11. kenapa balik lagi?
Gedung yang besar dan megah penuh sesak dengan ratusan manusia dari berbagai daerah dan Negara, maklum kampus internasional ini termasuk kampus favorit di dunia ,tak heran jika ada berbagai macam orang yang menghuninya.
Pagi ini ada seminar kesehatan dari fakultas kedokteran university of paris, fakultas favorit yang menunjukkan keunggulunya meskipun nurul bukan mahasiswa dari jurusan tersebut namun ia paling suka mengikuti seminar-seminar yang diluar bidangnya. Duduk dideretan terdepan membuatnya leluasa mengedarkan pemandanganya.
Seorang cowok tampan memilih duduk disamping nurul, bau parfum yang dipakainya membuat nurul penasaran siapa orangnya? Ketika menolehnya ternyata tidak salah dan tidak bukan dia adalah gilang. Gilang tersenyum manis kepadanya, membuat nurul salah tingkah gak karuan.
Seminar telah dibuka, semua mata tertuju kepada si pemateri, tapi tidak dengan nurul.
“kita sebagai tenaga medis turut dan sangat prihatin dengan penyakit yang sudah menyebar ke seluruh dunia ini, ini bukan hanya masalah sebuah Negara tapi ini sudah menjadi masalah dunia yang harus segera dicari solusinya. Infeksi menular telah menduduki peringkat kedua setelah kanker sebagai penyakit yang paling mematikan dan paling banyak memakan korban”, pemateri seminar begitu lantang berpresentasi tentunya dengan bahasa inggrisnya yang sudah tak diragukan lagi.
Ketika seminar hendak ditutup, gilang memberikan sebuah kertas kepada nurul. Yang isinya
usai ini, aku tunggu kamu dikafe depan ya, ada yang mau aku omongin sama kamu
seketika tangan nurul seperti tak bertulang, lemas dan takut sekaligus gugup.
***
Benar saja , gilang sudah duduk disebuah kursi dengan segelas minuman didepanya, ia tampak gelisah celingak-celinguk mencari seseorang. Nurul berjalan dengan gontai kearahnya,
“assalamualaium…!” sapa nurul dengan wajah tertunduk, “waalaikum salam… nur akhirnya kamu datang juga, mari silahkan duduk..!”
“iya lang… , em..e,… kamu mau ngomong apa?” ucap nurul gugup sekali
“ah gak usah buru-buru nur, pesan sesuatu dulu biar enak ngobrolnya…” , “oh iya…”..
Gilang memanggil salah seorang pelayan, nurul hanya memesan segelas jus jeruk tanpa makanan
“gak pesen makanan juga?”, “enggak usah lang.. masih kenyang!”,
“oh… emh darimana ya ngomongnya, jadi bingung..!” cetus gilang Nampak gelisah, sedang nurul menunggunya berucap,
“emh… nur… mungkin, emh mungkin kamu udah ngerasa dengan semuanya, tapi ya gak tau juga… emh.. nur..!” gilang berhenti bicara, membuat nurul semakin penasaran..
“nur… aku sayang sama kamu, gak tau mulai kapan aku merasakan hal aneh ini? tapi iilah kenyataanya.. nur..kamu mau tidak jadi kekasihku?” ucap gilang dengan begitu lantangnya, pandangan matanya benar-benar hidup.
Seketika sedotan yang dipegang nurul terlepas, matanya berbinar namun kosong.
“nur… kamu gak pa-pa, apa aku salah ngomong…?”, nurul menggeleng lemah.. pikiranya benar –benar kalut.
***
Hari ini nadia sedang free, kampusnya tidak ada mata kuliah, kafe nya juga sedang libur. Makanya dia hanya guling-guling dikasur menikmati masa liburnya. Terlintas dipikiranya untuk mengetahui kabar sahabat-sahabatnya di Indonesia. Sejauh ini dia selalu berhubungan lewat via BBM, dikarenakan hanya telepon dan BBM lah yang paling lancar disana.
Bbm groups
Nadia : hai hai…. Gimana semua kabarnya?
Cukup lama nadia menunggu balasan, namun tak kunjug datang, mungkin mereka sedang sibuk.. pikirnya tak lama kemudian handphonenya berbunyi
Sesyl : hai sayang… jahat lo lama gak ngasih kabar…
Nadia : hahaha,…. Sorry lah.. tugas kuliah lagi numpuk banget
Sesyl : kasian banget deh kamu… tapi sama juga , aku juga banyak tugas (ngakak)
Nadia : halah… gitu aja ngejek segala… eh mana nih si gita?
Sesyl : tauk nih… tumben gak muncul-muncul… aku juga lagi nungguin dia sambil bengong dikantin ini….
Nadia : haduh… kebiasaan emang tuh anak satu!
Sesyl : eh nad kamu udah tau belum kalo githa sekarang udah jadian sama romi
Nadia : hah ? serius lo? Romi temen kita dulu itu kan…
Sesyl : iya nad… masa’ kamu lupa. Akhirnya mereka jadian juga…
Nadia : hahah iya akhirnya,
Sesyl : kamu sendiri gimana nad? udah bisa kan sekarang? Gak kepikiran lagi kan?
Nadia : masih sil, tapi gak banget seperti dulu, tau nih orang satu susah banget dilupainya….
Sesyl : sabar aja.. lama –lama juga ilang sendiri…
Nadia : iya.. semoga secepatnya sil…
Tiba-tiba obrolan terputus hampir 10 menit berlalu sesil belum membalas chatnya… ada chat masuk, tapi bukan dari group… oh.. gita.. ada apa ya? Tumben..
Pesan suara dengan durasi 02:05 masuk ke handphonenya… segera nadia membukanya
“hai nadia, aku kangen banget sama kamu… sumpah! (nadia tersenyum mendengarnya) aku juga nad, kangen banget sama kamu… gimana kabar lo disana? (nadia Nampak mengingat suara itu.. namun gagal) ini gue rom nad, lo gak lupa kan… , nadia sahabat gue, gita kangen banget sama kamu… apa kamu juga? (jelas sekali itu suara gita ,pikirnya), nad kamu lagi ngapain? Gak pengen pulang kah?”
Nadia menjatuhkan hpnya begitu mendengar suara yang terakhir, 3 tahun memang waktu yang lama tapi tak cukup lama untuk nadia melupakan suara itu.
“nadia juga kangen banget sama kalian semua , sesyl kangen berat, githa kamu ga berubah juga tetep alay, romi … wah selamat buat kalian akhirnya jadian juga… bayu aku juga kangen sama kamu… sorry belum bisa pulang , pokoknya semua gue kangen sama kalian”
Nadia gemetar begitu menyebut nama bayu… gila kenapa jadi gini sih? Pekiknya, ada pesan suara lagi yang masuk
“makasih nad, doain supaya langgeng terus ya… kenapa belum bisa pulang? Udah mau semester akhir kan…”
“iya git, deket semester akhir tugas malah numpuk, ntar deh kalo ada waktu cuti bentaran… kalian lagi ngumpul semua ya, wah enak banget sih…”
“makanya kalo ada waktu chat kayak gini biar bisa denger suara kita-kita…” kali ini romi yang membalasnya
“iya rom… aku gak bakal bisa hidup tenang tanpa kalian…”
“iya nad, kita juga khusunya aku… nad jangan bosen –bosen kasih kabar terus ya… biar gak lost-contact”
“eh.. pasti bay… gk bakalan aku hilang dari kalian..”
Nadia memandang langit-langit kamarnya, memikirkan kembali 3 tahun silam… ketika semua penuh dengan cinta.. tiba-tiba ia ingat surat.. ya surat.. bergegas nadia mencarinya…
“dimana sih suratnya? Kok aku lupa naruhnya sih?” nadia bolak-balik membuka menutup laci mejanya, sampai akhinrya ia melihat amplop biru yang dicarinya
Kembali nadia membaca isinya… menginat semua kenangan yang telah ia lewati, rasa itu tetap sama tak ada sedikitpun yang berubah.. entah mengapa sampai sekarang kata “sahabatmu” dengan nama bayu masih membuat sakit hatinya. Kenapa harus sahabat?
Nadia mendekap suratnya tersebut, tiba-tiba matanya terpusat kepada sebuah buku yang dilihatnya tempo hari.. dengan ragu nadia hendak mengambilnya.. ragu sekali sampai akhirnya sampai juga ditanganya.. perlahan ia membukanya , sembari memasang kuping guna ketika nurul telah pulang
30 desember 2002
Dear,
Kamu tau gak? Hari ini aku ketemu sama lelaki yang tampan banget, berbudi pekerti, sabar orangnya
Mulai hari ini aku akan sering ketemu sama dia, soalnya kan aku kerja dikafenya, aku yakin dear, hari-hariku pasti akan bahagia dari hari –hari sebelumnya.
Semoga ya dear
|
12 agustus 2003
Dear,
Dear aku gak tau perasaan apa ini, tiba-tiba dadaku sesak ketika berbicara dengan ivan.. jantungku berdebar-debar.. keringatku terus menetes , terlihat jelas sekali mengecap dijilbabku, aku malu dear mungkin aku dikira perempuan jorok oleh ivan, tapi aku yakin dear dia tidak seperti itu
Dear, aku mau bilang sesuatu, tapi kamu harus janji harus menjaganya..
Dear, aku rasa aku telah jaatuh cinta kepada ivan
Aku gak tau ini salah atau benar? Tapi aku rasa tidak ada salahnya
Tapi dear, semakin lama ivan dan nadia semakin dekat, aku gak bisa melihatnya dear, gak bisa…
|
Nadia menjatuhkan airmatanya membaca curahan hati nurul yang tidak pernah ia ketahu tersebut, begitu bodohnya , nadia mengecam dirinya sendiri
08 september 2003
Dear,
Dear benarkan apa yang kuduga, ivan lebih menyukai nadia ketimbang aku,
Aku tahu dear semua orang memiliki perasaan yang berbeda..
Tapi apa salahnya dear jika berharap ivan akan membalas cintaku
Jawab aku dear? Apa aku salah
Gak ada cara lain selain terlihat bahagia didepan mereka berdua, aku gak mau membuat mereka terganggu dengan keberadaanku diantara mereka berdua
Tuhan.. sampai detik ini aku akan terus berharap doa dan harapanku akan engkau kabulkan..
|
Nadia benar-benar tak menyangka, nurul telah berbohong sejauh ini
14 april 2004
Dear,
Apa kabar dear?
Sedih campur seneng banget hari ini, um… ke pinggiran sama ivan. Pangeran yang selama ini aku cari dear,
Seneng banget bisa jalan-jalan sama dia, ngeliat senyumnya untuk waktu yang lama…berada disampingnya untuk beberapa jam.
Bahagia bisa menjadi temenya dear, apalagi kalau sampai memilikinya!
Ah sudahlah! Aku tahu diri kok ..aku bukan siapa-siapa dimata ivan. Hanya seorang teman yang baru dikenalnya
Dear, andai aku punya pilihan
Aku ingin menjadi diri nadia untuk saat ini, menjadi orang yang diinginkan ivan, menjadi orang yang dicintainya.
Dear, aku tahu aku gak punya pilihan lain selain merelakan ivan bersama sahabatku nadia, aku percaya ketika melihat mereka bahagia pasti aku juga turut bahagia.
Tapi aku masih bolehkan mencintainya ,dear?
|
24 juli 2004
Dear, apa kabarnya kamu? Maaf ya sudah jarang mengunjungimu, tugasku lagi banyak dear..
Kamu tu nggak dear, malam ini aku diruah sendirian… yah.. malem minggu yang kelabu banget, kenapa? Pertanyaan yang bagus dear
Nadia lagi pergi… dan kamu tau dia pergi sama siapa?
Sama ivan dear . aku gak nyangka perasaan ini akan terus berlanjut .. aku gk bisa membuangnya dear, gak bisa…
Apa yang harus aku lakukan dear?
|
Dan masih berlembar-lembar lagi tulisan hati nurul yang sudah tak sanggup lagi ia baca, hati dan rasa bersalahnya cukup kuat untuk mengakhirinya, nadia menangis dan menangis bagaimana bisa ia tak merasakan semuanya.
***
“bay… gue liat lo gemeteran waktu ngirim pesen suara ke nadia, jangan-jangan lo…” tebak romi asal-asalan membuat bayu tergagap…
“ap…apaam sih lo, ya wajarlah kalo gue gugup udah lama juga gak ngomong sama nadia…”
“tauk nih romi, bayu kan udah punya Dian ngapain masih mikirin nadia , ya kan rom…” sahut sesil, “hah? Oh iya lah..” jawab bayu singkat,
“gue udah kenal lo lebih dari 10 tahun bay, dan gue tahu betul apa yang ada dalam diri lo…!” celetuk romi, “maksudnya gimana sih sayang? Bayu masih suka sama nadia?” sambung gita,
Romi mengangkat kedua bahunya tanda tak mengerti…
Dian yang berdiri tegang dibalik pembicaraan mereka, beberapa menit berlau belum ada ang menyadari keberadaanya. “eh… dian,, ngapain berdiri aja, duduk sini lah…!” ucap sesil dengan keras, supaya semua orang berhenti berbicara, bayu terkaget ketika dian sudah duduk disampingnya. “lagi ngobrolin apaan sih serius amat?” Tanya dia sembari meletakkan tasnya, “ah ini lagi mbahas reuni SMA, yak an bay..!” kata gita
“eh.. he’em ..” jawab bayu gugup, “oh…!”
Kamu bohong bay, aku denger semuanya bay semua… kenapa bay? Kenapa kamu masih menyayangi nadia.. ada aku disini bay.. aku..
“emh..gimana tadi kuliahnya lancar?”, “lancar..!” jawab dian singkat membuat bayu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal
Dian melirik jam tangan yang melingkar ditanganya, “waduh…udah sore, aku balik duluan ya..ada janji sama mama..!” sambil bangun dari duduk dan melangkah pergi..
“oh iya diy hati-hati..!” jawab gita, bayu hanya diam terpaku
“bay, kejar dong ngapain diem aja..” sungut romi , “bayu… dian lagi marah tuh..!” tambah sesil.. “hah oke oke..!” jawab bayu bergegas pergi,
Dian berjalan terburu-buru berjuta pertanyaan mengepung otaknya, tiba-tiba bayu menarik lenganya membuatnya harus berhenti
“diy tunggu..!”, “ada apa bayu? Aku lagi buru-buru..!” jawab dian ketus ,
“emh… Cuma mau mastiin, lusa jadi kan dinner nya..!” dian Nampak berpikir sebentar
“insyaallah kalo gak ada acara..!” , “loh kan kemarin kamu bilang kosong, kenapa jadi ada acara?” , “siapa tu ada acara mendadak, … udah dulu bay aku pulang dulu!” dian melangkah pergi membuat bayu ingin memakan daun didepanya.
Bayu kembali kekantin menghampiri teman-temanya… belum sampai duduk mereka sudah melihat bayu penuh amarah
“gimana?” Tanya sesil tanpa basa-basi, “gimana apanya?”,
“dian gimana?”, “ya dia pulang..!”, “gak lo anterin” sahut romi nyolot , “la dia nyelonong aja.. gak mau gue anterin kali..!” jawab bayu santai , “lo gimana sih bay, sumpah lo tuh gak peka banget.. gue yakin dian lagi cemburu denger kita ngomongin nadia.. lo juga sih bay ..”, “kenapa jadi gue yang salah?” Tanya bayu , “ya emang lo yang salah… udah ada dian masih aja kamu mikirin nadia. Asal kamu tahu ya bay diparis nadia udah punya cowok dan dia lebih ganteng dari kmu.. nih fotonya liat sendiri..!” gita menyerahkan hpnya ke bayu, bayu yang penasaran segera melihatnya…
Foto ivan mesra bersama nadia, bayu membenarkan ucapan gita. ivan memang lebih tampan darinya..
***
12. Akhir Dari Segalanya…
Sebuah monument nasional, kota paris yang sudah menjelma menjadi tempat paling romantis kini menjulang tinggi di hadapan mereka. Terlihat jelas bagaimana menara pencakar langit itu begitu megah..
Lantai pertama .. masih terlihat biasa, loket tiket tersedia disamping tangga kedua.. ratusan orang sedang mengantre, tidak sabar untuk segera menikmati pengamatan diatas menara. Untungnya mereka bukan deretan terbelakang, hanya membutuhkan beberapa puluh menit tiket sudah ditangan. Lantai kedua dan ketiga mudah diakses dengan bantuan lift,
Setiap turunan mengarah langsung kebawah.. baru memasuki lantai ketiga udah tinggi baget rasanya pikir nadia. Ada restoran disana, restoran layaknya tempat makan biasanya, Cuma bedanya suasana disini lebih nyaman, melihat pemandangan sudut kota, kelap kelip cahaya lampu dimalam hari menambah panorama disana.
Akhirnya sampai juga mereka dilantai teratas menara Eiffel atau disebut juga Eiffel tower , pandangan mata nadia tak lepas dari panorama kota paris dimalam hari.
“indah banget van….gila!” celetuk nadia…
“iya nad, tidak ada yang menandingi keindahan kota paris dari atas sini..! sebenernya udah lama aku pengen ngajak kamu kesini, Cuma baru bisa sekarang..” jawab ivan
“van.. nyesel aku baru tahu ternyata Eiffel seindah ini,!!!”
“nad, sekarang bukan waktunya ngomong hal yang gak penting lagi..” ucap ivan sembari memegang kedua pundak nadia, menatapnya dalam-dalam.
“maksu..dnya..!” ucap nadia gugup,
“nadia… aku mau ngomong serius sama kamu… kita udah bukan remaja lagi.. udah saatnya kita melangkah lebih jauh… kamu tahukan aku sangat menyayangimu lebih dari apapun… nadia… maukah kamu menjadi istriku?” ucap ivan begitu mantapnya
Deg! Jantung nadia seperti berhenti saat itu juga..
“nadia…., kita udah lama berhubungan… aku gak bisa kalo harus gini terus.. Aku gak bisa nunggu lagi”, nadia terdiam bingung mau menjawab apa..
Bukan bingung karena apa-apa, diotaknya kini hanya terlintas nurul tak dibayangkanya betapa sakitnya ia ketika ia menerima lamaran ini.
“van… a..ku gak bisa, aku gak bisa lanjutin hubungan ini lagi..!” celetuk nadia begitu saja
Sontak ivan melebarkan matanya, “ken..kenapa nad?” ,
“jujur van, selama ini bukan kamu seutuhnya yang aku cintai, ada sosok bayu yang ada dalam dirimu dan sosok itulah yang aku cintai bukan kamu.. maafin aku van , aku gak bisa…”, nadia melepaskan tangan ivan dari pundaknya
Badan ivan lemas seperti tak bertulang… otaknya tak berjalan lancar lagi buntu yang iya. “kenapa kamu baru bilang sekarang nad? kenapa?” Tanya ivan marah tak terkendali, nadia tak mampu lagi menahan airmatanya untuk jatuh
“kenapa nad? ketika aku sudah benar-benar cinta sama kamu.. apa kamu gak mikirin perasaanku?”,
“justru aku memikirkan peraasaan semuanya van, semua, kamu , nurul.. apa kamu tahu apa yang nurul simpan selama ini ha?” jawab nadia marah bercampur sedih, nadia membuka tasnya dan mengambil buku diary nurul yang sengaja ia bawa. Nadia menyerahkanya kepada ivan dengan segala tenaganya..
“apa ini?” Tanya ivan tak mengerti, “kamu baca aja..!” jawab nadia singkat..
Lembar demi lembar terlewati oleh matanya tanpa kurang satu katapun, ivan menangis sejadi-jadinya tidak menyangka semua hal semua kejadian tercatat dengan sangat jelas dalam buku itu, ketika nurul merasakan sakit hati yang amat saat ivan menanyakan dengan jelas bagaimana perasaan nadia kepadanya, ivan tak pernah mengira nurul menaruh hati kepadanya sejauh ini. tetesan airmata dan puncak menara menjadi saksi betapa bodohnya ia.
Ivan jatuh terduduk, mendekap buku diary sang ukhti.. nadia yang turut bersedih memeluknya, seperti memeluk keindahan yang akan ditinggalkanya.
“kenapa aku begitu bodoh nad? kenapa?” ucap ivan dengan penuh airmata,
“jangan bilang begitu van, lebih tololnya aku yang juga baru mengetahuinya…van..!” , “nurul..!”,.. ivan menjerit sekeras-kerasnya tak peduli ribuan pasang mata yang melihatnya.
“harusnya aku sudah tahu dari awal nad? opa pernah mengucapkanya padaku, tapi aku tak menggubrisnya, betapa bodohnya aku nad…” ucap ivan memukul-mukul kepalanya.. nadia jauh merasa kasihan dan menangis
“van… bukan aku yang harus mengerti perasaanmu, tapi kamu yang harus menegrti perasaan nurul, dia tulus menyayangimu, dia yang lebih pantas bersamamu bukan aku.. maafin aku van… maafin aku…” , “nad…tapi kenapa semua harus berakhir seperti ini, nurul .. bagaimana dengan perasaanya.. aku selalu membahasmu ketika sedang bersamanya nad…” . “van… semua belum terlambat, matahari masih terbit dari timur, bulan masih bersinar tidak ada kata terlambat untuk semuanya..!”
Tidak ada kata yang terucapkan selain kata maaf dan penyesalan… ivan benar-benar berdosa telah membiarkan perasaan nurul terbuang sia-sia.
***
Dua kursi telah tersedia, meja yang dihias sedemikian rupa hingga terlihat mewah dan elegan. Telah duduk dua orang insan disana, yang satu berwajah tampan dan berwibawa dan yang satu berwajah cantik dan rupawan.
“kamu mau ngapain sih bay? Tumben ngajak aku ketempat kayak gini?” Tanya dian tak mengerti,
“oh… ya gak pa-pa sekali-kali kan…!” jawab bayu singkat..
“udah makan dulu baru nanti bicaranya” tambah bayu sembari menyuapkan sesendok spaghetti ke mulutnya.
20 menit berlalu tanpa ada canda dan tawa, hanya suara gemelotek sendok dan garpu yang saling beradu.
“udah kan makanya… sekarang kamu mau bicara apa?” ,
“ah…..emh… malam ini kamu cantik banget diy… sumpah!” jawab bayu membuat pipi dian bersemu merah, “bayu… aku Tanya serius…!”
“oh oke…!” bayu menata duduknya dan menatap dian dengan serius.
“sekarang coba kamu tutup mata kamu sebentar aja…!” perintah bayu,
“buat apa?” Tanya dian , “udah gak usah banyak Tanya!!” , dian menutup matanya.. bayu menghembuskan nafas panjangnya , ia berdiri dan berjalan kearah dian, perlahan ia mengalungkan sebuah kalung yang bergantung cincin dibandolnya ke leher dian, indah sekali.
“maukah kamu menjadi istriku dian?” bayu berbisik lembut ditelinga dian, dian seperti hendak membuka matanya namun dicegah bayu.
“tunggu… jangan buka mata dulu, maukah kamu jadi istriku dian? Jika jawabanya iya maka kamu lepaskan kalung ini, tapi jika kamu menolaknya biarkan kalung ini tetap disini!” ucap bayu.. lembut sekali
Bayu kembali duduk dikursinya..
“sekarang apa aku boleh membuka mataku bay?” Tanya dian..,
“silahkan..!”
Dian langsung memegang dan melihat kalung yang tersemat dilehernya..
“indah sekali bay…!” ,
“Jika jawabanya iya maka kamu lepaskan kalung ini, tapi jika kamu menolaknya biarkan kalung ini tetap disitu!”, dian mengenggam cincin itu dan perlahan namun pasti ia melepaskanya… bayu deg-degan dibuatnya.
Terlepas sudah kalung itu…
***
EPILOG
Jilbabnya yang berkibar-kibar membuat wajah nurul terlihat semakin cantik saja, ditunjang dengan bajunya yang trendy namun menutup semua auratnya membuat semua pasang mata tertuju kearahnya. Senyum nurul yang terus berkembang setiap bertemu orang membuatnya dikenal banyak orang.
Sejak 20 menit lalu Nurul setia menunggu di halte bus seperti biasanya, sesekali ia melirik jam ditanganya , menghembuskan nafas panjang dan kembali menunggu. Sampai akhirnya yang ditunggunya telah tiba… mobil sport putih berhenti tepat didepanya, dengan segera nurul menghampirinya. Kaca mobil itu terbuka, menampakkan orang dibalik kemudi yang tersenyum manis kearahnya.
“assalamualaikum… maaf ya aku telat!” ,
“waalaikum salam.. udah kesekian kalinya kamu telat, 20 menit tau gak aku duduk disini sendirian..!” jawab nurul pura-pura ngambek..” mengerucutkan bibirnya dengan tetap berdiri, “jangan ngambek lah… ntar cantiknya luntur loh sayang, udah ayo masuk panas kan diluar..!” , hati nurul akhirnya luluh juga
“nur, nadia jadi pulang ke indo duluan?” ,
“iya, udah gak sabar ketemu sama keluarganya katanya…”,
“kita jadi lusa kan pulangnya..!”,
“iya…” jawab nurul sabar sekali,
“pulang bareng loh ya, awas kalo ninggal..!”, ancam ivan dengan wajah sok galak
“apaan sih? Udah pada gede juga.. van van..”
Ivan hanya tertawa mendengarnya, hatinya telah menemukan tambatan hati seperti baut yang telah menemukan mur pasanganya.
“ ntar kalo ketemu nadia gimana, van?” Tanya nurul,
“ya gak gimana-gimana, la emangnya mau ngapain?” ,
“kamu gak bakalan balik ke dia lagi kan,,…!” Tanya nurul memastikan,
“kalo iya kenapa kalo gak kenapa?”, nurul menggerutu kesal
“tauk ah rese’!” , ivan malah tertawa melihat sikap nurul
“nur..nur.. denger ya, Cuma kamu yang ada disini (nunjuk kepala) dan disini (nunjuk dada),
Mendengar itu nurul hnya tersenyum simpul..
Nurul dan Ivan akan segera melangsungkan pernikahan mereka di indonesia, Nurul selalu membuat yakin ivan bahwa, ialah cintanya bukan perempuan lain.
***
Nadia kembali ke kampung halamanya bukan lagi di Negara orang, rumah masa kecilnya terpaku ditanah dan berdiri dengan megah tepat dibelakangnya , ya dia kini berada ditaman belakang rumah kesayanganya. Membuatnya mengingat kembali 4 tahun silam…
Tanganya yang satu sibuk mengenggam hp dan yang satunya lagi memutar-mutar sebuah surat beramplop biru..
Tak lama kemudian telah duduk seorang lelaki disampingnya, nadia tersenyum menatapnya. “bulanya indah ya..” ucap lelaki itu,
“bulan memang selalu indah, tergantung bagaimana perasaan kita saat itu!”. Dingin dan diam kembali hinggap.. hanya suara semilir angin yang terdengar samar-samar
Nadia meletakkan hpnya ditanah, membuka surat yang sedari tadi dipegangnya… dan menyerahkan kepada orang disampingnya..
Lelaki itu membacanya , tersenyum . ia mengeluarkan pulpen dari sakunya, menuliskan sesuatu dalam surat tersebut dan menyerahkan kembali ke nadia.
Kata “sahabatmu” dalam surat tersebut telah dihapus dan digantikan dengan “yang selalu menyayangimu”,
“nad… aku gak nyangka kita bakalan ditemuin seperti ini lagi, sempat aku berpikir kita gak akan bisa bersama lagi, tapi semua hanya fikif belaka..”, ucap bayu dengan bahagianya,
“bay.. kalo jodoh sejauh apapun jaraknya, sesulit apapun kondisinya pasti juga dipertemukan..!” jawab nadia mantap,
“eh iya besok jadikan kenikahanya romi…”,
“ya jadilah masa’kita gak datang, sahabat sendiri”, bayu tersenyum mendengarnya
“gak nyangka ya ternyata mereka mau nikah.. gita sama romi..!”, ucap nadia ,
“kenapa kamu mau nyusul,” Tanya bayu menggoda,
“emh.. ya maulah..!”,
“mau kapan? Besok juga? Atau sekarang?” ,
“ngawur kamu bay…” jawab nadia malu-malu,
“kamu buru-buru mau nikah apa udah gak sabar mau………..” goda bayu dengan senyum penuh makna,
“apaan sih bayu……………………” nadia memukul manja kekasih hatinya itu
Bayu melihat kalung yang tersemat dileher nadia, kalung yang sebelumnya telah ada pada dian. Namun dian mengembalikanya… yang bayu kira dian menerima lamaranya ternyata salah… dian mengembalikan tanpa jawaban.
“aku tahu bay, aku bukanlah yang ada dihatimu. Nadialah yang ada disana… aku memang sangat mencintaimu bay… tapi kamu tidak kan… tak sepantasnya aku memaksakan itu semua, biarlah cinta sejati yang menyatukan kalian… bay kembalilah ke nadia, berikan cincin ini kepadanya, cincin ini bukan untukku , melainkan untuk nadia perempuan yang selalu kamu sayangi. Maaf jika selama ini aku telah menjadi penghalangmu..”
***
Dostları ilə paylaş: |