Membangun indonesia dari bawah bertumpu pada pengembangan teknologi informasi jaringan komputer: sebuah kisah nyata



Yüklə 83,03 Kb.
tarix12.09.2018
ölçüsü83,03 Kb.
#81386

MEMBANGUN INDONESIA DARI BAWAH BERTUMPU PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI JARINGAN KOMPUTER: SEBUAH KISAH NYATA

Onno W. Purbo, YC1DAV/VE3

Department of Electrical & Computer Eng.

University of Waterloo

Waterloo, Ontario

CANADA N2L 3G1

FAX: (519)-746-3077

E-mail: owpurbo@sunee.uwaterloo.ca


Staff pengajar Jurusan Teknik Elektro

Staff peneliti PAU Mikroelektronika

Institut Teknologi Bandung

Bandung 40132

INDONESIA

FAX: (62)-22-438-338

E-mail: yc1dav@itbgtw.itb.ac.id (Insya Allah)
Ditulis untuk memperingati

Hari Pendidikan Nasional

Waterloo, 2 Mei 1993
ABSTRAK
Dalam tulisan ini, akan diketengahkan pengalaman selama lima tahun membantu mengembangkan jaringan komputer di Indonesia yang dilakukan oleh penulis secara jarak jauh dari Canada selama masa tugas belajar. Hasil-hasil yang telah dicapai, terutama berupa berbagai tanggapan & penerimaan maupun usaha-usaha penerapan lebih lanjut dari berbagai perguruan tinggi/instansi pemerintah/organisasi swadaya masyarakat akan diketengahkan.

Akan diidentifikasi tiga buah unsur utama yang menjadi tumpuan perkembangan ini, yaitu (1) pengembangan sumbar daya manusia (SDM), (2) penguasaan/pengembangan/penyebaran ilmu pengetahuan dan (3) penyiapan pra-sarana industri penunjang. Strategi pengembangan ke-tiga unsur ini akan dijabaran. Pengembangan dan proses memotivasi SDM adalah prioritas utama.

Dalam tulisan ini terlihat bahwa sebetulnya karyasiswa Indonesia di luar negeri mampu untuk berkontrinbusi ke tanah airnya lebih dari sekedar sumbangan pemikiran. Kontribusi bahkan dapat mencapai tahapan implementasi sebuah konsep. Tidak ada batasan tingkat kepegawaian /pengetahuan/kesarjanaan untuk melakukan kontribusi seperti ini, yang penting adalah:
(1) niat.

(2) kemauan untuk belajar-mengajar.


Insya Allah, kita akan melihat masa depan yang cerah di Indonesia dengan semakin banyaknya teman-teman karyasiswa di luar negeri yang berkontribusi secara profesional dan nyata ke Indonesia (bukan lagi sekedar berbicara/berkonsep/berdebat).

PENDAHULUAN.
Iqra - bacalah! demikian seruan yang pertama kali diturunkan.
Mengapa justru membaca dan mempelajari alam sekitar yang diserukan pertama kali? mengapa bukan yang lain? Mari kita renungkan sejenak makna seruan ini sebelum kita membahas lebih lanjut.
Tentunya banyak jawaban yang bisa diberikan untuk pertanyaan diatas tergantung pada wawasan dan sudut pandang yang digunakan. Dalam kaitannya dengan perkembangan suatu bangsa, pengalaman penulis mengatakan bahwa informasi, ilmu pengetahuan dan proses belajar-mengajar merupakan faktor kunci yang akan menentukan perkembangan tersebut dan BUKAN ketersediaan dana/industri penunjang/peralatan /teknologi mutakhir. Oleh karenanya, prioritas utama harus diletakan pada langkah-langkah strategis yang mendukung penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan/informasi maupun proses belajar mengajar kalau memang kita ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

Alternatif prasarana penunjang yang memudahkan proses belajar-mengajar maupun perkembangan ilmu pengetahuan cukup bervariasi mulai dari buku, majalah, jurnal, surat kabar hingga yang paling canggih adalah jaringan komputer. Kalau kita perhatikan semua bertumpu pada proses/kemampuan seseorang untuk membaca, menganalisa dan belajar.

Melihat dari alternatif-alternatif yang ada diatas beserta bekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, penulis mencoba melakukan kontribusi untuk membantu mengembangkan pra-sarana jaringan komputer di Indonesia dengan bertumpu pada inisiatif dari bawah. Dalam tulisan ini, akan diketengahkan kontribusi/usaha yang dilakukan penulis selama lima tahun terakhir untuk membantu membangun pra-sarana jaringan komputer di Indonesia. Hal ini, Insya Allah, merupakan sebuah bukti nyata bahwa karyasiswa Indonesia di luar negeri sebetulnya mempunyai kemampuan lebih daripada sekedar menyumbangkan pemikiran. Jika didasari oleh niat yang teguh, Insya Allah, para karyasiswa (yang umumnya berilmu lebih dari rata-rata bangsa Indonesia) harusnya mampu untuk mengimplementasikan ide/konsep/teknologi secara profesional. Pengalaman mengatakan bahwa proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses kontribusi yang dilakukan. Yang menarik untuk direnungkan, proses belajar-mengajar ini sebetulnya tidak memakan banyak sumber daya maupun dana - yang mungkin tersita hanyalah sebagian waktu luang yang ada.

Dalam tulisan ini, pertama-tama akan dibahas sejarah perjalanan sebuah usaha menerapkan konsep jaringan komputer menggunakan radio di Indonesia. Kemudian akan dipaparkan hasil-hasil yang telah diperoleh selama lima tahun belakangan (yang tampaknya merupakan awal terwujudnya sebuah cita-cita). Selanjutnya, analisa, identifikasi maupun strategi pengembangan tiga unsur utama dalam pembangunan jaringan komputer menggunakan radio akan diketengahkan. Tulisan ini akan ditutup dengan sebuah tantangan yang tampaknya akan cukup kontroversial bagi kebanyakan teman-teman karyasiswa lainnya untuk membuktikan kontribusinya secara nyata ke tanah airnya - tidak hanya terbatas pada berbicara/berdebat/berseminar/berkongres/ menyumbangkan pikiran saja.



SEJARAH PERJALANAN PENERAPAN SEBUAH KONSEP.

Konsep jaringan komputer menggunakan radio berawal dari hobby penulis mengudara dan bermain komputer di amatir radio sejak tahun 1978-1979 dengan nama panggilan YC1DAV. Pada tahun 1985, para amatir radio di Canada, US & Eropa mengembangkan konsep jaringan komputer menggunakan radio dengan nama paket radio. Pada tahun 1986, penulis berkesempatan membantu merintis pengembangan jaringan packet radio di lokal ORARI Cibeunying Bandung. Saat itu, baru belasan (kurang dari 20 orang) amatir radio di Indonesia yang mengudara menggunakan teknologi packet radio yang relatif baru ini. Lokal ORARI Cibeunying Bandung merupakan lokal ORARI pertama di Indonesia yang mengudara menggunakan teknologi paket radio.

Pada tahun 1987, penulis berangkat ke McMaster University (Hamilton, Canada) untuk menempuh program S2. Tahun 1987, merupakan awal berkembangnya pemikiran penulis dalam mengimplementasikan konsep jaringan komputer menggunakan radio di Indonesia. Ada tiga hal yang memacu penulis untuk melakukan hal ini:
(1) Keterlibatan penulis dalam proyek CoSy di Univ. of Guelph yang dibiayai CIDA (1987-1988). CoSy telah membuka pemikiran penulis akan fungsi tele-conferencing / diskusi secara elektronik untuk bertukar pikiran, belajar-mengajar dan saling membantu dalam memecahkan persoalan.

(2) Interaksi penulis dengan rekan-rekan amatir radio di Canada/manca negara.

(3) Perkenalan penulis dengan jaringan komputer di manca negara.
Pada tahun 1988, penulis mengudara dari Hamilton, Canada menggunakan jaringan komputer amatir radio untuk bertukar berita dengan Indonesia. Berawal dari satu-satunya amatir radio Indonesia yang mengudara menggunakan packet radio di luar negeri, saat ini, paling tidak ada 7-8 orang Indonesia yang mengudara/pernah mengudara dari luar negeri menggunakan mode packet radio. Saat itu (1988), mode yang digunakan oleh penulis masih sederhana sekali hanya menggunakan link layer protokol AX.25 tanpa menggunakan protokol yang lebih canggih seperti TCP/IP. Hasil-hasil/berita-berita yang penulis peroleh dari Indonesia umumnya penulis sebarkan di jaringan komputer milik karyasiswa di Canada, US, Eropa dll. Hal ini merupakan awal sebuah brain-storming yang (tampaknya) akan memakan waktu lama untuk meyakinkan bahwa teknologi paket radio dapat digunakan di Indonesia untuk membangun jaringan komputer.

Pada tahun 1989, penulis berkesempatan kembali ke Indonesia selama 3 bulan. Berbekal pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang diperoleh selama menempuh S2, 3 bulan di Indonesia digunakan oleh penulis untuk melihat dari dekat kekuatan, kelemahan, kesempatan dan kesulitan yang ada di Indonesia untuk mengimplementasikan jaringan komputer profesional menggunakan radio di Indonesia. Penulis sempat mengajarkan teknik TCP/IP menggunakan radio kepada teman-teman di ITB-Amatir Radio Club (antara lain kepada Suryono Adisoemarta YG1QN). YG1QN/N5SNN di akhir tahun 1992 yl. mempunyai andil cukup besar untuk mengaktifkan node gateway paket radio di ITB dengan nama itbgtw.itb.ac.id yang menghubungkan ITB dengan LAPAN di Rancabungur Bogor. Musim gugur 1989, penulis bergabung dengan Univ. of Waterloo untuk program S3 di bidang mikroelektronika. Dengan ditunjang oleh kecanggihan jaringan komputer di University of Waterloo, penulis dapat menkonsentrasikan diri pada teknologi/protokol yang lebih canggih yaitu TCP/IP.

Di akhir tahun 1990, tulisan pertama tentang alternatif jaringan komputer biaya murah menggunakan radio di terbitkan oleh KOMPAS [1] (KOMPAS menerbitkan ulang tulisan tersebut beberapa bulan kemudian - tentunya tanpa seijin penulis). Barangkali tulisan ini merupakan awal sebuah brain-storming tingkat nasional untuk membangun jaringan komputer profesional menggunakan radio. Tanggapan dan dukungan yang diperoleh cukup menggembirakan, kebanyakan datangnya justru dari guru-guru besar di ITB antara lain Prof. Hasan Poerbo, Prof. Iskandar Alisyahbana, Prof. Samaun Samadikun, Dr. S. Nasserie, Dr. Kusmayanto Kadiman dll. Masing-masing mendukung (bahkan membantu mengimplementasikan) ide/konsep ini dengan caranya masing-masing. Pada tahun 1990, dibentuk PAU-mikro-net
yang awalnya merupakan mailing list internal staff PAU Mikroelektronika ITB. Saat ini PAU-Mikro-net, merupakan mailing list yang menjadi tulang punggung dalam membantu pengembangan jaringan komputer maupun teknologi di Indonesia secara profesional.

Sejak tahun 1991, berbagai perangkat lunak (berupa source code, manual, executable, contoh-contoh set-up) maupun dokumen-dokumen yang menerangkan kerja TCP/IP secara periodik dikirimkan oleh penulis ke rekan-rekan di ITB & Indonesia untuk disebarkan secara cuma-cuma dan untuk membantu membuka wawasan yang ada. Pada tahun 1992, sebuah organisasi informal paguyuban TCP/IP (gabungan staf-staff yang berdedikasi untuk membangun jaringan komputer di ITB, UI, LAPAN, BPPT, STT Telkom dan INKOM-LIPI) dibentuk di Indonesia. Hubungan/konsultasi teknis dengan luar negeri secara elektronis melalui jaringan komputer dilakukan via pau-mikro-net. Konsultasi (proses belajar mengajar) ini rupanya merupakan sumbangan yang tak terkirakan dalam memacu terbentuknya jaringan komputer di Indonesia.

Bermunculannya node-node jaringan komputer di lembaga-lembaga pendidikan/penelitian di Indonesia, tampaknya sangat menarik minat berbagai lembaga/organisasi lainnya di Indonesia untuk bergabung dan memakai teknologi paket radio yang relatif murah dan sederhana ini. Tampaknya kita saat ini melihat awal perwujudan sebuah cita-cita. Sebelum membahas lebih mendalam tentang perwujudan sebuah cita-cita, ada baiknya kita melihat dengan lebih seksama inti dari sejarah perjalanan yang dijabarkan diatas. Ada dua hal pokok yang menjadi inti:
(1) pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

(2) proses belajar-mengajar.


Kedua hal ini harus berjalan bersamaan untuk memotivasi SDM tersebut agar mau dan berani untuk berjalan sendiri diatas kakinya sendiri. Jika dapat dibentuk SDM bermotivasi tinggi maka pembangunan dapat bergerak dari bawah tanpa perlu perintah (bahkan tanpa perlu dukungan) dari atas. Karena jumlah uang yang dibutuhkan untuk membangun jaringan komputer menggunakan radio relatif kecil, saat ini, kebanyakan uang justru datangnya dari kantong-kantong lembaga / instansi itu sendiri (bahkan sebagian dari kantong pribadi). Hal ini sangat menguntungkan bagi pemerintah maupun bagi bangsa Indonesia. Apa konsekuensinya? Sebetulnya tidak perlu kita banyak-banyak berhutang keluar negeri - kalau motivasi untuk membangun datangnya dari bawah, bahkan sebagian orang rela mengeluarkan uang pribadinya untuk pembangunan! Terus terang, penulis lebih banyak bermodalkan pena, tinta dan pengorbanan waktu-waktu luang yang ada untuk melakukan ini semua; sambil menimba ilmu tentang teknologi jaringan komputer yang tidak pernah penulis terima secara formal di bangku kuliah.

AWAL TERWUJUDNYA SEBUAH CITA-CITA.
Setelah bergelut selama lima tahun terakhir, ada baiknya kita lihat rangkuman dari hasil-hasil dari proses penerapan teknologi jaringan komputer menggunakan paket radio di masyarakat Indonesia.
• Paling tidak sudah ada 6 lembaga, yaitu ITB, UI, LAPAN, BPPT, STT Telkom (milik PT. Telkom) dan INKOM-LIPI, yang saat ini sudah mengoperasikan jaringan komputer menggunakan teknologi paket radio dalam hampir 1 tahun belakangan. Perlu dicatat bahwa motor dari keberhasilan ini adalah staf-staf muda yang berdedikasi di masing-masing lembaga tersebut. Tidak ada perintah resmi dari atasan mereka untuk melakukan ini semua, semua bertumpu pada motivasi staf-staf muda tersebut.
• Karena seminar ini dilakukan di konsulat RI Toronto, ada baiknya hal yang berkaitan dengan Deparlu RI diketengahkan disini. Saat ini Pak Sumadi (atase perhubungan KBRI Tokyo) dan mas Bidwi Heru, keduanya dari KBRI Tokyo, sedang mencoba mengimplementasikan jaringan komputer menggunakan paket radio di gelombang pendek antara KBRI Tokyo dengan Deparlu Jakarta. Hal ini, Insya Allah, nantinya merupakan proyek percontohan bagi KBRI-KBRI lainnya. Yang berperan cukup banyak disini adalah rekan saya mas Harry Prihanto (dari BPPT).
• Insya Allah, UGM dalam waktu dekat akan mengudara dan bergabung dalam jaringan komputer menggunakan radio. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk keperluan ini telah disiapkan secara pribadi oleh rekan saya Pramono Hadi (staff Fakultas Geography UGM). Kebetulan, saya sempat mengajari rekan Pramono Hadi pada waktu beliau berada di Univ. of Waterloo selama musim gugur 1992.
• Dukungan secara internasional telah diterima oleh penulis dari UNDP (PBB) - setelah mereka membaca paper penulis di Kuala Lumpur [2]. Bahkan saat ini, UNDP tertarik sekali untuk memberikan dana/sponsor bagi implementasi jaringan ini di Indonesia.
• Penerimaan secara internasional juga dilakukan oleh Canadian Association for Studies of International Development (CASID) pada konperensi yang akan datang 7-9 Juni, 1993 di Ottawa [3]. Insya Allah, hal ini akan membuka kesempatan bagi penulis untuk melakukan lobbying dengan CIDA dan IDRC untuk memperoleh dukungan mapun sponsor untuk mengembangkan jaringan komputer di Indonesia.
• Implementasi jaringan komputer menggunakan radio untuk mengkaitkan berbagai pra-koperasi di pedesaan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa saat ini sedang berjalan. Intinya adalah meningkatkan kolateral performance dari pra-koperasi untuk menaikan collective-bargaining power dari masyarakat pedesaan. Lembaga yang terlibat disini adalah PPLH-ITB dan program S2 Pembangunan ITB [4].
• Atas prakarsa Prof. Iskandar Alisyahbana (ITB) dan Dr. S.Nasserie (ITB-IPTN), saat ini sedang dikembangkan industri kecil penunjang untuk menyediakan perangkat keras yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan jaringan komputer menggunakan radio. Pak Iskandar saat ini sedang dalam proses negosiasi dengan Pak Habibie (MENRISTEK) untuk memperoleh dana untuk membuat dan meluncurkan satelit paket radio [5] buatan Indonesia.
• Atas prakarsa Prof. Samaun Samadikun (ITB-LIPI), diakhir tahun 1992 lalu beberapa ratus wakil dari berbagai industri di Indonesia berkumpul untuk memikirkan kemungkinan pembentukan jaringan komputer di industri Indonesia. Pada kesempatan tersebut Pak Samaun mendukung penggunaan teknologi paket radio untuk membangun jaringan komputer di Indonesia.
Di samping lembaga-lembaga diatas, saat ini ada beberapa instansi/lembaga yang berminat untuk bergabung antara lain adalah Pos & Giro, PT. Telkom, Sempati Airlines, Polyteknik ITB, UNPAR, Universitas Satya Watjana, dll.

Terlihat disini bahwa, Alhamdullillah, setelah selama 5 tahun bersusah payah memberikan pelajaran melalui berbagai tulisan, pengiriman perangkat lunak dan dokumen-dokumen, konsep jaringan komputer menggunakan radio mulai diterima oleh banyak lembaga di Indonesia bahkan memperoleh pengakuan dan dukungan secara Internasional. Insya Allah, bukan mustahil dimasa mendatang kita bisa melihat sebuah jaringan komputer masyarakat (FreeNet) yang dibangun atas swadaya masyarakat di Indonesia dan bisa digunakan secara cuma-cuma oleh seluruh anggota masyarakat untuk kepentingan pembangunan masyarakat itu sendiri.



IDENTIFIKASI & STRATEGI PENGEMBANGAN UNSUR PEMBANGUN.
Selanjutnya, mari kita analisa dan identifikasi secara seksama unsur-unsur utama dalam proses pembangunan jaringan komputer ini. Kemudian akan diketengahkan strategi pendekatan untuk membangun unsur-unsur ini secara perlahan dari bawah. Strategi yang diketengahkan disini merupakan rangkuman pemikiran yang akan diajukan penulis ke DEPDIKBUD atas permintaan teman-teman di PUSILKOM-UI Jakarta.

Dari sub-bab di atas dapat kita identifikasi beberapa unsur pembangunan yang sangat strategis. Secara garis unsur-unsur ini dapat dipisahkan menjadi 3 unsur pokok yaitu [6]:


(1) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

(2) Penguasaan/pengembangan/penyebaran ilmu pengetahuan.

(3) Pembentukan pra-sarana logistik/industri penunjang.
Dari ketiga unsur diatas, kemampuan dan motivasi SDM merupakan kunci utama keberhasilan seluruh program yang ada. Barangkali mirip dengan pepatah Cina agar "memberikan kail daripada ikan".

Selanjutnya akan penulis coba ketengahkan strategi pengembangan unsur-unsur pembangun diatas. Saat ini, strategi ini sedang dalam proses penerapan di Indonesia dengan berbagai tingkat keberhasilan. Bagi teman-teman di warung-net, barangkali strategi yang akan penulis ketengahkan disini cukup familiar. Beberapa asumsi dasar dari strategi yang akan kami gunakan adalah:


(1) Tidak ada sumber daya manusia yang betul-betul ahli dalam masalah praktis jaringan komputer (baik dari segi perangkat keras, perangkat lunak maupun manajemen).

(2) Tidak ada industri penunjang untuk memperoleh perangkat keras / perangkat lunak untuk keperluan jaringan yang dibutuhkan (diproduksi) di dalam negeri.

(3) Harga perangkat komputer mikro (PC) di pasaran Indonesia dapat terjangkau oleh sebagian besar institusi/organisasi peserta jaringan.

(4) Tidak disediakan dana khusus di lembaga-lembaga di Indonesia untuk keperluan pengembangan jaringan komputer (bahkan mungkin pada kenyataannya tidak ada sama sekali dana yang disediakan).

(5) Teknologi paket radio akan digunakan sebagai tumpuan utama untuk mebangun jaringan komputer di Indonesia karena sifatnya yang sederhana dan sangat de-centralized sehingga bisa mematahkan monopoli sehingga memungkinkan untuk bottom-up development.

(6) Sedapat mungkin mendaya-gunakan semaksimal mungkin sumber daya (manusia & peralatan) yang sudah ada di lembaga/institusi tersebut.


Beberapa konsekuensi dan hal-hal yang perlu dipikirkan dengan adanya asumsi di atas adalah:
(1) Titik berat strategi ini diharapkan untuk mengarah pada strategi-strategi untuk mengembangkan kemampuan & motivasi SDM di Indonesia.

(2) Sedapat mungkin mendayagunakan pra-sarana & kemampuan yang sudah ada. Tentunya karena pra-sarana yang ada umumnya tersebar dibanyak instansi/organisasi maka kemampuan untuk lobbying sangat memegang peranan penting untuk keberhasilan ini.

(3) Di harapkan dapat menunjukan kepada para birokrat & politikus di pemerintah pusat bahwa dengan dukungan yang minimal dari mereka - sebuah konsep dapat menjadi sebuah kenyataan.

(4) Sedapat mungkin melakukan lobby-lobby tingkat internasional maupun nasional (mis. melalui konperensi internasional) untuk memperoleh dukungan/dana yang tidak mengikat dari lembaga/industri (contoh: UNDP, CIDA, IDRC, JSPS, VITA, dll). Ini penting untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada satu sumber dana untuk menjamin kelangsungan pembangunan.


Beberapa tujuan jangka pendek yang ingin dicapai dari strategi yang akan digunakan ini adalah:
(1) Membentuk dasar-dasar untuk membangun jaringan komputer di Indonesia yang sustainable (berlanjut) dan self-financing. Kemampuan dan motivasi dari sumber daya manusia yang tersedia akan menjadi tumpuan utama dari perkembangan ini (bukan kecanggihan peralatan yang digunakan).

(2) Membentuk dasar untuk pengembangan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menumpu perkembangan jaringan.

(3) Melakukan reverse engineering (dari perangkat yang tersedia di public domain) dengan SDM yang ada untuk memperoleh pengalaman.

(4) Mencari alternatif perangkat keras/perangkat lunak/pra-sarana komunikasi yang akan dipakai.

(5) Memberikan dasar-dasar untuk membangun dari bawah bagi industri kecil/industri rumah yang dibutuhkan untuk menumpu perangkat keras/perangkat lunak yang dibutuhkan untuk pengembangan jaringan.

(6) Mencari alternatif strategi/jalan untuk melepaskan diri dari ikatan/ketergantungan yang mungkin akan menghambat perkembangan jaringan.


Mari kita lihat lebih lanjut beberapa sumber daya yang sudah ada dan mungkin digunakan/ dikembangkan lebih lanjut untuk membangun jaringan komputer menggunakan radio di Indonesia.
(1) Paguyuban TCP/IP sebagai lembaga non-formal dapat menjadi pendorong terbentuknya jaringan komputer selama ini & dimasa mendatang.

(2) Perangkat lunak NOS (+ source code + executable) yang ada di amatir radio dapat diperoleh secara cuma-cuma untuk keperluan pendidikan & penelitian (untuk komersial sifatnya shareware $50).

(3) Design beberapa perangkat keras di amatir radio dapat diperoleh di public domain untuk keperluan non-komersial (seperti SCC-card).

(4) ITB & UI bisa menjadi sarana untuk mengembangkan SDM (program S1/S2/S3) untuk menumpu pengembangan jaringan komputer.


Untuk selanjutnya, mari kita lihat secara lebih mendalam strategi-strategi jangka pendek (1-2 tahun) yang mungkin dilakukan untuk menunjang pembangunan jaringan komputer di Indonesia. Strategi-strategi ini akan dibahas untuk masing-masing dari ketiga unsur pembangun diatas.

STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA.
Tujuan jangka pendek dari strategi pengembangan SDM ini adalah membentuk dasar-dasar untuk membangun SDM yang dibutuhkan untuk menumpu perkembangan jaringan komputer di Indonesia. Dengan asumsi:
(1) Motivasi belajar manusia dapat menjadi besar terutama jika melihat besarnya keuntungan yang diperoleh dimasa mendatang.

(2) Beberapa perangkat lunak/disain perangkat keras dapat diperoleh secara cuma-cuma (atau dengan biaya minimal) untuk keperluan pendidikan.


Beberapa kekuatan dan sumber daya yang sudah ada dan mungkin digunakan untuk membantu mengembangkan SDM adalah:
(1) Ada beberapa universitas/sekolah tinggi yang sudah bergerak dan beroperasi secara profesional di teknologi jaringan komputer seperti ITB, UI & STT Telkom. Di samping itu, ada beberapa universitas yang telah menyatakan minatnya untuk terjun di teknologi jaringan komputer seperti UGM, Polyteknik ITB, UNPAR dan Satya Watjana.

(2) Ada beberapa lembaga penelitian telah bergerak dan beroperasi secara profesional di teknologi jaringan komputer seperti BPPT, LAPAN dan INKOM-LIPI.

(3) Ada beberapa surat kabar/majalah secara teratur menyuarakan perkembangan teknologi di Indonesia, contoh:

• KOMPAS

• majalah Elektron

• majalah hobbyist elektronika/komputer lainnya.


Universitas akan merupakan sarana utama untuk memperoleh SDM yang dibutuhkan untuk menumpu perkembangan jaringan. Tinggal masalahnya bagaimana strategi pembinaannya. Penggunaan surat kabar dan majalah sangat penting artinya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan informasi yang berguna untuk melakukan memberikan pelajaran/brain-storming/memotivasi SDM yang ada di Indonesia.

Beberapa alternatif langkah-langkah strategis yang mungkin diambil untuk jangka pendek dalam membantu membangun jaringan komputer di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:


(1) Menggunakan sarana surat kabar & majalah untuk mempublikasikan/menyebarkan perangkat lunak yang berhasil dikembangkan secara cuma-cuma untuk keperluan pendidikan & non-komersial.

(2) Mendukung secara konsisten pemakaian perangkat lunak maupun pemilihan perangkat keras di masyarakat melalui media massa/majalah para hobbyst.

(3) Mendayagunakan pra-sarana jaringan komputer paket radio & UUCP yang tersedia untuk mendukung mailing list & news yang dibutuhkan untuk memperlancar penyebaran informasi.

(4) Menggunakan pra-sarana & perangkat jaringan komputer paket radio bagi para mahasiswa S1/D1 untuk belajar lebih lanjut tentang konsep-konsep jaringan komputer.

(5) Tergantung pada para dosen (yg mempunyai motivasi untuk membangun jaringan komputer di Indonesia), bentuk penggunaan pra-sarana jaringan yang ada dapat untuk:

• kerja praktek.

• tugas akhir S1/S2.

• penelitian S3.

• mendukung program pengabdian masyarakat.

(6) Mendayagunakan perkumpulan-perkumpulan amatir radio di lingkungan universitas & lembaga penelitian sebagai:

lembaga informal tempat bertukar pikiran di-"darat".

melaksanakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh orang-orang yg berdedikasi, misalnya:

• penelitian untuk membangun satelit microsat [5] (mudah-mudahan Pak Habibie cukup berbaik hati untuk memberikan dana untuk ini)

• penelitian untuk membangun jaringan paket radio berkecepatan tinggi (untuk saat dana diambil dari kantong pribadi).

• penelitian untuk membangun jaringan paket radio jarak jauh di gelombang pendek yang tahan terhadap noise.

• penelitian untuk mengembangkan perangkat lunak untuk jaringan komputer (ini sifatnya reverse engineering + memperluas wawasan).



STRATEGI PENGUASAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN RADIO.
Tujuan jangka pendek dari strategi penguasaan dan pengembangan teknnologi jaringan komputer menggunakan radio adalah untuk memberikan dasar-dasar yang dibutuhkan bagi proses "reseverse engineering" yang Insya Allah dapat berlanjut menjadi proses rekayasa teknologi jaringan komputer menggunakan radio. Asumsi yang digunakan:
(1) Banyak perangkat lunak untuk membangun jaringan komputer, bahkan sebagian besar disertai source code, telah tersedia dalam bentuk public domain.

(2) Beberapa perangkat keras yang tersedia di pasaran dapat diperoleh dengan harga cukup murah. Sebagian dari peralatan ini bisa diperoleh dalam bentuk kit yang disertai rangkaian dan keterangan cara-cara untuk membuat dan mengukur kemampuan peralatan tersebut.

(3) Informasi berupa standard-standard cara kerja jaringan komputer TCP/IP tersedia secara cuma-cuma dari banyak mesin-mesin komputer di InterNet.
Saat ini, tidak banyak banyak orang-orang di Indonesia yang menekuni secara mendalam teknik-teknik jaringan komputer secara praktis. Kebanyakan para ahli komputer di Indonesia bergerak secara teoritis yang relatif jauh dari segi-segi praktis. Sebagai contoh, sejauh pengetahuan penulis, saat ini baru ada tiga orang Indonesia yang mampu untuk meng-kompile program TCP/IP untuk jaringan komputer paket radio, yaitu:
(1) Rachmat. M.S. Ibrahim (PUSILKOM-UI).

(2) Suryono Adisoemarta (ITB - University of Texas, Austin, US).

(3) Onno W. Purbo (ITB - University of Waterloo, Canada).
Tugas untuk menguasai dan mengembangkan teknologi jaringan komputer menggunakan paket radio barangkali merupakan tugas yang paling berat yang harus ditanggung dari strategi-strategi yang dijabarkan di dalam tulisan ini. Tugas ini merupakan kunci utama untuk mendukung pengembangan SDM yang dibutuhkan untuk membantu pengembangan jaringan komputer di Indonesia.

Beberapa langkah strategis yang mungkin dilakukan dalam jangka pendek untuk menguasai dan mengembangkan teknologi jaringan komputer ini adalah:


(1) Mengambil semua informasi/perangkat lunak yang ada di public domain untuk dibawa ke Indomesia dan dipelajari secara seksama.

(2) Menulis buku tentang teknik-teknik jaringan komputer untuk membantu penguasaan lebih mendalam dari teknlogi yang ada. Hal ini sedang dikerjakan oleh penulis secara pribadi.

(3) Membeli peralatan-peralatan untuk menunjang perkembangan jaringan komputer menggunakan radio ini sedapat mungkin dalam bentuk kit-kit agar dapat dipelajari dan dikembangkan lebih lanjut. Saat ini ada beberapa orang yang secara pribadi telah melakukan hal ini di Indonesia.

(4) Kerjasama antara universitas, lembaga penelitian dan industri untuk mempermudah proses penguasaan dan pengembangan teknologi ini. Hal ini secara informal telah dijajaki, beberapa orang dari universitas, lembaga penelitian dan industri di Indonesia telah menyatakan minatnya untuk membantu mengembangkan teknologi jaringan komputer menggunakan paket radio.



STRATEGI PENETRASI KE INDUSTRI KECIL / INDUSTRI RUMAH.
Tujuan jangka pendek dari strategi penetrasi ke industri kecil/rumah ini adalah untuk membentuk dasar-dasar untuk melakukan alih teknologi dari hasil "experimen" di perguruan tinggi & lembaga penelitian ke industri kecil/rumah untuk mendukung perkembangan jaringan komputer di Indonesia. Asumsi yang digunakan:
(1) Industri kecil/rumah akan digunakan sebagai tumpuan utama karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah di monopoli. Di samping itu, industri ini yang merupakan tumpuan langsung bagi kehidupan rakyat kecil di Indonesia.

(2) Cukup banyak amatir radio yang bergerak secara non-formal di industri per-radio-an. Hal ini merupakan SDM yang tidak bisa dikesampingkan.

(3) Proses pembentukan industri rumah/kecil lebih banyak ditentukan oleh manusia-nya yang akan memproduksi alat/barang bukan oleh struktural peraturan pemerintah/dana.
Beberapa kekuatan dan sumber daya yang sudah ada dan mungkin dikembangkan dan diminta bantuannya untuk mendukung pengembangan jaringan komputer menggunakan radio adalah:
(1) Departemen Koperasi dan industri kecil di Indonesia harusnya sudah cukup banyak berkecimpung dalam bidang ini. Insya Allah, hal ini dapat merupakan sumber daya yang cukup bisa di andalkan.

(2) Ada beberapa NGO/LSM yang bergerak di Industri kecil, contoh:

• NGO yang dibina oleh mas Iwan Basri & Justiani.

• Yayasan Mandiri Bandung

• Kelompok-kelompok peneliti yang bergerak di bidang study pembangunan, seperti:

PPLH-ITB

Pak Widjajono (S2 Study Pembangunan - ITB)

Study Pembangunan di Universitas Satya Watjana.

(3) Ada kelompok peneliti/NGO yang bergerak dibidang teknologi tepat guna, seperti:

• Pak Filino Harahap (ITB).

• Pak Iskandar Alisyahbana (ITB).

(4) Ada kelompok peneliti yang bergerak di bidang telnologi elektronika/mikroelektronika, seperti

• PAU mikroelektronika ITB.

• Lab. Radar, Jurusan Teknik Elektro, ITB

(5) Industri kecil elektronika di Indonesia cukup cukup berkembang, misalnya:

• di Bandung, bertumpu pada pasar Cikapundung.

• di Jakarta, mungkin lebih bersifat komersial/konglomerat di Glodok.
Yang mungkin menarik untuk disimak, kebanyakan NGO/LSM yang ada umumnya dimotori oleh orang-orang yang cukup idealis dan berdedikasi (walaupun kadang-kadang cara berfikirnya tidak sama dengan instansi pemerintahan). Hal ini akan menjadi tumpuan yang sangat strategis untuk dapat berjalan tanpa perlu bergantung banyak dari perintah dari atas.

Beberapa alternatif langkah-langkah strategis yang mungkin diambil dalam jangka pendek:


(1) Penjajakan dengan Departemen Koperasi / industri kecil untuk mendekati 3-4 industri kecil/koperasi untuk pilot project.

(2) Penjajakan dengan kelompok-kelompok teknologi tepat guna/elektronika/mikroelektronika untuk mengembangkan teknologi pendukung jaringan.

(3) Penjajakan dengan kelompok mas Iwan Basri/Justiani/Yayasan Mandiri/NGO/LSM lainnya untuk mencari jalan terbaik untuk melakukan pendekatan ke industri kecil.

(4) penjajakan dengan kelompok-kelompok study pembangunan (misalnya ITB & Universitas Satya Watjana) untuk melakukan penelitian ke industri kecil maupun applikasi jaringan untuk proses pengembangan wilayah/masyarakat.

(5) Majalah Elektron di ITB mungkin dapat merupakan salah satu kunci untuk memperlancar proses alih teknologi dari perguruan tinggi ke industri kecil. Ini memerlukan dedikasi staff majalah yang sifatnya profesional (kebetulan penulis adalah bekas pimpinan redaksi majalah Elektron. Tampaknya hal ini bukan hal yang mustahil).

(6) Penjajakan dengan majalah-majalah hobbyst lain untuk melakukan hal-hal yang sama.

(7) Melakukan lobby-lobby tingkat nasional maupun internasional untuk memperoleh dukungan/dana yang dibutuhkan untuk membangun jaringan.

KELEMBAGAAN JARINGAN KOMPUTER DI INDONESIA.
Untuk menunjang perkembangan jaringan komputer tentunya diperlukan semacam badan koordinasi (baik sifatnya formal maupun non-formal) yang memungkinkan untuk melakukan manajemen jaringan. Pemikiran telah dilakukan untuk membentuk sebuah lembaga yang bertugas menunjang operasi dan pengembangan jaringan. Tujuannya adalah memberikan dasar-dasar bagi lembaga pendukung jaringan komputer yang menitik beratkan pada kerjasama antara para pemakai jaringan untuk mendukung operasi jaringan. Adapun bentuk lembaga tidak penting, yang penting sifatnya harus dapat memungkinkan bagi para anggota untuk bergerak & bekerjasama tanpa paksaan/ikatan. Asumsi yang digunakan:
(1) Sebuah kelembagaan hanya mungkin terbentuk jika didasari oleh rasa memiliki & membutuhkan dari anggotanya.

(2) sebuah lembaga harus dapat melindungi para anggotanya.


Jika ke dua hal diatas tidak dapat dipenuhi sebaiknya lembaga jaringan komputer ini untuk sementara tidak dilembagakan secara formal.

Beberapa kekuatan yang sudah ada saat ini dan mungkin dikembangkan lebih lanjut untuk menunjang perkembangan jaringan adalah:


(1) Paguyuban TCP/IP sebagai lembaga informal yang saat ini aktif bergerak membangun jaringan komputer di perguruan tinggi & lembaga penelitian.

(2) Amatir radio - sebetulnya merupakan salah satu kekuatan yang ada di Indonesia. Apakah mungkin para-birokrat di amatir radio dilibatkan disini? di samping banyak konstrain yang mengikat para operator amatir radio untuk melakukan relay berita.

(3) Banyak perusahaan/industri yang mempunyai jaringan komputer sendiri yang terkait dengan induk-nya di luar negeri.
Beberapa langkah strategis yang mungkin diambil dalam program jangka pendek:
(1) Paguyuban TCP/IP tampaknya akan merupakan awal sebuah lembaga jaringan komputer di Indonesia. Gerakan tidak perlu dilakukan secara drastis untuk merubah sifat paguyuban yang ada saat ini.

(2) Langkah awal ke arah terbentuknya lembaga jaringan komputer adalah manajemen / pengorganisasian keuangan untuk:

• sharing resources yang ada (terutama untuk telepon interlokal ke luar negeri).

• pengembangan jaringan (misalnya untuk mendirikan IP-switches, menaikan kecepatan, memperbaiki perangkat keras dll).

(3) langkah selanjutnya adalah lobbying dengan berbagai instansi/NGO/LSM/perusahaan/ industri tentang kemungkinan penggabungan jaringan yang ada. Ini penting sekali sifatnya terutama ditinjau dari keberuntungan yang diperoleh bagi semua pihak yang terlibat. Dari sudut pembentukan sumber daya manusia di perguruan tinggi, contohnya:

• mahasiswa/dosen akan lebih mudah berinteraksi dengan industri & membuka wawasan pemikiran tentang masalah yang terjadi di Industri.

• Industri/instansi dapat memberikan masukan-masukan bagi perguruan tinggi tentang kebutuhan yang ada (baik sumber daya manusia / teknologi).
Menurut pandangan penulis, tampaknya bentuk kelembagaan yang paling mendekati sempurna untuk keperluan ini adalah semacam "koperasi jaringan komputer" yang sifatnya non-profit & bertumpu pada kebutuhan dari anggota untuk anggota lainnya.

SEBUAH TANTANGAN BAGI REKAN-REKAN KARYASISWA.

Penulis terkenang pada diskusi di warung-net beberapa waktu yang lewat dalam perdebatan tentang kongres yang akan datang, tampak sekali bahwa kebanyakan teman-teman karyasiswa tidak berani pada saat ditantang untuk melakukan komitmen ke dirinya sendiri untuk terjun ke masyarakat secara profesional untuk mengimplementasikan ide/konsep yang dicetuskannya sendiri. Ironisnya, justru kebanyakan teman-teman karyasiswa bersemangat (?) untuk melakukan seminar/kongres untuk menyumbangkan pemikiran/konsep/ide untuk pembangunan Indonesia. Kalau semua orang hanya berani menyumbangkan pemikiran, siapa nanti yang harus melaksanakan?

Penulis berharap tulisan ini dapat memperlihatkan bahwa untuk mengimplementasikan sebuah konsep ke masyarakat tidaklah sukar. Bahkan mungkin sangat mudah tidak seperti yang disangka banyak orang. Inti proses implementasi sebuah konsep/ide ke masyarakat sebetulnya hanya satu yaitu:
proses belajar-mengajar.
Tidak sukar untuk melakukan proses belajar-mengajar ini, bahkan tidak juga memakan banyak sumber daya maupun dana. Di samping itu, tidak ada batasan umur/jenjang kepangkatan/ kesarjanaan/tingkat sosial/kekayaan dll. yang penting adalah niat yang tulus dan teguh dari individu-individu yang bersangkutan.

Adalah tanggung jawab kita sebagai karyasiswa yang terpelajar dan berilmu (melebihi rata-rata sebagian besar bangsa Indonesia) untuk menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang kita miliki secara profesional untuk membangun negaranya Indonesia. Dilain pihak, proses belajar-mengajar merupakan bagian yang cukup penting dari ibadah maupun kelanjutan dari pahala yang dilimpahkan oleh-Nya. Insya Allah, karyasiswa Indonesia dari Canada akan bisa berkontribusi secara profesional dan nyata kepada tanah airnya Indonesia dan bukan lagi sekedar ber-seminar dan ber-kongres.



UCAPAN TERIMA KASIH.

Banyak sekali teman-teman/orang-orang yang terlibat sehingga memungkinan terwujudnya cita-cita ini. Sukar rasanya bagi penulis untuk menulis nama teman-teman ini satu per satu. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman di PAU-mikro-net, di warung-net, di ITB-ARC, Pak Samaun Samadikun, Pak Iskandar Alisyahbana, Pak Nasserie, Pak Adang Suwandi, Pak Kusmayanto Kadiman yang banyak membantu dan mendorong penulis.

Ucapan terima kasih yang mendalam, penulis ucapkan kepada ayah penulis Hasan Poerbo yang telah mendidik penulis dan memberikan pandangan-pandangan yang paling berharga dalam strategi-strategi dan konsep-konsep untuk mengimplementasikan sebuah ide/konsep/teknologi ke masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Onno W. Purbo, "Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio," KOMPAS 30 Desember 1990.

[2] Onno W. Purbo, "An alternative approach to built low cost TCP/IP-based Wide Area Network in Indonesia," the South East Asia Regional Computer Confederation (SEARCC) '92 regional conference, Kuala Lumpur, 14 August 1992.

[3] Onno W. Purbo, "The building of information infra-structure to sustain the current growth in Indonesia," Canadian Associaton for Studies of International Development (CASID) conference, Ottawa, 7-9 Juni 1993.

[4] Onno W. Purbo, Heru W. Poerbo dan Hasan Poerbo, "Jaringan informasi untuk pengembangan wilayah pedesaan," KOMPAS, 7 Juni 1992.



[5] Onno W. Purbo dan Suryono Adisoemarta, "Teknologi satelit komunikasi komputer di amatir radio," KOMPAS, 21 Juli 1991.

[6] Onno W. Purbo, "Alternatif untuk menyiapkan sumber daya manusia untuk industri," Pikiran Rakyat, 27 Agustus 1992.
Yüklə 83,03 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin