Persimpangan


universite paris 1 pantheon – Sorbonne



Yüklə 0,63 Mb.
səhifə3/7
tarix11.09.2018
ölçüsü0,63 Mb.
#80292
1   2   3   4   5   6   7
universite paris 1 pantheon – Sorbonne . Ukuranya yang jika diukur hampir seluas 2 kali lapangan sepak bola,.

“fak apa?” Tanya nadia

“ manajemen properti!”

“wow…keren , aku juga dulu mau ngambil itu, tapi takut gak ketrima, jadi ngambil akuntansi !”

“keren tuh , akuntansi coba! Dulu disekolah aku sempet 1 tahun belajar tuh ilmu tapi satu pun gak ada yang nempel di otak!” tutur nurul

“hahaha…masa’ sih!” tanggap nadia “biaya sendiri atau be…..!” nadia tk melanjutkan ucapanya, takut menyinggung sahabat barunya

“beasiswa nad, orang tuaku bukan orng kaya, serba pas-pasan!” jawab nurul tanpa sungkan,

“eh……..keren dong, berarti kamu pinter banget dong, wah kapan-kapan bisa dong belajar sama kamu!” kata nadia menghibur nurul

“boleh banget! Bisa saling sharing juga kan!”

“hhaha iya… emh, tinggal dimana?”

“di masjid besar al hurriyah, aku belum punya tempat tinggal nad, ini aku masih mau cari kerja buat hidupku disini!”

Nadia sedih mendengar penuturan nurul, hatinya seperti tertusuk sebuah jarum kecil namun tajam

“emh…..sorry ya,!”

“no problem nadia,!” jawab nurul masih dengan senyum yang sama

“emh…… kalo mau kamu boleh tinggal sama aku!” tawar nadia

Seketika itu nurul menoleh tajam kearah nadia, sepeti tak percaya apa yang baru didengarnya


“kamu serius nad??” Tanya nurul memastikan

“heem…….lagian aku bosan tinggal sendirian gak ada temenya!”

“terima kasih ya nad!”ucap nurul sembari memeluk tubuh mungil nadia

“kita baru bertemu tapi kamu udah nolong aku kayak gini, kau janji aku akan membalas semua bantuanmu ini nad, aku janji!”

“iya iya, eh udah dong meluknya, aku gak bisa nafas nih…!” canda nadia

“hehehe..sorry sorry, abisnya aku seneng banget!”

“ya udah…besok kamu ke apartemen aku ya, aku tunggu lho!”

“oke!!” , “akhirnya aku gak kesepian lagi deh!” ucap nadia bahagia

“sama nad, teryata susah juga hidup dinegara orang, ditambah lagi dengan bahasanya yang banyak gak aku ngerti!”

“heem… nur, aduh…kalo aku liat mereka bicara tuh kayak liat film tanpa subtitle, bingung!” jawab nadia

“hahahah……..lucu juga kamu nad!”, nadia hanya tertawa renyah..
Perkenalan yang singkat namun mengesankan, hingga kini nurul duduk dihadapan nadia dengan wajah yang sama, tetap menyenagkan dan cantik.

“ sulit gak nur cari tempat aku?” Tanya nadia sembari melangkahkan kakinya menuju sofa didepanya

“ ah enggak juga nad, didepan kan ada receptionist!” jawab nurul

“iya juga sih, nanti kamu tidur satu kasur ya sama aku, soalnya kan kasurnya Cuma satu!” tutur nadia

“iya…tidur disini juga ga pa-pa ,!” tanggap nurul sambil menepuk-nepuk sofa yang empuk

“ya janganlah nur……… trus kamu pakai almari yang sebelah kanan, kamar mandinya kita pakai sama-sama!”

“terima kasih ya nad, sumpah aku gak ngerti lagi mesti bilang apa ke kamu! Aku janji besok aku akan cari kerja , supaya aku bisa bantu kamu!” ucap nurul ambisius

“iya nurul……lagian dengan senang hati aku nerima kamu disini, aku kan jadi ada temanya!”

Sekali lagi pelukan hangat tercipta diantara mereka berdua, pelukan sebuah sahabat yang akan mulai mewarnai indahnya masa remaja dan dunia di paris.
****

Meriah dan berbahagia, terdapat bunga disetiap sudut rumah itu. Jamuan makanan yang tak ternilai banyaknya, music pop melengkapi kebahagiaan dimalam yang penuh semangat ini. tumpukan kado yang tak ternilai jumlahnya terjajar rapi disebuah meja panjang , sebuah kue tart yang besar dan tinggi terletak persis disamping kananya.

Bayu melihat-lihat seisi ruangan, tampak mewah dan elegan. Namun jangan salah, isinya bukanlah orang-orang eksekutif yang berdasi, justru sebaliknya mahasiswa-mahasiswi yang berpakaian trendy dan so style.
“baiklah……karena semuanya sudah berkumpul, mari kita segera menuju acara yang ditunggu-tunggu,! Pemotongan kue ulang tahun oleh dian wijaya yang berbahagia hari ini!” ucap sang pembawa acara yang merupakan kakak dian sendiri

Dian muncul dengan dress biru selutut yang Nampak menawan dan indah, gaya mas kini dan terliht elegan, sejenak bayu tertegun melihatnya “begitu cantik dan indah” batinya

Serempak semua yang berada dalam ruangan tersebut menyanyikan lagu “selamat ulang tahun” untuk dian.

Selamat ulang tahun…selamat ulang tahun, tiup lilinya tiup lilinya sekarang juga , sekarang juga,

Potong kuenya potong kuenya sekarang juga
“gimana bay? Cantik kan temen gue?” goda romi di telinga bayu, bayu hanya tersenyum hambar mendengarnya

Dengan hati-hati sekali dian memotong kue tart ulang tahunya,

“hem….nampaknya enak sekali ya kuenya, baiklah…potongan pertama akan diberikan kepada siapa dian? Yang pastinya orangnya sangat istimewa dihati dian kan!” cerocos sang mc

Dian Nampak mencari seseorang , usai menemukanya ia berjalan menghampirinya

Bayu segera menerima kue pemberian dian tanpa mengatakan sepatah katapun, tanganya bergetar memegang kue itu, dengan langkah malu dian kembali memotong kue selanjutnya,

“gausah gemetaran juga kali bay, biasa aja!”

Semua orang baru tersadar dan segera memberikan tepuk tangan yang meriah

“cie…dian , buat aku mana nih kuenya!” seru salah seorang

“iya nih dian, masa’ Cuma bayu yang dikasih, gak adil nih!” timpal salah seorang lagi

“diy…masa’ temen dari SMP gak dikasih juga, tega lo!” tambah romi semakin membuat bayu salah tingkah, dan wajahnya memerah karena malu

Dian pun merasa canggung dan malu, tanganya sampai bergetar memotong kue.
Selanjutnya semua orang disilahkan untuk menikmati jamuan makanan yang telah disediakan,

Bayu lebih memilih duduk dibalkon samping rumah ketimbang didalam karena dirasa terlalu ramai olehnya, membawa segelas cappuccino ia terus memandang bulan dan bintang yang terlihat begitu indah malam itu,

nadia……. Kamu lagi apa disana? Kamu liat bulan malam ini gak? Coba deh liat bagus kan!, aku harap akmu liat bulan yang sama sepetiku, walaupun jarak yang berbeda namun bulan kita tetap sama kan! Nadia maafin aku kalau sampai detik ini aku bisa melupakanmu” hati bayu bicara diiringi hembusan angin yang terasa menusuk kulit.

“woy…. Ngelamunin apa sih serius banget?” ucap dian yang tiba-tiba muncul disampingnya

“oh eh……..gak ngelamunin apa-apa” jawab bayu tergagap

“emh….!”

“oh…..thanks ya diy kuenya, enak banget!”

“It’s okey bay,”

Selanjutnya tak ada lagi obrolan hangat seperti biasa, mereka sama-sama diliputi rasa canggung dan malu!

“emh…….bay , aku boleh nanya gak?”

“apa?” “e…..romi pernah bilang ke aku kalo kamu pernah punya pacar yang baik banget dan kamu sangat mencintainya, emh….yang mau aku tanyain…apa sampai sekarang kamu masih menyayanginya?” ucap dian ragu
Bayu yang mendegarnya cukup tersentak kaget, tak tahu apa yang harus dijawabnya. Ia hanya mengangguk lemah

Dian menarik nafas panjang melihat bayu yang menegcewakan hatinya

“eh.. tapi aku akan coba lupain dia kok diy!” kata bayu mantap

“terima kasih bay!” jawab dian dengan seluas senyum mengembang dibibirnya


***

“ halo van…aku disini!” sapa nadia sembari melambai-lambaikan tanganya

Dengan langkah santai ivan menghampiri nadia yang kala itu ada di taman kampus

“aku cari-cari ternyata kamu disini!” kata ivan

“um….oh aku punya temen baru van,!” ucap nadia sembari menyilangkan tanganya dilengan nurul

“kenalin ini nurul, sahabat baru aku, kita baru ketemu kemarin!” jelas nadia

“oh…hai ivan!”

Nurul menerima jabatan tangan ivan dengan malu-malu

“nurul!!” ucapnya

“dan satu lagi, mulai hari ini nurul tinggal sama aku, jadi aku gak bakalan kesepian lagi!” ujar nadia

“um..!” sahut nurul

“oh ya sampe lupa, aku manggil kamu kesini aku mau minta tolong boleh gak?”

“mau minta tolong apa nad?”

“emh…gini aku dan nurul mau nyari kerja disini, kamu bisa gak bantuin nyariin!”

“em………bisa sih, mau kerja seperti apa dulu!”

“apa aja yang penting halal!” sahut nurul mulai berbicara

“emh……ada sih , Cuma emang kalian mau?”

“mau…apaan?” timpal nadia

“waiters di kafe kakek aku, kafenya deket sini kok, kalo kalian beneran berminat ntar pulang kuliah biar aku antar kesana!”

“seriusan van,!”

Ivan mengangguk semangat

“boleh tuh nad, kita coba aja!”tambah nurul

“oke..!”

Semakin hari semakin bulan rasa dihati ivan semakin tebal dan tajam, sayang ivan belum mampu megutarakanya karena ia melihat nadia masih sangat mencintai mantan kekasihnya

Suasana kelas yang cukup damai dan tenteram, kekeluargaan mulai terjalin diantara mereka, nadia yang selalu bersikap ramah mulai dihafal oleh seisi kelas. Ada juga seorang cowok asal rusia yang terus menguntitnya, nadia pun tak pernah menggubrisnya.

“good morning students!” sapa seorang guru yang sudah cukup berumur, dia adalah prof. brucle pengajar bahasa perancis dikelas nadia, cukup friendly lah tapi sedikit killer

“good morning , sir!” jawab seluruh siswa dengan serempak

“okay…. In this meeting we will learn, grammar in france language,”



“kenapa harus ada bahasa perncis sih, fakultas akuntansi masa’ harus belajar bahasa perancis segala” gumam nadia

Sang dosen pun mulai menulis di white board menjelaskan yang harus ia ajarkan. Dari kecil nadia memang tidak tertarik belajar bahasa asing kecuali bahasa inggris, ia berpikir bahasa asing itu terlalu ribet banyak tata bahasa yang harus dihafal belum lagi makna-makna setiap katanya.

Bahasa pokok warga parsi adalah bahasa perancis, jadi wajar saja jik disetiap fakultas, entah apapun jenisnya wajib dicantumkan mata kuliah bahasa perancis. Bahasa yang cukup rumit , pelafalan yang berbeda jauh dengan bahasa Indonesia serta tulisanya yang amat asing dan rumit, belum lagi arti kata yang harus dihafal.

Hal ini bernbanding terbalik jika yang belajar bahasa perancis adalah orang rusia atau native speaker france sendiri, mereka sudah sangat mahir berucap dan menulis. Terselip rasa penyeslaan disela hati nadia, kenapa dulu dia tak belajar bahasa yang satu ini , sekarang ia baru merasakan akibatnya, tak mengerti apapun. Zonk!!!!


***

Seperti janji ivan pagi tadi, ia akan mengantarkan nadia ke café kakeknya untuk melamar pekerjaan, ivan sengaja melakukan hal ini agar ia bisa bertambah dekat

Dengan nadia dan berharap bisa segera menggantikan posisi bayu dihatinya. Sekitar 30 menit kemudian nadia baru muncul dengan nurul,

“sorry ya lama, nunggu nurul dulu tadi soalnya!” ucap nadia “it’s okey…!”

Perjalanan ditempuh dengan jalan kaki, tidak terlalu jauh. Obrolan-obrolan hangat terus mengakar diantara mereka bertiga, tak segan-segan ivan terus saja menggoda nadia, membuat seseorang mulai cemburu melihatnya.

Terik matahari yang mulai menyengat kulit tak menyurutkan niat ketiga insane tersebut untuk terus melangkahkan kaki diantara kesibukan orang-orang dijalanan. Sedikit-sedikit nadia mulai bisa menghafal seluk beluk kota ini, tak perlu khawatir jika sewaktu-waktu tersesat.

“kamu orang mana nur?” Tanya ivan

“emh… Surabaya sebenernya tapi sejak kecil udah tingga di Jakartal, ya orang jakarta aja deh!” jawab nurul

“oh……!!!”

“semoga kamu betah ya tinggal sama nadia,!”

“lah emang kenapa kalo tinggal sama aku?” Tanya nadia penasaran

“abisnya nadia tuh cerewt banget orangnya!” bisik ivan namun tak seperti berbisik krena nadia mendengarnya dengan jelas

“oh……jadi gitu, kamu udah bisa ya ngatain aku!” ucap nadia pura-pura kesal sambil memukul pundak ivan dengan manja, nurul yang melihatnya hanya bisa ketawa ketiwi
Sebuah kafe yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil terpampang nyata dimata nadia, bergaya klasik namun elegan dan mewah.desain yang khas dengan ukiran-ukiran penuh makna, ada beberapa kursi dan meja berpangan , ada pula 2 buah meja lesehan. Terkesan sangat klasik dan damai.

Nadia dan nurul menunggu ivan diluar kafe, beberapa saat kemudian ivan datang bersama seorang pria paruh baya namun masih Nampak segar

“teman-teman kenalin ini kakek aku yang aku bilang tadi,!” masing-masing dari mereka bergantian bersalaman dan tersenyum

“oh…jadi mereka yang mau bekerja di kafe kakek van!” ucap kakek dengan bahasa Indonesia namun tercampur logat perancis sedikit

“iya kek…boleh ya!”

“emh….tentu boleh…tapi mereka harus bekerja yang rajin dan gak boleh bolos kecuali ada kepentingan yang mendesak !” tambah kakek

“insyaallah kek, kami akan bekerja dengan giat!” jawab nurul

“bagus…bagus kapanpun kalian bisa langsung bekerja!” tambah sang kakek

“terima kasih kek!” ucap nadia

“oh ya, disini menganut system kerja bergilir, meliputi siang malam, jadi kalian kapanpun akan bisa dipekerjakan siang ataupun malam tergantung pimpinan kafe!”

“um…begitu ya kek,!” jawab nurul, “kalau begitu boleh kami bertemu pimpinan kafe kek?”

“um..tentu boleh, kalian juga sudah bertemu denganya!”

“masa’sih kek siapa?” Tanya nadia penasaran, nurul hanya mengrenyitkan keningnya

“aku pimpinan kafe disini,!” sahut ivan yang sedari tadi hanya diam

“omh…….. kamu toh, kenapa gaak bilang dari tadi aja sih van!” sungut nadia

“hehehe….sorry sorry!”

“dasar anak muda, ya sudah kakek masuk kedalam dulu, silahkan kalau mau ngobrol-ngobrol!”
Kakek pun kembali ke dalam kafe, kebahagiaan mereka tak dapat dilukiskan dengan apapun hanya dengan pelukan sayang nurul dan nadia.
“mau duduk sebentar!” ucap ivan , “boleh!” jawab nadia dan nurul hampir bersamaan

Ivan pergi menghampiri pelayan , memesan beberapa pengganjal perut yag biasa dipesanya. memang dari padi tadi mereka bertiga belum menyantap apapun.

“Alhamdulillah ya nad, setelah berhari-hari nyari kerjaan akhirnya bersama kamu dapet juga pekerjaan!”

“iya nur, akhirnya aku bisa hidup mandiri juga,!

“ngobrolin apa sih serius banget!” ivan ikut nimbrung ,

Terdapat 3 kursi kayu paten yang mengelilingi meja bulat ,ditengahnya ada kayu besar yang menjadi penopang meja tersebut

“coffe late!” gumam nadia, “um…kenapa gak suka ya nad?” Tanya ivan khawatir

“enggak kok, Cuma ngingetin sama temen aja!”

“mau diganti minumnya!” sanggah nurul

“ah enggak nur, gak pa-pa kok!”

Nurul berkata begitu karena dia tahu yang dimaksud teman oleh nadia itu adalah bayu.

“kalo gitu diminum dong coffenya” pinta ivan memelas

“iya, nih aku minum!!”

Sedikit demi sedikit nadia menyeruput coffenya, terasa hangat dan enak sekali. Butiran coffe yang masih bergerinjal memberikan sensasi tersendiri bagi penikmatnya.


Terlihat orang-orang berseliweran dengan aktivitasnya masing-masing, namun yang membuat kagum semua orang,

kota paris ini jarang sekali orang yang menggunakan kendaraan bermotor untuk menjalankan aktivitasnya. Kebanyakan lebih memilih untuk jalan kaki atau menggunakan sepeda ontel. Tak banyak polusi beredar diudara membuat orang betah berlama-lama duduk dikafe kecil ini selain tempatnya yang nyaman , kafe ini juga dikelilingi toko-toko mewah sehingga banyak orang yang melewati kafe, makanya siang atopun malam kafe ini tidak mengenal kata sepi.


“kayaknya aku bakalan betah kerja disini!” ucap nurul sembari menyeruput coffe late nya

“kenapa nur?” jawab nadia . “abis tempatnya enak nad, nyaman!”

“um…betul kamu nur! Nyaman banget!”

“kafe ini dibangun oleh nenek dan kakek bersama-sama, dengan berbekal pengetahuan tentang coffe kakek mencoba bereksperimen dengan membuka kafe kecil-kecilan. Sampai bertemu dengan nenek kafe ini semakin berkembang pesat sampai… yah jadilah seperti ini!” tutur ivan

“wah…keren banget nih kafe!” jawab nadia
Menjelang sore , semakin banyak pengunjung yang datang ke kafe ada yang hanya sekedar ngobrol santai dan ada juga yang membicarakan bisnis.

Beberapa orang terlihat sedang memperhatikan mereka, tersenyum ramah menyapa dengan bahasa yang masih asing ditelinga , meskipun begitu nadia dan nurul mencoba menyapa kembali dengan menganggukan kepala dengan sopan.


***

4. jejak yang tak mungkin terinjak lagi

Tugas kuliah yang semakin hari semakin menumpuk membuat nadia harus benar-benar Ekstra mengatur pola hidupnya, semua jadwal satu persatu mulai dilakukanya dengan apik dan rapi, mulai dari mengajar les bahasa Indonesia untuk anak-anak kecil di paris, ia tak menjalankan sendiri melainkan dibantu oleh kedua sahabatnya nurul dan ivan, sampai denga bekerja paruh waktu di kafe ivan.

Dan hari ini semua aktivitasnya memberikan waktu istirahat sebentar, untuk melepas lelah dan menenagkan pikiran serta tubuhnya. Sejak pagi nadia hanya duduk disofa menonton serial drama favoritnya

“hari ini gak ada jadwal nad?” Tanya nurul sembari duduk disamping nadia

“enggak nur, istirahat bentar!”

“ya udah ,lagian kamu juga aktivitas gak ada habisnya, ada aja yang dikerjain!”

“abisnya mau gimana lagi nur, kewajiban harus dijalani kan?”

“heem,,….”


Drama dalam tv tersebut menceritakan dua orang insan yang sedang bermadu kasih , bahagia dan tentram meliputi mereka berdua. Namun semua harus berubah dan tertinggal ketika sang aktris cewek harus pindah rumah , kekecewaan actor tak terelakkan lagi. Bahkan suatu ketika sang cowok pernah hendak bunuh diri namun digagalkan oleh tetangga dekat rumahnya.
Tak terasa bulir airmata nadia mulai menetes perlahan. Pikiranya kembali melayang jauh melewati lorong waktu yang silam.

“nad, kamu gak pa-pa?” tanay nurul khawatir, tanganya mencoba menenangkan nadia

Nadia hanya menggeleng lemah tanpa berkata apa-apa

“bayu lagi???!!” Tanya nurul. Nadia pun mengangguk tanda setuju

“nad, udah berkali-kalikan aku bilang kamu jangaan terus-terusan kayak gini, sebaik-baiknya sikap, kamu harus segera melupakan bayu! Dia itu masa lalu kamu nadia!” bujuk nurul

“sudah berkali-kali pula aku mencoba melupakanya nur, tapi selalu gagal dan gagal!”

“tidak mungkin gagal kalau kamu niat dengan tulus nad, percaya sama aku!”

“aku takut nur, aku takut!! Aku takut aku gak pernah bisa lupain dia!!” teriak nadia

“jangan bicara seperti itu nad, toh kamu gak tau kan bayu miirin kamu apa gak? Atau dia udah punya pacar pengganti kamu, mungkin juga kan!?”

“um…”


“kn sudah ada ivan yang selalu berada disisi kamu nad, coba kamu ngerti perasaanya!”

“iv..an coba mengerti perasaanya? Maksud kamu?”

“iya nad, apa kamu bener-bener gak ngerasain, ivan tuh suka sama kamu! Dia mengnggap kamu lebih dari sekedar teman bahkan sahabat!”

“k..amu tau darimana nur? Apa dia bilang sama kamu??”

“enggak nad, aku Cuma liat dari cara dia merhatiin kamu, memberi perhatian yang lebih ke kamu, berusaha selalu membuatmu tersenyum!”
Mendengar penuturan nurul, airmata nadia tak terbendung lagi, betapa bodohnya nadia yang tidak pernah melihat sisi lain dari ivan , benar apa yang diucap nurul ivan selalu berusaha membuatnya bahagia , apapun kan dilakukanya demi melihat seulas senyum di kedua sudut bibir nadia. Betapa bodohnya nadia yang selalu menganggap ivan reinkarnasi dari sosok bayu yang sebenarnya tak pernah nyata.

Nurul mengelus lembut pundak nadia, berusaha menenagkan hatinya

“aku harus gimana nur, aku bingung??” ucap nadia dengan nada bergetar

“cobalah menerima kehadiran ivan nad, buatlah ivan merasa tak sia-sia!”

“nur…..!” ucap nadia tak berdaya, “tapi ingat, jangan buat ivan menjadi pelampiasan cintamu , jangan kamu memilih bersamanya hanya karena kamu kasihan sama dia!”

“aku takut nur, aku takut nyakitin orang yang menyayangiku untuk kedua kalinya!” ucap nadia dengan airmata yang terus becucuran

“cobalah nad, cinta akan tumbuh diantara kalian..!”
***

Dengan khusuknya nurul mengangkat kedua tanganya seraya berdoa kepada tuhan yang maha esa, kewajiban yang tak pernah ia tinggalkan barang sekalipun kecuali bila sedang datang bulan, tok…….tok..tok

Terdengar ketukan pintu, dengan tergesa nurul membukanya, ia mengira nadia sudah pulang ternyata ivan yang datang.
“eh nur, nadia nya ada?” Tanya ivan,

“masih di kampus van, ada kuliah tambahan katanya. Mungkin bentar lagi pulang, mau nunggu didalam van?”

“boleh nur, masuk ya!” jawab ivan

“mau minum apa van?” Tanya nurul dengan ramah

“air putih aja nur gak usah repot-repot,!”

Dengan masih menggunakan mukenah, nurul mengambilkan minum ke dapur yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

“baru selesai sholat nur?” Tanya ivan

“iya van kmu udah sholat?”

“udah tadi!”

“mau aku panggilin nadia van…!”

“gak usah nur, ngobrol sama kamu juga sama kan!”

“emh…mau ngobrolin apa sih van?”

“gak enak kalo ngobrol disini nur, keluar yuk!”

“ayo! Ga enak juga kalo berduaan dikamar, apa kata tetangga!!”


***

“any question guys?”

“nothing sir!!”

“okey, thanks for your attention, and bye bye!”


Semburat mahasiswa segera keluar ruangan kelas , termasuk nadia. Dengan santai nadia menyusuri koridor-koridor kelas yang mulai sepi Karen penghuninya sudah pulang untuk kembali esok hari. Suasana hati nadia sedang damai, iaa sudah bisa beradaptasi dengan lingkunganya engan baik, semua sudah menyatu dengan hati dan pikiranya.
Iseng, nadia membuka BBM yang memang sudah lama tak disentuhnya, men chat gita dan sesil menanyakan kabar dan bernostalgia. Membuka group BBM yang hanya beanggota mereka bertiga, membuat diskusi baru dan mencoba terhubung. Nadia memulai obrolan tersebut berharap bisa BBM chat dengan sahabat-sahabatnya

Diskusi umum: KUUAANNGGEEENNN

Nadia: hallo guys, apa kabar kalian aku kangen banget sama kalian, sumpah!!

Tak berapa lama ada balasan dari gita

Githa: woy…muncul juga nih satu, kita baik-baik nad, kamu sendiri gimana? Aku juga kangen banget!

Nadia: um… baik banget aku disini, eh mana nih si tukang makan, kok ga muncul?

Githa: hhahahaah…. Tau nih, biasanya malam-malam ini dia ON kok

Nadia: um….disana udah malem ya, !

Githa: yaiyalah nad….paris bok…. Disini udah jam 09.00 malem

Gue kangen sama kamu nad, gak ada rencana buat liburan ke indo?

Nadia : um…disini msih jam 03.00 sore git,

ada sih git, Cuma masih lama 2 bulan lah..

Githa: yah… tapi gak pa-pa deh , aku setia menunggu kok

Nadia: ce ilah… dramatis banget lu..

Sesyl: hai…hai…

Githa: we…. Nih baru muncul, darimana aja kamu?

Sesyl: sorry sorry biasa kasih makan domo gue..

Nadia: hallo sil, kok baru muncul sih aku kangen gila tau gak!

Sesyl: um …sama gue juga kangen berat sama kamu, sama kalian berdua

Githa: ah gue gak tuh sil, tiap hari kan kita ketemu

Sesyl: hehehiya juga seh..

Githa: eh nad, cerita dong gimana kamu disana! Udah banyak temen belum

Nadia: um… aku punya banyak temen disini, orang-orangnya ramah pula. Tempat-

tempatnya sumpah! Keren banget! Kapan-kapan kalo kalian kseini aku ajak

keliling deh!

Sesyl: janji loh ya!

Githa: emh..gimana sama bayu?

Nadia: oh…emh… ga tahu juga! Tapi jujur ya guys sampe sekarang aku masih kepikiran

Sama dia…

Sesyl: oh tuhan…betah amat kamu nad, udah hampir 5 bulan kamu disana..

Githa: ayolah nad, lupain dia

Nadia: aku gak tau caranya, semua saran kalian sudah aku coba… frustasi tau gak..

Sesyl: nad, bayu sepertinya sudah menemukan pengganti kamu!!

Githa: um…namanya dian, temen kampus… satu fakultas sama aku

Sesyl: nad? lo gak pa-pa kan?

Nadia:……!

Githa: nad, kamu gak bisa terus-terusan kayak gini..

Nadia: kayak gimana git, ini yang aku bisa , gak bisa lebih!

Sesyl: pasti bisa nad!

Nadia: oke..oke gak usah bahas bayu lagi! Aku punya bahasan yang lebih penting

Githa: wah siapa nad?

Nadia mengirim foto ivan yang ada di hanphonenya

Nadia: “paris-20021209-00412.jpg”

Sesyl: wah…siapa tuh nad? ganteng amat!

Githa: pacar kamu ya nad?

Nadia: ngawur kamu git, dia ivan temen aku disini

Sesyl: boleh juga tuh nad…

Githa: iya… gak ada bayu ivan pun jadi kan..

Nadia: um… gak tau juga guys, ivan gak pernah ngomong apa-apa

Githa: emh…yang sabar ya nad, mungkin sebentar lagi

Sesyl: oh ya emang temen kamu Cuma dia..

Nadia: enggak juga! Ada satu lagi nurul namanya, tapi aku gak ada fotonnya…

Githa: kayak nama indo nad!

Nadia: dia emang dari indo, Surabaya… berjilbab

Sesyl: wah…keren dong..

Nadia: um…

…………..

***


Hembusan angin membelai dengan sempurna, menerbangkan helaian kain penutup kepala, ribuan liter air terkumpul dalam sebuah wadah, menyatukan setiap depbit arus membentuk sebuah tempat yang disebut laut. Angin segar dan semilir udara menembus jilbab dikepala nurul… berjalan perlahan menikmati hembusan angin yang tak kenal lelah…

“nur..mau duduk disana!” ucap ivan menunjuk sebuah gazebo dibawah jembatan tempat mereka berada, nurul hanya mengangguk setuju


“indah banget ya nur…!” ucap ivan memandang lautan lepas

“um…. Indah banget!”

“seindah tetesan rintihan hujan!”

“lebih indah dari itu van,” sanggah nurul

“um…!”

“aku gak tau kalo paris punya laut sebagus ini!”



“um…kalo nadia pasti tahu!”

“nadia…ya dia memang tahu segalanya!” ucap nurul pasrah

“eh…kita kok jadi ngomong ngelantur gini, emh…kamu mau ngobrolin apa sampe bawa aku kesini!” ucap nurul salah tingkah ,pipinya bersemu merah karena malu

“oh iya ya…sampe lupa kan!emh…. enggak da apa-apa juga, Cuma bosen kalo terus-terusan diapartemen… awalnya mau ngajak nadia juga tapi nadianya lagi ngampus kan! Jadi Cuma sama kamu!”

“um… sayang sekali nadia gak ikut!” kata nurul sambil tersenyum hambar

“unik, istimewa… beda sama yang lain!”

“ya… memang!” , “nur… kalo boleh aku tahu, apa kamu sudah punya pacar?”

“heh…belum van, emang ada orang yang mau sama aku! Jelek gini!”

“siapa bilang, pasti lah ada nur Cuma belum ketemu aja!” hibur ivan

“insya allah! Kamu sendiri?”

Ivan hanya menggeleng lemah

“ada sih…seseorang, baru kenal beberapa bulan yang lalu, baik banget orangnya, tapi sayaang dia masih setia menunggu orang yang dicintai, yang pastinya bukan aku!”

“hm.. aku yakin kok van, cepat atau lambat orang itu akan segera sadar kalau kamu selalu ada untuknya tanpa mencari lagi!”

“semoga saja nur!”,

“kamu udah usaha belum?”

“usaha sih udah cumin ya gak blak-blakan… tau dianya peka apa gak?”

“urusan peka gak peka itu terakhir yang penting lakuin semua yang bisa kamu lakuin buat dia…” ucap nurul

Suara ombak terdengar begitu gempar ditelinga, suara yang jernih namun menghanyutkan.

“kamu benar nur…. Tapi apa belum cukup selama ini?”

“tidak ada kata cukup untuk semuanya van..!”

Desiran pasir putih menemani kehambaran hati nurul, membawa serta kegalauan hatinya.
**

Untuk kesekian kalinya, kembali menorehkan kisah hidup diatas lembaran kertas putih. Melukis barisan huruf menjadi kalimat-kalimat bermakna yang terjadi dalam sehari ini, dengan tersenyum hambar nurul menulis kalimat demi kalimat. Semua tulisan yang bersatu dalam buku harianya menjadi saksi tulisnya.

Tak terasa nurul meneteskan airmatanya membasahi diarinya, sekilas ia melihat nadia yang tertidur pulas , terlihat cantik dan menawan pantas jika ivan mencintaimu nad, gumam nurul pelan sekali

***


Sebuah kata yang tak pernah bisa ia mengerti terus mengusik hatinya, masa lalu yang tak kunjung padam terus menghantuinya, perasaan tak rela terus menggerayanginya. Badanya memang duduk sigap disini, namun pikiranya entah pergi kemana?

“bay, bayu…lo kenapa sih?” romi berusaha membangunkan bayu dari lamunanya

“bayu dwi angkasa…lo kenapah…?” teriak romi tepat dikuping bayu, bayupun tersentak kaget

“ah…apaan nih basah dimuka gue, lo kalo ngomong gak usah bawa hujan napa..!” sungut bayu

“abisnya lo ngelamun aja dari tadi, gue ajak ngomong guenya malah dicuekin!”

“ya maaf.. emang lo ngomongin apaan?”

“ini nih kebiasaan lama yang numbuh lagi!” ,“iya gue kan udah minta maaf!”

“um… gimana tugas dari pak dewo yang killer nya udah nyamain adolf hitler itu..!”

“hah tugas yang mana?” Tanya bayu tak mengerti

“bayu… tugas yang analisis hewan vertebrata Jangan bilang lo belum ngerjain”

“astagfirullah…gue lupa!” ucap bayu sambil menepuk jidatnya cukup keras “tapi lo udah ngerjain kan bro?”

“nah loh… kita kan satu kelompok, yang janji mau ngerjain kan lo!”

“oh ya..gue lupa lagi, dikumpulin kapan?”

“masih lusa kok…ada waktu kalo mau ngerjain!”

“ah syukurlah… ok deh nanti malam gue ngelembur!”

“siiippp.. sekali-kali lo yang ngerjain biasanya kan gue ,mulu!”

“iya iya…gak usah banyak bacot!”
Suara mereka yang berisik cukup menganggu penghuni kantin lainya, secara otomatis semua mata tertuju kearah mereka. Menyadari itu romi maupun bayu menyeruput jus jeruk dihadapaanya dan berperilaku seperti tak terjadi apa-apa. Dasar manusia!! Sungut beberapa orang
Dengan membawa setumpuk buku yang cukup membuat tanganya pegal, gita berjalan ditemani sesil menuju kantin, guna mengisi perut yang sedari tadi belum kemasukan apapun.

“eh sesil sama gita, duduk sini!!” tawar romi begitu melihat kedatangan mereka

“thanks rom” jawab sesil

“apa kabar kalian? Satu kampus tapi jarang banget ketemu kalian!”

“um…iya ya… aku jadi kangen sama kamu! Git” goda romi

Gita hanya tersipu malu mendengar penuturan romi tersebut

“hadeh…cape deh, cinta lama bersemi kembali!” sungut sesil judes

“um..!” sahut bayu

“eh ada kamu bay, hehehe aku kok gak liat ye…!” tutur gita

“abisnya lo liatin romi terus,!” jawab bayu santai

“hadeh…….!” Gita menggaruk kepalanya yang gak gatal

“mbak….pesen soto ayamnya dua!” teriak sesil kepada seorang penjaga kantin,

“oh iya mbak, tunggu sebentar!” jawab pelayan itu
“emh…sore-sore makan soto emang pas banget!” sahut romi, “um…!” jawab gita ketus

“emh…gimana kabarnya na..dia..!” Tanya bayu gugup,

Sesaat sesil dan gita saling berpandangan, menyamakan pendapat mau menjawab apa!

“oh…. Nadia, kabarnya baik .. em..dia juga sering nanyain kalian berdua kok!!”

“emh….!” Jawab bayu berusaha tersenyum namun hambar

“gila ya nadia, kuliah diparis… gak bilang-bilang lagi, main berangkat aja!” ucap romi

“di bilang kok sama kita!” bela sesil

“tapi dia gak bilang sama gue!!!!!” sahut bayu lemah, pikiranya kosong menerawang jauh entah kemana, kontan semua orang terdiam ,membiarkan bayu mengarungi khayalnya.

Kadang bayu berpikir , nadia begitu tega merahasiakan hal besar atas kepergianya, tak memberi ruang untuk bayu menerimanya, tapi terkadang bayu berterima kasih dengan sikap nadia yang lebih dewasa darinya, sengaja merahasiakan karena takut bayu akan mencegahnya. Dan sekarang terbukti … begitu susahnya melupakan kekasih hati seperti nadia.

kenapa lo jadi bodoh kayak gini sih bay? Bisa-bisanya lo gak tau hal kayak gini?” bayu terduduk lemas memaki dirinya sendiri dalam hati


“eh… kok jadi garing gini sih? Gak enak tauk!!” cerocos gita membuyarkan lamunan bayu

“iya… krik..krik…! ngomong apa gitu?” sahut romi

“mau ngomongin apaan? Semua udah jelas kan!?” jawab bayu tanpa ekspresi apapun

“hah? Apanya yang jelas bay? Lo kok gak nyambung sih?” timpal romi

“ha? Apanya ya? Eh o… ya jelas lah ada soto didepan mata kenapa gak dimakan? Malah diem aja? Kalian yang gak jelas…!” jawab bayu sekenanya , sambil memakan sesendok soto kemulutnya.

Sesil, gita dan romi hanya berpandangan menunjukkan keheranan masing-masing.


***

Suasan rumah terasa sepi , tidak seperti biasanya, terdengar suara ribut dimana-mana, tawa yang pecah tak terkendali. Gurauan yang bahkan menimbulkan pertengkaran ..

Mama ina hanya bis tersenyum hambar jika mengingat semua aktivitas kedua anaknya yang kadang membuat jengkel, menimbulkan emosinya.

Tapi kali ini dia merasa rindu dengan semua kebandelan yang ditimbulkan anaknya, sudah cukup lama mulutnya tak menegur kenakalan kedua remaja tersebut.

Pelukan yang tiba-tiba menghangaatkan tubuhnya dari belakang cukup membuatnya kaget dan mengelus dada….

“Alvin…kamu ngagetin mama aja, kalau mama jantungan gimana?” tegus sang mama

“ya janganlah ma, doanya kok gitu amat sih,…!” jawab Alvin manja dalam pelukan mamanya, mama ina tak mampu marah lagi melihat kemanjaan sang anak, ia hanya mengelus rambut Alvin..

“mama lagi ngapain sih, sore-sore ngelamun diteras rumah, ntar kalo kesambet gimana?”

“kesambet kamu yang iya…. Entahlah vin, tiba-tiba mama jadi kangen sama kenakalan kamu sama adek..! udah lama mama gak liat kalian berantem..!”

“oh…….iya juga sih, kangen juga sama cabe rawitnya aku.. tapi mama gak boleh kangen terus nanti nadia gak tenang lho disana..!”

“um…gimana ya kabar adikmu, sudah lama gak ngabari..!”

“baik baik aja ma…. Kemarin nadia BBM aku… dia nitip salam buat mama sma papa..!”

“kok bisa gak ngubungin mama, mama kan kangen!”

mama sayang, nadia lagi sibuk banyak tugas kuliah yang mesti dikerjakanya segera..makanya ia belum bisa ngasih kabar..!”

“um….!”
Tiba-tiba suara lantunan lagu I’m lucky dari Jason mraz berbunyi yang merupakan ringtone dari hpnya alvin, dengan segera ia melihat siapa yang menelepon…

“bentar ya ma…” ucap Alvin sembari mengangkat teleponya,


“halo…,oh maaf anda salah sambung disini bukan tempat memesan catering,” terdengar suara marah-marah dari seberang sana..

“siapa vin yang telfon…” Tanya mama, “mama aja deh yang angkat…salah sambung kayaknya!” ucap Alvin sembari menyerahkan telponya,

“halo” ucap mama ina engan suara rendah..

“assalamualaikum mama sayang, apa kabar ma?”

“wa…walaikum sayang nadia? Ini benar kamu?”

“iya ma..mama apa kabar?”

“baik-baik nad, kamu sendiri gimana nak?” ucap mama dengan berkaca-kaca, Alvin yang melihatnya hanya tersenyum bangga,

“duduk yuk ma..!” tawar Alvin , mama hanya mengangguk sambil menuju kursi yang ada diteras

“kok lama sih ma ngangkatnya,!”

“kakakmu itu loh, katanya kamu salah sambung, mama kira siapa?”

“uh….dasar chubby,”

“kamu sedang apa nad?”

“ini mah… mau berangkat kuliah!!” , “masa’ sih disini udah sore loh nad…”

“yaiyalah ma…kan 6 jam duluan Indonesia…!”

“oh…gitu, kamu banyak temen disana?”,

“banyaklah ma… dari indo juga banyak, pokoknya nadia gk kesepian deh disini!” jawab nadia semangat

“syukurlah kalau begitu…” , “um..papa mana ma?” , “kamu gimana sih, jam segini papamu juga masih dikantor nad,!, gimana sama kuliah kamu?”

“ oh iya ya…., .. Alhamdulillah lancar maa, gak ada yang buruk kok,!”

“bagus lah, oh ya kiriman mama udah kamu terima belum??”

“oh,.udah ma, banyak banget sih ma, uang nadia juga masih cukup kok, kalu nadia gak minta gak usah dikirmin ya ma, daripada mubadzir,!”

“oh….iya, eh kamu udah punya pacar belum??” goda mama nadia

“apaan sih mama nanya nya kok gitu, katanya suruh kuliah dulu yang bener, gak usah pacar-pacaran!”

“ya udah pinter kalo gitu, pacaranya nanti aja !”

“iya mama sayang , ….,ma, aku boleh ngomong sebentar sama kak Alvin?”

“heem…udah dulu ya kalo gitu, jangan lupa sholatmu, makanmu diatur, hati-hati ya nadia…..”

“um…iya mama sayang”

“assalamualaikum sayang…” ucap mama nadia, segera ia menyerahkan telponya kembali . dengan gemas mama ina memukul lembut kepala Alvin , “bisa-bisanya kamu boong sama mama!” Alvin hanya senyam senyum seperti tanpa dosa, “mama masuk kedalam dulu, nih adikmu mau ngomong!” ujar sang mama

“hallo…!” sapa nadia, “hallo cabe, gimana kabar kamu disana?”

“emh……..kangen kak chubby !!!! , “sama dek, aku juga kangen!”

“kak…..akhir semester mungkin aku liburan disana, tapi jangan bilang mama ya,!”

“um….iya , kapan itu dek?”

“masih dua bulanan lagi bby,”

“alah…masih lama juga!”

“um….padahal aku udah kangen berat ini sama si pipi tembem!”

“percaya deh, yang lagi kangen sama gue!”

Terdengar suara renyah dari seberang,

”eh udah dulu ya kak, mau berangkat kuliah nih takut telat!!”

“ya udah……….hati-hati ya dek!”

“iya assalamualaikum…!”, “waalaikum salam”

Alvin merasa lega bisa mendengar suara adik kesayanganya tersebut, kerindunpun menyelimutinya walau ia tak menunjukkanya didepan semua orang.

***



Yüklə 0,63 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin