Pusaka Madinah



Yüklə 5,93 Mb.
səhifə48/92
tarix27.10.2017
ölçüsü5,93 Mb.
#16453
1   ...   44   45   46   47   48   49   50   51   ...   92

Assalamualaikum wr.wb.

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”(Al-Mu’minun : 12-14)

Dari ayat tersebut kita bisa mengetahui bahwa sesungguhnya kita manusia diciptakan dari sesuatu yang hina, akan tetapi kebanyakan manusia tidak menyadarinya. Jikalah kita mengkaji ayat tersebut lebih dalam lagi, kita bisa melihat bahwa manusia diciptakan dari sesuatu yang hina lalu dibentuk menjadi sesuatu yang sempurna. Pernahkah kita berfikir apa yang membuat manusia itu bisa menjadi makhluk yang mulia dan sempurna di hadapan sang pencipta? Yang bisa membuat manusia menjadi Makhluk yang mulia dan sempurna di hadapan sang pencuipta adalah akal yang di miliki manusia. Perbedaan Manusia dengan Hewan ada pada akalnya, manusia diberikan akal oleh sang pencipta untuk bisa membedakan yang mana yang benar dan yang mana yang salah. Manusia bisa disebut sebagai manusia apabila mau menggunakan akalnya, manusia yang tidak menggunakan akalnya malah menjadikan hawa nafsu sebagai landasan berbuat seperti dalam QS. Al-A’raaf : 176 yang berbunyi sebagai berikut :



“Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raaf :176)

Dalam ayat diatas manusia hendak dijadikan tinggi derajatnya tetapi manusia malah cenderung kepada hawa nafsu yang rendah, dan apabila manusia seperti itu maka tidak berbeda manusia tersebut dengan seekor anjing. Oleh karena itu jika manusia ingin derajatnya tinggi disisi sang pencipta maka menggunakan akal adalah sangat mutlak adanya, karena itu adalah titik pembeda antara manusia dengan hewan, jadi kita harus sadar bahwa kita adalah manusia bukanlah hewan yang berbuat berlandaskan hawa nafsunya yang rendah.

Salah satu hal yang penting untuk difikirkan oleh manusia adalah bagaimana adanya alam semesta ini, bagaimana bisa alam semesta ini ada begitu saja, dan bagaimana bisa kita ada dengan begitu saja tanpa ada yang menciptakan. Dan tidak akan mungkin alam semesta yang sebesar ini tidak ada yang mengaturnya. Seperti dalam QS. Ibrahim : 33 yang berbunyi sebagai berikut :

“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” QS. (Ibrahim : 33)

Dari ayat diatas jelas bahwa Alam Semesta ini ada yang mengaturnya dan tidak berjalan sendiri. Lalu siapakah yang mengatur semua ini dan siapakah yang menciptkannya? Yang menciptakan manusia dan Alam Semesta adalah Alloh, seperti dalam QS. Al-A’raaf : 54 yang berbunyi :



“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’raaf : 54)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Alloh yang maha suci dan maha tinggi adalah Tuhan semesta alam yang menciptkan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, dan semuanya tidak luput dari kekuasaan dan kehendaknya, betapa alam semesta ini tidak akan berdaya apabila Alloh tidak mengaturnya. Dan apabila Alloh berkendak untuk menciptakan sesuatu kita tidak bisa berbuat apa-apa dan apabila Alloh hendak akan mengakhiri sesuatu maka kita tidak berdaya melawannya, Semua apa yang diciptakan Alloh tidaklah kekal. Alloh adalah yang maha berkehendak atas segala urusan yang ada di alam semesta, dan apabila Alloh berkehendak sesuatu maka Alloh hanya cukup berkata “Jadilah”, maka jadilah sesuatu tersebut, seperti dalam QS. Al-Baqoroh : 117 yang berbunyi :



“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia.”(QS. Al-Baqoroh : 117)

Jelas bahwa Alloh adalah Kholiq yang maha berkehendak atas segala sesuatu dan tidak ada kholiq selain Alloh. Allohlah yang menciptakan buah-buahan dan hewan ternak untuk kita makan. Coba bayangkan kalaulah Alloh tidak menciptakan itu semua untuk manusia, bisa apa manusia? Bagaimana manusia bisa hidup? Selaku makhluk apa yang harus manusia lakukan kepada sang Kholiq yang telah menciiptakan? Pernahkah kita mendengar kata “Akhlaq” apa itu akhlaq? Akhlaq adalah sikap atau perilaku yang diperbuat Makhluk kepada sang Kholiq, Akhlaq bukanlah perilaku antar Makhluk. Bersyukur atas segala nikmat yang diturunkan oleh sang kholiq kepada Makhluk adalah Akhlaq yang benar yang harus dilakukan oleh manusia, Betapa buruknya akhlaq seorang makhluk kepada Alloh apabila ia tidak mau bersyukur kepada Alloh Kholiq alam semesta ini karena begitu banyak nikmat yang telah diberikannya seperti dalam surat Ar-Rohman manusia di ingatkan untuk bersyukur kepada Alloh bahkan sampai 31 kali Alloh mengulangnya “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Lalu bagaimanakah cara kita bersyukur kepada Alloh sebagai bentuk Akhlaq yang benar kepada sang Kholiq? Untuk bersyukur kepada Alloh maka yang harus kita lakukan adalah menyembah Alloh dan tidak mempersekutukannya dengan apapun, mau melakukan apa yang diperintahkannya dan mau menjauhi apa yang di larangannya, seperti dalam QS. An-nisa : 46 :


“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.”(QS. 4:36)

Maka sudah sepatutnya kita selaku makhluk hanya menyembah Alloh saja, karena dengan itulah kita bisa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan olehnya, dan apabila kita mempersekutukan Alloh dengan Tuhan (Ilah) yang lain maka sungguh itu adalah Akhlaq yang buruk, karena itu membuktikan bahwa kita tidak bersyukur atas segala nikmat yang telah Alloh berikan kepada kita.

Maka sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Alloh kita haruslah menyembah dan beribadah kepada Alloh saja, dan mau menjalankan apa yang Alloh perintahkan dan menjauhi apa yang Alloh larang, serta meniadakan Ilah-ilah selain Alloh dalam hidup kita, yang berhak mengatur kita, yang harus kita taati dan yang harus kita sembah.

Demikian pembahasan ini semoga bermanfaat, tulisan selanjutnya saya akan membahas ilah-ilah selain Alloh. Mohon maaf apabila ada kesalahan, karena sesungguhnya yang benar itu hanya datang dari petunjuk Alloh dan yang salah itu datang dari kesalahan pribadi penulis.

semoga bermanfaat dan menjadi wawasan

Wassalamulaikum wr.wb

Dikirim pada 15 Mei 2014 di Hikmah

0 Comments

08 Apr


Apa Itu Wahan?

Istilah wahan diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw-tatkala menjelaskan kondisi umat manusia di masa akan datang. Penyakit wahan ini menjadi penyebab utama segala keburukan dan keterpurukan umat Islam sehingga karenanya mereka menjadi bulan-bulanan musuh-musuh islam. Bahkan lebih tragis lagi, Nabi Muhammad saw mengibaratkan mereka laksana makanan yang menjadi rebutan orang-orang rakus yang kelaparan.


Dari Tsauban radliyallahu `anhu berkata, "Rasulullah saw bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti orang-orang rakus memperebutkan makanan di atas meja.
Ada seorang yang bertanya, `Apakah karena pada saat itu jumlah kami sedikit?`
Rasulullah saw menjawab: `Tidak, bahkan kamu pada saat itu mayoritas, akan tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air laut. Sesungguhnya Allah telah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan telah mencampakkan penyakit al wahan pada hati kalian`.
Seorang sahabat bertanya: `Ya Rasulallah, apa penyakit al wahan itu?.`
Rasulullah saw-menjawab: `Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati` ". (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya)
Sebab-sebab Wahan
Penyakit wahan timbul karena merasuknya cinta kepada dunia ke dalam hati manusia, seperti cinta berlebih kepada harta, benda, tahta, wanita, dan lainnya. Dari kecintaan dunia yang sangat berlebih nantinya akan melahirkan mental pengecut yang takut mati.
Cinta dunia dan takut mati saling berkait, laksana satu paket. Keduanya menjadi penyebab kehinaan dalam agama di hadapan musuh. Semoga Allah melindungi kita darinya.
Akibat dari penyakit wahan akan menumbuhkan keengganan berjuang dan berjihad untuk mempertahankan iman dan memperjuangkan agama. Padahal meninggalkan jihad merupakan sebab keterpurukan umat ini. Rasulullah saw bersabda:
"Jika kalian berdagang dengan sistem `inah (salah satu bentuk riba), kalian ridha dengan peternakan, kalian ridha dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad maka Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Ahmad, Abu Daud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam al Silsilah, No. 11)
hadits ini menyimpulkan bahwa dalam hadits terdapat celaan dan ancaman bagi orang yang sibuk dengan pertanian dan peternakannya di saat musim jihad. Dari situ dapat disimpulkan bahwa di antara dimaksud dengan Dien (yang menjadi solusi dengan kembali padanya) dalam hadits ini adalah Jihad. Karena shalat, zakat, puasa, haji dan dzikir tidak akan mampu mengangkat umat ini dari kehinaan. Semua ibadah ini memang merupakan bagian dari Ad-Dien dan mempunyai peran penting, dalam melenyapkan kehinaan ini.
Manusia pada dasarnya ingin kaya, pangkat tinggi, memiliki pangaruh yang besar, terkenal di mana-mana, dan mempunyai istri yang cantik. Manakala seseorang telah mencapai keinginannya sementara aturan-aturan Allah tidak dipergunakan dalam mengatur dan mengendalikan kekayaan dunianya, maka inilah yang disebut materialistis, alias cinta dunia.
Faham materilisme ini sama sekali tidak dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan adalah merupakan musuh Islam yang tergolong utama. Faham ini merupakan warisan dari Iblis la`natullahi`alaihi, yang memang kehadiran dan keberadaanya di dalam diri hanya untuk menggoda agar manusia rusak, sehingga (pada akhirnya kelak) menjadi penghuni neraka bersama Iblis.
Kepada Iblis Allah Subhanahu wa Ta`ala bertanya: "Apakah yang menghalangimu sujud kepada Adam?" Iblis menjawab: "Aku lebih baik daripada Adam. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah ?" (QS.Al-A`raaf: 12).
Setidaknya ada empat hal yang menyebabkan timbulnya penyakit wahan di masyarakat muslim, yakni:
Kaum muslimin banyak yang belum memahami karakteristik ajaran Islam itu sendiri. Akibatnya, dengan mudah mereka menerima faham-faham yang tidak sesuai ajaran Islam. Mereka hanya menerima hal-hal yang sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya. Sedangkan hal-hal yang jelas berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam dilihat dan disikapinya sebagai suatu beban dan menyusahkan kehidupan. Mereka merasa ragu dan telah phobi terhadap Islam.
Pengaruh racun berpikir yang disuntikan sejak lama oleh musuh-musuh Islam terhadap kaum muslimin. Proses pencekokan tersebut berlangsung dengan demikian halus dan terorganisir, sehingga umat Islam menjadi lemah dan terpecah-pecah. Hal itu sesungguhnya amat kita lihat dan rasakan.
Kekuasaan militer, politik dan pemerintahan yang tidak berada di tangan kaum muslim sehingga urusan umat Islam diserahkan kepada orang-orang kafir lagi fujur, fasik dan munafik. Mereka mengangkangi kaum muslimin dalam berbagai bidang.
Untuk mewujudkan cita-citanya musuh-musuh Islam (Yahudi dan Nasrani) merancang taktik strategi untuk menghadapi umat Islam. Mereka memanfaatkan kekayaan, ilmu pangetahuan, dan teknologi yang mereka miliki untuk menghadapi dan memperdaya umat Islam. Sehingga situasi dan kondisi dunia lslam benar-benar dalam keadaan lemah, terbelakang, terpecah-pecah, dan malah sesama umat Islam itu sendiri saling beradu dan bermusuhan.
Membasmi Penyakit Wahan
Penyakit wahan ini bisa diatasi dengan jalan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala dan kembali kepada tuntunan ajaran Islam.Mereka yang merasa bahwa penyakit ini telah menghinggapi dirinya hendaklah melakukan langkah-langkah berikut :
Meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala dan hari akhir, sampai pada derajat yakin. Dengan keyakinan ini penyakit cinta dunia atau takut mati akan hilang.
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al Hadid:20)
Selalu mengkaji dan memahami ajaran Islam, terutama bidang akidah, yang merupakan inti ajaran Islam.
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang Hak) melainkan Allah." (QS.Mubammad: 19)
Menghayati perspektif Islam terhadap konsep kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan dunia dan perhiasannya, akan tetapi menjadikannya sebagai alat untuk mencapai kehidupan dan kebahagjaan akhirat.
Meningkatkan dan memantapkan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala. Dengan demikian maka sifat qana`ahnya muncul dan menjadi citra diri dan kehidupannya. Rasa syukurnya semakin meningkat, dan tawadhu (rendah hati) akan menjadi benteng dan sekaligus penghias dirinya.
"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS An-Nahl:96).
Berjihad di jalan Allah dengan segenap kemampuannya yang ada. Karena orang yang berjihad telah menjual diri dan hartanya kepada Allah dengan surga. Dan ini adalah sebesar-besar ketundukan kepada-Nya dan sebesar-besar pengorbanan untuk-Nya. Maka tepat sekali jika Allah menjamin hidayah bagi orang yang benar dalam jihadnya.
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Furqaan :52)

Dikirim pada 08 April 2014 di Hikmah



0 Comments

17 Mar


Istri Yang Sholehah

Hari itu merupakan hari bahagiaku, alhamdulillah. Aku telah menyempurnakan separo dienku: menikah. Aku benar-benar bahagia sehingga tak lupa setiap sepertiga malam terakhir aku mengucap puji syukur kepada-Nya.

Hari demi hari pun aku lalui dengan kebahagiaan bersama istri tercintaku. Aku tidak menyangka, begitu sayangnya Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadaku dengan memberikan seorang pendamping yang setiap waktu selalu mengingatkanku ketika aku lalai kepada-Nya. Wajahnya yang tertutup cadar, menambah hatiku tenang.

Yang lebih bersyukur lagi, hatiku terasa tenteram ketika harus meninggalkan istri untuk bekerja. Saat pergi dan pulang kerja, senyuman indahnya selalu menyambutku sebelum aku berucap salam. Bahkan, sampai saat ini aku belum bisa mendahului ucapan salamnya karena selalu terdahului olehnya. Subhanallah.

Wida, begitulah nama istri shalihahku. Usianya lebih tua dua tahun dari aku. Sekalipun usianya lebih tua, dia belum pernah berkata lebih keras daripada perkataanku. Setiap yang aku perintahkan, selalu dituruti dengan senyuman indahnya.

Sempat aku mencobanya memerintah berbohong dengan mengatakan kalau nanti ada yang mencariku, katakanlah aku tidak ada. Mendengar itu, istriku langsung menangis dan memelukku seraya berujar, “Apakah Aa’ (Kakanda) tega membiarkan aku berada di neraka karena perbuatan ini?”

Aku pun tersenyum, lalu kukatakan bahwa itu hanya ingin mencoba keimanannya. Mendengar itu, langsung saja aku mendapat cubitan kecil darinya dan kami pun tertawa.

Sungguh, ini adalah kebahagiaan yang teramat sangat sehingga jika aku harus menggambarkanya, aku tak akan bisa. Dan sangat benar apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dunia hanyalah kesenangan sementara dan tidak ada kesenangan dunia yang lebih baik daripada istri shalihah.” (Riwayat An-Nasa’i dan Ibnu Majah).

Hari terus berganti dan tak terasa usia pernikahanku sudah lima bulan. Masya Allah.

Suatu malam istriku menangis tersedu-sedu, sehingga membangunkanku yang tengah tertidur. Merasa heran, aku pun bertanya kenapa dia menangis malam-malam begini.

Istriku hanya diam tertunduk dan masih dalam isakan tangisnya. Aku peluk erat dan aku belai rambutnya yang hitam pekat. Aku coba bertanya sekali lagi, apa penyebabnya? Setahuku, istriku cuma menangis ketika dalam keadaan shalat malam, tidak seperti malam itu.

Akhirnya, dengan berat hati istriku menceritakan penyebabnya. Astaghfirullah… alhamdulillah, aku terperanjat dan juga bahagia mendengar alasannya menangis. Istriku bilang, dia sedang hamil tiga bulan dan malam itu lagi mengidam. Dia ingin makan mie ayam kesukaanya tapi takut aku marah jika permohonannya itu diutarakan. Terlebih malam-malam begini, dia tidak mau merepotkanku.

Demi istri tersayang, malam itu aku bergegas meluncur mencari mie ayam kesukaannya. Alhamdulillah, walau memerlukan waktu yang lama dan harus mengiba kepada tukang mie (karena sudah tutup), akhirnya aku pun mendapatkannya.

Awalnya, tukang mie enggan memenuhi permintaanku. Namun setelah aku ceritakan apa yang terjadi, tukang mie itu pun tersenyum dan langsung menuju dapurnya. Tak lama kemudian memberikan bingkisan kecil berisi mie ayam permintaan istriku.

Ketika aku hendak membayar, dengan santun tukang mie tersebut berujar, “Nak, simpanlah uang itu buat anakmu kelak karena malam ini bapak merasa bahagia bisa menolong kamu. Sungguh pembalasan Allah lebih aku utamakan.”

Aku terenyuh. Begitu ikhlasnya si penjual mie itu. Setelah mengucapkan syukur dan tak lupa berterima kasih, aku pamit. Aku lihat senyumannya mengantar kepergianku.

“Alhamdulillah,” kata istriku ketika aku ceritakan begitu baiknya tukang mie itu. “Allah begitu sayang kepada kita dan ini harus kita syukuri, sungguh Allah akan menggantinya dengan pahala berlipat apa yang kita dan bapak itu lakukan malam ini,” katanya. Aku pun mengaminkannya.

sumber: kata2 hikmah

Dikirim pada 17 Maret 2014 di Hikmah

0 Comments

25 Feb


Kisah Cinta Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra

Cinta sahabat Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra memang luar biasa indah, cinta yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata, maupun expresi. Hingga konon karena saking teramat rahasianya setan saja tidak tahu urusan cinta diantara keduanya. Dan akhirnya Allah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan.


Sudah lama Ali terpesona dan jatuh hati pada Fatimah, ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Ummar melamar fatimah. Sementara dirinya belum siap untuk melakukannya.
Pada saat kaum muslimin hijrah ke madinah, Fathimah dan kakaknya Ummu Kulsum tetap tinggal di Makkah sampai Nabi mengutus orang untuk menjemputnya.Setelah Rasulullah SAW menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar, para sahabat berusaha meminag Fathimah. Abu Bakar dan Umar maju lebih dahulu untuk meminang tapi nabi menolak dengan lemah lembut. Lalu Ali bin Abi Thalib datang kepada Rasulullah untuk melamar, lalu ketika nabi bertanya, “Apakah engkau mempunyai sesuatu ?”, Tidak ada ya Rasulullah,” jawabnya. “ Dimana pakaian perangmu yang hitam, yang saya berikan kepadamu,” Tanya Rasullah SAW lagi.“ Masih ada padaku wahai Rasulullah,” jawab Ali. “Berikan itu kepadanya (Fatimah) sebagai mahar,”.kata beliau.
Lalu Ali bergegas pulang dan membawa baju besinya, lalu Nabi menyuruh menjualnya dan baju besi itu dijual kepada Utsman bin Affan seharga 470 dirham, kemudian diberikan kepada Rasulullah dan diserahkan kepada Bilal untuk membeli perlengkapan pengantin. Dan di sisi lain, Fatimah ternyata juga sudah lama memendam cintanya kepada Kaum muslim merasa gembira atas perkawinan Fathimah dan Ali bin Abi Thalib, setelah setahun menikah lalu dikaruniai anak bernama Hasan dan saat Hasan genap berusia 1 tahun lahirlah Husein pada bulan Sya’ban tahun ke 4 H.
Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali:
Fatimah : “Wahai suamiku Ali, aku telah halal bagimu, aku pun sangat bersyukur kepada Allah karena ayahku memilihkan aku suami yang tampan, sholeh, cerdas dan baik sepertimu”.
Ali : “Aku pun begitu wahai Fatimahku sayang, aku sangat bersyukur kepada Allah akhirnya cintaku padamu yang telah lama kupendam telah menjadi halal dengan ikatansuci pernikahanku denganmu.”
Fatimah : (berkata dengan lembut) “Wahai suamiku, bolehkah aku berkata jujur padamu? karena aku ingin terjalin komunikasi yang baik diantara kita dan kelanjutan rumah tangga kita”.
Ali : “Tentu saja istriku, silahkan, aku akan mendengarkanmu…”.
Fatimah : “Wahai Ali suamiku, maafkan aku, tahukah engkau bahwa sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lama mengagumi dan memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, dan aku merasa pemuda itu pun memendam rasa cintanya untukku. Namun akhirnya ayahku menikahkan aku denganmu. Sekarang aku adalah istrimu, kau adalah imamku maka aku pun ikhlas melayanimu, mendampingimu, mematuhimu dan menaatimu, marilah kita berdua bersama-sama membangun keluarga yang diridhoi Allah”
Sungguh bahagianya Ali mendengar pernyataan Fatimah yang siap mengarungi bahtera kehidupan bersama, suatu pernyataan yang sangat jujur dan tulus dari hati perempuan sholehah. Tapi Ali juga terkejut dan agak sedih ketika mengetahui bahwa sebelum menikah dengannya ternyata Fatimah telah memendam perasaan kepada seorang pemuda. Ali merasa agak sedih karena sepertinya Fatimah menikah dengannya karena permintaan Rasul yang tak lain adalah ayahnya Fatimah, Ali kagum dengan Fatimah yang mau merelakan perasaannya demi taat dan berbakti kepada orang tuanya yaitu Rasul dan mau menjadi istri Ali dengan ikhlas.
Namun Ali memang sungguh pemuda yang sangat baik hati, ia memang sangat bahagia sekali telah menjadi suami Fatimah, tapi karena rasa cintanya karena Allah yang sangat tulus kepada Fatimah, hati Ali pun merasa agak bersalah jika hati Fatimah terluka, karena Ali sangat tahu bagaimana rasanya menderita karena cinta. Dan sekarang Fatimah sedang merasakannya. Ali bingung ingin berkata apa, perasaan didalam hatinya bercampur aduk. Di satu sisi ia sangat bahagia telah menikah dengan Fatimah, dan Fatimah pun telah ikhlas menjadi istrinya. Tapi disisi lain Ali tahu bahwa hati Fatimah sedang terluka. Ali pun terdiam sejenak, ia tak menanggapi pernyataan Fatimah.
Fatimah pun lalu berkata, “Wahai Ali suamiku sayang, Astagfirullah maafkan aku. Aku tak ada maksud ingin menyakitimu, demi Allah aku hanya ingin jujur padamu, saat ini kaulah pemilik cintaku, raja yang menguasai hatiku.”.
Ali masih saja terdiam, bahkan Ali mengalihkan pandangannya dari wajah Fatimah yang cantik itu.
Melihat sikap Ali, Fatimah pun berkata sambil merayu Ali, “Wahai suamiku Ali, tak usah lah kau pikirkan kata-kataku itu, marilah kita berdua nikmati malam indah kita ini. Ayolah sayang, aku menantimu Ali”.
Ali tetap saja terdiam dan tidak terlalu menghiraukan rayuan Fatimah, tiba-tiba Ali pun berkata, “Fatimah, kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, kau pun tahu betapa aku berjuang memendam rasa cintaku demi untuk ikatan suci bersamamu, kau pun juga tahu betapa bahagianya kau telah menjadi istriku. Tapi Fatimah, tahukah engkau saat ini aku juga sedih karena mengetahui hatimu sedang terluka. Sungguh aku tak ingin orang yang kucintai tersakiti, aku bisa merasa bersalah jika seandainya kau menikahiku bukan karena kau sungguh-sungguh cinta kepadaku. Walupun aku tahu lambat laun pasti kau akan sangat sungguh-sungguh mencintaiku. Tapi aku tak ingin melihatmu sakit sampai akhirnya kau mencintaiku.”.
Fatimah pun tersenyum mendengar kata-kata Ali, Ali diam sesaat sambil merenung, tak terasa mata Ali pun mulai keluar air mata, lalu dengan sangat tulus Ali berkata lagi, “Wahai Fatimah, aku sudah menikahimu tapi aku belum menyentuh sedikit pun dari dirimu, kau masih suci. Aku rela menceraikanmu malam ini agar kau bisa menikah dengan pemuda yang kau cintai itu, aku akan ikhlas, lagi pula pemuda itu juga mencintaimu. Jadi aku tak akan khawatir ia akan menyakitimu. Aku tak ingin cintaku padamu hanya bertepuk sebelah tangan, sungguh aku sangat mencintaimu, demi Allah aku tak ingin kau terluka… Menikahlah dengannya, aku rela”.
Fatimah juga meneteskan airmata sambil tersenyum menatap Ali, Fatimah sangat kagum dengan ketulusan cinta Ali kepadanya, ketika itu juga Fatimah ingin berkata kepada Ali, tapi Ali memotong dan berkata, “Tapi Fatimah, sebelum aku menceraikanmu, bolehkah aku tahu siapa pemuda yang kau pendam rasa cintanya itu?, aku berjanji tak akan meminta apapun lagi darimu,namun izinkanlah aku mengetahui nama pemuda itu.”
Airmata Fatimah mengalir semakin deras, Fatimah tak kuat lagi membendung rasa bahagianya dan Fatimah langsung memeluk Ali dengan erat. Lalu Fatimah pun berkata dengan tersedu-sedu,“Wahai Ali, demi Allah aku sangat mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah."
Berkali-kali Fatimah mengulang kata-katanya. Setelah emosinya bisa terkontrol, Fatimah pun berkata kepada Ali, “Wahai Ali, Awalnya aku ingin tertawa dan menahan tawa sejak melihat sikapmu setelah aku mengatakan bahwa sebenarnya aku memendam rasa cinta kepada seorang pemuda sebelum menikah denganmu, aku hanya ingin menggodamu, sudah lama aku ingin bisa bercanda mesra bersamamu. Tapi kau malah membuatku menangis bahagia. Apakah kau tahu sebenarnya pemuda itu sudah menikah”.
Ali menjadi bingung, Ali pun berkata dengan selembut mungkin, walaupun ia kesal dengan ulah Fatimah kepadanya ”Apa maksudmu wahai Fatimah? Kau bilang padaku bahwa kau memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, tapi kau malah kau bilang sangat mencintaiku, dan kau juga bilang ingin tertawa melihat sikapku, apakah kau ingin mempermainkan aku Fatimah?, sudahlah tolong sebut siapa nama pemuda itu? Mengapa kau mengharapkannya walaupun dia sudah menikah?”.
Fatimah pun kembali memeluk Ali dengan erat, tapi kali ini dengan dekapan yang mesra. Lalu menjawab pertanyaan Ali dengan manja, “Ali sayang, kau benar seperti yang kukatakan bahwa aku memang telah memendam rasa cintaku itu, aku memendamnya bertahun-tahun, sudah sejak lama aku ingin mengungkapkannya, tapi aku terlalu takut, aku tak ingin menodai anugerah cinta yang Allah berikan ini, aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cinta apalagi dahulu aku sering bertemu dengannya. Hatiku bergetar bila ku bertemu dengannya. Kau juga benar wahai Ali cintaku, ia memang sudah menikah. Tapi tahukah engkau wahai sayangku, pada malam pertama pernikahannya ia malah dibuat menangis dan kesal oleh perempuan yang baru dinikahinya”
Ali pun masih agak bingung, tapi Fatimah segera melanjutkan kata-katanya dengan nada yang semakin menggoda Ali, ”Kau ingin tahu siapa pemuda itu? Baiklah akan kuberi tahu. Sekarang ia berada disisiku, aku sedang memeluk mesra pemuda itu, tapi kok dia diam saja ya, padahal aku memeluknya sangat erat dan berkata-kata manja padanya, aku sangat mencintainya dan aku pun sangat bahagia ternyata memang dugaanku benar, ia juga sangat mencintaiku…”
Ali berkata kepada Fatimah, “Jadi maksudmu…???”
Fatimah pun berkata, “Ya wahai cintaku, kau benar, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku”.
Subhanallah, Betapa Indahnya Kisah Cinta antara Ali Bin Abi Thalib Dan Fatimah Az-Zahra. Maha Suci Allah, Dialah yang mengatur segalanya. Dialah yang telah mengatur jodoh, rezeki, pertemuan, dan maut dari setiap insan di Dunia.

Dikirim pada 25 Februari 2014 di Kisah-kisah



1 Comment

23 Feb


Abu Bakar RA Bingung Rasulullah SAW Meninggalkannya

Suatu hari, Rosulullah saw bertamu ke rumah Abu Bakar. ketika sedang bercengkerama dg Nabi saw, tiba-tiba datang seorang arab badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu. namun Abu Bakar tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dg Rosulullah. Malihat hal ini Rosulullah tersenyum.


Kemudian orang badui itu kembali memaki Abu Bakar. kali ini, makian dan hinaannya makin kasar. namun, dengan keimanan yg kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rosulullah kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang badui ini. untuk ketiga kalinya, ia mencela Abu Bakar dg makian tg lebih menyakitkan. kali ini selaku manusia biasa yg memilii hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. dibalasnya makian orang badui itu . terjadilah perang mulut. seketika itu, Rosulullah meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapknan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. dikejarnya Rosulullah yg sudah sampai halaman rumah. kemudian , Abu Bakar berkata, “Wahai Rosulullah, janganlah anda biarkan aku dalam kebingungan yg sangat. jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku”.

Rosulullah menjawab, “Sewaktu ada seorang arab badui datang lalu mencelamu, dan engkau tidak menanggapinya, aku tersenyum karena karena banyak malaikat disekelilingmu yg akan membelamu dihadapan ALLAH. begitupun yg kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. oleh sebab itu, aku tersenyum. namun, ketika kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya dan membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu. hadirlah iblis disisimu. oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya”..

Semoga menjadi pelajaran bagi kalian semua..

Sumber : renungan hikmah

Dikirim pada 23 Februari 2014 di Kisah-kisah

0 Comments

12 Feb


Terus Berusaha Menjadi Lebih Baik

Semangat dalam menjalani kehidupan dengan ikhlas.


Semangat menghadapi ujian dengan sabar.
Semangat bertahan pada kebenaran.
Semangat dalam berlomba-lomba berbuat kebaikan.
Dan semangat dalam memperbaiki diri.

Hari ini hadir setelah hari kemarin.


Dan hari kemarin tak akan pernah kembali.
Sedetik yang berlalu tak akan pernah kita temui lagi.
Sebab waktu hanya milik Allah.
Kita tak dapat menarik mundur ataupun maju.
Yang dapat kita lakukan adalah evaluasi diri
Dan berupaya untuk menjadi lebih baik.

Menjadi lebih baik adalah sebuah keinginan setiap kita.


Tentu tidak ada orang yang ingin menjadi lebih buruk.
Menjadi lebih baik secara integratif itulah yang semestinya.
Walau faktanya tak mudah untuk menjadi lebih baik.

Sahabat sekalian yang baik hati.


Waktu adalah kesempatan yang Allah berikan untuk kita.
Untuk meraih kebaikan dan menjadi lebih baik.
Baik secara fisik maupun mental.
Baik secara lahir dan batin.
Baik secara aqidah dan ibadah.
Baik dunia maupun akhirat.

Apalah arti kebaikan duniawi bila itu hanya akan menghancurkan akhirat kita.


Apalah arti kebaikan fana bila itu hanya akan mengabaikan pahala surga.

Sebagaimana Allah ingatkan kita dalam firman-Nya:


"Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah : 281)

Semoga Allah jadikan hari ini membawa kita pada keikhlasan dan kesabaran yang lebih baik.. Aamiin..

Dikirim pada 12 Februari 2014 di Motivasi

0 Comments

30 Jan


Khasiat Buah Tomat Bagi Tubuh

Manfaat Buah Tomat Bagi Kesehatan Tubuh- Buah tomat mempunyai nama ilmiah Licopersicum Esculentum, dan merupakan buah asli amerika tengah dan amerika selatan. Buah tomat sering kita jumpai dalam berbagai menu masakan maupun dalam bentuk jus. Tomat dikategorikan sebagai buah yang berkeluarga dekat dengan kentang, hanya saja berwarna merah saat matang. Buah tomat adalah jenis buah yang mempunyai kandungan vitamin yang cukup banyak sehingga sangat baik bagi kesehatan tubuh anda. < Tahukah anda apa saja vitamin yang terkandung dalam buah tomat? Berdasarkan penelitian, buah tomat yang telah masak / matang memililiki berbagai kandungan vitamin di antaranya adalah sebagai berikut :

Kalsium = 5 mg
Vitamin A = 1500 SI
Kalori + 20 kal
Vitamin C = 40 mg
Protein = 1.0 g
Lemak = 0.3 mg
Karbohidrat = 4.2 g

Berdasarkan kandungan nutrisi di dalamnya tersebut, maka buah tomat baik dikonsumsi setiap hari karena akan membantu menjaga kesehatan anda. Maka tidak heran jika sebagian besar orang menyukai buah tomat untuk dikonsumsi dalam sajian yang beraneka ragam. Berikut ini adalah beberapa manfaat buah tomat bagi kesehatan tubuh manusia :



Yüklə 5,93 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   44   45   46   47   48   49   50   51   ...   92




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin