SENIMAN
Thank you
WASKA
Daftar hadir sudah selesai di paraf?
DEBLENG
Sudah, Waska
BUANG
Sudah
JAPAR
Sudah
RANGGONG
Kita boleh mulai, Waska
WASKA
Aku akan memulai uraian panjang dalam pertemuan besar ini dengan suatu kebenaran. Dan kebenaran itu berbunyi bahwa ‘Lihatlah, kami yang terdiri dari berbagai agama, keyakinan, kepercayaan, suku, daerah telah dikumpulkan dan disatukan oleh ikatan nasib yang kuat dan tekad semangat yang kuat!” ya, anak-anakku, kita telah disatukan oleh kesamaan nasib dan entah oleh apa yang disebut kebajikan atau agama, apalagi kebenaran. Atau dengan kata lain, kita telah dipersatukan oleh kebutuhan-kebutuhan dasar kita sebagai insan
MUSIK. SESEORANG BERBISIK PADA BUANG, LALU BUANG PADA DEBLENG, LALU DEBLENG PADA GUSTAV, LALU GUSTAV PADA BOROK, LALU BOROK PADA RANGGONG. DAN SEMENTARA ITU JAPAR CURIGA SERTA KUATIR, TAPI KEMUDIAN IA BERUSAHA MENUTUP SIKAPNYA ITU DENGAN SIKAP TENANG YANG BOLEH DIKATAKAN BERLEBIHAN. LALU SEMUA ORANG MEMUSATKAN PANDANGANNYA ATAS DIRI JAPAR. UNTUK BEBERAPA SAAT JAPAR MASIH MAMPU BERSIKAP TENANG, TAPI LAMA-LAMA PANDANGAN MATA ITU SEDEMIKIAN RUPA DAN IA PUN TIDAK TAHAN
JAPAR
Kenapa, Waska? Kenapa? Salah saya apa?
(Waska dan orang-orang tetap diam. cuma matanya saja, matanya)
Kalau… kalau…. Kalau….
(Waska dan orang-orang tetap diam, cuma matanya saja, matanya)
Itu tidak benar, Waska. Tidak benar! Fitnah!
(Waska dan orang-orang mulai bergerak dan Japar mundur. matanya, matanya)
Am puni saya, am puni saya, Waska! Am puni saya
LALU SECARA BERAMAI-RAMAI JAPAR DI BANDEM DIRAJAM PERSIS SEPERTI ERITIWA ENGKOS, BAHKAN KEADAANNYA LEBIH MENGERIKAN LAGI. DAN DARAH DAN DARAH
BEBERAPA SAAT KECAPEKAN, BADAN DAN HATI, MEMBUAT WASKA DAN ORANG-ORANG DIAM SAJA. SEBAGIAN LAGI MELEMPARKAN MAYAT ITU KE DALAM BAK SAMPAH DAN MEMBAKARNYA
WASKA
Aku tidak bisa melanjutkan pertemuan ini. Amarahku belum mau turun
(Waska bangkit)
Minggu depan saja
RANGGONG
Baik, Waska
LALU WASKA MELANGKAH MAJU DAN MASUK KE GERBONG TUA. DAN KEMUDIAN SEORANG DEMI SEORANG MENINGGALKAN TEMPAT ITU. KECUALI SATU ORANG SAJA YANG TETAP TINGGAL, YAITU SENIMAN. IA SEDANG MENGGESEK BIOLANYA. BUKAN MAIN, KALI INI MUSIKNYA SANGAT BAGUS SEKALI BAGAIKAN GESEKAN MUSIK TIMUR YANG PENUH MAGI
WASKA (Suaranya)
Jonathan! Kemari Jonathan, kita minum
(Seniman masih asyik dengan permainannya)
Jonathan! Kemari Jonathan, kita baca kitab-kitab lama
(Seniman masih tetap begitu)
Jonathan! Kemari Jonathan, kita main halma
SENIMAN MASIH TETAP BEGITU. IA GESEK LAGI. IA GESEK. IA GESEK. BUKAN MAIN. BUKAN MAIN
ANAK KECIL
Oom seniman, dipanggil babe
LALU SENIMAN MENUJU TEMPAT WASKA. DAN SEKARANG ADEGAN ANAK KECIL MEROKOK. LALU MUNCUL IBUNYA
IBUNYA
Pulang sayang
(Anak kecil bangkit melangkah diikuti ibunya)
Nak…
ANAK KECIL
Aku tidak punya ibu (Musik pelan) Aku Cuma punya anjing
LALU ANAK ITU LARI. DAN IBUNYA MELOHOK SAJA SENDIRI, LALU IBUNYA MELANGKAH MASUK KE DALAM KEGELAPAN. LALU EMBAH ALBERT, RANGGONG DAN BOROK
MALAM SUDAH LARUT.
BUNYI PELUIT KERETA API
BUNYI KENTONGAN DUA KALI
BUNYI RODA PEDATI KERBAU
EMBAH PUTRI
Albert, tidur. Sudah malam Albert
EMBAH
Malam sudah larut, angina sangat lembut dan saya sudah siap akan hanyut, tidur, istirahat dari siang gerah dan kemelut. Kalau besok matahari menggeliat, segar penuh rasa terima kasih kepada udara, kepada burung yang berkicau, kepada semua saja, yang kuhirupm, yang kurasa, yan kuraba, yang kulihat, yang kudengar, yang kupikirkan, yang kubayangkan, semua saja, yang kadang menyedihkan, yang kadang menyakitkan
Atau barangkali besok aku diam, kaku, membeku, tidak lagi ikut menggeliat bersama kuntum-kuntum bunga, namun pasti jiwaku tetap segar, tetap penuh rasa terima kasih kepada semua saja, juga kepada ketabahanku.
EMBAH PUTRI (Suaranya)
Albert, cuci kaki dulu sebelum tidur
EMBAH
Selamat tidur, penonton, selamat tidur kepada semuanya. Kita butuh tidur. Kita butuh jaga. Kita butuh hidup. Tapi juga kita butuh mati. Kita harus hidup. Kita juga harus mati
EMBAH PUTRI
Setua ini tapi tetap seperti bayi
LALU EMBAH ITU TIDUR. DAN MUNCUL EMBAH PUTRI MENYELIMUTINYA
LALU MUNCUL BOROK DIIKUTI OLEH RANGGONG. DUA-DUANYA SAMA MEROKOK. KELIHATANNYA KAYAK KEDINGINAN MEREKA, DAN RUPANYA ROKOK TELAH DIGUNAKANNYA SEBAGAI PENGHANGAT BADAN MEREKA. DAN BEBERAPA SAAT, MEREKA CUMA KLINTERAN SAJA DI DEPAN LELAKI TUA YANG SEDANG TIDUR PULAS ITU
RANGGONG
Pulas sekali tidurnya. Kasihan dia kalau kita bangunkan
BOROK
Kalau tunggu sampai besok barangkali Wasa keburu mati dulu
RANGGONG
Itu dia
BOROK
Itu dia. Kita bangunkan saja monyet tua itu
RANGGONG
Ya, kalau dia bangun. Kalau malah dia yang mati karena kaget?
BOROK
Modar! Mana ada orang berilmu dan sakti pake kaget segala. Ayolah jangan berdebat
RANGGONG
Jangan terlalu kasar, tapi…
LALU KEDUANYA MENDEKATI EMBAH
BOROK
Albert. Mbh. Albert. Mbah. Tambayong. Tambayong
RANGGONG
Bangun dia. Biarkan dia melek dulu
EMBAH
Bukan main, bukan main. Nikmat sekali tidur di tepi danau
RANGGONG
Di tepi danau?
EMBAH
Aku baru saja mimpi tidur di tepi danau. Teduh. Sejuk. Segar. Ketika kalian menggoyangkan badanku, dalam mimpi tidur itu aku juga mimpi yang sama. Tidur mimpi tidur, mimpi tidur. Berlipat-lipat kenikmatannya. Dan untuk semua itu aku hanya membayarnya dengan rasa terima kasih
SEBENTAR, IA BERKUMUR DULU DAN IA MINUM DULU
BOROK
Mimpi tidur?
EMBAH
Bukan main anugerah
BOROK
Mbah tidur…. Mimpi tidur?
EMBAH
Ya. Dan ditepi danau itu banyak tanaman buah-buahan
BOROK
Bukan main. Bukan main
RANGGONG
Mbah bisa ulangi itu?
EMBAH
Kamu rakus sekali Ranggong. Apa abrangkali kamu juga menghendaki hidup berulang kali? Tapi sudahlah. Apa keperluan kalian. Kenapa kalian mengusik tidur kedamaianku? Pada saat aku tidur bisaanya segala sesuatu bekerjasama dengan angina agar tidurku semakin sempurna. Bagaimana?
BOROK
Waska sakit
EMBAH
Sakit?
RANGGONG
Sakit sekali Albert
EMBAH
Sakit apa?
BOROK
Sakit tua
EMBAH
Lalu apa ada yang istimewa?
BOROK
Ia meraung-raung saja
EMBAH
Tidak usah dikhawatirkan. Tidak lama lagi ia akan tenang. Sembuh atau mati
RANGGONG
Ia tidak boleh mati
BOROK
Ia juga tak mau mati
LALU EMBAH DENGAN TAK ACUH KEMBALI BERBARING DAN TIDUR
RANGGONG
Betul-betul eksentrik
BOROK
Kenapa dia?
RANGGONG
Kenapa. Tidur
BOROK
Ya, kenapa dia tidur?
RANGGONG
Kenapa tidur. Mana aku tahu
EMBAH
Aku tidak tidur. Aku kesal. Aku kesal karena kalian berdua sama-sama sinting. Bahkan bertiga dengan pemimpin kalian. Sinting. Sekarang aku mau tidur
BOROK (Meraung)
Mbah!!!!
EMBAH
Kenapa?
BOROK
Jangan tidur
RANGGONG
Ya, Mbah, tolonglah kami. Berikanlah jamu itu. Nyawa Waska sudah getas sekali. Beberapa detik saja Mbah terlambat menolong, putuslah semuanya
EMBAH
Kenapa? Kenapa kalau putus? Dan lagi apa benar putus? Apa kamu tahu? Putus? Begitu? Orang-orang macam kalianlah yang membuat hidup ini jadi bising. Sekarang aku minta kalian jangan lagi mengusik tidurku. Malam sudah larut. Aku harus tidur
EMBAH PUTRI
Albert! Belum tidur juga kamu? Bayi macam apa kamu ya!? Kalau kamu belum mau tidur juga, besok matahari pasti marah
EMBAH
Kalian dengar? Sekarang minggirlah kalian atau tidur di bawah
LALU EMBAH TIDUR DAN RANGGONG DAN BOROK CUMA MELOHOK
NABI
Semar, siapa orang tua itu?
SEMAR
Wiku
NABI
Wiku? Tapi dia dipanggil Albert
SEMAR
Nama orang itu lebih banyak dari nama penduduk Negara ini, tapi dia mem punyai beberapa nama yang paling disukai orang. Albert, Wiku, Tigor, Slamet, Amin dan beberapa lagi. Sebenarnya dia sendiri orang Eskima meski pun beberapa orang menyangkanya dari Nepal
NABI
Tapi tampangnya seperti orang sunda
SEMAR
Sebelumnya, beberapa tahun yang lalu, tampangnya seperti orang Negrito. Harus diakui dia sakti sekali. Bedah plastic adalah salah satu keahliannya dan keistimewaannya. Ia bisa membedah dirinya sendiri tanpa pertolongan orang lain kecuali istrinya sendiri
BOROK (Tidak begitu lantang)
Modar! Modar!
SEMAR
Maaf, tuanku, adegannya akan dilanjutkan
BOROK
Bisa celaka. Aku bangunkan saja
RANGGONG
Jangan dulu. Kita berpikir sebentar
EMBAH
Ya, jangan dulu, soalnya aku belum tidur. Lebih baik kita berpikir sebentar
BOROK
Mbah bijaksana ya?
RANGGONG
Jangan komentar dulu
BEBERAPA SAAT KETIGANYA SAMA DIAM. BOROK LAHAK-LOHOK
EMBAH
Sudah?
BOROK (Tolol)
Sudah
EMBAH
Kamu juga sudah berpikir?
RANGGONG (Nggak yakin)
Sudah
EMBAH
Bagus, itu artinya kalian sudah membiarkan aku tidur dan kalian bisa segera minggat atau tidur juga
LALU EMBAH TIDUR LAGI. DAN BOROK DAN RANGGONG MELOHOK LAGI
RANGGONG
Dia betul-betul berserikat dengan ajal
BOROK
Modar! Modar!
EMBAH PUTRI
Kok ada suara orang lain? Kalau begitu dia belum tidur (Sambil melangkah) betul-betul badung
PADA SAAT EMBAH PUTRI MENDEKAT, RANGGONG DAN BOROK SEDANG MEMBANGUNKAN EMBAH
EMBAH PUTRI
He! Jangan janggi orang tidur ya!
BOROK
Modar! Modar!
RANGGONG
Maaf, Mbah putrid, kami terpaksa membangunkan Mbah Kakung karena pemimpin kami sedang dalam keadaan inkoma
EMBAH PUTRI
Orang sakit itu bisaa. Orang mau mati itu bisaa, jangan suka ribut, apalagi sampai mengganggu orang sedang tidur
RANGGONG
Tapi pemimpin kami tidak boleh mati
EMBAH PUTRI
Emangnya kenapa?
RANGGONG
Setidak-tidaknya, kematiannya ditunda barang beberapa tahun sampai ia sempat mewujudkan impian spektakulernya
EMBAH PUTRI
Sebentar. Lebih baik kalian minum dulu
BOROK
Kami tidak perlu minum, Mbah. Kami perlu minta jamu itu
EMBAH PUTRI
Duduk saja dulu. Soal jamu itu soal sepele
(lalu ketiganya duduk)
Kami punya banyak jamu. Jamu Klinger, galian singset, jamu nafsu kuda, jamu kanker, jamu saraf…..
BOROK
Bukan jamu itu, Mbah…
RANGGONG
Ya, Mbah. Maksud kami….
EMBAH PUTRI
Mbah tahu. Jangan cerewet. Kamu menginginkan jamu dadar bayi
BOROK
Ya Mbah
RANGGONG
Pokoknya jamu
EMBAH PUTRI MENANGIS SANGAT MEMILUKAN SEKALI
EMBAH PUTRI
Duh, biyung, sudah sampai begini….
SUARA WASKA
Borok! Ranggong!
EMBAH PUTRI
Setiap jamu itu ada khasiatnya dan ada aturannya. Setiap penyakit itu ada jamunya tapi jamu yang paling mujarab ada dalam diri si sakit. Karena itu setiap kali orang datang meminta jamu selalu embah berikan nasehat lebih dulu
MUNCUL SEORANG LELAKI TUA YANG TAMPAK MASIH GAGAH
GAGAH
Saya permisi pulang sekarang saja Mbah
EMBAH PUTRI
Bagaimana keputusanmu, nak?
GAGAH
Tetap pada pikiran pertama, Mbah
EMBAH PUTRI
Kamu terlalu banyak membaca buku-buku tragedy. Tapi Mbah sudah membuka segala macam kemungkinan dan kerangka berpikir yang lain kepadamu, jadi Mbah serahkan saja semuanya kepada kamu sendiri
GAGAH
Mbah memang kaya. Tapi aku mantap sudah
EMBAH PUTRI
Baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan
GAGAH
Permisi, Mbah
EMBAH PUTRI
Ya, nak. Jangan lupa kirim kabar kalau kamu sudah mati
GAGAH
Baik, Mbah
LALU EMBAH PUTRI MENANGIS LAGI
NABI
Siapa lagi lelaki tua yang gagah itu?
SEMAR
Pemimpin salah sebuah Negara di Eropa yang keadaan ekonominya morat-marit. Ia putus asa, ia bermaksud bunuh diri, supaya riwayatnya lebih istimewa. Ia datang ke orang-orang tua itu meminta pertimbangan dan orang-orang tua itu telah menjelaskan bahwa keagungan yang dibayangkan orang sebenarnya hanya bumbu dongeng saja
EMBAH PUTRI
Kita harus hidup artinya kita juga harus mati. Hidup membutuhkan mati, anak-anakku. Setiap mahluk mem punyai batas waktu hidup yang pada dasarnya telah disesuaikan dengan kemampuan mahluk itu dalam rangka kesemestaan. Di luar atau keluar dari kerangka ini akan menyebabkan kegoncangan-kegoncangan, baik pada semesta mau pun pada yang bersangkutan sendiri. Yakinlah bahwa stiap penyelewengan hanya akan menghasilkan penyelewengan juga. Mbah menyimpan hampir semua rahasia semesta. Mbah bisa mengatakan dan membukakan semuanya. Kalian mau apa? Jamu penangkal mati? Baik, tapi ingat-ingat, namanya jamu dadar bayi karena bahan-bahannya dibuat dari jantung bayi yang dikeringkan
BOROK
Kami butuh yang ready to use, Mbah
RANGGONG
Soalnya karena waktu sudah sangat mendesak. Waska sudah dalam keadaan sakaratul maut
EMBAH PUTRI
Jangan sok tahu. Tapi pergilah sekarang. Semuanya sudah Mbah katakan
RANGGONG
Jadi kami harus mendapatkan jantung bayi dan mengeringkannya, Mbah?
EMBAH PUTRI
Ya, kamu tega? Mengeringkan lalu kamu tumbuk sampai halus dan selanjutnya dapat kamu minum bersama minuman apa saja asal panas. Nah, kamu tega?
(Borok dan ranggong cuma saling berpandangan)
Berapa generasi yang kamu ingin saksikan? Bunuh saja bayi sebanyak-banyak kamu perlukan, kalau kamu sampai hati
BOROK
Tiga orang bayi saja. Buat kita bertiga
RANGGONG
Tidak. Lima belas bayi
EMBAH PUTRI
Kalian rakus sekali. Kami orang-orang sederhana dari bukit Himalaya ini tidak pernah memasalahkan mati mau pun menjadikan ajal sebagai masalah. Lebih-lebih sebagai musuh. Tapi, kalau kalian belum menjawab pertanyaan Mbah. Kalian memang tega!?
BOROK
Modar!
RANGGONG
Tega, Mbah!
EMBAH PUTRI
Kalian memang terlalu gagah. Dan Mbah tak punya daya apa-apa kecuali hanya mengemukakan segala sesuatunya. Sayang sekali, tetapi beginilah lakonnya
RANGGONG
Terima kasih Mbah, terima kasih
BOROK
Permisi Mbah, terima kasih
MUSIK
LALU KEDUANYA LARI SAMBIL MENERIAKKAN NAMA WASKA. DAN EMBAH PUTRI MENANGIS DI SISI EMBAH LAKI YANG PULAS TIDUR. SETELAH BEBERAPA SAAT EMBAH LELAKI TERJAGA
EMBAH
Sayang, kita tidak boleh menangis seperti itu
EMBAH PUTRI
Saya hampir tidak bisa tahan lagi tugas ini
EMBAH
Kita harus tahan sayang, harus tahan. Tugas semesta lebih berat daripada kita. Kita harus membantunya. Nah, berhentilah menangis agar kicau burung pagi hari tidak terganggu kemerduannya
LALU EMBAH PUTRI BERHENTI MENANGIS
EMBAH
Senyum, sayang, karena dengan senyum, kuntum-kuntum bunga akan lebih semarak mekarnya
(Mbah putri tersenyum)
Kecantikanmu telah menggetarkan keindahan pagi hari
EMBAH PUTRI
Kamu betul-betul penghibur sejati
NABI
Mesra sekali mereka
SEMAR
Mereka sebenarnya jelmaan dari sepasang burung yang jenisnya telah lama musnah
EMBAH
Sudah waktunya kita mandi di sungai, sayang
EMBAH PUTRI
Aku ingin mandi di pancuran
EMBAH
Kalau begitu, kita mandi di pancuran
LALU KEDUANYA BERJALAN
EMBAH PUTRI
Berjingkat, sayang. Jangan kejuti rumput-rumput
LALU KEDUANYA BERJINGKAT DAN KELUAR
PELUIT KERETA API
LONCENG DUA KALI
SETELAH BEBERAPA SAAT!
WASKA DAN SEBUAH RADIO TRANSISTOR YANG MEMPERDENGARKAN SEBUAH LAGU DANGDUT DI SUATU TEMPAT
RANGGONG DAN SEBUAH RADIO TRANSISTOR YANG MEMPERDENGARKAN SEBUAH LAGU DANGDUT DI SUATU TEMPAT
BOROK DAN SEBUAH RADIO TRANSISTOR YANG MEMPERDENGARKAN SEBUAH LAGU DANGDUT DI SUATU TEMPAT
KETIGANYA SAMA MASYUK SEKALI DALAM MENIKMATI LAGU-LAGU ITU. DAN KEMUDIAN KETIGANYA MENARI. LALU MUNCUL BIGAYAH MENARI BERSAMA WASKA
BIGAYAH (setelah dan dalam menari)
Kamu gembira sekali Waska
WASKA
Aku selalu gembira, selalu. Yahuy. Ini betul-betul kesenian
RANGGONG
Borok, kamu paham semua yang dikatakan Mbah Putri?
BOROK
Tak
RANGGONG
Tapi kamu tahu, kita harus membunuh bayi sebanyak kita eprlukan?
BOROK
Ya
RANGGONG
Artinya untuk menyambung umur, kita harus tega mengerjakan hal-hal sebagai berikut:
Satu, membunuh bayi
Dua membedah bayi,
Tiga merenggut jantung bayi
Empat, menegringkan, menjemur atau memanggang jantung bayi
Lima, menumbuk jantung bayi kering sampai halus
Enam, meminum wedang yang mengandung bubuk jantung bayi
BOROK
Modar! Modar!
RANGGONG
Kamu tega?
BOROK
Lebih dari itu aku tega. Aku mampu menyembelih semua penduduk dunia atau meledakkan dunia sekaligus
RANGGONG
Di mana kita bisa dapatkan bayi sebanyak kita perlukan?
BOROK
Gampang. Kenapa itu kamu tanyaka? Di kuburan juga bisa kita dapat
RANGGONG
Di kuburan? Ide bagus
BOROK
Kalau setuju ayo kita turun
MUSIK
LALU TURUNLAH MEREKA DARI PUNCAK GUNUNG YANG SANGAT TINGGI ITU, SEMENTARA MALAM BERTAMBAH LARUT DAN ANGIN SEMAKIN KENCANG DAN UDARA SEMAKIN DINGIN
DALAM CAHAYA SAMAR-SAMAR DI KOMPLEKS KUBURAN YANG SANGAT LUAS ITU MUNCUL DUA BAYANGAN MANUSIA YANG MASING-MASING MEMBAWA KAIN KAFAN. DAN DALAM BAYANGAN TAK JELAS ITU TAMPAK SERTA KEDUANYA TERLIBAT PERCAKAPAN SEBAGAI BERIKUT
JURU KUNCI
Kain kafan dari mayat baru saj dikubur, malamnya jadi sasaran latihan calon-calon pencuri. Selain itu mereka juga menganggap kain kafan kwalitas itu memberikan suatu kesaktian tertentu (Ketawa) macam-macam
ANAKNYA
Pada jam-jam berapa bisaanya calon-calon pencuri itu muncul beh?
JURU KUNCI
Satu dua jam setelah babeh sikat habis semua kuburan baru (Ketawa) Babeh selalu lebih cepat. Soalnya babeh jurukunci kuburan di sini (Ketawa) Ayo, kita lipat dulu, baik-baik. Ini rejeki (Ketawa)
(Lalu keduanya duduk dan melipat lembaran-lembaran kain kafan itu)
Jangan kuatir, mayat-mayat itu tidak akan kedinginan. Lagi pula mereka toh harus membisaakan diri telanjang di bawah tanah, lantaran roh mereka pun telanjang bulat di langit sono (Ketawa). Anakku, kain kafan ini, sialan ada yang lacu, merupakan penghasilan ekstra buat juru kunci yang gak sempat korupsi (Ketawa) kamu bisa tamat SMA juga karena penghasilan tambahan ini. Kamu harus bersyukur bawha mayat pun bisa menolong orang yang masih hidup (Ketawa) Sekarang sudah waktunya kamu menggantikan pekerjaan babeh karena pekerjaan lain sukar di dapat. Memang sebenarnya tidak perlu kamu capek-capek belajar sampai SMA untuk pekerjaan ini, soalnya dulu Babeh kira dengan ijazah SMA kamu bisa jadi walikota (Ketawa)
BOROK
Jangan ketawa-ketawa, ya
BOROK DAN RANGGONG TIBA-TIBA MUNCUL. JURU KUNCI DAN ANAKNYA DIAM SAJA
JURU KUNCI
Jangan kaget nak. Kalau mendengar suara, babeh yakin ini suara arwah
BOROK
Jangan macam-macam. Kalian bisa modar
JURU KUNCI
Wah, ini pasti calon pencuri
BOROK
Kami biangnya. Berdiri dan jangan banyak mulut!
JURU KUNCI
Biang atau bukan tapi sama-sama suka mencuri, kan? (Ketawa) biang roti, biang gula, biang pencuri, biang keladi… Rupanya ada banyak biang. Aduh, biang-biang (Ketawa)
HAMPIR SAJA BOROK MENERKAMNYA. TAPI RANGGONG SEGERA MENGHALANGINYA
BOROK
Dia mempermainkan kita
RANGGONG
Tidak. Justru dia mempermainkan dirinya
BOROK
Dia membuang waktu
RANGGONG
Tidak. Waktu membuang dia
JURU KUNCI
Ya, situa ini memang berada di luar waktu karenanya si tua ini gampang tertawa (Ketawa)
BOROK
Modar! Modar!
ANAKNYA
Hati-hati Beh, mereka serius. Matanya merah
JURU KUNCI
Jangan. Jangan serius, nanti gampang sakit mata. Hidup ini gampang-gampang susah. Karenanya jangan dibikin gampang. Tapi juga jangan dibikin susah. Sedeng-sedeng saja (Ketawa)
RANGGONG
Sudah, pak kunci? Sudah bicaranya?
JURU KUNCI
Sudah, sudah. Silakan kalau mau bicara
RANGGONG
Kami ke sini bermaksud…
JURU KUNCI
Tahu. Tahu. Tentang itu aku tahu. Pilih saja beberapa helai. Semuanya kain kafan dari mayat yang masih hangat
RANGGONG
Kami tidak memerlukan kain kafan. Malam ini kami hanya perlu petunjuk bapak
JURU KUNCI
Petunjuk apa?
RANGGONG
Kami perlu lima belas kuburan bayi
JURU KUNCI
Baru? Lama? Sedang?
RANGGONG
Baru
JURU KUNCI
Saya hapal di mana mereka semuanya. Kompleks kuburan ini seperti perkebunan saja buat saja. Menghasilkan (Ketawa)
Ikutlah. Satu sama lain berpencar, jelas. (Ketawa) Sebentar. Kita belum merundingkan segi bisnisnya, kan?
RANGGONG
Maksudmu apa?
JURU KUNCI
Berapa kalian mau bayar? (Ketawa)
BOROK
Bereslah itu!
JURU KUNCI
Ha, kalian ternyata satu pengalaman lagi. Camkan. Kata beres justru yang paling gak beres (Ketawa) Jadi, berapa?
RANGGONG
Dua ratus satu lobang
JURU KUNCI
Dua ratus? Nggak satu ribu
RANGGONG
Satu ribu? Nggak. Lima ratus
JURU KUNCI
Nggak
RANGGONG
Enam ratus
JURU KUNCI
Jadi. (Kepada anaknya) Total berapa, nak?
ANAKNYA
Sembilan ribu, Beh
JURU KUNCI
Bayar dimuka
SAMBIL MELOTOT, RANGGONG MENYERAHKAN UANGNYA DAN
BOROK
Modar! Modar!
JURU KUNCI
Hitung, nak
ANAKNYA
Tidak kurang, Beh
JURU KUNCI
Berangkat kita (Ketawa)
BOROK
Modar! Modar!
BEGITULAH MEREKA MELEWATI KUBURAN DEMI KUBURAN DALAM MALAM TERANG BULAN
JURU KUNCI (Menyanyi)
Terang bulan terang rezeki
Tenang badan tenanglah hati (Ketawa) Mot!
(Lalu bertumpuklan lima belas pocong mayat bayi, bagaikan tumpukan guling kecil)
Berapa jang?
ANAKNYA
Lima belas, Beh
Dostları ilə paylaş: |