Mutiara Subuh : Selasa, 14/09/99


Mutiara Shubuh : Selasa, 14/03/00 (08 Dzulhijjah 1420H)



Yüklə 496,46 Kb.
səhifə34/42
tarix15.01.2019
ölçüsü496,46 Kb.
#96942
1   ...   30   31   32   33   34   35   36   37   ...   42

Mutiara Shubuh : Selasa, 14/03/00 (08 Dzulhijjah 1420H)

Hormati dan Muliakanlah Ulama


“…. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS 58:11). Demikian firman Allah swt yang menyatakan penghormatanNya terhadap orang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan dengan melebihkan derajadnya dari yang lainnya. Sebagai hambaNnya ini, sudah seharusnyalah kita menghormati dan memuliakan orang yang berilmu (ulama) yang tentunya mempunyai ilmu yang lebih banyak dari pada kita. Dalam suatu hadis dari Jabir ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw menghormati mayit-mayit yang gugur dalam perang Uhud dengan menguburkannya lebih dahulu bagi yang paling banyak menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an (HR. Bukhari). Sementara itu dihadits lain Rasulullah saw pernah bersabda: “Sesungguhnya termasuk memuliakan Allah adalah menghormati orang muslim yang beruban, pembawa Al-Qur’an yang tidak berlebih-lebihan dan tidak juga terlalu kering darinya, dan memuliakan penguasa yang adil (HR Abu Dawud). Dan bahkan Rasulullah pun pernah mengancam bagi orang-orang yang tidak menghormati ulama melalui suatu hadist dari Ubadah bin Shamit, bahwa Rasulullah bersabda: “ Bukan dari ummatku yang tidak menghormati orang besar kami dan tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengetahui (hak) orang alim kami. (HR Ahmad, Thabrani dan Al-Hakim).

Jadi sudah jelaslah bagi kita bahwa Allah swt dan Rasulullah saw saja menghormati dan memuliakan para orang yang berpengetahuan tersebut (ulama). Apatah lagi kita kita sebagai hambaNya yang hina ini. Tidak ada alasan yang cocok bagi kita untuk tidak menghormati ulama-ulam kita apalagi sampai mengecam serta menghujat beliau, selain dari hanya karena ketidak tahuan dan kebodohan kita sendiri.



Mutiara Shubuh : Rabu, 15/03/00 (09 Dzulhijjah 1420H)

Ketentuan Berqurban


Dalam sebuah surah pendek yang mengkin sangat sering kita membacanya ketika shalat, Allah swt berfirman: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS 108:1-3). Sementara, dalam suatu hadits, Rasulullah Saw bersabda yang artinya, "Barangsiapa yang mempunyai kemampuan tapi tidak berqurban, maka janganlah ia menghampiri tempat shalat kami" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah). Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa ibadah qurban merupakan sesuatu yang harus kita kerjakan, bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa bagi yang memang mempunyai kemampuan hukumnya menjadi wajib. Meskipun demikian, jumhur atau sebagian besar ulama menyatakan sunnah muaqqadah (sunat yang amat ditekankan).

Seperti yang pernah dilakukan Rasulullah saw, dalam berqurban hendaklah kita memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:



  • Qurbankanlah hewan yang terbaik (gemuk/banyak dagingnya, tidak cacat, sehat) (HR. Thurmidzi) dan cukup umurnya yang didalm suatu hadits dinyatakan hendaknya lebih dari satu tahun (HR. Muslim)

  • Lakukan Qurban setelah shalat Idul Adha dan selama hari tasyrik atau sampai tiga hari setelah Idul Adha (HR. Muslim)

  • Disunnahkan menyembelih qurbannya sendiri (HR Muslim), jika tidak sanggup dapat diwakilkan, tetapi hendaknya menyaksikan penyembelihannya.

  • Sembelihlah qurbannya dengan menghadap kiblat, bacalah Bismillah dan bertakbirlah selama penyembelihan hingga nyawa hewan qurban menghembuskan nafas terakhirnya. (HR Muslim)

  • Pakailah pisau yang tajam, hingga hewan kurban tidak lama menderita selama penyembelihan dan janganlah dilakukan sesuatu hal terhadap hewan qurban hingga qurban itu benar-benar mati setelah disembelih.

  • Tutupilah hewan qurban yang sedang dan telah disembelih dari penglihatan hewan qurban yang lainnya, yang akan dapat menimbulkan kegelisahan dari hewan qurban tersebut.

  • Berikanlah daging qurban kepada yang paling membutuhkannya (faqir, miskin, yatim piatu dsb). Disamping itu yang berqurban juga boleh memakannya sendiri dan dibagikan kepada tetangga dekatnya (QS 22:28).

Semoga dengan mengikuti ketentuan-ketentuan diatas akan lebih menyempurnakan ibadah qurban kita dan tentunya diharapkan akan tercapainya hakikat dan tujuan dari ibadah kurban itu sendiri yaitu keikhlasan menafkahkan sebahagian dari hartanya dijalan Allah swt dan tentunya akan lebih mendekatkan diri kita dengan Sang Maha Pemberi Rejeki tersebut.

Mutiara Shubuh : Kamis, 16/03/00 (10 Dzulhijjah 1420H)

Menyambul Iedul Adha


Sebagaimana menghadapi hari yang fitri, Dalam menyambut datangnya Iedul Adha juga tetap Rasulullah tetap menjalani semua ibadah ritualnya seperti sebelumnya seperti shalat malam (Tahajjud) diikuti dzikir, membaca al-Qur’an hingga shalat Shubuh berjama’ah dsb. Ada beberapa kebiasaan yang dianjurkan Rasullullah saw dalam menyambut Iedul Adha, antara lain:

  • Shaum Sunnah Arafah (satu hari sebelum Iedul Adha), yang dimaksudkan untuk menghormati saudara kita kaum muslimin yang sedang menunaikan wukuf di Arafah.

  • Dianjurkan mandi besar seperti halnya mandi janabah.

  • Bercukur (rapih) dan memakai wewangian.

  • Sepulangnya shalat shubuh berjama’ah dianjurkan saling ma’af mema’afkan dengan keluarga dekat seperti orangtua termasuk mertua, anak dan khususnya istri/suami.

  • Tidak makan dan minum hingga selesai shalat Ied.

  • Melalui jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari shalat Ied.

  • Bertakbir, tahmid dan bertahlil ketika berangkat dari rumah hingga selesai shalat Ied, dan juga dilakukan setiap selesai shalat fardhu tanpa melakukan (dzikir rutin terlebih dahulu) selama hari tasyrik (3 hari setelah Iedul Adha)

  • Bersedekah dan berinfaq.

  • Mendengarkan khutbah Ied, walaupun oleh wanita yang dalam keadaan berhadash besar.

  • Dianjurkan untuk shalat Ied dilapangan (untuk siar) dan jika tidak hujan.

  • Melaksanakan qurban setelah shalat Ied, dan dapat dilakukan selama hari tasyrik.

  • Memperketat ibadah dan berdo’a selama hari tasyrik karena waktu ini merupakan waktu yang utama untuk do’a dapat diijabah oleh Allah.

Begitulah beberapa anjuran dan kebiasaan Rasulullah saw dalam menghadapi Iedul Adha dan semoga kita dapat melakukan anjuran atau meniru kebiasaan beliau ini.

SELAMAT IEDUL ADHA (10 Dzulhijjah 1420H) serta Selamat melakukan ibadah QURBAN, dan semoga dengan ini akan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah swt.




Yüklə 496,46 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   30   31   32   33   34   35   36   37   ...   42




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin