Teks, pemikiran salaf Ushul Fiqh lebih diunggulkan dari pada akal, alam dan intuisi, sehingga epistemologi keagamaan tidak peduli dengan “kontekstual-bahtsiyah”
Bayani membuahkan “ilmu Tauqifi” sehingga wilayah kerja akal perlu dibatasi, Irfani statusnya dipertanyakan dan dianggap terlalu Liberal (tidak sesuai dengan teks ?)
Celakanya, Irfani jatuh kepada bentuk institusional (sufi order?), oleh karena itu harus passing over! Misalnya?
Wahdatul Wujud = unity in multiplicity, unity in difference.
Menyatunya unsur manusia dengan Tuhan berarti menyatunya basic human need
Ittihad = bila washithah (tanpa perantara), bila hijaab (mencairnya batas-batas formal agama, etnis, dll)
Apa itu Nalar Arab ?
Fokusnya bukan Pemikiran, tetapi perangkat yang memproduksi pemikiran.
Kondisinya tergambar dalam berbagai “bahasa”.
Ada perbedaan, antara “Fikiran” sebagai perangkat, dan pemikiran sebagai produk pemikiran ini masalah “metodologis”
Berpikir melalui suatu kebudayaan tertentu artinya berpikir melalui sistem referensial yang membentuk kordinat-kordinat dasarnya (faktor penentu) dan pembentuk kebudayaan ini (Misal, warisan intelektual, sosial, cara pandang masa depan, pandangan terhadap alam, dunia dan manusia)
Nalar Arab = Pemikiran sebagai Perangkat untuk menelorkan produk-produk teoritis yang dibentuk oleh suatu kebudayaan yang memiliki kekhasan; kebudayaan yang memuat sejarah peradaban arab
Nalar Arab tidak sama dengan Produk Pemikiran Arab (Pandangan, teori, Mazhab, ideologi)
“Berpikir tentang akal” memiliki tingkat rasionalitas lebih tinggi daripada “Berpikir dengan akal”
Peradaban = Yunani, Eropa Modern, Arab. Perbedaannya?
Unsur permanen Yunani-Eropa =
1) Hubungan akal dan alam adalah sebagai hubungan langsung cara pandang terhadap “wujud”.
2) Akal mampu menjelaskan rahasia-rahasia alam cara pandang terhadap “Pengetahuan”.
Disini “tuhan” hilang! Terkait dengan sistem alam jatuh pada “akal universal”
Ciri Nalar Arab adanya relasi langsung yang berpusat pada Tuhan, Alam, Manusia. Di Arab akal diharapkan merenungkan alam agar sampai pada Allah
Di Yunani – Eropa “Allah” digunakan sebagai sarana untuk memahami alam, atau menjamin pemahamannya terhadap Alam
Yunani – Eropa == akhlaq dibangun berdasarkan Pengetahuan. Arab == Pengetahuan dibangun berdasarkan Akhlaq.
Yang membentuk “dunia Arab” adalah Arab Badui! Pada tingkat kata, ungkapan, konsepsi dan imajinasi :: bahkan pada tingkat Nalar, nilai dan emosi.
Dunia yang miskin, dangkal, kering dan inderawi a historis yang mencerminkan “Pra-Sejarah” Arab = era Jahili