Topik : Macam-macam Hamabatan Sub Topik : Hamabatan dan Cara mengatasi hambatan


ETIKA DAN SOPAN SANTUN KEPADA ORANGTUA



Yüklə 2,31 Mb.
səhifə13/17
tarix11.09.2018
ölçüsü2,31 Mb.
#80291
1   ...   9   10   11   12   13   14   15   16   17

ETIKA DAN SOPAN SANTUN KEPADA ORANGTUA

 

Etika dasar dalam berkomunikasi dengan orangtua harus diketahui dan dilakukan sejak dini. Sehingga diharapkan etika ini akan menjadi kebiasaan dan dibawa dalam pergaulan hingga dewasa nantinya.

 

Sikap dan perilaku yang sopan atau beretika terhadap orangtua adalah : 



1. Bersikap hormat apapun keadaan emosi apapun

 

2. Jangan pernah membantah, bila ada pendapat yang berbeda harus disampaikan dengan halus dan sopan, bukan dengan keras kepala.



 

3. Bagaimanapun perasaan anak saat itu jangan pernah berteriak, membentak, bersuara dan bernada keras dalam berbicara dengan orangtua

 

4. Pamit dan salaman sebelum bepergian atau setelah bepergian. Pamit dan mencium tangan orang tua sebelum berangkat ke sekolah adalah hal yang sudah wajar dilakukan. Kita menerapkan hal ini juga berdasar dari apa yang orang tua kita ajarkan sewaktu kita masih kecil dulu. Anda sudah pasti bisa merasakan dampak positif dari kebiasaan ini.



 

5. Jangan pernah sekalipun memarahi orangtua, kalau ada yang dirasakan tidak benar pada orangtua harus disampaikan secara sopan.

 

6. Jangan pernah mengajari, menasehati atau mengkuliahi orangtua. Bila ingin memberi masukan atau pendapat harus dengan sopan atau bila orangtua minta pendapat kita.



 

7. Jangan sekalipun menyela pembicaraan orangtua

 

8. Tatakrama lain adalah sikap sehari-hari harus menomor satukan atau mendahulukan orangtua untuk melakukan aktifitas seperti mendapatkan tempat duduk, memulai makan, memulai perjamuan minum.



 

9. Jangan sekalipun menyentuh kepala orangtua bila sedang berhadapan atau berkomunikasi, kecuali untuk tindakan tertentu seperti memotong rambut.

 

10. Bila berhadapan dan berbicara dengan orangtua harus dalam sikap sopan, jangan berkacak pinggang, jangan dengan kaki di atas kursi, jangan melotot, jangan dengan suara keras dan membentak.



 

11. Bila melihat orangtua sedang kesulitan seperti mengangkat beban berat, sedang mengerjakan pekerjaan berat lainnya tanpa diminta kita harus segera membantu.

 

Berbagai budaya baik dari suku Batak, Jawa, Maluku, Madura atau bahkan budaya barat atau budaya modern di dunia ini mengajarkan penghormatan dan sopan santun terhadap orangtua adalah yang paling utama. Bahkan selama ini budaya barat yang dianggap budaya modernpun tetap mempunyai budaya menghormati dan sopan santun terhadap orang tua.



 

Berbagai sikap dan perilaku di atas hendaknya harus dilakukan sejak dini sampai kapanpun kita hidup dan berkomunikasi dengan orangtua.

 

Setelah dewasa nantinya apapun jabatan kita, seberapapun kekayaan kita, bagaimanapun ketenaran kita, baik direktur, bupati, gubernur, presiden, artis, profesor atau jadi siapapun kita nantinya semua perilaku di atas harus dijunjung tinggi terhadap orangtua.



 Mengajarkan sopan santun pada anak merupakan salah satu tanggung jawab orangtua. Banyak cara untuk menanamkan norma baik itu. Namun pastinya, menanamkan kebiasaan bersopan santun memerlukan proses yang panjang, membutuh konsistensi dan kesinambungan. Jangan pernah berpikir, perilaku santun datang dengan sendirinya pada anak seiring pertambahan usianya. Kebiasaan si kecil yang berteriak-teriak setiap meminta sesuatu, tanpa disertai kata “tolong”, akan terus terbawa hingga besar bila tidak segera diluruskan. Sama halnya kala ia tidak mengucapkan terima kasih sewaktu menerima pemberian atau tak mau bersalaman saat bertemu kakek nenek. Untuk itulah norma sopan santun sejak dini perlu dikenalkan orangtua kepada anak. Jangan  menyerahkan tanggung jawab ini kepada pihak sekolah.  

Menjadi contoh sosok yang santun (role model) merupakan salah satu cara efektif dalam menanamkan sopan santun pada anak. Anak 3-5 tahun masih belajar dari contoh yang ia lihat untuk kemudian diserap dan ditirunya. Dengan memberi panutan yang baik, anak dengan mudah meniru sopan santun yang orangtua lakukan. Hal penting lainnya adalah konsistensi dan sadar kensekuensi dalam berperilaku santun. Kiatnya, jangan pernah lupa mengucapkan 3 kata ajaib “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih” pada situasi yang tepat. “Nak, sekalian dong tolong ambilkan sepatu Ayah di rak,” atau “Maaf, tadi Mama menjatuhkan buku Kakak,” atau “Terima kasih ya Mbak Sum sudah mengambilkan piring.” Terkadang meski kita sudah berusaha menjadi role model yang baik, anak tetap saja berlaku kasar. Untuk kasus ini pertimbangkan apakah ada pengaruh dari luar, seperti dari teman ataupun media seperti televisi. Yang pasti perilaku tak santun tak boleh didiamkan. Jelaskan langsung pada saat kejadian, bahwa apa yang anak lakukan tidak baik. “Kok minta diambilin susunya teriak-teriak gitu? Kakak lupa kata tolongnya ya?”

Saat meluruskan perilaku sang buah hati, jaga emosi untuk tidak memarahinya. Selain tidak efektif, dengan marah-marah tanpa sengaja kita malah menunjukkan perilaku yang tak santun padanya. Pesan kita soal sopan santun bisa-bisa berlalu begitu saja, sedangkan perilaku marah-marah justru dicontoh oleh anak. Lebih jauh, anak pun membutuhkan penjelasan mengapa ia harus bersikap sopan. Beri alasan dalam kalimat sederhana mengapa ia harus mengucapkan terima kasih, mengucap salam, meminta maaf, meminta tolong, dan sebagainya. “Kakak perlu bersalaman setiap bertemu Kakek karena kita harus menghormati orang yang lebih tua. Kalau Kakak hormat pada Kakek, Kakek juga tambah sayang pada Kakak.” Konsistensi dibutuhkan dengan langsung meluruskan sikap anak yang tidak sopan agar perilaku ini tidak telanjur mengakar kuat pada dirinya. Gunakanlah kata yang lemah lembut setiap menegurnya dan ucapkan dengan penuh kasih sayang sehingga anak bisa menangkapnya dengan baik. 

Kapan sebenarnya anak sudah bisa diperkenalkan dengan norma-norma sopan satun ini? Sebenarnya sejak bayi pun, norma ini bisa diperkenalkan dengan cara orangtua memberi contoh-contoh berperilaku. Bedanya, di usia prasekolah anak sudah bisa diajak bekerja sama untuk mempraktikkan perilaku santun. Pengajaran sopan santun sejak dini akan mengakar kuat dan menjadi bekal bersosialisasinya dengan kalangan mana pun. Bertanyalah pada diri sendiri, bukankah kita lebih nyaman bergaul dengan orang-orang yang santun dan mengerti tata krama ketimbang yang tidak?

Penanaman norma-norma kesopanan sejak dini pada akhirnya membentuk kebiasaan pada sang buah hati untuk mudah memahami aturan-aturan yang ada di masyarakat dan bersedia mematuhinya. Ini jugalah yang akan mempermudahnya menyesuaikan diri dengan lingkungan mana pun. Pada prinsipnya, apa pun yang anak terima di usia dini akan meresap dengan cepat untuk kemudian menjadi rule dalam berperilaku saat ia menginjak dewasa.

TATA KRAMA DAN SOPAN SANTUN TERHADAP KELUARGA, MASYARAKAT,

BANGSA DAN NEGARA

Pengertian Tata Krama terdiri dari 2 kata, yaitu : Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan dan Krama berarti Sopan santun, tindakan, kelakuan, perbuatan. Jadi, Tata krama adalah Kebiasaan adat sopan santun yang disepakati dalam:

       lingkungan pergaulan antara anggota masyarakat disekitar tempat.

Kebisaan sopan santun yang disepakati dilingkungan rumah / keluarga, sekolah, hubungan masyarakat ditempat siswa berada.

Tata krama ada disetiap kelompok masyarakat dimana dan kapan saja, bila kita berkomunikasi seperti pekerti berbicara, bertatap muka, atau pembicaraan melalui sarana komunikasi lainnya seperti telepon dan surat kita harus mengerti tata kramanya.

Sopan santun adalah Sikap perilaku seseorang yang merupakan kebiasaan yang disepakati dan diterima dalam lingkungan pergaulan.

Bagi siswa sopan santun merupakan perwujudan budi pekerti luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan dari berbagai orang dalam kedudukannya masing-masing, seperti: orang tua dan guru, para pemuka agama dan masyarakat umum dan tulisan-tulisan dan hasil karya para bijak.

Dari pendidikan dan latihan tersebut, diharapkan siswa mewujudkannya dalam bentuk sikap dan perilaku yang sehat dan serasi dengan kodrat, tempat waktu dan lingkungan dimana siswa berada sehari-hari.

Perwujudan nilai sopan santun disesuaikan dengan kondisi dan situasi secara pribadi ( individu ) maupun secara kelompok.
A. TATA KRAMA DAN SOPAN SANTUN KELUARGA
1) Berbakti kepada ibu-bapak

Wajib bagi umat Islam untuk menghormati kedua orang tuanya, yaitu dengan berbakti, mentaati perintahnya dan berbuat baik kepada keluarganya, di antaranya : Berbicara dengan perkataan yang baik. Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

Dalam buku  Keutamaan Birrul Walidayn karangan Ibrahim al-Hazimiy bahwa bertatakrama kepada orang tua itu ada 18 macam perbuatan yang harus kita laksanakan :

1.   Jangan memanggil namanya, tapi panggillah mereka dengan pangilan yang disukai dan yang membesarkan

hatinya.

2.   Jangan duduk sebelum mereka persilahkan

3.   Jangan berjalan mendahului mereka.

4.   Hadapi mereka denga ramah dan ceria.

5.   Beri mereka nasehat tapi dengan cara santun, jika mereka tidak menerima nasehatmu, jangan membuat mereka

sakit hati.

6.   Penuhi panggilan mereka dengan senang hati.

7.   Berbicaralah dengan lemah lembut.

8.   Hidangkan makanan untuk mereka.

9.   Siapkan pakaian untuk mereka.

10. Layanilah jika keduanya atau salah satunya memerlukanmu.

11. Turuti semua permintaan mereka, selama permintaan mereka tersebut tidsk menyimpang dari perintah dan

larangan Allah.

12. Biarkan mereka makan atau minum terlebih dahulu.

13. Mohonlah ampunan dan rahmat Allah untuk mereka.

14. Lupakan kesalahan atau kelalaian mereka dan tetap menasehatinya denagn cara-cara yang santun.

15. Perlakukan mereka dengan penuh rasa hormat.

16. Jangan bersikap sombong dan congkak.

17.Usahakan semua yang kau lakukan membuat merelka senang dan gembira.

18. Temani mereka dengan baik, jangan lupa untuk meminta do'a mereka sebanyak-banyaknya.


2) Adil terhadap keluarga

Adil terhadap keluarga (anak dan istri), yaitu dengan tidak melebihkan dan mengutamakan salah seorang di

antara mereka atas yang lainnya atau kepada sebagian atas sebagian yang lainnya.

3) Membina dan mendidik keluarga

Memulai dengan menanamkan secara kokoh keimanan kepada jiwa sebelum belajar hukum syariat. Hal itu dilakukan dengan mengenalkan tentang Rabbnya, nama, sifat dan perbuatan-Nya sehingga tertanam dalam jiwanya pengagungan, penghormatan, pengharapan dan rasa takut kepada Allah serta kecintaan kepadaNya. Juga ia selalul ingat kepada kematian, kengerian hari kiamat, surga dan neraka serta hari perhitungan (hisab). Memulai dengan sisi pendidikan ini akan mempersiapkan jiwa-jiwa untuk dapat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta istiqamah diatasnya.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar kelak anak  menjadi cerdas dalam bertatakrama:


1. Orang tua harus menjadi model

Setiap hari anak selalu bertemu dengan orangtuanya. Anak melihat dan belajar dari kehidupan orangtua. Mulai dari cara bertutur, berinteraksi, bertingkahlaku dan merespon, semuanya anak lihat dan dipelajari. Anak adalah peniru ulung. Mereka menyerap semua nilai tata krama yang ada dalam keluarga. Mereka hanya mencontoh dari ayah dan ibunya.

2.   Orangtua memperhatikan lingkungan anak bermain

Lingkungan yang termasuk di dalamnya tentang apa yang mereka lihat, mereka tonton, dan mereka jalani sehari-hari. Karena bisa saja, ketika di rumah, orangtua sudah mengajarkan nilai kesopanan dan tata krama dengan baik,  namun ketika anak bermain diluar rumah, teman-teman atau orang sekitarnya justru mengajarkan nilai yang bertolak belakang dengan tata krama. Misal berkata-kata kasar (umpatan) dan juga berperilaku anarkis.

3.   Orangtua melakukan dengan konsisten

Yang paling penting untuk kita lakukan sebagai orangtua adalah mengajarkan nilai tata krama ini secara konsisten. Mengajarkan tata krama tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu satu hari, satu minggu atau satu tahun. Ini berlangsung terus dan membutuhkan proses panjang serta konsisten. Satu hal lagi tentang prinsip konsisten. Sebagai orangtua, kita tidak bisa membiarkan anak berperilaku seenaknya di rumah lalu memintanya untuk memiliki perilaku yang berbeda di depan umum. Hal ini hanya akan membuat anak bingung. Kenapa di rumah boleh, dan di luar rumah tidak boleh?

4) Memelihara keturunan

Memelihara keturunan juga merupakan salah satu dari lima keperluan asasi manusia. Dan pemeliharaan ini dapat melestarikan keturunan manusia.


B. TATA KRAMA DAN SOPAN SANTUN TERHADAP MASYARAKAT
Pentingnya akhlak tidak terbatas pada perorangan saja, tetapi penting untuk bertetangga, masyarakat, umat dan kemanusiaan seluruhnya. Di antaranya akhlak terhadap tetangga dan masyarakat adalah saling tolong menolong, saling menghormati, persaudaraan, pemurah, penyantun, menepati janji, berkata sopan dan berlaku adil. Dalam kehidupan sosial, tetangga merupakan orang yang yang secara fisik paling dekat jaraknya dengan tempat tinggal kita. Dalam tatanan hidup bermasyarakat, tetangga merupakan lingkaran kedua setelah rumah tangga, sehingga corak sosial suatu lingkungan masyarakat sangat diwarnai oleh kehidup

pan pertetanggaan.


Sopan Santun terhadap Pergaulan

Dalam tahap ini, seseorang diharuskan menghormati siapa saja, baik gender, ras, agama, suku, jabatan, dll. “Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti walaupun berbeda- beda tetapi tetap satu jua’. Sangat berkaitan dengan sopan santun, meskipun ras, agama, etnis, jabatan harus tetap saling menghormati. Tanpa melihat lebih muda- lebih tua, kaya- miskin, jabatan terendah dengan yang tertinggi, keyakinan yang dianut, dll.

Sopan Santun terhadap Lingkungan

Membuang sampah pada tempatnya! Begitulah hal yang seharusnya dilakukan, buakan hanya untuk orang banyak tapi juga untuk diri sendiri. Ini salah satu cara yang paling mudah untuk menghormati lingkungan. Bukan hanya sampah, lingkungan sekolah, dengan tidak terlambat masuk, menghormati waktu yang ada, lingkungan wisata, berkunjung ke rumah saudara, ke tempat beribadah dengan tidak berisik, ke bioskop, dan lain- lainnya.

Sopan Santun terhadap Orang Lain

Untuk menghormati seseorang tidak perlu harus mengenal orang itu terlebih dahulu. Kita harus menghormati seseorang yang kita kenal maupun tidak. Misalkan, menyerobot antrian saat di bioskop, secara langsung akan banyak pihak yang dirugikan terutama para pengantri yang mengantri dengan tertib.

Sopan santun sangat penting dalam kehidupan kita. Cara yang paling mudah agar bisa diterima di masyarakat dan lingkungan. Cobalah menghormati diri sendiiri dahulu, baru kita akan bisa lebih memahami bagaimana cara menghormati orang lain.

Menerima sesuatu selalu dengan tangantangan kanan.

Dari kecil kita selalu diajarkan sama orang tua, kalau menerima sesuatu harus dengan tangan kanan, karena tangan kanan lebih baik dari pada tangan kiri.

Tidak berkata-kata kanan.

Dari kecil kita selalu diajarkan sama orang tua, kalau menerima sesuatu harus dengan tangan kanan, karena tangan kanan lebih baik dari pada tangan kiri.

Tidak berkata-kata , dan sombong.

Dalam agama pun hal ini tidak diperbolehkan, karena ini dapat menimbulkan efek yang cukup tidak baik. Apalagi berkata kotor, kasar, sombong. Hal ini yang sangat dibenci oleh Allah.

Tidak meludahv di sembaarang tempat.

Didalam etika sopan santun, memang ini sangat tidak sopan. Bahkan hal ini sudah melanggar etika sopan santun. Maka hal ini patut kita jauhkan.
C. TATA KRAMA DAN SOPAN SANTUN BANGSA DAN NEGARA
Seorang pemimpin yang adil kedudukannya sama dengan seorang hakim. Pemimpin yang selalu berupaya menghapuskan segala bentuk penindasan , dan berdiri dibelakang orang yang memegang syariat agama, dalam rangka melestarikan persamaan. Dia tidak memberikan lebih banyak kebaikan kepada dirinya daripada orang lain. Islam menghendaki terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, dimana interaksi didalamnya diwarnai oleh kasih sayang. Oleh karena itu, penekanan tingkah laku individu selalu dikaitkan dengan peranan sosialnya, kualitas iman seseorang ditentukan oleh aktualisasinya dalam pergaulan dimasyarakat.

Mengaktualisasikan islam dalam hubungan social adalah menebarkan rahmat dan kebaikan ditengah-tengah pergaulan hidup yang diawali dengan mewujudkan sikap mencintai sesame manusia.

Hubungan pemimpin dengan rakyatnya harus seperti hubungan ayah terhadap anaknya. Dan hubungan rakyat dengan pemimpin harus seperti ayah dengan anaknya. Sedangkan hubungan sesama rakyat harus seperti hubungan sesame saudara. Perhatian pemimpin terhadap rakyatnya harus seperti perhatian ayah terhadap anaknya.

Tentu setiap orangtua ingin memiliki anak yang sopan dan tahu tata krama. Tugas Andalah sebagai orangtua untuk memberi contoh dan mengajarkan mereka tentang hal ini.

Sopan santun hendaknya diajarkan sejak si anak masih kecil karena mereka lebih mudah dibentuk dan lebih suka mencontoh perilaku orang di sekitar mereka, terutama orangtua. Mulailah mengajarkan dari hal sederhana sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Jangan lupa menjelaskan kepada anak alasan mengapa ia harus berlaku sopan dan menghargai orang lain sehingga mereka lebih termotivasi.
1. Menghormati orangtua dan orang yang lebih tua

Menghormati orangtua dan orang yang lebih tua adalah salah satu norma kesopanan penting yang berlaku di masyarakat. Ajarkan anak-anak untuk selalu berlaku dan berbicara sopan kepada orang lain, terutama yang lebih tua. Misalnya, memberikan tempat duduk di kendaraan umum kepada ibu hamil atau orang lanjut usia.


2. Minta maaf

Banyak orang beranggapan bahwa meminta maaf berarti menunjukkan kelemahan. Namun, sebaliknya, minta maaf sebenarnya menunjukkan kekuatan dan kelapangan hati seseorang. Ajarkan anak-anak Anda untuk selalu minta maaf ketika ia melakukan kesalahan.


3. Table manner

Jangan anggap sepele masalah table manner. Anak-anak yang paham masalah table manner di rumah biasanya akan menjadi lebih sopan ketika mereka makan di luar rumah. Anda tak mau kan kalau saat diajak makan di restoran, anak berlarian dan memainkan alat makannya? Cara mengajarkan yang terbaik adalah memberi contoh. Jangan berharap si kecil tertib di meja makan jika orangtua selalu makan di depan televisi, misalnya.


4. Ajarkan untuk tak menjawab ulang

Terkadang saat marah Anda mungkin saja mengucapkan kata-kata yang tak seharusnya diucapkan kepada anak. Tak jarang anak juga menjawab balik kata-kata tersebut. Namun, sangat penting untuk mengajarkan anak bahwa hal ini tidaklah baik karena menunjukkan ketidakhormatan kepada orangtuanya.


5. Mengucapkan kata "tolong" dan "terima kasih"

Ada banyak anak yang tidak tahu bagaimana caranya meminta tolong dan juga berterima kasih. Ini sebenarnya adalah masalah kebiasaan, maka biasakan anak-anak untuk mengucapkan kata-kata ini setiap hari. Berilah contoh kepada mereka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang sudah membantu, termasuk kepada tukang sayur langganan atau asisten rumah tangga.


6. Menghormati sesama

Ajarkan anak untuk selalu bisa memahami dan juga menghormati sesamanya. Dengan demikian anak akan tahu bahwa ia dan teman-temannya punya hak yang sama. Norma kesopanan ini akan membantu mencegah terjadinya bullying pada anak-anak.


7. Kesamaan derajat antarsesama

Ajarkan mereka untuk tidak mendiskriminasikan orang berdasarkan kekayaan, warna kulit, pekerjaan, ras, jender, atau agama. Ajarkan mereka bahwa setiap orang berhak diperlakukan sama derajatnya tanpa kecuali.


8. Perlakukan orang lain seperti memperlakukan diri sendiri

Tak ada orang yang mau memperlakukan dirinya sendiri dengan buruk. Anak harus tahu kalau mereka seharusnya memperlakukan orang lain seperti mereka memperlakukan diri mereka sendiri. Hal ini akan membantu meningkatkan kemampuan sosialisasi si anak di lingkungannya.


9. Tak pelit pujian

Orangtua memuji ketika anaknya melakukan hal-hal terpuji dan hebat. Hal ini akan membantu anak untuk menyadari perlunya menghargai upaya seseorang. Namun, ajarkan juga untuk tidak bersikap palsu saat sedang memuji seseorang.


10. Membantu yang lemah

Di sekitar kita masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan. Misalnya, kakek atau nenek yang ingin menyeberang jalan, anak yatim piatu, dan lain-lainnya. Pastikan mengajarkan anak untuk selalu membantu yang lemah dan membutuhkan bantuan.


10 Tips Mengajari Anak Berlaku Sopan
Salah satu keterampilan sosial yang harus diajarkan kepada anak sejak dini adalah berlaku sopan kepada orang lain. Berlaku sopan adalah memperlakukan orang lain dengan rasa hormat. Berlaku sopan membuat anak lebih luwes dalam bergaul baik terhadap teman seusianya maupun terhadap orang yang lebih tua. Bagaimana cara mengajari anak perihal sopan santun sejak dini? Berikut beberapa cara mengajari anak bersikap sopan kepada orang lain.
1. Perlakukan Anak dengan Sopan

Anak paling mudah mencontoh kebiasaan orang terdekat yaitu keluarga. Hal ini karena interaksi anak dimulai dari keluarga. Oleh karena itu anda harus memperlakukan anak dengan sopan saat menyuruh, meminta bantuan, dan bahkan saat melarang anak melakukan sesuatu.

2. Jadilah Teladan

Cara terbaik mengajari perilaku soan santun adalah dengan memberikan contoh. Sikap dan perbuatan anda terhadap orang lain akan menjadi preseden yang mudah ditiru anak. Tunjukkan perilaku sopan santun terhadap orang lain, maka anak anda akan lebih mudah berbuat hal yang sama.

3. Perkenalkan Anak dengan Lingkungan Sosial

Biarkan anak mengenal orang-orang yang anda kenal. Ajak anak untuk menyapa dan menyalami sanak famili, tetangga, kerabat, teman, dan orang disekitar anda. Hal ini akan membuat anak merasa nyaman berada di lingkungan sosial yang baru dikenalnya.

4. Bimbing Anak Berlaku Sopan Terhadap Orang Lain

Ajari kata-kata sopan sederhana seperti kata terima kasih, silahkan, permisi, maaf, tolong, dsb. Ingatkan anak anda untuk mencium tangan saat bersalaman dengan orang dewasa. Hal ini akan membuat anak segera memahami cara memberi respek kepada orang dewasa.

5. Ajarkan Anak Cara Berkomunikasi yang Baik

Ajarkan anak anda cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain sehingga anak bisa lebih percaya diri dan proaktif menyapa orang lain. Sebagian anak tidak berani atau canggung mengucapkan kata-kata sopan sederhana seperti permisi, maaf, silahkan, dan lain sebagainya kepada orang lain. Padahal kata-kata sapaan sederhana tersebut sangat bermanfaat untuk mendapatkan respek dari orang lain.

6. Beritahukan Perbuatan Baik yang Layak Dicontoh

Banyak kisah yang bisa menjadi teladan bagi anak yang bisa didapatkan dari buku cerita, tayangan acara TV, film, atau perbuatan yang dapat disaksikan langsung oleh anak. Dorong anak untuk mencontoh perilaku sopan yang ditunjukkan oleh teman, saudara, atau tokoh anak dalam cerita.

7. Beritahukan Apa yang Tidak Pantas

Jika anak melihat perilaku yang tidak sopan yang ditunjukkan oleh orang lain misalnya oleh teman atau pemeran dalam tayangan TV, beritahukan kepada anak bahwa itu adalah perilaku yang tidak baik sehingga tidak boleh ditiru.

8. Berikan Perhatian dan Bimbingan Secara Kontinu

Selalu berikan perhatian dan bimbingan secara terus menerus kepada anak dalam interaksi sosialnya. Hal ini akan membantu anda menemukan kekurangan anak dalam berperilaku yang pantas sehingga anda dapat memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

9. Berikan Motivasi

Berikan motivasi kepada anak untuk berlaku sopan. Berilah pujian dan tunjukkan kebanggaan anda pada anak jika anak berlaku sopan kepada orang lain.

10. Berikan Pendekatan Agama

Agama mengajarkan manusia berperilaku menghormati dan menghargai orang lain. Berikan tanamkan sikap hidup yang sesuai dengan agama yang dianut untuk membina perilaku anak yang sopan dan santun terhadap sesama.


IV. Tugas

1. Sebutkan tata karma dan sopan santun terhadap keluarga, masyarakat dan Negara !


No

Tata karma dan sopan santun

Berilah contohnya !

1







2







3







4







5






2. Sebutkan 10 Tips Mengajari Anak Berlaku Sopan!




No

Tips Mengajari Anak Berlaku Sopan

Berilah uraiannya secara singkat !

1







2







3







4







5







6







7







8







9







10






3. Berilah tanda chek ( V ) Pernyataan dibawah ini, mana yang menurut pendapat anda benar



atau salah berdasarkan berdasar text di atas !


No

Pernyataan

B

S

1

beritahukan kepada anak bahwa itu adalah perilaku yang tidak baik Jika anak melihat perilaku yang tidak sopan tsb







2

mencontoh perilaku sopan yang ditunjukkan oleh teman, saudara, atau tokoh anak dalam cerita adalah amat penting







3

Memberikan perhatian dan bimbingan secara terus menerus kepada anak dalam interaksi sosialnya sangat penting







4

Agama mengajarkan manusia berperilaku menghormati dan menghargai orang lain







5

Mengajarkan anak tentang cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain sehingga anak bisa lebih percaya diri dan proaktif menyapa orang lain.







6

Mengajari kata-kata sopan sederhana seperti kata terima kasih, silahkan, permisi, maaf, tolong, dsb adalah sangat penting







7

Cara terbaik mengajari perilaku sopan santun adalah dengan memberikan contoh







8

Anak paling mudah mencontoh kebiasaan orang terdekat yaitu keluarga







9

Banyak kisah yang bisa menjadi teladan bagi anak yang bisa didapatkan dari buku cerita







10

Mengajak anak untuk menyapa dan menyalami sanak famili, tetangga, kerabat, teman, dan orang disekitar sangat penting










  1. Berilah tanda chek [v] pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan pendapat anda !




No

Pernyataan

stj

tdk

Rg

1

Kebanyakan Anak mudah mencontoh kebiasaan orang terdekat yaitu keluarga










2

Tidak banyak kisah yang bisa menjadi teladan bagi anak yang bisa didapatkan dari buku cerita










3

menyalami sanak famili, tetangga, kerabat, teman, dan orang disekitar sangat penting bagi anak










4

Jika anak melihat perilaku yang tidak sopan, beritahukan kepada anak bahwa itu adalah perilaku yang tidak baik










5

Cara mengajari perilaku sopan santun adalah tdk perlu memberikan contoh










6

kata-kata sopan, sederhana seperti kata terima kasih, silahkan, permisi, maaf, tolong, dsb adalah tdk perlu










7

bahwa setiap orang berhak diperlakukan sama derajatnya tanpa kecuali.










8

Anak harus tahu kalau mereka seharusnya memperlakukan orang lain seperti mereka memperlakukan diri mereka sendiri.










9

Orangtua memuji ketika anaknya melakukan hal-hal terpuji dan hebat. Hal ini akan membantu anak untuk menyadari perlunya menghargai upaya seseorang










10

Memerikan motivasi kepada anak untuk berlaku sopan adalah tidak penting











Stj : Setuju – Tdk : tidak setuju – Rg : ragu-ragu
5.Tuliskan kesan - kesan anda setelah anda mengerjakan tugas ini !

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________



Msalang , ............ 2016

Tanda tangan siswa

Nama : ...............

Kls / no. : ...............


Telah

Diperiksa :

Tgl.

Parap

Guru pembimbing




Nama

Drs. Khosyiin,M.MPd

____________________________________________________________________________________


Topik : Macam-macam karier

Sub Topik : Memilih sekolah lanjutan dan karier


1. Jenis Layanan : Layanan Pembelajaran

2. Bidang Bimbingan : Bimbingan Karier

3.Jenis Layanan : Informasi

4.Fungsi Layanan : Pemahaman,dan Pencegahan

5. K e l a s/semester : VIII/satu

6. Waktu : 2 x 45 menit

=======================================================================

Sub Tugas Perkembangan : Mengenal kehidupan karier sesuai dengan gambaran tentang

kehidupan mandiri secara emosional, social,dan ekonomi
Indikator : Dapat mengenal macam-macam jenis sekolah di sekitar, khususnya SMAN, / swasta Maupun SMKN, / Swasta
Tujuan Layanan : Siswa mengenal -macam jenis sekolah di sekitar, khususnya SMAN, swasta Maupun SMKN, Swasta
Materi Layanan : - macam – macam karier - Persyaratan untuk memasuki jenis sekolah di sekitar, khususnya SMAN, swasta Maupun SMKN, Swasta
IV. Tugas


  1. Sebutkan Macam-macam jenis Sekolah yang ada di sekitar kota kita!




No

Jenis- Jenis Sekolah

Berilah uraiannya !

1







2







3







4








2. Sebutkan peluang masuk ke jenis sekolah /prodi di lingkungan sekitar, khususnya Sekolah Negeri !


No

Peluang masuk ke jenis sekolah /prodi

Prospek masa depan !

1







2







3







4







5






3.Tuliskan kesan - kesan anda setelah anda mengerjakan tugas ini !




____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Msalang , ............ 2016

Tanda tangan siswa

Nama : ...............

Kls / no. : ...............


Telah

Diperiksa :

Tgl.

Parap

Guru pembimbing





Nama

Drs. Khosyiin,M.MPd

____________________________________________________________________________________


Topik : Sumber Belajar

Sub Topik : Jenis-jenis sumber belajar

1. Jenis Layanan : Layanan Pembelajaran

2. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi

3.Jenis Layanan : Informasi

4.Fungsi Layanan : Pemahaman,dan Pencegahan

5. K e l a s/semester : VIII/satu

6. Waktu : 2 x 45 menit


  1. Tujuan Khusus pelayanan :

1. Siswa dapat menyebutkan cara belajar efektif yang harus diperhatikan, ketika akan belajar

2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam dan jenis- jenis sumber belajar

3. Siswa dapat menyebutkan sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih

sumber belajar

4. Siswa dapat mengidentifikasi mengenai cara-cara belajar yang efektif

5. Siswa dapat menyebutkan tips cara meningkatkan konsentrasi belajar

6. Siswa dapat menyebutkan tips cara meningkatkan konsentrasi belajar dari segi fisik




II . Materi : Sumber Belajar

III. Uraian Materi :

Pengertian Sumber Belajar
Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah, ‘ segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.’ Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977) yaitu ‘ berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.’

Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya.
Jenis-jenis sumber belajar

Dari pengertian sumber belajar tadi melahirkan beberapa pembagian jenis sumber belajar. Ada yang membagi menjadi enam jenis dengan rincian pertama, sumber berupa pesan. Kedua, manusia, ketiga peralatan, keempat, bahan kelima, teknik/metode dan keenam lingkungan/setting.

Sebagian lain membaginya menjadi dua jenis, pertama sumber belajar yang dirancang (by designed) yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat dan dipergunakan dalam suatu proses pembelajaran dengan tujuan tertentu. Contohnya buku, slide, ensiklopedi dan film (VCD). Kedua, sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar yaitu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan/digunakan (by utilization) berada di masyarakat dan tidak dirancang secara khusus. Contohnya pasar, tokoh masyarakat, museum, lembaga pemerintahan dsb.

Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.



Pemilihan Sumber Belajar
Telah kita ketahui bersama bahwa upaya untuk mengoptimalkan sumber belajar merupakan sesuatu yang penting. Mengapa? Karena dengan penggunaan sumber belajar akan dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, menarik dan menyenangkan bagi para siswa.
Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar, yaitu :

Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).


Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.
Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia.
Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa.
Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul berdayaguna.

Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan
Mengingat begitu luasnya sumber belajar, maka perencanaan yang matang mesti dilakukan. Beberapa sumber belajar yang dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan adalah :

Perpustakaan


Selama ini, perpustakan di sekolah hanya sebagai pelengkap. Padahal, keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar. Perpustakan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan perpustakan pun dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antara kelompok belajar.

Oleh karena itu sebuah perpustakaan harus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi, pertama, perpustakan dikelola secara baik. Kedua, tersedianya literatur (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai bacaan, majalah, kamus ensiklopedi dsb. Ketiga, memiliki ruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga siswa betah berlama-lama di perpustakaan. Keempat, kemudahan siswa untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran.

Mengenai terbatasnya perpustakaan baik dari segi literatur, tempat dan pengelolaan nampaknya telah menjadi fenomena umum. Akan tetapi selama insan pendidik masih memiliki komitmen dan keinginan untuk memperbaiki dan memikirkan masalah ini, insya Allah lambat laun akan terwujud perpustakaan sekolah yang walaupun sederhana tetapi menarik bagi siswa.

Media Belajar/Alat Peraga


Media belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bisa digunakan untuk membantu dalam penyamapaian materi pembelajaran. Media tersebut baik dibuat sendiri maupun kaya orang lain.

Berbagai media yang ada perlu digunakan secara optimal dan tentu saja harus dipelihara dan dijaga kelaikannya. Media yang telah rusak segera diperbaiki bahkan diganti. Media yang belum ada dan sekiranya berguna perlu dipikirkan untuk dimiliki, dengan cara membeli atau mengajukan bantuan.

Media yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi). Biasanya dengan menggunakan media seperti ini pembelajaran akan lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya. Berbagai media seperti slide film, proyektor, VCD , LCD dapat digunakan sewaktu waktu sebagai sumber belajar. Misalnya, ketika membahas materi koperasi (IPS), siswa diajak nonton slide/film yang didalamnya menjelaskan berbagai informasi termasuk praktek dan contoh kegiatan berkoperasi. Guru hanya membantu dan memfasilitasi, setelah selesai kemudian dibahas dan didiskusikan bersama-sama.

Akan tetapi, ketika media elektronik belum ada, maka lebih baik memanfatkan media dengan cara membuat sendiri walaupun sederhana. Yang terpenting media tersebut akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Sungguh disayangkan apabila guru hanya berceramah saja selain menjenuhkan, guru pun akan merasa kelelahan.

Majalah Dinding
Sumber belajar ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran Bahasa Indonesia/Inggris. Mading dapat menjadi sarana penyebar informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa karangan, puisi, cerpen dll. Di samping iu mading bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca, terdorong berkarya sekaligus bisa saling belajar atau menilai antar karya satu dengan yang lainnya.

Dalam pengelolaannya perlu bimbingan dan pembinaan dari guru terutama guru bahasa. Sedangkan dalam pelaksanaannya bisa dibentuk sebuah pengurus mading di tiap kelas atau tingkat sekolah. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola mading secara baik dan berkesinambungan.

Apa sumber lainnya?
Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber yang sudah tergelar di sekililing sekolah dan masyarakat.

Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan berada di masyarakat misalnya:

Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan)
Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan
Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja).

Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah dll)


Dan berbagai alternatif sumber belajar lain yang tentu masih banyak. Keberadaan guru dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran menjadi cukup penting dan akan menentukan terhadap kualitas pembelajaran. Artinya sejauhmana kemauan dan usaha guru yang bersangkutan.

Cara belajar efektif

Untuk bisa pandai dan pintar pastinya siswa harus giat dan tekun belajar. Bagaimana cara yang efektif dan tepat untuk murid/siswa dalam belajar. Kapan waktu yang tepat agar hasilnya juga maksimal.


Setiap orang bisa menentukan sendiri kapan waktu yang paling tepat untuk belajar. Apakah memilih pagi, sore atau malam hari. Semua sesuai dengan kondisi yang ada. Sebaiknya belajar di lakukan setiap hari, walaupun dengan waktu yang tidak lama. Misalnya 1 atau 2 jam setiap hari.
Banyak sekali murid-murid sekolah saat ini belajar ngoyo hanya jika ada ulangan atau ujian. Waktu yang paling tepat untuk belajar bisa di sesuaikan dengan mood dan toleransi tubuh kita. Tidak harus setiap malam. Kalau kita jam 8 atau jam 9 malam sudah merasa mengantuk bisa memilih waktu sore atau sehabis maghrib.

Jadi waktu belajar seseorang memang tidak bisa sama. Yang penting jangan terlalu memaksakan atau memporsir balajar hingga larut malam karena biasanya hasilnya juga tidak akan bisa maksimal



Yüklə 2,31 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   9   10   11   12   13   14   15   16   17




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin