (Triple F: fun: hiburan, food: makanan, fashion: pakaian). Hasil dari strategi tersebut berujung pada krisis identitas dan bahkan menimbulkan ketakutan untuk mengaku sebagai muslim. Solusinya adalah kita harus bisa memiliki keimanan yang kuat sehingga kita bangga dengan identitas kita sebagai muslim dan tidak takut dalam menyikapi kearoganan non muslim, sebab dengan keimanan yang kuat akan memberikan faedah pada diri kita, yaitu:
-
Buah dari iman yang kuat adalah mahabbah. Yaitu seorang hamba akan mencintai Tuhannya, dan juga sebaliknya. Seperti firman Allah SWT. Q.S.5:54,
“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui”.
Q.S.3:31,
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Q.S.5: 54,
“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui”.
7. Mistik
Para misionaris kini kerap menggunakan jurus-jurus alam gaib untuk memurtadkan orang Islam. Majalah Sabili (Edisi 12/Desember/2003) dan Gatra (Edisi 51, 31/Oktober/2003), misalnya, pernah menurunkan laporan mengenai maraknya aksi pemurtadan lewat jin, sihir, dan hipnotis di Sumatra Barat. Banyak Muslimah di sana yang dibuat kesurupan lantas diajak masuk Kristen. Beberapa modus kristenisasi di atas disinyalir masih tetap dilakukan kalangan Kristiani terhadap umat Islam.
8. Strategi Pemburukan Citra atau Stigmatisasi Terhadap Islam
Strategi pemburukan citra atau stigmatisasi terhadap Islam itu misalnya saja pandangan banyak cendekiawan Kristen (juga Yahudi) serta pendeta-pendeta Kristen tentang Islam. Misalnya, Pendeta Filemon bersembunyi sampai sekarang, setelah berkampampanye dimana-mana, bahwa Zaenuddin MZ telah dibaptis secara Kristen. Pengakuan Filemon itu disebarkan lewat VCD, Zaenuddin telah membantahnya dan mengadukan Filemon ke kepolisian. Sebelumnya muncul pendeta Suradi menyebarkan isu yang menghina Nabi Muhammad, Al Qur’an dan Islam. Beberapa pendeta AS yang dekat dengan presiden Bush, beberapa waktu yang lalu juga membuat opini di media massa bahwa Nabi Muhammad adalah teroris (http://swaramuslim.net/more.php?id=1710_0_1_0_M)
Di Indonesia, sejak masa pendeta Yusuf Roni, tahun 70-an. Dalam sebuah ceramah di Gereja Maranatha, Surabaya (16 September 1973) pendeta Yusuf Roni yang saat ini masih hidup, menyatakan tentang sebab-sebab ia murtad (Gatra, edisi 51, 31/Oktober/2003)
”Saya adalah orang yang memegang dan taat sekali melaksanakan ajaran Islam. Karena saya dari aliran Darul Islam, yang dipimpin oleh almarhum Kartosuwiryo. Bila ditanya ideologi yang paling saya benci, tentu saja ideologi itu adalah Kristen. Karena Kristen adalah ideologi lawan Islam yang paling saya benci. Karena itu, saya memimpin pembakaran gereja di Majalaya Kabupaten Bandung tahun 1967. Juga memimpin perusakan gereja di Ciwidei Kabupaten Bandung pada tahun 1966. Saya juga memimpin pengusiran misi penginjilan Immanuel dan perusakan sebuah rumah tangga yang dipakai kebaktian di jalan Bima, Bandung. Banyak sekali aktivitas saya waktu itu yang melawan Kristen. Semua itu adalah bentuk konsekuensi terhadap Al Qur’an. Didalam Al Qur’an ada ayat ”As sidau alal kufar”, yang artinya ”Potong itu orang-orang Kristen”. Kemudian dilanjutkan ”La ta’khiduuna kaafirina auliya”, artinya, ”Jangan engkau dekat-dekat dengan mereka, karena kelak engkau mati dalam kesesatan”. Inilah doktrin yang kami pegang. Sehingga kami bergerak agresif sekali. Ayat ini “zahidu fi sabilillah“ artinya,“berpeganglah engkau di jalan Allah“. Kemudian ada hadits berbunyi, „ma qoddamin illa bil saef“, artinya, “Tidak akan tegak Islam, kecuali dengan pedang“. Dengan kata lain, Islam tidak akan tegak tanpa kekerasan. Inilah ayat-ayat dan hadis yang saya pegang, sehingga saya membenci Kristen“.
Meski ungkapan Yusuf Roni itu penuh kebohongan dan lafadz-makna ayat Al Qur’an keliru, tapi ucapan pendeta radikal itu, menjadi pegangan banyak orang Kristen. Sehingga nama Yusuf Roni sekarang tetap ngetop di kalangan gereja. Hal inilah bagian dari strategi pemburukan citra atau stigmatisasi terhadap Islam oleh pihak kristen.
Bahkan secara pribadi, Yusuf Roni mendirikan Sekolah Tinggi Teologia (STT) Apostolos di Jakarta. Apostolos ini selain berfungsi sebagai sekolah tinggi, juga tempat penggodokan kader-kader para penginjil. Mahasiswa yang kuliah di Apostolos ini, selain mendapat pengajaran tentang ajaran-ajaran Kristen, juga mendapat pengajaran tentang Islamologi 40 sks. Bahkan dosen Apostholos justru cukup banyak mengambil dari UIN.
Pendeta lain yang gencar juga melakukan Kristenisasi dengan melaksanakan strategi pemburukan citra atau stigmatisasi terhadap Islam adalah Pendeta Bambang Noorsena. Bambang mengumpulkan jamaatnya dengan sebutan Kanisah Ortodoks Syiria. Ia mensosialisasikan kaligrafi Arab yang lafadz-lafadznya memuji Yesus dan juga aktif menerbitkan buku-buku. Salah satu buku Bambang Noorsena diberi kata pengantar oleh KH Agil Siradj menyatakan bahwa tidak ada perbedaan Tauhid yang berarti antara Kristen dan Islam.
9. Strategi ”perang pemikiran”
Saat ini strategi mereka, selain seperti yang dicontohkan di atas”, “menyerang” pada tataran pemikiran. Kita mungkin dapat menyebutnya dengan Tiga Serangkai Musuh Islam yaitu Kristenisasi, Orientalisme dan Penjajahan yang menjadi tiga serangkai dan tidak dapat dipisahkan. Masing-masing mempunyai tugas untuk menghancurkan umat Islam. Kristenisasi bertugas untuk merusak aqidah; orientalisme memporak-porandakan pemikiran Islam; dan penjajahan melumpuhkan fisik.
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (Q.S. At-Taubah 32)
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai”.
Tujuan utama missionaris ini adalah menyeret orang-orang Islam ke Kristen. Jika hal itu sulit dilakukan, maka akan ditempuh dengan upaya bagaimana cara mengaburkan pengertian Islam bagi kaum muslimin. Misionaris bertindak sebagai antek-antek dan mata-mata penjajah Barat demi merusak kesatuan Islam. Tujuan itu diperjelas oleh Pendeta Simon, bahwa misionaris adalah faktor penting sebagai penghancur kekuatan persatuan umat Islam.
Strategi gerakan Kristen seperti ini ada tiga : pertama, menjauhkan kaum Muslim dari ajaran Islam. Kedua, menguasai dunia, dengan menguasai ekonomi (politik), budaya dan media. Ketiga, strategi multiplikasi rohani yaitu dengan: memanggil, membina, melatih dan mengutus (menjalankan misi).
Saat ini kaum penginjil juga aktif menyusup ke kantor-kantor, kampus, perusahaan dan lain-lain, untuk mengadakan doa bersama dan khotbah-khotbah Kristiani. Berbagai cara ditawarkan di Kampus, misalnya dengan membantu pencarian kos mahasiswa, kursus bahasa Inggris dan lain-lain. Di Kampus-kampus Bandung, diantaranya di Universitas Pendidikan Indonesia (tadinya IKIP) penginjil-penginjil dari Kanada dan Amerika aktif mengadakan kursus bahasa Inggris gratis, untuk menyelubungi misi Kristennya.
Selain itu ini yang perlu diwaspadai gerakan-gerakan penginjilan melakukan program-program pendekatan ke masyarakat Islam, dengan kegiatan doa bersama, kegiatan bersama antar agama dan penyebaran faham penyamaan agama. Disinilah kepentingan Islam Liberal dan Misi Kristen bertemu.
Di Yogyakarta, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga membentuk forum kerjasama resmi dengan mahasiswa STT Apostolos, dengan nama STAFUKA. Dalam kegiatannya mereka diantaranya mengadakan Pekan Agama Islam dan Kristen, berupa pentas drama, doa bersama dan lain-lain. Mahasiswa Islam yang mengadakan kerjasama dengan mahasiswa Apostolos itu, dikenal sebagai sebagai mahasiswa yang mempunyai paham Islam Liberal. Selain mengadakan kerjasama dengan IAIN Suka, mahasiswa-mahasiswa Kristen itu juga melakukan pendekatan ke aktivis-aktivis HMI. Di Jakarta, sejumlah mahasiswa UIN Sahid mengadakan Kajian Kristologi dengan mengundang Yusuf Roni Majalah Sabili (Gatra, Edisi 51, 31/Oktober/2003)
Di Jakarta, pendeta-pendeta dan umat Kristen sering mengundang Ulil Abshar untuk berceramah tentang Islam. Dan Ulil Abshar sebagai tokoh ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) aktif mewadahi kerjasama dengan Kristen dan agama-agama lain, sekaligus menjadi sponsor dengan dana melimpah dari Asia Foundation dan Ford Foundation (AS) (Gatra, Edisi 51, 31/Oktober/2003)
Begitulah kehidupan, persatuan komunitas terjadi karena kesamaan ide, kesamaan kepentingan dan kesamaan melihat musuh bersama. Al Qur’an jelas-jelas melarang kerjasama dengan orang-orang yang memusuhi Islam dan melarang kerjasama dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Nabi Muhammad saw. Firman Allah SWT dalam QS Al-Mujaadilah : 22.
”Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan 8yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung”.
10. Strategi Kontekstualisme
Penipuan adalah esensi dari strategi kontekstualisme. Caranya bisa dengan memakai atribut keislaman, bahasa setempat dan lain sebagainya. Seperti dipaparkan Djuyoto dalam bukunya 8 Strategi Kristenisasi di Indonesia (2001: 90).
Contoh strategi kontekstualisasi misalnya penggunaan nama-nama Islam oleh para pendeta, kemudian juga nama-nama gereja-gereja pun kini banyak yang memakai nama Arab. Di Surabaya, misalnya, kita mengenal ada gereja Isa Almasih, juga dekat Kalimas ada gereja Bukit Zaitun, di tempat lain ada gereja Almukaromah, gereja Siti Maryam, dan seterusnya.
Djuyoto (2001: 90) juga memaparkan bahwa sebuah gereja di kawasan Sunter, Jakarta Utara, sejak 1998, tiap acara kebaktian di hari Minggu, jemaatnya mengenakan pakaian ala para santri pondok pesantren. Mereka mengenakan kain sarung, terkadang stelan celana baju koko, berkopiah warna hitam atau putih, dan lainnya. Hal serupa juga ditemui di Bekasi, di Selatan Depok dan sebuah gereja di kawasan Tugu, Jakarta Utara.
Kasus serupa juga pernah terjadi di Gereja Katolik Servatius di Kampung Sawah, Pondok Gede, beberapa tahun lalu. Saat memperingati Natal, semua jemaatnya memakai pakaian Betawi yang selama ini sudah identik dengan budaya Islam. Yang laki memakai baju koko lengkap dengan sarung dan peci. Sedang yang perempuan memakai kebaya dengan kerudung.
Mencermati kasus-kasus di atas, cara-cara pemurtadan seperti itu lazim disebut dengan strategi kontekstualisme. Jadi mereka, dalam melancarkan upaya pemurtadannya terhadap umat Islam, memakai segala atribut keislaman. Esensinya adalah penipuan.
Berdasarkan perkembangan pemurtadan, strategi ini sesungguhnya sudah lama dipergunakan. Satu contoh kecil adalah patung Yesus yang wajahnya berbeda di setiap negara. Misalnya Patung Yesus di Jepang, maka wajahnya akan sipit mirip orang Jepang dan berkulit terang; Patung Yesus di Eropa, maka Yesus-nya pun mirip orang Eropa, berambut bule; Jika di Afrika, maka Yesus-nya pun berambut ikal kecil-kecil, berkulit hitam, legam, dan berbibir tebal. Ini sudah berjalan sangat lama.
Ada pun strategi ini dalam perkembangannya menggunakan identitas-identitas keislaman, maka hal itu bisa jadi baru belakangan saja. Sebab itu, sekarang ini umat Islam harus ekstra waspada. Banyak stiker berbahasa Arab di jual di pasaran, namun bukan berisi ayat Al Qur?an melainkan ayat-ayat Injil. Ada pula kaset tilawah Injil yang juga berbahasa Arab, mirip sekali dengan suara tilawah Al Qur’an. Nama-nama orang pun demikian.
Orang yang bernama Muhammad sekarang ini, belum tentu muslim. Strategi kontekstualisme dalam upaya pemurtadan dari hari ke hari akan lebih berani lagi, jika tidak ada perlawanan dari umat Islam. Sebab itu, harus dipikirkan cara dan strategi yang matang untuk mengantisipasi upaya pemurtadan seperti itu.
-
Solusi Dan Antisipasi
1. Kepedulian Pemerintah
Selama ini kristenisasi telah sering meresahkan umat Islam. Sayangnya, keresahan dan protes umat Islam selama ini tidak serta-merta ditanggapi secara serius oleh Pemerintah. Padahal, tidak jarang, kasus-kasus kristenisasi terselubung itulah yang justru sering memicu konflik antar umat beragama (Muslim-Kristen). Berbagai konflik tersebut sebenarnya tidak selayaknya terjadi jika unsur-unsur yang mempunyai tanggung jawab, dalam hal ini Pemerintah, cepat tanggap. Pemerintah seharusnya mengayomi dan menjaga akidah setiap individu masyarakat. Pemerintah juga harus menjaga kehidupan yang harmonis antar umat beragama.
2. Islam Memperlakukan Non-Muslim dengan Adil
Islam adalah agama yang adil, termasuk terhadap non-Muslim. Tidak sebagaimana Kristen yang sering menggunakan cara-cara 'kasar' sebagaimana dalam kasus-kasus kristenisasi di atas, Islam tidak pernah memaksa umat non-Muslim masuk Islam. Islam juga tidak membenarkan pengrusakan rumah-rumah ibadah non-Muslim. Akan tetapi, Islam pun jelas tidak akan mentoleransi upaya-upaya non-Muslim untuk melakukan pemurtadan terhadap kaum Muslim. Islam membiarkan non-Muslim untuk hidup berdampingan dengan kaum Muslim selama mereka tidak memusuhi dan memerangi kaum Muslim.
Lebih dari itu, dalam Daulah Khilafah Islamiyah, Muslim maupun non-Muslim akan mendapatkan perlakuan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat. Orang-orang non-Muslim yang hidup dalam Daulah Khilafah Islamiyah, atau disebut dengan kafir dzimmi, juga mendapatkan perlakuan dan hak yang sama dengan kaum Muslim. Harta dan darah mereka terjaga sebagaimana terjaganya darah dan harta kaum Muslim. Bahkan Rasulullah saw. pernah bersabda dalam sebuah hadis hasan, sebagaimana dituturkan al-Khathib dari Ibnu Mas'ud:
Siapa saja menyakiti kafir dzimmi, maka aku berperkara dengannya. Siapa saja yang berperkara denganku, maka aku akan memperkarakannya pada Hari Kiamat. (As-Suyuthi, Al-Jâmi' ash-Shaghîr).
Kafir dzimmi tidak akan pernah dipaksa meninggalkan agama mereka, tetapi mereka diwajibkan sekadar membayar jizyah saja. Mereka tidak dipungut biaya-biaya lain, kecuali jika hal itu merupakan syarat yang disebut dalam perjanjian. (An-Nabhani, Asy-Syakshiyyah al-Islâmiyyah, II/237).
Urwah bin Zubair berkata, bahwa Rasulullah saw. pernah menulis surat kepada penduduk Yaman (yang artinya): Siapa saja yang tetap memeluk agama Nasrani dan Yahudi, mereka tidak akan dipaksa untuk keluar dari agamanya; mereka hanya wajib membayar jizyah. (HR Ibnu Ubaid).
3. Khatimah
Kita sepakat bahwa kita harus membangun Indonesia agar lebih baik dari sekarang. Kita pun tidak menginginkan terjadinya perselisihan bahkan pertengkaran yang menjurus pada bentrokan fisik antar umat beragama. Kita pun berkeinginan hidup rukun. Persoalannya, pertengkaran dan konflik antar pemeluk agama (khususnya antara Muslim dan Kristen), yang bahkan menjurus pada bentrok fisik selama ini, sebetulnya bukan disebabkan oleh umat Islam yang selama ini dikenal toleran; tetapi justru lebih banyak dipicu oleh orang-orang Kristen. Bukankah munculnya berbagai konflik sejak 1997 yang melibatkan pemeluk Islam dan Kristen di Kalbar, Timtim, NTT, Ambon, Irian, Poso, dan Maluku, sebenarnya tidak lain adalah buah dari aktivitas kristenisasi yang tak kunjung padam dan dipadamkan?
Karena itu, untuk menghindari konflik antar pemeluk agama dan agar tercipta kerukunan antar umat beragama, tidak ada jalan lain kecuali dengan menerapkan syariat Islam dalam wadah Daulah Khilafah Islamiyah. Sejarah telah membuktikan, bahwa selama berabad-abad, hanya dalam sistem Islamlah, yakni dalam Daulah Khilafah Islamiyah, kerukunan antar umat beragama bisa terwujud dan konflik antar pemeluk agama bisa dihindarkan.
Salah satu caranya mungkin dengan melakukan dakwah bagi masing-masing kita untuk melindungi diri dan lingkungan kita dari serangan kristenisasi. Dakwah bisa menjadi salah satu solusi dan antisipasi atas bahaya kristenisasi. Kita harus menggiatkan dakwah Islam sebagai upaya menyikapi dan menghadapi gerakan kristenisasi. Dakwah merupakan upaya dam media untuk mengajak yang menyeruh kepada individu atau masyarakat kepada perubahan yang baik dan meninggalkan yang jelek, dalam artian kembali kepada undang-undang yang telah ditentukan oleh Allah SWT. yaitu Al-qur’an dan hadits.
Kehidupan ini mungkin sudah banyak dicontohkan oleh orang dahulu sebelum kita, seperti pada zaman Rasulullah SAW bagaimana beliau merubah suatu peradaban jahiliyyah menuju kehidupan islamiyyah dan bahkan terhadap aturan-aturan yang diturunkan pada zaman nabi-nabi sebelumnya. Firman Allah SWT (QS Ali - Imran: 110).
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Adapun persiapan-persiapan yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan dakwah ini antara lai, pertama, kita harus memiliki pemahaman yang benar dan kâfah tentang ilmu syari’ah (Qur’an dan hadits) dan ilmu-iilmu lainnya. Karena ketika kita berdakwah maka kita mencoba kembali meyakinkan keimananseorang musalin atas tuhannya, sebagaimana firman Allah SWT QS Muhammad :19.
“Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”.
Jika kita kaitkan dengan gerakan kristenisasi yang begitu maraknya di Indonesia, yang menjadikan banyaknya umat Islam yang kemudian menjadi seorang kristen, penyebab utama yang paling mendasar adalah tidak adanya pemahaman yang benar tentang maksud dan makna yang terkandung dalam agama Islam dan tidak paham akan agama kristen sesungguhnya.
Padahal kalau kita mempelajari kembali sejarah kristen, bahwa Nabi Isa yang disebut Tuhan oleh orang kristen itu, ternyata Yesus (Isa) itu baru dilantik dan dipertuhankan kurang lebih pada tahun 325 M, jadi sebelum tahun 325 M, Yesus belum menjadi Tuhan dan yang melantik Yesus menjadi tuhan adalah seorang Kaisar Romawi yang bernama Konstanti, di sebuah kota yang disebut Nesia. Dalam bahasa Romawi disebut konsily yang berarti konfensi atau muktamar. Jadi pada tahun tersebut, diselenggarakan mukt amar bukan untuk memilih pemimpin tapi untuk melilih dan mempertuhankan Isa as sebagai Tuhan. Tahun itu disebut konsilynesia.
Kesimpulannya, Yesus adalah Tuhan yang dipertuhankan oleh manusia. Ini tidak sah dan sayangnya 95% orang kristen tidak tahu sejarah gereja ini. Lalu kenapa kristenisasi dan pemurtadan di negeri kita marak sekali? Jawabannya adalah orang kristen tidak paham sejarah gereja mereka (ibarat tong kosong yang nyaring bunyinya), kita pun umat Islam tidak mengerti sehingga tidak bisa menolak ajakan mereka dan tak bisa menyikapi upaya mereka, laksana orang buta memimpin orang buta). Solusinya ialah kita harus memahami Islam dengan baik dan memiliki pengetahuan sehingga tidak mudah dibodohi.
Kedua, dalam berdakwah harus memiliki keimanan yang kokoh. Harus yakin bahwa Islam adalah hidayah Allah, dan dia Allah yang memerintah menyampaikan kepada manusia. Selain Islam adalah salah dan sesat, seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 120.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
Ataupun firman Allah dalam Surat Yunus : 32.
“Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka Bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?”.
Sebab dengan keimanan yang kuat dan benar akan Islam, maka akan membuat kita tegar dalam menjalankan hidup di bawah naungan Islam.
(QS: Al-An;am :56-57)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku Termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".
Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku 9, sedang kamu mendustakannya. tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik".
Q.S. Ar-Ra’d :14,
“Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku 10".
Keimanan yang kuat sangat penting bagi setiap muslim untuk membendung dan mengkanter hal-hal yang jauh dari nilai-nilai kebenaran.
Rujukan:
Djuyoto, 2001, 8 Strategi Kristenisasi
H. Insan L.s. Mokoginta, 1998, Muallaf Meluruskan Pendeta, Yayasan Muhtadin : Jakarta.
---------------------------------, 1998, Muallaf Membimbing Pendeta ke Surga, Yayasan Muhtadin : Jakarta.
---------------------------------, 1999, Pendeta menghujat, Muallaf meralat, Mokoginta, Fakta : Jakarta,
M. Natsir, 2002, Islam dan Kristen di Indonesia, Media Dakwah
Media Dakwah, Agustus 1999
Media Dakwah, Agustus 2003
Dialog, Jumat, 6 Agustus 1999
http://swaramuslim.net/more.php?id=1710_0_1_0_M
http://www.alhikmah.com
http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=132196&kat_id=3
http://swaramuslim.net/more.php?id=1710_0_1_0_M
Buletin al-Islam, Edisi 272
Majalah Sabili (Edisi 12/Desember/2003)
Gatra (Edisi 51, 31/Oktober/2003)
Dostları ilə paylaş: |