9. will be change!
waktu berlalu begitu cepat,Kuliahnya kini menginjak semester 4, tidak terasa 2 tahun sudah bayu mengabdikan dirinya untuk menuntut ilmu di universitas no.1 dijakarta ini, sampai saat ini ia masih tercatat sebagai mahasiswa terpandai dan terajin, IP nya tidak pernah kurang dari 3,5, presensi nya tidak pernah kosong kecuali ada kebutuhan yang benar-benar mendesak.
Sebagai aktivis muda dikampusnya, tak jarang bayu dikirim sebagai perwakilan untuk mengikuti berbagai kegiatan. Banyak prestasi yang telah ia capai , tumpukan trophy terpajang rapi dirumahnya.
Suasana kantin kalau sudah siang begini pasti riuh dan penuh sesak, bayu yang duduk dimeja paling pojok hanya melihat orang-orang berjubel untuk mendapatkan makanan. Ibu kantin sampai kewalahan melayani, sesekali ia menyeruput jus jeruk yang dipesanya. Melirik jam tangan , dan menghembuskan nafas panajng penuh kekesalan.
“halo sam, sorry gue telat..!”ucap romi sambil menepuk pundak sahabatnya itu, bayu mendengus kesal tanpa berucap apa-apa.
“santai dong bro,ada sesuatu yang harus gue selesain tadi..!”
“soal??” Tanya bayu cuek, “emh. Ini nyangkut masa depan gue bro, setelah gue pikir-pikir gue gak bisa terus-terusan kayak gini, gue harus bertindak lebih jauh..!gu..!”
“eittss ssstt… to the point aja , gak usah berbelit, pusing gue dengernya…!” potong bayu membuat romi menelan ludahnya.
“gue mau nembak gita, bagaimanapun juga gue harus segera nembak dia. Gue gak mau kehilangan dia..!” jawab romi penuh keyakinan..
Bayu tersedak mendengarnya, pikiranya melayang membayangkan sosok dian yang tersenyum indah kepadanya, namun naas disana juga ada nadia yang juga tersenyum cantik kepadanya.
“kenapa bro, ada yang salah sama omongan gue?” Tanya romi kaget,
Bayu menggeleng kuat, ia segera menepis bayangan yang membuatnya terlihat semakin bodoh dan bingung.
“gue heran sma lo emang apa yang salah ama dian, kurang apa coba dia sama lo, baik udah, cantik banget kan!!”
“tau aja lo yang gue pikirin..!” sahut bayu tak berminat melanjutkan pembicaraan
“gue tahu apa yang ada disini (nunjuk kepala) , apalagi yang disini (nunjuk hatinye), gue bukan orang yang baru kenal sama lo…!”
Pandanganya kosong, entah apa yang dipikirkanya. Bayu benar-benar harus melakukan perubahan dalam hidupnya mulai saat ini, mana mungkin ia terus-terusan dibayangin dua perempuan yang membuat dilema hatinya.
“hal,.. o git, emh sabtu depan ada acara gak?” romi menelepon gebetanya ,
Bayu hanya mesam-mesem…
“gak ada kayaknya, rom apa apa?”, “eh… gue mau ajak keluar sebentar, bisa gak kira kira?”, “keluar ya, kemana tuh? Bisa kayaknya asal gak sampe malem..!”, romi tersenyum penuh kebahagiaan dibarengi dengan suaranya yang memuncak tinggi,
“oke… sabtu sore aku jemput kerumah kamu,”, “oke… mau kemana emangnya?”.. “gak usah nanya lah, pokoknya dandan yang cantik biar tambah caantik…!” , “um.. oke deh..!”
Romi melonjak kegirangan, mengepalkan tanganya penuh kemenangan…
“akhirnya bay, bisa juga gue ngomongnya,!”
Bayu hanya mengangkat alis mata kananya, badanya memang disini, tapi entah pikiran dan hatinya kemana?
***
“assalamualaikum ukhti..!”, “waalaikum salam…!” ,
“belum pulang ukhti…” Tanya seong perempuan muda berhijab yang nampaknya satu komunitas dengan nurul.. “ah belum, masih menunggu.. anta sendiri?”, “itu sudah ada yang jemput, kalau begitu saya duluan ya nur…!”, “oh naam..!” jawab nurul dengan ramahnya…
“menunggu” siapa yang ia tunggu, ivan gak mungkin kan… nurul hanya tersenyum miris mengingat kembali kata “menunggu” yang diucapkanya barusan, dengan langkah gontai nurul berjalan menyusuri trotoar jalanan… memandang sibuknya kota benua europa ini. dunia yang dipijaknya kini memanglah ramai, namun siapa yang tahu jika hatinya terasa sepi seperti kuburan ..
Terlihat beberapa langkah lagi nurul akan memasuki café yang mempekerjakanya yang tak lain adalah kafenya ivan, sabtu ini bukanlah hari kerjanya , namun entah mengapa nurul terus berjalan memasuki kafe.
“dan berikanlah arti dalam hidupku, yang terhempas.. yang terlepas bersamamu..!”
Sesekali nurul menarik nafas panjang yang terasa berat ditariknya, memutar-mutar cangkir kopi yang terletak didepanya, kopinya mulai mendingin namun tak kunjung diminum mulut nurul.
“kenapa nur, kok ngelamun dari tadi…!” ucap kakek ivan mengagetkanya,
“eh… opa.. gak ada apa-apa opa…!” , “kok ngelamun, gak baik lo…!”
Nurul hanya tersenyum hambar, ..
“berpura-pura baik-baik saja didepan semua orang bukan hal yang mudah, tersenyum namun hati menangis sangatlah menyakitkan bukan..!” celoteh opa, Nampak mengerti kegelisahan nurul..
“iya opa…!”,
“nur… apa ada orang yang berani menyalahkan orang yang menyayangi sahabatnya sendiri, sayang lebih dari sekedar sahabat? Nur… kamu bisa membohongi semua orag termasuk nadia dengan sikapmu yang seolah-olah bahagia, tapi tidak dengan opa…”,
Nurul mencerna apa yang dibicarakan kakek tua didepanya, perlahan hatinya mengiyakan tutur kata kakek itu..
“tapi apa saya salah opa, jika saya ingin membahagiakan sahabat saya.. apa saya salah merelakan orang yang saya sayang demi sahabat saya yang juga menyayanginya…!”
Opa terdiam sebentar mendengar pertanyaan nurul tersebut…
“tidak selamanya seperti itu nurul, ada kalanya kita harus mencari kebahagiaan kita dulu baru kebahagiaan orang lain!!” , “opa benar.. iya opa…!” jawab nurul pasrah
“cukup opa yang harus mengalami hal yang menyedihkan itu nur, …
dulu opa memiliki seorang sahabat, teman dekat… dekat sekali… sampai akhirnya opa jatuh cinta kepadanya, namun apa daya teman opa sudah memacarinya terlebih dulu.. tidak ada yang tahu perasaan opa sebenarnya, sampai tiba saat itu opa akan menikah dengan nenek.. perempuan itu mengungkapkan perasaanya kepada opa, dengan tangisan yang sampai sekarang masih sangat opa ingat. Sejak hari itu opa mulai menyesali apa yang aku lakukan? Dengan berat hati opa meninggalkanya dengan ribuan kenangan indah yang tersimpan disini, dihati..!”
Nurul menitikkan airmatanya mendengar cerita opa, tak Nampak sedikitpun gemetar dalam diri opa…
“apa yang harus saya lakukan opa…??” Tanya nurul sembari membenamkan wajahnya dikedua telapak tanganya..
“cepat atau lambat kamu harus membuka semunya nur…!”
Mana bisa aku melakukanya opa….
***
Bayu membenamkan otak dan pikiranya dengan tumpukan tugas-tugas didepanya, dengan cermat ia mengetik susunan kata yang membentuk kalimat yang diinginkanya… berkali-kali dia menekan tombol “backspace” karena kesalahan pengetikan. Buku-buku referensi dari berbagai sumber tertata berantakan dimeja belajarnya, sesekali dengan geram dia mengobrak-ngabrik rambutnya gak karuan…
Ada telepon masuk dihpnya terlihat dari layarnya yang Nampak menyala…
“dian..” ucap bayu segera menggeser tombol accept
“halo dian…”,
“haai bay, lagi apa?”, “hah… lagi ngerjain tugas diy, buanyak banget sampe pusing aku..!” , “aku ganggu ya, yaudah nanti aku telepon lagi..ya..!” ,
“ah ga ganggu kok, emang mau ngomong apa?!”, “beneran gak ganggu, kalau ganggu mending nanti aja ya… gak enak kan..!”, “enggak dian…!”,
“emh… gak mau ngomong apa –apa sih, Cuma mau bilang kalo aku ka..ngen aja sama kamu!”, bayu sesaat terdiam tak bicara, mencerna apa yang baru didengarnya, melahirkan senyum bahagia.. “aku tahu kok, semua orang juga tahu kalau bayu dwi angkasa orangnya itu ngangenin…!”, “apaan sih bay, aku serius tauk.. jangan bikin malu deh…!”, “hem… aku yakin pipi kamu pasti lagi merah sekarang, ciiiiiiiieeee!! Dian…”,
“bayu diam……… malu tau…..!” , “hahahahah iy iya diy gak usah marah, namanya juga becanda…!”
“ah yaudah dulu aku tutup ya telponya.. habis kamu nyebelin..!” , “..aa..aa”
“dian…dian dasar ketus,…” celetuk bayu , setelah menimbang-nimbang apa yang harus dilakukanya. Bayu mulai menuliskan pesan singkat dihapenya..
“jam 07.00 nanti malem aku tunggu didepan rumah kamu, dandan yang cantik kalau mau jalan sama gue!” sending dian..
Bayu melirik jam dinding diatasnya, pukul 03.00 sore,
“masih banyak waktu untuk semuanya, semangat bay..!” bayu menyemangati dirinya sendiri, mulai mengetik barisan kalimat lagi dengan jeli matanya bermain kesana kemari memeriksa semuanya.
Bayu memanglah orang penuh pengorbanan. Apapun akan dilakukanya untuk orang yang disayang dan juga “menyayanginya”
***
Mobil silver metalik, memasuki pelataran apartemen tempat nadia tinggal. Mobil yang terlihat mahal dan mewah sekali, sampai kaca depan mobil itu memantulkan sinar matahari dengan tajamnya.
“kamu gak langsung pulang?”, “enggak, mau ke kafe dulu sebentar.. ada yang mau dibicarain opa..!”, “emh… yaudah, makasih udah dianterin. Hati-hati dijalan…”,
Ivan hendak menutup kaca mobilnya,
“van, makasih untuk hari ini..!” , sesaat ivan tercengang.. namun akhirnya ia mengaggukkan kepalanya.
“hati hati dijalan..!” nadia melambaikan tanganya , ketika mobil ivan mulai menjauh baru nadia masuk ke apartemenya.
Dengan senyumanya yang terus mengembang seiring menapaki lantai apart, nadia kembali membayangkan betapa romantisnya ivan. Tak menyangka ada orang lain yang mampu menggeser posisi bayu, dengan catatan hanya menggeser bukan menggantikan.
Nadia memutar knop pintu kamarnya, “sepertinya nurul sudah pulang” , nadia bergumam karena pintu yang tidak terkunci.
“assalamualaikum..!”,
“waalaikum salam, sudah pulang kamu nad,,,..!”
“syudah.. capek banget badanku nur..”, nadia segera melempar dirinya kekasur yang empuk.
“kemana aja emang kok sampe kecapekan..!”, “jalan-jalan… tapi aku seneng banget jalan-jalan tadi..!”, “emang jalan-jalan sama siapa?” , “sama ivan …duh.. seneng banget tau..!”
Nurul masih setia dengan menulisnya, sampai mendengar nama ivan , Seketika itu, pulpen yang dipegang nurul jatuh dari tanganya. Takkk…… nurul memejamkan matanya mencoba menenangkan hatinya.
“kayakya aku semakin yakin nur , aku akan mulai nentuin pilihanku..”,
Nurul menyusul nadia merebahkan tubuhnya , disamping naid nurul bisa merasakan betapa bahagianya nadia saat ini.
“aku juga udah nentuin pilihanku..!” ucap nurul pelan namun terdengar jelas ditelinga nadia, nadia langsng menoleh kaget kearah nurul. “pilihan apa? Siapa? Kok gak cerita-cerita?” nadia mendorong-dorong nurul pelan.. “hah.. siapa apanya? Aku bilang aku nentuin pilihan buat belajar giat, biar cepet lulus kok.. yee..!” , “ah boong, siapa nur? Gilang ?”, “gak ada nadia, kamu kepo banget deh…!”.
Gilang merupakan cowok yang saat ini sedang mendekati nurul. Namun tak sedikitpun nurul menaruh hatinya padanya. Gilang yang merupakan orang indo blasteran belanda bener-bener ngebet banget sama nurul, bahkan pernah gilang itu menunggu didepan ruang kelasnya sampe dua jam.
“siapa kok? Gilang ya?”, “enggak ada nad, gak ada hubunganya sama gilang, nadia?”,
“lah siapa dong?”, “auk ah.. mau mandi dulu..!” ,
Nurul nyelonong meninggalkan nadia yang masih penasaran denganya.
“nurul jangan kabur kamu..!” teriak nadia kesal…
“dah.. nadia..!” ejek nurul dengan menjulurkan lidahnya dan berlalu menutup pintu kamar mandi.
“awas kamu ya nur…!” balas nadia dengan geram…
Nurul mendengar geraman nadia yang nampaknya marah sekali, menyandarkan tubuhnya dibalik pintu , mengelus dadanya yang semakin bergejolak dan dari bibirnya terus berucap istigfar,
“astagfirullah hal adzim ya allah…… apa ini? kenapa semakin kuat ya allah, mana mungkin aku terus seperti ini, melihat kebahagiaan nadia membuat hati hamba semakin terpuruk ya allah..!” deraian airmatanya membasahi kaos yang dipakainya.
***
10. badai sudah berlalu..
Malam minggu kali Ini bener-bener special buat seorang dian… bagaimana tidak, saat ini disampingnya telah berdiri cowok yang di idam-idamkanya selama ini. dalam hati dian seraya berdoa,tuhan, lelaki ini lelaki yang berdiri disampingku tuhan yang aku inginkan, boleh ya tuhan dia jadi milikku.. aku mohon tuhan..
“diy…” bayu mengibas-ibaskan tanganya di depan mata dian namun tak ada tanggapan,
“dian aku lagi ngomong” bisik bayu ditelinga dian, membuat dian bergidik geli
“apaan sih bay geli tauk..!” ucap dian sembari mengusap kupingnya
“la abisnya kamu dipanggilin gak ngerespon malah asik ngelamun…!” jawab bayu
Dian memasang wajah masam
“jelek tau kalo kayak gitu ntar cantiknya ilang lho..!” goda bayu, dian hanya tersenyum tersipu malu mendengarnya..
“mbak mas ini satenya…silahkan..” teriak pak pedagang sate …
“oh iya pak taruh disitu aja…!” jawab bayu…
“kita makanya disini aja ya bagus pemandangnya, bentar biar aku ambilin satenya…” ucap dian dan beranjak berdiri..
Bayu benar-benar berpikir keras sekarang, baru saja seorang perempuan cantik bersikap sangat baik kepadanya, tidak pernah terpikirkan olehnya akan mengalami dilema berat seperti ini..
“will be change” ucap bayu ..
“perubahan apa bay,?” Tanya dian yang sudah berdiri dibelakangnya, menyodorkan sepiring sate penuh … dan duduk disampingnya
“ah.. bukan apa-apa..” elak bayu menyembunyikan kegugupanya
Dian mengangguk mengerti.. “emh.. enak ya bay satenya, kenapa gak dulu-dulunya kamu ajak kesini, enak banget!!” celoteh dian dengan melahap setusuk sate tanpa sisa
“ gak tau baru aja kepikiran tadi, udah lama juga aku gak makan disini… kalo dulu hampir setiap minggu aku kesini..!” jawab bayu,..
“sama siapa? Nadia??” kata dian tanpa ragu
“ah..eh… iya.. dulu kok diy, dulu banget waktu aku masih sama dia..!” cetus bayu takut membuat dian marah
“emh… nadia bener-bener jadi perempun yang beruntung ya bay!” tutur dian,
“hah kenapa? Beruntung?” Tanya bayu tak mengerti,
“ya iyalah… beruntung bisa deket sama cowok se-perfect kamu…” cetus dian..
Bayu terdiam sebentar mencerna apa yang diucapkan dian barusan.. ia menelan ludahnya , lidahnya kelu tak mampu berucap barang sepatah katapun..
“ hah oh……… nggak juga diy, eh gimana kuliahmu tadi? Dosenya masih killer juga?” Tanya bayu mencari topic lain
“oh iya… pak Mahmud kan, gila dosen satu ini emang gak akan pernah baik, coba ya tadi dua kali dia ngadain kuis dadakan bay… dadakan coba dua kali pula… sumpah ya, aku gak habis pikir tau gak..” cerocos dian penuh semangat,
Bayu hanya mendengarkanya dengan seksama, sesekali ia tertawa melihat gaya bicara dian yang menggebu-gebu..
“hahhahaha..!” tawa bayu memecah , “kok malah ketawa sih, aku kan lagi kesel..!” ucap dian sewot … “iya tapi gak usah belepotan juga kali diy…” tutur bayu memberitahunya
“hah belepotan, haduh bagian mana… kok kamu baru bilang sih…”, seketika itu dian membuka-buka tasnya mencari barang yang biasa disebut cermin untuk melihat bentuk wajahnya yang mungkin mirip dakocan…
“aduh mana sih nih cermin?” Tanya dian bingung karena tak kunjung menemukanya
Bayu semakin tertawa meliht tingkah dian yang menurutnya menggelikan itu.. tangan bayu tergerak untuk membersihkan wajah dian … dengan halus dan hati-hati bayu menyeka kotoran dibibir dian… karena kelakuan bayu itu dian tertegun sebentar.. merasakan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Suasana semakin menegang karena bayu tak kunjung menurunkan tanganya, malahan wajahnya semakin mendekat ke wajah dian… semakin dekat dan dekat sampai akhirnya bibir mereka bersentuhan , sejenak hanya suara jangkrik yang terdengar. Tak dipungkiri dada bayu sesak merasakan entah apa itu, yang pasti dia suka dengan suasana ini…
Tiba-tiba bayu menjatuhkan tubuh dian kedalam pelukanya, dengan piring sate yang entah kemana perginya sudah tak mereka perdulikan… dian meneteskan airmatanya membasahi baju yang dipakai oleh bayu… suara sesenggukan terdengar jelas ditelinga bayu membuatnya semakin merapatkan pelukanya.
“bay maafin aku…” ucap dian dengan suara parau, “maaf untuk apa?” ..
“maaf karena aku nyaman seperti ini” , tak keluar kata apapun bayu malah semakin merapatkan kehangatan tubuhnya…
“maafin aku diy yang selama ini terlalu bodoh untuk menyadari semuanya,terlalu kabut untuk membuka mata…” tutur bayu ..
Dian semakin memperkeras jeritan hatinya, entah sudah berapa banyak ia mengeluarkan air dari matanya.
***
Suasana kedai sore itu amatlah ramai, pesanan dimana-mana bolak balik nadia melayaninya, lelah itu pasti, tapi apa daya inilah susahnya mencari uang dinegara orang.
“please, I want 2 coffe extract milk” dengan cermat dan cepat nadia mencatat semua pesanan, “me, spaghetti with slices of sausage that many”, “2 coffe chocolate”
Nadia memegangi keplanya yang terasa berat, sedikit pening dikepalanya, oppa yang melihat itu segera menghampirinya.
“are you okay nadia?” Tanya opa khawatir, “I don’t think so opa,”
“silahkan duduk dulu nadia…” tampak raut wajah nadia terlihat pucat pasi,
“kamu sakit nadia…!” tutur opa, nadia menggeleng lemah “tidak opa, saya tidak pa-pa mungkin hanya kecapekan, istirahat sebentar juga sembuh!” jawab nadia
“kalau begitu, sebaiknya kamu pulang untuk istirahat, opa antar pulang…!” , “tidak opa, saya bisa pulang sendiri, tidak mungkin nadia merepotkan opa!”, “apa kamu akan baik saja jika pulang sendiri,!”, “iya opa…!” jawab nadia berusaha tersenyum…
Kota yang tidak pernah tidur ini sedikit banyak membuat nadia pusing, puluhan bahkan ratusan atau bahkan ribuan manusia berseliweran didepanya, nadia berjalan gontai menyusuri trotoar jalan raya yang cukup padat. Beberapa kali badanya hampir ambruk namun masih bisa ditahanya.
Sampai di lobi, penjaga lobi yang ditemani anjingnya yang setia menegur nadia
“are you alright? You are sick?” , “just a little dizzy sir, thank you for your attention..!” , “oh… immediately rest nadia..!” , nadia tersenyum kepadanya dan segera berlalu.
Pintu kamarnya terkunci, itu artinya nurul sedang keluar , pikir nadia.
“assalamualaikum …” benar saja apartemenya kosong, entah kemana perginya nurul , ia tak mengabari nadia. Usai meletakkan tasnya nadia bergegas ke lemari obat, mencari obat untuk meredakan pusing dikepalanya. “kemana perginya sih tuh obat, gak tau orang pusing banget apa!!!” omel nadia , “mungkin dilaci.. iya dilaci nurul biasa meletakkanya disana..!”
Laci atas nihil, laci kedua dipenuhi buku-buku nurul yang super tebal, tak mungkin disini , pikir nadia. Pencarianya berhenti ketika menemukan sebuah buku semacam diary . nadia menyeret sebuah kursi dan mendudukinya. Lembar pertama hanya berisi identitas nurul , memasuki lembar kedua nadia dikagetkan dengan suara salam yang sepertinya itu nurul,
“assalamaualaikum….”, “wa..alai..” , “nadia , lancang sekali kamu membaca bukuku…”, kemarahan nurul memuncak membuat nadia tercengang dibuatnya, seumur dia mengenal nurul belum pernah dilihatnya nurul semarah itu.
“aku… aku bener-bener gak tau apa itu, awalnya aku mencari obat pusing kepala… tap..!” , belum selesai bicara nurul sudah memotongnya,
“sudahlah nad, ini untuk pertama dan terakhirnya aku memberitahumu jangan pernah sekalipun membuka apalagi membaca buku ini..!” ucap nurul yang kemudian berlalu meninggalkan nadia dengan segala kebingunganya.
Nadia merasa bersalah sekali dengan itu, nurul pergi kemana dia pun tak tahu.nadia ingin mengejarnya namun sakit yang menyerang kepalanya tida mau diajak kompromi.
***
Buku yang dipeluknya kini telah menjadi saksi bisu seberapa besar cinta dan sayangnya kepada ivan, sekian lama menahan cemburu dan sakit hati. Kini nurul menyesali perbuatanya yang telah berlaku kasar kepada nadia , apa yang diperbuatnya tidak seharusnya dilakukan.
“ya allah apa yang telah aku lakukan, tidak seharusnya aku membentak nadia seperti tadi, kenapa bisa jadi seperti ini?” elhnya dengan airmata tak tertahankan.
“aku harus minta maaf , bagaimanapun juga aku harus minta maaf!” seru nurul sembari beranjak bangkit. Namun, selangkah berjalan ada suara yang memanggilnya.
“nurul mau kemana?”
Setelah mencari-cari sumber suara berasal, ternyata ivan yang menyapanya.
“van… kok bisa disini?” , akhirnya nurul memutuskan untuk duduk kembali.
“lagi nyari udara seger aja,bosen di kafe mulu! Lah kamu sendiri tumben disini, biasanya kan kalo gak dikampus ya di apartemen..!”
“sama juga sih, lagian bosen juga kalo terus-terusan temenan sama buku-buku…!” jelas nurul, “oh… emh… nadia lagi apa ya? Tau gak??” Tanya ivan ..
Deg! Nadia lagi nadia lagi. Kenapa Cuma nadia yang ada dipikiranmu van, apa gak pernah sedetikpun namaku ada dihatimu.
“emh… tau ya, aku gak tau juga….!” Jawab nurul sekenanya, sambil memeluk buku diarynya dengan kuat ,seakan-akan tak membiarkan seorangpun tahu apa isinya.
“perempuan emang paling susah ditebak..!” cetus ivan tiba-tiba, nurul mengrenyitkan keningnya tak mengerti , “hah? Maksudnya?” “sampe sekarang aku gak tahu, seperti apa perasaan nadia untukku, memang setiap waktu setiap saat dia terlihat bahagia disisiku tapi apa itu berarti dia menyayangiku nur, aku gak ngerti!?” tutur ivan ,
Nurul menelan ludah dan merasakan perih yang amat didadanya…
“sejauh aku tau sih van, dia nyaman sama kamu…!” ucap nurul
“iya aku tahu, dia juga sudah sering berkata seperti itu, tapi apalah arti itu semua jika nadia hanya menganggapku sebatas sahabat..!” ucap ivan dengan nada serius dan tatapan mata yang penuh arti,
“van..!” kali ini nurul benar-benar menatapnya dengan serius, “nadia gak harus mengucapkan kata sayang, cinta hanya untuk menunjukkan rasa sayang nya buat kamu, semua perhatian , tindakan , cemburu itu semua sudah mewakili perasaanya, tidak semua perempuan memerlukan status untuk hubunganya..!” terang nurul
Ivan terlihat memikirkan omongan nurul tersebut, “kamu benar nur, tapi apa salahnya jika aku ingin mendengar kata sayang dari mulut nadia sendiri… bukan perwakilan..!” ,
“gak ada yang salah..mungkin dia perlu waktu untuk itu semua..!” ,
“sampai kapan nur…?”, “heh… (mengela nafasnya yang terasa berat) hanya nadia yang tahu itu van..!” , hanya suara kendaraan yang terdengar ditelinga.. hening rasanya. Setelah lama terdiam ahirnya ivan membuka obrolan kembali
“baiklah nur… sampai kapanpun .. aku akan selalu menanti waktu tiba itu…!”, nurul mengacungkan kedua jempol tanganya kearah ivan seperti memberi semangat
“bagaimaana denganmu nur, aku dengar akhir-akhir ini kamu sedang dengan seorang cowok ya….!” , nurul hanya tersenyum hambar.. “iya van, tapi sampe detik ini aku belum bisa sayang sama dia…!” , “yakinlah nur, seiring berjalanya waktu rasa itu akan tumbuh dengan sendirinya….!” ,
“sebenarnya ada satu lagi van…!” , “siapa? Temen kampus juga???”
Kamu van, kamu orangnya bukan siapa-siapa, van sadarlah orang yang duduk disampingmu ini sangat mencintaimu… van aku gak tau harus gimana lagi… aku gak mungkin ngerusak hubunganmu dengan sahabatku, tapi sampai kapan aku harus menyimpanya… sampai kapan van???
“nur… kok malah ngelamun? Siapa yang satunya?”..
“hah? Temen kampus van… eh van udah mulai malem, aku balik dulu ya.. siap tau nadia udah pulang! Aku duluan ya van… assalamualaikumm..!” ucap nurul sembari beranjak pergi…
“waalaikum salam … hati-hati nur..salam untuk nadia…!”
“oke…” nurul berkata dengan mantapnya tapi tidak dengan hatinya
***
Nadia terus gelisah menunggu kepulangan nurul, rasa bersalah terus menyelimuti pikiranya… nadia benar-benar tidak tahu isi dari buku itu. Ia hanya tak sengaja menemukan dan penasaran untuk membacanya…kegelisahanya buyar ketika mendengar salam dari saudaranya itu…
“assalamualaikum …” terdengar pintu terbuka dan tertutup kembali..
“waalaikum salam… akhirnya kamu pulang juga nur, aku sangat khawatir tentangmu, kenapa kamu pergi begitu saja, apa kamu segitu marahnya kepadaku, aku minta maaaf nur aku tidak tahu kalau buku itu sangat rahasia, aku hany tak sengaja menemukanya… aku belum sempat membaca apapun nur, aku bersumpah…!” cerocos nadia menunjukkan penyesalanya… ,
Dengan tiba-tiba nurul memeluk nadia, hatinya benar-benar kalut dengan semuanya… nadia mengelus pundak nurul.. “ada apa nur? Apa sesuatu telah terjadi?” Tanya nadia khawatir, nurul hanya menggeleng lemah. “maafin aku nad, aku sudah membentakmu… padahal kamu gak salah apa-apa, maaf ya nad..!” , nadia mengangguk cepat dan menghamburkan dirinya kepelukan nurul.
***
Bayu senyam senyum gak jelas jika mengingat dian yang jelas-jelasmenyayanginya… nyaman sekali berada disisi dian… jika diperbolehkan mungkin selamanya bayu akan terus mendekap dan memberikan kehangatanya untuk dian…. Anganya terganggu saat ringtone BBM berbunyi..
Romi : hai bro…
Bayu : halo…
Romi : ngapain bro pagi-pagi gini…
Bayu : nah lo ngapain nanya-nanya emang lo siapa? Mak gue?
Romi : yah lo bro, sinis banget sama sahaabat sendiri
Bayu : hahaha gak ada maksud …
Romi : gimana kelanjutan lo sama dian? Jadi..
Bayu : kayaknya gue bakalan terus melaju bro, dian udah ngasih gue tombol ijo…
Romi : keren dong, gitu lah move on…
Bayu : siip bro, nah lo sendiri gimana sama gita? Lancar?
Romi : lancar lah bro, lancer jaya…
Bayu : sukses bro… gak nyangka sahabt gue punya pacar juga…
Romi : nah loh.. emang unik ye..?
Bayu : ya iyalah.. udah lebih dari 5 tahun kan lo jomblo.. hahahaha
Romi : wah.. jahat lo , yang gitu-gitu gak usah lo inget-inget dah.. buang yang jauh sana, faktanya an sekarang gue udah punya pacar…
Bayu : yo’i bro…
Romi : eh udah dulu ya bro, gue mau ngerjain tugas bentaran
Bayu : tumben banget lo? Kesambet dimana?
Romi : kesambet setanya gita bro, kalo gue males terus calon anak bini gue mau gue kasih apaan,!
Bayu : hahaha.. yaudah bro… selamat bekerja..
Romi : suuiiippp!!!!!
Bayu tertawa membaca pesan sahabatnya tersebut, tawanya menddadak berhenti ketika kembali memikirkan masa depanya , pilihnya sudah pasti dan pas. Tapi dia bingung ia hendak memulai darimana?
***
Dostları ilə paylaş: |