Mutiara Shubuh : Senin, 13/12/99 (05 Ramadhan 1420H) Fadhilah Kalimat Thoyyibah (II)
Dari Zaid bin Arqam ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengucapkan kalimat LA ILAHA ILLALLAH dengan ikhlas pasti masuk syurga". Seseorang bertanya, "Apakah tanda-tanda ikhlas itu yaa Rasulullah", beliau menjawab, "Menahan diri melakukan yang diharamkan Allah"
Note: Didalam hadits diatas sangat jelas bahwa bagi siapa yang telah mengikrarkan kalimat Thoyyibah dan menjalankan perintah Allah niscaya tidak disangsikan lagi bahwa baginya predikat Ahlul Jannah (Citizen of Heaven), dan bagi yang tidak dapat menahan diri dari yang diharapkan Allah dan menjalankan apa yang diperintahkanNya, Insya Allah masih mendapatkan syurga karena keberkahan kalimat LA ILAHA ILLALLAH tersebut dan tentunya terlebih dahulu mempertanggung jawabkan dosa-dosanya. Memang tidak sulit untuk mengucapkan kalimat singkat ini apabila kita sedang sehat tetapi belum tentu kita dapat mengucapkannya ketika kita sedang menghadapi sakaratul maut. Dan tidak jarang kita lihat saudara-saudara kita hanya berbicara tentang hartanya ketika menghadapi mautnya dibanding mengucap kalimat Thoyyibah ini.
Kita tidaklah heran bila seseorang yang seumur hidupnya menyembah patung dan melakukan kemungkaran dan maksiat dan ia meninggal dalam keadaan kafir. Tetapi sunggug disayangkan jika ada seseorang yang kelihatannya alim rajin dan mondar-mandir ke masjid tetapi pada akhir hayatnya ia meninggal dalam keadaan kafir, mungkin itu karena perbuatan dosa yang dilakukkannya ketika dia sendirian, dan berulang kali ia lakukan.
Ada sebuah kisah tentang seekor burung Beo yang dipelihara oleh seorang ulama (kiyai) di sebuah pesantren. Sang Kiyai mengajari burung Beonya itu mengucapkan kalimat sapaan-sapaan islami termasuk kalimat Thoyyibah. Dan si Beo pun sangat familiar sekali mendengarkan dan mengucapkan kalimat-kalimat tersebut dan apalagi dia tidak pernah mendengar perkataan-perkataan yang tidk senonoh karena dia berada dilingkungan pesantren yang sangat islami tersebut. Pada suatu ketika sang Kiyai selesai memberi makan si Beo, beliau lupa menutup kandang Beo tersebut dan seekor kucing telah mengintai si Beo tersebut menerobos masuk kandangnya dan mengigit si Beo tersebut dan hendak memakannya. Dalam ketakutan dan kesakitan tersebut beopun berteriak "Keak....keak... keak..." sehingga terdengar oleh sang kiyai. Beliau bergegas menuju suara tersebut, dilihatnya si Beo telah mati dan digunggung oleh sang kucing keluardari kandangnya. Sejenak sak Kiyai tapakur melihat kejadian tersebut dan menangis sejadinya dan mengunci diri di kamarnya beberapa hari. Para santripun heran kenapa sang kiyai berbuat seperti itu karena hanya sedih ditinggal mati beonya ?. Ditengah keheranan tersebut mereka pun mengirim utusan menemui kiyai nya untuk bertanya apa sebenarnya yang disedihkan oleh kiyai tersebut, masak karena hanya ditinggal mati oleh si Beo tersebut sang Kiyai jadi amat sangat bersedih sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar mereka. "Pak Kiyai.... apa sebenarnya yang membuat pak kiyai sebegitu amat sangat bersedih, jika itu dikarenakan oleh matinya si Beo, kami sanggup membelikan puluhan beo-beo lain untuk pak kiyai supaya pak kiyai dapat menghilangkan kesedihannya dan mengajar kembali". Seraya sang kiyai menjawab: "Santri-santriku tercinta bukan kematian beo itu yang sangat ku sedihkan, tetapi hikmah yang terkandung dalam peristiwa itu yang membuat aku sangat takut". "Apa maksud pak kiyai" sambung para santri serempak penuh tanda tanya. "Si Beo yang berada di lingkungan kita ini yang insya Allah tidak pernah melihat dan mendengar hal-hal yang tidak baik apalagi maksiat dan juga aku mengajarkannya kata-kata yang baik khususnya kalimat Thoyyibah, tetapi ketika ia meregang nyawanya, dia tidak dapat mengucapkan kalimat tersebut, hanya "keak...keak.." yang kudengarkan dari mulutnya. Aku jadi berfikir, jangan-jangan nasibku atau kalian-kalian sama dengan si Beo tersebut. Dimana hampir setiap nfas kita selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan termasuk kalimat Thoyyibah tetapi dapatkah kita nanti membaca LA ILLAHA ILLALLAH itu ketika sang malaikat maut menjemput kita ???
Wallahualam.............
Semoga kisah diatas bisa dijadikan renungan bagi kita ...........
Mutiara Shubuh : Selasa, 14/12/99 (06 Ramadhan 1420H) Peringatan Bagi Yang Meninggalkan Shalat Berjama'ah
Didalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa mendengar adzan dan tidak memenuhinya tanpa ada udzur, maka tidak akan diterima shalat yang dilakukannya". Para sahabat bertanya: "Apakah udzurnya?". Rasulullah saw menjawab: "Ketakutan atau sakit".
Note: Yang dimaksud tidak diterima shalatnya ialah ia tidak akan memperoleh pahala shalat yang dikerjakannya, meskipun kewajibannya telah gugur. Ada hadits-hadits lainya yang menyebutkan shalat seperti itu tidak diterima yang artinya ialah ia tidak menperoleh kemuliaan dan kehormatan yang seharusnya diterima. Sementara itu didalam hadits yang lain yang diriwyatkan oleh Muadz bin Anas ra, Rasulullah saw menyatakan bahwa yang meninggalkan shalat berjama'ah ketika setelah mendengar adzan merupakan kebathilan terbesar, kekufuran dan kemunafikan. Semoga hadist diatas dapat mengetuk pintu hati kita untuk berusaha melakukan shalat wajib dengan berjama'ah di masjid sehingga terjauhlah kita dari kemunafikan dan bahkan kekufuran sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah swt melalui Rasulullah saw. Dan buat yang sudah melakukannya, semoga Allah swt selalu memberikan hidayahnya kepada kita untuk dapat istiqomah melakukannya yakin Shalat berjamaah di masjid.
Mutiara Shubuh : Rabu, 15/12/99 (07 Ramadhan 1420H) Anjuran Untuk Shalat Berjama’ah
Dari abu Darda ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada orang yang tinggal disebuah desa atau di suatu padang sahara dan mereka tidak mendirikan shalat berjama'ah, kecuali syeitan menguasai mereka. Maka hendaklah kalian berjama'ah, karena sesungguhnya serigala hanya memangsa kambing yang terpisah dari kelompoknya".
Note: Hadits diatas mengingatkan kita lagi tentang bagaimana pentingnya shalat berjama'ah tersebut, hendaklah kita melakukan shalat berjama'ah jika kita terdiri dari lebih dua orang walaupuk kita berada didaerah yang terpencil sekalipun. Pada umumnya kita meninggalkan shalat berjama'ah ini sering dengan alasan "sibuk". Na'udzubillahi min dzalik......... Hendaklah kita menghindari kata "sibuk" yang berkonotasi sombong ini kepada Allah swt. Marilah kita sisihkan sedikit waktu kita yang telah diberikanNya dengan shalat berjama'ah, ajaklah rekan-rekan kita yang lain untuk shalat berjama'ah. Semoga dengan istiqomahnya kita melakukan shalat berjama'ah ini, Allah swt akan menjaga kita dan penguasaan syeitan.
Dostları ilə paylaş: |