660. Dari Ibnu Abbas r.a. katanya: "Ada seorang laki-laki ketika wuquf (berhenti) di Arafah, dia terjatuh dari kenderaannya yang menyebabkan dia meninggal dunia. Nabi saw. bersabda: "Mandikanlah dia dengan air dicampur sidr dan kafani dia dengan dua helai kain. Jangan diberi harum-haruman dan jangan pula ditutup kepalanya, kerana dia akan dibangkit pada hari kiamat dalam keadaan talbiyah (memuji Allah)."
661. Dari Ibnu Umar r.a. katanya: "Ketika Abdullah bin Ubay meninggal, puteranya datang kepada Nabi saw., katanya: "Ya, Rasulullah! Berikanlah baju Tuan kepada saya untuk kafan bapa saya, dan semoga Tuan berkenan melakukan solat serta memohonkan ampun untuknya." Nabi saw. memberikan bajunya sambil bersabda: "Beritahulah aku jika dia telah siap untuk disolatkan." Setelah siap, maka puteranya memberitahukan kepada Nabi saw. Maka tatkala Nabi saw. hendak melakukan solat atasnya, Umar menariknya dan berkata: "Bukankah Allah telah melarang Tuan untuk melakukan solat atas orang munafik?" Jawab Nabi saw., "Aku boleh memilih."
Firman Allah swt. " Engkau mohonkan ampunan untuk mereka atau pun engkau tidak mohonkan, walaupun engkau mohonkan ampunan untuk mereka tujuh puluh kali, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni mereka." kerana itu, Nabi saw terus melakukan solat atas tokoh munafik itu. Sesudah itu maka turunlah ayat: "Dan janganlah sekali-kali kamu solatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka untuk selama-lamanya."
662. Dari Jabir r.a., katanya: "Nabi saw. pergi ke kubur Abdullah bin Ubay setelah ia dikuburkan, lalu dikeluarkannya si munafik itu, kemudian diludahinya, dan sesudah itu dipakaikannya baju beliau kepadanya." 663. Dari Khabbab r.a., katanya: "Kami hijrah beserta Nabi saw. semata-mata karena Allah swt., karena itu pahala untuk kami telah tersedia di sisi Allah. Di antara kami ada yang telah meninggal dunia, tetapi belum menerima upahnya, iaitu seperti Mus'ab bin 'Umair. Tetapi di antaranya ada pula yang telah memetik buah yang ditanamnya, iaitu orang-orang yang terbunuh (syahid) dalam peperangan Uhud. Waktu itu tidak ada untuk kafannya selain hanya sehelai kain. Apabila kami tutup kepalanya terbuka kakinya dan apabila kami tutup kakinya terbuka kepalanya. Lalu Nabi saw. memerintahkan supaya menutup kepalanya, sedangkan kakinya kami tutup dengan daun izkhir."
664. Dari Sahl r.a. katanya: "Seorang wanita datang kepada Nabi saw. membawa burdah yang dibordir dan berpita. Kemudian Sahl bertanya. "Tahukah kamu "burdah"?" Jawab mereka, "Baju lapang yang menyelubungi seluruh badan." Kata Sahl. "Ya, betul." "Kata wanita itu", ujar Sahl meneruskan, "Kain ini tenunan saya sendiri, saya bawa untuk Tuan semoga Tuan berkenan memakainya." Kain itu diterima oleh Nabi saw., kerana ketika itu beliau memang membutuhkannya. Sesudah itu Nabi saw. datang kepada kami berpakaian kain itu. Seseorang yang memujinya bagus dan berkata, "Berkenankah Tuan memberikannya kepadaku? Alangkah bagusnya pakaian itu!" Orang banyak berkata, "Permintaanmu itu tidak pantas! Beliau saw. memerlukan pakaian itu, tetapi engkau memintanya pula. Padahal engkau tahu, beliau tidak pernah menolak setiap permintaan orang." Demi Allah! Pakaian itu saya minta bukan untuk saya pakai sekarang, tapi untuk kafan saya nanti." Kata Sahl, "Memang, pakaian itu akhirnya jadi kafan orang itu."665. Dari Ummu Habibah r.a., isteri Nabi saw., ia mengatakan bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda: "Tidak halal bagi wanita yang percaya kepada Allah dan hari yang akhir, berkabung lebih dari tiga hari kerana kematian, selain terhadap suami selama empat bulan sepuluh hari."666. Dari Anas r.a., katanya: "Nabi saw. bertemu dengan seorang wanita sedang menangis di samping kuburan. Nabi saw. bersabda kepadanya, "Takutlah kepada Allah dan sabarlah!" Jawab wanita itu, "Pergilah kamu! Sebab kamu tidak merasakan penderitaan yang saya derita ini." Sesungguhnya wanita itu tidak kenal dengan Nabi saw. Maka diberitahukan orang kepadanya bahwa itulah Nabi saw. Kerana itu dia pergi menemui Nabi saw. dan dia tidak melihat seorang penjaga pun. (Lalu ia terus menemui Nabi saw.) Katanya kepada Nabi, "(Ma'af Tuan), Saya tidak mengenal Tuan." Sabda Nabi saw., "Sesungguhnya sabar itu (diperlukan) ketika permulaan kena musibah."667, Dari Usamah bin Zaid r.a., katanya: "Puteri Nabi saw. mengirim seorang utusan kepada beliau, mengatakan : "Anak ku meninggal dunia, kerana itu sudilah Baginda datang." Nabi saw. mengirimkan salam kepada puterinya dan bersabda: "Inna lillaahi maa akhadza, walahuu maa a'tha, wa kullun 'indahu bi ajalin musamma, fal tashbir wal tahtasib. " "Sesungguhnya apa yang diambil dan diberikan Allah, semuanya milik Allah belaka. Segala-galanya (di dunia ini), masing-masing telah mempunyai ajal di sisi Allah. kerana itu sabar dan berserah dirilah. "Kemudian puteri beliau mengirim utusan kembali, meminta dengan nama Allah (dengan sumpah) supaya ayahanda datang. Nabi saw. datang beserta Sa'ad bin Ubadah, Mu'adz bin Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa orang sahabat lainnya. Setibanya Rasulullah saw., mayat itu dibawa ke hadapan beliau. Tubuhnya kelihatan kurus kering. Kata Usamah. "Saya kira beliau seolah-olah berkata: mayat itu seperti girbah. Lalu air mata Nabi saw. mengalir." Sa'ad bertanya, "Apakah ini ya, Rasulullah'!" Jawab beliau, "Inilah kasih mesra yang ditanamkan Allah di hati para hambaNya. Sesungguhnya Allah mengasihi para hamba-Nya yang pengasih."668, Dari Anas r.a., katanya: "Kami turut hadir waktu penguburan puteri Rasulullah saw. Ketika itu Rasulullah duduk di pinggir kuburan dan kulihat kedua mata beliau menangis. Beliau bertanya, "Siapakah di antara kalian yang tidak janabah semalam?" "Saya!" jawab Abu Thalhah. Sabda beliau, "Turunlah!" Abu Thalhah turun ke dalam "kubur (untuk membaringkan jenazah)."669, Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Pada suatu ketika Nabi saw. lewat dekat kuburan seorang wanita Yahudi yang sedang diratapi oleh keluarganya. Sabda Nabi saw., "Mereka itu menangis, sedangkan mayat itu sedang disiksa di dalam kuburnya."670, Dari Mughirah r.a., katanya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya berdusta berkenaan dengan ucapanku tidaklah sama dengan dusta terhadap ucapan orang lain. Siapa yang sengaja berdusta tentang hadisku, maka hendaklah dia menempati tempatnya di neraka."Saya mendengar juga Rasulullah saw. bersabda: "Mayat yang diratapi, akan disiksa kerana ratapan itu."671, Dari Ibnu Umar r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Mayat akan disiksa dalam kuburnya sebab ia diratapi."672, Dari Abdullah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Tidak termasuk golongan kami, orang yang menampar-nampar pipi, mengoyak-ngoyak baju dan berteriak teriak seperti teriakan jahiliyah (kerana meratapi mayat)." 673, Dari Sa'ad bin Abi Waqqash r.a.. katanya: Pada tahun haji yang penghabisan, saya sakit, dan Rasulullah saw. datang mengunjungi saya. Aku bertanya kepada beliau, "Saya merasa sakit saya ini agak mengkhuatirkan. Saya ada mempunyai kekayaan sedangkan yang akan mewarisinya tidak ada, selain seorang anak perempuan. Bolehkah saya sedekahkan dua pertiga dari kekayaan saya itu?" Jawab Nabi, "Tidak boleh!" Aku bertanya, "Seperdua." Kemudian beliau bersabda, "Sepertiga! Sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya engkau tinggalkan ahli warismu itu dalam keadaan kaya, lebih baik daripada engkau tinggalkan dia dalam keadaan miskin, meminta-minta kepada orang lain. Perbelanjaan yang telah engkau keluarkan semata-mata kerana Allah, sesungguhnya akan diberi pahala oleh Allah, sehingga belanja yang telah engkau keluarkan untuk isteri mu sekalipun." Kataku, "Ya, Rasulullah! Aku telah ketinggalan oleh kawan-kawanku (yang mati syahid)." Jawab Nabi saw., " Engkau sekali-kali tidak ketinggalan. Setiap amal saleh yang telah engkau perbuat akan menambah darjat dan ketinggianmu: Mudah-mudahan umurmu panjang sehingga bermanfaat bagi satu kaum dan kerugian bagi yang lain. O Allah! Teruskanlah sahabat-sahabatku hijrah dan janganlah dibiarkan mereka surut ke belakang." Tetapi Rasulullah saw. sangat menyayangkan seorang yang miskin tak dapat pindah iaitu Sa'ad bin Khaulah. Beliau saw. menangisinya tatkala mendengar dia meninggal di Mekkah."
674, Dari Abu Musa r.a. katanya; "Saya lepas dari orang yang Rasulullah berlepas diri daripadanya. Rasulullah saw. berlepas diri dari orang-orang yang berkabung dengan berteriak-teriak, mencukur kepala dan mengoyak-ngoyak baju."675, Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Ketika Nabi saw. menerima berita tewasnya Ibnu Haritsah, Ja'far dan Ibnu Rawahah, beliau duduk dengan air muka sedih. Saya melihatnya dari celah-celah pintu. Sementara itu seseorang datang mengabarkan bahwa para isteri Ja'far menangis. Nabi saw. menyuruh supaya melarang mereka. Maka pergilah orang itu melarang mereka menangis, tetapi mereka tidak mengindahkannya. Maka dia datang pula kepada Nabi melaporkannya. Sabda Nabi, "Larang mereka semua menangis!" Kemudian orang itu datang kembali untuk ketiga kalinya dan berkata: "Demi Allah, ya, Rasulullah! Kami tak sanggup menenangkan mereka!" Sabda Nabi saw., "Tutup mulut mereka dengan tanah!" Aisyah menambahkan, katanya kepada orang itu, "Allah menghinakan engkau, tidak sanggup melaksanakan perintah Rasulullah saw. dan engkau biarkan Rasulullah dalam kesusahan."676, Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah qunut selama satu bulan. Yaitu ketika ahlul qurra (ahli-ahli baca Al Qur'an) banyak yang tewas dalam peperangan. Belum pernah saya melihat Rasulullah saw. berdukacita seperti itu." 677, Dari Anas r.a., katanya: "Putera Abu Thalhah sakit, dan menyebabkan dia meninggal dunia; sedangkan Abu Thalhah tidak di rumah ketika itu. Setelah isteri Abu Thalhah tahu bahwa puteranya telah meninggal dunia, maka dipindahkannya mayat anaknya itu ke tepi, kemudian disiapkannya makanan (untuk suaminya yang tidak lama lagi akan pulang). Ketika Abu Thalhah telah datang, ia bertanya, "Bagaimana halnya sakit anak kita?" Isterinya mula-mula diam saja. Kemudian ia menjawab, "Saya harapkan mudah-mudahan ia senang." Abu Thalhah mengira bahwa isterinya berkata sebenarnya, lalu ia pergi tidur. Paginya, sesudah ia mandi dan akan berangkat, barulah isterinya memberi tahukan bahwa puteranya telah meninggal dunia. Maka disolatkannya mayat anaknya itu bersama-sama dengan Rasulullah saw. dan diceritakannya kepada beliau peristiwa yang dialaminya tentang kematian anaknya itu. Rasulullah bersabda kepadanya, "Semoga Allah swt. memberi berkah kepada anda berdua pada malam itu."678, Dari Anas r.a., katanya: "Kami pergi dengan Rasulullah saw. kepada Abu Saif tukang besi yang sesusu dengan Ibrahim. Rasulullah mengambil Ibrahim lalu menciumnya. Tidak lama sesudah itu kami datang pula kepadanya, tetapi ketika itu Ibrahim telah menghembuskan nafasnya yang penghabisan, dan air mata Rasulullah berlinang kerananya." Abdurrahman bin 'Auf berkata: "Ya, Rasulullah! Kenapa engkau menangis?" Jawab Rasulullah, "Hai, Ibnu 'Auf! Sesungguhnya yang demikian adalah kasih
mesra. " Abdullah mengulangi perkataannya. Sabda Rasulullah saw., "Air mata mengalir, hati penuh duka, namun tidak ada kata-kata yang kami ucapkan melainkan apa yang diredhai Allah jua. Dan sesungguhnya perpisahan kami dengan engkau, hai Ibrahim, amat menyedihkan."679, Dari Abdullah bin Umar r.a., katanya: "Sa'ad bin Ubadah sakit, Nabi saw. datang mengunjunginya bersama-sama dengan Abdurrahman bin 'Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Mas'ud. Ketika Nabi tiba, ia sedang dikerumuni oleh keluarganya. Nabi bertanya, "Telah berpulang?" Jawab mereka, : Belum, Ya, Rasulullah!" Nabi saw. menangis; orang banyak pun menangis pula melihat beliau menangis. Lalu beliau bersabda, "Tidakkah kamu mendengar, bahwa Allah swt. tidak menyiksa kerana air mata dan tidak pula kerana hati yang duka; tetapi Allah menyiksa kerana ini (beliau menunjuk ke lidahnya) atau Allah mengasihi; sesungguhnya mayat itu disiksa kerana menatap tangis keluarganya.680, Dari Umar bin Rabi'ah r.a., katanya, Nabi saw. bersabda: "Apabila kamu melihat jenazah, berdirilah sampai ia meninggalkan kamu."681, Dari' Amir bin Rabi'ah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Apabila seseorang kamu melihat jenazah, jika kamu tidak turut mengikutinya, berdirilah sampai ia meninggalkan jenazah itu, atau jenazah itu meninggalkannya, atau diletakkan oleh pembawanya. " 682, Dari Abu Sa'id Al Khudri, dari Nabi saw., sabda beliau: "Apabila kamu melihat jenazah, berdirilah! Barangsiapa mengikutinya, janganlah duduk sebelum jenazah itu diletakkan."683, Dari Jabir bin Abdullah r.a., katanya: "Satu jenazah lewat di hadapan kami. Nabi saw. berdiri menghormatinya, maka kami pun berdiri pula. Kata kami, "Ya, Rasulullah! Itu jenazah orang Yahudi. " Sabda Nabi, "Apabila kamu melihat jenazah, berdirilah!"684, Dari Abdurrahman bin Abi Laila r.a., katanya: "Ketika Sahal bin Hunaif dan Qais bin Sa'ad sedang duduk-duduk di Qadisiyah, tiba-tiba lewat di hadapan mereka suatu jenazah. Lalu keduanya berdiri. Setelah itu dikatakan orang kepada mereka, bahwa jenazah itu adalah jenazah zimmi (bukan orang Islam). Jawab keduanya, "Nabi saw. pernah pula lewat sebuah jenazah dihadapan beliau, lantas beliau berdiri. Sesudah itu dikatakan orang kepada beliau, bahwa jenazah itu adalah jenazah orang Yahudi." Maka sabda beliau, "Bukankah dia itu manusia juga?"685, Dari Abu Hurairah r.a" katanya Nabi saw. bersabda: "Segerakanlah menguburkan mayat; jika ia baik bererti kamu telah menyampaikannya kepada kebaikannya. Dan jika ia tidak baik, bererti kamu telah menghindarkan bahaya daripadamu." 686, Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Setelah jenazah disiapkan dan dibawa bersama-sama, maka jika jenazah itu baik, ia berkata: "Bawalah saya dengan cepat!" Tetapi kalau ia tidak baik, ia mengatakan kepada keluarganya: Wah, celaka! Ke mana saya ini dibawanya. Suaranya itu terdengar oleh segala-galanya selain manusia. Kalau sekiranya manusia mendengarnya akan pengsanlah dia." 687, Dari Jabir bin Abdullah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: ''Telah meninggal hari ini seorang laki-laki yang salih, bangsa Habsyi. Kerana itu marilah kita solatkan dia bersama-sama." Kata Jabir, "Setelah kami berbaris beberapa saf, Nabi saw. langsung mengimami kami solat." 688, Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Rasulullah saw. lewat dekat sebuah kuburan yang baru semalam dikuburkan. Lalu beliau bertanya: Bila mayat ini dikuburkan?" Jawab mereka, "Semalam." Tanya Nabi saw., Mengapa tidak diberitahukan kepadaku?" Jawab mereka, "Kami kuburkan dia tengah malam, hari sangat gelap. Kerana itu kami tidak mahu membangunkan Tuan." Nabi saw. berdiri, dan kami berbaris di belakangnya untuk solat." Kata Ibnu Abbas, "Aku ketika itu berada di antara mereka, aku juga ikut solat. "
689, Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah saw. mengabarkan kepada kami bahawa Najasyi, Raja Habsyi meninggal pada hari itu. Lalu beliau bersabda: "Mohonkanlah ampun untuk saudaramu!" Kata Abu Hurairah, "Nabi saw. berbaris dengan mereka di tempat sembahyang dan takbir empat kali (solat ghaib)."690, Dari Abdullah bin Umar r.a. katanya: "Beberapa orang Yahudi datang kepada Nabi saw. menghadapkan seorang laki-laki dan seorang wanita mereka, yang keduanya kedapatan berzina. Rasulullah memerintahkan supaya keduanya dihukum rejam. Lantas keduanya direjam di tempat-tempat jenazah di samping mesjid."691, Dari' Aisyah r.a., katanya ketika Nabi saw. sedang sakit keras mendekati ajal beliau, beliau bersabda: "Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kubur nabi-nabi mereka menjadi mesjid." Kata 'Aisyah menambahkan. "Kalau tidak demikian tentu mereka menyatakan bahwa itu kubur Nabi, tanpa aku khuatir akan dijadikan mesjid."692, Dari Thalhah bin 'Abdullah bin 'Auf r.a., katanya: " Aku solat jenazah di belakang Ibnu Abbas, ternyata ia membaca surat Al Fatihah. Katanya supaya mereka tahu bahwa hal itu adalah sunnah". 693, Dari Anas r.a" katanya Nabi saw. bersabda "Apabila mayat seseorang telah diletakkan di dalam kuburannya dan kawan-kawannya telah pulang, kendatipun dia mendengar bunyi terompah mereka, dua orang malaikat datang kepadanya, lalu mendudukkannya dan menanyainya. Tanya: Bagaimana pendapat engkau terhadap orang ini (yaitu Muhammad saw.)?" Jawab: "Aku mengakuinya bahwa dia hamba Allah dan RasulNya." Kata MaIaikat: "Lihatlah tempat engkau di neraka, Allah menukarnya bagi mu dengan tempat di surga." Kata Nabi saw.' "Dia melihat tempat itu kedua-duanya." Adapun orang kafir dan orang munafik berkata: "Aku tidak tahu. Aku hanya berkata apa yang dikatakan orang." Kata Malaikat: " Engkau tidak pernah mempelajari dan membaca?" Lalu orang itu dipukulnya dengan 4 pukulan besi di antara kedua telinganya, sehingga orang itu berteriak sekeras-kerasnya dan didengar oleh orang sekelilingnya selain manusia dan jin."
694, Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Pada suatu ketika, malaikat maut diutus Allah kepada Nabi Musa 'alaihissalam. Ketika ia telah bertemu dengan Musa lalu ditamparnya malaikat maut itu dan buta matanya. Malaikat kembali kepada Tuhannya dan berkata: " Engkau kirimkan aku kepada seorang hamba yang tidak ingin mati." Kemudian Allah mengembalikan penglihatannya dan berfirman: "Kembalilah! Dan katakan kepadanya supaya dia meletakkan tangannya di punggung lembu. Untuk setiap bulu yang ditutup oleh tangannya, baginya satu tahun." Kata Musa. "Sesudah itu apa?" Firman Allah. "Mati!" Kata Musa, "Kalau begitu, sekaranglah!" Ia pun bermohon kepada Allah supaya mendekatkannya ke negeri suci (Jerusalem) dengan jarak sepelemparan batu. Kata Abu Hurairah menambahkan, "Nabi bersabda, kalau sekiranya aku berada di sana, akan kutunjukkan kepada mu maqamnya, iaitu di pinggir jalan, di dekat tumpukan katsibil akmar (tumpukan pasir merah)."
695, Dari Jabir r.a., katanya: "Nabi pernah menyatukan dua jenazah sahabat yang gugur dalam peperangan Uhud dalam sehelai kain kafan. Sesudah itu beliau bertanya, "Siapa di antara keduanya yang lebih banyak mempelajari Al Qur'an?" Ketika telah ditunjukkan orang salah satu di antara mereka, maka itulah yang diletakkan beliau di muka lahad. Beliau saw. bersabda, "Aku menjadi saksi bagi mereka di hari kiamat nanti." Dan beliau memerintahkan supaya menguburkan mereka dengan berlumuran darah, tanpa dimandikan dan tanpa disolatkan." 696, Dari 'Uqbah bin 'Amr r.a., katanya: "Pada suatu hari, Rasulullah saw. keluar untuk melakukan solat jenazah untuk orang-orang yang gugur dalam peperangan Uhud. Setelah selesai, beliau naik ke mimbar. Sabda beliau, "Aku dahulu daripadamu dan aku menjadi saksi atasmu. Demi Allah! Sesungguhnya sekarang ini aku melihat telagaku, dan sesungguhnya aku diberi anak kunci gudang bumi atau anak kunci bumi. Demi Allah! Sesungguhnya aku tidak khuatirkan, kamu akan mempersekutukan Allah sepeninggal ku. Yang aku khuatirkan kalau-kalau kamu berebut harta dunia di bumi ini."
697, Dari Ibnu Abbas r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Dijadikan Allah Mekkah sebagai tanah haram (suci). Maka kerana itu tidak halal bagi seseorang sebelumku dan tidak pula sesudahku. Hanya dihalalkan untukku sesaat pada waktu siang. Tidak halal mencabut tumbuh-tumbuhannya, memotong pohon-pohonnya, memburu haiwan buruannya, dan mengambil barang orang yang kehilangan kecuali untuk pemberitahuan." Abbas bertanya, "Bagaimana dengan izkhir yang kami ambil untuk tukang logam dan untuk kuburan kami?" Jawab Nabi saw., "Kecuali izkhir."698, Dari Anas r.a., katanya: "Seorang anak Yahudi yang dulu pernah menjadi pelayan Nabi jatuh sakit. Kerana itu Nabi saw. datang mengunjunginya dan duduk di dekat kepalanya. Sabda Nabi kepadanya: "Islamlah!" Anak itu menoleh kepada bapaknya. Kata bapaknya, "Patuhilah Abul Qasim!" Lalu anak itu masuk Islam. Sesudah itu Nabi saw. keluar dan bersabda. "Segala puji bagi Allah yang telah melepaskannya dari neraka."699, Abu Hurairah r.a. menceritakan, bahwa Nabi saw. pernah bersabda: "Tidak ada seorang anak pun yang dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan suci bersih; maka ibu bapaknya yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, dan atau Majusi. Sama halnya sebagai seekor haiwan ternak, maka ia akan melahirkan ternak pula dengan sempurna, tiada kamu dapati kekurangannya." 700, Dari Sa'id bin Musayyab r.a., katanya: "Ketika Abu Thalib telah hampir meninggal, Nabi saw. datang mengunjunginya. Nabi mendapati di situ telah berada Abu Jahil bin Hisyam dan Abdullah bin Umayyah.
Rasulullah saw. bersabda kepada Abu Thalib, "Wahai, Paman! Ucapkanlah: Laa Ilaaha illallaah (tidak ada Tuhan selain Allah), iaitu sebuah kalimat yang aku akan menjadi saksi bagi Paman di sisi Allah." Kata Abu Jahil dan Abdullah bin Umayyah, "Hai, Abu Thalib! Apakah engkau membenci agama Abdul Muththalib?" Rasulullah saw. sentiasa memajukan permintaannya kepada Pamannya, tetapi kedua orang itu pun selalu pula mengulang-ulang ucapannya. Sehingga akhirnya Abu Thalib mengucapkan perkataannya yang penghabisan, bahwa ia tetap memeluk agama Abdul Muththalib (ayahnya). Dia enggan hendak mengucapkan Laa Ilaaha illallaah. Maka bersabda Rasulullah saw., "Demi Allah! Aku selalu akan memohonkan ampun bagi Paman, selama aku tidak dilarang untuk itu."
Kemudian Allah menurunkan ayat: "Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka, bahawasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam." (At Taubah, 9 : 113)
701, Dari' Ali r.a., katanya: "Kami menghadiri pemakaman Baqi' Gharqad. Ketika Nabi saw. tiba, beliau terus duduk dan kami pun duduk pula di keliling beliau. Di tangannya ada sebuah tongkat. Beliau merunduk dan menggaris-garis tanah dengan tongkat itu. Kemudian beliau bersabda, "Tiap-tiap orang hidup dituliskan Allah tempatnya di syurga atau di neraka. Dituliskan juga apakah dia celaka atau bahagia." Bertanya seseorang, "Ya, Rasulullah! Tidak bolehkah kami menyerah saja kepada kitab kami, sehingga kami tidak perlu beramal? Siapa di antara kami termasuk orang bahagia, sendirinya ia akan mengamalkan amal bahagia, dan orang yang ditulis celaka akan beramal celaka." Nabi saw. menjawab, "Adapun orang yang bahagia, ialah mereka yang dimudahkan Allah melakukan amal bahagia, "dan orang yang celaka ialah orang yang mudah melakukan amal celaka." Kemudian Nabi saw. membaca firman Allah swt., "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami akan mudahkan baginya jalan yang mudah (perbuatan baik). Adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka Kami akan mudahkan baginya jalan yang sukar (kejahatan)." (At Lail, 92: 5 - 10).702, Dari Tsabit Ibnu Dhahhak r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Barangsiapa sengaja bersumpah dengan sumpah palsu atas nama agama yang bukan Islam, maka dia itu sebagai apa yang dikatakannya itulah. Dan siapa yang membunuh orang dengan senjata tajam, dia akan disiksa dengan senjata seperti itu pula dalam neraka jahannam. "703, Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Siapa yang bunuh diri dengan mencekek lehernya, maka dia akan mencekeknya pula nanti di neraka. Dan siapa yang menikam dirinya, maka dia akan menikamnya pula nanti di neraka."704, Dari Umar bin Khaththab r.a., katanya: "Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal, Rasulullah saw. diminta orang untuk melakukan solat bagi jenazahnya. Ketika Rasulullah saw. telah berdiri untuk solat itu, saya cepat melompat kepada beliau dan berkata, "Ya, Rasulullah! Kenapa Tuan solat untuk anak si Ubay itu. Padahal setiap hari dia selalu mengatakan begini dan begitu." Lalu saya sebutkan kepadanya semua perkataannya itu. Rasulullah saw. tersenyum dan bersabda, "Hai, Umar! Biarkanlah aku!" Setelah berulang-ulang saya mengatakan, maka beliau bersabda, "Sesungguhnya aku boleh memilih; maka aku telah memilih. Sekiranya aku tahu, kalau aku memohonkan ampunan baginya lebih dari tujuh puluh kali akan menguntungkan kepadanya, tentu itu akan kulakukan." Kata Umar, "Rasulullah jadi juga melakukan solat untuk jenazah Abdullah bin Ubay itu sampai selesai. Tetapi tidak berapa lama sesudah itu, turun dua ayat surat Baraah: "Wa laa tushalli .'ala ahadin minhum maata abada......" (Dan sekali-kali. janganlah kamu
solatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka untuk selama-lamanya, dan janganlah kamu berdiri di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka mati dalam keadaan fasik). (At Taubah. 9: 84)
705, Dari Anas r.a., katanya: "Suatu perarakan jenazah lewat. Lantas orang banyak memuji bahwa itu jenazah orang baik. "Ya, pasti" kata Nabi saw. menyetujui. Kemudian lewat pula perarakan jenazah yang lain. Orang banyak. "Berkata pula, "Mayat ini jahat." Kata Nabi saw., itu pasti." Maka bertanya Umar bin Khattab, "Apakah yang pasti, ya, Rasulullah?" Jawab Nabi, "Kamu katakan mayat, itu baik, maka ia pasti masuk syurga. Kamu katakan pula mayat si Anu jahat, pasti pula ia masuk neraka. Kamu semua adalah para saksi Allah di bumi."
Dostları ilə paylaş: |