Alquran terjemahan bahasa indonesia



Yüklə 3,5 Mb.
səhifə59/101
tarix26.10.2017
ölçüsü3,5 Mb.
#14093
1   ...   55   56   57   58   59   60   61   62   ...   101

Tatkala para ahli sihir itu datang, mereka berkata kepada Fir'aun, "Jika kami dapat mengalahkannya, adakah kamu akan memberikan kami imbalan yang besar?"

Fir'aun menjawab, "Tentu, kalian berhak mendapatkan apa yang kalian sebutkan. Bahkan, di samping imbalan yang besar, kalian juga akan menjadi orang terdekatku, orang-orang yang memiliki kedudukan dan kekuasaan."

Ketika waktu yang ditentukan itu tiba, Mûsâ berkata kepada para ahli sihir, "Lemparkanlah semua sihir yang ingin kalian lakukan."

Mereka pun melemparkan berbagai tali dan tongkat yang ada. Orang-orang pun terkesima melihat semua yang dilempar itu berubah menjadi ular-ular yang merayap. Mereka bersumpah, demi kekuasaan dan kekuatan Fir'aun, bahwa merekalah yang keluar sebagai pemenang.

Maka Mûsâ pun melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga tongkat itu menjadi ular besar yang menelan semua tali dan tongkat yang mereka palsukan sehingga seolah-olah menjadi ular-ular yang merayap.

Menyaksikan hal itu, para ahli sihir segera bersujud kepada Allah. Mereka yakin apa yang dilakukan Mûsâ bukan sejenis sihir.

Mereka memperkuat kesungguhan sujud mereka dengan berkata, "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam."

Lalu mereka menegaskan bahwa Tuhan semesta alam yang mereka imani adalah, "Tuhan Mûsâ dan Hârûn."

Fir'aun tidak menerima keimanan para ahli sihir yang dilakukan tanpa seizinnya, lalu ia mengancam mereka. Dikatakannya bahwa Mûsâ sebenarnya adalah guru mereka dalam soal sihir-menyihir, sehingga--karena dianggap bersekongkol--mereka berhak mendapatkan siksaan. Fir'aun berkata, "Sungguh, akan aku potong tangan dan kaki kalian secara bersilang, tangan kanan dengan kaki kiri atau sebaliknya. Lalu aku salib kalian semua!"

Para ahli sihir berkata, "Siksaan yang akan kamu lakukan kepada kami, sebagaimana ancamanmu, tidak akan membahayakan kami. Sebab, kami akan kembali kepada Tuhan untuk mendapatkan ganjaran-Nya, suatu ganjaran dan akhir yang baik.

Sesungguhnya kami mengharapkan ampunan Tuhan kami dari segala kesalahan yang kami lakukan sebelumnya, dan kami adalah orang-orang Mukmin pertama dari kaummu."

Saat didapati Mûsâ tak tahan lagi menahan pedih, Allah mewahyukan kepadanya untuk membawa pergi orang-orang Banû Isrâ'îl yang beriman pada malam hari. Dan Allah telah mengatur kedua kelompok ini--yaitu Mûsâ dan kaumnya berada di muka, sementara Fir'aun beserta kaumnya mengikuti di belakang mereka--sehingga, begitu sampai di laut, Allah akan membinasakan Fir'aun dan balatentaranya.

Di saat mengetahui keberangkatan Mûsâ dan Banû Isrâ'îl, Fir'aun segera mengerahkan bala tentaranya untuk mengumpulkan di antara kaumnya yang tegap dan kuat dari seluruh wilayah kekuasannya. Ia benar- benar ingin mencegah keberangkatan Mûsâ dan Banû Isrâ'îl.

Fir'aun berkata, "Sesungguhnya Banû Isrâ'îl yang melarikan diri bersama Mûsâ adalah sekelompok orang yang hina dan sedikit jumlahnya." Fir'aun, dengan berkata seperti ini, tengah berusaha memanas- manasi kaumnya.

"Tetapi, meskipun dengan kondisi seperti itu," lanjut Fir'aun, "mereka telah melakukan sesuatu yang menimbulkan kemarahan kita. Mereka telah melanggar perintah dan keluar tanpa seizin kita.

Sesungguhnya kita semua, seperti biasanya, senantiasa waspada dan siaga serta selalu dapat menyelesaikan masalah."

Maka Kami membuat Fir'aun dan balatentaranya keluar dari negeri mereka yang dipenuhi taman-taman yang asri dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Mereka binasa karena telah menolak kebenaran dan berusaha mengejar Mûsâ, sebagaimana diilustrasikan dalam tiga ayat sebelumnya.

Mereka pun Kami keluarkan dari emas dan perak serta kediaman mereka yang bentuk indah dan fasilitasnya nyaman.

Dengan cara yang menakjubkan ini--sebagaimana telah Kami paparkan kepadamu, wahai Muhammad--Kami menyeret mereka keluar meninggalkan negeri mereka. Dan setelah mereka binasa, Kami menyerahkan kerajaan ini--dengan berbagai kenikmatannya--kepada Banû Isrâ'îl.

Fir'aun dan kaumnya berusaha mengejar Banû Isrâ'îl yang berhasil disusul di saat matahari terbit.

Maka tatkala kedua kelompok itu saling melihat, para pengikut Mûsâ berkata ketakutan, "Sesungguhnya Fir'aun dan kaumnya hampir menyusul dan kemudian membunuh kita."

Mûsâ berkata, "Sesungguhnya perlindungan Allah selalu menyertai ke mana aku pergi. Dia senantiasa memberikan kepadaku jalan keselamatan." Demikianlah, Mûsâ berusaha menenangkan Banû Isrâ'îl dan membuang jauh-jauh dari pikiran mereka perihal ketersusulan yang menakutkan itu.

Maka Kami wahyukan kepada Mûsâ agar memukul lautan dengan tongkatnya. Seketika, lautan itu terbelah membuat dua belas jalur, sesuai dengan jumlah kelompok Banû Isrâ'îl. Setiap jalur dipisahkan oleh dinding air seperti gunung yang besar dan kokoh.

Fir'aun beserta kaumnya Kami buat semakin mendekat, agar mereka dapat memasuki jalur-jalur itu di belakang Mûsâ dan kaumnya.

Kami menyelamatkan Mûsâ dan orang-orang yang menyertainya dengan membuat lautan itu tetap terbelah, sampai mereka semua selesai menyeberang.

Lalu Kami menenggelamkan Fir'aun dan orang-orang yang menyertainya--saat mereka membuntuti Mûsâ dan Banû Isrâ'îl--dengan menimpakan air ke arah mereka.

Sesungguhnya perbuatan Tuhan yang menakjubkan ini merupakan suatu peringatan bagi siapa saja yang mau menggunakannya. Akan tetapi kebanyakan kaum tidak mempercayainya.

Dan sesungguhnya Pencipta dan Pemeliharamu Mahaperkasa untuk membalas orang-orang yang mendustakan kebenaran; Maha Pemberi rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Dan tuturkanlah kepada orang-orang kafir, wahai Muhammad, kisah Ibrâhîm a. s.

Tatkala ia berkata kepada bapak dan kaumnya, "Sembahan apa yang, sebenarnya, tak patut kalian sembah ini?" Ibrâhîm melontarkan pertanyaan ini untuk mencerca kecenderungan penyembahan mereka terhadap berhala-berhala.

Mereka, dengan bangga, menjawab, "Kami tengah menyembah berhala-berhala. Kami akan senantiasa melakukannya sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadap berhala-berhala itu."

Untuk mengingatkan kerancuan berpikir mereka, Ibrâhîm bertanya, "Adakah berhala-berhala itu dapat mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kalian?"

"Adakah berhala-berhala itu," lanjut Ibrâhîm, "dapat memberikan kebaikan jika kalian menaati mereka? Atau sebaliknya, dapatkah mereka mendatangkan keburukan jika kalian menentang mereka?"

Mereka menjawab, "Mereka memang tidak dapat melakukan semua itu. Tetapi kami mendapatkan para nenek moyang kami melakukan penyembahan yang kami lakukan ini. Kami hanya sekadar mengikuti apa yang telah mereka lakukan."

Untuk membungkam mulut mereka, Ibrâhîm berkata, "Tidak berpikirkah kalian, sehingga kalian mengetahui hakikat berhala-berhala yang disembah,

oleh kalian dan para nenek moyang sebelum kalian? Adakah berhala-berhala itu patut disembah atau tidak? Jika kalian memikirkan hal ini secara saksama, niscaya kalian menyadari bahwa selama ini kalian berada dalam kesesatan yang nyata.

Sembahan kalian selain Allah ini adalah musuh-musuhku, juga musuh kalian. Aku tidak akan menyembah mereka. Hanya Sang Pencipta, Penguasa dan Pemelihara alam semesta yang aku sembah. Dan aku akan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

Dialah yang telah menciptakan aku dari ketiadaan dalam bentuk yang sempurna. Dia juga memberi petunjuk kepadaku agar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dan Dialah yang mengaruniakan makanan dan minuman kepadaku sehingga aku dapat memperoleh dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidupku.

Bila aku menderita sakit, Dialah yang menyembuhkan aku dengan mempermudah pengobatan sambil berserah diri kepada-Nya.

Dialah yang mewafatkan aku jika ajal telah tiba, dan kemudian menghidupkan aku kembali untuk memperoleh perhitungan dan balasan.

Dialah yang ampunan-Nya amat kuinginkan, agar--saat perhitungan nanti--segala kealpaan dan kekhilafanku di dunia terhapus."

Kemudian Ibrâhîm a. s. memanjatkan doa, "Ya Tuhanku, anugerahilah kesempurnaan ilmu dan amal kepadaku, sehingga--dari sekian banyak hamba-Mu--aku layak mengemban risalah dan hikmah. Dan terimalah diriku untuk berada dalam golongan orang yang saleh.

Dan jadikanlah diriku sebagai buah bibir yang baik dan kesan yang indah bagi umat-umat yang datang setelah aku, sehingga keharumanku tetap tercatat sampai hari kiamat nanti.

Masukkanlah aku ke dalam golongan hamba-Mu yang dianugerahi kenikmatan surga, sebagai balasan dari keimanan dan ibadah mereka kepada-Mu.

Jadikanlah bapakku sebagai orang yang layak mendapatkan ampunan-Mu, dengan memberi petunjuk kepadanya untuk memeluk Islam. (Dahulu, saat perpisahan, Ibrâhîm menjanjikan bapaknya dapat masuk Islam). Sebab, ia adalah salah seorang yang menyimpang dari petunjuk dan kebenaran.

Janganlah Engkau mempermalukan dan membuat aku terhina di hadapan manusia pada hari dibangkitkannya manusia dari kubur untuk mendapatkan perhitungan dan balasan.

Pada hari ketika harta yang dikeluarkan dan pertolongan anak keturunan tidak berguna lagi.

Kecuali bagi mereka yang beriman dan mengharap Allah dengan jiwa yang bersih dari kekufuran, kemunafikan dan sikap pamer.

Pada hari didekatkannya surga ke tempat orang-orang yang berbahagia, lalu mereka--yang telah menjauhkan diri dari kekufuran dan kemaksiatan serta menerima keimanan dan ketaatan di dunia--berjalan ke arah surga."

Adapun orang-orang yang menolak kebenaran, neraka jahim akan ditampakkan kepada mereka, sehingga jilatan apinya hampir mengenai mereka. Di saat itu, mereka sangat bersedih dan menyesal.

Mereka akan dibentak, "Mana tuhan-tuhan selain Allah yang kalian sembah itu?

Adakah di hari ini sembahan-sembahan selain Allah yang kalian anggap sebagai juru selamat dapat menolong kalian? Atau, bahkan, menolong diri mereka sendiri?" Sembahan-sembahan mereka, tentu, tidak dapat melakukan semua itu. Sebab, mereka beserta sesembahan adalah bara dari api neraka itu sendiri.

Wajah-wajah mereka akan dijungkirkan berkali-kali ke dalam neraka jahim, hingga akhirnya mereka, juga orang-orang yang membuat mereka sesat, akan menetap di dasar neraka jahim.

Mereka juga akan ditemani para kaki tangan iblis. Yakni, mereka yang selalu mengemas kejahatan dan dosa sehingga terlihat indah oleh manusia, atau jin dan manusia pelaku kemaksiatan yang selalu mengikuti jalan Iblîs.

Di hari itu mereka akan mengetahui dan meratapi kesalahan yang mereka perbuat. Mereka dan sembahan-sembahan yang menyesatkan mereka bertengkar saling menyalahkan.

"Demi Allah, sesungguhnya kami di dunia berada dalam kerancuan dan kebodohan yang jelas, serta menyimpang dari kebenaran yang sangat tampak.

Yaitu tatkala kami menyederajatkan kalian, wahai sembahan, setara untuk disembah dengan Tuhan semesta alam. Padahal jelas perbedaan antara kalian yang lemah dengan Dia yang Mahakuasa.

Dan kami tidak akan terperosok dalam kebinasaan seperti ini melainkan disebabkan oleh para pembuat dosa yang menyesatkan kami dari jalan kebenaran.

Maka kami pun tidak mendapatkan penolong yang dapat menyelamatkan kami dari siksa, seperti yang kami duga sebelumnya.

Bahkan tak seorang karib pun--jika memang tak dapat mengeluarkan mereka dari siksaan--yang dapat dijadikan tempat mengadu dari kepedihan yang kami alami ini."

Di saat itulah mereka berharap dapat kembali lagi ke dunia agar dapat beriman dan memperoleh keselamatan."

Sesungguhnya apa yang telah Allah sebutkan dalam kisah Ibrâhîm ini merupakan nasihat dan renungan bagi orang-orang yang mau menerima nasihat dan mengambil pelajaran. Tetapi kebanyakan kaummu yang mendengar kisah ini, wahai Muhammad, tidak juga menuruti seruanmu.

Sesungguhnya Tuhanmu Mahakuasa untuk membalas orang-orang yang mendustakan kebenaran; Maha Pemberi nikmat bagi orang-orang yang melakukan kebaikan.

Dalam firman-Nya, Allah telah menyebutkan berita tentang Nûh. Disebutkan bahwa kaum Nûh telah mendustakan risalah dan menolak seruan rasul mereka. Dengan demikian, mereka berarti telah mendustakan seluruh rasul, karena kesamaan prinsip dan tujuan dakwah mereka.

Mereka telah mendustakan risalah di kala Nûh, saudara mereka dalam pertalian keluarga, bukan saudara seagama, memperingatkan mereka, "Apakah kalian tidak takut kepada Allah sehingga kalian meninggalkan menyembah selain-Nya?

Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian untuk mengajak ke jalan yang lurus. Dan aku adalah seorang yang dapat dipercaya untuk menyampaikan risalah-Nya.

Maka takutlah kalian kepada Allah, laksanakanlah perintah yang kuserukan untuk mengesakan dan menaati-Nya ini.

Aku tak sedikit pun mengharapkan imbalan kalian sebagai balasan dari nasihat dan doa yang kulakukan demi kalian ini.

Maka waspadalah terhadap siksa Allah dan laksanakanlah perintahku."

Kaum Nûh, yang menolak seruan itu, berkata, "Kami tak akan beriman kepadamu selama pengikut- pengikutmu adalah mereka yang berasal dari kalangan kelas bawah yang rendah kedudukannya serta sedikit hartanya."

Nûh berkata, "Dari mana aku tahu bahwa mereka itu rendah kedudukannya dan sedikit hartanya? Aku hanya ditugaskan untuk mengajak mereka beriman tanpa harus mengetahui lebih dulu kekayaan dan status mereka.

Tuhanlah yang akan membalas hasil usaha mereka. Dia Maha Mengetahui apa yang ada dalam benak mereka. Kalau kalian termasuk orang yang berpikiran jernih, kalian tentu akan mengetahui hal ini.

Dan aku tidak akan mengusir mereka yang mempercayai seruanku--bagaimanapun status mereka, kaya atau miskin--untuk sekadar memenuhi syarat yang kalian ajukan untuk beriman kepadaku.

Aku tidak lain hanyalah seorang rasul yang diutus untuk memberi peringatan kepada manusia dengan didukung bukti-bukti yang dapat memilah mana yang hak dan mana yang batil. Karenanya, tak ada perbedaan antara golongan bangsawan dan rakyat jelata. Bagaimana mungkin aku mengusir orang-orang Mukmin hanya lantaran kemiskinan mereka?"

Mereka berkata, "Wahai Nûh, jika kamu tidak menghentikan seruanmu, sungguh kami akan merajammu dengan bebatuan." Demikianlah, mereka mengancam untuk membunuh Nûh.

Nûh mengadukan kekukuhan pendustaan kaumnya, seraya berseru, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku adalah orang-orang yang selalu mendustakan aku." Oleh karena itu, Nûh mempunyai alasan untuk memohonkan keburukan bagi mereka.

Nûh melanjutkan, "Maka putuskanlah perkara antara aku dengan mereka ini dengan suatu keputusan yang dapat membinasakan mereka yang telah mengingkari keesaan-Mu serta mendustakan rasul-Mu. Dan selamatkanlah aku dan orang-orang Mukmin yang menyertaiku dari siksa akibat pembangkangan mereka."

Maka--untuk mengabulkan doa Nûh--Kami menyelamatkannya dan orang-orang Mukmin yang menyertainya dalam sebuah bahtera yang mereka naiki dan muati dengan apa yang mereka butuhkan.

Setelah menyelamatkan Nûh dan orang-orang Mukmin, Kami menenggelamkan sisa kaumnya yang tidak beriman.

Sesungguhnya apa yang dipaparkan al-Qur'ân tentang kisah ini merupakan bukti kebenaran para rasul dan kekuasaan Allah. Tetapi, kebanyakan mereka yang telah diperdengarkan kisah ini, tidak beriman.

Dan sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa untuk membalas para tiran yang membangkang; Maha Pemberi nikmat bagi orang-orang yang bertakwa.

Kabilah 'Ad telah mendustakan Hûd a. s., rasul mereka. Mereka, karenanya, telah mendustakan semua rasul. Sebab, prinsip dan tujuan dakwah seluruh rasul adalah sama.

Tatkala saudara mereka, Hûd, berkata, "Tidakkah kalian takut kepada Allah sehingga kalian mengikhlaskan diri untuk beribadah kepada-Nya?

Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menunjuki kalian jalan kebenaran. Dan aku selalu bersikap amanah terhadap risalah Allah ini dengan menyampaikan kepada kalian semua yang Allah perintahkan kepadaku.

Maka laksanakanlah segala perintah Allah, takutlah kepada-Nya dan ikutilah apa yang kuserukan kepada kalian dari sisi Allah.

Nasihat dan petunjuk yang kuberikan kepada kalian ini tidak aku maksudkan untuk mendapatkan segala bentuk imbalan dari kalian. Hanya Tuhan semesta alamlah yang imbalan-Nya amat kuharapkan.

Adakah kalian mendirikan bangunan yang kokoh di semua dataran tinggi untuk berbangga-bangga dan menjadikannya tempat berkumpul untuk berfoya-foya dan membuat kerusakan? (Dalam ayat ini, Allah hendak mengingatkan mereka hal-hal yang bermanfaat dan mencela ketidakberimanan dan perbuatan buruk mereka).

Dan kalian membangun istana-istana yang kuat dan kokoh dengan kolam-kolam airnya, seolah-olah kalian akan kekal di dunia dan tidak pernah mati!

Jika kalian melakukan penyiksaan, kalian terlalu berlebihan melakukannya dengan cara-cara yang bengis dan kejam. Kalian membunuh dan memukul tanpa belas kasihan sedikit pun.

Maka takutlah kepada Allah saat melakukan penyiksaan. Dengarkanlah perintah yang kuserukan ini, karena hal itu lebih berguna dan lebih kekal.

Dan waspadalah terhadap murka Allah yang telah bermurah hati mengaruniakan segala yang telah kalian ketahui dari pelbagai pemberian-Nya.

Yaitu sejumlah karunia Allah kepada kalian berupa unta, sapi dan domba, serta anak keturunan yang kuat, yang dapat memelihara ternak dan membantu kalian menanggung beban kehidupan.

Juga berupa kebun-kebun yang dipenuhi buah serta berbagai mata air yang kalian butuhkan.

Sesungguhnya aku khawatir Allah akan menurunkan azab yang pedih di dunia ini kepada kalian. Sementara di akhirat nanti kalian akan dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam, disebabkan kesewenang- wenangan kalian atas segala nikmat-Nya.

Dengan sikap mencemooh, mereka berkata, "Baik kamu sampaikan nasihat dan peringatan itu kepada kami ataupun tidak, sebenarnya sama saja bagi kami.

Apa yang kamu sampaikan itu tidak lebih dari kebohongan dan kebatilan orang-orang sebelum kamu yang dikemas dalam bentuk lain. Oleh karenanya, kami tidak akan meninggalkan apa yang ada pada kami.

Dan kami tidak akan diazab karena telah melakukan semua itu."

Demikianlah, mereka tetap bersikeras mempertahankan pendustaan yang ada. Maka Allah mempercepat kebinasaan mereka. Sesungguhnya apa yang Allah turunkan kepada kabilah 'Ad sebagai balasan pendustaan mereka, merupakan bukti yang menunjukkan kemahakuasaan Allah. Tetapi kebanyakan mereka yang dibacakan berita 'Ad ini tidak beriman.

Dan sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa untuk menghancurkan para pembangkang; Maha Pengasih terhadap orang-orang beriman.

Kabilah Tsamûd telah mendustakan risalah dan dakwah Shâlih untuk mengesakan Allah. Itu sama artinya dengan mendustakan seluruh rasul, karena pokok-pokok dasar risalah mereka sama.

Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Shâlih, saudara sebangsa dan seperanakan kabilah Tsamûd, berkata kepada mereka, "Apakah kalian tidak takut kepada Allah sehingga kalian mengesakan-Nya dalam beribadah?

Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk kebahagiaan dan kebaikan kalian. Dan aku benar-benar menyampaikan risalah ini seperti yang aku terima dari Allah.

Maka takutlah kalian akan siksa Allah, dan ikutilah ajakanku.

Dalam menyampaikan nasihat dan petunjuk ini, aku tidak sedikit pun mengharapkan imbalan kalian. Hanya Penguasa alam semesta yang akan membalasnya."

Lalu Shâlih menolak keyakinan bahwa mereka akan kekal dalam kenikmatan yang ada, serta terhindar dari azab, kepunahan dan kematian.

Kenikmatan-kenikmatan yang ada pada mereka berupa kebun-kebun yang dipenuhi buah dan berbagai mata air yang mengalirkan sungai yang jernih (Eufrat).

Serta tanam-tanaman yang siap dituai dan pepohonan kurma yang buahnya matang dan lembut.

Mereka memahat dengan rajin dan cermat gunung-gunung tinggi untuk dijadikan sebagai tempat kediaman.

"Maka," lanjut Shâlih, "hendaknya kalian takut akan siksa Allah karena kalian tidak mensyukuri berbagai nikmat-Nya itu. Terimalah nasihatku ini, lalu amalkanlah!

Dan janganlah kalian mengikuti orang-orang yang melampaui batas dengan melakukan kemusyrikan dan terbuai oleh syahwat dan hawa nafsu yang rendah.

Mereka yang selalu membuat kerusakan di bumi Allah dan tidak melakukan perbaikan untuk memakmurkan negeri."

Mereka berkata, "Kamu tidak lain hanyalah seorang yang terkena pengaruh sihir yang kuat sehingga akalnya tidak berfungsi." Begitulah, mereka memberikan jawaban yang keras dan menyakitkan.

Mereka melanjutkan lagi, "Kamu pun adalah manusia biasa seperti kami. Jadi, bagaimana mungkin kamu menganggap memiliki keistimewaan sebagai nabi dan rasul? Kalau ajakanmu memang benar, perlihatkanlah kepada kami suatu mukjizat yang dapat membuktikan kebenaran risalahmu."

Shâlih--yang diberikan Allah mukjizat seekor unta--menanggapi tuntutan mereka, seraya berkata, "Ini adalah seekor unta dari Allah yang Dia jadikan sebagai mukjizat. Unta ini diberi giliran untuk minum pada hari tertentu, dan kalian dilarang minum pada hari itu. Demikian pula kalian mendapat jatah minum di hari lain ketika unta itu tidak boleh diberi minum.

Janganlah kalian ganggu unta ini, jika kalian tidak ingin dibinasakan oleh azab yang besar."

Tetapi mereka kemudian membunuh unta itu dan menyalahi kesepakatan mereka dengan Shâlih. Karenanya, mereka berhak mendapatkan azab. Lalu mereka pun menyesali perbuatan itu.

Sesuai dengan peringatan Shâlih, mereka pun kemudian dibinasakan oleh azab Allah. Rasa penyesalan mereka tak berguna lagi untuk menepis siksaan akibat dosa-dosa mereka. Sesungguhnya dalam kisah mereka ini terdapat bukti kekuasaan Allah yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan menyelamatkan orang-orang Mukmin. Tetapi banyak dari kaummu, Muhammad, yang tidak mempercayainya.

Dan sesungguhnya Penciptamu Mahakuasa untuk membinasakan orang-orang yang membangkang; Maha Pengasih untuk menyelamatkan orang-orang yang bertakwa.

Kaum Lûth--di saat menolak seruan untuk mengesakan Allah dan meninggalkan kemusyrikan--telah mendustakan para rasul.

Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Lûth, saudara dan besan kaumnya, berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, tidakkah kalian takut akan azab Allah?

Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepada kalian untuk menyampaikan agama yang benar dan aku dapat dipercaya untuk menyampaikan agama ini.

Maka hindarilah azab Allah, dan ikutilah seruanku kepada kalian.

Aku tidak mengharap imbalan kalian saat menyampaikan dakwahku ini. Imbalanku semata-mata dari Sang Penguasa dan Pemelihara alam semesta."

Lûth melanjutkan, "Apakah kalian lebih menikmati menggauli lelaki ketimbang perempuan?" Lûth bermaksud mencela perbuatan keji dan menjijikkan yang biasa mereka lakukan. (1) (1) Ayat ini mensinyalir tentang bahaya homoseks, suatu tindakan kotor yang menjijikkan dan menurunkan martabat kemanusiaan. Kebiasaan kotor ini, jika meluas, akan memporak-porandakan ikatan perkawinan konvensional yang merupakan sunnatullah untuk memelihara dan mengembangkan keturunan serta memakmurkan bumi. Di samping itu, homoseks--seperti halnya praktek prostitusi--dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit, seperti sipilis, gonorea (kencing nanah), chonoroid, serta beberapa penyakit kulit, semisal kudis dan sebagainya. Selain itu, pada lobang anus akan terjadi beberapa kelainan, di antaranya mengendurnya otot pencerna sehingga sulit mengontrol proses buang air, sobeknya anus dan punahnya selular-selular yang ada di sekitarnya sehingga menggelembung seperti bentuk corong. Di dalam anus itu sendiri akan dipenuhi berbagai mikroba dan bakteri yang dapat berpindah ke anggota tubuh pelaku praktek homoseks yang dapat mengakibatkan radang saluran air seni. Di sisi lain, orang menjadi objek praktek kotor ini--jika biasa diperlakukan sejak kecil–akan menjadi biseksual. Tetapi terkadang gejalanya bisa berbalik. Ia akan berusaha tampil lebih maskulin untuk menutup kekurangan dan keabnormalan dirinya. Demikianlah, Allah Swt. telah dengan tegas melarang praktek menjijikkan ini dalam beberapa ayat al-Qur'ân yang, sebagiannya, merinci hikmah dari pengharaman homoseksualitas. Mahabenar Allah ketika Dia berfirman, "Mengapa kalian mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kalian meninggalkan istri-istri yang diciptakan Tuhan untuk kalian? Kalian adalah kaum yang melampaui batas" (al-Qur'ân surat Al Syuara: 165-166).


Yüklə 3,5 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   55   56   57   58   59   60   61   62   ...   101




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin