Agar anak dalam “mesin pengeram” dapat berkembang baik, suhu harus konstan pada 33C. Untuk mencapai hal ini, megapoda jantan secara teratur mengukur suhu pasir dengan paruhnya. Paruh ini sensitif dalam mengukur suhu layaknya termometer. Bila perlu, megapoda akan membuka lubang ventilasi untuk menurunkan suhu. Megapoda jantan bekerja dengan amat teliti. Bahkan bila ada beberapa genggam tanah jatuh menutupi lubang pengeraman, megapoda segera menyingkirkannya dengan kaki dan mencegah perubahan suhu sekecil apa pun. Di bawah pengaturan yang ketat inilah telur-telur tersebut menetas. Anak yang baru beberapa jam menetas dari telur sudah tumbuh demikian baik sehingga dapat langsung terbang.
Bagaimana hewan ini dapat melakukan tugas seperti itu selama jutaan tahun, padahal manusia pun tak dapat melakukannya? Karena kita tahu bahwa hewan tidak mempunyai akal seperti manusia, satu-satunya penjelasan dari fenomena tersebut adalah hewan ini sudah diprogram dan diciptakan untuk melakukan tugas tersebut. Bila hewan ini tidak diciptakan dengan kemampuan demikian, sulit dijelaskan bagaimana hewan ini dapat mempersiapkan segalanya enam bulan sebelumnya, atau mengetahui hakikat proses kimia yang rumit ini. Pertanyaan lain yang akan muncul adalah mengapa burung megapoda ini melakukan pekerjaan yang susah ini demi melindungi telurnya. Jawabannya tersembunyi dalam keinginan untuk berkembang biak dan melindungi anaknya.
Dostları ilə paylaş: |