Waktu Turunnya Malam Lailatul Qadar
Pada hakekatnya tidak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti kapan terjadinya Lailatul Qadr, suatu malam yang dikisahkan dalam Al-Quran sebagai "malam yang lebih baik dari seribu bulan". Hadist yang diriwayatkan Abu Dawud, menyebutkan bahwa Nabi SAW pernah ditanya tentang Lailatul Qadr dan Beliau menjawab: "Lailatul Qadr ada pada setiap bulan Ramadan." (HR Abu Dawud).
Selanjutnya Rasulullah SAW memberikan beberapa isyarat tentang waktu turunnya Lailatul Qadr dengan bersabda: "Carilah Lailatul Qadr itu pada sepuluh hari terakhir Ramadhan." (Muttafaqun alaihi dari Aisyah radliallahu anha).
Dari Aisyah radliallahu anha ia berkata: "Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli isterinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya." (HR Bukhari dan Muslim). Dalam shahih lain disebutkan, dari Aisyah radliallahu anha ia berkata: "Bahwasanya Nabi SAW senantiasa beri'tikaf (berdiam diri) pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sampai Allah mewafatkan beliau”. Lebih khusus lagi, Rasulullah SAW bersabda: "Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)". (HR Bukhari dari Aisyah radliallahu anha).
Tidak diberitahukannya tanggal yang pasti tentang Lailatul Qadr sesungguhnya memiliki beberapa hikmah tersendiri, antara lain untuk memotivasi umat agar terus istiqomah dalam beribadah, mencari rahmat dan ridha Allah, kapan saja dan di mana saja, tanpa harus terpaku pada satu hari saja. Bisa dibayangkan, andaikata Lailatul Qadr tersebut diberitahukan tanggal turunnya secara pasti, maka dimungkinkan orang hanya akan memaksimalkan ibadah pada tanggal yang dimaksud. Sementara, pada tanggal-tanggal selainnya tidak memaksimalkan ibadah.
Tanda-Tanda Turunnya Malam Lailatul Qadar -
Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya. Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR. Muslim).
-
Udara dan suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah”. (Hadist Hasan).
-
Bulan nampak separuh bulatan. Abu Hurairah radliyallahu’anhu pernah bertutur : Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim).
-
Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan). Sebagaimana sebuah hadist, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah SAW : “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan).
-
Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Berburu Malam Lailatul Qadar 1436 H
Malam ke-10 di hari yang terakhir dalam bulan Ramadhan merupakan malam yang penuh berkah. Karena, di antara malam tersebut terdapat apa yang disebut dengan malam lailatul qadar. Apa itu lailatul qadar (Wama adraka ma lailatu al-qadar), yakni malam yang lebih baik dari 1000 bulan (khairun min alfi syahr). Penyebutan jumlah bilangan dalam ayat ini sesungguhnya ingin mengangkat pesan kemuliaan dan keunggulan (fadhilah) yang luar biasa dari malam tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang mendambakan nilai puasa sekaligus memimpikan dan mendapatkan malam lailatul qadar, kita harus selalu giat melakukan amal ibadah yang baik dan khusyu' selama Ramadhan berlangsung.
Apa itu Malam Lailatul Qadar?
Oleh para ulama, malam Lailatul qadar dijelaskan dalam berbagai versi. Ada ulama yang mengatakan bahwa lailatul qadar merupakan malam saat pertama kali Al-quran diturunkan. Ada pula yang menyebutkan jika malam lailatul qadar ini akan turun pada hari atau malam-malam ganjil di 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Dalam satu versi, malam lailatul qadar bisa juga diartikan dalam dua pengertian. Pertama, malam ketika Al-quran diturunkan. Kedua, malam ketika para malaikat turun ke bumi memberikan berkah dan rahmat kepada umat Islam. Kendati bervariasinya qaul (ucapan) para ulama tersebut, malam lailatul qadar ini memang amat sulit ditebak, kapan ia turun. Dengan demikian, hal itu menandakan bahwa malam lailatul qadar bisa turun kapan saja.
Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?
Di dalam menentukan malam lailatul qadar, terdapat banyak riwayat. Sebagian menetapkan malam dua puluh tujuh Ramadhan; sebagian menetapkan malam dua puluh satu; sebagian menetapkan salah satu malam dari malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan; dan sebagian lagi menyebutkan secara mutlak bahwa malam lailatul qadar itu pada semua malam bulan Ramadhan. Jadi, malam Lailatul qadar itu terjadi pada salah satu malam dari seluruh malam bulan Ramadhan menurut riwayat yang lebih kuat.
Tentang kapan dan malam ke berapa lailatul qadar terjadi, para ulama berbeda pendapat, yang secara garis besar terdapat tiga teori, yaitu sebagai berikut:
-
Berdasarkan susunan huruf dari kalimat: kata "Lailatul Qadar" tersusun dari 9 huruf. Dalam surat al-Qadr, kalimat tersebut diulang sebanyak 3 kali. Sehingga dalam konteks perhitungan matematis, 9 x 3 = 27. Jadi dalam teori ini, lailatul qadar terjadi pada malam tanggal 27 Ramadhan.
-
Teori al-Ghazali dengan basis pedoman hari pertama bulan Ramadhan. Jika hari pertama (tanggal 1 Ramadhan) jatuh pada hari Senin maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 21. Jika hari pertama Sabtu maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 23. Jika hari pertama Kamis maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 25. Jika hari pertama Selasa atau Jum’at maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 27. Jika hari pertama Ahad atau Rabu maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 29.
-
Teori Imam Ibn Hazm dengan basis jumlah hari bulan Ramadhan. Jika jumlah harinya 30, maka malam lailatul qadar bisa terjadi pada malam ganjil setelah tanggal 20. Karena permulaan malam 10 terakhir terjadi pada malam ke-21. Tetapi jika jumlah hari 29, maka lailatul qadar terjadi pada malam genap sejak tanggal 20. Karena permulaan malam 10 terakhir terjadi pada malam ke-20.
Memperhatikan berbagai teori ini, kita tidak perlu bingung. Yang jelas, dalam rangka beribadah kepada Allah pada malam lailatul qadar ternyata harus kita lakukan selama 10 malam penuh. Ya mulai malam ke-20 sampai selesai, mari berburu malam Lailatul Qadar.
Referensi:
-
Sholikhin, Muhammad. 2012. Di Balik 7 Hari Besar Islam. Yogyakarta: Garudhawaca.
-
-
Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam tersebut Sang Pencipta menurunkan kitab suci al-Quran ke langit dunia. Demikian seperti tertulis dalam kitab suci umat Agama Islam, al-Quran surat al-Qodr ayat 1-3. Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa tanda-tanda suatu malam adalah lailatul qodar, adalah Rasulullah SAW pernah bersabda: ” Pada saat terjadinya lailat al qodar itu, malam terasa jernih, terang, tenang, cuaca sejuk tidak terasa panas tidak juga dingin. Dan pada pagi harinya matahari terbit dengan jernih terang benderang tanpa tertutup sesuatu awan”. (Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).
-
Malam lailatul qodar adalah satu malam yang hanya ada pada bulan Ramadhan. Yaitu suatu bulan yang dimana umat agama Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Berikut ini adalah petunjuk bilangan tanggal-tanggal menurut riwayat hadis;
-
Advertisement
-
Pertama, lailatul qodar biasanya terjadi pada malam 17 Ramadhan, malam diturunkannya Al Qur’an. Hal ini disampaikan oleh Zaid bin Arqom, dan Abdullah bin Zubair ra. (HR. Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi dan Bukhori dalam tarikh). Kedua, Lailat al qodar biasanya turun pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Diriwayatkan oleh Aisyah dari sabda Rasululah SAW: “Carilah lailat al qodr pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhori, Muslim dan Baihaqi).
-
Ketiga, malam Lailatul qodar terjadi pada malam tanggal 21 Ramadhan, hal ini berdasarkan hadits riwayat Abi Said al Khudri yang dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim. Lailatul qodar terjadi pada malam tanggal 23, 27 dan 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan, hal ini didasarkan pada dua hadis yang berbeda. Seperti dinyatakan dala sebuah hadis riwayat Imam Muslim, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim).
-
Seperti yang telah diketahui dari berbagai sumber mengenai penanggalan malam lailatul qodar yang berbeda, maka selayaknya setiap muslim terus berupaya meraihnya pada setaip malam di bulan Ramadhan dengan terus meningkatkan ibadah.
-
Advertisements
Dostları ilə paylaş: |