Mutiara Subuh : Selasa, 14/09/99


Mutiara Shubuh : Jum’at, 17/03/00 (11 Dzulhijjah 1420H)



Yüklə 496,46 Kb.
səhifə35/42
tarix15.01.2019
ölçüsü496,46 Kb.
#96942
1   ...   31   32   33   34   35   36   37   38   ...   42

Mutiara Shubuh : Jum’at, 17/03/00 (11 Dzulhijjah 1420H)

Tanda Syukur Melalui Qurban


Begitu banyak hikmah dan manfaat yang dapat kita petik dari ibadah qurban. Diantaranya dinyatakan oleh Rasulullah bahwa berkurban itu akan mendapatkan pahala yang amat besar, yakni diumpamakan seperti banyaknya bulu dari binatang yang disembelih, ini merupakan penggambaran saja tentang betapa besarnya pahala itu, hal ini dinyatakan oleh Rasulullah Saw yang artinya: Pada tiap-tiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Kemudian akan terjalinnya hubungan kepada Allah Swt yang semakin dekat, apalagi kalau penyembelihannya dilakukan sendiri, karena ibadah ini memang untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Dan tak kalah pentingnya, qurban juga menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas sosial dengan sesama kaum muslimin sehingga diharapkan kesenjangan sosial antara yang mampu dengan yang kurang atau tidak mampu bisa dijembatani, apalagi dalam kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Hikmah yang paling pokok adalah mendidik kita untuk menjadi orang yang pandai bersyukur atas segala kenikmatan yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang sudah disebutkan di dalam surat Al Kautsar di atas. Dan yang lebih penting lagi, hal ini membuktikan bahwa kita termasuk orang-orang yang taat dalam melaksanakan perintah Allah, karena hal ini merupakan salah satu perintah Allah yang harus dilaksanakan dalam kaitan dengan harta yang kita miliki, bila hal ini dilaksanakan, kita termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang beruntung, Allah berfirman yang artinya: Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupan kamu, dengarlah dan taatlah; nafkahkanlah yang baik untuk diri kamu; dan siapa yang dipelihara dirinya dari sifat kekikiran, merekalah orang yang beruntung (QS 64:16)

Seiring dengan sejarah diperintahkannya kewajiban berqurban maka berqurban itu dapat dikatakan membuktikan bahwa kita memiliki kesadaran sejarah, khususnya sejarah para Nabi dan Rasul yang dalam perjuangannya pasti menuntut adanya pengorbanan, baik dengan jiwa maupun harta. Kesadaran sejarah ini akan membuat kita berusaha semaksimal mungkin mengorbankan apa yang kita miliki dan sangat kita butuhkan untuk digunakan di jalan Allah, bukan mengorbankan sesuatu yang sebenarnya sudah tidak kita perlukan lagi.

Dalam konteks perbaikan negara yang dilanda krisis, kebijakan pertama yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz ketika diangkat menjadi khalifah adalah yang terkait dengan dirinya, bukan yang terkait dengan rakyatnya, yakni keharusan bagi dirinya untuk menyerahkan harta yang dimilikinya kepada baitul maal, bukan kebijakan kenaikan gaji dirinya sebagai pejabat

Untuk itu kepada saudara-saudaraku yang belum sempat melaksanakan ibadah qurban pada tahun-tahun sebelumnya mudah-mudahan diperluas rezekinya, serta dipanjangkan umurnya sehingga dapat lebih taat beribadah dan dapat melaksanakan qurban pada tahun yang akan datang …………. Amien.



Mutiara Shubuh : Senin, 20/03/00 (14 Dzulhijjah 1420H)

Sabar


Didalam Al-qur’an, banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan akan kesabaran dan juga tentang keutamaan-keutamaan yang didapatkan oleh orang-orang yang sabar, ynag diantaranya Allah menyelaraskan kata “sabar” dan “shalat” secara bergandengan dalam salah satu ayat; “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 2:153).

Bermacam-macam penafsiran para ahli tafsir atas penggndengan dua kata diatas, diantaranya yaitu kedua hal tersebut adalah wajib dilaksanakan oleh setiap muslim jika dia ingin mendekatkan diri kepadaNya. Sikap inilah yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw selama beliau menyebarkan ajaran Islam ini. Bermacam-macam cobaan yang diterimanya, cacian, makian dan bahkan perlakuan yang kasar dalam bentuk fisik dan beberapa kali nyaris membahayakan nyawa beliau, tetapi cobaan tersebut tak pernah menyurutkan perjuangannya dan tentunya berkat kesabaran beliau. Seandainya saja beliau tidak sabar, ngambek dan tidak meneruskan ajaran ini, maka kita tidak tahu apa jadinya dengan akidah kita sekarang.

Memang berlaku sabar itu tidaklah mudah, dan bahkan sebaliknya ketidak sabaran sangatlah gampang disulut, apalagi dengan adanya propaganda syeitan untuk menyulut kemarahan seseorang. Tidak berlebihanlah Rasulullah saw pada suatu ketika menyatakan bahwa jika kita ingin melihat syeitan maka lihatlah ketika seseorang sedang marah.

Ada beberapa kiat-kiat untuk menjaga kesabaran kita diantaranya membiasakan berdzikir, berusaha untuk selalu dalam keadaan berwudhu’ serta bergaullah dengan orang-orang yang alim dan sabar, sehingga terjalin suatu hubungan yang dinyatakan dalam Surah Al-‘Ashr yaitu salaim menasehati akan kebenaran dan kesabaran.

Semoga Allah senantiasa menjaga keimanan dan kesabaran kita, hingga kita selalu bersama-Nya dan dengan itu tentunya akan dilimpahkan keberkatan dan lindungan-Nya.

Mutiara Shubuh : Selasa, 21/03/00 (15 Dzulhijjah 1420H)

Orang Yang Tidak Diperdulikan Allah


Didalam kitab hadits Shahih Muslim, diriwayatkan oleh Abu Dzar ra, dari Rasulullah saw, sabdanya: “Ada tiga golongan, dimana Allah tidak akan bercakap dengan mereka pada hari kiamat kelak. Mereka itu ialah orang yang suka memberi, tetapi suka menyebut-nyebut pemberiannya itu, orang yang menawarkan dagangannya dengan sumpah palsu dan orang yang suka berpakaian berjela-jela karena sangat luasnya. Sementara itu Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa tiga golongan orang tersebut adalah orang tua pezina, penguasa yang pembohong serta si miskin yang sombong. Mereka juga akan ditimpakan siksaan yang sangat pedih di hari akhir. Didalam kesempatan lain juga Abu Hurairah meriwayatkan hadits bahwa tiga golongan orang tersebut adalah orang yang kelebihan air ditengah padang pasir, tetapi tidak mau memberi orang orang yang kehausan didalam perjalanan, pedagang yang menawarkan dagangannya dengan sumpah palsu, orang yang bersumpah setia kepada pemimpin untuk mengharapkan keuntungan dunia. (HR Muslim, Hadits No. 83, 84 dan 85).

Dari tiga hadits diatas dapat kita rangkum bahwa orang-orang yang bakhil (tidak mau berinfaq, kalaupun berinfaq tapi dengan maksud-maksud tertentu dan riya’), bersumpah palsu demi keuntungannya, penzina, pemimpin yang tidak amanah serta orang yang sombong akan diterlantarkan oleh Allah di hari akhirat kelak dan bahkan akan diseret ke neraka dan ditimpakan atasnya siksaan yang sangat pedih.

Semoga kita terhindar dari sifat-sifat buruk diatas, sehingga kita akan diperhatikan Allah di hari akhir kelak dan tentunya juga terhindar dari siksaan neraka yang amat pedih itu.


Yüklə 496,46 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   31   32   33   34   35   36   37   38   ...   42




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin