Seorang pria yang melanggar sumpah, bukanlah pria yang bertanggung jawab. Namun seorang pria yang munafik atas perasaannya, tidak pantas disebut sebagai pria



Yüklə 452,06 Kb.
səhifə11/13
tarix22.08.2018
ölçüsü452,06 Kb.
#74147
1   ...   5   6   7   8   9   10   11   12   13

109

Boleh boleh, silahkan. Kalau bisa, kalian bertiga nginep aja disini sekalian, biar rame. Tante bakal masakin makan malem yang enak enak pokoknya”. “Serius tan ? Iya deh, kita berdua nginep disini juga. Kita bantuin masak deh” sahut Nisa, “Iya tan, aq juga mau bantuin” kata Melissa, “Iya udah, gak usah lama – lama lagi. Ayo kita masak bareng” ujar tante Indah, mereka berempat langsung menuju ke dapur bersamaan. Aq hanya tersenyum melihat tingkah para cewek itu. Mereka terlihat sangat akrab, aq senang tante Indah terhibur dengan kehadiran mereka.

Dan tidak lama setelah mereka berada di dapur, ponsel tante Indah kembali berdering, namun dengan nada yang berbeda. Dengan lancangnya aq mengambil ponsel tersebut sambil berkata dengan diriku sendiri Tante, aq lihat HPnya yaa. Ohh iya nak silahkan. Oke tante thank’s. Aq langsung mengambilnya, dan ternyata ringtone itu untuk pemberitahuan ada SMS masuk. Aq melihat ke kotak masuk, dan nomer yang masuk sangat aneh 555-676300. Seperti nomer luar negeri, tapi bagaimana bisa. Aq membuka SMS ini, dan tertera sebuah alamat lengkap beserta ciri – ciri gedung yang di tuju. Di akhir SMS tertulis Ingat ! Jika anda tidak ingin ada pertumpahan darah, datanglah sendiri. Tertanda : Agen Mata – Mata Khusus Mafia

Melihat SMS orang itu, aq jadi merasa tertantang. Lalu aq pun membalasnya, Baiklah aq akan datang sendiri. Tapi sampai saat itu tiba, bila kau sakiti dia sedikit saja, maka akan benar – benar terjadi pertumpahan darahmu nanti. Mari kita selesaikan masalah ini secara laki – laki ! Tertanda : Agen Mata – Mata Khusus Pemerintah.

Setelah beberapa saat aq mengirim SMS itu, ada balasan darinya, Oohh, jadi kau agen mata – mata pemerintah. Baiklah, mari aq tunggu kau. Aq akan menjamu dirimu disini !

Aq semakin tidak sabar menghadapi orang itu. Pertarungan yang akan mempertaruhkan masa depanku. Bila sampai aq gagal lagi dalam misi ini, itu berarti aq sudah 4 kali beruntun gagal dalam misi. Dan peraturannya adalah bila gagal dalam misi 4 kali beruntun, maka agen tersebut akan turun pangkat. Itu berarti aq bisa – bisa akan turun menjadi agen mata – mata biasa, dan itu pasti sangatlah menyebalkan.

Sembari menunggu para cewek itu mempersiapkan makan malam, aq bertanya kepada

110

tante Indah “Tante, kamar saya ada dimana ?”. Namun mungkin beliau tidak mendengarku, beliau sedang asyik bercanda. “Tantee, tantee” teriakku lagi, dan akhirnya beliau menyahutku “Oh iya nak ? Ada apa ?”, “Kamarku dimana ya ?”, beliau menjawab “Kamu tidur di kamar tamu aja nak, di samping kamarnya Pelangi, di lantai dua. Nanti setelah kamu naik tangga, disitu ada kamar, nah kamu di samping kirinya nak, yang dideket pintunya ada pot taneman bonsai”, “Oke tan thank’s ya” sahutku.

Aq segera menuju ke kamar untuk meletakkan semua perlengkapanku dan mempersiapkannya. Setelah aq menaiki tangga, di depan mataku ini adalah kamar Pelangi. Aq penasaran dengan isi kamarnya, jadi dengan lancangnya aq memasuki kamar Pelangi. Dan berkata lagi di dalam hatiku Tantee, aq masuk ke kamarnya Pelangi ya, Cuma mau lihat – lihat doank kok. Iya nak, silahkan, Oke tante, thank’s.

Seperti yang sudah aq duga, kamarnya penuh dengan poster Suju. Dengan wallpaper biru laut yang berpadu dengan warna polkadot. Badcovernya Doraemon, bantal guling Doraemon dan ada juga beberapa boneka Doraemon yang diletakkan rapi di sebuah lemari kecil di samping tempat tidur. Tidak ada yang aneh, tidak ada yang menarik, akhirnya aq pun keluar dari kamarnya dan segera menuju ke kamarku.

Di dalam kamar, aq langsung membongkar tas ranselku. Melihat banyaknya perlengkapan yang aq bawa, lalu memilah – milah apa saja yang aq butuhkan. Sayangnya aq lupa untuk membawa senjata lebih dari ruang rahasia di rumah. Lagipua tidak ada senjata yang lebih kuat dari sarung tangan listrik, jadi menurutku lebih baik aq mempelajari sarung tangan listrik ini lebih lanjut di website resmi organisasi. Aq merasa masih ada kekuatan yang tersembunyi dari sarung tangan listrik ini.

Aq membukanya melalui ponsel pintarku. Mencari – cari subforum sarung tangan listrik. Dan ketika aq menemukannya, aq sempat di buat pusing dengan penjelasan tentang sarung tangan listrik yang sangat panjang. Karena aq bukan tipe orang yang suka membaca, jadi aq langsung menggeser scrollnya hingga paling bawah. Dan di paling bawah ada tutorial untuk meningkatkan kekuatan mulai dari kekuatan Kecil, Sedang, Maksimal hingga Super Maksimal.



111

Dan memang semua langkah yang tertera disitu sudah pernah aq lakukan. Namun, ada yang membuatku tertarik. Ternyata ada dua langkah untuk meningkatkan kekuatan hingga Super Maksimal. Selain dengan tenaga otot, ternyata juga bisa diaktivkan atau dimaksimalkan dari kekuatan perasaan si pengguna.

Aq meletakkan ponselku di meja, merebahkan badanku sejenak di kasur. Aq berusaha memahami maksud dari pernyataan tersebut. Ketika sedang asyik melamun, tiba – tiba aq dikagetkan dengan teriakan Melissa dari depan kamarku, “Vik ! Cepet turun ! Makan malam udah siap !”. Aq agak emosi dengan teriakan Melissa yang benar – benar mengagetkan itu. Tapi mau bagaimana lagi, begitulah dia. Aq menyahutnya dengan nada kecewa “Huft, Iyaaa”

Tante Indah, Nisa dan Evi sudah bersiap di meja makan. Mereka menungguku untuk makan malam bersama. “Mari nak duduk sini, kita makan bareng” ajak tante Indah, aq menjawabnya “Iyaa tante, makasih”.

Kami langsung menikmati makan malam bersama. Menu malam ini adalah capcay, ayam goreng kecap, dan nasi putih. Ditemani dengan segelas air mineral yang dingin nan segar.

“Ehm tante, itu polisi – polisi yang ada didepan gak di ajak makan sekalian ?” tanyaku pada tante Indah, namun malah Melissa yang menyahutku “Ehh, loe emang gak lihat tuh polisi jumlahnya berapa ? Bisa bisa nih surat tanah di gadaiin buat ngasih makan mereka !”. Evi pun ikut membantunya “Iya nih. Loe gak ikutan masak aja sok – sokan ngajak. Emang loe mau masakin mereka semua ? Kita aja masak segini doank udah capek tauk !”. Dan seperti masih belum puas untuk menyerangku, Nisa juga ikut berpartisipasi “He’em, bener. Sekalian loe aja yang nyuapin mereka satu – satu. Biar lebih kelihatan perhatiannya, gak Cuma sekedar ngajak makan doank !”, setelah puas lantas mereka bertiga tertawa lepas bersama. Aq yang mati gaya dengan omongan – omongan mereka lalu menjawab “Ampun ampuun. Aq diem aja deh. Emang bener, gak ada cowok yang bisa menang kalo udah ngelawan mulutnya cewek”. Tante Indah pun mencoba membelaku “Hiihhh udah udah. Kalian ini ya, gak capek – capek ngobrol mulu dari tadi. Kasihan itu lho nak Viki sampek kehabisan kata – kata ngelawan kalian”, aq menyahut



112

“Hihi, iya tante. Aq emang paling gak bisa kalo sama cewek”. Kami pun larut dalam tawa dan canda sembari menikmati makan malam yang sungguh sangat nikmat ini. Suasana keakraban yang belum pernah aq rasakan. Seperti mencharger fikiran sebelum pertarungan sesungguhnya di esok harinya.

Setelah makan malam selesai, aq kini yang mendapat bagian untuk membereskan meja makan dan mencuci semua piring. Lalu para cewek langsung menuju ke kamar mereka masing – masng. Aq sempat bingung bagaimana cara mencuci piring, soalnya aq tidak pernah melakukannya. Beruntung tante Indah yang tidak tega melihatku, ikut membantuku mencuci piring. Aq memperhatikan ketika beliau mencuci piring miliknya, mempelajarinya dengan seksama dan merekam semua yang beliau lakukan dalam ingatanku. Setelah faham, aq mengambil satu piring untuk mencobanya, dan aq langsung bisa menguasainya, ternyata tidak sesulit yang sempat aq bayangkan tadi.

Setalah itu, aq bergegas kembali ke kamar dan begitu juga tante Indah. Kami saling memberi ucapan salam sebelum masuk ke kamar masing – masing “Good night tante, nice dream yaa”, “Iyaa nak, kamu juga ya. Selamat tidur” sahut beliau.

Aq kembali merebahkan badanku, mencoba memikirkan kembali apa maksud dari penjelasan tersebut. Bagaimana mungkin sebuah senjata bisa aktiv hanya dengan perasaan. Lantas perasaan seperti apa yang dimaksudnya. Lalu apa yang harus aq lakukan dengan perasaanku untuk bisa memaksimalkan tenaga dari senjata ini. Karena aq terlalu larut dalam fikiran – fikiranku, aq pun akhirnya tertidur pulas.

Pagi harinya aq dikejutkan dengan teriakan tante Indah dari luar kamarku yang memanggil – manggil namaku “Vikii, Vikiii” sambil terus mengetok – ngetok pintu kamarku. Aq menghampiri beliau dengan lemasnya, lalu membuka pintu seraya menyahut beliau “Iyaa ada apa tante ? Pagi pagi kok udah heboh gini”, beliau menjawab “Vikii, Melissa kabur !”. Mendengar jawaban beliau mataku langsung terbuka lebar “Apa ! Kabur kemana ?!”, “Ini ada surat dari Melissa, coba kamu baca sendiri”.

Melissa menulis sebuah pesan dalam secarik kertas yang ditulis tangan. Tulisannya

113

sangat rapi, dan memang benar lah ini tulisan Melissa. Di kertas tersebut bertuliskan Viki, kalau kamu udah baca surat ini, berarti aq udah jauh ninggalin rumah tante Indah. Aq sekarang sedang dalam perjalanan menuju tempat dimana Pelangi sedang disekap. Aq mengakui kalau gagalnya misimu untuk menjaga Pelangi adalah kesalahanku. Keteledoranku membuat semua ini terjadi. Dan sekarang aq siap bertanggung jawab. Aq akan mencoba memperbaiki ini semua sendiri. Aq tidak melarangmu untuk menyusulku, karena memang ini sebenarnya adalah misimu. Tapi, disini aq hanya ingin membuka jalan untuk mempermudahmu sebagai bentuk tanggung jawabku. Aq tahu aq tidak akan mungkin bisa mengalahkan agen mafia itu, dan hanya kau lah yang mampu untuk melakukannya. Aq hanya berharap doa selamat darimu. Salam : Melissa de’ Angela

Aq sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya Melissa fikirkan. Padahal dia sudah mengakui tidak mungkin bisa mengalahkan agen mafia itu, tapi kenapa masih saja memaksakan diri. Itu sama saja seekor ikan yang sengaja memakan sebuah kail pancing, yang padahal dia tahu kalau hal itu hanya akan membuatnya berakhir dalam penggorengan. Kecuali kalau memang ingin bunuh diri.

Tanpa fikir panjang aq langsung bergegas mengambil tas ranselku yang sudah aq siapkan malam harinya. Dan walaupun ini adalah pertarungan terakhir, namun aq harus tetap menjaga kerahasiaanku dari Pelangi nanti, jadi aq tetap membawa The Black Wind.

Tante Indah yang melihatku sedang memasukkan The Black Wind kedalam tas lantas bertanya padaku “Lho, bukannya itu ? Jadi yang waktu itu nyelametin tante dan Pelangi itu kamu ?!”, aq menjawab “Iya tante, itu adalah misiku. Sekarang aq mau nyusulin Melissa. Aq udah tahu kemana tujuannya. Aq mohon doa restu dari tante Indah”, beliau lantas menyahut “Iya nak, doaku selalu menyertaimu”

Ketika aq hendak pergi meninggalkan rumah tante Indah, Nisa dan Evi yang melihatku tiba – tiba berteriak padaku “Vikiii, Vikiii”. Langkahku terhenti, dan menoleh ke belakang “Ada apa sih ? Aq lagi buru – buru ini !”, Evi menyahut “Gue Cuma mau ngucapin selamat berjuang. Tolong loe selametin Pelangi, bawa dia pulang tanpa kurang sedikitpun”.



114

Nisa menambahkan “Semoga berhasil Vik, semua harapan kami ada di tangan loe”. Aq terenyuh mendengar kata – kata mereka. Dan aq pun menjawab “Iya, terima kasih kalian udah semangatin aq. Aq pasti akan membawa dia pulang”

Sebelum berangkat aq lebih dulu pulang ke rumah. Mengambil skateboard khusus untuk mencapai gedung itu dengan cepat. Waktu masih menunjuk pukul 7 pagi, dan pasti jalanan mulai macet. Aq segera mengambilnya di ruangan rahasia, dan bergegas mendayung kakiku menuju gedung itu.

Aq melewati jalan – jalan tikus agar lebih cepat sampai dengan bermodalkan GPS di jam tanganku. Semakin dekat aq dengan lokasi itu, semakin sepi pula jalanan yang aq lewati. Pintar sekali agen mafia ini, bisa menemukan tempat sesunyi ini di tengah kota Metropolitan.

Lokasinya benar – benar terpencil, mungkin ini dulunya bekas pabrik besar. Jauh dari pemukiman, karena menghindari adanya polusi udara dan pembuangan limbah. Karena kedua hal tersebut akan sangat berbahaya bagi manusia bila dilakukan dekat dengan pemukiman.

Beruntung alat pelacak Melissa tidak dia off kan, jadi aq bisa dengan mudah menemukan tempatnya berada. Tapi anehnya, tanda merah yang menunjukkan letak Melissa ini sama sekali tidak bergerak. Pasti sedang terjadi sesuatu pada Melissa.

Aq terus menyusuri tanda merah itu, dan sampailah aq pada sebuah gedung berlantai dua yang dikelilingi dengan tembok – tembok tinggi. Pintu gedungnya pun terbuat dari baja yang sangat tebal. Cukup besar, namun sudah sangat lapuk dan tak terawat. Lebih cocok digunakan sebagai tempat uji nyali daripada markas. Dari luar, bentuk bangunannya hampir sama seperti gedung yang digunakan untuk film The Raid.

Jantungku berdebar kencang, aq khawatir telah terjadi apa – apa dengan mereka berdua. Dan terlebih, aq khawatir dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Aq mulai melangkah masuk, sambil melihat ke sekeliling untuk berjaga – jaga bila ada perangkap di area ini. Aq siapkan sarung tangan listrikku dengan tenaga sedang. Mengenakan topeng dan topi The Black Wind. Aq siapkan mentalku untuk menghadapi orang ini. Dengan penuh keyakinan aq terus melangkah.



115

Tiba – tiba, dia muncul. Dia berdiri tegap di puncak gedung itu. Dengan menyilangkan kedua tangannya, dan melihatku dengan sangat serius. Baju zirah yang di ceritakan oleh tante Indah benar – benar nyata. Dia juga menggunakan topeng besi yang menutupi seluruh mukanya, kecuali mata. Lalu dia berkata padaku “Owh, akhirnya kau datang juga pecundang ! Punya nyali juga kau ternyata”. Aq menghentikan langkahku, lantas menyahutnya “Dimana kau sembunyikan mereka berdua pengecut ?!”, “Tenang saja, mereka masih utuh dan aman disini. Aq yakin kau tidak mungkin membawa video itu. Yah setidaknya aq punya hiburan. Bila kau ingin selamatkan mereka, cepat naiklah keatas. Kami akan menyambutmu”. Setelah itu dia langsung kembali mundur. Pasti Melissa dan Pelangi di sekap tepat di puncak gedung ini.

Aq kembali melanjutkan langkahku. Saat ketika aq sudah cukup dekat dengan pintu gedung itu, tiba – tiba tembok yang mengelilingi tempat ini mengeluarkan kilatan petir dan membentuk seperti sebuah kubah yang meringkup seluruh area ini. GPS ku tiba – tiba tidak berfungsi, gambarnya pun mati seketika. Begitu juga handphoneku, yang sangat bersih tidak ada sinyal. Bahkan sinyal internetnya SOS, seperti di tengah lautan.

Sungguh sangat luar biasa sekali teknologi mafia ini. Kini aq sendiri, dan harus berjuang mengalahkan orang yang memiliki teknologi jauh diatasku. Dan aq yakin, kubah petir ini pasti adalah protection agar tidak bisa dilewati. Orang itu tidak menginginkan aq pergi dari tempat ini. Melihat keadaan yang sudah mulai memanas, aq tingkatkan kekuatan petirku menjadi Maksimal.

Sesaat setelah aq meningkatkan kekuatan sarung tanganku, tiba – tiba muncullah 5 singa mutan dari dalam gedung itu. Mungkin inilah yang dia maksud dengan kami. Mata mereka merah, wajah mereka terlihat sangat siap untuk bertarung. Dan pastinya kelima singa itu jauh lebih kuat dari harimau – harimau yang aq lawan di hutan waktu itu. Setelah mereka semua keluar, pintu baja itu kembali menutup.

Singa – singa itu mulai mendekat. Aq berusaha menghilangkan rasa ragu dalam diriku. Merubah mindset kalau ini hanyalah sebuah permainan. Aq disini datang untuk bersenang – senang. Dan syukurlah, beban fikiranku kini sudah mulai berkurang. Dan entah kenapa, tiba – tiba kekuatan di sarung tanganku mulai meningkat. Aq merasakan beban listrik yang ada di



116

dalam sarung tangan ini semakin kuat. Aq merasa semakin bersemangat. Mungkin inilah yang dimaksud dengan penjelasan tersebut. Dan aq pun tanpa ragu untuk mendahului serangan pada mereka.

Aq berlari kencang dan menggenggam tanganku bersiap melancarkan pukulan. Seekor singa yang berada paling depan menyambut seranganku, dia pun melompat dan berusaha menerkamku. Aq langsung hantamkan pukulanku kearahnya tepat di dagunya dengan jurus uppercut, Blaaarr. Dia terlempar kebelakang, menimpa keempat temannya. Singa itu kejang – kejang, dari tubuhnya keluar listrik seperti konslet dan tiba – tiba meledak. Keempat temannya itupun terpental terkena ledakannya.

Benar – benar luar biasa sekali kekuatan sarung tanganku ini. Seperti merespon apa yang sedang aq rasakan. Ternyata aq telah salah terlalu meremehkan kemampuan teknologi dari organisasiku.

Melihat rekannya yang telah hancur, keempat temannya itupun tidak terima. Mereka bersamaan menyerangku. Melihat mereka yang berlari menuju kearahku, aq segera mengepalkan kedua tanganku dan menariknya hingga pinggangku. Beriap melancarkan jurus Maksimal dengan kekuatan petir. Aq kumpulkan energy listrik dikedua kepalan tanganku, dengan penuh semangat dan daya juang yang luar biasa. Di padu dengan kekuatan otot dan berfokus kearah keempat singa itu. Dan saat mereka mulai melompat, langsung aq lancarkan serangan kepada mereka, Glaaarrr.

Kekuatannya hampir mirip dengan jurus Super Maksimal. Dan membuat mereka berempat terpelanting ke segala penjuru arah. Mereka mulai konslet, dan akan meledak. Namun sebelum itu terjadi, aq menghantam salah satu ekor singa yang terpental tidak jauh didepanku. Aq menghantamnya kearah pintu gedung itu yang terlapisi baja. Saat singa itu menghantam pintu baja tersebut, dia langsung meledak. Bebarengan dengan ketiga singa lainnya. Pintu baja itupun langsung hancur. Melihat keadaan sekitar sudah terlihat aman, aq bergegas masuk ke dalam.

Di dalam gedung ini sangat luas sekali, dan benar – benar kosong. Namun aq tetap harus terus waspada, pasti akan terjadi sesuatu disini.

117

Belum kering bibirku, tiba – tiba datanglah seekor Troll dari lantai atas. Dia turun dengan menjebol lantai dua. Dan di pundak Troll tersebut, ada seseorang yang berbadan cukup kekar bertelanjang dada dan berambut gondrong. Orang itu membawa sebuah cemeti untuk mengendalikan Troll tersebut.

Troll itu mirip sekali dengan yang pernah ada di film Harry Potter’s episode pertama. Ketika Harmione menangis di dalam kamar mandi, datanglah seekor Troll raksasa. Namun bedanya, Troll yang aq hadapi ini dikendalikan oleh seseorang. Dan pastinya akan jauh lebih sulit untuk menghadapinya.

Di pecutkanlah cemeti itu kearah pundak si Troll, dan dia tiba – tiba berlari menyerangku. Dia menyerang dengan bogeman kanannya. Aq pun membalas dengan menghantamkan pukulan ke tangannya. Pukulan kami saling beradu. Dia sangat kuat sekali, bahkan pukulan petir tidak berpengaruh padanya. Lantai disekitaran kami pun retak terkena getaran dari kuatnya pukulan kami.

Dan saat itupun dia melancarkan pukulan kirinya. Aq menyadari gerakan tiba – tibanya itu, dan langsung menghindari dengan melompat ke kanan. Lantai yang terkena pukulannya tersebut pun hancur. Sungguh kekuatan yang setara dengan sarung tangan listrikku. Dan hebatnya, dia melakukannya hanya dengan tangan kosong.

Dia melirikku, dan langsung melancarkan pukulan demi pukulan ke arahku. Dengan cepat aq menghindar dengan melompat – lompat ke kanan dan ke kiri. Beruntung gerakan Troll itu sangat lambat, membuatku mudah untuk menghindari seluruh serangannya.

Tidak lama kemudian, Troll tersebut mulai terlihat lelah, keringatnya bercucuran, gerakannya semakin lamban dan lesu. Melihat kesempatan tersebut aq pun berusaha untuk tidak menyianyiakannya. Aq berlari cukup jauh untuk menghindarinya. Dia berusaha bersusah payah untuk mengejarku. Dan saat itulah aq mulai menyiapkan jurus Maksimalku. Aq kepalkan kedua tanganku, menariknya hingga pinggang. Dan saat dia sudah cukup dekat, segera aq lepaskan energy petir yang terkumpul dalam kedua tanganku, Glaaarrr. Troll tersebut tersengat dengan kuatnya, dan si pengendali yang berada di pundaknya pun juga ikut tersambar. Mereka berdua

118

kejang – kejang. Petir yang aq lancarkan pun masih terus mengalir disetiap aliran darah mereka. Menyiksa mereka beberapa saat. Hingga akhirnya mereka berdua pun tumbang. Sangking kuatnya berat badan si Troll, membuat lantai bergetar ketika seluruh badannya rubuh ke tanah. Melihatnya yang sudah tidak berdaya, aq pun langsung meninggalkannya dan bergegas menuju lantai dua dengan menaiki tangga.

Sesampainya diatas, aq kembali bertemu dengan pasukan dari agen mafia itu. Kini aq dihadapkan dengan 4 orang dengan berpakaian hitam – hitam dan penutup kepala layaknya seorang ninja dengan membawa sebuah pedang yang disimpan di punggung mereka. “Apa kalian juga pasukan bayaran orang itu ?” sapaku pada mereka, lalu salah seorang dari mereka menjawab “Kami hanya diperintah untuk membunuhmu !”, mendengar jawabannya aq lantas menyahut “Baiklah, mari kita selesaikan !”

Aq segera menyiapkan jurus Maksimalku. Mereka berlari secepat kilat menuju ke arahku. Dan saat itu juga, langsung aq lepaskan energy petir dalam kedua tanganku, Glaaarrr. Namun mereka berhasil menghindari dengan melompat. Sepertinya mereka sudah menyadari kelemahan dari jurus ini.

Setelah berhasil menghindar, mereka bersamaan mengambil pedang dari sarungnya yang berada di punggung mereka. Aq pun bersiap dengan kuda – kudaku untuk bertarung menghadapi para ninja itu.

Mereka tidak membiarkanku bersiap lama – lama. Dengan cepat mereka bersamaan berlari kearahku sambil mengacungkan pedangnya. Ninja yang berada paling depan memulai serangan. Dia menebaskan pedangnya kearah leherku. Aq menangkisnya dengan tangkisan tangan kiriku, dan langsung aq hantamkan pukulanku kearah perutnya. Dengan kekuatan petir yang masih tersimpan, orang itupun terpental sangat jauh. Hingga memecahkan jendela dan terlempar dari gedung.

Ke tiga temannya tidak tinggal diam, mereka bersamaan melancarkan serangan padaku. Serangan pertama menuju kearah kepala, aq dengan mudah menghindar dengan menundukkan kepalaku. Dan datanglah serangan kedua dari orang yang berbeda, kearah perutku. Aq sedikit

119

melompat kebelakang untuk menghindarinya. Dan serangan ketiga pun mengarah ke paha kiri ku. Aq kembali melompat kebelakang untuk menghindar. Dan tebasan – tebasan pedang tidak henti – hentinya terus menyerangku. Dan aq berhasil menghindari semua serangan mereka.

Tidak lama kemudian aq pun mulai lelah, namun mereka sama sekali tidak kenal ampun. Serangan – serangan mereka terus gencar tiada henti. Aq yang dari tadi selalu menghindar, tidak memiliki kesempatan sedikitpun untuk menyerang. Aq hanya menunggu mereka akan melakukan kesalahan. Tapi saat hal itu terjadi, mungkin aq sudah tidak lagi memiliki daya untuk menyerang.

Hingga akhirnya dalam setiap langkahku untuk menghindar, aq berfikir keras untuk membuat suatu rencana. Aq melihat ke sekeliling ruangan ini. Sepertinya ini bekas ruangan para karyawan. Banyak sekali meja dan computer berserakan dimana – mana. Dan saat itulah aq mendapat ide.

Walau computer – computer itu sudah tidak berfungsi, namun pasti masih ada motor mesin di dalamnya. Bila teraliri listrik, computer – computer itu akan kembali berfungsi. Dan jika listrik yang mengalir itu berlebihan, akan terjadi konsleting didalam, dan meledak. Walau ledakannya tidak seberapa, namun pecahan kaca monitor bisa membuat orang yang berada didekatnya terluka parah.

Sambil terus menghindari serangan mereka, aq mencoba membawa mereka ke tumpukan computer bekas yang ada di pojok ruangan. Aq melompat – lompat dan sedikit menangkis beberapa serangan mereka. Dan ketika aq menemukan jarak antara serangan yang satu dengan serangan berikutnya, aq langsung memanfaatkannya dengan balik menyerang. Aq tepukkan kedua tanganku yang masih teraliri energy petir, dan menyebabkan hentakan petir hingga membuat mereka terkaget dan shock.

Dan saat itulah, aq langsung berbalik badan dan mengaliri computer – computer itu dengan energy petir dari sarung tanganku. Setelah seluruh computer mulai terjadi konsleting, aq segera mengaktivkan energy magnet yang sangat kuat yang membuat semua computer itu tiba – tiba melayang kearahku. Saat computer – computer itu semakin dekat, langsung aq ubah kutub

120

magnet ini menjadi daya tolak menolak, dan melemparkannya kearah ninja – ninja itu. Mereka tertimpa belasan computer yang aq lempar hingga terjungkal, dan seluruh computer itupun langsung meledak.

Lalu aq lanjutkan dengan jurus Maksimal. Aq tarik kedua tanganku, dan aq hempaskan energy petir yang sangat dahsyat kepada mereka. Mereka semakin tidak berdaya, tubuh mereka seluruhnya terbakar oleh kekuatan petir. Karena sangking kuatnya, merekapun terhempas dan terjatuh melalui lobang yang dibuat oleh Troll ketika menjebol lantai dua ini.

Akhirnya aq berhasil mengalahkan mereka. Aq yakin tidak ada satupun orang yang bisa tahan dengan kekuatan petir seperti itu. Lalu aq melangkah ke tangga darurat yang menuju lantai atap. Aq mantapkan hatiku, bersiap untuk pertarungan yang sesungguhnya. Aq terus melangkah, sembari membayangkan kedua wanita yang menjadi tanggung jawabku. Membayangkan mereka sedang di sekap, memanggil – manggil namaku dan meminta pertolonganku. Dengan wajah mereka yang terlihat sangat ketakutan.

Hingga sampailah aq di atap. Aq membuka pintu keluar, dan angin pun berhembus kencang seakan menyambut kedatanganku. Kedua wanita yang aq bayangkan, kini ada dihadapanku. Mereka berdua benar disekap. Tubuh mereka diikat dengan sebuah rantai besi, dan mereka tidak sadarkan diri.

Tepat di tengah – tengah mereka, ada seseorang dengan mengenakan baju zirah besi yang hampir menutupi seluruh badannya dan didadanya terdapat sebuah cakram berlapis kaca yang bercahaya biru, digunakan untuk menyimpan seluruh energynya. Di kepalanya dia memakai sebuah helm besi yang menutupi seluruh kepalanya kecuali mata. Di punggungnya terdapat seperti sebuah tas kecil yang dibawahnya terdapat dua buah lobang roket. Sepertinya itu adalah jetpack yang pernah diceritakan oleh tante Indah. Sambil menyilangkan kedua tangannya didada, dia seakan – akan memang sengaja menungguku.

“Ohh, jadi kau The Black Wind ? Yang selalu disebut – sebut oleh Pelangi !” sapanya padaku, aq pun menjawab “Ini adalah urusan kita berdua. Mereka yang tidak tahu apa – apa


Yüklə 452,06 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   5   6   7   8   9   10   11   12   13




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin