Mutiara Shubuh : Rabu, 09/02/00 (03 Dzulkaidah 1420H) Ilmu Bagi Orang Yang Beriman
Dalam Surah Al-Fathir ayat 28, Allah swt berfirman: “….Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang berilmu)..”. Didalam ayat tersebut dinyatakan bahwa orang yang beriman yang berilmu itu sangatlah takut kepada Allah swt, karena bagi mereka ilmu adalah karunia-Nya dan sekaligus merupakan ujian. Dan juga bagi mereka ilmu itu adalah alat bagi manusia untuk menjalankan tugas dari Allah sebagai khalifah dimuka bumi ini. Keyakinan seperti inilah yang menjadikan mereka tidak sombong dan bangga diri, justrusebaliknya mereka bertambah tunduk, ta’at dan takut kepada Allah swt atau bertambah tawaddu’. Semakin banyak ilmunya maka semakin tunduklah ia, yaitu laksana padi semakin berisi semakin merunduk.
Orang beriman dan berilmu seperti ini yang biasanya kita sebut sebagai Ulil Albaab. Salah satu dari ciri mereka adalah kegetolan mereka dalam mempelajari ilmu-ilmu yang datangnya dari Allah swt. Baik melalui firma-firman Allah yang bersifat tertulis melalui Al-Qur’an maupun yang bersifat hasil ciptaan-Nya dengan mengamati gejala-gejala dan rahasia alam yang diyakininya sebagai kebesaran Allah. Maka dengan pengetahuan mereka tersebut mereka semakin medekatkan diri kepada Allah swt, selain berfikir dan berdzikir menyebut asma-Nya. Kepada mereka Allah swt berseru: “…maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu. (QS. 65:10)
Kemudian Allah berfirman: “……. niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 58:11).
Semoga hal yang singkat ini dapat menambah animo kita dalam mempelajari ilmu-ilmu yang datangnya dari Allah swt ini, baik yang tertulis (Al-Qur’an), tercipta (Alam Raya) maupun yang hidup melalui sunnah Rasul-Nya, hingga derajad kita ditinggikan dari orang-orang yang beriman lainnya….. amien …….
Mutiara Shubuh : Kamis, 10/02/00 (04 Dzulkaidah 1420H) Petunjuk Allah
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus” (QS. 24:46), banyak sekali ayat-ayat yang senada dengan ayat diatas yaitu yang menyatakan bahwa Allah swt akan memberikan petunjuk pada orang-orang yang dikehendakinya.
Secara syariah sebenarnya petunjuk itu sudah diberikan oleh Allah swt melalui Al-Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya dan disertai Sunnah Rasulullah dan kejadian alam dan segala isinya dapat dikategorikan kepada petunjuk yang diperlihatkan oleh Allah swt secara fisik. Dan sekarang masalahnya apakah petunjuk yang tersedia itu telah kita perhatikan, tela’ah dan pelajari hingga dapat menjadikan hidup kita lebih baik dan dekat kepada-Nya.
Begitu juga hidayah yang untuk beramal bahkan untuk mendapatkan hidayah Islam bagi orang yang sebelumnya belum menganut ajaran islam. Hal ini tergantung perhatian dari individu itu sendiri memperhatikan hidayah tersebut.
Sebagai contoh, ada seorang Jepang (non-muslim) yang telah mendapatkan hidayah untuk masuk Islam, karena keingintahuannya akan perilaku seorang bawahannya yang diamatinya sangat unik, sehingga memancingnya untuk bertanya dan diapun mendapatkan jawaban yang dapat menariknya untuk memeluk agama Islam. Ceritanya ketika melakukan suatu survey pemetaan didalam suatu hutan, dia melihat kegiatan bawahannya tersebut yang menurutnya cukup unik. Maklumlah didalam hutan segalanya serba darurat, bawahannya yang beragama Islam tersebut melakukan shalat terkadang dengan berwhudu', terkadang tayamum, terkadang melakukannya dijama’ serta diqasar dsb. Ketika beliau bertanya kenapa kok dilakukan seperti itu, sang bawahan menjawab bahwa didalam Islam melakukan ibadah itu sangat fleksibel sifatnya terhadap keadaan kita. Ada kalanya kita diberi hadiah untuk melakukan ibadah dengan keringanan-keringanan yang pahala tetap sama besarnya dan bahkan terkadang lebih besar. Mendengar itu dia merasakan alangkah menarik dan indahnya agama yang dianut oleh bawahannya tersebut, tidak seperti yang didengarnya selama ini yaitu Islam identik dengan Timur Tengah dan Teroris padahal dia tidak tahu bahwa itu hanya propaganda kaum kafir belaka. Sehingga pada sa’at itu dia mengucapkan shahadat dan memeluk agama Islam. Kita lihat masuknya kedalam Islam ini adalah hidayah dari Allah swt yang juga tidak lepas dari pengamatan dan perhatiannya terhadap tingkah laku bawahannya yang Islam tadi serta juga penerangan (da’wah) yang mengena dari bawahannya tersebut.
Sebenarnya banyak lagi contoh-contoh orang yang mendapat hidayah untuk memeluk Islam sebagai agamanya dikarenakan perhatiannya terhadap ajaran Islam dan korelasinya terhadap gejala-gejala alam. Singkat kata yaitu mereka yang mendapatkan petunjuk itu adalah orang yang berfikir. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah swt dan diberikan kekuatan untuk menolak segala sesuatu yang diluar jalur-Nya.
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an: “Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” (QS. 2:269).
Mutiara Shubuh : Jum’at, 11/02/00 (05 Dzulkaidah 1420H) Shalat Sunnah Dhuha (II)
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Kekasihku Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at dhuha dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
Wasiat Rasulullah saw kepada kita melalui sahabat diatas menunjukkan sebagaimana pentingnya shalat dhuha bagi ummatnya, yang mana pada hadits lain disebutkan dapat sebagai pengganti sadaqah yang diwajibkan kepada setiap sendi dibagian tubuh kita. Sementara itu Thurmidzi, Nasa’I dan Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan hal yang sama dengan tambahan bahwa yang melakukan hal-hal tersebut diatas merupakan ciri-ciri orang yang bertaubat.
Tetapi bila kita tela’ah jadwal shalat yang diwajibkan kepada kita, jarak antara setiap shalat itu kurang dari tiga jam kecuali antara isya dan shubuh dan shubuh dan dzuhur, hal ini tentunya diperuntukkan oleh Allah bagi hambanya untuk istirahat pada malam hari dan mencari nafkah pada siang harinya. Dan alangkah maha bijaknya Dia yang memberikan hadiah bagi hambaNya yang ingin lebih mendekatkan diri kepadanya yaitu dengan adanya shalat dhuha diantara shubuh dan dzuhur, shalat tahajjud diantara isya’ dan shubuh. Kedua-duanya diberikan ganjaran yang berlipat ganda oleh Allah swt.
Dostları ilə paylaş: |