Sarasehan dan dialog nasional universitas islam malang



Yüklə 24,71 Kb.
tarix27.12.2018
ölçüsü24,71 Kb.
#87030



MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

PADA ACARA

SARASEHAN DAN DIALOG NASIONAL

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

MALANG, 17 MARET 2012
Yth. Rektor Universitas Islam Malang,

Yth. Para Pembantu Rektor, Dekan, Dosen beserta seluruh jajaran Civitas Universitas Islam Malang,

Yth. Hadirin undangan dan para mahasiswa yang berbahagia,
Assalamua’alaikum Wr. Wb

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Swt, karena berkat rahmat dan karuniaNya, kita dapat bertemu di sini dalam rangka pelaksanaan Dies-Natalis ke-31 Universitas Islam Malang. Satu kehormatan bagi saya karena telah diberi kesempatan untuk dapat berdialog dengan Saudara-saudara sekalian, tentunya sesuai dengan peran dan tanggung jawab saya selaku Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Tema kegiatan sarasehan dan Dialog Nasional ini adalah “Membangun Sistem Tenaga Kerja Indonesia yang Kuat dan Bermartabat”. Saya melihat tema tersebut sangat relevan dalam menjawab permasalahan ketenagakerjaan di tanah air kita khususnya terkait kualitas tenaga kerja dimana sebagian besar tenaga kerja kita, tingkat pendidikannya masih rendah serta masih banyaknya pengangguran.
Saudara-saudara yang berbahagia,

Salah satu permasalahan ketenagakerjaan yang menjadi perhatian khusus pemerintah adalah terbatasnya lapangan pekerjaan. Apabila tidak ada upaya dari kita semua untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin, maka keadaan ini akan menyebabkan jumlah pengangguran bertambah banyak bahkan tidak menutup kemungkinan jumlah orang miskin juga semakin bertambah.


Data terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa hingga Agustus 2011, jumlah penganggur di Indonesia mencapai 7,7 juta orang atau 6,56 persen. Trend penganggur menunjukkan dari waktu ke waktu cenderung menurun. Hal ini tidak lain menunjukkan keberhasilan upaya yang telah kita lakukan. Masalah pengangguran tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga menjadi tanggung jawab kita bersama.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, antara lain:

  • Bertambahnya angkatan kerja lebih besar dari kesempatan kerja atau supply lebih banyak dari pada demand;

  • Kualifikasi tenaga kerja tidak sesuai dengan persyaratan jabatan;

  • Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);

  • Efektivitas informasi dan mekanisme pasar kerja belum optimal;

  • Krisi global (ekonomi dunia).

Faktor-faktor tersebut di atas sesungguhnya menyebabkan jumlah penganggur masih banyak. Keadaan tersebut tentunya menjadi beban bangsa yang harus kita cari solusinya dengan mencari berbagai terobosan dan tindakan nyata dalam rangka menciptakan peluang lapangan kerja untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.


Saudara-saudara yang berbahagia,

Berbagai upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran terus kita lakukan melalui pelaksanaan program-program dan aksi kegiatan. Kita tidak ingin pengangguran berdampak kepada hal-hal yang mendorong terjadinya keresahan sosial, tindak kriminalitas, menyebabkan disintegrasi bangsa, menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bahkan sampai menghambat pelaksanaan pembangunan. Pemerintah berharap melalui pelaksanaan berbagai program dan aksi kegiatan yang tepat sasaran, insya Allah dampak dari pengangguran akan dapat diminimalisir.



Saudara-saudara yang berbahagia,

Globalisasi sarat dengan peluang dan tantangan. Untuk meraih peluang dan menghadapi tantangan dibutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten. Di era globalisasi saat ini, daya saing dan kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penentu dalam mengukur kemakmuran suatu negara. Hanya negara-negara dengan peringkat daya saing tinggi dan kualitas sumber daya manusia handal yang mampu memenangkan persaingan.


Salah satu fokus utama dalam RPJMN 2010-2014 adalah peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2009 lalu menempati urutan ke-111 dunia dari 182 negara, bahkan di ASEAN kita masuk urutan enam dari 10 negara. Ini menjadi tantangan kita bersama untuk meningkatkan kompetensi SDM kita terutama pengangguran terdidik. Pertanyaannya sejauh mana kita punya kemampuan. Perluasan kesempatan kerja di era globalisasi menuntut adanya tenaga kerja yang tidak hanya berbekal ijazah pendidikan formal saja, tapi juga harus mempunyai kompetensi dalam bidang pekerjaan tertentu.
Untuk membangun sistem Tenaga Kerja Indonesia yang kuat maka salah satu cara adalah melalui sinergitas antara sistem pendidikan nasional dengan sistem ketenagakerjaan nasional. Sinergi ini dilakukan dengan mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan pasar kerja. Dengan adanya sinergi ini, diharapkan dapat menghasilkan kualitas lulusan atau pencari kerja yang dapat memenuhi kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan dunia usaha atau untuk berwirausaha secara mandiri.
Saudara-saudara yang berbahagia,

Perguruan tinggi jangan hanya berorientasi kepada riset dan pengajaran. Saat ini, masih terdapat kesenjangan antara lulusan dari Perguruan Tinggi dengan pasar kerja di Indonesia, yang ditandai dengan masih banyaknya para lulusan yang belum terserap di pasar kerja. Kondisi ini sebagai akibat belum adanya sinergitas antara sistem pendidikan dan dunia kerja. Oleh karena itu Perguruan Tinggi harus mengarahkan atau menyiapkan para lulusannya dengan memberikan bekal tidak hanya sekedar teori tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memberikan bekal kepada para mahasiswa sehingga apabila telah selesai, benar-benar siap untuk memasuki dunia kerja.


Sudah saatnya Perguruan Tinggi mengubah paradigma dan orientasi untuk menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Pada masa mendatang, penempatan tenaga kerja seyogyanya diupayakan secara terpadu antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dunia usaha, dan masyarakat. Saat ini, Kemenakertrans menggalakkan bursa kerja di Perguruan Tinggi sebagai salah satu solusi mengatasi permasalahan ketenagakerjaan, terutama mempercepat penyerapan pengangguran.
Perguruan Tinggi juga dapat melakukan inovasi sebagai suatu upaya untuk mensinergikan dengan dunia kerja dengan memberikan perkuliahan yang terkait dengan kewirausahaan. Secara umum pengembangan kewirausahaan merupakan upaya untuk menumbuh kembangkan minat dan semangat masyarakat melakukan kegiatan usaha produktif dalam berbagai jenis usaha sesuai dengan peluang dan informasi yang ada. Pengertian kewirausahaan atau entrepreneurship pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau tindakan kreatif manusia yang dapat menciptakan atau membangun nilai (value) yang bermanfaat bagi manusia tanpa banyak mengandalkan tersedianya sumber daya atau fasilitas.
Saudara-saudara yang berbahagia,

Pada awal tahun 2010, saya pernah menyampaikan tentang Kebijakan Pokok Dalam Pengembangan Kewirausahaan pada acara Temu Nasional Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Ketika itu saya sampaikan bahwa untuk memecahkan persoalan ketenagakerjaan khususnya dalam rangka mengurangi pengangguran adalah melalui pengembangan kewirausahaan. Pelaksanaannya relatif mudah dan tidak memerlukan modal yang terlalu besar serta dalam posesnya dapat diawali dengan bentuk usaha informal. Masalahnya adalah bagaimana upaya kita untuk menumbuhkembangkan semangat dan minat masyarakat dan menciptakan paradigma terhadap usaha kewirausahaan itu sendiri sebagai suatu yang strategis dn mampu mengubah hidup lebih positif dan lebih sejahtera. Agar pengembangan kewirausahaan dapat dilaksanakan secara optimal, maka beberapa kebijakan pokok dapat dilakukan sebagai berikut:



  1. Membangkitkan dan mengembangkan potensi calon wirausaha;

  2. Pembentukan wirausaha baru dan pembinaan wirausaha yang sudah ada untuk dikembangkan lebih produktif;

  3. Meningkatkan ketrampilan wirausaha melalui pengembangan manajemen, technical dan kreativitas;

  4. Meningkatkan kemampuan untuk merencanakan, memprediksi kelayakan usaha dan pengetahuan di bidang hukum bisnis dan riset.


Saudara-saudara yang berbahagia,

Pada tahun 2012, pemerintah berkeyakinan 2,7 juta penganggur akan terserap bekerja di berbagai sektor, melalui program penempatan dan perluasan kesempatan kerja. Pola pengembangan untuk program pengentasan pengangguran dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat, pemuda, tokoh agama dalam berbagai kegiatan seperti padat karya infrastruktur dan produktif, pemberdayaan masyarakat mandiri, teknologi tepat guna, kewirausahaan, pelatihan ketrampilan dan lain sebagainya.


Program Kabinet Indonesia Bersatu II dengan segala upaya dan kebijakannya bertekat untuk menurunkan angka pengangguran menjadi 5,1 persen pada tahun 2014. Sehubungan dengan hal tersebut dan kegiatan yang berlangsung hari ini, saya memandang moment Sarasehan ini mempunyai makna yang strategis bagi seluruh jajaran Universitas Islam Malang agar dapat menempatkan pendidikan sebagai salah satu bagian dalam menjawab peluang dan tantangan ketenagakerjaan. Saya yakin dengan kualitas yang dimilki para mahasiswa Universitas Islam Malang, akan membantu program pemerintah dalam khususnya dalam rangka pengurangan pengurangan, bukan sebaliknya menjadi beban pemerintah.
Saudara-saudara yang berbahagia,

Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi saya ingatkan kepada para mahasiswa, hendaknya fokus pada proses belajar-mengajar, tumbuhkan rasa kemandirian, dan semoga apa yang menjadi cita-cita saudara dapat terwujud demi kejayaan bangsa dan negara.


Terima kasih,

Wallahul Muwafigh Ila Aqwani Thorieq,

Wassalamualaikum Wr. Wb.
Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia,
t.t.d.

Drs. H. A. Muhaimin Iskandar, MSi.







Yüklə 24,71 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin