Ivan..ya Cuma ivan
Bergegas nadia mengambil ponselnya yang tergeletak dibawah kasur karena tadi dibuangnya,
“untung masih bisa hidup” gumam nadia,
Mencari sebuah contact dalam blackberry messengernya, radivan. Usai menemukanya nadia membuka chat , dan melihat pesan-pesan yang telah dikirim ivan sejak tadi,
“astaga….ivan!!” kata nadia merasa bersalah
Radivan : ping!!!
Radivan : ping!!!
Radivan : lagi sibuk ya nadia?
Nadia : sorry baru bales van, yah gak sibuk-sibuk amat sih!!
Berharap dapat balasan dari ivan , tak berapa lama kemudian cengkling
Radivan : ohh! Gimana menyenangkan liburanya?
Nadia : banget banget! Seneng bisa ketemu sama keluarga sama temen-temen juga, mama papa… tapi kak Alvin belom..
Radivan : loh.. kak Alvin kemana?
Nadia : masih magang, besok baru pulang..
Radivan : ehm… ketemu sama Bayu juga?
Nadia : ya….. tapi Cuma sebentar keburu ada urusan katanya!
Radivan : ohh!!
Nadia : lagi sibuk ya van??
Radivan : lumayan , tapi gak sibuk juga..
Nadia : um……kafenya rame gak?
Radivan : rada sepi nih , ditinggal kamu sama nurul kali ya!??! Oh iya… nurul gimana kabarnya?
Nadia : emh.. gak tau juga, belum ada kabar? Kenapa gak kamu coba BBM aja…
Radivan : iya … nanti kucoba…nad. disana bukanya udah malem ya?
Nadia : um… jam 10 malem,
Radivan : loh.. kok belum tidur, insomnia?
Nadia : iya kali yaa, gak bisa tidur..
Radivan : makanya jangan mikirin aku terus…
Nadia : hadeh… ngapain juga aku mikirin orang yang belum tentu mikirin aku…
Radivan : siapa bilang??
Tersungging seulas senyum menawan disudut bibir nadia, lama tak ada balasan dari ivan, mungkin sedang melayani orang , pikir nadia
Radivan : belum tidur juga?
Nadia : heem..lagi galau….
Radivan : gaalauu??
Nadia : um.. galau mikirin orang yang lagi jauh disana?
Radivan : siapa? Gue ya.. hahahahahahaa
Nadia : eh sorry gak usah GR
Radivan : hahaha gak pa pa kan kalo gue GR siapa tau emang iya?! Eh udah dulu ya nad ntar disambung lagi, mulai banyak pelanggan nih.!! Salam buat papa sama mama kamu ya nad… mimpi indah nadia…
Nadia : oke ntar aku salamin oh ya udah… sampai nanti..
Tiba-tiba mama nadia mengetuk pintu kamarnya, tok…tok..tok
“nad… belum tidur kamu?”
“eh… belum ma ini masih mau tidur, ada apa ma?”
“gak ada apa-apa, udah tidur sana. Katanya capek…. Besok Alvin pulang katanya…!”
“oh iya ma… yaudah ya ma, nadi mau tidur… nice a dream mom..! goodnight..!” teriaknya
“yaudah…!” jawab mama nadia seraya pergi
***
8. langit tak selalu mendung kan!!
Aroma obat dan bau khas rumah sakit tercium sangat tajam begitu rombongan itu memasuki kawasan rumah sakit. Romi berjalan paling depan bersama gita, dia tahu ruangan dimana dian dirawat karena sebelumnya telah menghubungi Bayu semalam. Membawa serangkaian bunga mawar merah dan putih serta bingkisan berisi buah-buahan segar sengaja mereka bawa sebagai syarat menjenguk orang sakit.
Tak dipungkiri lagi, nadia merasa gugup dan khawatir tanganya gemetar , matanya tak focus lagi memandang kedepan sampai beberapa kali hampir menabrak orang yang berlalu lalang.
Sesil , mengenggam tangan nadia berusaha menenangkanya..
“kamu yakin nad?” tanyanya.. nadia pun mengangguk pasti,
Kakinya tak lagi berdiri tegak ketika sampai didepan ruangan dimana Dian dirawat, lautan mengering, pegunungan runtuh, awan tak lagi putih disiang hari, semua terasa berbalik dari aslinya. Dengan telaten nya Bayu menyuapi dian sendok demi sesendok dengan bubur yang dibuat dengan tanganya sendiri.
“hem… assalamualaikum…” tegur romi, yang mengagetkan Bayu. Disusul sesil dan Nadia, seketika bayu segera bangun dari duduknya melihat nadia ikut dalam rombongan itu.
“waalaikum salam ,…….rom,!” jawab dian,
“eh,…ini ada sedikit buah-buahan , dimakan ya. Semoga lekas sembuh!” tutur gita sembari meletakkan buahnya diatas meja,
Nafas nadia memburu, lidahnya kelu, mata berkaca-kaca namun tak terlihat.
“um…ini ada beberapa kuntum bunga, romi bilang kamu suka sekali dengan bunga!” sahut sesil, “repot-repot segala, kalian datang kesini sudah cukup buatku..!” tutur Dian,
Nadia hanya terdiam mendengar percakapan mereka, gak tau harus berucap apa!
“oh…… ini Nadia!” ucap sesil, nadia pun segera mengulurkan tanganya, disambut hangat oleh dian .
“benar kata bayu, kamu memang sangat cantik!!” puji dian, “terima kasih” ucap nadia berusaha tersenyum namun hambar
“silahkan duduk….!” Ujar bayu
“bagaimana keadaanmu sekarang diy?” Tanya nadia, “cukup membaik, mungkin Karena bayu selalu ada disampingku!” ucap Dian sambil melirik kearah bayu, bayu hanya tersenyum menanggapinya.
Berat rasanya melihat kebahagiaan tercipta diantara mereka, entah apa yang sebenarnya kini Ia pikirkan , yang pasti ia belum rela bayu pergi darinya.
Mata tak mungkin berbohong, Nampak jelas siratan mata dian begitu tulus untuk bayu, tawa yang tulus menambah keseriusan hubungan itu. Apa semua harus berakhir sekarang tuhan?
Setelah sekian lama mereka ngobrol ngalor ngidul.. dirasa cukup untuk kunjungan ini..
“kita balik dulu ya diy, cepet sembuh deh lo biar bisa kumpul lagi!!” kata romi
“pasti rom , makaih ya udah jenguk!!” jawab dian ,
“gue balik dulu ya bay, jaga kesehatan lo juga. Ntar dian nya sembuh jadi lo yang sakit!”
“okelah..” jawab bayu,
“emh…… aku balik dulu ya dian. Kalo kamu sudah sembuh silahkan main kerumah, aku masih lama kok di Indonesia!” tutur nadia,
“insyaallah pasti aku akan main kerumahmu, makasih ya udah jengukin. Seneng bisa ketemu kamu nad!!” ucap dian sembari tanganya mengenggam tangan nadia dan sebaliknya.
Dengan ragu nadia menengok kearah bayu yang Nampak gelisah ,
“uhm…. Bay aku pulang dulu ya.. jaga diri baik-baik!” ujar nadia ,
Nadia pergi meninggalkan mereka berdua, menepuk pundak bayu sebagai salam perpisahan. Sebagai tuan rumah bayu hanya bisa mengantarkan mereka sampai kedepan pintu ruangan.
“bayu…….” Teriak pelan dian, bayu segera menghampirinya
“aku mau istirahat, kalau kamu mau pulang silahkan. Sebentar lagi mama juga datang!” ucap dian, usai berucap seperti itu dian segera menutup tubuhnya dengan selimut. Bayu tak bisa menahanya, bingung apa yang harus dilakukanya dalam suasana yang rumit seperti ini.
***
Suasana dalam mobil sangat sunyi, hanya suara deru mobil yang terdengar. Gita , romi, sesil saling berpandangan menanggapi sikap nadia yang berbeda usai dari rumah sakit.
“kamu gak pa-pa nad?” Tanya sesil khawatir sembari mengelus lembut pundak nadia, nadia menggeleng tak berarti, selanjutnya ia membenamkan wajahnya dalam kedua telapak tangnya. Air matanya tak tertahankan lagi, semua tumpah ruah. Sesil yang berada disampingnya hanya bisa menenangkan dan menyerahkan pundaknya untuk disinggahi.
Tangisan nadia semakin deras ketika berada dalam pelukan sesil.
“udah nad, gak usah nangis. Semua sudah terjadi!” kata gita, romi yang sedang mengendalikan mobil terus saja melirik ke kaca spion didepanya.
“umh……langsung pulang nad?” Tanya romi ragu, nadia mengangguk lemah .
“udah,… gak usah dipikirin lagi, bayu kan Cuma masa lalu kamu nad!” sahut gita
“hiks …hiks…hiks…” tangis nadia semakin pecah ketika mendengar kata “masa lalu”
**
Tak peduli mamanya memanggil-manggil, kakaknya mencarinya karena rindu. Nadia terus saja menuju guanya. Menutup pintu rapat-rapat dan menangis sejadi-jadinya.
Kenapa jadi seperti ini bay, aku pulang karena aku merindukanmu bukan ingin melihatmu dengan cewek lain. Terserah kamu mau bilang aku bodoh atau apa, terserah kamu ngaggap aku cewek murahan atau apapun. Aku gak peduli lagi…
Apa aku benar-benar harus melupakanmu bay? Tahukah kau betapa sulitnya untuk kujalani bay??
Aku egois? Ya aku memang egois..
nadia benar-benar sangat terpukul dengan apa yang dilihat dan dirasakanya barusan!
Orang yang dicintainya sudah bersama orang lain, dan tak sepantasnya nadia masih mengharapkan orang itu.
***
Dan kau hadir mengubah segalanya, menjadi lebih indah. Kau bwa cintaku setinggi angkasa, buatku merasa sempurna, berdua denganmu selama-lamanya. Kaulah yang terbaik untukku.
“lebih indah”
Nadia memang jauh disana, tapi hati nya akan tetap disini bersamaku. Gumam ivan
Ivan tersenyum aneh ketika mengingat pertemuanya dengan nadia yang terkesan norak. Ketemu kok dipesawat… banyak banget kebetulan lagi.
Nadia lebih dari indah dimata ivan, setiap orang pasti memiliki kekurangan . tapi bagi ivan nadia lebih dari sempurna. Beda dengan semua cewek yang pernah dekat denganya, nadia itu sulit ditebak dan misterius. Bukan cewek sembarangan yang dengan mudahnya jatuh cinta,
Setia terbukti dari betapa sulitnya dia melupakan mantan kekasihnya.
Bulan berganti bulan ivan dengan setia menunggu sampai nadia benar-benar melupakan sosok bayu, ivan tak mungkin menjalin hubungn elagi pasanganya masih terbayang wajah orang lain. Entah menunggu sampai kapan? Yang pasti ivan akan selalu dan selalu menunggunya…! Setia
Entah apa yang membuat ivan menyayanginya, hampa terasa hidupnya tanpa nadia. Baru mengenalnya tapi sudah membangun cinta dihati ivan. Kini hanya rindu yang menyelimuti jiwanya. Bukan apa-apa, hanya khawatir.
Khawatir jika bayu kembali masuk ke kehidupan nadia, dan nadia kembali menerimanya. Entah apa jadinya jika semua itu terjadi, yang pasti lautan tak akan asin lagi.
“mikirin siapa van?” tegur sang kakek dengan berjalan pelan menghampirinya
“umh… siapa lagi? Kalau bukan..!” jawab ivan menggantung ucapanya
“siapa? Nadia or nurul?” tebak sang kakek..
“kok nurul sih oppa, ya nadia lah!!” jawab ivan bersemangat
“loh, what’s wrong with nurul, dia gadis yang baik. Berjilbab pula..” tutur oppa
“bukan oppa, nadia.. bukan nurul!”
“ah iya iya nadia… gimana hubunganmu denganya sekarang?”
Ivan mengangkat bahunya tak mengerti
“loh gimana toh? Udah berapa lama kamu pendekatan belum berani nembak juga?” goda oppa
“bukanya gak berani oppa, Cuma takut di..tolak!” tutur ivan malu-malu
“kok takut, lagian kalo oppa liat kalian berdua sudah saling sayang..!”
“entahlah oppa, aku juga gak tau status kami apa? Cuma aku maupun nadia lebih nyaman seperti ini…!” ujar sang cucu
“halah…..dasar anak muda,! Ya sudah oppa mau kembali ke dalam dulu!” ucap kakek sambil melangkahkan kaki pergi
Nurul, kenapa nurul?kenapa oppa mikir kalo aku deket sama nurul?
Nurul memang terlihat dekat dengan ivan tapi bukan apa-apa, hanya sebagai tempat curhat ivan maupun sebaliknya. Ivan tak segan-segan menceritakan segala hal atas dirinya kepada gadis muslimah ini, begitupun nurul. Sampai akhirnya nurul mulai merasakan yang namanya jatuh cinta.
Ya jatuh cinta, dengan siapa lagi kalau bukan dengan ivan? Hanya saja sampai detik ini dia masih menyimpan semuanya dari siapapun. Bahkan dari nadia sekalipun..
Pintar sekali ia menyimpanya selama ini, hampir setahun tak tercium oleh siapapun. Nurul sudah bersumpah untuk merahasiakan, dia tidak mau merusak hubungan harmonis nadia dan ivan walaupun dengan mengorbankan hatinya tersakiti setiap kali melihat kemesraan ivan dan nadia. Hanya airmata yang mampu melukiskanya.
***
Pagi yang cerah namun tak secerah wajah nadia yang Nampak murung terus dari tadi,
“halo.. eh elo bay, ada apa?” , “ehm..ada, kenapa?” , “emh… maau bicara? Bentar ya gue panggilin…!”,
“cabe… bayu mau ngomong sama kamu!!” kata kak Alvin sembari menyerahkan ponselnya , nadia yang terbaring dengan malas tetap melihat kearah televisi tanpa menghiraukan kakaknya.
Hehhheeh…..
“sorry bay, kayaknya nadia gak mau ngomong dulu sama lo” , “uhm… lain kali aja ye.!” , “oke…sorry ya!!”
“woy.. kenapa gak mau ngomong sama bayu? Lagi berantem?” Tanya kak Alvin yang kini sudah duduk disamping nadia, nadia hanya menggeleng tanpa mengeluarkan suara apapun.
“aduh….. kayak anak kecil kalian.. kalo ada masalah omongin berdua, gak usah kucing-kucingan kayak gini udah sama –sama dewasa juga!!” sahut kak Alvin mulai kesal
“gue pinjem hp lo dong,!” Alvin langsung saja menyahut hape nadia padahal belum dapat izin
“buat apa sih chubby?” , “bentar aja pelit banget lo..!”
“nah…nah…ini siapa nih? BBM nya mesra banget, Radivan… lagi apa? Udah makan? Gih cepet tidur sana? Hem….perhatian banget coba, pacar baru lo ye?” ujar kak Alvin,
Nadia tak bersemangat menanggapinya, percuma nanggepin kakaknya dijelasin pun gak bakal ngerti.
“apaan sih kak, temen doang!” “temen apa temen, masa’ kalo Cuma temen mesra banget chat nya..!” , “mesra bagian mana sih, kayaknya semua biasa aja gitu!” jawab nadia
“hem… boleh juga kalo dari fotonya, tapi tetep masih gantengan gue!!” ujar Alvin dengan PD nya… ,
“udahlah nad, ngapain sih masih mikirin bayu. Ivan boleh juga, gue restuin kok…!”
“chubby gak ngerti gimana rumitnya hati ini.. saat ini.. , susah tau gak . bayu tuh .. gak mudah buat dilupain..!” tutur nadia marah
“weess.. santai aja be, gak usah pake otot. Yah!! Gue emang gak ngerti ngerti banget gimana perasaan lo sekarang, tapi gue cowok. Gue tau ivan berharap banyak sama lo..!”
“aku tahu.. aku tahu kak, tapi.. gimana !! aku gak mau ivan Cuma buat pelampiasan..! ngerti kan!!!”
“um um… apa salahnya kalo lo coba? Siapa tau cocok!” kata kak Alvin.
Sekali lagi nadia mendapat petuah yang sama, selalu sama dalam setiap keadaan. Meninggalkan masa lalu dan menghadapi masa depan. Karena semua Tak Lagi Sama…
Lebih indah dan buruk.
***
Tak terasa liburanya tinggal sehari lagi, puas sudah menikmati liburan bersama sahabat dan keluarga tercinta. besok nadia harus kembali ke tugas awalnya yakni menuntut ilmu. Waktu yang singkat itu dirasakan nadia seperti bertahun-tahun, bukan karena apa-apa, hanya karena satu orang yang mengenalkanya dengan yang namanya cinta.
Seperti biasa, nadia selalu menikmati indahnya bintang ditaman belakang rumahnya, semua orang pasti tahu itu.
Berkali-kali nadia berusaha menepis bayangan bayu yang terus berputar-putar diotaknya, membayangi jiwa nya yang renta, hatinya yang suram.
Sesyl : yah… besok kamu udah balik, cepet banget deh
Githa : iya nih… kita kan masih kangen..
Nadia : tenang… kalo ada waktu, aku usahain pulang lagi…
Sesyl : siiipp!!!”
Githa : kamu baik-baik aja nad???
Nadia : tentu…emang ada masalah apa?
Sesyl : bayu??
Nadia : hahaha.. ga usah khawatir.. mulai sekarang aku akan berusaha menerima ivan seperti yang kalian bilang, dan bayu.. throw!
Githa : bagus kalo gitu, itu baru sahabat gue…!
Nadia : ya ya dong…
Githa : kalo gitu mulai besok juga aku akan menerima romi sebagai yang special dihati..
Nadia : hadeh… dari dulu juga gitu kan, Cuma apa? Gak ada perkembangan
Sesyl : tauk nih…! Tetep aja..!!! eh kita besok boleh nganterin kamu sampe Bandara kan?…
Nadia : ya boleh banget lah.. kenapa enggak coba?!
Sesyl : ….
“cabe… lo disini rupanya..!” kak Alvin duduk dengan tenangnya disamping nadia,
“ada apa? Nyariin aku ? tumben?”
“emang gak boleh, hak gue dong!!, gue Cuma mau ngasih ini sama lo,!”
Alvin menyerahkan sebuah surat yang terbungkus amplop biru dengan rapinya
“apaan nih kak?” Tanya nadia penasaran
“lo buka sendiri aja, bayu yang nganterin sendiri kemarin, tapi lo lagi keluar sama sesyl sama gita, jadinya dititipin ke gue, suruh kasiin ke elo..!” tutur kak Alvin, “dan ini juga buat lo..!” lanjut kak alvin menyerahkan sebuah kado kecil berwarna biru pula
“la trus kak alvin ngapain masih disini?” Tanya nadia sewot
“yam au ikutan bacalah.. emang gak boleh..!”
“kepo deh lo.. udah masuk sana…” suruh nadia
“lo jahat banget sih sama gue, …!”, “biarin… udah masuk sana…!” nadia mendorong Alvin dengan gemasnya, “iya iya… tapi jangan lama-lama disinim ntar masuk angin baru tau rasa..!”
“biarin … wek..!” nadia menjulurkan lidahnya..
Alvin melangkah pergi meninggalkan adiknya sendirian..
“bayu??” Tanya nadia heran, tanpa pikir panjang, nadia segera membuka surat tersebut .
Sementara itu chat sesyl dan gita terhenti otomatis.
Sesyl: nad… udah tidur?
Githa : nadia kemana sih syl?? Ngilang loh :O
Sesyl : tauk… ngilang gak pamit lagi
Githa : kebiasaan lama yang masih melekat , ckckckck
Sesyl : yo’i
Nadia..
Coba kutebak , saat kamu membuka surat ini kamu pasti sedang ada dijakarta,
Kamu pasti bingung , kenapa aku lebih memilih menulis surat daripada bertemu denganmu!?
Aku malu nad, aku takut untuk bertatap muka denganmu, entah apa yang terjadi pada diriku? Akupun tak tahu?
Nadia…
Apa kabarmu nad?
Sudah lama kita berpisah , sudah lama kita tidak bertemu,berbicara, bercanda dan berbagi kasih sayang, menulis cerita baru untuk dikenang besok, mengukir sebuah mimpi didalam album impian
sudah lama kita tidak pernah lagi membuka semua harapan yang dulu ingin kita capai.
Aku rindu semua itu nad..
Dan aku telah mencoba nad, kucoba untuk melepaskan semua hal indah yang pernah ada dalam hidupku ,BERSAMAMU
Tapi,perasaan apa ini, perasaan yang selalu datang ketika aku sedang berusaha melupakanmu..perasaan yang selalu ada ketika aku membuka mata disetiap menit dan detikku..
Aku tau semua telah berbeda, waktuku telah berakhir
Tapi, aku hanya ingin kembali melihat senyummu yang dulu pernah kulihat,
Ku hanya ingin lihat candamu yang membuatku tertawa,
Kamu telah bahagia bersama orang lain dan bukan diriku,
Akupun nadia...
Dalam surat yang bodoh ini aku hanya ingin berterimakasih padamu nadia,
Terimakasih telah mengajarkanku sesuatu yang indah dan kukenang sampai saat ini, aku takkan pernah melupakan apa yang pernah kau beri nama “cinta”
Kau berkata, cinta itu indah .
Aku tahu dan akan selalu ke kenang sebagai sesuatu yang indah.
Cukup nad, aku tak mau lagi menulis kata-kata tolol yang selama ini kusimpan,
Semoga kamu tak bosan membaca tulisan –tulisan bodoh ini.
Salam rindu
Sahabatmu
(BAYU)
(
( bayu )
Entah mulai kapan nadia menangis, meneteskan airmata bahagianya. Ternyata cinta nadia selama ini tidak bertepuk sebelah tangan bayu sama sepertinya. Sesaat nadia tersenyum bahagia membaca kata hati bayu tersebut, namun…
“Kamu telah bahagia bersama orang lain dan bukan diriku,
Akupun nadia…” apa ini, apa bayu sudah memiliki kekasih? Apa-apaan ini, lalu untuk apa dia mengirimkan surat untukku seperti ini? hah??
Nadia mendekap erat surat tersebut beserta kado dalam pelukanya, andai semua tak seperti ini, andai waktu kita tepat bay..
“apa dia dian bay? Dian?.. yah aku tahu pasti dia, beruntung sekali bukan, andai saja bay aku bisa menggantikan posisi dian didekatmu.. aku pastilah sangat bahagia bayu….
Nadia tersenyum miris ketika melihat kedekatan dan keakraban dian . malam itu nadia mengingat kembali semua kenangan indah bersama bayu, semua hri dilewatinya dengan canda dan tawa yang tak pernah lelah.. mantan harus didelete kan..??
**
Nurul, besok kamu kerumah aku dulu? Apa enggak? Nadia mengirimkan pesan singkat ke nomor nurul yang diberikanya waktu di bandara dulu, tak berapa lama ada pesan balasan.
“kayaknya gak dulu nad, soalnya keluargaku langsung ngantar ke bandara, maaf ya..” , “oh iya gak pa-pa kalo gitu, gak kerasa ukhti besok kita sudah kembali ke paris, singkat banget rasanya..!” , “heem nad, gak kerasa udah besok aja… . nad gimana kalo BBM aja gak punya pulsa aku.. hehehehe!” , “oh oke, sama dong,!!’
Jarum jam menunjukkan pukul 21.00, matanya belum se centi pun menutup, terbuka lebar tidak semudah itu melupakan surat dari bayu yang terus dipikirkanya, akhirnya untuk menemani insomnia nya nadia menghubungi nurul.
Nadia : hai hai…
Nurul’in q : hai.. assalamualaikum
Nadia : um.. waalaium salam…
Nurul’in q : besok kembali ke kandang nad
Nadia : heem, masih kangen temen-temen nur, keluarga
Nurul’in q : sama lah… keluarga ngumpul semua dirumah..
Nadia : lagi galau nur…
Nurul’in q : galau kenapa lagi? Bukanya seneng2 malah galau2an..
Nadia : apa lagi kalo bukan itu..
Nurul’in q : mr ‘b’ ??
Nadia : um… udah punya yang baru nur..
Nurul’in q : sudah kuduga nad, pasti akan kayak gitu, kamu sendiri juga udah ngira kan….
Nadia : iya nur, tapi aku belum bisa kayak dia…
Nurul’in q : coba dulu nad, ivan mau kamu apain?? Dia naruh harapan sama kamu,…
Nadia : iya nur, iya….udah kucoba tapi percuma..
Nurul’in q : baru juga sebentar nad, jangan langsung nge judge gitu..
Nadia : iya juga seh.. tapi sampai kapan? Gak mungkin kan aku terus terusan dibayang Bayangin bayu kayak gini,
Nurul’in q : sabar nad… dijalanin aja apa adanya… toh kalo jodoh gak lari..
Nadia : oke.. jodoh gak akan tertukar..
Nurul’in q : hahaha… kalo jodoh ketuker berabe dong dunia…
Nadia : hahahahah iya lo..
***
Begitu happines rasanya saat ini ketika kedua kaki bisa berpijak di lantai Bandara Soekarno Hatta untuk ketiga kalinya. Berangkat dari rumah sekitar pukul tujuh pagi menuju Bandara internasioanal ini. Hanya ada beberapa pengunjung dengan membawa koper dan barang bawaan lainnya. Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing–masing, ada seorang nenek menggunakan kursi roda yang didorong oleh seorang pria dan ada juga seorang ibu yang sibuk menenangkan anaknya yang sedang menangis
Nadia menyapu seluruh area bandara berharap menemukan orang yang dicarinya.. ia mengrenyitkan matanya begitu melihat sesosok perempuan dari kejauhan, mengembangkan senyumnya ketika perempuan itu yang dicarinya. Dengan jilbab dan lesung pipit yang dimilikinya mempermudah nadia mengenalnya.
“udah? nunggu lama ya nad?” sapa nurul begitu bertatap muka dengan nadia, disampingnya bergelayut manja seorang gadis kecil kira-kira usianya 5 tahunan, bersembunyi dibalik tangan nurul.
“ah enggak kok, ih lucu banget siapa itu nur?” Tanya nadia melihat tingkah malu-malu gadis kecil itu, “oh… nissa adik paling bungsu, nissa ayo salaman sama kak nadia!” suruh nurul kepada adiknya yang dengan malu-malu mencium tangan nadia beserta kedua orang tuanya, “eh om tante, assalamualaikum..!” ucap nadia mencium tangan kedua orang tua nurul. “ini si chubby , kakak aku yang sering aku certain ke kamu..!” , “pagi kak…!” ucap nurul ramah..
Trolli yang mengangkut ts mereka mulai dimasukkan satu persatu ke baggage pesawat.. untuk kedua kalinya pula nadia harus meninggalkan keluarganya , kali ini untuk waktu yang cukup lama.
Dalam pesawat ada pilot dan copilot yang terlihat gagah memakai baju putih dan para pramugari dengan badan sangat proporsional, tinggi, rambut diikat rapi dengan serentetan gigi putih yang tersusun rapi dan terlihat jelas ketika mereka tersenyum.
Sesaat kemudian sayap pesawat terlihat bergerak secara pelan–pelan. Kemudian naik ke udara semakin cepat.
Baru ketika pesawat melaju dengan tenangnya, nadia merasa nyaman dan bersikap biasa. Pesawat terasa bergoyang kecil karena bertabrakan dengan awan putih. Dari jendela pesawat, untuk kesekian kalinya nadia dapat melihat aliran sungai- sungai yang berkelok – kelok seperti ular, hutan yang terlihat seperti sawah hijau yang ditumbuhi padi. Rumah – rumah terihat hanya seperti kotak kotak bewarna warni.
Setelah berada di dalam pesawat sekitar satu jam, seorang pramugari menyuguhkan makanan kepada mereka berdua. Makanan itu tersusun rapi dalam nampan lengkap dengan segelas minuman bewarna kuning dengan tambahan es di dalamnya. Terlihat terasa begitu menggoda untuk segera disantap.
“aku tidur duluan ya nad, capek banget semaleman nungguin nissa ..!”
“oh iya, nanti aku susul, masih indah pemandanganya,, jadi males tidur,”
Nurul mengangguk kecil, selanjutnya ia mulai menutup matanya rapat-rapat menenggelamkan tubuhnya dalam mimpi yang segera menghampirinya.
**
Dalam dadanya sudah penuh sesak dengan perasaan rindu, tanganya berkeringat menunggu orang yang tak kunjung keluar. Waktu yang singkat terasa panjang untuknya, berselimut kabut.
Berulang-ulang dia melirik jam tangan yang bertengger dipergelanganya, “kok belum muncul juga?” gumamnya pelan sekali, tiba-tiba kedua sudut bibirnya tersungging keatas, lega katanya. Perlahan ia menghampiri orang yang ditunggu-tunggunya.
Tanpa berkata apapun, ia langsung memeluk orang tersebut, meluapkan segala keriauan hatinya selama berpisah jarak .
“kenapa baru kembali? Kamu terlambat!!” ucapnya dengan manja
“maaf, aku tinggal lebih lama karena harus mengurus sesuatu!” jawab nya
Ivan melepaskan pelukanya, baru tersadar kalau nurul juga ada didepanya,
“van…!” sapa nurul tersenyum hambar penuh sesak
“nurul…!” jawab ivan dengan senyum manis
“ah… sini biar aku bawain, pasti kamu capek kan!!” cetus ivan menarik tas dan koper yang dipegang nadia,
Ivan dan nadia berjalan beriringan , sedangkan nurul! Nurul hanya mengikuti mereka , terlihat tegar namun bukan apa-apa.
***
“evaluasi pembelajaran biologi, dalam pelajaran ini kalian para mahasiswa diharapkan bisa mengikuti bahasan tentang evaluasi pembelajaran biologi,pengembanganya mulai dari tes dan non tes. Akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, mengerti?? Apa ada pertanyaan? sang dosen yang dikenal garang menaikkan nada suaranya.
“iya pak..!” jawab seluruh siswa dengan serempak,
“baik, untuk sekarang mari kita bentuk kelompok untuk mulai menjalankan rencana..!setiap kelompok berjumlah tiga orang,”
“bay, satu kelompok sama gue sama deni ya..!” pinta romi
, “oh oke…” jawab bayu
“siip!!” ucap romi mengacungkan jempolnya,
“ini tugas yang harus dikerjakan masing-masing kelompok, dalam bentuk makalah dijilid rapi. Lusa harus sudah ada dimeja saya! Mengerti?” gertak sang dosen
“mengerti pak..!” jawab semuanya pasrah saja
“bagus, kita akhiri kuliah hari ini, semoga hari kalian menyenangkan!” kata pak dosen sambil melangkahkan kaki pergi.
Seluruh mahasiswa berteriak kesal dan melenguh,
“tugasnya banyak banget, kejam dosen yang satu ini!” ucap salah satu dari mereka
“gila ya, kapan ngerjainya. Lusa udah dikumpulin, surveynya kapan?” timpal yang lainya,
Romi, bayu maupun deni pun merasakan hal yang sama,
“sumpah, bakalan ngelembur dua hari dua malem kita!!” ucap bayu frustasi
“lama –lama gue gak betah ikut mata kuliah tuh dosen..” timpal deni tak kalah kesal
“aigoo.. udahlah bro, pokoknya nanti malem kita ngelembur dirumah gue, kalo perlu nginep sekalian!” ucap romi
“ide bagus tuh..!” jawab bayu, “bolehlah bolehlah, tapi lo gak boleh telat kasih makan kita!” tambah deni
“tenang aja bro, kalo laper rumput ditaman gue banyak, nah kalo haus air kolam gue tumpah ruah, gak bakalan habis deh buat kalian!!”
“kurang ajar lo, lo kira kita apaan?” tanggap deni,
“aiissh. Kekantin yuk, laper gue!” ajak bayu sambil memegangi perutnya,
Bayu : lagi apa diy?
D.I.A.N : lagi nongkrong sama temen ? kamu?
Bayu : lagi makan siang dikantin, sama romi
D.I.A.N : oh…
Bayu : emh..
D.I.A.N : kenapa sih bay?
Bayu : kenapa apanya?
D.I.A.N : tumben aneh.. gak biasanya kamu kehabisan obrolan
Bayu : hahaha kok tau kalo kehabisan obrolan, iya loh.. gue gak tau mau ngomong apa..
D.I.A.N : ngomongin hubungan kita gimana??
Bayu : hubungan yang mana? Apa hubungan kita kurang jelas??
D.I.A.N : euh..entahlah bay,
“hayoh… BBM an sama siapa lo? Senyam senyum aja?” ucap romi dengan mulut penuh nasi
“ishh.. jijik lo, telen dulu tuh nasi baru ngomong!!”, jawab bayu “rom, gue mau minta saran lo..!” ucap bayu dengan ragu
“emh.. apaan?” tanggap romi ,
“gue jadi ngerasa bersalah sama dian! Selama ini gue belum ngasih apa-apa yang jelas ke dia, lo tau sendiri kan?”, romi terdiam sebentar
Romi tak menjawab apa-apa sebelumnya ia sudah tahu kalau bayu akan bertanya seperti itu.
“sebagai cowok lo harusnya tau apa yang harus lo lakuin bay!” tutur romi ambisius,
Sejenak bayu mulai mengerti dengan apa yang diucapkan sahabatnya, tanganya gemetar dan jantungnya berdetak tak karuan.
***
Sebagai kota yang wajib dikunjungi ketika berada di Benua Eropa, paris tidak pernah sepi oleh pengunjung, terlebih lagi di menara Eiffel yang merupakan icon kota style ini. tempat yang lain pun tak kalah sepi, termasuk kampus yang sedang diinjak nadia saat ini, berbagai macam ras dan golongan menjadi satu , tidak ada yang mengungkit asal-usul masing-masing sehingga aman dan damai.
Ternyata masih banyak mahasiswa asal Indonesia yang kuliah dikampus ini, antara lain iman mahasiswa sastra perancis yang dikenal nadia disatu sore ketika ia berteduh dihalte karena hujan mengguyur, juga dona mahasiswi Ekonomi bisnis yang tak sengaja nadia temui diapartemen.
Nadia duduk sambil menyilangkan kakinya dengan tumpukan buku dan sebuah pensil mengukir rapi dibukunya, membentuk deretan angka-angka yang tersusun rapi.
“excuse me mis, can I sit beside of you?” tiba-tiba suara cowok terdengar ditelinga nadia.
Nadia menoleh kesumber suara dan mendapat sebuah senyum manis dari orang yang ditunggunya.
“ivan… darimana saja, kok lama?”, “biasa dapet tambahan ceramah dari mister Arnold..!”
“hahahaha… kasian banget deh!!!” ejek nadia,
Hembusan angin sore melegkapi keduanya, ditambah dengan bunga-bunga yang menyebarkan bau wangi semerbak menuju hidung.
“tau gak nad, setiap aku kesini aku selalu keinget sama seseorang? Orang yang berarti banget dalam hidup aku,orang yang bisa buat gue ngelakuin apa aja..!” tutur ivan dengan suara lirih,
Seketika nadia menutup catatanya perlahan dan mulai mendengarkan cerita ivan,
“tapi orang itu udah pergi jauh nad, jauh banget..!” , “kalo boleh aku tau siapa van?” Tanya naadia penasaran.
“adek … adik perempuanku, dia anak yang lincah, semangat bahkan hiperaktif kayak kamu, orangnya ramah. Dan yang paling penting dia punya senyum manis persis seperti yang kamu punya!” tutur ivan dengan mata berkaca-kaca.
“aku baru tahu kalo kamu punya adik!? Sekarang ada dimana?”
“dia lagi di surga,!” , “astagfirullah, kalo boleh aku tau dia kenapa? Sakit atau…!”
“leukemia.. , penyakit itu yang menggerogoti kesehatan adek aku, sampai akhirnya dia drop dan akhirnya pergi untuk selamanya!!!” ucap ivan dengan suara parau
“maaf van , aku udah buat kamu inget semua ini, apa kita pergi aja dari sini,!”
“gak nggak usah nad, sedikit bayak aku udah bisa ngerelain mala kok,”..
Nadia mengelus punggung ivan dengan lembut, berusaha menenangkanya.
“kok jadi nangis gini,!” ucap ivan malu-malu, nadia hanya tersenyum
“ikut aku bentar ya nad, aku mau ajak kamu ke suatu tempat yang indah banget! Dan aku yakin kamu belum pernah kesana…!”
“kema…!” belum selesai nadia berucap ,ivan buru-buru menarik lenganya.
“udah ikut aja,!”, “naik apa van?” , “aku bawa mobil,
Sebuah mobil Ferrari berwarna metalik, terparkir dipinggir jalan raya. Mobil itu merupakan mobil pribadi milik ivan , dibelinya dengan uang hasil jerih payahnya sendiri. Mobil yang tergolong kelas Mahal itu dibelinya setahun lalu.
Dengan sigap ia membukakan pintu mobil untuk nadia, nadia pun tersipu malu dengan perlakuan istimewa tersebut.
Jalanan kota ……. Sore ini cukup ramai,beberapa mobil terlihat berseliweran. Pertokoan yang berjajar rapi menambah keindahan jalan utama kota paris ini. ribun orang dari berbagai macam Negara dan suku bergumul menjadi satu untuk berbelanja atau hanya sekedar jalan-jalan sore. Kota yang tidak pernah tidur, piker nadia.
Sesekali ivan melambaikan tanganya ketika berpapasan dengan orang yang ia kenal. Ramah sekali bukan… batin nadia.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang terus melihat keberadaan mereka dari jauh. Tidak bisa berbuat apa-apa , hanya diam dan menunggu keajaiban tuhan. Ucap nurul dalam hatinya ktika melihat mobil ivan dan nadia melintas didepanya . nurul yang kala itu minum kopi dipinggir jalan bersama sahabat-sahabat forum pecinta islam , tanganya kaku dan hatinya beku. “ukhti…ukhti..what’s happen?” Tanya salah seorang,
“astagfirullah al adzim, tidak apa-apa!” jawab nurul sebisanya , “sampai mana kita bicaranya tadi?” ucap nurul mengalihkan perhatian orang disekitarnya
“fisha mengusulkan untuk membuka tempat mengaji nurul..!” jelas perempuan berjilbab biru dengan kalemnya…
Welcome ……… tulisan yang terpampang jelas karena ukuranya yang jumbo barusaja terlewati oleh mata nadia, “kita mau kemana sih van?” Tanya nadia mulai risau,
“udah tenang aja, aku Cuma mau nyulik kamu semalem aja.. gak macem-macem kok nad..!” terang ivan dengan entengnya,
“awas aja kalo macem-macem!” goda nadia,
Nadia mengeluarkan ponsel dari sakunya,sibuk mencari sebuah kontak yang hendak dihubunginya.. “calling” tertera jelas dilayar kaca ponselnya,
“assalamualaikum ,ada apa nadia?” , “waalaikum salam, nur sepertinya hari ini aku pulang terlambat,” , “oh iya, mau kemana nad?”, “ ke rumah temen aku, mendadak soalnya!!” , “oh iya udah , kamu hati-hati ya, kalau gitu udah dulu y nad , aku masih di ma’had ini..,” , “um.. terimakasih nur, assalamalaikum..!” “waalaikum salan…!!!”
Sekitar 1 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan mereka,
Nadia keluar dari mobil dengan mulut menganga, mata tak berkedip. Terpampang luas dan indah didepan matanya, sebuah danau yang cantik sekali. Pantulan cahaya lampu dari segala arah dn berkumpul didanau, membuat danau itu seolah-olah memiliki cahayanya sendiri. Menara eiffel terlihat agung dan megah, seperti berada diseberang danau. Cahaya malamnya menambah keromantisan tempat ini, sesekali terdengar suara jangkrik mengerik dari balik rerumpunan.
“kamu mau tetep berdiri disitu?” Tanya ivan sudah berjalan menuju pinggiran danau dengan menenteng rantang makanan. Nadia berlari kecil menyusulnya, dengan tetap memandang indahnya danau dimalam hari.
Beralaskan tikar yang sengaja dipersiapkan ivan, mereka duduk santai , ngobrol ngalor-ngidul gak tentu arah obrolanya. Sesekali nadia tertawa terpingkal-pingkal mendengarkan cerita ivan yang menurutnya menggelikan.
“jadi waku aku kecil dulu, aku pernah salah orang. Yang aku kira mama , jadi aku ya ngikutin orang itu sambil makan es krim kesukaan. Sampai akhirnya aku sadar ketika ibu itu mau naik angkot. Tadi, kayaknya mama bawa mobil, kenapa mau naik angkot? Pikirku waktu itu. Eh setelah aku liat, ternyata itu bukan mama… sumpah!! Malu banget , malah diliatin banyak orang!!!!” tutur ivan ,
Tiba-tiba suasana menjadi sunyi, sibuk dengan kesibukan masing-masing. Dengan duduk bersila nadia terus melihat kearah danau. Sedangkan ivan.. ivan bingung dengan apa yang harus diperbuatnya. Sampai akhirnya….
“nad.. aku sayang sama kamu..!” ucap ivan dengan menatap nadia serius, nadia menoleh kearah ivan dengan mengembangkan senyumnya.
“aku juga sayang sama kamu…!” jawab nadia singkat namun penuh makna dan arti. Lalu, nadia menggeser duduknya mendekat ivan,nadia menyandarkan kepalanya yang terasa berat dipundak ivan, memejamkan matanya.
Ivan tersenyum penuh kemenangan, dengan jawaban nadia barusan ia semakin yakin bahwa pilihanya tidak salah lagi.
***
Dostları ilə paylaş: |