Mutiara Shubuh : Rabu, 05/04/00 (30 Dzulhijjah 1420H)
Islam memerintahkan manusia untuk bekerja dan berusaha memperoleh karunia Allah di muka bumi ini, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Jumu’ah [62] ayat 10: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Ayat diatas menjelaskan kepada kita tentang kita-kiat untuk mencapai keberuntungan yakni dengan melakukan tiga kiat berikut:
-
mendirikan shalat yang merupakan media komunikasi antara hamba dan Sang Khalik yang merupakan sumber dari segala rahmat dan karunia
-
bekerja atau berusaha yang merupakan sarana dari memperoleh karunia tersebut
-
selalu ingat kepada Allah swt (dzikrullah) yang merupakan upaya pengontrol diri agar selalu dalam aturan atau tata nilai / kaidah yang telah ditentukan oleh Allah swt.
Pada kenyataanya pada sa’at ini kita malah melupakan kiat-kiat yang telah digariskan Allah swt ini, kita justru lupa akan shalat ketika sedang asyik-asyiknya mencari harta. Dan bahkan kita tidak menghiraukan aturan yang telah ditetapkan dalam berusaha., maunya gampang dan menghasilkan keuntungan yang banyak dan menghiraukan garis batas halal dan haram yang ditetapkan Allah swt.
Semoga dengan ini kita dapat lebih introspeksi diri kita, hingga segala yang harta yang kita dapatkan hendaklah dari usaha dan cara yang halal sebagaimana digariskan oleh Allah swt. Nafkah yang kita berikan kepada keluarga pun hendaknya yang halal, hingga segala nafkah yang dimakan dan menjadi darah dan daging dalam tubuh kita sekeluarga tidak menjadi hijab bagi kedekatan kita kepada Allah Sang Pencipta.
Mutiara Shubuh : Kamis, 06/04/00 (01 Muharram 1421H)
Sebagaimana kita diperintahkan oleh Allah swt mencari karuniaNya dimuka bumi ini (QS 62:10), uang atau harta adalah merupakan salah satu karunia yang paling disukai dan dicintai oleh manusia (QS 100:8). Allah swt telah menetapkan aturannya dalam mencari dan menggunakan harta agar manusia tidak berbuat semaunya. Harta tersebut haruslah dari usaha dan barang yang halal, seperti halnya yang diperingatkan Allah swt: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta diantara kamu dengan cara yang bathil…..” (QS 4:29). Dan Rasulullah saw pun pernah mengingatkan kita : “Perkara yang sangat langkaditemukan pada akhir zaman adalah uang yang halal dan sahabat yang dapat dipercaya” (HR Ibnu Syakir dari Ibnu Umar).
Firman Allah swt dan hadits Rasulullah diata merupakan peringatan bagi kita agar berhati-hati dalam mencar dan menggunakan harta serta waspada dalam memilih temat atau sahabat.
Harta atau uang yang kita peroleh ini pertanggung jawabannya tidak hanya sebatas didunia, tetapi akan dilanjutkan diakhirat kelak, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah saw di hadits lainya. Ada empat perkara yang harus dipertanggung jawabkan diantaranya tentang pemanfa’at usia yang diberikan Allah kepada kita, pemanfa’atan masa muda, tentang harta yang dimiliki oleh seseorang (bagaimana cara mendapatkannya dan kemana ipergunakannya) serta pertanggung jawaban ilmu yang dimiliki orang tersebut.
Semoga renungan firman Allah dan hadits Rasulullah saw diatas dapat mengingatkan kita untuk cepat sadar dan insyaf serta memperbaiki diri dan berhati-hati dalam memperoleh harta dan memilih sahabat.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 07/04/00 (02 Muharram 1421H) Menghiraukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Disa’at ini kita lihat kemaksiatan semakin merajalela dan kebajikan di hati dan tingkah laku setiap insan itu pun mulai sirna, Saling memfitnah, memaki, dengki, iri dan sebagainya tampak tumbuh subur. Hal ini mungkin diakibatkan oleh sikap kita yang acuh terhadap sesama dimana kita hidup sangat individualistis sekali. Masa bodoh orang lain yang penting gue…... Tiada saling mengingatkan pada kebajikan dan mencegah akan kemungkaran.
Didalam suatu hadits qudsi yang diriwayatkan dari Aisyah ra dinyatakan bahwa Allah memerintahkan kita untuk mengajak kepada kebajikan dan melarang kemungkaran. Jika kita menghiraukan atas kedua perintah tersebut maka ketika itulah Allah swt tidak akan mendengar lagi do’a seseorang, permintaannya tidak akan dikabulkan oleh Allah swt (HR Ad-Dailami dan Thabrani). Hadits ini dikuatkan oleh hadits riwayat At-Tirmidzi dari Hudzaifah ra yang ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Demi Allah yang jiwaku ada ditanganNya, harus kamu nganjurkan kepada kebaikan dan mencegah terhadap kemungkaran atau kalau tidak pasti Allah akan menurunkan siksa terhadapmu, kemudian kamu berdo’a, maka tidak diterima dari kamu”
Sesungguhnya peringatan Allah swt melalui Rasulullah saw dapat menyentakkan kita untuk dapat lebih peduli terhadap “amar ma’ruf nahi mungkar” ini di zaman yang kemaksiatan merajalela dan sepertinya tak dapat dibendung dan bahkan tumbuh dengan subur sekali bahkan dalam bentuk-bentuk kemaksiatan baru. Jarang sekali kita temukan orang yang berbuat baik. Dan sementara itu kita cuek saja menatapi hal ini dan bahkan larut dalam kemaksiatan tersebut. Nach… jika kita cepat sadar maka tunggulah azab Allah dan sampai menangis darahpun Allah tidak akan mengabulkan segala permohonan kita…Na’udzubbillahi min dzalik…….
Semoga semua diberikan kekuatan oleh Allah dalam selalu berjalan di shirat-Nya dan juga dapat menganjurkan kepada kebaikan serta berani melawan kemungkaran yang berada di sekitar kita.
Mutiara Shubuh : Senin, 10/04/00 (05 Muharram 1421H) Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Allah swt berfirman: “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (QS 17: 23-24). Ayat ini memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita dengan sebaik-baiknya, kita diperintahkan menjaga hatinya, memeliharanya jika sudah lanjut usia dan juga berkata yang baik terhadapnya. Dan bahkan jangankan membentaknya berkata “ah” atau berpaling saja dari perintahnya adalah merupakan dosa besar, karena durhaka itu merupakan salah satu dosa besar yang tak terampuni kecuali orang tua kita telah mema’afkannya (HR. Bukhari dan Muslim). Dan bahkan dihadits lain yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abrullah bin Al-Amru bin Al-‘Asy dinyatakan bahwa seseorang yang memaki orang lain hingga orang lain itu memaki orang tuanya sama saja hal nya ia memaki orang tuanya sendiri dan itu merupakan dosa besar.
Semoga kita diberi Allah ketetapan hati untuk dapat menjaga sikap kita kepada kedua orang tua kita, menyayangi mereka dan selalu menjaga tutur kita terhadap mereka hingga tidak menyakiti hati mereka dan tentu harus selalu mendo’akan mereka. Dan sifat-sifat Al-Qamah, Malin Kundang dsb itu tidak hinggap didiri kita dan kita dijauhi dari dosa besar ini serta kutukan Allah swt.
Dostları ilə paylaş: |