Mutiara Shubuh : Kamis, 07/10/99 (26 Jumadil Akhir 1420H)
Larangan melakukan ihtiba’ dan tasybik di dalam masjid
Hadish Shahih dari Maula (mantan budak) Abu Sa’id al Khudri ra, ia berkata: "Ketika aku dan Abu Sa’id bersama-sama Rasulullah saw memasuki masjid tiba-tiba ada seseorang lelaki duduk di tengah masjid dengan menekuk lutut kedua kakinya ke perutnya (ihtiba’) seraya memasukkan sebahagian jari-jarinya kepada sebahagian yang lain (tasybik) kemudian Rasullullah saw memberi isyarat kepadanya tetapi orang itu tidak faham terhadap isyarat tersebut kemudian Nabi saw menoleh kepada Abu Sa’id seraya bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian berada didalam masjid maka janganlah ia melakukan tasybik karena sesungguhnya tasybik itu dari syetan, dan sesungguhnya salah seorang diantara kalian senantiasa (terhitung) dalam shalat selama berada didalam masjid hingga ia keluar darinya” (H.R. Ahmad dengan sanad jayyid).
Note: Ketika kita didalam masjid sering sekali kita melakukan Ihtiba’ dan Tasybik ini, khususnya ketika mendengarkan ceramah ataupun khutbah jum’at. Kalau kita lihat dari hadish diatas, nampaknya larangan melakukan hal ini bersifat makruh, mengingat perbuatan tersebut kurang layak dilakukan ditengah orang yang sedang shalat dan bahkan Rasulullah saw menyatakan bahwa selama kita di masjid itu senantiasa dihitung sebagai shalat. Memang kita tidak luput dari segala ke-alpha-an sehingga kita melakukannya, dan bahkan dalam salah satu hadish yang diriwayatkan Bukhari dari riwayat Abu Hurairah ra menyatakan bahwa Rasullullah saw pun pernah melakukannya (sebagai manusia biasa Nabi saw pun tidak luput dari ke-alpha-an).
Insya Allah dengan hadish ini kita dapat diingatkan kembali tentang larangan melakukan hal-hal yang kurang baik khususnya perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan syetan, dan kitapun dapat untuk saling mengingatkan dalam hal tersebut.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 08/10/99 (27 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan ber-adzan dan syaf terdepan dalam berjama’ah
Kali ini kita diingatkan kembali akan keutamaan melakukan adzan untuk memanggil shalat dan keutamaan syaf pertama di dalam shalat yang didalam salah satu hadish sahihnya Rasullulah saw menyatakan orang akan berlomba-lomba dengan segala upayanya ke masjid untuk beradzan dan mendapatkan syaf yang terdepan walaupun dengan melakukan undian, jika mereka mengetahui keutamaan melakukan hal ini. Khususnya pada shalat jum’at, banyak diantara kita berusaha untuk mengambil tempat yang enak duduk (bersandar) tanpa menghiraukan bahwa syaf didepannya masih kosong. Semoga kita selalu istiqomah dalam mengejar syaf yang terdepan.
Mutiara Shubuh : Senin, 11/10/99 (1 Rajab 1420H)
Menggemarkan untukmelakukan shalat sunnah di rumah
Walaupun Rasulullah saw menganjurkan untuk melakukan shalat wajib berjama'ah di masjid bagi laki-laki, beliau tetap mengingatkan untuk tetap melakukan shalat-shalat lainnya di rumah masing-masing, seperti yang beliau sabdakan dalam salah satu hadish shahihnya ketika salah seorang dari sahabat (Abdullah bin Sa'ad) bertanya kepada beliau tentang mana yang lebih utama shalat dirumah atau di masjid. Rasulullah saw menjawab bahwa beliau lebih suka melakukan shalat-shalatnya di rumah beliau kecuali shalat wajib, walaupun rumah beliau dekat dengan masjid. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Huzaimah). Pada riwayat-riwayat lain juga dinyatakan bahwa Nabi saw lebih sering shalat malam (tarawih dan tahajjud) di rumah dari pada di masjid.
Mutiara Shubuh : Selasa, 12/10/99 (2 Rajab 1420H)
Lima keutamaan bagi yang senantiasa shalat di masjid
Dalam salah satu hadish shahihnya Rasulullah saw memberikan kabar gembira bagi ummatnya yang senantiasa memelihara lima waktu shalat wajibnya dengan berjama'ah dan di masjid akan mendapat lima keutamaan yaitu:
- niscaya akan dijauhkan dari padanya kefakiran di dunia
- terhindar dari adzab kubur
- mendapatkan buku laporan kegiatannya di yaumil akhir nanti dari sebelah kanan
- melewati jembatan syiratal mustaqim dengan secepat halilintar
- dijamin masuk syurga tanpa di hisab
Note: Dari riwayat para aulia dahulu, mereka mendapatkan keutamaan yang pertama setelah mereka melakukan shalat wajib berjama'ah di masjid tanpa terputus selama seratus hari atau mereka shalat wajib dirumah atau dimanapun selain di mesjid tetapi berjama'ah dan kecuali shubuh berjama'ah di masjid tanpa terputus selama seribu hari. Mungkin pada sa'at sekarang ini bagi kita berat sekali untuk melakukan hal tersebut tapi setidak-tidaknya kita akan berusaha untuk mengapai keutamaan tersebut. Bukankah kita sudah tahu bahwa hakekat kesempurnaan itu adalah menggapai kesempurnaan itu sendiri. Semoga Allah swt selalu mencatat niat kita ini sebagai suatu kebajikan...
Mutiara Shubuh : Rabu, 13/10/99 (3 Rajab 1420H)
Menggemarkan untuk shalat di masjid
Hadish shahih dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid atau pulang (darinya) maka Allah swt menyediakan baginya sorga sebagai persinggahan setiap kali ia pergi atau pulang" (HR Bukhari, Muslim dan lain-lainnya).
Note: Mudah-mudahan hadish ini dapat menjadikan kita seseorang yang gemar shalat berjama'ah di masjid, bukan karena hanya mengharapkan hadiah dari Allah tersebut, tetapi hadiah itu hanya sebagai stimulan bagi kita untuk lebih istiqomah ke masjid.
Mutiara Shubuh : Kamis, 14/10/99 (4 Rajab 1420H)
Keutamaan shalat di masjid dan menunggu ma’mum lainnya
Hadish shahih riwayat Bukhari, Muslim dan lain-lain, dari Abu Musa ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Sesunggguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam shalat ialah orang yang paling lauh berjalan kepadanya kemudian yang lebih jauh lagi (dan seterusnya), dan orang yang menunggu shalat hingga ia melaksanakannya bersama imam lebih besar pahalanya dari orang yang melaksanakannya kemudian tidur"
Note: Berbahagialah orang yang mempunyai rumah yang jauh dari masjid tetapi dia melaksakan shalat berjama'ah di masjid dan terlebih lagi jika dia menyegerakan ke masjid dan menunggu ma'mum lainnya untuk shalat berjama'ah.
Dostları ilə paylaş: |