Sholat Tahajjud dan Kesehatan



Yüklə 159,6 Kb.
səhifə3/4
tarix06.03.2018
ölçüsü159,6 Kb.
#45191
1   2   3   4

Sama-sama

SMU kelas 1 Hidayatullah yang tidak pernah shalat tahajjud sama

sekali.


Kemudian tidak pernah mengikuti tariqah-tariqah dan sebagainya.

Kemudian

saya ambil darahnya sebelum shalat. Kemudian saya ambil darahnya

lagi


setelah shalat satu bulan, saya ambil darahnya lagi setelah dua

bulan.


Aktivitasnya sama, menu makannya sama, usianya sama, sama-sama tidak

pernah


shalat tahajud. Ternyata variabel yang saya teliti, makrofagnya

beda.


Makrofag itu intinya adalah sel imunitas tubuh yang berfungsi untuk

memakan


sel lain yang tidak normal.

Jadi, kalau ada orang kena kista itu menunjukkan bahwa makrofagnya

mengalami

defisiensi. Saya sudah bisa mendeteksi orang itu mengalami

penurunan. Dengan

demikian kalau teorinya dirunut lebih dalam, makrofag tidak akan

berproduksi

kalau yang bersangkutan stress. Kalau dirunut lagi mungkin orang ini

kena

penyakit hati seperti, iri, dengki, sombong. Nah hal yang seperti



ini yang

menyebabkan stress. Nggak pernah qona-ah (puas), tawakal, jadi,

akidah itu

menentukan sekali penyakit seseorang.

Kenapa orang yang sering tahajud tak pusing kepala, padahal dia

bangun


tengah malam?

Karena otak kita ketika shalat tahajjud melepaskan seritonin, beta

endorsin,

dan melatonin yang diproduksi otak. Ketika seseorang shalat

tahajjud,

seritonin, beta endorsin, dan melatonin itu terproduksi. Itu yang

menyebabkan kita menjadi tenang. Karena ketenangan itulah maka

homeostasis

terjaga. Pusing disebabkan karena terganggunya homeostasis, mungkin

bisa


hipertensi atau hipotensi. Shalat tahajud itu kan meditasi tingkat

tinggi.


Itu yang menjaga homeostasis atau kecenderungan untuk tetap dalam

keadaan


normal. Orang sakit itu terganggunya homeostasis. Nah, ketika shalat

tahajud


relaksasinya tercapai secara maksimal maka keseimbangan tubuh

terjaga. Tak

akan ada hipertensi dan hipotensi. Termasuk kolesterol akan dibabat

habis


oleh aktivitas tahajud. Kolesterol akan hilang menjadi energi.

Bagaimana Shalat Tahajud yang Benar ?


Yaitu dilakukan dengan khusyuk, tulus ikhlas, gerakannya seperti

Rasulullah

shalat kemudian kontinyu. Saya merujuk kepada hadis shahih Muslim

yang


diriwayatkan Khuzaifah yang pernah bercerita suatu malam pernah

shalat


tahajjud bersama Rasulullah kemudian begitu mengangkat tangan

sebagai tanda



takbiratul ihram terdengar dari belakang Rasulullah terisak-

isak


karena manangis. Rasulullah kemudian membaca doa iftitah sangat

pelan


setelah itu membaca Al Fatihah sangat pelan sekali setelah itu baca

surat.


Surat yag dibaca Rasulullah tidak tanggung-tanggung yaitu surat Al

Baqarah,

padahal ayatnya ada 286. Ketika sampai seratus ayat kata Khuzaifah

kiranya


disudahi ternyata tidak masih dilanjutkan. Setelah selesai surat

Albaqarah,

ternyata ditambah surat An-Nisaa. Setelah surat An-Nisa, dilanjutkan

membaca


surat Ali Imran. Nah, sehingga satu rakaat saja membaca tiga surat

yang


panjang-panjang kira-kira lima juz lebih. Kata Khuzaifah, "Bukan

hanya di

situ. Setelah Rasulullah membaca surat kemudian ruku yang lamanya

sama


dengan membaca Alqurannya. Kemudian i'tidal sama dengan rukunya.

Kemudian

sujud sama dengan i'tidalnya, setelah itu duduk iftiras sama dengan

sujudnya. Sehingga Rasulullah semalam hanya dua rakaat. Kemudian

tambah satu

rakaat witir keburu sudah Bilal adzan."

Inilah yang saya trainingkan. Tetapi saya tidak ajarkan shalat yang

panjang-panjang itu. Suratnya silahkan apa yang dihapal, tetapi

setelah

membaca surat jangan langsung ruku, disambung lagi dengan dialog,

mengadukan

masalah kepada Allah. Bisa juga kita manfaatkan sebelum ruku kita

mendialogkan segala persoalan yang sedang kita hadapi. Mungkin anak

yang


jauh dari harapan, suami yang punya masalah, ekonomi yang morat-

marit. Itu

diadukan kepada Allah. Jadi, shalat khusyuk itu bukan shalat yang

lupa


segala-galanya.

Kita tidak perlu menargetkan shalat tahajud itu delapan rakaat

ditambah tiga

rakaat witir yang penting bukan kuantitasnya tapi kualitas. Ada

conect,

komunikasi intens dengan Allah bahwa kita sadar sesadar-sadarnya

sedang

shalat menghadap kepada yang Mahakuasa, Mahaagung, Mahasegala-



galanya.

Digemgaman-Nya lah segala urusan. Sehingga kalau kita sudah bisa

seperti itu

nikmat rasanya. Karena itu nikmat maka sayang kalau diputus. Dua

rakaat saja

bisa dua jam setengah.

----- Original Message -----

From: "DSW" <[EMAIL PROTECTED]>

To:

Sent: Wednesday, November 14, 2007 5:20 PM

Subject: Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD

> aya maksud anu tangtu tina ieu panalungtikan,

> yen kawajiban atawa kasunahan teh disagedengeun hubungan

transendental ka

> Allah swt, oge aya faidah anu sanesna. meureun kitu.

Re: [Urang Sunda] Re: FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD surtiwa surtiwa

Re: [Urang Sunda] Re: FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD salman faridi

Re: [Urang Sunda] Re: FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD surtiwa surtiwa

Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD Suryana Rahayu

Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD surtiwa surtiwa

Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD DSW

Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD surtiwa surtiwa

Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD Waluya

Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD...deduksi MRachmat Rawyani

Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD...deduksi surtiwa surtiwa

Re: [Urang Sunda] FW: DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD waluya56

Kirim email ke

http://www.mail-archive.com/urangsunda@yahoogroups.com/msg62056.html
Sutan Parapatiah, a journey of surfing
a palanta is a place where I share what I have to my friends around the globe.

Friday, July 13, 2007

Manfaat Medis Sholat Tahajud

Manfaat medis Tahajud vs kanker berdasarkan Riset


Prof. Dr. Mohammad Sholeh, Drs., M.Pd. PNI, (Guru Besar IAIN Sunan Ampel

Surabaya, Penulis Buku Best Seller "Terapi Salat Tahajud" )


Penyakit kanker mungkin merupakan suatu hal yang mengerikan bila

dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain. Sebab, di samping frekuensinya

yang tinggi, akibat yang ditanggung penderita dan keluarganya

berkepanjangan. Misalnya kanker payudara. Frekuensinya lebih tinggi

dibanding kanker leher rahim. Tetapi kanker leher rahim lebih sering

mematikan dan lebih banyak diketahui perkembangannya. Proses perubahan dari

sel normal sampai menjadi sel kanker yang memberikan gejala merupakan

proses yang perlahan-lahan dan memakan waktu bertahun-tahun. Saat diketahui

adanya sel kanker sampai penyebarannya ke organ-organ sekitarnya memakan

waktu 10 tahun atau lebih. Frekuensinya berbeda-beda, tergantung klinik

yang melaporkan, bangsa, umur, dan tingkat sosial ekonomi. Penyebab yang

pasti belum diketahui. Tetapi, ada keadaan tertentu yang berhubungan erat

sekali dengan penyakit kanker pada masing- masing organ tubuh. Stadium

preklinis tak dapat dibedakan dengan infeksi pada umumnya. Stadium

permulaan sering tampak sebagai lesi, tampak sebagai daerah keras yang

lebih tinggi daripada daerah sekitarnya dan mudah berdarah. Stadium

setengah lanjut telah mengenai sebagian besar atau seluruh organ. Semetara,

pada stadium lanjut sudah terjadi kerusakan jaringan, rapuh, dan mudah

berdarah, selanjutnya dapat menyebar ke organ sekitarnya. Diagnosis

ditegakkan berdasarkan keluhan klinis yang kadang-kadang tidak dikeluhkan

dan berdasarkan pemeriksaan penunjang lainnya, dari yang sederhana hingga

yang canggih.


Tahajud ternyata tidak hanya membuat seseorang yang melakukannya

mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (QS: Al-Isra':79)


, tapi

juga penting bagi dunia kedokteran. Menurut penelitian Mohammad Sholeh,

dari Universitas Airlangga Surabaya, salah satu sholat sunah itu bisa

membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker. Bila ingin

membuktikan, rajin-rajinlah sholat tahajud. Jika Anda melakukannya secara

rutin, benar, khusyuk, dan ikhlas, niscaya Anda terbebas dari infeksi dan

kanker.
Mohammad Sholeh memang bukan "tukang obat" jalanan. Dia melontarkan

pernyataan itu dalam disertasinya yang berjudul Pengaruh Sholat Tahajud

terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imunologik: Suatu

Pendekatan Psikoneuroimunologi. Penelitian Sholeh tersebut telah

dipertahankan di depan dewan penguji Program Doktor Universitas Airlangga.
Pria yang berusia belum genap limapuluh tahun dan berwajah sumringah ini

lantas menyebut sholat sebagai kunci, baik untuk memperbaiki maupun

mencegah perbuatan mungkar. Kenapa shalat? Karena berdasarkan surah

Al 'Ankabut ayat 45, Innash shalaata tanhaa 'anil fahsyaa-i wal munkar.

Selain itu sholat adalah amalan yang pertama kali ditanyakan di akherat

nanti. Namun sholat yang bagaimana dulu? Sebab belum tentu orang yang

sholat lima waktu, sholat tahajjud, dhuha, puasa, steril dari korupsi,

lihat dulu kualitas shalatnya, lanjutnya. Jawabannya adalah sholat yang

khusyuk, yaitu sholat yang didasari oleh kesadaran mendalam terhadap makna,

tujuan, dan konsekuensinya, bukan sekedar ritual untuk menggugurkan

kewajiban, yang pada pelaksanaannya tetap harus dikerjakan dengan rileks.

Oleh karena itu Sholeh mengusulkan diadakannya pelatihan sholat khusuk bagi

para pejabat.
Lulus dari pondok pesantren Lirboyo, Mohammad Sholeh berkuliah di

Universitas Tribakti Lirboyo dan di sana ia meraih gelar sarjana muda

Tarbiyah. Setelah itu ia meneruskan pendidikannya pada jenjang S1 di

Universitas Muhammadiyah Malang. Lalu dilanjutkan dengan S2 pada bidang

psikologi konseling di IKIP Malang. Atas tawaran beberapa profesor, ia

mengambil program doktor di Universitas Airlangga Surabaya dalam bidang

kedokteran, lebih khusus psikoneuroimunologi (ilmu yang mempelajari

hubungan antara tubuh dan jiwa serta pengaruhnya terhadap sistem kekebalan

dan hormon tubuh). Ia mengangkat sholat tahajjud, yang didawamkannya sejak

dulu, dalam disertasinya yang berjudul: Pengaruh Sholat Tahajjud Terhadap

Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik: Suatu Pendekatan

Psikoneuroimunologi. Sehubungan dengan itu, pada 2001 ia diundang oleh

Universitas Harvard Amerika Serikat untuk menyampaikan presentasi. "Di

Barat sekarang sudah dikembangkan pendekatan holistik, yang melihat pasien

bukan hanya sebongkah tulang, kulit, dan darah, tetapi juga aspek

psikisnya. Menurut saya manusia dipengaruhi oleh aspek fisik, psikis,

keyakinan agama, dan lingkungan. Empat hal itu senantiasa berinteraksi,"

tutur pria yang energik dan sangat kooperatif ini.


Lalu ilmu-ilmu yang saling melengkapi tersebut dikembangkannya dengan

penyembuhan. Sejak 2001 ia berpraktik psikoneuroimunologi dengan pendekatan

holistik di masjid al-Akbar Surabaya. Berdasarkan pengalaman, 90% penyakit

yang diderita oleh pasien-pasiennya disebabkan oleh persoalan psikologis.

Kalau stres, metabolisme tubuh akan berubah, kemudian daya tahan tubuh akan

rendah sehingga mudah terkena infeksi dan jatuh sakit, jelas Sholeh. "Jika

ingin bebas dari kanker, shalatlah yang khusuk, dzikir, makan makanan

halal," sarannya.


Sholat Tahajud vs Kanker
Selama ini tahajud hanya dinilai merupakan ibadah sholat tambahan atau

sholat sunah. Padahal, jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya,

khusyuk, dan ikhlas, secara medis sholat itu bisa menumbuhkan respons

kekebalan tubuh (imunologik), khususnya pada imunoglobuliin M.G.A dan

limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif serta dapat

mengefektifkan kemampuan individu untuk menghadapi masalah yang dihadapi

(coping).
Tahajud yang dimaksudkan di sini bukan sekadar menggugurkan status sholat

yang muakadah (sunah mendekati wajib). Tahajud menitikberatkan pada

rutinitas salat, ketepatan gerakan, kekhusyukan, dan keikhlasan. Selama

ini, ulama melihat masalah ikhlas sebagai persoalan mental-psikis. Namun,

sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas

yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara

kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.
Parameternya dapat diukur dengan kondisi tubuh. Dalam kondisi normal,

jumlah hormon kortisol pada pagi hari antara 38-690 nmol/liter. Sedangkan

pada malam hari atau setelah pukul 24.00 normalnya antara 69-345

nmol/liter. Kalau jumlah hormon kortisolnya lebih dari normal, bisa

diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya.

Temuannya ini menegaskan dan membantah paradigma lama yang menganggap

ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.
Berdasarkan temuan ini, ada penelitian terhadap 41 responden siswa SMU

Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya. Dari 41 siswa itu,

hanya 25 yang sanggup bertahan menjalankan tahajud selama sebulan penuh.

Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan tahajud selama 2 bulan.

Sholat dimulai pukul 02,00-03.30 sebanyak 13 rakaat. Masing-masing

dilakukan dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon

kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya.
Hasilnya ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajud

secara rutin dan dengan perasaan ikhlas berbeda jauh dengan orang-orang

yang tidak melakukan tahajud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud

memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi

masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. Jadi, tahajud selain bernilai

ibadah juga sekaligus sarat muatan psikologis yang dapat mempengaruhi

kontrol kognisi.
Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang

efektif, emosi positif dapat menghindarkan seseorang dari stres.


Orang yang stres biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan

infeksi. Dengan tahajud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan

ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan mempunyai respons imun yang

baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan

kanker. Dan hasil hitungan teknis medis menunjukkan tahajud yang dilakukan

seperti itu membuat orang punya ketahanan tubuh yang baik.


Berikut ini resume dari tanya jawab antara Cholis Akbar dari Majalah

Hidayatullah dengan Prof. Dr. Muhammad Sholeh (46 tahun) seorang Psiko-

Neuroimunolog mengenai disertasinya di Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga Surabaya, yang berjudul "Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap

Peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imunologik : Suatu Pendekatan

Psiko-Neuroimunologi." Hasil penelitiannya sudah dipraktekkan secara

langsung di Klinik Terapi Tahajjud di Masjid Al-Akbar Surabaya. Sudah

banyak pasien, baik yang penyakitnya ringan maupun berat, berhasil sembuh.

Bahkan banyak di antara pasiennya berstatus dokter, misalnya seorang dokter

Patologi Klinis yang pernah menderita penyakit maag, pusing berat dan

depresi (psikosomatis), sangat tergantung pada obat dan sempat operasi

endoskopi dua kali. Setelah rutin menjalankan tahajjud mulai pukul 02.14

sampai menjelang subuh, Alhamdulillah hingga kini penyakitnya hilang dan

sudah tak lagi tergantung obat.


Q : Bagaimana sih sholat yang khusyu` itu?
A : Dalam kitab Islamuna halaman 119, tercantum sebuah hadits Qudsi. Kata

Allah Subhanahu wa Ta`ala kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi wa

sallam, "Sesungguhnya Aku hanya menerima sholat hamba-Ku yang merendahkan

hatinya kepada keagungan-Ku, tidak mengaku-ngaku lebih baik dari hamba-

hamba-Ku yang lain, mengisi harinya dengan dzikir kepada-Ku, senantiasa

menjaga dirinya dari perbuatan maksiat dan menyayangi orang yang sedang

dalam perjalanan kebajikan, menyayangi para janda dan orang-orang yang

tertimpa musibah."


Q : Bisa dijelaskan lebih detail?
A : Rasulullah pernah menyuruh seseorang mengulang shalatnya hingga empat

kali. Orang itu kemudian berkata, "Ya Rasulullah, saya tidak bisa melakukan

sholat sebaik yang saya lakukan ini." Sejak itu, Rasulullah mengajari

sholat khusyu`. Di antara yang diajarkan adalah jangan takbiratul ihram

sebelum hatinya benar-benar menggantung pada Allah. Seseorang tidak akan

khusyu` dalam shalatnya jika tidak merasa hina di hadapan Allah. Orang yang

rajin sholat bahkan rajin tahajjud tetapi masih berakhlaq tidak baik,

misalnya korupsi, sombong, dan bangga dengan jabatannya, dapat dipastikan

shalatnya tidak khusyu` dan mustahil diterima Allah.
Beberapa saat lalu, ada pasien wanita datang ke rumah. Katanya, suaminya

tahajjud, sholat tiap hari, juga puasa Senin-Kamis, tetapi mengapa 9 dari

10 pembantunya pernah "ditiduri"? Saya katakan, ini tanda-tanda sholat yang

tidak membekas dan tidak diterima oleh Allah. Pasti ada sesuatu yang salah.

Setelah saya tanya, akhirnya dia mengaku nilai hartanya hampir Rp. 6 milyar

dan punya perusahaan di mana-mana. Tetapi, dia belum pernah mengeluarkan

zakat. Masih banyak harta haram pada dirinya. Saya katakan, itulah

penyebabnya. Jadi sebagian besar kita diajari sholat oleh bapak, ustadz dan

guru-guru dulu hanya normatif saja.
Q : Ada ciri lainnya?
A : Kata hadits itu, "Dzaalika nuuru kanurisy-syamsi". Mukanya akan

berkilauan bak cahayanya matahari. Kalau bahasa lainnya, wajahnya

memancarkan aura. Dan yang paling kelihatan, hidupnya dikendalikan oleh

Allah. Makanya, janji Allah dalam hadist Qudsi pada orang yang melakukan

tahajjud, "Matamu adalah mata-Ku, telingamu adalah telinga-Ku, dan hatimu

adalah hati-Ku. Dan para malaikat Aku minta untuk menjaganya."


Orang-orang yang ahli tahajjud, hatinya amat peka. Sedikit saja melakukan

maksiat, dia akan merasa tidak enak. Tetapi bagi yang tidak, melakukan

maksiat apapun kebal karena tak dijaga oleh Allah. Itulah sebabnya, saya

sering menyarankan pasien-pasien saya untuk berlatih sholat tahajjud yang

khusyu`.
Q : Berapa banyak pasien Anda?
A : Wah banyak. Saya kebetulan diberi tempat oleh Masjid Al-Akbar Surabaya

untuk buka klinik konseling tiap Senin dan Rabu. Itu saja pasiennya harus

indent (pesan tempat) dulu. Tetapi saya sering meminta sekitar 15 orang

saja tiap harinya. Maklum, saya kan sendirian.


Q : Apa saja penyakit pasien dan bagaimana terapinya?
A : Macam-macam. Lucunya, tak sedikit di antara mereka itu dokter. Mei lalu

ada seorang dokter menjadi Dekan Fakultas Kedokteran di sebuah PT di Jawa

Timur yang sedang collaps (stress). Karena anak dan isterinya dokter, saya

minta pada mereka untuk mengambil darahnya dan memeriksanya ke

laboratorium. Kesimpulannya ketika itu, hormon kortisol (penyebab stress)

dan glukosanya (gula dalam darah) naik.


Umumnya, jika pakai paradigma kedokteran, jika kortisol naik, pasien selalu

dianjurkan minum kortiko steroid. Tetapi dokter tak bisa menyimpulkan

penyebab penyakitnya sehingga dibentuklah tim medis yang terdiri atas para

ahli. Namun tak mampu membantunya. Sampai suatu ketika, seorang teman ahli

patologi klinik meminta saya untuk datang ke unit perawatan intensif (ICU),

tempat pasien itu dirawat. Saya kemudian meminta para dokter ahli keluar

sehingga hanya ada pasien dan saya berdua. Saya kemudian bertanya detail

tentang kegiatannya dari pagi hingga malam. Termasuk soal ibadah shalatnya.

Kesimpulannya, dia overload hingga menyebabkan stres. Saking sibuknya,

sampai-sampai sholat dan dzikirnya saja selalu terburu-buru.


Saya katakan bahwa faktor naiknya kortisol juga bisa karena masalah-masalah

psikis. Saya menyarankan untuk sholat tahajjud secara khusyu`.

Alhamdulillah, beberapa hari kemudian dia sembuh.
Q : Dimana hubungan sholat tahajjud dengan kesehatan?
A : Penelitian saya menunjukkan, kalau seseorang bisa sholat tahajjud

dengan khusyu`, gerakannya tepat, dan dilakukan secara kontinu, maka akan

ada perubahan di dalam tubuhnya. Dalam tubuh kita ada sebuah sistem yang

namanya imun. Sistem imun ini berfungsi melindungi diri dari berbagai

patogen (parasit yang bisa menimbulkan penyakit), jejas (lecet), dan toksin

(zat racun). Udara yang kita hirup dan kelihatannya bersih ini, bisa

dipastikan banyak virusnya. Seandainya Allah tidak bisa memberikan

seperangkat sistem yang disebut sistem imun itu, mungkin kita sudah

meninggal sejak dulu. Sistem itu berbentuk kimia, cairan, atau sel. Kalau

dijelaskan di sini terlalu banyak. Setidaknya, dalam penelitian saya ada 9

bentuk. Di antaranya apa yang disebut dalam dunia kedokteran sebagai hormon

kortisol, eosinofil, neutrofil, sel-K, basofil, makrofag, dan imunoglobulin

(IgA, IgM, IgG, IgD, dan IgE). Darah kita ini kan merah. Kalau diambil dan

diberi reagent (sejenis zat kimia yang biasa dipakai untuk mengetes

golongan darah), warnanya bisa berubah dan berbeda bentuk. Perubahan dan

perbedaan bentuk ini menunjukkan fungsi yang berbeda. Ada sel yang bernama

makrofag, diambil dari kata makro (besar) dan fag (pemakan). Itu adalah sel

yang berfungsi memakan sel lain yang tidak normal. Nah, sekresi (proses

mengeluarkan dari dalam tubuh) makrofag tergantung kondisi psikis seseorang.
Q : Kondisi psikis yang bagaimana?
A : Jika kondisi jiwanya kacau, misalnya anak nakal, isteri menyeleweng,

pekerjaan kantor menumpuk, kondisi ekonomi jatuh, biasanya dia akan mudah

stres. Dalam keadaan begitu, jika otak itu difoto, teksturnya akan terlihat

kacau. Tapi kalau sholat dan tahajjudnya benar-benar khusyu` dan ikhlas,

hormon-hormon yang ada di tubuhnya akan bergerak normal dan tenang. Dia

menempatkan Allah menjadi segala-galanya. Nah, jika makrofag tidak

tersekresi oleh tubuh, maka akan bahaya. Jika sekresinya hipo alias kurang,

jadilah rentan kanker. Bisa kanker prostat, ginjal, rahim, atau payudara.

Mengapa? Karena sel-sel yang tidak normal tadi tak termakan oleh makrofag.

Tetapi jika dia rajin tahajjud, insya Allah tak akan ada kanker.


Q : Artinya, peningkatan keimanan punya efek dalam tubuh?
A : Sangat. Begini saja gampangnya. Seseorang jika tahajjudnya baik, maka

imannya ikut meningkat. Jika iman meningkat, seseorang akan selalu positive

thinking (berprasangka baik). Kalau sudah positive thinking, maka persepsi


Yüklə 159,6 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin