Dunia
Oleh Jarjani Usman
"Maka, janganlah sekali-kali membuat kehidupan dunia memperdayakan mu" (QS Lukman: 33).
SUNGGUH Allah Maha Bijaksana karena telah memberikan pilihan kepada manusia untuk memilih kehidupan dunia yang fana atau kehidupan akhirat yang abadi. Bahkan, untuk menuntun manusia dalam memilih, diberikan juga sejumlah petunjuk sekaligus akibat dan ganjaran yang akan diterima manusia bila memilih salah satu di antaranya, atau kedua-keduanya. Namun demikian, karena Allah Maha Penyayang terhadap semua hamba-Nya, Allah sangat menganjurkan manusia untuk mengutamakan kehidupan akhirat, karena itulah kehidupan yang sebenarnya, dan dunia hanyalah tempat persinggahan saja.
Adapun anjuran-anjuran Allah untuk manusia agar mengutamakan akhirat adalah sebagai berikut: "Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebahagian dari keuntungan dunia itu dan tidaklah ada baginya suatu bahagian pun di akhirat (QS asy-Syuura: 20). Makanya wajarlah kalau ada orang yang nyata-nyata mengingkari Allah, masih juga mendapatkan keuntungannya di dunia ini.
Begitupun, Allah masih mengingatkan manusia dengan lebih mempertegas hukuman bagi siapa saja yang tidak mengutamakan akhirat. Firman Allah, "Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya neraka-lah tempat tinggalnya..." (QS an-Naazi'aat: 37-39).
Memang harus kita akui, tidak semua manusia mau mengutamakan akhirat, apalagi dunia juga menawarkan sejuta kegemerlapannya. Namun, Allah mengakui bahwa itu semua adalah semu dan sebagai bahan cobaan saja. Kata Allah "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa-apa yang ada di bumi sebagai hiasannya, agar Kami dapat mencoba orang- orang banyak itu: Manakah di antara mereka yang terbaik amal kelakuannya" (QS al-Kahfi: 7). Semoga kita bisa memanfaatkan dunia, tetapi tetap bisa mengutamakan kehidupan akhirat.
Panas
Oleh Jarjani Usman
"Tiadalah seseorang yang diamanahi Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ketika mati ia masih menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga baginya." (HR Bukhari & Muslim)
SEMAKIN dunia mendekati kiamat, semakin banyak muncul hal-hal yang bersifat panas. Bumi mulai sangat panas, kenderaan juga ada yang panas, sampai-sampai ada rumah panas. Kalau bumi panas katanya akibat ulah tangan manusia yang melanggar sunnatullah dengan memperturutkan nafsu demi memperoleh kekayaan yang banyak, sehingga hutan sebagai paru-paru bumi ditebang sembarangan. Kalau kenderaan "panas" akibat dari nafsu manusia yang ingin mendapatkan harta yang banyak meskipun harus mengambil harta orang lain. Sedangkan rumah "panas" dibuat dan direhab oleh manusia dengan mengambil dana rakyat, tanpa terlebih dahulu disetujui secara sah oleh rakyat banyak yang sebenarnya.
Ternyata, semua hal yang bertentangan dengan sunnatullah, semacam "harta-harta panas", tersebut memang akibatnya tidak baik, tidak nyaman untuk dipakai, dan menurunkan nilai harta-harta tersebut. Panasnya bumi menyebabkan manusia kegerahan dan menimbulkan banyak penyakit, sehingga manusia harus menghabiskan biaya-biaya lain untuk menanggulanginya. Kendaraan "panas" terkadang harus dijual ke daerah lain dengan harga yang sangat jauh dari harga yang selayaknya. Demikian juga dengan rumah "panas" yang ketika digunakan, yang seharusnya dengan suasana cukup nyaman, ternyata tidak. Banyak "batu-batu" hujatan yang dilemparkan rakyat banyak ke atas atapnya, sehingga nilai kenyamanan orang-orang yang berada di dalamnya menjadi berkurang dan hilang.
Itulah sebabnya, hidup ini memang harus mengikuti sunnatullah. Kita diwajibkan mengikuti aturan-aturan hidup yang telah dibuat dan perintahkan Allah. Tetapi terkadang banyak di antara kita yang mengingkarinya, meskipun sebenarnya hidup dalam tumpukan-tumpukan aturan Allah; meskipun telah diingatkan berkali-kali tentang aturan-aturan Allah itu.
Syiar Agama
Oleh H Ameer Hamzah
Sesungguhnya Shafa dan Marwah termasuk syiar-syiar (agama) Allah. (QS. al-Baqarah:158)
Dekat Ka'bah ada dua bukit yang jarak keduanya lebih kurang 400 meter. Satu bukit Shafa tempat Nabi Adam as berdiri berdoa kepada Allah dan satu lagi bukit Marwah tempat Siti Hawa berdoa kepada Allah jua. Dalam sejarah dua bukit ini sangat besar peranannya. Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim Khalilullah pernah berlari-lari antara dua bukit ini untuk mencari air kepada anaknya Ismail yang kehausan. Air tidak dapat, lalu malaikat membelah tanah dengan sayapnya sehingga mencurat air zamzam.
Di zaman jahiliyah, mereka menempatkan dua berhala raksasa. Berhala Asaf di atas bukit Shafa dan berhala Na'ilah di atas Marwah. Dua berhala itu mereka sembah sambil berlari-lari antara dua bukit itu. Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah pernah mengumpulkan tokoh Quraisy dari keluarganya (Bani Hasyim) di kaki bukit Shafa untuk menyampaikan dakwah. Seorang pamannya Abu Lahab menentangnya. Kemudian Allah mencelakakan Abu Lahab.
Setelah ibadah haji diwajibkan pada tahun ke sembilan hijrah, umat Islam diwajibkan melaksanakan sa'i antara dua bukit itu. Namun demikian sebagian dari umat Islam enggan melaksanakan sa'i karena jijik kepada dua tempat itu, sebab pernah dikenal sebagai tempat berhala. Mereka merasa taharruj (rasa berdosa) apabila melakukan sa'i, meski Nabi telah memerintahkannya.
Untuk menghilangkan keraguan mereka Allah SWT menurunkan ayat al- Quran (2:158) berikut: Maka barang siapa mengerjakan haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya (Shafa dan Marwah).....
Dengan turun ayat tersebut, maka umat Islam tidak ragu lagi menjadikan Shafa dan Marwah sebagai syiar-syiar agama Allah SWT. Demikianlah Allah SWT membersihkan Baitullah dan sekelilingnya dari praketk-praktek syirik masa jahiliyah kepada praktek aqidah Tauhid di masa Islam. Kini Shafa dan Marwah telah dimasukkan dalam bangunan Masjidil Haram yang terlindung dari terik matahari.
Dostları ilə paylaş: |