Konsorsium sertifikasi guru


SENI MUSIK Tujuan Pembelajaran Seni Musik



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə40/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   ...   37   38   39   40   41   42   43   44   45

SENI MUSIK

Tujuan Pembelajaran Seni Musik

Standar Kompetensi:

a. Peserta PLPG dapat memahami dan mengerti Konsep Seni Musik

b. Peserta PLPG dapat memahami dan mengerti Pengetahuan Teori Musik

c. Peserta PLPG dapat memahami dan mengerti Tehnik Bernyanyi

d. Peserta PLPG dapat mengelola pembelajaran seni musik secara PAIKEM
Kompetensi Dasar

a. Peserta dapat menjelaskan Konsep Seni Musik

b. Peserta dapat membedakan unsur-unsur seni musik

c. Peserta dapat menilai “Bernyanyi Yang Baik”

d. Peserta dapat berinteraksi dalam pembelajaran seni musik.
Indikator

a. Peserta dapat menyebutkan apa yang dimaksud dengan Konsep Seni Musik

b. Peserta dapat mengelompokkan unsur-unsur dalam seni musik

c. Peserta dapat menganalisa kemampuan “Bernyanyi Yang Baik”

d. Peserta dapat mengadakan pembelajaran seni musik yang tepat.
Konsep Apresiasi:

Apresiasi musik dapat diartikan sebagai dicapainya kemampuan untuk mendengarkan musik dengan penuh pengertian. Meskipun orang mempunyai kemampuan yang berbeda dalam daya tangkap musical mereka, tidak seorangpun lahir dengan kemampuan ini, apresiasi hanya bias dicapai. Usaha secara sadar merupakan keharusan yang dituntut sepanjang waktu dalam latihan mendengarkan musik secara penuh pengertian. Oleh karena itu kita akan menyadari, dengan cara bagaimana kita dapat mencapai kemampuan untuk mendengarkan secara penuh pengertian. (Hugh M.Miller, 1996:1)


Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai (Aminuddin, 2000: 34. )Apresiasi sebagai satu bentuk proses pemahaman dan penghayatan yang menghasilkan suatu penilaian, proses yang dimaksudkan mencakup tiga unsur inti,yaitu

(1) aspek kognitif, (2) aspek emotif, dan (3) aspek evaluatif ((Sumber;http//wikipedia.com)

Sementara itu Sudjiman memberikan pengertian bahwa apresiasi berasal dari kata to appreciate (bahasa Inggris) yang artinya menilai secara tepat, memahami, dan menikmati. Kalau dihubungkan dengan sastra paling tidak mengandung aspek menikmati, memahami, dan menilai. Dari berbagai batasan apresiasi di atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi berhubungan dengan intelektual dan emosional yang di dalamnya meliputi pengenalan, pengalaman, pemahaman, penikmatan, dan penilaian terhadap karya seni secara sungguh-sungguh. Dengan demikian, apresiasi musik merupakan kegiatan menggauli, memahami, menghargai musik dengan penuh penghayatan, sehingga menumbuhkan kenikmatan, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam terhadap musik.
Ruang Lingkup Seni Musik

Pendidikan seni musik secara garis besar terdiri dari 2 (dua) aspek yang saling berkaitan. Aspek tersebut adalah unsur ekspresi dan unsur apresiasi. Unsur ekspresi meliputi cara penyampaian atau penampilan seni musik yang berdasarkan proses penguasaan materi seni musik yang dipelajari, sedangkan unsur apresiasi adalah sikap untuk menghargai dan memahami karya musik yang ada.


Ruang lingkup pendidikan seni musik mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal seperti dasar-dasar teknik bernyanyi, memainkan alat musik, dan apresiasi musik.
Manfaat Pendidikan Seni Musik

Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing peserta didik menjadi semangat dalam belajar. Ketika peserta didik merasa bosan dengan salah satu mata pelajaran, maka dinyanyikanlah sebuah lagu. Pendidikan seni musik pada hakekatnya memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan manusia. Melalui pembelajaran yang terarah, seni musik dapat dijadikan sebagai alat/media guna membantu mencerdaskan kehidupan, mengembangkan manusia yang berbudaya yang memiliki keseimbangan otak kanan dan kirinya (keseimbangan aspek intelektual dan aspek emosional).


Pendidikan seni musik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seorang peserta didik. Peserta didik yang berpartisipasi dalam kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan peserta didik pada sejarah budaya bangsa mereka.
Pendidikan seni musik juga bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi, keseriusan, kepekaan terhadap lingkungan. Untuk menyanyikan atau memainkan musik yang indah, diperlukan konsentrasi penuh, keseriusan, dan kepekaan rasa mereka terhadap tema lagu atau musik yang dimainkan. Sehingga pesan yang terdapat pada lagu atau music bisa tersampaikan dan diterima oleh pendengar.
Berdasarkan beberapa pandangan tentang manfaat pendidikan seni musik bagi peserta didik yang sejalan dengan pendekatan “Belajar dengan Seni, Belajar Melalui Seni, dan Belajar tentang Seni”, berikut ini dikemukakan secara urut manfaat pendidikan seni music sebagai sarana atau media ekspresi, komunikasi, bermain, pengembangan bakat, dan kreativitas.

- Pendidikan seni musik sebagai sarana/media ekspresi



Ekspresi merupakan ungkapan atau pernyataan seseorang. Perasaan dapat berupa sedih, gembira, risau, marah, menyeramkan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi. Fungsi ini memungkinkan untuk mengeksplorasi ekpresi siswa dalam memunculkan karya-karya baru.

  • Pendidikan seni musik sebagai media komunikasi

Ekspresi yang dieksplorasikan akan dikomunikasikan kepada orang lain. Artinya karya-karya seni musik yang dialami siswa dikomunikasikan sehingga pesan yang terdapat dalam karya tersebut bisa tersampaikan pada orang lain.

  • Pendidikan seni musik sebagai sarana bermain

Bermain merupakan dunia anak-anak. Anak-anak memerlukan kegiatan yang bersifat rekreatif yang menyenangkan bagi pertumbuhan jiwanya. Bermain sekaligus memberikan kegiatan penyeimbang dan penyelaras atas perkembangan individu anak secara pisik dan psikis.

  • Pendidikan seni sebagai media pengembangan bakat.

Setiap siswa memiliki potensi di bidang seni musik yang luar biasa. Pendidikan seni music di tekankan untuk memberikan pemupukan yang terus menerus sehingga diperlukan upaya efektif untuk menumbuhkan bakat siswa.

  • Pendidikan seni sebagai media kreativitas

Kreatif merupakan sifat yang dilekatkan pada diri manusia yang dikaitkan dengan kemampuan atau daya untuk menciptakan. Sifat kreatifitas ini senantiasa diperlukan untuk mengiringi tingkah laku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Pendidikan musik pada usia sekolah akan sangat membantu perkembangan pada bagian otak tertentu yang digunakan untuk mempelajari bahasa dan daya nalar. Studi yang dilakukan belakangan ini telah menunjukkan bahwa pendidikan musik dapat mengembangkan kemampuan otak kiri yang dalam tugas sehari-harinya memproses informasi atau bahasa yang masuk ke otak dan pada dasarnya membantu otak tersebut mengalirkan sirkuit tertentu pada otak dengan cara tertentu. Memperdengarkan lagu-lagu yang familiar pada saat menangkap informasi baru cenderung meningkatkan daya tangkap pada anak
Terdapat pula hubungan yang sangat erat antara musik dan daya nalar spasial (spatial intelligence – kemampuan untuk menangkap informasi tertentu dengan cepat dan dapat membuat gambaran secara mental atas hal-hal yang dilihat). Intelegensia seperti ini, di mana seseorang dapat memvisualisasikan berbagai elemen pada saat bersamaan sangat penting fungsinya untuk banyak hal dari menyelesaikan tugas matematika yang kompleks sampai pada kemampuan untuk mengingat apa saja yang akan diperlukan untuk dimasukkan dalam tas sekolah pada hari itu.
Murid-murid yang belajar musik cenderung belajar berpikir secara kreatif dan memecahkan masalah dengan cara membayangkan berbagai alternatif solusi yang ada, sehingga menolak ketentuan dan asumsi yang berlaku. Pelajaran musik membangun kemahiran-kemahiran yang nantinya akan sangat diperlukan oleh anak tersebut pada saat memasuki dunia kerja. Pelajaran musik tersebut memfokuskan dan mementingkan pada aspek “aksi” daripada observasi dan mengajarkan bagaimana murid bisa tampil dimana saja dan kapan saja di dunia. Perusahaan selalu mencari karyawan-karyawan yang multi-dimensional yang memiliki fleksibilitas dan intelektual yang supel seperti yang diajarkan dalam pelajaran musik sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Pertunjukan musik mengajarkan anak-anak belia untuk mengatasi rasa takut dan mengambil resiko dalam hidup. Sedikit rasa khawatir adalah hal baik karena hal ini akan selalu muncul di dalam hidup kita. Dengan bisa mengendalikan rasa khawatir tersebut pada usia yang belia, akan memberikan bekal yang besar bagi anak sehingga tidak menjadi penghalang dimasa mendatang dan dapat membangun karakter anak yang kuat dan tahan banting.
Dengan pengembangan kemampuan musik maka anak telah mengembangkan salah satu unsur dari kecerdasan multi intelegensinya yaitu kecerdasan musik sehingga mengatur keseimbangan dalam kehidupan anak sehari-hari.

Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah bahwa:

1. Pendidikan seni musik, memudahkan perkembangan anak dalam bahasa dan kecepatan membaca

2. Aktivitas bermusik/ berkesenian sangat bernilai bagi perkembangan anak dalam berekspresi

3. Aktivitas bermusik/ berkesenian membantu perkembangan sikap positif terhadap sekolah dan mengurangi tingkat ketidakhadiran peserta didik di sekolah

4. Keterlibatan dalam kegiatan bermusik/ berkesenian secara langsung mempertinggi perkembangan kreativitas

5. Pendidikan musik memudahkan perkembangan sosial, penyesuaian diri, dan perkembangan intelektual (Desyandri, 2010)
Karakter Pendidikan Seni Musik

Pendidikan seni musik lebih menekankan pada pemberian pengalaman seni musik, yang nantinya akan melahirkan kemampuan untuk memanfaatkan seni musik pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan Seni musik diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”



Pendekatan “Belajar dengan Seni”

Pendekatan ini menekankan pada proses pemerolehan dan pemahaman pengetahuan yang didapatkan dengan kegiatan seni musik misalnya peserta didik belajar menyanyikan lagu Indonesia Raya, maka dengan mempelajari lagu tersebut peserta didik dapat mengetahui dan memahami sikap apa yang terdapat pada lagu. Peserta didik seharusnya tahu tentang apa yang diceritakan lagu, dan dari pengetahuan tersebut mereka bisa mengambil suatu kesimpulan bahwa lagu Indonesia Raya mengingikan terwujudnya sikap cinta tanah air, kebanggaa terhadap tanah air, dan sikap mempertahankan tanah


Pendekatan “Belajar Melalui Seni”

Pendekatan ini menekankan pada pemahaman emosional yang tercermin ke dalam penanaman nilai-nilai atau sikap yang terbentuk melalui kegiatan berkesenian. Seperti dalam menyanyikan sebuah lagu, dituntut untuk membuat keteraturan tempo/ketukan. Apabila kita tidak bisa mengikuti tempo tersebut, maka lagu yang dibawakan menjadi kacau atau tidak teratur. Jadi melalui bernyanyi akan tertanam sikap disiplin yang tinggi untuk membuat keteraturan.


Pendekatan Belajar tentang Seni”

Penekanan ini lebih menekankan pada pembelajaran tentang penguasaan materi seni musik yang tergambar pada unsur-unsurnya seperti irama, birama, notasi, melodi, tangga nada, bentuk/struktur lagu, ekspresi (tempo, dinamik, dan warna).


Tabel 5.15. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Seni Musik





STANDAR KOMPETENSI




KOMPETENSI DASAR

1

Mengapresiasi karya seni

musik


1.1

Mengidentifikasi fungsi dan latar belakang musik tradisional dalam konteks budaya masyarakat

setempat








1.2

Mengungkapkan pengalaman musikal dari hasil pengamatan terhadap pertunjukan musik tradisional setempat.







1.3

Menunjukkan nilai-nilai musikal dari hasil pen-

galaman musikal yang didapatkan melalui per-

tunjukan musik tradisional setempat


2

Mengekspresikan diri mela-

lui karya seni musik



2.1

Mengembangkan gagasan kreatif serta menga-

ransir lagu dengan beragam teknik, media, dan

materi musik/lagu tradisional daerah setempat








2.2

Menampilkan lagu yang telah diaransir di kelas



Tujuan Pendidikan Seni Musik

Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diberikan di sekolah karena keunikan perannya yang tidak mampu diemban oleh mata pelajaran lain. Keunikan tersebut terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan :

belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni (Salam 2001: 1). Karena keunikannya tersebut, pendidikan Seni Budaya/ Seni Musik memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan interpersonal (interaksi dengan orang lain), interpersonal (kecerdasan pribadi), musikal

(rasa seni), linguistik (bahasa), logik matematika (berpikir secara runtut), naturalis (alami) serta kecerdasan adversitas (menunjukkan kemampuan diri), kreativitas, spiritual dan moral.


Selain mempunyai keunikan, pendidikan Seni Budaya juga memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan menggunakan media bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi kognitif (pengetahuan , pemahaman, analisis, evaluasi), dan afektif (apresiasi, kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, dan etika). Sifat multikultural (beragam unsur budaya) mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap

beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup Secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.( www.mediabelajar musik blogspot.com)


Pendidikan seni memenuhi kebutuhan yang bersifat individual, sosial, dan kultural (Salam 2001: 2). Bersifat individual karena melalui kegiatan berolah cipta seni, dan berapresiasi terhadap nilai keindahan yang merupakan intisari pendidikan seni, anak mendapatkan pengalaman individual yang memungkinkannya untuk berkembang menjadi manusia

yang utuh, mandiri, dan bertanggung jawab. Melalui seni, anak akan mendapatkan pengalaman estetis yang berkaitan dengan elemen visual, bunyi atau gerak. Bersifat sosial, karena melalui seni, anak dapat berbagi rasa, keyakinan, dan nilai. Bersifat kultural, karena seni merekam nilai dan keyakinan yang dianut oleh penciptanya. Karya seni yang diciptakan anak, pada dasarnya merupakan cerminan dari nilai budaya yang dianutnya.


Tujuan pendidikan seni musik yaitu anak diharapkan: 1) memiliki pengetahuan tentang hakekat karya seni dan prosedur penciptaannya, 2) memiliki kepekaan rasa yang memungkinkannya untuk mencerap nilai-nilai keindahan yang ada di sekelilingnya serta membuat penilaian yang sensitif terhadap kualitas artistik suatu karya seni, 3) memiliki keterampilan yang memungkinkannya untuk berekspresi melalui media rupa, bunyi, gerak, atau lakon secara lancar atau menciptakan karya seni untuk kehidupan pribadi dan sosialnya (Salam 2001: 3).

Perkembangan Seni Musik di Indonesia

1.Sejarah Perkembangan Musik Indonesia

Perkembangan musik Indonesia sudah ada sejak ribuan tahun yang yang lalu, yaitu dari masa prasejarah., sehingga musik itu dikatakan telah melampaui batas bahasa, kebudayaan bahkan agama. Bagi orang barat, India sering disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie (Nedherland-Oost) yang maksudnya Indonesia. Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi Indonesia. Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu tinggi dan dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang berkembang.



A. Jaman Prasejarah (sebelum abad 1 Masehi)

Masa prasejarah Indonesia belum banyak diteliti oleh para arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum Masehi dan abad Ke-1 Masehi ditemukan perkembangan kebudayaan termasuk musik sampai saat ini. Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der Musik 1 dari Jerman), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000 Sebelum Masehi di Asia Tenggara terdapat 3 (tiga)ras besar: orang Australide (penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan orang Negrito (mungkin dari India). Lapisan bawah ini ditumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar : 1) Imigrasi Pra-Melayu dan 2) Imigrasi Proto-Melayu.


1. Imigrasi Pra-Melayu.

Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi terjadi suatu perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara. Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia. Mereka membawa serta kebudayaan bamboo serta teknik pengolahannya.


Mereka memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang ditiup bersama dalam kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di Cina dengan nama Sheng dan di Kalimantan dengan nama Kledi. Nama alat ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar alat musik bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran yang berbeda-beda di tanam di tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa yang cukup indah (terdapat di Bali sampai sekarang). Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya telah mengalami suatu proses perkembangan selanjutnya.
Seperti halnya alat musik xylophon yang di Asia Tenggara dikenal dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda: DI Kamboja dikenal dengan nama rangnat, Thiland, ranat, pattalar di Birma, gambang di Jawa, kolintang di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi.
2. Imigrasi Proto-Melayu

Menurut para ahli sejarah pad jaman perunggu terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia di sekitar abad 4 Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina selatan yaitu Annam. Menurut R. von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia, Indonesia dan berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini dibuktikan pula oleh P. Wilhelm

Schmidt (1868-1954) yang menemukan bahwa para penduduk Indonesia, Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa yang sama (yang memang kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada jaman sekarang didukung oleh hamper semua ahli sejarah.
Karena ini terjadi pada jaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga kebudayaan musik. Diperkirakan bahwa gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan, karena di dekat Annam, pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia Tenggara, sehingga kebudayaan ini juga disebut kebudayaan Dongson. Kebudayaan ini berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dongson? Kita tidak tahu apa-apa tentang musik mereka. Diperkirakan bahwa gong mereka berukuran besar, maka musiknya berat. Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens, Pelog mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara dan berkembang di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat diketahui teori musik yang Melatarbelakangi tangga nada yang unik ini.
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke Indonesia Pada mulanya dipakai untuk upacara mendatangkan hujan secara magig (mistik), hal ini dipengaruhi oleh kebudayaan Dongson, ini tidak berarti bahwa di Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri, meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak ada perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa masyarakat Jawa pada abad-abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam, terutama perunggu.
Musik Nusantara berkembang tanpa melalui tahapan-tahapan yang jelas, bukan berkembang dari evolusi bentuk komposisi dan praktek musik, melainkan lebih kepada proses pemenuhan kebutuhan musik ringan.
2.Sejarah Perkembangan Musik Dunia

Menurut sejarahnya, musik dianggap seni yang paling tua usianya, bahkan sama tuanya dengan keberadaan manusia di permukaan bumi. Hal ini dikarenakan semenjak lahir kita telah berhubungan dengan musik. Dalam peradaban masyarakat di Mesir dan Yunani kuno, musik dianggap sebagai suatu aktivitas yang sangat penting. Hal ini terbukti dengan adanya lukisan-lukisan purba yang menggambarkan kegiatan music karena mereka banyak mempergunakan musik dalam kegiatan upacara-upacara ritual yang berhubungan dengan kekuatan gaib.


Dalam perkembangan sejarah musik, terdapat dua rumpun musik yang berbeda yaitu musik yang berasal dari barat dan musik yang berasal dari timur. Masing-masing rumpun musik tersebut memiliki sistem nada yang berbeda. Musik disusun berdasarkan frekuensi yang tetap dalam tujuh nada (tangga nada dianotis) yang kemudian berkembang menjadi sistem 12 nada yang bergerak sama (tangga nada khromatis).
Sedangkan musik timur menggunakan sistem nada yang amatematik, yaitu tangga nada pentatonic, dimana nada-nadanya disusun dalam jarak yang tidak sama untuk satu oktafnya. Sistem musik barat digunakan dalam pengembangan daya pikir abstrak, imajinasi dan kreatifitas. Musik dapat dipelajari dengan lebih nyata. Hal ini telah dapat membawa musik barat memasuki wilayah timur dengan kegunaan yang lebih luas dari pada musik timur.
Dalam sejarahnya, musik barat disusun atas perkembangan teknik komposisi dan praktek memainkan musik yang disusun dalam segmen jaman dan gaya musik. Sedangkan perkembangan musik timur belum dapat disusun berhubung jenis komposisi music yang dihasilkan masih berkisar dalam bentuk musik vocal. (http://sejarah.info/2011/12/

Sejarah-music-di-dunia.html


a. Konsep Seni Musik

Musik ialah salah satu seni yang bersifat universal, artinya dapat digemari, dinikmati, didengar oleh semua lapisan masyarakat. Di dalam musik terdapat musik instrumental dan musik vokal yang dapat didengar, dirasakan dan dihayati keindahannya melalui beragam jenis lagu. Seperti lagu seriosa, lagu jazz , lagu anak,lagu wajib, lagu daerah, lagu pop, lagu keroncong, lagu dangdut yang kesemuanya itu tergantung dari pribadi masing-masing individu untuk mendengarkan dan menikmatinya.


Melalui musik manusia dapat mencurahkan semua perasaan yang ada di lubuk hatinya. Dalam menyanyi seseorang harus mengetahui apa sebernarnya musik dan unsur-unsur apa yang terdapat di dalamnya. Seperti yang dikemukakan Barnhart (1961, p.802) : ”Music is an art of sound in time which expressed and emotion in significan form through the elemen of rhythm, harmoni and colour”.
Menurut Kawasaki (1987, p 67) yang dimaksud praktek musik atau bermain music adalah: “ The relation rhytm, melody and harmoni and between aural abilities (the ear), the ability, to read score (the eyes), an to play on keyboard (the finger and hand) must always exist in equal measuree and teachers must ensure that each ability has been funly established”. Yang berarti setiap orang memainkan/mempraktekkan musik untuk menghasilkan bunyi vokal yang indah, maka kecerdasan dan perasaan harus saling mendukung. Dalam ensiklopedia Americana (1997, p 71) dituliskan “music is the meaning full organization of sound”. Jadi baik musik instrumental maupun vokal selalu di dalamnya akan dijumpai unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, tekstur dan harmoni.

b. Teori Musik

1) Notasi Balok

Didalam NOTASI BALOK kita mengenal apa yang disebut Paranada (balok note), yaitu lima buah garis lurus, datar, sejajar dan mempunyai jarak yang sama. Ruang antara garis dalam paranada biasa disebut spasi (space), biasanya garis dan spasi dihitung dari bawah ke atas.



Gambar 5.38. Contoh paranada

Pada paranada inilah biasa diletakkan not/nada dan diberi nama sesuai dengan huruf abjad a – b – c – d – e – f – g kembali ke a dan seterusnya. Dalam notasi balok dikenal 3 buah kunci, agar tiap-tiap not/nada mempunyai nama.

Not pada garis ke 2 disebut g’

Biasa untuk S - A

Gambar 5.39. Kunci G




Not pada garis ke 4 disebut f

Biasa untuk T – B

Gambar 5.40. Kunci F






Not pada garis ke 3 disebut c

Biasa untuk instrumen biola (rumpun

gesek)

Gambar 5.41. Kunci C

BENTUK NOT

Gambar 5.42. Bentuk Not

2) Birama

BIRAMA : ayunan rangkaian gerak kelompok beberapa pulsa di mana pulsa pertamanya mendapat aksen kuat dan yang lainnya tidak mendapat aksen kuat, berlangsung secara berulang-ulang dan teratur. Dalam suatu lagu terbagi atas bagian-bagian yang disebut: ruas birama (bar) yaitu: Ruang yang dibatasi oleh dua buah garis tegak lurus (garis birama).


Gambar 5.43. Birama


Biasanya di awal lagu selalu tertulis angka pecahan seperti 2/4; 3/4; 4/4 dst. Angka pecahan ini disebut tanda birama (tanda sukat), yang terdiri dari pembilang (menyatakan banyakan ketukan dalam satu ruas birama) dan penyebut (menyatakan bentuk not yang mendapat nilai 1 ketukan/hitungan)
• PULSA : rangkaian denyut berulang secara teratur yang dapat dirasakan dan dihayati dalam musik.

• Dalam notasi balok hal ini dapat jelas terlihat, seperti misalnya:


Tabel 5.15. Tanda diam (isitirahat)




  • MELODI: susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama, dan mengungkapkan suatu gagasan.


Gambar 5.42. Susunan Rangkaian Nada


Gambar 5.43. Not dalam Notasi Balok
Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   37   38   39   40   41   42   43   44   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin