Mutiara Shubuh : Jum’at, 07/01/00 (30 Ramadhan 1420H) Kebiasaan Rasulullah saw Ketika Iedul Fitri
Ketika menghadapi hari yang fitri setelah sebulan lamanya berpuasa, Rasulullah tetap menjalani semua ibadah ritualnya seperti sebelumnya seperti shalat malam (Tahajjud) diikuti dzikir, membaca al-Qur’an hingga shalat Shubuh berjama’ah dsb. Ada beberapa kebiasaan yang dianjurkan Rasullullah saw dalam menyambut Iedul Fitri, antara lain:
-
Dianjurkan mandi besar seperti halnya mandi janabah.
-
Bercukur (rapih) dan memakai wewangian.
-
Sepulangnya shalat shubuh berjama’ah dianjurkan saling ma’af mema’afkan dengan keluarga dekat seperti orangtua termasuk mertua, anak dan khususnya istri/suami.
-
Berbuka/makan/sarapan sebelum berangkat shalat Ied.
-
Melalui jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari shalat Ied.
-
Bertakbir, tahmid dan bertahlil ketika berangkat dari rumah hingga selesai shalat Ied.
-
Bersedekah dan berinfaq.
-
Mendengarkan khutbah Ied, walaupun oleh wanita yang dalam keadaan berhadash besar.
-
Dianjurkan untuk shalat Ied dilapangan (untuk siar) dan jika tidak hujan.
-
Rasulullah saw biasanya melakukan puasa Syawal pada besok harinya.
Begitulah beberapa anjuran dan kebiasaan Rasulullah saw dalam menghadapi Iedul Fitri.
Semoga kita dapat melakukan anjuran atau meniru kebiasaan beliau ini.
SELAMAT IEDUL FITRI (1 Syawal 1420H)
Taqabballlahu minna wa minkum, Mohon Ma'af lahir dan Bathin
Mutiara Shubuh : Senin, 10/01/00 (03 Syawal 1420H) Shaum Syawwal
Ketika Ramadhan berlalu meninggalkan kita terasa sedih sekali. Bulan yang penuh berkah, rahmah dan maghfirah ini dimana segala amal ibadah kita dilipatgandakan oleh Allah swt pahalanya ini tidak dapat kita temukan diwaktu-waktu lain diluar Ramadhan. Dan bahkan didalam salah satu hadits Rasulullah saw pernah bersabda bahwa jika orang-orang tahu tentang keutamaan-keutamaan yang ada dibulan Ramadhan itu maka mereka akan mengharapkan sepanjang tahun itu menjadi bulan Ramadhan.
Alkisah dizaman Rasulullah saw, para sahabat bersedih karena ditinggalkan oleh Ramadhan. Didalam kesedihan itu Rasulullah saw diberi kabar gembira oleh Jibril bahwa ada shaum sunnah yang dapat dilakukan dibulan Syawwal yang pahalanya tidak kalah hebatnya, dan Rasulullah pun menyampaikan khabar gembira ini kepada para sahabat dan sejak itu dimulailah tradisi Shaum Syawwal selama enam hari yang biasanya dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat sejak hari kedua Syawwal hingga enam hari.
Redaksi hadits diatas disampaikan oleh Abu Ayub Al-Anshari r.a. ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikutinya puasa itu dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun" (HR Muslim).
Sahabat…. bagi kita yang merasa sangat sedih ditinggalkan Ramadhan, hal ini merupakan obat pelipur lara yang pahala yang diberikanpun tidak tanggung-tanggung sama dengan berpuasa selama satu tahun (yang mungkin kita tidak sanggup melakukannya).
Mutiara Shubuh : Selasa, 11/01/00 (04 Syawal 1420H) Do’a yang terhalang karena memakan makanan yang haram
Terkadang atau bahkan sering kita berdo’a tetapi kok do’a kita tidak diijabah oleh Allah swt. Jika ini terjadi pada diri kita, hendaklah kita introspeksi diri apakah cara berdo’a kita sudah benar, ibadahnya sudah tekun atau apakah gerangangan aktifitas yang kita lakukan yang bertentangan dengan jalan Allah swt.
Didalam salah satu riwayat Rasulullah saw pernah mengatakan bahwa ada seorang musafir yang berdo'a tetapi tidak diijabah oleh Allah swt, padahal do’a seorang musyafir itu adalah salah satu do’a yang makbul. Rasulullah saw menyatakan bahwa do’anya tidak makbul karena musyafir itu telah memakan makanan yang haram, minuman yang haram, dan pakaiannyapun dari hasil yang haram pula, sehingga do’anya tidak dikabulkan oleh Allah swt. Jadi jelaslah bahwa makanan, minuman yang haram karena zatnya atau karena cara mendapatkannya akan menghambat do’a kita untuk dikabulkan oleh Allah swt. Ini dikarenakan oleh Allah swt itu Maha Suci dan tentunya Dia menyukai hal-hal yang bersih juga atau menerima harta yang suci dari hambanya.
Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah”. (QS. 2:172). Di ayat lain juga Allah swt menyatakan “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. 23:51).
Sahabat…. oleh sebab marilah kita berhati-hati dari mengkonsumsi makanan atau minuman yang haram dan mencari rezki dengan cara yang tidak terpuji atau bukan dijalan Allah yang tentunya akan menjadi darah dan daging didalam tubuh kita yang akan menghalangi makbulnya do’a kita dan konon hal ini juga membuat kita berat untuk beribadah dan mengingat Allah swt (dzikir). Dan bukan hanya itu saja, janganlah kita memakan hak orang lain bahkan hak anak yatim dan fakir miskin yang telah diberikan Allah swt melalui kita. Keluarkanlah hak-hak mereka itu melalui zakat, infaq dan sadaqoh dan Insya Allah diri kita akan bersih dari barang-barang yang haram dan hal ini akan membuat kita gampang dan gemar beribadah dan sudah barang tentu Allah swt akan menyukainya dan Insya Allah do'a-do'a kita pun akan diijabah olehNya.
Mutiara Shubuh : Rabu, 12/01/00 (05 Syawal 1420H) Mendekatkan diri kepada Allah swt (I)
Didalam sebuah hadits qudsi Allah swt berfirman: “Ada diantara hamba-hambaKu yang dengan segala caranya berusaha untuk mendekatkan diri kepadaKu, sehingga Aku malu untuk tidak mencintainya”.
Sebagai seorang hamba Allah swt kita diwajibkan untuk mengabdi kepadaNya yang salah satunya melalui ibadah-ibadah yang mendekatkan diri kepadaNya. Tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah, banyak sekali referensi-referensi yang dapat kita ambil seperti yang dicontohkan Rasulullah. Banyak sekali cara untuk mendekatkan disi kepadaNya, salah satunya adalah dengan dzikir, dan dzikir inipun banyak macamnya, shalat, membaca Al-Qur’an, tasbih, tahmid, tahlil termasuk dalam bentuk dzikir dan banyak lagi macamnya. Nach dari bermacam-macam cara itulah hamba-hambaNya ini berusaha untuk mendekatkan diri kepadaNya. Ada yang dengan bersusah payah bangun malam melawan kantuk untuk bermunajat kepadaNya, dengan berbagai cara ia lakukan untuk bisa bangun. Dari memasang alarm hingga minum yang sebanyak-banyaknya sebelum tidur dengan harapan malamnya bisa bangun dengan dibangunkan oleh rasa ingin buang air kecil tersebut. Ada yang menjaga shalat-shalat wajibnya tepat waktu dan berjama’ah dimasjid dan juga tidak lupa melakukan shalat-shalat sunnah lainnya hingga ke hal yang kecil-kecil seperti menyingkirkan duri dari jalan, membersihkan kamar kecil masjid, Masya Allah….. Bermacam-macam cara yang ia lakukan demi hanya untuk mencari ridhoNya dan mendekatkan diri kepadaNya. Tidak heran jika hadits qudsi diatas terasa indah sekali terdengar dimana Allah swt menyatakan dengan kata “malu” untuk tidak mencintai hambanya yang selalu berusaha untuk dekat kepadaNya.
Semoga kita tergolong hamba-hamba Allah yang berusaha untuk mendekatkan diri kepadaNya dan Insya Allah akan menjadi hamba-hamba yang dicintaiNya dan tentu kita akan selalu mendapatkan petunjuk dariNya.
Dostları ilə paylaş: |