Lhamdulillah, pembahasan hadits Shahih Bukhari beserta penjelasannya kini memasuki hadits ke-29, masih berada di bawah Kitab A



Yüklə 1,07 Mb.
səhifə16/31
tarix06.08.2018
ölçüsü1,07 Mb.
#67437
1   ...   12   13   14   15   16   17   18   19   ...   31

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W , lalu mereka berkata, 'Memang benar apa yang kamu katakana itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan didapati oleh orang yang shalat.'

Rasullullah S.A.W bersabda, 'Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya wap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.'

Sabda Rasullullah S.A.W lagi, 'Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.'

Selepas itu Rasullullah S.A.W membaca ayat yang bermaksud, 'Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.'

Sabda Rasullullah S.A.W , 'Shalat Isyak (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah SWT haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.'

Sabda Rasullullah S.A.W seterusnya, 'Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah SWT dua kebebasan iaitu:

1. Dibebaskan daripada api neraka.

2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah S.A.W , maka mereka berkata, 'Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (S.A.W ). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah SWT mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu ?

Sabda Rasullullah S.A.W , 'Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah SWT mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s. berlapar selama 30 hari.

Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah SWT kepada makhluk-Nya.'

Kata orang Yahudi lagi, 'Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu.'

Sabda Rasullullah S.A.W , 'Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah SWT, dia akan diberikan oleh Allah SWT 7 perkara:

1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang haram).

2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya.

3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.

4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.

5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).

6. Diberikan cahaya oleh Allah SWT pada hari Kiamat untuk menyeberang Titian Sirath.

7. Allah SWT akan memberinya kemudian di syurga.'

Kata orang Yahudi, 'Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi.'

Sabda Rasullullah S.A.W , 'Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat).'

Kata orang Yahudi, 'Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah).'

Sedikit peringatan untuk kita semua: "Dan sesungguhnya akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Surah Al-Baqarah: ayat 155)

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (Surah Al-Baqarah: ayat 286)

GUGURNYA DOSA BERSAMA TETESAN AIR WUDLU

Abu Nadjih (Amru) bin Abasah Assulamy r.a berkata : Pada masa Jahiliyah, saya merasa bahwa semua manusia dalam kesesatan, karena mereka menyembah berhala. Kemudian saya mendengar berita ; Ada seorang di Mekkah memberi ajaran-ajaran yang baik. Maka saya pergi ke Mekkah, di sana saya dapatkan Rasulullah S.A.W masih sembunyi-sembunyi, dan kaumnya sangat congkak dan menentang padanya.

Maka saya berdaya-upaya hingga dapat menemuinya, dan bertanya kepadanya : Apakah kau ini ?

Jawabnya : Saya Nabi.

Saya tanya : Apakah nabi itu ?

Jawabnya : Allah mengutus saya.

Diutus dengan apakah ?

Jawabnya : Allah mengutus saya supaya menghubungi famili dan menghancurkan berhala, dan meng-Esa-kan Tuhan dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Saya bertanya : Siapakah yang telah mengikuti engkau atas ajaran itu ?

Jawabnya : Seorang merdeka dan seorang hamba sahaya ( Abubakar dan Bilal ).

Saya berkata : Saya akan mengikuti kau.

Jawabnya : Tidak dapat kalau sekarang, tidakkah kau perhatikan keadaan orang-orang yang menentang kepadaku, tetapi pulanglah kembali ke kampung, kemudian jika telah mendengar berita kemenanganku, maka datanglah kepadaku.

Maka segera saya pulang kembali ke kampung, hingga hijrah Rasulullah S.A.W ke Madinah, dan saya ketika itu masih terus mencari berita, hingga bertemu beberapa orang dari familiku yang baru kembali dari Madinah, maka saya bertanya : Bagaimana kabar orang yang baru datang ke kota Madinah itu ?

Jawab mereka : Orang-orang pada menyambutnya dengan baik, meskipun ia akan dibunuh oleh kaumnya, tetapi tidak dapat. Maka berangkatlah saya ke Madinah dan bertemu pada Rasulullah S.A.W .

Saya berkata : Ya Rasulullah apakah kau masih ingat pada saya ?

Jawabnya : Ya, kau yang telah menemui saya di Mekkah.

Lalu saya berkata : Ya Rasulullah beritahukan kepada saya apa yang telah diajarkan Allah kepadamu dan belum saya ketahui. Beritahukan kepada saya tentang shalat ?

Jawab Nabi : Shalatlah waktu Shubuh, kemudian hentikan shalat hingga matahari naik tinggi sekadar tombak, karena pada waktu terbit matahari itu seolah-olah terbit di antara dua tanduk syaitan, dan ketika itu orang-orang kafir menyembah sujud kepadanya. Kemudian setelah itu kau boleh shalat sekuat tenagamu dari sunnat, karena shalat itu selalu disaksikan dan dihadiri Malaikat, hingga matahari tegak di tengah-tengah, maka di situ hentikan shalat karena pada saat itu dinyalakan Jahannam, maka bila telah telingsir dan mulai ada bayangan, shalatlah, karena shalat itu selalu disaksikan dan dihadiri Malaikat, hingga shalat Asar. Kemudian hentikan shalat hingga terbenam matahari, karena ketika akan terbenam matahari itu seolah-olah terbenam di antara dua tanduk syaithan dan pada saat itu bersujudlah orang-orang kafir.

Saya bertanya : Ya Nabiyullah : Ceriterakan kepada saya tentang wudlu' !

Bersabda Nabi : Tiada seorang yang berwudlu' lalu berkumur dan menghirup air, kemudian mengeluarkannya dari hidungnya melainkan keluar semua dosa-dosa dari mulut dan hidung. Kemudian jika ia membasuh mukanya menurut apa yang diperintahkan Allah, jatuhlah dosa-dosa mukanya dari ujung jenggotnya bersama tetesan air.

Kemudian bila membasuh kedua tangan sampai kedua siku, jatuhlah dosa-dosa dari ujung jari-jarinya bersama tetesan air. Kemudian mengusap kepala maka jatuh semua dosa dari ujung rambut bersama tetesan air, kemudian membasuh dua kaki ke matakaki, maka jatuhlah semua dosa kakinya dari ujung jari bersama tetesan air.

Maka bila ia shalat sambil memuja dan memuji Allah menurut lazimnya, dan membersihkan hati dari segala sesuatu selain Allah, maka keluar dari semua dosanya bagaikan lahir dari perut ibunya " ( HR. Muslim )

Ketika Amru bin Abasah menceritakan hadits ini kepada Abu Umamah, oleh Abu Umamah ditegur : Hai Amru bin Abasah perhatikan keteranganmu itu, masakan dalam satu perbuatan orang diberi ampun demikian rupa. Jawab Amru : Hai Abu Umamah, telah tua usiaku, dan rapuh tulangku, dan hampir ajalku, dan tiada kepentingan bagiku untuk berdusta terhadap Allah atau Rasulullah S.A.W .

Andaikan saya tidak mendengar dari Rasulullah, hanya satu dua atau tiga empat kali, atau lima enam tujuh kali tidak akan saya ceritakan, tetapi saya telah mendengar lebih dari itu " ( HR. Muslim )

KESEMPURNAAN SEORANG MUSLIM

Seorang sahabat bertanya kepada Rosulullah S.A.W , Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang alim

Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang paling kaya

Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri sendiri maka engkau akan jadi orang paling kaya

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang adil

Baginda S.A.W menjawab: Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang paling baik

Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang istimewa di sisi Allah

Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan dzikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah

Dia berkata : Aku ingin disempurnakan imanku

Baginda S.A.W menjawab : Baikkanlah akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna

Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang taat

Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajiban yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat

Dia berkata : Aku ingin berjumpa Allah dalan keadaan bersih dari dosa

Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu dari dosa niscaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci dari dosa

Dia berkata : Aku ingin dihapuskan segala dosaku

Baginda S.A.W menjawab : Banyaklah beristighfar niscaya akan dihapuskan (kurangkan ) segala dosamu

Dia berkata : Aku ingin menjadi semulia-mulia manusia

Baginda S.A.W menjawab : Jangan berprasangka pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi segagah-gagah manusia

Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berserah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia

Dia berkata : Aku ingin dimurahkan rezeki oleh Allah

Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadast ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu

Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya

Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka

Dia berkata : Aku ingin diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat

Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan selamat dari kemurkaan Allah dan rasulNya

Dia berkata : Aku ingin diterima segala permohonanku

Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram nescaya segala permohonanmu akan diterimaNya

Dia berkata : Aku ingin agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat

Baginda S.A.W menjawab : Tutupilah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat

Dia berkata : Siapa yang selamat dari dosa?

Baginda S.A.W menjawab : Orang yang senantiasa mengalirkan air mata penyesalan, mereka yang tunduk padakehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan

Dia berkata : Apakah kebaikan terbesar di sisi Allah?

Baginda S.A.W menjawab : Baik budi pekerti, rendah diri dan sabar menghadapi cobaan Allah

Dia berkata : Apakah kejahatan terbesar di sisi Allah?

Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan

Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ?

Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi dan menghubungkan persaudaraan

Dia berkata: Apakan yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?

Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah

ORANG-ORANG TAMAK

Ada dua orang yang tamak dan masing-masing tidak akan kenyang. Pertama, orang tamak untuk menuntut ilmu, dia tidak akan kenyang. Kedua, orang tamak memburu harta, dia tidak akan kenyang.

(Nabi Muhammad S.A.W ) Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibnu Abbas ra di atas, ada dua karakter orang tamak yang tidak akan pernah puas terhadap apa yang dimilikinya dan senantiasa berusaha untuk menambahnya.

Namun, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda menurut sisi pandang Islam.

Adalah terpuji jika ada seorang Muslim yang tamak terhadap ilmu. Muslim seperti ini senantiasa menginginkan derajat keilmuan, akhlak, amal kebajikan, dan usahanya untuk meraih kemuliaan, yang akan mengetuk hatinya untuk menapaki tangga kesempurnaan sebagai seorang Muslim. Ia selalu memanfaatkan segala kesempatan untuk mengkaji Islam dalam memecahkan problem kehidupan manusia dengan hikmah. Sabda Rasulullah S.A.W , “Ilmu laksana hak milik seorang Mukmin yang hilang, di manapun ia menjumpainya, di sana ia mengambilnya,” (HR Al Askari dari Anas ra).

Sedangkan ketamakan terhadap harta hanyalah akan menghasilkan sifat buas, laksana serigala yang terus mengejar dan memangsa buruannya walaupun harta itu bukan haknya. Fitrah manusia memang sangat mencintai harta kekayaan dan berhasrat keras mendapatkannya sebanyak mungkin dengan segala cara dan usaha. Firman Allah SWT: Katakanlah (hai Muhammad), jika seandainya kalian menguasai semua perbendaharaan rahmat Tuhan, niscaya perbendaharaan (kekayaan) itu kalian tahan (simpan) karena takut menginfakkannya (mengeluarkannya). Manusia itu memang sangat kikir. (QS Al Isra': 100).

Rasulullah S.A.W bersabda, “Hamba Allah selalu mengatakan, 'Hartaku, hartaku', padahal hanya dalam tiga soal saja yang menjadi miliknya yaitu apa yang dimakan sampai habis, apa yang dipakai hingga rusak, dan apa yang diberikan kepada orang sebagai kebajikan. Selain itu harus dianggap kekayaan hilang yang ditinggalkan untuk kepentingan orang lain,” (HR Muslim).

Seorang Mukmin adalah orang yang meyakini bahwa rezeki telah ditentukan oleh Allah SWT. Dia juga yakin bahwa setiap manusia tidak akan menemui ajalnya sebelum semua rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah dicukupkan kepadanya.

Ia merasa cukup terhadap harta yang telah diperolehnya dan menyadari ada hak orang lain atas kelebihan harta yang dimilikinya. Ia infakkan sebagian hartanya di jalan Allah untuk membantu saudara-saudaranya yang dilanda kelaparan dan kekurangan. Demikianlah yang patut dilakukan seorang Muslim dan ia tidak lagi silau terhadap kekayaan orang lain yang dihimpun karena ketamakan.

Rasulullah bersabda, “Tidak ada iri hati kecuali dalam dua perkara, (yaitu) orang yang dikaruniai harta kekayaan dan dihabiskan untuk menegakkan kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah kemudian ia melaksanakan dan mengajarkannya (kepada orang lain).”

NERAKA JAHANAM

Diriwayatkan dari Umar Ibnul Khattab r.a. : Telah datang Jibril kepada Nabi Muhammad S.A.W bukan pada waktu yang biasanya ia datang, Rasulullah S.A.W lalu berdiri mendapatkannya dan bertanya : Hai Jibril, kenapa aku melihat engkau berobah warnamu. Berkata Jibril : Aku datang kepadamu untuk menerangkan semburan api Neraka. Berkata Rasulullah S.A.W : Terangkanlah kepadaku keadaan Neraka dan hal-ihwal Jahannam. Berkata Jibril : Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan agar Jahannam dinyalakan apinya 1000 tahun lamanya, sehingga karena semakin panasnya maka berobah warnanya menjadi putih. Lalu diperintahkan menyalakan 1000 tahun lagi, sehingga berobah warnanya menjadi merah. Lalu diperintahkan menyalakan 1000 tahun lagi, sehingga berobah warnanya menjadi hitam yang amat gelap, sehingga hilang sinarnya, bergejolak-gejolak tak padam-padam bakarannya.

Demi Tuhan yang mengutusmu dengan kebenaran, sekiranya dibukakanlah Jahannam itu sebesar lobang jarum, akan terbakarlah bumi dan segala isinya karena panasnya. Dan demi Tuhan yang mengutusmu dengan kebenaran, sekiranya salah satu dari penjaga-penjaga Neraka itu didatangkan Allah SWT ke dunia ini, akan matilah seluruh manusia isi bumi ini karena kejelekan rupanya dan kebusukan baunya. Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan kebenaran, sekiranya sebuah ring ( lingkaran ) dari rantai Neraka diletakkan di atas sebuah gunung di dunia ini, akan tembuslah gunung itu sampai-sampai ke dasar bumi, yang paling bawah. Maka berkata Rasulullah S.A.W : Untunglah hai Jibril, jantungku tak sampai pecah sehingga aku mati mendengar keteranganmu ini.

Rasulullah melihat Jibril menangis, Rasulullah S.A.W turut menangis pula, lalu berkata : Kenapa engkau sampai menangis pula ya Jibril, sedang kedudukanmu begitu rupa di sisi Allah SWT ? Berkata Jibril : Kenapa aku tak akan menangis, malah akulah yang lebih berhak untuk menangis, karena siapa tahu keadaanku dalam ilmu Allah SWT tidak seperti yang aku ketahui, dan saya tidak mengetahui apakah saya tidak akan mengalami cobaan sebagai yang telah telah dialami oleh iblis, sedang iblis itu termasuk golongan Malaikat (tetapi nyeleweng ), dan aku tidak tahu apakah aku akan mengalami apa yang dialami oleh Harut dan Marut. Maka menangislah Jibril dan menangis pulalah Rasulullah S.A.W . Lama keduanya sama-sama menangis, lalu datanglah seruan dari langit : Hai Jibril, Hai Muhammad, sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah menjamin kamu berdua dengan tidak akan durhaka. Lalu Jibril naik ke langit, dan Rasulullah S.A.W lalu meneruskan perjalanan beliau, sehingga bertemu dengan sekelompok orang-orang Anshar yang bermain-main dan ketawa-ketawa. Lalu berkata Rasulullah S.A.W kepada mereka : Apakah kamu ketawa-ketawa sedang di belakangmu Neraka Jahannam. Sekiranya kamu ketahuilah akan apa yang aku ketahui, sungguh kamu akan ketawa sedikit dan akan menangis banyak, kamu takakan makan dan tak akan minum, malah akan menuju ke tempat-tempat tinggi untuk bermohon minta perlindungan Allah SWT.

999 MASUK NERAKA

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi sebagai berikut: Allah swt. berfirman pada hari qiamat: "Hai Adam! Bangkitlah, siapkanlah sembilan ratus sembilan puluh sembilan keturunanmu (untuk ditempatkan) dalam neraka, dan satu (di antara mereka itu), akan ditempatkan dalam syurga".

(Ketika Rasulullah S.A.W menerimanya kemudian menyampaikannya kepada para sahabat), beliau menangis tersedu-sedu, demikian pula para sahabat lainnya, lalu beliau bersabda: "Angkatlah kepala kalian. Demi Allah Yang menguasai jiwaku. (Dibandingkan) dengan ummat-ummat Nabi yang lain, ummat-Ku hanyalah bagaikan selembar bulu putih (yang terdapat) pada kulit lembu jantan yang berbulu hitam. (Hadith Qudsi Riwayat Thabarani di dalam kitab al-Kabir yang bersumber dari Abud-Darda' r.a.)

Banyaknya yang masuk neraka dan sedikitnya yang masuk syurga menurut Hadits di atas, dapat kita ramalkan dari sekarang. Di saat kita hidup dewasa ini kita saksikan banyaknya orang-orang kafir, orang-orang musyrik, munafiq, dan atheis yang menghiasi dunia ini de­ngan kema'siatan. Malah banyak pula orang-orang yang dirinya mengaku Muslim (beragama Islam) tetapi fasiq , suka menurutkan keinginan hawa nafsu, hanya mengikuti arus kehidupan yang melanggar ketentuan Agama. Banyak pula yang dengan sadar atau tidak sadar keluar dari garis-garis batasnya. Mereka inilah yang dimaksud dan termasuk golongan yang 999 itu.

Ketika Nabi S.A.W . mendengar hal sedikitnya orang-orang yang masuk syurga itu, beliau merasa sedih, lalu menangis. Para shahabat merasa kuatir dan takut kalau-kalau termasuk golongan banyak yang masuk neraka, sehingga mereka pun turut menangis pula.

Menyaksikan betapa sedu-sedannya para sahabat menangis, Nabi S.A.W . berkeinginan untuk menghibur mereka dan menyampaikan khabar gembira yang telah dikurniakan dan disampaikan Allah kepada ummat beliau. Beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengang­kat muka dan berhenti menangis. Beliau menyampaikan berita yang menegaskan bahwa banyak di antara ummat Muhammad yang mendapat taufiq dan hidayah Allah, serta berjalan di atas rel-Nya. Sehelai bulu berwarna putih pada kulit lembu hitam itu memang sedikit.

Ummat Muhammad S.A.W . itu memang sedikit dibandingkan dengan banyaknya ummat-ummat yang sesat dan menyeleweng. Selain jumlahnya sedikit, ummat Nabi Muhammad, adalah sebaik-baik ummat, menurut al-Quran. Sewajibnyalah kita sebagai ummat yang baik, berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa dapat mempertahankan kedudukan yang mulia ini.

KETIKA DOSA ANDA SEDALAM SAMUDERA

Pernahkah kita menghitung dosa yang kita lakukan dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun bahkan sepanjang usia kita ?

Andaikan saja kita bersedia menyediakan satu kotak kosong, lalu kita masukkan semua dosa-dosa yang kita lakukan, kira-kira apa yang terjadi ? Saya menduga kuat bahwa kotak tersebut sudah tak berbentuk kotak lagi, karena tak mampu menaham muatan dosa kita.

Bukankah shalat kita masih "bolong-bolong" ? Bukankah pernah kita tahan hak orang miskin yang ada di harta kita ? Bukankah pernah kita kobarkan rasa dengki dan permusuhan kepada sesama muslim ? Bukankah kita pernah melepitkan selembar amplop agar urusan kita lancar ? Bukankah pernah kita terima uang tak jelas statusnya sehingga pendapatan kita berlipat ganda ? Bukankah kita tak mau menolong saudara kita yg dalam kesulitan walaupun kita sanggup menolongnya ?

Daftar ini akan menjadi sangat panjang… …

Lalu, apa yang harus kita lakukan ?

Allah berfirman dalam Surat az-Zumar [39]: 53 "Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Indah benar ayat ini, Allah menyapa kita dengan panggilan yang bernada teguran, namun tidak diikuti dengan kalimat yang berbau murka. Justru Allah mengingatkan kita untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Allah pun menjanjikan untuk mengampuni dosa-dosa kita.

Karena itu, kosongkanlah lagi kotak yang telah penuh tadi dengan taubat pada-Nya.Kita kembalikan kotak itu seperti keadaan semula, kita kembalikan jiwa kita ke pada jiwa yang fitri dan nazih.

Jika anda mempunyai onta yang lengkap dengan segala perabotannya, lalu tiba-tiba onta itu hilang. Bukankah anda sedih ? Bagaimana kalau tiba-tiba onta itu datang kembali berjalan menuju anda lengkap dengan segala perbekalannya ? Bukankah Anda akan bahagia ? "Ketahuilah," kata Rasul, "Allah akan lebih senang lagi melihat hamba-Nya yang berlumuran dosa berjalan kembali menuju-Nya!"

Allah berfirman: "Dan kembalilahh kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (QS 39:54)

Seperti onta yang sesat jalan dan mungkin telah tenggelam di dasar samudera, mengapa kita tak berjalan kembali menuju Allah dan menangis di "kaki kebesaran-Nya" mengakui kesalahan kita dan memohon ampunNya…

Wahai Tuhan Yang Kasih Sayang-Nya lebih besar dari murka-Nya, Ampuni kami Ya Allah!

SUNGGUH AKAN KAMI BERIKAN COBAAN KEPADAMU

Pernahkah kita merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah.

Jarang sekali kalau kita dapat rezeki dan kebahagiaan kita teringat bahwa itupun merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya.

Al-Qur'an mengajarkan kita untuk berdo'a: "Ya Tuhan kami, jangnlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)

Do'a tersebut lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Allah. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.


Yüklə 1,07 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   12   13   14   15   16   17   18   19   ...   31




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin