Ah, yang pentingkan hatinya!!!!


Top of Form Bottom of Form



Yüklə 0,63 Mb.
səhifə4/16
tarix06.03.2018
ölçüsü0,63 Mb.
#44620
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   16

Top of Form

Bottom of Form

AMANAH TERINDAH...

Hanya ingin berbagi cita
Aku ingin jadi amanah terindah
Untuk dienku
Aku ingin menjadi amanah terindah
Yang hadir tuk buktikan Allah SWT tak salah memilihku
Tuk jadi pejuang al haqNya
Untuk orang-orang yang mengenalku
Untuk ayah dan ibuku
Aku ingin menjadi amanah terindah yang pernah mereka miliki dalam Kehidupan yang luar biasa ini

Untuk sahabat-sahabatku


Aku ingin jadi amanah terindah
Dengan menjadi sahabat terbaik yang pernah dimiliki
Sesakit apapun yang kudapat
Aku kan terus bertahan
Karena melihatmu bahagia cukup bagiku…
Untuk semua
Aku hanya punya satu cita sederhana
Tuk jadi amanah terindah
Tuk jadi anugerah terindah
Yang pernah hadir bagimu
Yang tak mengharap balasan darimu
Yang hanya mengkhawatirkan sedikit amalnya tak diterima RabbNya


http://1.1.1.2/bmi/sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs463.snc3/25464_105899172780369_103134439723509_62574_3026221_n.jpg
Top of Form

Bottom of Form

naseHat uNtuk wanita

16744_1200909274383_1578092914_498717_1748371_n.jpg

Hawa.....Andai engkau masih remaja,jadilah anak yang solehah buat kedua-dua ibu bapamu,andai engkau sudah bersuami,jadilah isteri yang meringankan beban suamimu,andai engkau ibu,didiklah anakmu sehingga dia tidak gentar mmperjuangkan ad-din Allah.

Hawa..... Andai engkau belum seRsuami,jangan kau risau akan jodohmu,ingatlah hawa,janji Tuhan kita,wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik.Jangan memuLai sebuah pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku khuatir dari mata jatuh ke hati,maka lahirnya senyuman maka tercetusnya salam dan sekaligus disusuli dengan pertemuan seterusnya dan takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.

Hawa.....Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa,lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang baik tiidak menilai wanita melalui keayuannya,kemanjaannya,serta kemampuannya menggoncang iman lelaki.Tetapi,lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya,peribadinya dan yang penting pegangan agamanya.Lelaki yang baik juga tidak menginginkan pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut memberi kesempatan kepada syaitan untuk menggodanya.Lelaki yang baik juga tidak mau bermain cinta kerana dia tahu apa matlamat dalam sebuah pertemuan lelaki dan wanita yakni sebuah perkahwinan....
Oleh itu hawa,jagalah pandanganmu,awasilah auratmu,peliharalah akhlakmu,kuatkanlah pendirianmu.Andai ditakdirkan tiada cinta dariapada Adam untukmu,cukuplah hanya cinta Allah yang memenuhi dan menyinari kekosongan jiwamu,biarlah cinta ibua bapamu yang memberi hangat kebahagian buat dirimu,cukuplah sekadar cinta adik-beradik serta keluarga yang membahagiakanmu.....Cintailah Allah dikala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta daripada insan yang juga mencintai Allah.Cintailah ibu bapamu kerana kau akan perolehi keredhaan Allah.Cintailah keluargamu kerana kau tidak akan jumpa cinta yang bahagia selain dari cinta keluarga......
JANGANLAH SESEKALI TANGAN YANG MENGGONCANG DUNIA JUGA YANG MENGGONCANG IMAN LELAKI....Wallahua'lam..



Top of Form

Bottom of Form

Kecantikan Sejati

http://1.1.1.2/bmi/photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs463.snc3/25464_105871332783153_103134439723509_62533_6375311_a.jpg

Adalah kebahagiaan seorang laki-laki ketika Allah menganugrahkannya seorang istri yang apabila ia memandangnya, ia merasa semakin sayang. Kepenatan selama di luar rumah terkikis ketika memandang wajah istri yang tercinta. Kesenangan di luar tak menjadikan suami merasa jengah di rumah. Sebab surga ada di rumahnya; Baiti Jannati (rumahku surgaku).



Kebahagiaan ini lahir dari istri yang apabila suami memandangnya, membuat suami bertambah kuat jalinan perasaannya. Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika suami mengalami kegerahan. Lalu apakah yang ada pada diri seorang istri, sehingga ketika suami memandangnya semakin besar rasa sayangnya? Konon, seorang laki-laki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah. Sempurnalah kebahagiaan seorang laki-laki jika ia memiliki istri yang berwajah memikat.
Tapi asumsi ini segera dibantah oleh dua hal. Pertama, bantahan berupa fakta-fakta. Dan kedua, bantahan dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan: bunuh diri.
Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat.
Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah!
Bantahan kedua, sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. bukhari, Muslim)
Hadist di atas sebagai penguat bahwa kesejukan ketika memandang sehingga perasaan suami semakin sayang, letaknya bukan pada keelokan rupa secara zhahir. Ada yang bersifat bathiniyyah.
Dengan demikian wahai saudariku muslimah, tidak mesti kita harus mempercantik diri dengan alat kosmetik atau dengan menggunakan gaun-gaun aduhai yang akhirnya akan membawa kita pada sikap berlebihan pada hal yang halal bahkan menyebabkan kita menjadi lalai dan meninggalkan segala yang bermanfaat dalam perkara-perkara akhirat, wal ‘iyadzubillah. Namun tidak berarti kita meninggalkan perawatan diri dengan menjaga fitrah manusia, dengan menjaga kebersihan, kesegaran dan keharuman tubuh yang akhirnya melalaikan diri dalam menjaga hak suami. Ada yang lebih berarti dari semua itu, ada yang lebih penting untuk kita lakukan demi mendapatkan cinta suami.
Sesungguhnya cinta yang dicari dari diri seorang wanita adalah sesuatu pengaruh yang terbit dari dalam jiwa dengan segala kemuliaannya dan mempunyai harga diri, dapat menjaga diri, suci, bersih, dan membuat kehidupan lebih tinggi di atas egonya.
Untuk itulah saudariku muslimah… Tuangkanlah di dalam dada dan hatimu dengan cinta dan kasih sayang serta tanamkanlah kemuliaan wanita muslimah seperti jiwamu yang penuh dengan kebaikan, perhatian serta kelembutan. Bukankah kita telah melihat contoh-contoh yang gemilang dari pribadi-pribadi yang kuat dari para shahabiyyah radiyallahu ‘anhunna…?
Janganlah engkau penuhi dirimu dengan ahlak yang selalu sedih dan gelisah, banyak pengaduan dan keluh kesah dan selalu mengancam, karena hal tersebut akan menggelapkan hatimu. Tersenyumlah untuk kehidupan. Seperti kuatnya para shahabiyyah dalam menghadapi kehidupan yang keras dan betapa kuatnya wanita-wanita yang lembut itu mempertahankan agamanya…
Perhiasan jiwa, itulah yang lebih utama. Yaitu sifat-sifat dan budi pekerti yang diajarkan Islam, yang diawali dengan sifat keimanan. Sebagaimana firman Allah, (yang artinya) “Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.” (QS. Al-Hujaraat: 7)
Apabila keimanan telah benar-benar terpatri dalam hati, maka akan tumbuhlah sifat-sifat indah yang menghiasi diri manusia, mulai dari Ketakwaan, Ilmu, Rasa Malu, Jujur, Terhormat, Berani, Sabar, Lemah Lembut, Baik Budi Pekerti, Menjaga Silaturrahim, dan sifat-sifat terpuji lainnya yang tidak mungkin disebut satu-persatu. Semuanya adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada hamba-hambanya agar dapat bahagia hidup di dunia dan akhirat.
Wanita benar-benar sangat diuntungkan, karena ia memiliki kesempatan yang lebih besar dalam hal perhiasan jiwa dengan arti yang sesungguhnya, yaitu ketika wanita memiliki sifat-sifat terpuji yang mengangkat derajatnya ke puncak kemuliaan, dan jauh dari segala sesuatu yang dapat menghancurkanya dan menghilangkan rasa malunya….!
Saudariku… jika engkau telah menikah, maka nasihat ini untuk mengingatkanmu agar engkau selalu menampilkan kecantikan dirimu dengan kecantikan sejati yang berasal dari dalam jiwamu, bukan dengan kecantikan sebab yang akan lenyap dengan lenyapnya sebab.
Saudariku… jika saat ini Allah belum mengaruniai engkau jodoh seorang suami yang sholeh, maka persiapkanlah dirimu untuk menjadi istri yang sholihah dengan memperbaiki diri dari kekurangan yang dimiliki lalu tutuplah ia dengan memunculkan potensi yang engkau miliki untuk mendekatkan dirimu kepada Yang Maha Rahman, mempercantik diri dengan ketakwaan kepada Allah yang dengannya akan tumbuh keimanan dalam hatimu sehingga engkau dapat menghiasi dirimu dengan akhlak yang mulia.
Saudariku… ini adalah sebuah nasihat yang apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri.
Disalin dari: Buletin al-Izzah edisi no16/thn III/Muharram 1425 H
(Bulletin ini diterbitkan oleh Forkimus (Forum Kajian Islam Muslimah Salafiyah) Mataram, Lombok, NTB)


Top of Form

Bottom of Form

Indahnya Islam

http://1.1.1.2/bmi/sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs463.snc3/25464_105855106118109_103134439723509_62489_734413_n.jpg


Apakah Anda pernah merasakan dalam hidup ini betapa indahnya Islam ? Jika belum, rasakan dulu betapa bahagianya seorang muslim hidup di bawah naungan agama terakhir. Seluruh panduan kehidupan tertuang dalam Al Quran. Inilah sumber kebahagiaan hakiki dari pencipta seluruh alam semesta dan isinya, termasuk manusia.

Sayangnya masih banyak orang menggali berbagai ilmu tidak bermanfaat dalam mencari kebahagiaan. Manusia mencari berlian di dalam bumi yang terang padahal berlian itu berada di dalam kamar. Manusia tidak mencari sumber kebahagiaan dari tempatnya.


Islam seperti artinya damai, maka kedamaian di hati akan dicapai dengan memeluk Islam sepenuh hati. Mereka yang tidak pernah merasakan nikmatnya dalam naungan Islam ini karena memandang Islam sebelah mata. Syumuliatul Islam tidak dirasakan dalam dirinya.
Keindahan Islam misalnya bisa dirasakan dalam peribadahan. Betapa indahnya harmoni alam dengan manusia dalam beribadah kepada-Nya. Matahari sudah berjuta tahun mengabdi kepada Maha Pencipta dengan terbit di timur dan tenggelam di Barat. Matahari masih menemani setiap mahluk setiap hari. Dia tidak pernah absen. Kesetiaan mahluk yang namanya matahari ini menimbulkan rasa syukur akan diri dalam merasakan nikmat beribadah kepada-Nya.
Saat sujud dalam shalat terasa sekali syahdunya dalam payung keindahan peribadahan Islam setiap hari. Namun tentu saja rasa bahagia ini dapat direngkuh bagi mereka yang percaya 100 persen akan isi dari panduan hidup Islam.
Bukankah Allah SWT sendiri sudah meridhai Dinul Islam sebagai sebuah panduan kita. Renungkanlah bahwa Dzat Yang Menciptakan kita semua sudah memberikan sebuah panduan yang sudah dianugrahkan dengan lengkap lalu mengapa kita masih kebingungan? Kita rasakan bagaimana Maha Rahman Allah dengan ayat berikut.
[3:19] Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Jika keindahan Islam belum dirasakan dalam hati, maka perlu kita renungka apakah hati ini sudah kering, apakah hati ini tak pernah dibasuh dengan ayat-ayat-Nya. Apakah hati ini telah keras, tidak luluh dengan lantunan firman-Nya yang jadi panduan kita sehari-hati.
Islam akan menjadikan indah diri kita, menjadikan indah kehidupan kita, menjadikan indah semua langkah ke depan kita.

Top of Form

Bottom of Form

bioData RasuLULLah SAW

http://1.1.1.1/bmi/sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs443.snc3/25464_105856442784642_103134439723509_62495_2427138_n.jpg

Nama penuh: Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul Muttalib bin Hashim
Nama bapa: 'Abdullah bin 'Abdul Muttalib bin Hashim
Nama ibu: Aminah binti Wahab bin 'Abdul Manaf
Nama datuk: Syaibah bin Hâsyim dikenal dengan nama 'Abdul Muttalib
Bapa-bapa saudara:
• Al-Harith bin Abdul Muthalib
• Muqawwam bin Abdul Muthalib
• Zubair bin Abdul Muthalib
• Hamzah bin Abdul Muthalib
• Al-Abbas bin Abdul Muthalib
• Abu Thalib bin Abdul Muthalib
• Abu Lahab bin Abdul Muthalib
• Abdul Kaabah bin Abdul Muthalib
• Hijl bin Abdul Muthalib
Dzirar bin Abdul Muthalib
• Ghaidaq bin Abdul Muthalib

Nama Ibu susuan Rasulullah:


- Ibu susuan pertama Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab)
- Ibu susuan kedua Halimah binti Abu Zuaib As-Sa‘diah (lebih dikenali Halimah As-Sa‘diah. Suaminya bernama Abu Kabsyah)

Nama isteri pertama dan usia baginda berkahwin:


Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah pada 25 tahun

Nama isteri-isteri Rasulullah:


1. Khadijah bt. Khuwailid al-Asadiyah r.a
2. Saudah bt. Zam'ah al-Amiriyah al Quraisiyah r.a
3. Aisyah bt Abi Bakr r.a (anak Saidina Abu Bakar)
4. Hafsah bt. Umar bin al-Khattab r.a (anak Saidina 'Umar bin Al-Khattab
5. Ummu Salamah Hindun bt. Abi Umaiyah r.a (digelar Ummi Salamah)
6. Ummu Habibah Ramlah bt. Abi sufian r.a
7. Juwairiyah ( Barrah ) bt. Harith
8. Safiyah bt. Huyay
9. Zainab bt. Jansyin
10. Asma' bt. al-Nu'man al-Kindiyah
11. Umrah bt. Yazid al-Kilabiyah
12. Zainab bin Khuzaimah (digelar 'Ummu Al-Masakin'; Ibu Orang Miskin)

Nama anak-anak Rasulullah:


1. Qasim
2. Abdullah
3. Ibrahim
4. Zainab
5. Ruqaiyah
6. Ummi Kalthum
7. Fatimah Al-Zahra'
8. Halah bin Hind bin Habbasy bin Zurarah al-Tamimi (anak kepada Saidatina Khadijah bersama Hind bin Habbasy. Ketika berkahwin dengan Rasulullah, Khadijah adalah seorang janda).[anak tiri Rasulullah]

Pengalaman bekerja Rasulullah:


• Semenjak kecil lagi, baginda telah menternak kambing dan berniaga membantu bapa saudaranya.
• Abu Talib telah membawa baginda ke Syam (Syria) bagi membantunya berniaga.
• Apabila baginda telah agak dewasa, baginda telah mula menjalankan perdagangan baginda sendiri secara kecil-kecilan dan menjalankan perniagaan dengan menggunakan modal orang lain kerana baginda sedar bapa saudaranya bukanlah terdiri daripada orang yang berada dan beliau terpaksa menyara sebuah keluarga yang besar.
• Ketika baginda berusia dua puluh lima tahun, baginda telah pergi ke Syam untuk kali kedua bagi menjalankan perniagaan Sayidatina Khadijah. Bukti Rasulullah adalah seorang ketua keluarga yang patut dicontohi: Rasulullah merupakan seorang yang pengasih.
• Sebagai seorang suami, baginda sering membantu isteri menjalankan urusan rumah seperti memasak, menampal pakaian yang koyak, memmbersih rumah dan menjaga anak.
• Sebagai seorang bapa, baginda memberi pendidikan agama yang secukupnya dan menjadi seorang contoh yang baik kepada anak-anak.

Gelaran Al-Amin: Baginda merupakan seorang yang jujur, amanah dan budi pekerti. Perkataan dan perbuatan baginda sentiasa dipercayai sehingga baginda diberi gelaran al-Amin oleh masyarakat Arab Quraisy.

Sifat-sifat terpuji Rasulullah:
- Berkata benar (siddiq)
- Boleh dipercayai (amanah)
- Penyampai ajaran Islam (tabliq)
- Bijaksana (fatanah)

kepimpinan Rasulullah disebalik peristiwa banjir di kota Mekah ketika Rasulullah berusia 35thn: Kota Mekah telah dilanda banjir kilat yang menyebabkan dinding kaabah pecah dan runtuh. Kaum Quraisy telah membina semula bahagian yang runtuh. Kemudian timbul perbalahan antara ketua kaum Quraisy yang berebut untuk mengangkat dan meletakkan Hajar Aswad di penjuru sebelah timur bangunan kaabah. Perbalahan ini hampir menimbulkan peperangan. Rasulullah telah menjadi hakim bagi menentukan kedudukan Hajar Aswad dan secara tidak langsung Rasulullah telah meleraikan perbalahan antara ketua kaum Quraisy.

Peristiwa Rasulullah menerima wahyu:
- Wahyu pertama diterima Rasulullah pada hari isnin, 17 ramadan (6 ogos 610 M)
- Ketika itu Rasulullah berusia 40 tahun.
- Wahyu tersebut diterima baginda di Gua Hirak al-Jabar Nur.
- Surah al-Alaq, wahyu pertama yang berbunyi "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
- Wahyu kedua, surah al-Muddasir (ayat 1-7) diturunkan di Bukit Nur berhampiran Makkah.
- Wahyu kedua ini menandakan pelantikan baginda sebagai Rasulullah atau pesuruh Allah.

Tokoh-tokoh awal memeluk Islam:


• Zaid bin Harithah (anak angkat nabi)
• Ali bin Abu Talib (sepupu nabi berusia 10 tahun)
• Khadijah binti Khuwailid (isteri nabi dan orang pertama memeluk Islam)
• Abu Bakar al-Siddiq (sahabat karib)

wahyu pertama yg diterima oleh Rasulullah, masanya dan usia Rasulullah:


- Wahyu pertama iaitu dari surah al-Alaq yang berbunyi "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
- pada hari isnin, 17 ramadan (6 ogos 610 M)
- Berusia 40 tahun.

Keadaan Rasulullah ketika menerima wahyu:


Pada suatu ketika sedang dia bertafakkur itu datanglah malaikat kepadanya, lalu berkata: "Bacalah!" (Iqra'). Lalu Rasulullah menjawab; "Saya tidak pandai membaca." Lalu kata beliau: "Maka diambilnya aku dan dipagutnya sampai habis tenagaku. Kemudian dilepaskan¬nya aku dan dia berkata pula: "Bacalah!" Tetapi aku jawab: "Aku tidak pandai membaca!" Lalu dipagutnya pula aku sampai habis pula tenagaku.
Kemudian ditegakkannya aku baik-baik dan dikatakannya pula: "Bacalah!", yang ketiga kali, lalu berkatalah malaikat itu: "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan," sampai kepada ujung "Yang telah mengajarkan kepada manusia apa yang dia tidak tahu." Setelah sampai pada ujung ayat tersebut malaikat itu pun ghaiblah dan tinggallah beliau seorang diri dalam rasa kengerian.
Lalu beliau segera pulang kepada isterinya Khadijah. Lalu beliau berkata: "Selimutilah aku, selimutilah aku." (Zammiluuni, zammiluuni). Maka segeralah orang-orang dalam rumah menyelimuti beliau, sampai rasa dingin itu hilang. Lalu berkatalah beliau kepada Khadijah: "Hai Khadijah, apakah yang telah terjadi atas diriku ini?" Lalu beliau ceriterakan segala yang telah beliau alami itu, akhirnya beliau berkata: "Aku ngeri atas diriku."

Top of Form

Bottom of Form

Wasiat sang ibu kepada anak perempuannya

Bismillahirahman nirrahim...
Anjuran Berwasiat Kepada Calon Isteri
Anas mengatakan bahwasanya para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam
jika mempersembahkan (menikahkan) anak perempuan kepada calon suaminya,
mereka memerintahkan kepadanya untuk berkhidmat kepada suami dan
senantiasa menjaga hak suami.

Pesan Bapak Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan


Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya,
seraya berkata, “Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasa cemburu adalah
kunci jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyak mengeluh, karena keluh
kesah menimbulkan kemarahan, dan hendaklah kamu memakai celak mata karena itu
adalah perhiasan yang paling indah dan wewangian yang paling harum”.

Pesan Ibu Kepada Anak Perempuannya


Diriwayatkan bahwa Asma binti Kharijah Al-Farzari berpesan kepada anak
perempuannya disaat pernikahannya, “Sesungguhnya engkau telah keluar
dari sarang yang engkau tempati menuju hamparan yang tidak engkau ketahui,
juga menuju teman yang engkau belum merasa rukun dengannya. Oleh karena itu
jadilah engkau sebagai bumi baginya, maka dia akan menjadi langit
untukmu. Jadilah engkau hamparan baginya, niscaya ia akan menjadi tiang untukmu.
Jadilah engkau hamba sahaya baginya, maka niscaya ia akan menjadi hamba
untukmu. Janganlah engkau meremehkannya, karena niscaya dia akan
membencimu dan janganlah menjauh darinya karena dia akan melupakanmu. Jika dia
mendekat kepadamu maka dekatkanlah dirimu, dan jika dia menjauhimu maka
menjauhlah darinya. Jagalah hidungnya, pendengarannya, dan matanya. Janganlah ia
mencium sesuatu darimu kecuali wewangian dan janganlah ia melihatmu
kecuali engkau dalam keadaan cantik. [1]

Pesan Amamah binti Harits Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan.


Amamah bin Harits berpesan kepda anak perempuannya tatkala membawanya
kepada calon suaminya, “Wahai anak perempuanku! Bahwasanya jika wasiat
ditinggalkan karena suatu keistimewaan atau keturunan maka aku menjauh darimu. Akan
tetapi wasiat merupakan pengingat bagi orang yang mulia dan bekal bagi
orang yang berakal. Wahai anak perempuanku! Jika seorang perempuan merasa
cukup terhadap suami lantaran kekayaan kedua orang tuanya dan hajat kedua
orang tua kepadanya, maka aku adalah orang yang paling merasa cukup dari
semua itu. Akan tetapi perempuan diciptakan untuk laki-laki dan laki-lakai
diciptakan untuk perempuan. Oleh karena itu, wahai anak perempuanku!
Jagalah sepuluh perkara ini.

Pertama dan kedua : Perlakuan dengan sifat qana’ah dan mu’asyarah


melalui perhatian yang baik dan ta’at, karena pada qan’aah terdapat kebahagiaan
qalbu, dan pada ketaatan terdapat keridhaan Tuhan.

Ketiga dan keempat : Buatlah janji dihadapannya dan beritrospeksilah


dihadapannya. Jangan sampai ia memandang jelek dirimu, dan jangan
sampai ia mencium darimu kecuali wewangian.

Kelima dan keenam : Perhatikanlah waktu makan dan tenangkanlah ia


tatkala tidur, karena panas kelaparan sangat menjengkelkan dan gangguan tidur
menjengkelkan.

Ketujuh dan kedelapan : Jagalah harta dan keluarganya. Dikarenakan


kekuasaan dalam harta artinya pengaturan keuangan yang bagus, dan kekuasaan dalam
keluarga artinya perlakuan yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh : Jangan engkau sebarluaskan rahasianya, serta


jangan engkau langgar peraturannya. Jika engkau menyebarluaskan
rahasianya berarti engkau tidak menjaga kehormatannya. Jika engkau melanggar
perintahnya berarti engkau merobek dadanya. [2]

Bahwasanya keagungan baginya yang paling besar adalah kemuliaan yang


engkau persembahkan untuknya, dan kedamaian yang paling besar baginya adalah
perlakuanmu yang paling baik. Ketahuilah, bahwasanya engkau tidak
merasakan hal tersebut, sehingga engkau mempengaruhi keinginannya terhadap
keinginanmu dan keridhaannya terhadap keridhaanmu (baik terhadap hal yang engkau
sukai atau yang engkau benci). Jauhilah menampakkan kebahagiaan dihadapannya
jika ia sedang risau, atau menampakkan kesedihan tatkala ia sedang gembira.

Tatkala Ibnu Al-Ahwash membawa anak perempuannya kepada amirul mukminin


Ustman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu, dan orang tuanya telah memberinya
nasihat, Ustman berkata, “Pondasi mana saja, bahwasanya engkau
mengutamakan perempuan dari suku Quraisy, karena mereka adalah perempuan yang paling pandai memakai wewangian daripada engkau. Oleh karena itu perliharalah
dua perkataan : Nikahlah dan pakailah wewangian dengan menggunakan air
hingga wangimu seperti bau yang ditimpa air hujan.

Ummu Mu’ashirah menasihati anak perempuannya dengan nasihat sebagai


berikut (sungguh aku membuatnya tersenyum bercampur sedih): Wahai anakku..
engkau menerima untuk menempuh hidup baru… kehidupan yang mana ibu dan bapakmu
tidak mempunyai tempat di dalamnya, atau salah seorang dari saudaramu.
Dalam kehidupan tersebut engkau menjadi teman bagi suamimu, yang tidak
menginginkan seorangpun ikut campur dalam urusanmu, bahkan juga daging
darahmu. Jadilah istri untuknya wahai anakku, dan jadilah ibu untuknya.
Kemudian jadikanlah ia merasakan bahwa engkau adalah segala-galanya
dalam kehidupannya, dan segala-galanya di dunia.

Ingatlah selalu bahwasanaya laki-laki anak-anak atau dewasa memiliki


kata-kata manis yang lebih sedikit, yang dapat membahagiankannya.
Janganlah engkau membuatnya berperasaan bahwa dia menikahimu menyebabkanmu merasa jauh dari keluarga dan sanak kerabatmu. Sesungguhnya perasaan ini sama
dengan yang ia rasakan, karena dia juga meninggalkan rumah orang tuanya, dan
keluarga karena dirimu. Tetapi perbedaan antara dia dan kamu adalah
perbedaan antara laki-laki dan perempuan, dan perempuan selalu rindu
kepada keluarga dan tempat ia dilahirkan, berkembang, besar dan menimba ilmu
pengetahuan. Akan tetapi sebagai seorang isteri ia harus kembali kepada
kehidupan baru. Dia harus membangun hidupnya bersama laki-laki yang
menjadi suami dan perlindungannya, serta bapak dari anak-anaknya. Inilah
duaniamu yang baru.

Wahai anakku, inilah kenyataan yang engkau hadapi dan inilah masa


depanmu. Inilah keluargamu, dimana engkau dan suamimu bekerja sama dalam
mengarungi bahtera rumah tannga. Adapun bapakmu, itu dulu. Sesungguhnya aku tidak
memintamu untuk melupakan bapakmu, ibumu dan sanak saudaramu, karena
mereka tidak akan melupakanmu selamanya wahai buah hatiku. Bagaimana mungkin
seorang ibu melupakan buah hatinya. Akan tetapi aku memintamu untuk
mencintai suamimu dan hidup bersamanya, dan engkau bahagia dengan
kehidupan berumur bersamanya.

Seorang perempuan berwasiat kepada anak perempuannya, seraya berkata,


“Wahai anakku, jangan kamu lupa dengan kebersihan badanmu, karena kebersihan
badanmu menambah kecintaan suamimu padamu. Kebersihan rumahmu dapat
melapangkan dadamu, memperbaiki hubunganmu, menyinari wajahmu sehingga
menjadikanmu selalu cantik, dicintai, serta dimuliakan di sisi suamimu.
Selain itu disenangi keluargamu, kerabatmu, para tamu, dan setiap orang
yang melihat kebersihan badan dan rumah akan merasakan ketentraman dan
kesenangan jiwa”.
Apakah ada seorang ibu yang tidak menginginkan seperti ini?
dan apakah kamu sebagai anak wanitanya tak ingin membahagiakannya sebagai orang yang telah melahirkanmu..?


http://1.1.1.2/bmi/sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs463.ash1/25464_105858396117780_103134439723509_62501_2759469_n.jpg

Yüklə 0,63 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   16




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin