Pengantar fasilitator



Yüklə 1 Mb.
səhifə3/7
tarix26.07.2018
ölçüsü1 Mb.
#58432
1   2   3   4   5   6   7

REKAM PROSES

UPGRADING PENGURUS JS 1424 H
Jum’at, 16 Mei 2003

Inilah training yang pertama kali dilakukan oleh kepengurusan baru di bawah pimpinan Yanuar Reza Yulias. Apakah training ini dapat memberikan hasil sesuai harapan?????...semoga..dan mari kita buktikan bersama-sama.

Rencananya training dimulai jam 13.30. Tapi sekarang sudah jam 13.30, yang ada di ruangan training baru beberapa orang: Rahmad Saleh, Syahrul Fa, Ona, Yanuar, Vanty, Niko, Anik, Indra, Purwoko, Maulin. Where are the others?

14.04

Akhirnya dimulai juga. Yanuar membuka dengan pengantar yang seperti biasanya. Peserta yang sudah datang : Anik, Vanti, Wulan, Maulin, Niko, Indar, Indra, Purwoko, Fajar.

Indra membacakan kalam Ilahi.

Yanuar bicara lagi, menyesalkan keterlambatan yang terjadi. Keterlambatan akan sangat berpengaruh terhadap acara. Yanuar persilahkan fasilitator untuk beraksi.



14.14

Fasilitator masuk (Syahrul, Saleh, Monika). Fasilitator menyalami peserta.

Saleh membuka dengan joke. Kehadiran Niko membahagiakan katanya. Menceritakan ke-nyleneh-an Niko. Niko yang “tak waras” ternyata hadir on time. Kiki, Rani datang.

14.29

Menit datang.

Tetap Saleh, masih flash back about Niko. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Niko tentang training. Yang ingin disampaikan adalah kita belajar bareng untuk tepati waktu dan ikut training

ke program.

untuk belajar, saling mengisi. Acara ini untuk membantu memperlancar membumikan arahan kerja

dengan kesadaran. Setiap proses dari individu kita akan menjadi proses kolektif. Kita di sini adalah



14.25

Syahrul menuliskan alur acara.

Masih Saleh, ceritakan kondisi fasilitator (peran masing-masing fasilitator). Saleh yang kuasai teori, Syahrul yang kuasai kondisi Jama’ah Shalahuddin dan Monika yang lengkapi kekurangan kedua fasilitator lain yang notabene ikhwan ( ona membayangkan Monik harus berperan menjadi seorang ibu yang sabuuuaaaar banget menghadapi 2 anak bengalnya…hi…hi…hi…). Lanjut Syahrul, diawali dengan menceritakan tentang perubahan paradigma yang pernah dialami ketika ikut trainingnya Saleh (maksude TFT). Dengan tidak bermaksud mengubah paradigma peserta, intinya jangan lihat siapa yg bicara, but apa yang dibicarakan. Kemudian cerita tentang alur. Alur…baru ketemu tadi pagi bagannya. Di training ini akan banyak melakukan simulasi, baru kemudian dilanjutkan dengan pemberian teori yang akan dilakukan justru di akhir setelah simulasi .

Simulasi yang akan dilakukan yaitu untuk menurunkan arahan kerja yang masih mengambang. Bentuk dari simulasi yaitu diskusi di kelompok kecil yang nantinya diteruskan dengan presentasi dan diskusi di kelompok besar (forum) atau dengan kata lain diplenokan. Diskusi di kelompok kecil difasilitatori oleh masing-masing ketua bidang atau yang mewakili. Dalam diskusi, peserta melakukan analisis bebas berdasarkan arahan kerja dan berdasarkan pikiran masing-masing individu di semua bidang yang ada. Dalam proses penyusunan idealisasi di awal yang perlu dilakukan adalah melihat permasalahannya apa, mencari alternatif solusi, menentukan prioritas solusi. Setelah idealisme terbentuk diturunkan dalam dataran praksis (proker). Setelah proses itu berjalan alami di akhir acara peserta akan diajari bagaimana mendesain kegiatan, ansos, menentukan target, kontrol terhadap pelaksanaan, evaluasi.

Fasilitator selanjutnya menyatakan ingin menjadikan kegiatan ini sebagai prototipe untuk kegiatan, selanjutnya.
Saleh melanjutkan, penjelasan bagan ( lihat di desain )

Tahap 1 diskusi kelompok per struktur yang ada, untuk setiap sesi peserta dibagi dalam tiga kelompok yang terdiri dari 3 struktur. Anggota bidang yang bersangkutan masuk dalam kelompok, yang lain menyebar bergabung. Diskusi ini difasilitatori oleh ketua departemen, ketua biro dan ketua BSO atau yang mewakili.

Tahap 2 membuat proker berdasar hasil diskusi.

Tahap 3 baru masuk ke materi, membangun kapasitas .



14.46

Adi datang. Lanjut Monika, tanyakan adakah pertanyaan.

Niko tanyakan maksud agenda aksi.

Saleh menjelaskan maksud dari agenda aksi adalah apa yang akan dilakukan peserta setelah training ini selesai. Ex: apakah yang akan dilakukan peserta secara bersama setelah training untuk menindaklanjuti hasil training.

Lanjut Monika, jelaskan lebih detail. Intinya adalah bahwa di sini kita tidak sekedar berteori saja, tapi alangkah baiknya kalau ada aplikasi/ penerapan hasil training ini.

Indra tanyakan pleno

Mon jelaskan, di diskusi kelompok bahas tentang per bidang. Lalu dibawa ke pleno. Di sana dilakukan pengkritisan bareng2.

Saleh masuk lagi jelaskan alur lebih detail.

Adi tanyakan simulasi. Ini real atau just simulasi

Arul Simulasi, but tak tutup kemungkinan ini akan jadi real. Karena apa yang akan teman2 kerjakan nantinya terserah teman2.

Saleh Ini memang simulasi namun serius. Untuk ringankan beban di Musker.

Orientasi cukup sampai di sini. Fasilitator menyerahkan waktu ke peserta untuk membuat mekanisme sesi kontrak belajar. Peserta mebuat kesepakatan Purwoko didaulat sebagai fasilitator sesi kontrak belajar selepas Ashar. Setelah itu peserta keluar untuk sholat ashar karena panggilan dari Sang Maha Suci telah menghentak kalbu, menuntut untuk dipenuhi.



15.28

Peserta sudah mulai masuk. Ada pendatang baru rupanya…Rachmat Res sang bintang musyak bisa hadir.

Purwoko membuka sesi ini dengan pertanyaan apakah teman-teman membutuhkan kontrak belajar atau ngga’. Peserta menjawab dengan jawaban tegas…butuh..........

Pur apa yang perlu kita sepakati.

(Purwoko memberi peserta waktu 1 menit untukberpikir)

Wulan Ada ketegasan

Kiki Ijin keluar masuk

Rani waktu makan

Niko Ijin makan dan minum pas training

Yan ketepatan waktu

Pur ada yang mau nambah ngga’.

Pur adzan langsung shalat

Ijin pulang?

Maulin boleh, lihat alasannya dulu

Pur yang beri ijin siapa??

Peserta membuat kesepakatan bahwa ijin pulang pada pur. Selain itu peserta bersepakat bahwa ijin keluar masuk juga boleh.Waktu makan ada, siang dan sore (habis maghrib), makan dipesankan bendahara tapi bayar sendiri. Ijin makan di ruangan boleh asal tak ganggu.

Tepat waktu…….on time sesuai jadwal berapapun yang datang. Yang telat, diiqob membawa makanan yang penting bisa rata.

Adi Kedudukan peserta sama ngga’???

Peserta sama……

Saleh klarifikasi ijin keluar masuk. Perlu nggak?

Maulin nggak perlu.

Saleh mengatakan kalau secara pribadi ijin keluar masuk jugatidak perlu. Tapi kalo untuk training itu terserah teman-teman.kita berproses bersama, saling mengisi, saling memperbaiki. Persilahkan monik masuk.

Monik masuk, langsung ke sesi 1, diskusi kelompok. Monik menanyakan pada peserta bagaimana proses lobby yang dilakukan oleh Yanuar.

Monik Ketika mau menjabat di struktur pasti ada lobi dari Yanuar, seperti apakah lobby yang dilakukan ?

Wulan yang lobi bukan Yanuar but akhwat

Niko Yang lobi Nardi. H-1 curhat masalah pribadi, malam berikutnya dilobby, karena masih simpati sama Nardi maka diterima. diterima…karna arahan kerja sesuai karakter.

Pur Yanuar maksa

Wulan senior janji untuk bantuin

Rachmat nggak tau pertimbangannnya apa..

Kiki dari grass root.

Adi pertama di-lobby di pers, menolak karna merasa ngga’ sesuai. Truz di-lobby untuk masuk departemen extern akhirnya diterima.

Monika ternyata banyak latar belakang teman2 ketika mau menjabat di struktur. Ini penting untuk niat. Amanah sudah ditangan. Luruskan niat. Seorang pemimpin harus mampu berimajinasi ke depan mau seperti apa nantinya. Intinya harus punya visi.

Monika melanjutkan nanti teman-teman akan dikelompokkkan dalam 3 kelompok. Pers, Extern, Wacana, difasilitatori masing2 kadept. Tugas : buat idealisme, identifikasi masalah, klasifikasi, perumusan masalah. Setelah itu penentuan kebutuhan.

Saleh masuk memberi penjelasan lebih lanjut. Masing2 kadept beri penjelasan dulu setelah itu beralih jadi fasilitator. Penetuan kelompok dilakukan secara langsung. Saleh beri penawaran ke peserta. Dan inilah akhirnya pembagian kelompoknya :



  1. Wacana, terdiri dari Wulan, Adi, Yanuar.

  2. LP, terdiri dari Fajar, Maulin, Pur.

  3. Pers, terdiri dari Kiki, Rani, Indar, Indra.

Setelah pembagian kelompok selesai, training langsung dipending karena Adzan sudah berkumandang.

16.45

Wacana dan LP gank udah ngumpul. Ada kejadian lucu ketika Yanuar mau minta ijin untuk ke belakang, dia minta ijin dulu ke Pur sehingga diketawain oleh peserta lain. Eh Bapak…mau beri teladan ya...



16.51

dibuka oleh Saleh, beri waktu 20’ untuk masing-masing kelompok, untuk presentasi 5’ dan sisanya untuk tanya jawab.

Selanjutnya presentasi :

Dimulai dari Pers. Awalnya penjelasan ke anggota non pers. Tugas rutin pers adalah buat penerbitan tiap bulan.

Idealisme :

Kerja pers yaitu penerbitan tiap bulan, di dlm.nya ada penentuan grand thema, membuat rancangan buletin, menerbitkan buletin. Di dalam buletin sendiri ada pencarian dana, percetakan,….

Masalah timbul dari sana dan harus adanya sinergisasi dengan pers sendiri.

Idealisme Jama’ah Shalahuddin dipegang but nilai-nilai netral tetap dipegang sebab melihat pembaca boulevard. Pembaca Bouleverd adalah mahasiswa muslim yang terdiri dari 3 karakter : aktivis da’wah, mahasiswa muslim yang tak aktif, mahasiswa muslim yang baru belajar Islam. Dari sanalah akan muncul irisan2, yang kemudian berusaha dioptimalkan........

Masalah di dept. Shalahuddin pers ada 4, yaitu :


  1. Wacana………(bukan dept wacana)...sistem informasi belum oke, so…perlu ada pembenahan sistem informasi. Solusi : buat jadwal agenda semua dept. di Jama’ah Shalahuddin dan ditempel di dinding, kerja sama dg kesekretariatan untuk memasukkan info kegiatan semua dept. ke boulevard agar lebih ngirit dalam publikasinya.

  2. Distribusi boulevard ke publik. Solusi : Meminta anggota Jama’ah Shalahuddin untuk jadi penanggungjawab masing-masing fakultas.

  3. Dana….Pers lagi BT (butuh tuit). Sekarang pers tingggal punya duit 223.000 but masih punya utang u/ 4 kali penerbitan (300.000 ping 4=1.200.000)

  4. Paradigma. Ada kekhawatiran tidak bisanya bekerja sama dengan bidang wacana. Tawaran solusi : Pers tak akan memaksakan paradigma ke wacana, dan diharapkan wacana mau mengerti. Pers punya grand thema yang akan diwacanakan ke Jama’ah Shalahuddin yang diharapkan semua akan merespon.

Selanjutnya giliran Wacana yang beraksi

Rachmat maju dan mulai memberikan penjelasan tentang wacana dengan style khasnya. Cepat, berapi-api .......................

Arahan kerja yang diberikan ke wacana adalah : mengkaji dan merespon isue2 sentral dengan perspektif dakwah dan sosialisasi hasil point 1 dalam bentuk aksi. Dari arahan kerja tersebut maka ada 3 pilihan fungsi yang bisa diemban oleh Departemen Wacana :



  1. Wacana jadi think tanknya Jama’ah Shalahuddin, Jama’ah Shalahuddin mengemban fungsi sebagai MCP. So, wacana mau nggak mau harus mikir. Disini ada masalah : Kader dept. Wacana belum sanggup, masih memerlukan up grade internal

  2. Wacana jadi seperti kaderisasinya Jama’ah Shalahuddin. So, Dept. Wacana hanya menguatkan wacana ke dalam. Masalahnya, bisa jadi wacana yang dikeluarkan depart. Wacana bertentangan dg wacana yang dikeluarkan dept. kaderisasi. Padahal, di sisi lain Dept. Wacana harus menyediakan sarana terbentuknya kader Jama’ah Shalahuddin yaang punya karakter. Bisa jadi nanti kader Jama’ah Shalahuddin merupakan gabungan dari karakter wacana dan kaderisasi. Masalahnya adalah tsaqofah dinniyah kader js belum cukup sebagai landasan. Jika dalam waktu bersamaan harus dituntut untuk dapat berwacana, ini bisa berbahaya. Bisa-bisa terjadi perebutan kepentingan.

  3. Wacana spt LP.

Presentasi dari wacana selesai, dilanjutkan dengan diskusi.

Diskusi dimulai, pertanyaan pertama dari niko.

Niko Di arahan kerja, wacana bertugas untuk mengkaji isue-isue sentral dengan perspektif da’wah dan mensosialisasikan hasil kajian tersebut dalam bentuk aksi. Maksud dari peneluran ke aksi itu apa......?

Rachmat Aksi tak mesti harus dlm bentuk demo. Mensosialisasikan hasil diskusi ke publik js juga merupakan salah satu bentuk dari aksi.

Indra 1. Kerja konkrit dari wacana seperti apa???

2. Untuk pers…ada masalah apa dengan grand thema

Kiki: Masalahnya adalah sinergisitas dengan dept. wacana…Ada kekhawatiran tidak bisa sinergis dengan departemen wacana. Untuk kader..akan cari kader dari luar agar tak terjadi rebutan kader dan akan disekolahkan di Jama’ah Shalahuddin .

Pur (memberikan pertanyaan untuk dept. Wacana) opsi yang ada malah akan jadi overlapping. Wacana sendiri milih yang mana.?

Rachmat milih opsi kedua. Karena kalo pilih opsi 1 jelas bermasalah dg kader. Kader belum siap.

Pur Untuk aksinya bagaimana?

Rachmat nggak masalah. Toch kita punya LP, bisa kerja sama.

Anik Sorry notulen ketinggalan



After that, forum dipending untuk sholat dan istirahat sampai habis Isya’

19. 30

Forum dimulai. Rahmad Saleh memberikan pengantar.


19.42

Agenda dilanjutkan dengan melanjutkan diskusi tentang dept. wacana

Syahrul masuk menggantikan Saleh yang telah menerangkan apa yang akan dilakukan malam ini. Lemparan ke peserta, mengajak untuk mensistematiskan masalah yang ada di wacana

Adi (menyinggung wacana jadi think tank-nya Jama’ah Shalahuddin, dimana Jama’ah Shalahuddin mengemban fungsi sebagai MCP) MCP memang di bawah extern but tak hanya extern yang memilikinya. MCP mengusung isu-isu strategis sedangkan Wacana mengusung isu-isu kontemporer. Apa bisa jadi perlu membentuk divisi wacana di extern…????

Syahrul dept.Wacana ke depan sampai mana

Rachmat sampai penguatan wacana

Syahrul Internal or External

Rachmat Internal dulu.

Syahrul Diskusi akan banyak sekali (menguatkan orang2 untuk berwacana) or menguatkan wacananya????

Rachmat Dua2nya. Internal itu dept wacana or Jama’ah Shalahuddin ??? (mengembalikan pertanyaan ke Syahrul)

Syahrul Jama’ah Shalahuddin (Lempar ke yang lain). Ada masalah apa jika seperti itu ?

Rachmat jika melihat tuntutan arahan kerja, asumsinya internal kuat, tuntutan tema besar (penguatan ke dlm untuk persiapan….masalahnya tema besar kita itu Cuma sampai persiapan saja…)

Wulan apakah wacana ada yang bisa dikomersialkan???

Niko Bisa. Peserta demo disurah bayar (disambut tawa peserta)

Rachmat bisa. Ex: dibawa ke media (ada media yang punya kolom khusus untuk opini mahasiswa)

Syahrul (mengembalikan ke pokok permasalahan semula mengenai fokus dept. Wacana ke mana? ) Masalah spt itu, alternatif solusinya apa??

Rachmat Penguatan ke dalam

Syahrul Spt. apa?? Sebenarnya inilah yang diinginkan, bagaimana teman2 mampu melihat permasalahan Jama’ah Shalahuddin secara holistik, tdk terkotak-kotak pada masing2 departemen.

Monik Bisa disimpulkan ngga’

Rachmat Permasalahannya, kapasitas kader belum memungkinkan untuk memegang fungsi penguatan wacana ke luar. So, belajar dulu…menguatkan internal kita. Ini sekalian untuk membuat kader belajar membuat konsep. Sehingga kader Jama’ah Shalahuddin tak hanya pandai dalam teknis. Setelah itu baru keluar.

Syahrul Ada lagi ngga’(pertanyaan untuk dept. Wacana)…kalo tidak lanjut ke LP.

Karena tidak ada pertanyaan untuk dept. Wacana maka pembahasan dilanjutkan ke dept. LP.

Niko maju, presentasikan hasil diskusi.

Niko Arahan kerja untuk dept LP adalah : Optimalisasi maskam, membuat kegiatan sesuai momentum hari besar, dan mengelola perpustakaan.

Idealisme dari LP sendiri adalah :


  1. Mampu memberikan service oke pada publik, memuaskan ummat. Dalam melayani umat, LP membagi fungsi pelayanan menjadi 3 yaitu fungsi pelayanan untuk ilmu agama, fungsi pelayanan untuk ilmu umum dan fungsi pelayanan untuk ibadah ritual.

  2. Memakmurkan maskam (Masjid Kampus, red)

  3. Dapat menarik massa lewat kegiatan untuk didistribusikan ke Jama’ah Shalahuddin

Untuk klasifikasi masalah, di LP ada 2 permasalahan. Yang pertama yaitu permasalahan di internal LP sendiri. Internal LP kemampuannya masih kurang terutama ilmu agama. Kader LP yang sekarang masuk bukan orang Jama’ah Shalahuddin murni. Intensitas ke Jama’ah Shalahuddin masih kurang. Pemahaman kader tentang Jama’ah Shalahuddin masih kurang. Sedangkan untuk permasalahan dari sisi External, peran serta masyarakat dalam pemakmuran masih kurang. Masyarakat masih ogah2an ke masjid. Mahasiswa study oriented. Pemanfaatan maskam oleh mahasiswa masih sangat kurang. Masih adanya image eksklusif terhadap LDK. Dari Jama’ah Shalahuddin sendiri penggunaan juga masih kurang karena belum leluasanya penggunaan masjid. Dari sana LP menyimpulkan Jama’ah Shalahuddin perlu membuat kegiatan yang mampu menyibukkan anggota LP dan Jama’ah Shalahuddin dan ada kerja sama dengan dept. lain. Perlu ada kegiatan yang mampu menyolidkan antar anggota LP dan anggota Jama’ah Shalahuddin. Jama’ah Shalahuddin perlu mengadakan kegiatan yang mampu diterima oleh semua golongan sehingga bisa menghapus citra islam itu eksklusif, hanya milik golongan tertentu. Selain itu LP juga memerlukan upgrading ruhiyah. Kegiatan yang akan dilakukan LP besok, kegiatan yang ngakademis, ngilmiah dan ngagamis. Harapannya ada banyak orang ke masjid sehingga pemanfaatan masjid optimal. Dengan seperti itu image negatif berkurang, kita bisa leluasa menggunakan masjd.

Presentasi dari niko selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama datang dari Indra.

Indra Dana bagaimana??? Apa jaminan LP tetap jalan, image apa yang ingin ditampilkan oleh LP ???

Niko Untuk masalah dana kita tak bisa mengandalkan dari rektorat dan Jama’ah Shalahuddin. Ada 3 sumber, kerja sama dg sponsor, donatur dan kerja sama dengan danus. Image yang ingin ditampilkan adalah bukan image yang mengerikan…

Maulin kayak apa itu?

Niko Jama’ah Shalahuddin yang moderat, mampu merangkul semua orang, hingga orang umum bisa berkata o....ternyata dakwah itu memang indah ya…Masalah yang timbul kemudian adalah ….bisa jadi orang hanif akan mengatakan Jama’ah Shalahuddin mengalami degradasi moral. Itu akan dihadapi.

Indra LP sangat krusial. Sesuaikan dengan konsep yang telah direncanakan

Niko LP akan tetap memperhatikan rule of the game. Niko menganggap dakwah yang efektif adalah dakwah dengan menggunakan bahasa yang mereka pahami, misalnya dengan bahasa lagunya Dewa, duet Rhoma dengan Slank. But LP akan tetap menyeimbangkan antara yang kanan dan yang kiri.

Syahrul review klasifikasi. Untuk atasi masalah itu bagaimana

Niko Kalo masalah kinerja bisa dilakukan sendiri. Untuk ruhiyah, akan minta bantuan kaderisasi

Syahrul Kenapa image yang terbangun, dakwah itu menyeramkan.

Niko metodologi dakwah yang digunakanlah yang salah. Da’i kebanyakan langsung pada fiqh, bukan amar ma’ruf nahi munkar. Itu belum bisa diterima oleh masyarakat kebanyakan..

Syahrul artinya para pelaku dakwah yang kurang memahami metodologi dakwah.Terus about perpust……

Saleh masuk ke forum , memberikan penjelasan tentang metodologi da’wah. Tapi sebelumnya memberikan pengumuman bahwa ada tawaran dari sie konsumsi untuk makan dulu karena nasi gorengnya sudah matang. Saleh menawarkan [ada peserta mau makan dulu atau melanjutkan forum diskusinya. terus…kata peserta. Dan inilah penjelasan dari Saleh tentang metodologi dakwah. Rasul dalam berdakwah menyesuaikan dengan bahasa kaumnya. Bahkan Hasan al Bana masuk ke warung kopi adalah untuk membawa umat pada islam. Inilah pentingnya metodologi dalam dakwah. Islam menyampaikan dengan bertahap, Islam mensinergiskan antara kontekstual dan konseptual. Bacalah………….gunakan akal untuk membaca dan berpikir.

Niko Mencontohkan : membandingkan antara reffnya “Dua Sejoli” nya Dewa dan Ar Ruum : 21. Orang abangan tak akan bisa menerima ketika yang digunakan adalh QS AR Ruum. Mereka akan lebih bisa menangkap maknanya jika yang digunakan adalh lagu dua sejoli-nya Dewa (hawa tercipta di dunia ...untuk menemani sang adam. Begitu juga dirimu..tercipta tuk temani aku..)

Syahrul Menambahkan tentang analisa potensi. Mencontoh taktik perang Sun Tzu. Kenalilah dirimu dan musuhmu, walaupun menghadapi 100 kali peperangan kau akan tetap menang.

Rachmat Ingatkan pola dasar gerak dakwah di TGTB…Ada pentahapan segmen dakwah yang harus digarap.Nah, LPJ ketua kan dinilai berdasarakan TGTB…so..siapapun segmennya tetap harus disesuaikan dengan TGTB..

Saleh masuk, mencoba menengahi. Di Qur’an ada penafsiran yang tak bisa diotak-atik, tapi ada juga yang bisa ditafsirkan. Jama’ah Shalahuddin, ini adalah ikhtiar kita. TGTB memang sudah disepakati. But jika memang ada yang perlu diubah dg analisis yang kuat, maka tak perlu ada sakralisasi. Saleh mengembalikan lagi pada Syahrul. Syahrul menanyakan pada peserta apakah masih ada pertanyaan untuk LP. Syahrul kemudian menanyakan tentang perpust dan mempersilahkan apakah mau Niko ataukah Purwoko yang akan menyampaikan tentang perpust. Ternyata Niko mempersilahkan Purwoko untuk memberikan penjelasan tentang perpust.

Purwoko maju untuk memberikan penjelasan tentang perpust.

Purwoko arahan kerja yang diberikan pada perpust adalah : optimalisasi layanan perpustakaan. Idealisme yang dibangun adalah : perpust mjd pusat referensi Jama’ah Shalahuddin dalam gerak dakwah Jama’ah Shalahuddin. Masalah yang ada adalah : semrawut, ra strategis, buku tercecer di mana-mana. Layanan akan difokuskan ke internal dulu. Masalahnya di arahan kerja juga tdk jelas obyeknya mana dulu. Akan ada kegiatan penunjang spt bedah buku.

Syahrul tawarkan ada usulan ngga’. Untuk mencapai idealisme yang telah dibuat, ada masalh apa

Pur Jelas masalahnya adalah masih semrawutnya permasalahan teknis. Org Jama’ah Shalahuddin minat bacanya rendah. Masalah lain belum ada staff.

Monik pengelolaannya spt apa???????

Pur mungkin swalayan u/ Jama’ah Shalahuddin dan untuk orang luar teman2 JS diminta ikut melayani…ini berarti semua org Jama’ah Shalahuddin harus tahu mekanisme pelayanan perpust.

Niko perpus hanya buku agama po..usul…mbok ada komik2nya

Pur tidak. Ada banyak macam buku..Untuk persewaan CD bukan sesuatu yang tak mungkin. But bertahap dulu. Yang dilakukan dulu itu hal2 yang mendasar spt konsep pengelolaan dll.

Saleh masuk, menceritakan bahwa dia mendapat tawaran dari Roushan Fikr untuk kerja sama bedah buku dan training but bukan ttg syiahnya, di jogja ada banyak penerbit. Ini peluang. Intinya disana perlu ada net work. Net work sangat penting untuk mengembangkan diri, membuka akses, dan akan sangat membantu dalam hal pendanaan. Dalam Islam tak ada pemilahan ilmu pengetahuan. Saleh kembalikan forum ke Syahrul.

Syahrul mengutip kata-kata dari adi sasono (adi sasono juga ngutip dari siapa nggak ngerti)...kesuksesan dipengaruhi oleh 4 hal : ide, jaringan, trust, modal. Modal ternyata no terakhir. Asal kita punya 3 poin awal maka modal akan ikut.

Saleh perkuat syahrul dengan cerita, setelah itu pending rehat makan sampai 21.30

21.39


Saleh masuk, tawarkan waktu pembahasan. Masih ada 3 bidang yang belum presentasi. Kaderisasi, Extern, Dosha. Keputusan, malam ini sampai pukul 22.30, dilanjutkan besok pagi jam 07.00 theng….Untuk pembagian kelompoknya adalah sebagai berikut :

Pengkaderan : menit, vanty, ..... Xtern : Adi, pur, ……..kemudian ada rasionalisasi waktu diskusi bidang. Kaderisasi dan Xtern akhirnya disepakati akan presentasi besok. Frum sepakat malam ini digunakan untuk mendiskusikan Bendahara dan Dosha. Untuk presentasi malam ini disepakati bendahara saja.Untuk pembagian kelompoknya adalah sebagai berikut :

Bendahara : Wulan, Purwoko, Menit, Mulin.

Dosha : Indra, Yanuar, Vanti, Adi.

Setelah pembagian kelompok, peserta berdiskusi sampai 22.40.

22.40


Masuk lagi, Saleh berusaha memahamkan pentingnya proses up grading. Saleh mengevaluasi ketidakhadiran beberapa orang yang memegang posisi penting. Ternyata ketidakhadiran beberapa orang tersebut berpengaruh terhadap kelancaran proses. Setelah itu mempersilahkan Maulin untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Maulin maju mempresentasikan hasil diskusi dengan gaya khasnya yang super cuek...............suantaiiiiiiiiiiiiiiiiii biyangetttttttttttttt.

Maulin idealisme yang dibangun di bendahara adalah penglolaan keuangan secara profesional. Masalah yang ada yaitu personel kurang, bendahara kurang pengetahuan tentang kebendaharaan, kader belum punya jiwa kewirausahaan, modal uang dari rektorat dan modal warisan dari Jama’ah Shalahuddin kecil, Kurangnya info mengenai kekayaan atau potensi sumber daya JS. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman personel mengenai pembukuan keuangan.

Peserta terpaksa harus mengeluarkan energi lebih untuk tertawa karena gaya Maulin yang memang kocak.

Adi pengeluaran dana, apakah harus lewat ketua???

Maulin kalo dari arahan kerja, semuanya sudah diserahkan pada bendahara.

Yanu maksud kerjasama (yang disebutkan dalam analisa kebutuhan di lembar idealisasi bendahara js ke depan) dg bidang lain, apa?

Maulin ada 3 model pencarian dana oleh usaha dana; secara sporadis, koperasi, event organizer. Kerjasama akan lebih dibutuhkan dalam pencarian dana secara sporadis dan eo

Adi bendahara punya staff ngga’

Maulin staffnya ya usaha dana

Pur proses pembagian keuntungan dg bidang bagaimana

Maulin sesuai kesepakatan.

Monik bagaimana cara mempertimbangkan pemberian dana???

Maulin ada acc dari ketua. Melihat kondisi keu yang ada …apalagi ya…masih bingung..seajuh mana kegiatan tsb bremanfaat untuk Jama’ah Shalahuddin .

Yanu Jika ada kebutuhan sangat mendesak truz uang sangat mepet, ex uang Jama’ah Shalahuddin tinggal 600.000 trus butuh dana 500.000 bagiaman?????

Maaaaaaulin jika memang darurat ya dikeluarka saja. Kita kan punya dana cadangan,

Adi dana (penghasilan) dari departemen bagaimana?? Disimpan sendiri atau diserahkan ke bendahara js?

Maulin Uang departemen harus disetor ke bendahara, walaupun mungkin tak semua.

Adi bagaiman dg APBO? Metode penyusunan APBO seperti apa ?

Maulin di arahan kerja penyusunan APBO masuk ke tugas bendahara. Untuk penyusunannya masih dalam proses pencarian format.

Adi lalu bagaimaana dengan inventarisasi kekayaan js?

Maulin sampai sekarang tugas itu belum jelas dipasrahkan ke siapa???

Penjelasan dari maulin akhirnya selesai karrena waktu memang tak bisa diajak kompromi. Forum diserahkan lagi pada fasilitator.


23.07

Saleh persoalan keuangan bukan hanya tanggun jawab bendahara. Sepakat jika setiap departemen ada org y bertanggung jawab terhadap keuangan. Bagaimana setiap bidang itu mampu mandiri. Perlu adanya kreativitas, cermat membaca peluang. Adalah hal yang penting…..kemandirian departemen dalam hal keuangan.


23.18

pending untuk istirahat, selamat bobok………moga mimpi indah……….

Hari kedua (Sabtu, 17 Mei 2003)


Jam 07.16

Saleh membuka dengan basmalah. Lalu memberikan per-ingat-an tentang perlunya kesadaran kritis terhadap apa yang kita dilakukan dalam sebuah komunitas. Tidak adanya saling ingat-mengingatkan di komunitas ini. Dalam kasus ini Saleh mengingatkan tentang penghargaan terhadap waktu dan komitmen. Saleh meminta peserta melakukan evaluasi, bisa dalam bentuk pointer atau seperti apapun. Saleh meminta Syahrul memberikan kertas buram ke peserta. Isi evaluasi :



  1. Materi : isi, dan praksisnya

  2. Fasilitator, boleh sebut nama

  3. Peserta, everything bout peserta.

Setelah itu buat rekomendasi.

Waktu untuk melakukan evaluasi 10 menit.


Inilah transkrip evaluasi dari para peserta:
EVALUASI

(Sabtu pagi 08.15 – 08.30, tanggal 17 Mei 2003)





No.

Materi

Fasilitator

Peserta

Rekomendasi

1.

Dianggap dah cukup aza dech

Udah ok kok

Sayang nggak semua Pengurus Harian ikut, padahal ini bisa awal membangun kebersamaan biar solid

- Peserta: semua y jadi peserta bisa mengikuti training scr full & berpartipasi aktif dlm setiap sesi

- training ada kepanitiaanya shg y jadi peserta nggak perlu jadi panitia

- trainer: sorry yo, soal logistik kalian nyiapin sendiri yo. Cari minum sendiri, cari camilan sendiri yo. Kita Cuma bisa nyiapin pas makan besar.


2.

- isi: cukup bagus& insya Allah manfaat

- proker: bagus, melibatk partisipasi & menampung argumen peserta



- Cukup komunikatif

- ada 2 fasilitator S&S yang cukup liberal pola berpikirnya



- lumayan aktif

- kurang kompak & komitmen (ada y nggak datang)

- kurang komitmen dengan waktu


- kayaknya pernyataan acara akan dimulai sesuai jadwal barapapun peserta y hadir perlu bener2 direalisasikan

- kalo udah azan bener2 acaranya dicut & tidak ada orang (meskipun fasilitator) y bicara cukup panjang, lebar & la……………….mma!



3.

- Isi sesuai keb untuk persiapan proker

- proker: kemasannya kalo bisa lebih menarik



- lumayanlah

- atraktif lagi lah



- telatan

- lebih serius dong



- proses/pembawaan materi dibuat lebih menarik & lebih sistematis ( ABC………)

- fasilitator y rapi dan menarik perhatian…………

- peserta jangan telatan dong

- ketum ngasih contoh, ra leda-lede

- serius tapi pake ketawa


4.

- isi: cukup menarik juga cukup mudah dipahami




- peserta hanya diajak berfikir dg alur y semacam padahal tiap peserta mungkin mempunyai alur sendiri u menyelesaikan suatu masalah shg y terjadi hanya mengikuti alur (atau kecuali memang sengaja peserta diajak mengikuti alur ttt)

- acara molordikembalikan lagi ke komitmen peserta thd acara ini






5.


jempol

Ada yang tak serius ( !)

Masih suka terlambat(!)



theng !, sama peserta biar serius semua

6.

Sebenarnya, kalo menurutku, niat awalnya (isi) itu sudah baik. Kita benar2 diharapkan u memikirkan JS scr integral. Cuman, ke-annya adl peserta sendiri sebelumnya tidak ada kesepahaman ttg training ini, maybe ada y menganggap hanya akan mendapat materi, shg nggak ikut nggak apa2 lah. Nah, ketidak sepahaman itu menyebabk proses mjd kacau krn frekuensi kurang bisa beresonansi




Yah, ini mengkritik diri sendiri juga sih…………

- seharusnya kita paham dengan komitmen bersama diantaranya masalah waktu.

- menurutku sih, masih kurang serius. Serius bukan berarti nggak boleh tertawa lho! Tapi, dlm pembuatan idealita, dsb, dst itu, masih belum melakukan analisis scr mendalam


- ibda’ binafsik

- tetap saling mengingatkan



7.

- isi: sejauh ini baik

- proses: baik



- pada titk ttt fasilitator kurang berperan dlm proses y dijalan

- kecuali MS antum fasilitator jangan sbg sumber/ referensi problem solving



Kesadaran untuk bertindak kurang

Ingat


“ kita lakukan karena kita paham”

belum tercapai

Biarkan proses penyadaran itu berjalan sealamiah mungkin, y perlu ditekankan di training ini ada fasilitator

8

- Isi cukup membantu dalam mengungkapkan aspirasi-aspirasi bidang & permasalahan but masih perlu dilengkapi.

- Proses, munculnya berbagai tipe pemikiran



Terlihat lebih banyak bersuara dibanding peserta

- terdapat beberapa bidang/ BSO? Departemen yang pesertanya tidak datang

- Muncul perbedaaan tipe pemikiran

- Terdapat peserta yang peikirannya lebih kepada sistem praksis


Isi dari materi perlu diberikan suplemen yang dapat memperjelas/ mengarahkan peserta apakah langkah paling tepat yang harus dilakukan terhadap bidang

9

Up grading ni bagus dan kompetiti. Saya bisa banyak belajar dari fasilitator mengenai materi dan isi

Saya pastikan fasilitator tetap kualitas yang tingi, selama fasilitator sesuai dengan alur/ konsep training ini.



Saya ga begitu tahu dan ga gaul. Dan juga sangat tidak qualified diantara teman-teman. Dan saya melihat peserta yang lain itu belum tersentuh arti training , tentang ruh dan nilai-nikai JS dan sebagainya. Sehingga yang saya amati hanya perdebatan dan diskusi yang ga sebaiknya dilakukan yang itu hanya hal-hal sepele yang di perbesar dengan otoritas.

Saya menyarankan fasilitator membuat/ memfokuskan pada SDM yang berkaiytan dengan dan kebutuhan Jama’ah Shalahuddin itu. Lebih kepada manajemen waktu, pengembangan ke arah yang baik, menstabilkan situasi, sehingga diharapkan training ini bermanfaat dan qualifies. Dengan pengorbanan waktu yang sudah banyak ini, yang sebaiknya dipergunakan dengan sebaik-baiknya.


10

Isi belum menunjukkan saling ketersambungan satu dengan yang lain

Proses, alur logika induktif



Terlalu mengarahkan peserta

Seringkali memberi dukungan/ penolakan terhadap sesuatu yang dihasilkan oleh peserta.



- tidak lengkap

- tidak serius

-kurang disiplin


- peserta seharusnya mengerti apa yang sedang dijalani ( roses dan hasil)

- alur logka deduktif

-jangan mengarahkan peserta

- tidak mendukung/ menolak hasil peserta.



Yüklə 1 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin