Mutiara Subuh : Selasa, 14/09/99


Mutiara Shubuh : Selasa, 04/01/00 (27 Ramadhan 1420H)



Yüklə 496,46 Kb.
səhifə20/42
tarix15.01.2019
ölçüsü496,46 Kb.
#96942
1   ...   16   17   18   19   20   21   22   23   ...   42

Mutiara Shubuh : Selasa, 04/01/00 (27 Ramadhan 1420H)

Mendahulukan kepentingan orang lain


Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an:" ....... dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)....." (Al-Hasyr[59] : 9)

Berkaitan dengan firman Allah swt diatas, ada salah satu kisah salah seorang sahabat yang pada zaman Rasulullah itu kebiasaan jamu menjamu tamu itu adalah sangat menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka. Ketika itu Rasulullah saw menerima seorang sahabat yang menceritakan tentang keadaannya yang susah dan didalam keadaan kekurangan makanan. dan ketika itu Rasulullah saw pun tidak mempunyai makan yang tersisa dirumahnya yang dapat diberikan kepada orang tersebut. Maka Rasulullah menawarkannya kepada sahabat apakah ada yang mau melayani tamu Rasulullah tersebut.Tanpa pikir panjang salah satu sahabat menyanggupinya, dan kemudian pergilah dibawanya tamu tersebut kerumahnya untuk dijamu.

Setiba dirumahnya, tanpa sepengetahuan tamu Rasulullah tersebut, sahabat tersebut bertanya kepada istrinya, apakah ada makanan untuk tamu Rasulullah tersebut. Istrinya menjawab bahwa dia tidak menyimpan makanan sedikitpun kecuali sedikit saja yang hanya mencukupi untuk makan anak-anaknya. Kemudian sahabat tersebut menginstruksikan istrinya untuk menidurkan anaknya, kemudian menghidangkan makanan tersebut dan nanti ketika hendak makan padamkan lampunya sehingga sang tamu tidak mengetahui bahwa sahabat dan istrinya tersebut tidak makan bersamanya. Akhirnya rencana itu berjalan dengan lancar sedangkan sahabat dan istrinya tersebut berusaha menahan lapar demi memuliakan tamunya tersebut.... Masya Allah....... Begitulah seorang sahabat memuliakan tamunya (mendahulukan kepentingan orang lain). Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang menyentuh hati yang mirip dengan kisah diatas.

Semoga Allah swt mewariskan sifat sahabat-sahabat Rasulullah tersebut kepada kita semua dalam mendahulukan kepentingan saudara-saudara kita yang lain dan apatah lagi yang lebih membutuhkannya dari kita. Dan semoga kita menjadi orang yang beruntung sebagaimana yang diutarakan Allah swt dilanjutan ayat diatas :"....Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung"



Mutiara Shubuh : Rabu, 05/01/00 (28 Ramadhan 1420H)

Makna Dzikir Setelah Sholat


Seperti kebiasaan kita berdzikir setelah melakukan shalat fardhu dengan membaca tasbih, tahmid dan takbir sebanyak tiga puluh tiga kali adalah dilandasi oleh hadits dari abu Hurairah ra: ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membaca SUBHANALLAH 33 kali, ALHAMDULILLAH 33 kali, ALLAHU AKBAR 33 kali dan LAILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHU LAHUL-MULKU WALHUL-HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAIIN QADIIR, tiap setelah selesai shalat satu kali, Allah swt akan mengampuni semua dosanya meskipun sebanyak buih dilautan” (HR Muslim)

Note: Disamping mendapatkan ampunan dosa (sebagian besar ulama berpendapat dosa yang diampuni adalah dosa-dosa kecil saja), tiga serangkai bacaan dzikir diatas jika kita hayati ketika kita melafadzkannya diharapkan secara bathiniyah kita mendapatkan keutamaannya yang dapat dikiaskan seperti kita minum dengan gelas. Kata SUBHANALLAH bermakna mensucikan jiwa kita yang dikiaskan sebagai membersihkan gelas dari kotoran sehingga bening. Kemudian kata pujian ALHAMDULILLAH bermakna pengisian jiwa kita dengan hal yang baik-baik dan bersifat baik sangka (Khusnudzon) terhadap Allah swt, apapun yang datangnya dariNya adalah yang terbaik bagi kita dan tentunya kita harus bersyukur, hal ini diibaratkan kita mengisi gelas yang sudah bersih tadi dengan minuman yang bermanfa’at bagi tubuh kita seperti susu dsb. Nach.. sekarang minuman yang sehat telah yang ditaruh didalam tempat yang bersih tentu kita minum untuk mendapatkan manfa’atnya minuman tersebut yang merupakan kiasan mengagungkan Allah swt yang telah menciptakan alam semesta ini termasuk seluruh tubuh kita dengan bertakbir ALLAHU AKBAR.

Semoga hal diatas lebih menggemarkan kita berdzikir dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya (mengingat Allah swt) seperti yang diperintahkan Allah swt didalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 41 dan 42, dan semoga kita menjadi orang-orang yang mu’min.

Mutiara Shubuh : Kamis, 06/01/00 (29 Ramadhan 1420H)

Sikap Mukmin Terhadap Orang Kafir


Secara harfiah KAFIR berarti TERTUTUP (cover bahasa kerennya), jadi orang kafir itu adalah orang yang menutup semua pintu hatinya dari ajaran-ajaran Allah swt, walaupun sudah diberitahu atau diperingatkan, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman” (QS. 2:6). Nach bagaimana sikap kita dalam menghadapi orang-orang kafir ini?

Ada dua type orang kafir, yaitu yang diam dan kelihatan baik terhadap orang lain maupun terhadap orang muslim dan kemudian ada orang kafir yang secara frontal berusaha memusnahkan orang muslim.

Kepada orang kafir yang diam, Rasulullah saw mengajarkan kita untuk menghormati mereka dan selalu menjalin hubungan baik dalam pergaulan sosial. Hal ini dicontohkan rasulullah ketika beliau dan para sahabat sedang berkumpul, kemudian Rasulullah berdiri ketika sebuah rombongan lewat membawa jenazah dan jenazah itu adalah seorang Yahudi (kafir). Dan apatah lagi dengan orang yang hidup. Dan beliau juga menegah ummatnya untuk merusak rumah ibadah agama lain. Tetapi kita harus tetap selalu waspada terhadap mereka, karena Al-Qur’an memperingatkan kita terhadap sikap mereka terhadap orang muslim: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka……” (QS. 2:120)dan didalam ayat lain: “Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur)” (QS. 8:15).

Terhadap orang kafir yang secara terang-terangan hendak memusnahkan islam dari muka bumi ini sudah barang tentu harus dilawan dengan sikap yang tegas pula. Sesuai dengan firman Allah swt. : “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah” (QS. 4:76).

Masih banyak sebenarnya hal-hal tentang orang-orang kafir yang perlu kita waspadai yang diterangkan didalam al-Qur’an jika kita ingin mempelajarinya, tetapi hendaknya setidaknya hal-hal yang disampaikan diatas dapat kita jadikan sebagai referensi awal untuk menetukan sikap kita terhadap orang-orang yang telah menuntup semua pintu komunikasi dan hatinya terhadap ajaran Ilahi ini.

Yaa Allah……tolonglah kami dari pada orang-orang kafir” (QS. 2:286).





Yüklə 496,46 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   16   17   18   19   20   21   22   23   ...   42




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin