TTM = Teman Tapi Mesum
Entah dapat insting darimana duo Ratu, Maia Ahmad & Mulan Kwok kemana-mana selalu meng’kampanye’kan TTM lewat tembangnya teman tapi mesra. Dan kayaknya remaja yang selama ini suka ber-TTM ria, seperti dapat angin segar. Wuss..wuss..wuss
Entah dapat insting darimana duo Ratu, Maia Ahmad & Mulan Kwok kemana-mana selalu meng’kampanye’kan TTM lewat tembangnya teman tapi mesra. Dan kayaknya remaja yang selama ini suka ber-TTM ria, seperti dapat angin segar. Wuss..wuss..wuss
Tapi yang jelas, emang kondisi TTM itu sering terjadi di pergaulan remaja. Udah bejibun contoh kayak gitu. Kalo misal lewat film, ada Kuch-Kuch Hota Hai, yang isi ceritanya pertemenan Anjali dan Rahul yang akhirnya jadi demenan. Cerita juga ada di film X-Files, dua rekan kerja sebagai agen rahasia yakni Scully dan Mulder, akhirnya saling jatuh cinta, walaupun mereka kadang mengingkari perasaan itu. Trus, kalo edisi Indonesia, beberapa waktu yang lalu pernah ada sinetron Dari Temen Jadi Demen. Atao kalo soal film lokal, cerita TTM kayaknya jadi pasaran, sebut aja ada Brownies, Lovely Luna, Janji Joni dan seambreg conto laen. Pepatah kuno, witing trisno jalaran teko kulino, (cinta itu tumbuh karena intens bertemu), kayaknya juga udah jadi rumus gaul remaja kita. Kalo mau punya teman yang istimewa, harus berteman dulu, baru demenan. Walah !
Berteman boleh, Asal…
Awas lho, jangan asal ngécap mulut kita, kalo Islam itu kuno bin kolot. Wah, kalo sampe kamu bilang begituan, siap-siap aja unjuk rasa anti Denmark bisa pindah ke rumah kamu. Karena emang, nggak bener kalo kamu nuduh bahwa Islam itu kuno, hanya gara-gara pemahaman kamu yang dangkal tentang islam. Termasuk pemahaman kamu soal pergaulan. Islam nggak ngelarang koq kita bergaul dengan lawan jenis. Bahkan pertemenan atau lebih tepatnya interaksi antar lawan jenis itu nggak bisa dihindari. Misal aja di sekolah, di dunia kesehatan, di pasar, de el el. Pada kondisi seperti itu wajar dong, kalo ada pertemuan cowok-cewek, malah justru kemaslahatan itu nggak akan tercapai, kalo nggak ada interaksi dengan lawan jenis. Tapi gini sobat, interaksi antara cowok n cewek itu berpotensi menimbulkan efek. Mungkin kamu, ngelés “ah, itu khan tergantung orangnya”.
Ok, bisa jadi pada sikondom alias situasi, kondisi dan domisili tertentu, emang tergantung orangnya. Tapi kebanyakan interaksi anak cewek-cowok, apalagi di dukung hembusan angin kebebasan yang makin kencang kayak saat ini, dimana televisi mempertontonkan cara gaul yang nggak islami. Maka wajar bin lumrah tho, kalo akhirnya jatuh pada pergaulan yang nggak Islami. Lagian, kadang ada yang suka cari-cari alasan biar bisa ketemu dengan lawan jenisnya. Bahkan anak cowok ada yang lebih suka ngobrol, curhat dengan anak cewek, demikian sebaliknya. Alasannya sih, curhat dengan lawan jenis itu lebih seru. Maklum aja, anak cewek nyari sosok yang perhatian dan tegar, dan itu nggak didapetin kalo curhat ke sesama cewek. Sementara si cowok, karena dia udah terbiasa di kehidupan ‘keras’, makanya pengin nyelesain masalahnya dengan lebih sedikit berperasaan. Nah menurut mereka jawabannya cuman ada kalo curhat dengan anak cewek. Klop khan? Dengan alasan macam gitu, akhirnya timbulah persahabatan yang kelewat batas. Meski diantara mereka ngaku nggak saling jatuh cinta, tapi karena seringnya berinteraksi, entah itu SMS-lah, telepon-lah, email-lah atau chating, maka itu jadi bukti kuat di pengadilan (jiele..) kalo sudah ber-TTM atao mengarah ke TTM.
Kenapa koq gitu? Alasannya simpel sobat, masing-masing kita, entah itu laki atau perempuan, punya pesona yang bisa menarik lawan jenis. Karena emang dalam diri kita ada namanya naluri untuk suka terhadap lawan jenis. Nah, kalo naluri itu nggak dibendung, eh malah dikomporin dengan ber-TTM ria. Wah, alamat, wes-ewes bablas imané, tinggal Imroné. Tul khan? Karena laki-perempuan ditakdirkan untuk saling tertarik. Boleh jadi yang muncul pertama empati, yang satu ngerasa butuh solusi buat masalahnya, sedang yang satunya ngerasa perlu untuk ngebantu nyelesain masalahnya. Dari empati, muncullah simpati, lalu perasaan suka, dan bukan nggak mungkin kalo akhirnya jatuh cinta dan pacaran. Grobyak ! Awalnya mungkin cuman kirim email, karena si cewek nun jauh disana, di Bogor misalnya. Setelah ngerasa obrolan mereka, frekuensinya koq terlalu jarang. Maka akhirnya janjian chating. Nah, setelah chating koq keluar biaya banyak, soalnya nggak punya internet pribadi. Dilanjutin tuh via SMS. Bahkan akhirnya mereka udah berani telepon-teleponan. Setelah itu akhirnya, hampir tiap detik apa yang dilakuin, selalu diobrolin, sampe-sampe kucing tetangga sebelah mati aja, dicurhatin. Weleh ! Kalo lagi ujian, pergi jauh, sakit atau yang laen, minta didoain. Saling nge-jeam klo pas lagi sholat tahajud, yang titik kulminasinya, terjadi hubungan yang meskipun nggak diakui itu pacaran, tapi kemesraan hubungan itu udah gamblang binti kentara, kalo mereka TTM.
Hubungan laki-perempuan yang kelewat dekat, sampe soal urusan pribadi segala di curhatin, maka itu berpotensi untuk menjurus ke gaul bebas alias pacaran. Karena emang mungkin gaya pacarannya model gitu. Makanya friend, seperti makan, meskipun kita butuh dan boleh makan, tapi tetep khan musti diatur makannya? Demikian juga, meski pun boleh kita berinteraksi dengan lawan jenis, tetep aja ada aturan mainnya. Sehingga disinilah, kita sebagai muslim perlu rambu-rambu dalam bergaul. Rambu-rambu itu bisa kita lihat dalam Al-Qur’an Surat al-Ahzab 59 dan an-Nur ayat 31 tentang perintah untuk berjilbab dan berkerudung bagi perempuan, biar nggak keliatan auratnya, yang meliputi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Karena kalo ngeliat aurat, itu berpotensi untuk memperkuat rangsangan naluri kita. Nggak cuman itu, Islam memerintahkan untuk menundukkan pandangan (QS. an-Nur 30-31), padahal kita tahu kalo pandangan mata itu bisa jadi muqadimahnya perzinaan. Islam ngelarang pria dan wanita berduaan, bersepi-sepian tanpa disertai mahramnya. Dan juga Islam ngelarang aktivitas yang mendekati zina (QS. Al-Isra 32). Di beberapa hadits nabi juga disebutkan, tentang adanya larangan wanita keluar rumah sehari semalam tanpa disertai mahramnya. Larangan bagi wanita, memakai perhiasan berlebihan. Larangan bagi wanita pake parfum berlebihan ketika di tempat umum. Dll. Oya sobat muslim, gaya gaul kayak diatas tadi, bukan berarti yang aktivis pengajian, nggak terjangkit gaya gaul seperti itu. Bahkan bisa jadi, model gaul seperti itu yang kayaknya diadopsi, oleh aktivis pengajian. Karena mungkin itu gaya pacaran yang lebih soft (idih….emang apaan). Tapi ini nggak nuduh lho, coz Imud sendiri udah sering terima email, yang isinya keluhan tentang gaya gaulnya anak-anak pengajian (baca, Awas Telepon Nyasar). Atau Imud sendiri juga ngeliat dengan mata dan kepala sendiri, ada sebagian teman-teman rohis, pengajian, di kampus yang dengan alasan dakwah, kadang hubungan mereka terlalu dekat. Gaswat khan? Terakhir, soal teman yang sekarang kamu ajak bermesraan atau pacaran, santai aja kalo emang dia jodoh kita, pasti nggak akan lari gunung dikejar. Dan kalo emang udah siap n mampu nikah, maka lebih baik nikah, daripada nekad berbuat zina. Nikah yo’ !
sumber: www.islamuda.com
GILA Mode
Dunia mode mendapat cipratan kegilaan zaman, terus menderu kencang dan meniupkan istilah Gimod, bukan gigi di-emut tapi Gila Mode, brur. Untuk bisa tampil berkelas "gaul" or "funky", kamu kudu nglakuin dulu yang namanya gila mode, nah, mau nggak lho !!! Dunia mode mendapat cipratan kegilaan zaman, terus menderu kencang dan meniupkan istilah Gimod, bukan gigi di-emut tapi Gila Mode, brur. Untuk bisa tampil berkelas "gaul" or "funky", kamu kudu nglakuin dulu yang namanya gila mode, nah, mau nggak lho !!!
Istilah "gaul" muncrat begitu saja, entah darimana datangnya, istilah itu menjadi istilah wajib bagi kaum muda. Ada kacamata gaul, sepatu gaul, bahasa gaul sampe muncul istilah ustad gaul. Kata gaul dipakai untuk ngelawan kata norak, kuper. Makanya, ada yang bela-belain beli kacamata gaul, biar kagak disebut norak tadi, itu tuh, kacamata yang tidak lagi berfungsi sebagai alat bantu baca tapi hanya sekedar pemanis muka, biar lebih caem. Kalo kamu, pernah melihat group Naif pada video klip-nya posesif, nah seperti itulah kacamata gaul, tahu khan??? Zaman edan seperti ini, semua yang imposible bisa jadi posible, termasuk masalah dandanan atau mode, mode pakaian tahun 70-an yang bulukan atau terkesan norak meski dikata nggak akan mungkin ngetrend, tapi dengan gencar dan deras dipromosikan lewat teve, majalah, artis, atau yang lain akhirnya jadi suatu hal yang wajar.
Busana yang mirip koteka-nya orang Irian, dan hanya pas dipakai adik balita yang masih sering ngompol itu, ternyata sekarang menjadi busana wajib artis-artis sinetron--lihat sinetron Warkop Millenium--Cobalah cermati, seseorang yang body-nya tambun kayak si Atun, khan nggak cocok tuh, kalau pake baju model tank top alias ketat, malah orang bisa nyangka, ini buah semangka kena beri-beri, kali, ya. Atau orang seusia Mely Guslow nggak cucok lagi, kalo pake baju seumuran anak ABG yang pake ngelihatin pusar segala, plus aksesoris tas mini,boneka teletubiies dsb, ngaca dong, ngaca non!.
Bukan apa-apa sih, tapi semua itu bisa menjadi "mungkin" koq, dandanan model Mely Guslow dan Si Atun atau artis lain bisa jadi trend gaul kalo banyak artis menirukan gaya mereka dan ditampilkan terus-terusan, dan jadilah kewajaran itu. Kewajaran yang gimana? Ya, artinya orang berpakaian yang nggak sesuai body atau usianya menjadi hal yang biasa dan lumrah dan yang pake tetap aja PeDe, asalkan masyarakat menganggap itu biasa dan harus diterima sebagai kemajuan jaman. Seperti polling Deteksi 13 September 2001, mengherankan dari 470 pelajar dan mahasiswa di Surabaya 31,8% respoden menjawab tetap Pede meski busana yang dipakainya tidak cocok buat dia, terlepas valid atau tidaknya polling tersebut yang jelas itulah yang namanya Gimod, neng!!!
Trus, apa hanya itu? Tidak cukup, masih banyak gambaran untuk melukiskan remaja kita sedang Gimod. Taruh saja contoh, misalnya produk fashion D & G (Dolce & Gabbana), siap melayani pesanan dari berbagai remaja dunia untuk menciptakan mode fashion yang bisa nggambarin model karakter tertentu. Kalo kamu, yang ingin berkarakter seperti mahasiswa ITS atau Unair, bisa pesen dan konsultasi busana apa yang cocok dengan karakter demikian. Jadi meski kamu cuman kuliah di ekstensen-nya doank, bisa tampil "intelek" nggak kalah dengan mereka yang kul asli di Unair atau ITS, koq. Tapi kacihan dech kamu, kalo hanya maksain tampil "intelek" padahal otakmu tembelek. Mendingan nggak usah aja dech, sebelum kamu diacuhin dan dikatakan tembelek beneran.
Sudah membanjir, dunia fashion Barat jadi kiblat remaja kita, untuk bisa tampil sangar, ditakutin ama orang, trus jalan, berpapasan, orang jadi minggir, minggir bukan karena takut ama wajahnya yang sangar tapi takut gilanya menular, hi .. hii. Maka biar tampak seperti Silvester "Rambo" Stallone, kayaknya kamu musti ngemut korek tiap hari. Tapi jangan salahkan, kalo kepalamu benjol, lantaran dipukul panci sama emakmu, gara-gara korek di dapur kamu habisin buat tampil kayak Rambo gadungan, hee .heee. Dengan cara begitulah atau cara yang lain, remaja pasang aksi biar nggak disebut norak, untuk memenuhi tuntutan pola hedonistik.
Bisa kebayang apa yang ada di benak kawula muda sekarang, tampil habis-habisan untuk bisa disebut modis atau macho, meski harus merogoh kocek yang dalem sekali, tapi buat mereka never mind, wajar itulah tuntutan lingkungan, bagi mereka, menentang lingkungan kita berarti amblas, tertinggal dan terseok dibelakang, tuh !!!
Wah sudah segitu parah, khan sobat. Bagaimana dengan kamu?, yang punya Islam, yang mampu menjadi tameng hidup dijaman segila apapun. Ironis memang, kalo remaja, dunianya harus dihabiskan berglamour ria dengan fashion, padahal ditangan merekalah terletak estafet kepemimpinan, kalau rusak remajanya maka bersiaplah ikut rusak generasinya. Dalam tatanan hedonistik, materi dianggap mampu menggambarkan apa saja termasuk karakter dan kepribadian, ada anggapan bahwa dari materi yang nemplok di tubuh, dengan baju yang dipakainya, dengan aksesoris yang dikenakannya bisa menunjukkan kepribadian seseorang, padahal bholsyet alias tahi kebo.
Laki atau perempuan sama saja?
Idiom yang pernah ngetrend pada program KB itu, menular kepada dunia fashion. Nyaris, sulit membedakan pria atau wanita dengan busana, dandanan, aksesoris yang dipakainya. Laki-laki ada yang pake anting, tidak cukup satu dikenakan di kuping, pasang di hidung, tancepin diatas mata. Wanita tidak cukup hanya dengan pake celana jins, tapi pakaiannya di diskon segala, yang lebih edan, gaya rambut cewek dipotong cepak ala tentara gadungan, pake dasi, trus pake nancepin rokok di mulut segala, Wah heboh dong, brur.
Remaja pria dandanan mereka biasanya berpola pada dua bentuk, Macho dan Modis, Apaan Macho?, banyak identifikasi dari Macho ada yang nyebut dengan Masalah Chowok, atau Makan Chorek (baca: korek) --biar kelihatan jantan-- tapi jangan diplesetkan jadi Macak Congok atau Makan Tahucho. Tapi yang jelas Macho identik dengan dunia cowok, yang nggak cengeng, lembek atau kalem, lebih menampilkan karakter sebagai cowok yang sebenarnya. Tampil berani, nyali besar yang koleksi bajunya macam Watchout, Jun Mission, atau sepatu Boot, idolanya macam David Chokachi pemeran Cody dalam serial Baywatch, habis gitu, bawaanya nggak mau ngeliat kacamata nganggur, yah, intinya yang bisa disebut Macho adalah cowok yang bisa bener-bener tampil seperti Cowok pemberani dan nggak takut ama tikus-tikus got, bukan seperti Tesy, hiii, sory ya neng Tesy.
Trus, apaan Modis? Sering diartikan Modal Display (tampang doang) atau Muke Gadis atau Modal Klimis asal jangan diplesetkan jadi Mohon di Kiss (=cium). Istilah Modis sering dipakai untuk menggambarkan remaja pria yang tampil perlente, mirip James Bond, harus bisa ndeketin cewek, bajunya harus rancangan Alfred Dunhill, Eistienne Aigner. Intinya harus punya semboyan "dipakai pria, disukai wanita", nah kalo udah mau tampil seperti itu, fulusmu musti tebel. Jadi kalo kamu anak tukang bakso, mendingan nggak usah modis-modisan, dech, udah bokapmu kebakaran jenggot, lagian nggak level dech, tampil modis. Tampil sewajarnya saja, kalo kamu dari golongan Elit alias ekonomi sulit nggak usah maksain tampil modis, bisa-bisa malah kegusur imanmu, ingat nggak sabda Nabi Saw. "Hampir-hampir kefakiran, membawa kepada kekufuran", makanya nyebut deh, nyebut. But … but … but. (heeee).
Mau Modis atau Macho? Entar, dulu dech!!!
Betapa terpuruknya pola pikir remaja kita, pandangan mereka picik, meneropong kepribadian diri hanya dari busana yang dipakai, dandanan atau penampilan saja. Padahal semua itu semu belaka, busana bisa rusak, robek atau kumal, dandanan bisa luntur, penampilan bisa menipu, semua itu hanya "kulit" saja, yang tidak menunjukkan kepribadian seseorang, itu hanya tipuan yang bisa hilang ditelan waktu dan zaman.
Dalam khazanah Islam, yang bisa menunjukkan kepribadian (syakhshiyah) seseorang adalah dua faktor, yakni faktor pola pikir (fikriyah) dan faktor pola sikap (nafsiyah), dan ukuran itu tidak berubah oleh perubahan waktu dan zaman, meski jaman sedang gonjang-ganjing, kalo seorang muslim menyandarkan pola pikir dan pola sikapnya pada aqidah Islam, nggak bakalan dech, dia maksain tampil ngetrend, funky, atau apa saja yang bertentangan dengan aqidah yang dia miliki. Aqidah Islam menunjuki Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai "kompas" sehari-hari bagi seorang muslim, dalam hal busana atau pakaian, Islam punya aturan yang khas, udah pada tahu, belum? Makanya ikut kajian biar tahu, nih salah satu haditsnya "Rasulullah Saw, melaknat laki-laki yang berlagak perempuan, dan perempuan yang berlagak laki-laki" (terj. HR. Bukhori dari Ibnu Abbas)
atau hadits lain : "Rasulullah Saw, telah melaknat laki-laki yang meniru pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki" (terj. HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah) atau ada yang lebih tegas : "Bukan termasuk golonganku wanita yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai wanita" (terj. HR. Ahmad)
Melihat tekstual hadits diatas, bahwa ada celaan atau larangan bersifat tegas seperti "bukan termasuk golonganku", maka itu qorinah (indikasi) bahwa seorang laki-laki yang meniru perempuan dalam hal busana, dandanan, karakteristik maka itu termasuk dalam hukum tasyabuh (menyerupai) dan hukumnya HARAM, demikian sebaliknya, bagi seorang perempuan, Non!!!. Apalagi, ketika kamu meniru-niru life style-nya artis Barat, macam The Cranberries, Blink-182, Michel Jackson, de el el. Itu baru artis penyanyi belum artis film, seperti Sandra Bullock di serial VIP, Lara Krov di film Tomb Rider, dan sederetan orang Barat yang bukan artis pun, kalo gaya hidup mereka yang sekuler, kamu jadikan contoh, kiblat dalam keseharian, maka dengarlah sabda Rasulullah Saw.
"Tidak termasuk golonganku, orang-orang yang menyerupai selain golonganku (umat Islam)" (Sunan Tirmidzi, hadits no. 2836). Atau sabda Beliau yang lain : "Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" (terj. HR. Abu Dawud dan Ahmad dari Ibnu Umar).
Jadi, kita udah ngebanyakin sholat malam, mbaca Al-Qur'an, puasa di bulan Ramadhan kalo masih meniru orang Barat dalam pandangan hidup, So maka kita termasuk golongan mereka, bukan termasuk golongan Rasulullah Saw, padahal diakhirat nanti yang bisa memberi syafaat hanya Nabi Muhammad, So, kalo mau selamat di akhirat, tinggalin aja tampil ngegilain mode, buat apa tampil gaul sesaat, tapi nantinya malah sesat di akhirat, tul nggak, brur???
Jadi, laki-laki yang dilarang menyerupai wanita bukan hanya dalam masalah pakaian dan perhiasannya saja, tapi juga nyangkut masalah perilaku, termasuk cara bicara, cara berjalan dan semua hal yang menjadi ciri wanita tidak boleh ditiru oleh laki-laki. Begitupun wanita, dilarang menyerupai laki-laki. Pakaian seorang wanita muslimah sudah ada aturan tersendiri yakni khimar (kerudung) dan jilbab (pakaian panjang mirip jubah) lihat Qur'an Surat An-Nuur 31 dan Al-Ahzab 59. Tidak cukup hanya pakaian tapi perilaku yang biasa tampak dari seorang laki-laki tidak boleh ditiru oleh wanita, kayak apa ya? termasuk jenggot kali, ya, emangnya ada perempuan berjenggot, ngaco kamu.
Standar kepribadian, sekali lagi adalah aqliyah dan nafsiyah, bukan karena macho atau modisnya seseorang, meski penampilanmu macho kayak Arnold dalam film terbarunya Collateral Damage--yang pemutaran perdananya tertunda karena kasus peledakan gedung WTC dan Pentagon-- itu bukan kepribadianmu, meski kamu tampil berkelas modis kayak siapa yaa, oh kayak si Boss Microsoft Bill Gate, itu tipuan alias kamoflase, kamu musti ngerubah itu semua. Demikian juga dengan remaja putri, mau tampil kayak Jasmine Bleet aktris serial Baywatch yang akhir-akhir ini dituduh nyimpan Narkoba itu?, kagak ada untungnya, eh malah buntung, udah auratmu dilihat orang lain, trus di akhirat nanti mendapat siksa, hih ngeri, dech. Bagi seorang muslim harus sadar, dunia memang harus diraih tapi bukan dunia yang jadi tujuan, hanya akhiratlah tempat kembali yang sebenarnya, persiapkanlah masa akhirat sebelum ajal datang menjemputmu menemani tengkorak-tengkorak di kuburan alias mati. Salah satu persiapan dan bekal yang baik adalah takwa, bagaimana takwa itu?, nah itu perlu kajian yang mendalam, makanya ngaji dong, ke Islamuda!!!
But, kamu tidak hidup sendiri di dunia ini friend, kamu juga hidup bersama masyarakat. Meski kamu sudah mempersiapkan takwa dengan mantap kalo masyarakat nggak mendukung ketakwaan itu, maka bisa berabe jadinya. Masyarakat yang nggak kompak menilai bahwa Gimod dalam pandangan Islam, adalah salah dan keliru, justru mengikis ketakwaan kamu. Maka kamu harus mempersiapkan masyarakat, artinya perasaan, pemikiran dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat harus Islami.
Apa cukup hanya itu? No, friend. Masyarakat bisa hidup tenteram, damai, tenang kalau ada aturan negara yang menjaminnya. So, harus ada negara yang menerapkan aturan Islam, yang mempunyai persepsi bahwa Gimod adalah serangan Barat yang ditujukan untuk kaum muslimin agar mereka jauh dari Islam. Selama negara, masih punya pandangan yang dari Barat adalah modern dan harus selalu ditiru, maka bersiaplah generasi kita akan terkena apa yang disebut Amien Rais Westtoxtion (racun Barat). Maka jawaban satu-satunya bahwa negara harus menerapkan aturan Islam, seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan khalifah-khalifah sesudah Beliau Saw.
Yes, mereka yang macho atau modis belum tentu punya kepribadian yang oke, biar badanmu gempal kayak Van Dame, tapi aslinya kamu lembek bin tembelek, buat apa?. Meski badanmu biasa-biasa saja, atau kurus kering kerontang, haaaa, tapi kalo berpikir dengan standar Islam dan bertingkah laku dengan standar Islam, ini baru namanya kepribadian yang otre punya. Meski kamu maksain mempercantik diri pake kerudung merk 'krisdayanti' tapi makainya diikatkan di leher, hingga lehermu kelihatan, dikombinasi bajunya pake baju ketat, itu mah, bukan menutup aurat neng, justru nongolin aurat (selain telapak tangan dan wajah), kalo udah gitu, jangan cuman takut tersengat panasnya matahari, sengatan matahari tidak ada apa-apanya dibanding panasnya api neraka, api neraka yang sebesar puntung rokok saja, kalo diinjak bisa bikin mendidih ubun-ubun kita, hih ngeri khan? Nah, mau tampil kayak gimana lagi kamu, mau tampil kayak "binatang-binatang" sinetron yang gila abis itu?. Terusin aja! terus kemana, non? terus ke neraka, ya, Hah neraka? Takut bo'!!!
Wallahu 'alam bishowab
Awas ! Cewek Hedonist
"Remaja adalah surga kapitalisme", begitu tulis sebuah koran nasional asal negerinya Bonek (Jawa Pos 25/01/02). Argument itu kayaknya sedikit ada benarnya, betapa tidak? Berdasarkan polling yang diadain oleh koran tersebut tentang budaya baca paramuda metropolis menunjukkan bahwa mereka lebih banyak ngabisin waktunya buat baca majalah macam Gadis, Aneka, Hai, Anita, Kawanku de el el. Padahal sebagai sobat muda muslim yang gaul and nggak kuper tentu udah pada tahu apa isi majalah-majalah itu. Tidak lain dan tidak bukan isinya ngajarin pada life style kapitalisme (baca : materialistik). Dan, lebih mengagetkan lagi, responden dari polling itu yang doyan baca-baca majalah 50 persen lebih kaum hawa alias wadhon yang tentunya kebanyakan juga muslimah. "Remaja adalah surga kapitalisme", begitu tulis sebuah koran nasional asal negerinya Bonek (Jawa Pos 25/01/02). Argument itu kayaknya sedikit ada benarnya, betapa tidak? Berdasarkan polling yang diadain oleh koran tersebut tentang budaya baca paramuda metropolis menunjukkan bahwa mereka lebih banyak ngabisin waktunya buat baca majalah macam Gadis, Aneka, Hai, Anita, Kawanku de el el. Padahal sebagai sobat muda muslim yang gaul and nggak kuper tentu udah pada tahu apa isi majalah-majalah itu. Tidak lain dan tidak bukan isinya ngajarin pada life style kapitalisme (baca : materialistik). Dan, lebih mengagetkan lagi, responden dari polling itu yang doyan baca-baca majalah 50 persen lebih kaum hawa alias wadhon yang tentunya kebanyakan juga muslimah.
Nah, kesempatan kali ini, media yang kecil dan mungil tapi nggak kalah tenarnya dengan majalah Gadis, Aneka dll (PD aja lagiii) mao ngebahas gaya hidup cewek metropolis yang karena saking amburadulnya nggak bisa digambarin, gimana dan mau kemana tujuan atau jalan hidup mereka. OK simak aja tuturan berikut ini (awas yang cewek jangan panas ati, dulu!!)
Pola hidup materialistik udah nampak jelas dalam kehidupan kita sehari-hari. "Aroma" tersebut telah mewarnai kita (jadi bukan bocah TK aja yang mewarnai), mulai dari budaya baca, belanja, hiburan, makanan dan segala aksesorisnya. Buktinya, dari sumber yang sama, salah seorang ABG yang ditodong oleh wartawan koran tersebut berujar soal harga bacaan yang ia baca, "Isinya (majalah Gadis) benar-benar dedicated untuk cewek. Disana aku bisa melirik aneka tips kecantikan dan perawatan tubuh. Benar-benar paling top diantara yang pop! Apalagi Gadis kan murah, cuma delapan ribu perak" (Idem, 25/01/02). Tuh gimana, Non, delapan ribu perak hanya untuk sebuah majalah yang ndidik kamu jadi manusia super ngawur. Untuk infaq Islamuda yang murah dan isinya berbobot, sulitnya minta ampun pakai minta diskon lagi.
Kita semua udah pada tau siapa sich sasaran dari pola hidup kapitalistik. Siapa yang sukanya shopping di mall apalagi pas ada diskon? Siapa yang maunya selalu merawat kecantikannya? Siapa sich yang senengnya ama perhiasan dan atributnya? and siapa sich yang demen ama pria-pria ganteng macam West life, Back Street Boys atau Yanto (sopo Yanto iku?), Siapa lagi kalo' bukan girls alias remaja putri.
Ya, memang begitulah kondisi remaja putri kita pada umumnya sekarang ini. Going to mall everytime. Walaupun tidak semua, gaya hidup ini kerap menjadi ciri khas kaum hawa. Tapi nggak terlalu salah, kalo kemudian kita bisa liat fakta adanya kontes Gadis Tiara Sunsilk, Gadis Sampul, Miss Universe, Duta Besar Kecantikan, tuh semunya khan pakai idiom perempuan, masak ada kontes Ratu Kecantikan pesertanya laki, khan lucu?? kecuali Tesy yang kebetulan nylonong ngedaftar jadi Ratu Kecantikan (haaaaa). Hampir bisa dipastikan, kaum wanita baik dari yang borju maupun yang elit alias ekonomi sulit semuanya menggandrungi hedonisme. Buat yang borju, It's doesn't matter about the money. Tapi buat orang elit, bisa berabe tuh kalo kebiasaannya beginian, bukan hanya butuh satu duit, dua duit, atau tiga duit tapi berduit duit. Bisa-bisa… saking pengennya punya barang bermerk (mulai dari kwaci hingga helikopter punya merk), mereka rela menjual diri. Ihh…Naudzubillah,. Danger buanget khan!!!!.
Mengapa Harus Cewek???
Sebelum mencari tahu kenapa. Kayaknya lebih sreg kalo kamu tahu definisi hedonis. Nih, catet ya! Hedonist itu adalah orang yang menanamkan pola hidup hedonisme (menghambakan materi). Dalam hal ini, materi menjadi tolak ukur kesuksesan dan tujuan hidup, saudara kembarnya adalah materialis (komersil) dan kapitalisme. Nah, sebetulnya -isme-isme ini bisa "menclok" pada wanita maupun laki-laki. Namun dunia perempuan adalah ladang kapitalisme paling sukses. Betul memang wanita cenderung boros, gimana nggak setiap hari selalu ada baju-baju model terbaru. Nggak beli? Gengsi atuh!, ketinggalan zaman donk!. Tapi kalo lelaki, mana ada celana yang lubangnya tiga atau berenda, kecuali barusan jatuh atau badut (bukannya mbela'in laki-laki karena sejenis ama yang nulis).
Karena kompleksnya kebutuhan wanita, sudah suatu hil yang mustahal (heeh, kebalik ya?) bahwa wanita memang cenderung ingin membuat dirinya tampil indah, cantik dan menarik (Ehmm…).
Alangkah benarnya ketika Allah ber-Firman
"Tuhan menjadikan manusia itu berkeinginan/senang terhadap wanita, anak pinak, kekayaan yang melimpah ruah dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang" (TQS. ali Imron 14)
Tetapi yang menyebabkan cewek menjadi hedonist, matre' adalah karena naluri (gharizatul baqa) ini selalu dirangsang tiada henti, baik melalui tawaran iklan yang menggiurkan maupun sinetron yang selalu menampilkan gaya hidup mewah yang menjadi keharusan untuk ditiru. Ditambah keimanan yang mudah terkikis karena minimnya tsaqofah (pemahaman) Islam, ya, wajar saja kalo pemuasan naluri ini seakan tak ada habis-habisnya bahkan menjadi suatu kewajaran. Satu lagi sebabnya dapat ditebak. Jaga gengsi!!. (Ngaku aja deh!). bahkan kalo sempet beli mobil, mau ditaruh diatas kepalanya 'ama dikasih tanda panah, supaya bisa nunjukin, "Nih Gua bisa beli mobil"!!!
Islam, How To Do It?
Islam telah mengupas habis dan mengantisipasi masalah ini jauh-jauh hari sebelum ada mall-mall dan plaza-plaza di muka bumi ini. Tabdzir atawa boros telah disinggung Allah dalam firmanNya :
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara tabdzir (boros).Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya syaitan" (TQS al-Isra 26-27).
Dan dilengkapi juga dengan firman Allah yang lain :
"Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas (musrifin); yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan" (TQS asy-Syu'ra 159-152)
Islam mengajarkan pada umatnya untuk hidup sederhana dan tidak bermegah-megahan. Baginda Rasulullah sendiri bukan orang yang kaya raya harta bendanya. Padahal beliau seorang pemimpin agung, yaitu pemimpin semesta alam (QS.al-Anbiya:107). Da'wahnya menyebarkan Islam meraih kesuksesan yang gemilang. Islam tetap eksis sampai saat ini walau sekarang sedang mengalami keterpurukan.
Dalam perjalanan hidup beliau, banyak yang patut diteladani. Sekalipun dalam keadaan serba kekurangan dan memprihatinkan, istri-istri beliau tak pernah mencaci dan mengumpat. Di antara bukti kemuliaan dan kehormatan mereka (istri-istri nabi), maka mereka memilih Allah dan Rasulnya. Tak seorangpun di antara mereka yang berpaling kepada keduniaan. Dan di antara kehormatan dan kemuliaan seorang muslimah adalah berusaha menjadi muslimah sejati. Yang mentaati seruan sang Illahi. Mampu memberikan figure wanita Islam yang dapat dibanggakan zaman seperti yang dicontohkan istri-istri nabi.
Dalam Islam, etika seorang wanita pun telah digariskan secara jelas (lihat QS. Annur 31, al Ahzab 59) Misalnya Firman-Nya ;
"Tinggallah di rumahmu dan janganlah kamu berdandan seperti wanita-wanita di zaman Jahiliyah" (TQS. al-Ahzab 33)
atau Hadits Rasulullah SAW yang artinya :
"Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu keluar di tengah kaum dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya, maka wanita itu adalah pelacur" (HR. Annasa'i).
Semua ayat dan hadits diatas secara pasti menujukkan betapa kehidupan atau pergaulan seorang wanita muslimah sangat dihati-hati. Maksudnya, seorang wanita yang menghabiskan waktunya di luar rumah dengan aktivitas yang tiada guna seperti jajan di mall, ajojing dan seambreg aktivitas yang menguras duit yang tidak sedikit itu adalah dilarang dalam Islam.
Nah, sekarang supaya kamu bisa kayak istri-istri nabi. Kamu kudu ilangin dulu dong! budaya sophaholicnya alias suka jajan. Caranya mudah kok. Pertama, sebagai langkah awal harus dipahami bahwa kesuksesan seseorang bukan dari materi, tapi dari iman dan taqwa; Kedua, tanamkan bahwa syurga itu bisa diperoleh dari ibadah yang benar dan ikhlas bukan setumpuk harta; Ketiga, bedakan antara kebutuhan dengan keinginan serta kendalikan nafsu jajan kamu dengan tidak membeli barang yang tidak benar-benar kamu butuhkan; Keempat, buatlah aulawiyat (skala prioritas) guna menentukan mana yang harus dibeli dan mana yang bisa ditangguhkan untuk dibeli; Kelima, hindari perangsang naluri dengan tidak sering nonton iklan atau sinetron yang berbau hedonist;. Keenam, buat daftar barang yang mau dibeli sebelon berbelanja untuk menghindari pemborosan atau salah beli; Ketujuh, tingkatkan lagi tsaqofah Islam kamu, supaya borosnya kamu hanya untuk di jalan Allah. Siip... Khan!!.
Warning To Muslimah
Saudariku, wanita muslimah. Kepribadian sejati sebenarnya muncul bukan karena kalian mampu memiliki mobil pribadi, rumah pribadi, dan barang-barang pribadi. Namun kepribadian akan nampak ketika kita memiliki pola pikir (Aqliyah) yaitu cara untuk menyelesaikan berbagai masalah dan pola sikap (Nafsiyah) yaitu tingkah laku yang sesuai dengan standar keimanan seorang muslimah.
Saudariku, para wanita muslimah, kalian kelak akan menjadi seorang ibu dari anak-anak kalian, bagaimana kalian akan mengharapkan atau melahirkan seorang anak yang shalih dan shalihah seperti doa dalam surat al-A'raf 189 :
"Jika sekiranya, Engkau menganugrahkan kepada kami anak yang sholeh, maka kami sangat bersyukur kepada-Mu"
Apabila tingkah laku kamu menjadi cewek hedonist tidak segera kamu perbaiki, yang lahir nantinya bukan anak-anak yang sholeh dan shalihah, tapi anak-anak yang haus dan memuja materi, bahkan hidupnya hanya dihabiskan untuk materi saja, mikirkan Islam kalo sempat aja alias MM (Males Mikir).
Saudariku, para wanita muslimah, apakah kalian tidak ingat? Sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa penghuni neraka adalah kebanyakan dari golongan wanita :
"Diperlihatkan kepadaku Neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita, Para Sahabat bertanya "Apakah mereka kufur terhadap Allah?" Nabi menjawab "Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan" (HR. Bukhori)
Maka dari itu wahai Saudariku, gunakanlah waktumu dengan baik dan benar, jangan gunakan masa mudamu hanya untuk menikmati dunia yang memang menggiurkanmu, tapi prioritaskan pada amalan atau aktivitas yang bisa menghantarkan pada Ridhlo Allah.
Saudariku, para wanita muslimah, Rasulullah juga pernah bersabda dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan Bukhori-Muslim
"Tiada aku menginggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan seorang wanita" (HR. Muttafaqun alaihi)
Wanita muslimah yang tidak menjadi bahan fitrnah bagi laki-laki adalah mereka yang bisa menjaga pergaulannya dalam kehidupan sehari-hari, mengenakan pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang muslimah dan tidak memamerkan perhiasannya kecuali kepada para suami dan mahram-nya.
Saudariku, para wanita muslimah. Naluriah seorang wanita memang tertarik kepada lawan jenis atau demikian sebaliknya, tapi wanita yang pandai dan cerdas bukanlah wanita yang pandai menggoda lawan jenisnya seperti yang dilakukan oleh Zulaikha kepada Nabi Yusuf AS (Nabi yang paling tampan), sampai akhirnya Nabi Yusuf bermunajat kepada Allah
"Ya Allah, Aku lebih suka dipenjara daripada aku harus melakukan ajakan (berzina) dengan mereka. Dan sekirannya tidak Engkau hindarkan diriku dari jeratan mereka, tentu aku akan terpikat oleh cumbu rayunya dan pastilah aku termasuk orang yang bodoh" (TQS. Yusuf 33).
Tapi wanita muslimah yang pandai adalah yang senantiasa menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita dengan menjaga pandangannya terhadap lawan jenisnya (Ojo nangis yoo….Jeng).
Tidak ada kata terlambat untuk menjadi seorang wanita muslimah, selama kita (Upss… -anda-) punya kemauan untuk kesana (QS. ar-Ra'ad 11). Dan menjadi wanita muslimah bukan dominasi dari mereka-mereka yang udah berjilbab, aktifis SKI, aktif di pengajian saja, tapi bagi kamu semua cewek yang masih punya KTP muslim, bisa menjadi wanita muslimah kayak mereka yang sudah lebih duluan menjadi wanita muslimah. SO, menjadi wanita muslimah, Siapa Takut??? (DY/LBR)
Valentine's Day: TRADISI SAMPAH
Edisi 13/Th.1/Feb III/2002
'Di tahun ini aku ingin melaluinya (valentine) dengan seseorang yang aku kenal tiga tahun yang lalu. Berada di suatu tempat yang banyak ditumbuhi bunga mawar merah. Trus, banyak coklat bebentuk hati bergelantungan di sana-sini…, kemudian cowokku menyuruhku untuk tutup mata dan ia memakaikan kalung liontin pink berbentuk hati" (masyaAllah), itulah ungkapan yang menggambarkan angan seseorang di hari Valentine (Jawa Pos,8/2/02). That's Valentine's Day, yang diperingati oleh muda-mudi setiap tanggal 14 Februari. Semacam ritual muda-mudi yang sedang dimabuk cintrong or yang lagi cari pasangan, mulai dari tukar kado, hingga berdua-duaan yang so pasti berbau maksiatisasi, having fun dan hura-hura yang tiada bermakna
Cinta Atau Seks?
Kenapa ikut pesta Valentine's Day? Karena acara itu adalah perayaan kasih sayang? Bisa jadi begitu jawabannya. Sebenarnya bukan kasih sayang, tetapi lebih ke arah bagaimana mengumbar hawa nafsu or seks. Orang orang Barat, biasa mengucapkan kata-kata cinta dan kasih sayang dengan ucapan, make love. Nah, tentu saja itu artinya bermain cinta yang ujung-ujungnya intercourse alias bersetubuh. Wah, berabe itu!
Oke, sekarang kamu percaya nggak kalo dikatakan bahwa sebenarnya model gaul anak-anak muda seusia kamu itu sudah liar. Persis apa yang diajarkan oleh James Van Der Beek dan kawan-kawannya dalam serial Dawson's Creek. Atau gaya gaul model KNPI alias Kissing, Necking, Petting dan Intercourse, seperti pergaulan amburadul (seks dan kokain) yang sering digambarkan oleh Shannon Doherty, Tiffani "Valerie" Amber-Thiesen, Luke "Dylan McKay" Perry, Brian "David" Austin dan Jason "Brandon" Prestley dan kawan-kawannya dalam Beverly Hills 90210. Nah, begitulah gaya gaulnya remaja Barat. Rusak berat, Non!
Cinta = Doping
Ya, cinta memang doping. Bikin penasaran dan ampuh membangkitkan kekuatan. Dan Valentine's Day hanyalah hanyalah bungkus, kemasan yang menurutmu bisa bikin tambah lengket dengan kekasihmu. Yang sebetulnya kamu lagi nyari semacam legalisasi atau argumentasi dari nafsu liar kamu terhadap lawan jenismu. Kalo cinta bukan dopping, nggak bakal Hitler mati-matian ngejar Eva Braun. Atau kagak bakalan Julias Caesar memburu cinta Cleopatra. Juga Barbara Yung-pemeran A Yung dalam film Sia Tiauw Eng Hiong-bunuh diri hanya gara-gara nggak kesampaian asmaranya. Karena cinta pula yang mendorong Candraswami-politikus India-punya skandal dengan Pamela Bordes yang saat itu menyandang gelar Miss Universe.
Dalam kisah Midsummer Night's Dream karya William Shakespeare yang diangkat ke layar lebar dan dibintangi Michelle Pfeiffer ada sebuah dialog yang mengatakan bahwa, cinta sanggup menyibukkan hidup manusia. Benarkah? Yang pasti memang cinta mampu membuat orang bergairah sekaligus lupa diri! Nah, makanya di sini perlu kendali yang bisa menjinakkan efek samping dari dopping tersebut. Bila tidak? Ya, akan liar. dan bukan lagi sesuatu yang sakral dan suci, tetapi sampah!
Remaja Doyan Tahayul
Gedubrak! Remaja doyan Tahayul? Nggak usah heran dan kaget, tayangan dan bacaan jenis mistik sudah marak beredar. Dari yang syeremnya biasa sampe yang ribuan kali lebih syerem. Remaja digiring untuk menyelami dunia para dukun dan tukang ramal, lengkap dengan bumbu tahayul di dalamnya. Merusak akidah?Gedubrak! Remaja doyan Tahayul? Nggak usah heran dan kaget, tayangan dan bacaan jenis mistik sudah marak beredar. Dari yang syeremnya biasa sampe yang ribuan kali lebih syerem. Remaja digiring untuk menyelami dunia para dukun dan tukang ramal, lengkap dengan bumbu tahayul di dalamnya. Merusak akidah?
Jamie Fier bertemu seorang dukun Indian, ia dijanjikan akan mendapatkan gadis pujaan hatinya. Asal, ia mau meminum ramuan yang dibuat dukun tersebut. Hasilnya? Setelah minum ramuan itu, Jamie berubah menjadi Serigala. Setiap bulan purnama, pemuda itu akan berubah menjadi makhluk buas yang suka melolong di tengah malam. Jamie jadi Manusia Serigala! Pesan si dukun, jika Jamie bertemu dengan pujaan hatinya dalam keadaan sedang menjadi Serigala, maka ia akan terperangkap selamanya dalam tubuh hewan itu. Hih… mengerikan banget. Yup, itulah inti dari kisah Heart of The Hunter (Hati sang Pemburu) dalam novel 'syerem' remaja karya R.L. Stine.
Karya-karya syerem yang dikeluarkan R.L. Stine memang bikin bulu kuduk yang baca berdiri. Gimana nggak, dari judulnya aja pembaca udah tahu kalo itu syerem. Misalnya doi bikin serial "The Nightmare Room", dengan puluhan cerita di dalamnya. Cerita di awal tulisan ini, adalah satu dari kumpulan cerita dalam "Fear Street Sagas". Satu lagi yang fenomenal banget, serial "Goosebumps" yang memuat cerita-cerita yang konon kabarnya 2000 kali lebih syerem dan tentu berbau klenik. Hih!
Tayangan di televisi dan film layar lebar juga nggak kalah seru dalam mengaduk-ngaduk perasaan penontonnya. Film layar lebar buatan sutradara lokal juga mampu nangkring di bioskop kelas 21. Sebut saja ada Jelangkung, Titik Hitam, dan yang terakhir Kafir (Satanic) yang asli syerem banget. Pokoknya jauh lebih syerem ketimbang film-film Mbak Suzanna jaman dulu macam Sundel Bolong, Nyi Roro Kidul, Nyi Blorong dan lainnya yang selalu disisipi tingkah konyol Bang Bokir dan Dorman. Jadinya, bukannya serem, malah menggelikan.
Film mancanegara juga nggak mau ketinggalan bikin heboh di jalur mistik ini. Maka, muncullah film Harry Potter (and the sorcerer's Stones) dan yang terbaru Harry Potter (and the Chamber of Secrets) besutan sutradara kondang Chris Columbus yang memvisualisasikan dari novel terkenal karya Joanne Kathleen Rowling (JK Rowling) dengan judul sama. Seperti pada novel aslinya, cerita di layar lebar ini berkisah tentang petualangan bocah cilik yang pandai menyihir, Harry Potter (diperankan oleh Daniel Radcliffe). Di sekolah sihir Hogwart itu, Potter nggak sendirian, banyak anak-anak lain yang menjadi muridnya Mr. Aldus Dumbledore (diperankan Richard Harris yang merupakan penampilan terakhirnya-karena ia sudah menghembuskan nafas terakhirnya pada 25 Oktober lalu); di antaranya adalah Hermione Granger (Emma Watson), juga ada Ron Weasley (Rupert Grint).
Selain Harry Potter, dua film terbaru karya sutradara Steve Beck juga bikin bulu kuduk yang nonton bukan lagi berdiri tapi langsung berlari (he..he..he..). Yup, film itu adalah Thirteen Ghosts dan Ghost Ship. Hmm.. di film ini, nyata banget sang pembuat cerita ingin menyuguhkan bahwa hantu benar-benar ada dan mengganggu manusia. Bahkan kalo macem-macem bisa kena tuahnya. Wacks?
Selain nangkring di layar lebar, sinetron-sinetron di televisi juga sudah banyak menyajikan kisah-kisah seputar tuyul, jin, pocong, dan kawan-kawan seprofesinya yang konon kabarnya tukang nakut-nakutin manusia. Misalnya sinetron Misteri Nyi Walet, Dendam Nyi Pelet, Misteri Nini Pelet, Misteri Gunung Merapi (sampe sekarang sudah 'jilid' 3), juga yang lucu macam Jinny Oh Jinny, Jin dan Jun, dan Tuyul dan Mbak Yul, serta banyak lagi cerita yang tersebar di FTV Misteri-nya SCTV, TV Misteri-nya TPI, dan yang lainnya. Nah, seperti belum puas, selain muncul dalam alur kisah, juga tampil dalam tayangan infomisteri yang dikemas apik dan menarik macam Kismis, Percaya Nggak Percaya, O…Seraam, Saksi Misteri, Misteri Kisah Nyata, Dunia Lain, Ghaib, dan yang lainnya. Tayangan jenis ini, memuat pengalaman orang yang pernah merasakan bersentuhan dengan dunia gaib tersebut dan langsung mendatangi tempat yang dianggap berhantu. Benarkah? Wallahu'alam.
Seperti ingin melengkapi sukses di film layar lebar dan tayangan di televisi, kisah bernuansa klenik ini berserak di majalah dan tabloid. Di jalur ini, ada majalah Misteri dan tabloid Posmo yang getol mengangkat dunia para 'lelembut' lengkap dengan bumbu TBC (tahayul, berhala, dan churafat) di sana-sini. Celakanya, justru tayangan dan bacaan model begini diminati banyak orang (termasuk para remaja). Apakah ini membuktikan bahwa masyarakat kita percaya tahayul? Boleh jadi.
Masyarakat primitif
Jaman boleh berubah. Teknologi boleh serba digital, tapi soal kepercayaan tentang hidup, masyarakat kita masih banyak yang mengandalkan kepada ramalan para dukun (kecuali dukun beranak ya..?), masih percaya mitos, dan segala urusan klenik. Itu sebabnya, nggak salah-salah amat kalo dibilang bahwa masyarakat kita masih primitif. Ciri khas masyarakat primitif adalah percaya kepada para dukun dan tukang ramal. Di masa jahiliyah dulu, yang subur makmur adalah tukang sihir, tukang tenung, dan tentunya dukun ramal. Mereka banyak didatangi orang yang ingin mengetahui nasib mereka di masa depan. Untuk jasanya, sejumlah harta kekayaan mereka raih.
Sekarang, di jaman kuda gigit prosesor, masih banyak juga orang yang percaya dukun dan tukang ramal. Kalo kamu baca tabloid or majalah mistik, di situ banyak iklan tentang klenik. Dari mulai yang menawarkan jasa untuk keselamatan, sukses usaha, dagang, ruwatan rumah, kemasukan jin, sampe urusan jodoh. Dan, boleh jadi dukun sekarang lebih modern lho, nggak heran kalo syarat yang diminta bukan lagi ayam hitam cemani, tapi BMW sekelas 750iL atau mobil Aston Martin DB5 yang dipakai James Bond (he…he.. itu sih dukun matre kalie yeee…)
Suer, masyarakat kita emang bener-bener aneh bin ajaib. Selain percaya sama dukun, perkara mitos juga akrab banget dalam kehidupan masyarakat negerinya Mak Lampir ini. Misalnya, banyak yang masih percaya tentang keberuntungan disesuaikan dengan hari kelahiran, terus nggak boleh bepergian jauh pada hari-hari tertentu. Kalo mau menikahkan anak saja harus nyari hari baik. Kalo sopir di jalan kebetulan ngelindes kucing, sampe kudu bela-belain beli kain kafan dan dikubur karena takut kualat, sebaliknya kalo yang ketabrak orang malah ngibrit ninggalin korbannya nggak pake lihat lagi. Aneh memang. Maka, yang jadi patokan bukan lagi aturan Islam, tapi langsung kitab primbon Jawa, tafsir mimpi, termasuk kitab Dharmogandul dan Gatoloco (pedoman hidupnya para penganut kepercayaan Kejawen). Astaghfirullah…
Nah, maraknya tayangan dan bacaan seputar klenik ini makin mengukuhkan bahwa masyarakat kita masih percaya tahayul, dukun, perbintangan, dan ramalan. Sama seperti masyarakat Inggris dan suku-suku di Afrika yang masih banyak percaya sihir. Hmm… menyedihkan.
Merusak akidah
Sudah bisa dipastikan bahwa tayahul, klenik dan sejenisnya bukan tambah iman kita mantap, justru menodai, bahkan merusak akidah dan keimanan kita kepada Allah Swt. Sebab, Islam telah mengharamkan kita pergi ke tempat dukun untuk menanyakan perkara-perkara ghaib, juga Islam mengharamkan perbuatan sihir atau pergi ke tukang sihir untuk mengobati suatu penyakit yang diderita, atau untuk mengatasi problem yang sedang dihadapi. Cara-cara semacam ini tidak diakuinya oleh Nabi sebagai golongannya. Sebagaimana sabdanya: "Tidak termasuk golongan kami, barangsiapa yang menganggap sial karena alamat (tathayyur) atau minta ditebak kesialannya dan menenung atau minta ditenungkan, atau menyihir atau minta disihirkan" (HR Bazzar)
Sobat pembaca, kondisi masyarakat yang seperti ini memang bukan tanpa sebab. Saat ini, masyarakat kita bukan masyarakat Islam. Tapi masyarakat yang hidup dan dibina dalam sistem kehidupan kapitalisme yang memang mengajarkan segala kebebasan. Atas nama HAM, sistem demokrasi (alat politiknya Kapitalisme) justru mengajarkan kebebasan kepada setiap orang, di antaranya adalah kebebasan berakidah, kebebasan berpendapat, kebebasan bertingkah laku, dan kebebasan pemilikan. Dalam masalah ini, berarti kebebasan berakidah. Wah, ini sangat berbahaya sobat. Gimana nggak, kita bisa saksikan sendiri, bahwa menjamurnya tayangan dan bacaan bernuansa klenik nggak dilarang sama sekali. Masyarakat dibiarkan bebas memilih. Bahkan sampe perkara apakah ia akan bergama atau tidak, bukan tanggung jawab negara. Sebab, dalam pandangan sistem Kapitalisme, yakni sistem yang berlandaskan pemisahan antara agama dengan politik (kehidupan), hak individu sangat dijunjung tinggi, bahkan oleh negara sekalipun. Seseorang dibiarkan untuk melakukan apa saja. Permisif alias serba boleh banget. Pokoknya terserah berbuat apa pun sesuka hatinya. Dan itu nggak ada sanksinya, kecuali bila tindakannya merugikan orang lain.
Kok bisa begitu ya? Kamu jangan heran bin aneh, sebab sistem ini-yang sekarang mengatur kehidupan kita-memang buatan manusia. Bayangin aja, masak agama dipisahkan dari politik (kehidupan). Ini jelas nggak wajar. Itu artinya, agama nggak boleh mengurusi problem kehidupan manusia. Dengan kata lain agama nggak boleh ikut campur dalam menata kehidupan. Itu sebabnya, agama cukup diterapkan oleh individu sebatas urusan ibadah ritual. Untuk masalah sosial, ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan, peradilan, dan hukum diserahkan kepada penguasa dengan aturan buatan manusia. Inilah jalan kompromi yang kemudian melahirkan sistem rusak ini.
Maka, akibatnya kita bisa ngelihat dengan jelas, banyak bukti yang menunjukkan bahwa dalam sistem kapitalisme orang banyak yang sudah tak jelas agamanya. Sebab, gaya hidupnya aja udah bebas nilai. Tayangan dan bacaan merusak akidah sekalipun nggak bakalan dilarang. Alasannya, selama masih ada orang yang membutuhkan, tak jadi soal. Meski ada sebagian masyarakat yang teriak protes kenceng-kenceng menolak bacaan dan tayangan berlumur tahayul, negara cuek bebek aja, semboyan yang diusung adalah "Anjing menggonggong, kapilah berlalu". Glodaks!!
Oke deh, sudah saatnya kita sadar, bahwa cuma Islam solusi tunggal atas masalah ini. Islam yang diterapkan sebagai ideologi negara. Insya Allah, jangankan masalah tahayul bin klenik yang bakal diberangus, musuh yang mengancam kedaulatan negara pun akan dijajal kekuatannya. Mari, jadikan Islam sebagai way of life kita.
Jilbab Funky? No Way !!!
Bicara soal cewek, nggak akan lepas dengan apa yang namanya mode. Serius atawa nggak yang pasti antara cewek dan mode nggak bisa dipisahkan. Bukannya kita melupakan keturunan Adam yang satunya yaitu cowok, tapi lebih lumrahnya memang mau nggak mau tren dan mode selalu identik dengan cewek. Mode dan cewek bukan hanya sekedar teman dekat dan sahabat pena, bahkan lebih jauh dari itu. Satu dan lainnya saling melengkapi, ibarat dua sisi mata uang yang nggak akan jadi duit kalo sisi satu nggak melengkapi sisi lain (lo khan..ngomong soal duit melulu!!). Bicara soal cewek, nggak akan lepas dengan apa yang namanya mode. Serius atawa nggak yang pasti antara cewek dan mode nggak bisa dipisahkan. Bukannya kita melupakan keturunan Adam yang satunya yaitu cowok, tapi lebih lumrahnya memang mau nggak mau tren dan mode selalu identik dengan cewek. Mode dan cewek bukan hanya sekedar teman dekat dan sahabat pena, bahkan lebih jauh dari itu. Satu dan lainnya saling melengkapi, ibarat dua sisi mata uang yang nggak akan jadi duit kalo sisi satu nggak melengkapi sisi lain (lo khan..ngomong soal duit melulu!!).
Dunia cewek atau akhwat memang berbeda jauh dengan dunia spesiesnya Badrun alias pria. Dunia cewek sedikit atau banyak punya kriteria yang lebih rumit, ciri yang lebih kompleks dan syarat yang lebih bervariasi. Waduh kayak psikolog aja nih… Ngomongin soal dunia cewek memang nggak ada matinya, nggak akan pernah rampung, soalnya punya banyak variabel yang menghias. Apalagi bicara soal pakaian dan semua asesorisnya, hmm…ngomongin problem remeh itu doang, bisa-bisa kasur adik yang kena pipisnya semalam barusan dijemur aja eh…e… bisa kering, saking enaknya ngomong dan bercuap ria. Tapi sorry, di sini kita nggak akan berbasa-basi lagi, tahu nggak sebabnya, itu-tu…cewek dan para muslimah kita lagi punya masalah yang cukup pelik kalo dirasakan. Hal ini ada hubungannya dengan pakaian yang mereka kenakan. Tahu nggak apa masalahnya…kalo nggak ngerti juga ya super kabangetan, padahal judulnya aja udah nongol gede-gedean di atas bulletin ini. Apaan??…Lho..lo kok telmi sih…itu lho fren masalah jilbab funky. Biar nggak telmi lagi mending baca aja si bulletin yang kiut dan manis ini sampe kelar.otre, siap.. membaca..mulai..!!
The real meaning
Jilbab funky, istilah itu kelihatannya keren dan mentereng kalo dibaca. Padahal bila kita ngerti arti sebenarnya, kita nggak akan mau memakainya lagi. Alih-alih buat ngobrol sama temen, baca kata itu aja terus ditempel dengan nama kamu, misal Somad funky atau Bajuri funky, pasti dan yakin kamu nggak akan sudi, seperti nyanyiannya Rhoma Irama “Sekarang tak tak aku tak mau tak tak tak ku tak mau tak…!!”. Kata funky arti sebenarnya adalah busuk, kemudian mengalami pergeseran makna menjadi makna seolah “positif”. Mendengar istilah funky, terlintas kita akan salah satu penampilan atau gaya yang modern dan ngundang perhatian. Lebih lagi istilah ini sering dipake oleh sobat kita sesama muslim yang pengennya sih jadi sekelas bintang AFI atau American Idol. Meski gaya-gaya busana yang muncul di barat amat kental dengan sisi perjuangan nyleneh anak muda terhadap sejuta masalah yang penuh gejolak negatif semacam free sex, drugs, rasisme, hujatan terhadap orangtua, memuja setan dan wanita, sampe-sampe nolak keberadaan Tuhan. Tapi seperti orang yang buta en nggak kenal jalan, young generation negeri ini udah disulap menjadi GL-pro alias Generasi Latah profesional. Lebih heng lagi, mereka nganggep hal ini sebagai bukti ekspresi jiwa kebebasan yang terkadang bagi sekelompok orang sulit diterima akal sehat. Nggak heran banyak diantara perilaku nggak beres itu termasuk tren funky, dikritik, disisihkan, atau bahkan dikucilkan masyarakat.
Historisnya, di antara tahun 1950 sampai 1970-an gaya funk berhubungan dengan kelebihan dalam hal erotisme dan gairah seksual. Sementara itu kata funky lebih dekat pada suatu hal yang berkaitan dengan musik kulit hitam hingga soul, seperti suara yang dimiliki Rubben Studart. Sedangkan tentang gaya berpakaian dan cara bersolek ria pada istilah funky merujuk dalam gaya yang lahir di awal tahun 1970-an yang disebut Pimp Look yang muncul di sekitar perkampungan kumuh orang kulit hitam Amerika. Ngerti nggak maksud pimp look itu? Apa nggak ngerti? Lagi-lagi telmi nih!! Maksud pimp look itu adalah penampilan yang mirip dengan germo atau mucikari alias mama besar para pekerja seks komersial. Naudzubillah deh..!!
Nah sekarang, istilah yang rada miring tadi digabung dengan istilah jilbab yang berasal dari pustaka Islam. Padahal keduanya saling bertolak belakang dan saling berlawanan. Jadi penyatuan dua istilah itu ibarat nyatukan barat dan timur atau kutub utara magnet satu dengan kutub utara magnet lain. Nggak salah nih…!! Jilbab yang kita semua udah ngerti maksud dan pengertiannya adalah sebuah kata yang identik dengan perintah supaya muslimah nutupi aurat di tubuhnya (dari ujung rambut hingga ujung kaki, kecuali telapak tangan dan wajah) dengan pakaian yang longgar, tidak transparan, tidak membentuk lekuk tubuh dan tidak berpotongan, sedang kata funky lebih condong ke sebuah makna negatif yang menjurus ke erotisme dan kebebasan seksual. Khan nggak nyambung men!!! Herannya kata itu mampu disatukan dalam benak kaum muda kita dan udah menjadi merah darah putih tulang, hingga akhirnya mereka tafsirkan sendiri maksud jilbab funky, tafsiran mereka nggak jauh-jauh amat dengan memperlihatkan lekuk tubuh wanita tapi tetep aja nutup aurat. Wadaow..kacau beliau Neng!!
Kata Mereka...
Dari hasil beberapa wawancara lewat email yang kita adakan untuk anggota Islamuda Fans Club, ternyata generasi muslimah kita cukup cekatan ngadapi masalah jilbab funky ini. Ingat lho fren, ini khusus wawancara dengan akhwat, nggak mungkin deh kalo sama ikhwan, amit-amit deh nggak pantes pol. PA misalnya, akhwat yang udah pake jilbab sejak semester 2 kelas 1 SMU ini punya pendapat tentang jilbab funky “Aku nggak terlalu tahu mengenai syariat Islam about jilbab ini, tapi yang jelas, setahu aku memakai jilbab itu seharusnya tidak memperlihatkan aurat. Jadi, kayaknya nggak boleh, deh.” Nggak jauh beda dengan argumen MaI yang alhamdulillah baru-baru aja make jilbab Juli lalu (selamat ya…!!), soal jilbab funky , “Kalo menurut saya nggak boleh, selain itu terkesan nggak seperti selayaknya seorang muslimah, itu juga bisa mengurangi kewibawaan seorang muslimah sejati, karena mungkin menurut orang lain, bisa terlihat seperti cewek gaul.” Wah oke juga, mudah-mudahan aja keinginan jadi muslimah sejati terkabul. Belum lagi dengan komentar KSM, “Menurutku sih kurang memenuhi tuntunan Islam, soalnya yang namanya jilbab itu harus benar-benar menutup aurat. nggak sekedar ditempelin aja.” Bener juga sih, jangan sampe atuh jilbab ditempelin aja, emang kliping…
Terus gimana soal rasanya make jilbab yang sebenarnya, ZI ngungkapin pengalamannya, “Waktu pertama kali pake jilbab tuh rasanya panas banget, tapi harus dibiasain akhirnya sekarang udah terbiasa deh.” Lain halnya dengan DA, “Rasanya biasa aja, tetapi sekarang rasanya jadi lain aja, hati menjadi tenang.”
Salah satu sobat kita, juga komentar soal jilbab funky, AF, “Menurutku “Jilbab Funky” itu nggak boleh, menurut syariat Islam, karena belum syar’i. Bukankah perintah Allah dalam surat An-Nuur ayat 31 sudah jelas kita disuruh menutupkan kain kudung hingga ke dada. tapi kenyataannya sekarang banyak yang berkerudung cuma sebatas leher saja (jilbab lepet), tidak sampai dada..., ditambah lagi dengan pakaian yang ketat”. Rasanya gimana sih, waktu pertama pake jilbab ? “Rasanya Senang, Haru, Bangga, Aman and ngerasa nyaman aja..., dan tentu saja harus berusaha merubah sikap menjadi lebih Islami”. Gimana juga komentar orang-orang terdekat kamu, saat kamu pake jilbab pertama kali ? “sempat ada yang protes... karena alasan cari kerja susah, dan masalah jodoh nantinya...., tapi lama-lama mereka ngerti dan malah sekarang mendukung dan menjaga saya. Bahkan kata mereka saya lebih anggun ketika memakai jilbab. karena jilbab itu suatu Ibadah dan kebutuhan bagi saya...”.. Tuh,....ada yang kepengin dijaga nggak ? Pake jilbab dong .....(he..hee..heee)
Ada cerita lain lagi, dari beberapa sobat mudi yang sempat ditemui tim Islamuda lewat darat. Sebut aja namanya Mawar, mahasiswa Universitas Adi Buana Surabaya semester 8 ini bercerita soal pengalamannya pertama kali pake jilbab. Kata cewek yang ambil jurusan Matematika ini “waktu pertama kali pake jilbab SMA kelas 2, waktu itu muncul keinginan setelah ikut kajian Islam”. “Cuman waktu itu, aku bingung, soalnya aku kesulitan untuk beli jilbab. Tapi akhirnya, mbak-mbak yang ada di kajian itu ikut membantuk kesulitan saya” tambah Mawar.
Somat, eh....maksudnya Sobat, tentu ketika pake jilbab pertama kali pasti ada hambatan atau keraguan-keraguan atau semacam itulah....Tapi gimana dengan Mawar. “Pertama kali sih, ortu nggak ngedukung ama niat saya untuk pake jilbab. Tapi aku-nya tetap nekat, sampe akhirnya ortu ngerti, tentang kewajiban berjilbab itu, Alhamdulillah”.
Satu sobat cewek yang juga kena todong diinterview oleh Tim Islamuda. Ririn (bukan nama sebenarnya), cewek usia 24 tahun, bisa terbilang baru aja mengenakan pakaian yang namanya jilbab dan kerudung, sekitar tahun 2000. Ketika ditanyain kenapa pake jilbab, jawabnya “Dulunya aku anak gaul mbak, sering ikut fashion show, ngeband, bahkan ngegank juga pernah. Tapi kakakku sering bilangin aku dari cara yang halus sampe yang kasar, tentang pakaian yang Islami itu gimana, tapi sayang waktu itu tidak saya gubris”. Trus, akhirnya “Sampe musibah menimpa bertubi-tubi, akhirnya saya sadar bahwa hidup ini sangat berarti, kenapa disia-siakan dengan melakukan aktifitas yang maksiyat”. Dan Alhamdulillah, sobat kita Ririn akhirnya sampe sekarang masih mengenakan pakain islami alias jilbab syar’i bukan jilbab funky. Horeee (Imud ikut seneng lho...)
Nah, gitu seharusnya muslimah bersikap, nggak plin-plan dan nggak sekedar ngikut. Iya kalo yang kita ikuti itu sebuah kebenaran, meski pahit dan susah, kita kudu melakukan, toh kebaikannya kita akan rasakan sendiri akhirnya. Beda lagi kalo kita cuma sekedar ikutan, kalo hal itu baik, kita nggak akan bisa ngerasakan dimana letak keuntungan dan kebaikannya, sedang kalo hal itu sebuah keburukan, jelas bau busuknya kita juga bakalan kena. Khan serba salah jreng!!
What is the solution?
Demam jilbab funky ini sekarang udah merajalela, bahkan udah jadi santapan media masa dan rumah-rumah modeling. Banyak diantara model yang jadikan jilbab funky sebagai bahan peragaan busana dengan nuansa yang Islami, bahkan para seleb dengan enjoynya pas bulan ramadhan memakai jilbab funky ini dengan alasan bulan yang suci dan harus memakai pakaian yang sesuai dengan hukum Islam. Padahal salah.. hiiih gemes nggak sih. Tapi yang pasti kita sebagai muslim nggak usah banyak alasan, Tanya aja kepada hukum Islam, maka semuanya beres, dijamin tokcer.
Buat gaya funky ini, Islam punya pandangan, kalo gaya, pakaian, budaya atau apapun yang punya hubungan dengannya sangat bertentangan dengan aturan dan hukum-hukum Islam. Tentu itu bila dilihat dari lahirnya budaya ndeso tersebut, darimana lagi kalo bukan dari barat. Islam sudah mengatur, bahwa pakaian yang dikenakan tersebut wajib menutup aurat. Firman Allah SWT yang artinya : “Hai anak Adam, Kami telah menurunkan kepada kamu pakaian untuk menutup aurat kamu dan pakaian indah untuk perhiasan.” (Al-A’raaf: 26). Nah, buat pakaian wajib muslimah, Islam udah nurunkan perintah yang ada di QS. Al Ahzab 59 dan QS. An Nuur 31 tentang jilbab dan kerudung. Dalam kamus Ash Shihhah, al Jauhari menyatakan, kalo yang namanya jilbab itu adalah kain yang longgar (milhafah) yang sering disebut mula’ah (baju kurung).
Nah soal adanya jilbab funky yang lagi ngetren di sekeliling kita seharusnya mampu kita berikan sebuah solusi konkrit dengan jelaskan apa makna jilbab dan funky yang sebenarnya. Kalo nggak bisa ya…kasihkan aja buletin ini biar dia baca. Sekaligus promosi buat kita..ehem.
Grow up!!
Pernah sih kita baca selebaran dan reklame yang berbunyi, “Tua itu Pasti, Dewasa itu Pilihan”, cuman yang dimaksud di iklan itu tadi, nggak lain dan nggak bukan, orang yang milih produk dia adalah orang yang dewasa. Sayang seribu sayang, kalo kita nongolin lagi iklan itu di atas, yang jadi kesalahan fatal itu nggak ada penjelasan dewasa kayak apa yang dia maksud. Apa cuman gara-gara someone milih dan beli merk yang dia punya di swalayan, person itu tadi identik dengan sebutan dewasa, lha kalo yang milih bocah selevel Dea Imut disebut dewasa khan nggak lucu men!!
Tapi santer atau tidaknya iklan itu bergema, memang kata tersebut nggak ada salahnya kalo kita jadikan sebuah renungan yang kudu dipikirkan. Memang umur kita akan selalu bertambah, kita akan jadi semakin tua dan semakin rapuh. Dulu yang wajahnya mirip Sinichi Kudo berubah menjadi mirip Shincan, kepala yang dulu punya rambut Leonardo di Caprio sekarang jadi bermodel Hagemaru. Sedangkan kita masih aja nggak sadar tentang segala hal yang terjadi di sekitar mata kita. Nggak dewasa-dewasa. Kita terus aja ngikut budaya barat meski nggak jelas tujuannya, nggak nyambung aturannya dan rada edan kalo dilakukan, tapi tetep aja kita mau. Ngikut kontes supaya jadi terkenal dan mampu jual tampang seperti AFI, kontes pamer tubuh lewat top model bahkan buat yang cowok raih jeritan cewek dan doku cepet dengan ikutan L-men kontes, cuma modal buka otot perut. Jadilah kita seorang anak kecil yang tua. Tua umurnya tapi kekanak-kanakan pikirannya.
Sampe kapan lagi kita akan begini, kalo nggak cepet-cepet cari pemahaman Islam yang bener, sampe matipun kita akan tetep jadi anak-anak yang tua. Saatnya kita bener-bener dewasa, bukan cuma fisiknya, tetapi juga pandangan dan cara berpikirnya. Bangun yuukk!!(dony)
Ditulis oleh : Budi Aridian
13.01
(12) Komentar
Dostları ilə paylaş: |