Setibanya kami di Mekkah, beliau memerintahkan kami supaya berhalal. Lantas mereka melakukan halal. Setelah hari Tarwiyah tiba, mereka ihram untuk haji. Kata Anas, "Nabi saw. menyembelih beberapa ekor kurban (beberapa ekor unta) dengan tangannya sendiri sedang berdiri. Ketika Rasulullah saw. berada di Madinah. beliau pernah menyembelih dua ekor kibas yang gemuk."
808. Dari Nafi' r.a., katanya: "Ketika Ibnu Umar selesai solat Subuh di Dzulhulaifah, dia memerintahkan supaya kenderaannya disiapkan, maka kenderaannya itu segera disiapkan orang lalu dinaikinya. Setelah ia sempurna duduk di atas kenderaan itu ia menghadap ke kiblat dan terus menerus mengucapkan talbiyah hingga sampai di tanah haram. Setibanya di Dzi Thuwa, dia bermalam di situ sampai pagi. Setelah solat Subuh dia terus mandi, kemudian dia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah saw. mengerjakan seperti itu."809. Dari Nafi' r.a., katanya: "Apabila lbnu Umar hendak pergi ke Mekkah, lebih dahulu dia memakai minyak yang tidak harum. Kemudian dia pergi ke mesjid Al Hulaifah lalu solat. Sesudah itu ia naik kenderaan. Ketika dia telah sempurna duduk di atas kenderaannya yang sedang berdiri, ia pun mulai ihram. Katanya: Beginilah saya lihat yang dilakukan oleh Nabi saw. " 810. Dari Mujahid r.a., katanya: "Pada suatu ketika kami berada di dekat lbnu Abbas, dan orang banyak berbicara mengenai Dajjal; di antara mereka ada yang mengatakan bahwa dia akan datang dengan kata-kata "kafir" tertulis antara kedua mata-matanya. Kata Ibnu Abbas, "Aku tidak pernah mendengarnya dari Nabi saw., tetapi aku pernah mendengar beliau bersabda, "Seolah-olah aku sedang melihat Musa sekarang, dia menuruni lembah sambil sentiasa mengucapkan talbiyah."
811. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Kami pergi haji dengan Nabi saw. pada haji wada' dan kami ihram untuk 'umrah. Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa mempunyai hadnya, ihramlah untuk Haji dan Umrah, dan jangan halal supaya bisa halal untuk keduanya sekaligus." "Ketika saya tiba di Mekkah," kata 'Aisyah, "maka saya haid, tidak bisa tawaf dan sai. Lalu saya ceritakan hal itu kepada Nabi saw." Sabda beliau, "Bukalah sanggulmu, bersisir dan ihramlah untuk Haji dan hentikanlah 'Umrah." Maka perintah beliau itu aku laksanakan. Sesudah mengerjakan Haji, beliau memerintahkan saya dan Abdurrahman bin Abu Bakar supaya pergi ke Tanaim dan di sana saya memulai 'umrah.
Sabda beliau, "Inilah 'umrah pengganti 'umrah engkau yang gagal tadinya." Kata 'Aisyah, "Maka tawaflah semua orang yang ihram untuk 'Umrah di sekeliling Kaabah, dan sai antara Safa dan Marwa, kemudian mereka halal dan tawaf satu kali sekembali mereka dari Mina. Dan, orang yang menghimpun Haji dan 'Umrah, mereka tawaf satu kali saja."
812. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Nabi saw. mengutus ku pergi ke satu kaum di negeri Yaman, dan ketika saya kembali, saya dapati beliau di Al Bathha'. Beliau bertanya, "Bagaimana caranya engkau ihram?" Jawab ku, "Aku ihram sebagaimana ihramnya Nabi saw." Tanya beliau, "Adakah engkau menyiapkan hadnya?" Jawab ku, "Tidak!" Kemudian beliau memerintahkan ku tawaf. Maka aku tawaf keliling Kaabah, lalu sai antara Safa dan Marwa. Kemudian memerintahkan ku supaya halal, maka aku pun halal. Lalu aku pergi kepada keluarga ku, maka disisirkannya rambut ku, atau disucikannya kepala ku. Sementara itu, Umar pun tiba. Katanya, "Jika kita berpegang dengan Kitab Allah, sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kita supaya menyempurnakan. Firman Allah Ta'ala: Sempurnakanlah Haji dan 'Umrah kerana Allah. Dan kalau kita mengikuti Sunnah Rasul saw., sesungguhnya beliau belum halal sebelum menyembelih had-ya."
813. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Kami pergi bersama-sama dengan Nabi saw. dalam beberapa bulan haji, dan pada beberapa malam haji dan pada beberapa masa ihram haji. Maka ketika kami tiba di Sarif, beliau pergi kepada para sahabat dan bersabda: Barangsiapa tidak mempunyai Had-ya, dan dia ingin mengerjakan 'Umrah saja, boleh dilakukannya. Dan siapa-siapa yang membawa Had-ya, jangan." Kata 'Aisyah, "Di antara para sahabat ada yang mengerjakan dan ada pula yang meninggalkannya. Adapun Rasulullah saw. dan beberapa orang sahabat yang mempunyai Had-ya, mereka tidak memadakan dengan mengerjakan 'Umrah saja." Kata 'Aisyah melanjutkan, "Rasulullah datang kepada ku dan aku sedang menangis. Beliau bertanya: "Kenapa engkau menangis, wahai 'Aisyah?" Jawab 'Aisyah, "Saya mendengar sabda Tuan kepada para sahabat, sedangkan saya berhalangan mengerjakan 'Umrah." Tanya beliau, "Memangnya engkau kenapa?" Jawab ku, "Aku tidak solat." Sabda beliau, "Tidak mengapa. Engkau adalah wanita di antara sekian banyak anak-cucu Adam. Allah memikulkan kewajiban kepada mu, sama seperti yang dipikulkannya kepada para wanita lainnya. Teruskanlah hajimu, semoga Allah memberi kelapangan bagimu." Kata ' Aisyah, "Kami berangkat pada masa haji itu, hingga sampai di Mina aku telah suci. Kemudian aku berangkat dari Mina, lalu tawaf keliling Ka'bah. Sesudah itu aku berangkat bersama-sama dengan beliau pada nafar yang akhir, hingga sampai di Muhasshab kami pun berhenti. Beliau memanggil Abdur Rahman bin Abu Bakar, lalu beliau bersabda kepadanya: "Pergilah dengan saudara mu dari Tanah Haram supaya ia ihram untuk 'Umrah. Sesudah selesai datanglah segera kemari, aku menunggu sampai engkau datang." Maka pergilah kami berdua, sehingga aku dapat menyelesaikan ihramku untuk 'Umrah beserta tawaf. Setelah itu aku kembali kepada beliau pada waktu sahur. Tanya beliau, "Apakah engkau sudah selesai?" Jawab ku, "Sudah, ya, Rasulullah." Lalu beliau memberi tahu kepada para sahabat untuk berangkat, maka berangkatlah rombongan kami menuju Madinah."
814. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Kami berangkat bersama-sama dengan Nabi saw. (pergi haji ke Mekkah, pada tahun haji wada'. Di antara kami ada yang ihram untuk 'Umrah, ada yang ihram untuk haji serta 'umrah dan ada pula yang ihram untuk haji saja. Sedangkan Rasulullah saw. ihram untuk haji. Siapa yang ihram untuk haji atau digabungkannya ihram haji serta 'umrah maka orang itu belum boleh halal sebelum hari Nahr."815. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Orang banyak menganggap mengerjakan 'umrah dalam bulan-bulan musim haji, merupakan suatu kesalahan besar di permukaan bumi dan dijadikannya bulan Safar sebagai bulan haram. Kata mereka, "Apabila telah sehat punggung (unta), telah hilang bekas (ia dikendarai) dan telah habis bulan Safar boleh 'umrah bagi siapa yang hendak 'umrah. Pada tanggal empat (Dzul Hiijah) Nabi saw. datang dengan para sahabatnya dalam keadaan ihram untuk haji lalu beliau perintahkan supaya dijadikan 'umrah. Mereka merasa keberatan lalu kata mereka, "Halal manakah?" Sabda beliau, "Halal semuanya."
816. Dari Hafsah, isteri Nabi saw., ia berkata: "Ya, Rasulullah! Bagaimanakah halnya orang-orang yang telah halal dari 'umrah mereka, sedangkan Tuan sendiri belum halal dari 'umrah Tuan?" Jawab Nabi saw.: Aku merekat rambut dan memberi dukuh had-ya. Aku belum boleh halal sebelum menyembelih." 817. Dari Jabir bin Abdullah r.a., katanya: "Bahwasanya dia pernah pergi haji bersama-sama dengan Rasulullah saw. ketika beliau membawa unta untuk had-ya. Orang banyak ihram untuk haji ifrad. Sabda Nabi saw. kepada mereka, "Hendaklah kamu halal dari ihrammu dengan tawaf keliling Ka'bah, sai antara Safa dan Marwa dan potonglah rambutmu. Kemudian tetaplah halal sampai hari Tarwiyah, dan ihramlah untuk haji, serta jadikanlah apa yang telah kamu kerjakan itu sebagai mut'ah." Kata mereka, "Bagaimana caranya kami menjadikannya mut'ah, padahal kami telah menamakannya haji?" Sabda Nabi saw., "Laksanakanlah apa yang aku perintahkan kepada mu. Kalaulah aku tidak membawa had-ya, akan kulakukan seperti apa yang aku perintahkan kepada mu itu. Apa yang tadinya dilarang daripada ku, belum halal bagi ku sebelum had-nya sampai ke tempatnya." Setelah itu, mereka melaksanakan (apa yang diperintahkan Nabi saw. kepada mereka).
818. Dari Nafi' r.a., katanya: "Ketika Ibnu Umar telah dapat masuk Tanah Haram, dia berhenti membaca talbiyah dan ia bermalam di Zu Thua. Sesudah solat Subuh dia terus mandi. Kemudian dikatakannya bahwa Nabi saw. melakukannya seperti itu."819. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Nabi saw. pernah bermalam di Dzu Thua sampai pagi, kemudian barulah beliau masuk ke dalam (kota) Mekkah."
820. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. masuk kota Mekkah dari Kada', dari dataran tinggi yang terletak di Bathha' dan keluar dari kota Mekkah melalui dataran yang rendah. "
821. Dari Jabir bin Abdullah r.a., katanya: "Ketika Kaabah sedang diperbaiki (yaitu sebelum masa kerasulan), Nabi saw. turut mengangkut batu bersama-sama dengan Abbas.Kata Abbas, "Ikatkanlah sarong Tuan di kuduk Tuan!" Sementara itu Nabi saw. terjatuh dengan matanya terbelalak. Kata Nabi, "Bawalah sarong ku kemari!" Lalu beliau mengikatkannya kembali. 822. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Saya bertanya kepada Nabi saw. tentang dinding (tembok dekat) Kaabah, apakah tembok itu termasuk bahagian Kaabah?" Jawab beliau, "Ya!" Aku bertanya lagi, "Apa sebabnya tidak mereka masukkan saja ke dalam bangunan Kaabah?" Jawab beliau, "Kaum engkau kekurangan biaya." Tanya ku, "Apa sebabnya pintunya ditinggikan?" Jawab beliau, "Kaum engkau membuat seperti itu untuk memudahkan mereka meneliti siapa orang yang dibolehkannya masuk dan siapa yang tidak diingini mereka. Kalaulah bukan kerana kaum engkau dalam masa peralihan dari zaman jahiliyah, maka aku khuatir kalau-kalau hati mereka akan membangkang, kalaulah bukan kerana hal itu, nescaya pagar itu kumasukkan ke dalam bahagian Kaabah dan pintunya aku rendahkan sama rata dengan bumi."
823. Dari' Aisyah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Wahai, 'Aisyah! Kalau bukanlah kerana kaum engkau masih dalam masa peralihan dari zaman jahiliyah, akan kuperintahkan mereka memperbaiki Kaabah, apa-apa yang sekarang berada di luar, dan akan kurendahkan pintunya sampai ke tanah. Juga akan kubuat dua buah pintu, sebuah di sebelah Timur dan sebuah lagi di sebelah Barat. Dengan begitu aku telah menuruti pula dasar Nabi Ibrahim 'alaihis salam."824. Dari Usamah bin Zaid r.a., katanya: "Ya, Rasulullah! Di manakah Tuan tinggal di Mekkah?" Jawab Nabi saw., "Adakah 'Aqil meninggalkan harta atau rumah?" 'Aqil dan Thalib menerima pusaka dari Abu Thalib, sedangkan Jaafar dan 'Ali tidak menerima apa-apa satu jua pun, kerana keduanya muslim, sedangkan 'Aqil dan Thalib, kafir.825. Dari Abu Hurairah r.a., katanya. "Pada suatu pagi di hari Nahr ketika Nabi saw. sedang berada di Mina, beliau bersabda, "Besok kita berhenti di kampung Bani Kinanah, yakni Muhassab, di mana penduduknya telah bersumpah atas kekafiran." Kejadiannya ialah, suku Quraisy dan Kinanah mengadakan sumpah dengan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib atau (disebut) Bani Muthalib, bahawa antara mereka tidak boleh kahwin mengahwini dan tidak pula berjual-beli, sehingga mereka (Bani Hasyim dan Muthalib) menyerahkan Nabi saw. kepada mereka (Quraisy)."826. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Orang yang kecil kedua betisnya berasal dari Habsyah (Ethiopia) yang akan meruntuhkan Kaabah." 827. Dari 'Aisyah r.a., katanya: Biasanya orang banyak puasa pada hari 'Asyura, sebelum diwajibkan puasa Ramadhan. Pada hari itu Kaabah diselubungi. Maka setelah Allah swt. mewajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa ingin puasa ' Asyura, silakan. Dan barangsiapa hendak meninggalkannya, silakan meninggalkannya. "828. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., dari Nabi saw., sabda beliau: "Haji dan 'Umrah ke Kaabatullah akan tetap dilaksanakan orang walaupun setelah keluar Yakjuj dan Makjuj."829. Dari Ibnu Abbas r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Aku seolah-olah melihat orang yang meruntuhkan Kaabah, dia hitam dan renggang antara kedua kakinya, dia membongkarnya batu demi batu."
830. Dari Umar r.a., katanya: "Bahwasanya dia datang mendekati Hijir Aswad (batu hitam) lalu dia menciumnya. Katanya, "Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau ini batu yang tidak memberi mudharat dan tidak pula memberi manfaat. Jikalau tidaklah kerana saya melihat Nabi saw. mencium engkau, nescaya saya tidak akan menciummu pula." 831. Dari Abdullah bin Abi Aufa r.a., katanya: "Rasulullah saw. melakukan 'Umrah, kemudian tawaf keliling Kaabah dan sesudah itu solat dua rakaat di belakang Maqam bersama-sama dengan orang banyak. Seseorang bertanya kepadanya (Abdullah), "Apakah Rasulullah saw. masuk ke dalam Kaabah?" Jawabnya, "Tidak!"
832. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya, "Ketika Rasulullah saw. mula-mula tiba di Mekkah, beliau enggan hendak masuk Kaabah kerana di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan supaya mengeluarkan patung-patung itu dari dalam, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk patung Nabi Ibrahim dan Ismail sedang memegang azlam. (Melihat itu) Rasulullah saw. bersabda: "Terkutuklah mereka (yang membuat patung itu)! Demi Allah! Sesungguhnya mereka tahu bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan azlam, sekali-kali tidak." Kemudian beliau masuk ke dalam Kaabah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau tidak solat ketika itu didalamnya." 833. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Ketika Rasulullah saw. dan para sahabatnya tiba di Mekkah, orang musyrik berkata: Dia telah datang kepada mu, keadaan mereka telah lemah kerana penyakit Yatsrib. (Mendengar ucapan mereka itu), Nabi memerintahkan para sahabatnya supaya mereka berlari tiga keliling ketika tawaf, dan berjalan antara dua sudut. Beliau tidak memerintahkan supaya berlari keseluruhannya, hanya semata-mata kerana kasihan terhadap mereka."
834. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Saya melihat Rasulullah saw. waktu beliau datang ke Mekkah. beliau menyentuh Hajar Aswad (batu hitam) waktu mula-mula akan tawaf, dan berlari tiga keliling dari jumlah tujuh keliling."
835. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Tidak pernah saya tidak menyentuh kedua sudut ini, baik dalam keadaan sulit maupun dalam keadaan lapang, semenjak saya melihat Nabi saw. menyentuh kedua-duanya." 836. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Ketika Haji Wada', Nabi saw. tawaf mengendarai unta, dan beliau menyentuh satu sudut Kaabah dengan tongkat beliau."837. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Saya tidak pernah melihat Nabi saw. menyentuh Kaabah selain dua sudut Yamani." 838. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Nabi saw. pernah tawaf di kaabah dengan mengendarai unta. Setiap beliau melewati satu sudut, beliau memberi isyarat ke arah sudut itu dengan apa saja yang ada di tangan beliau sambil mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar)."839. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Ketika Nabi saw. baru tiba di Mekkah, perbuatan yang mula-mula beliau lakukan ialah berwuduk, sesudah itu tawaf. Beliau tidak mengerjakan 'Umrah. Ketika Abu Bakar dan Umar naik Haji, keduanya pun melakukan seperti itu."840. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Sesungguhnya, bila Nabi saw. tawaf di Kaabah, mula-mula beliau berlari tiga keliling dan setelah itu berjalan empat keliling. Dan beliau biasa pula berlari di tempat aliran banjir antara Safa dan Marwa."841. Dari Ummu Salamah r.a., isteri Nabi saw., katanya: "Aku memberi tahukan kepada Rasulullah saw. bahwa aku sakit. Maka sabda beliau, 'Tawaflah kamu dengan berkenderaan di belakang orang banyak." Lalu aku tawaf, sedangkan beliau ketika itu solat menghadap ke Kaabah; beliau membaca: "Wath Thuur. Wa kitaabin masthuur.. " (Surah ke-52).842. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Pada suatu ketika Nabi saw. tawaf di Kaabah. Beliau bertemu dengan orang-orang yang mengikatkan tangannya satu sama lain dengan tali, atau dengan benang, atau dengan yang lain daripada itu maka ikatan itu diputuskan oleh Nabi saw. dengan tangan beliau, kemudian beliau bersabda, "Berbimbinganlah dia di tangannya."
843. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Abu Bakar Siddik ditugaskan oleh Rasulullah saw. sebelum haji wada' untuk memimpin satu kaum pada hari Nahar melakukan haji, kemudian memberitahukan kepada orang banyak, suatu pemberitahuan: "Ketahuilah! Sesudah tahun ini orang-orang musyrik tidak boleh lagi haji, dan tidak boleh tawaf di Kaabah dalam keadaan telanjang. "844. Dari Abdullah bin Abbas r.a., katanya: "Nabi saw. tiba di Mekkah, lalu beliau tawaf dan sai antara Safa dan Marwa. Sesudah tawafnya itu, beliau tidak pernah lagi mendekati Kaabah sampai beliau kembali dari 'Arafah."845. Dari Ummu Salamah r.a., katanya: "Ketika Rasulullah saw. masih berada di Mekkah dan telah bermaksud hendak keluar (pulang ke Madinah), ketika itu Ummu Salamah belum tawaf (wada') padahal dia akan pergi bersama-sama dengan Nabi saw. Sabda Nabi saw. kepadanya: "Apabila orang telah qamat untuk solat Subuh, maka tawaflah engkau dengan mengendarai untamu, ketika orang sedang solat itu." Ummu Salamah melaksanakan perintah Nabi saw. yang demikian itu, dan dia tidak sempat melakukan solat sunat dua rakaat sesudah tawaf, sampai ia keluar dari mesjid."846. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Al Abbas Ibnu Abdul Muththalib minta izin kepada Rasulullah saw. akan bermalam beberapa malam di Mekkah untuk memberi minum kepada orang-orang yang haji. Maka Rasulullah saw. memberi izin kepadanya."847. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Bahwasanya Rasulullah saw. datang ke tempat minum, lalu beliau minta air minum. Kata Abbas, "Hai, Fadhal! Pergilah kepada ibumu, dan mintalah kepadanya air minum untuk Rasulullah saw." Sabda Nabi, "Berilah aku air minum!" Kata Abbas, "Ya, Rasulullah! Mereka telah memasukkan tangan mereka ke dalamnya." Sabda Nabi pula, "Berilah aku air minum!" Kemudian Nabi saw. meminum air itu, sesudah itu beliau pergi ke sumur Zam zam, dan di sana didapatinya orang banyak saling memberi air kepada yang lain dan sibuk menimbanya. Sabda Nabi saw., Teruskanlah! Sesungguhnya kalian melakukan amal saleh." Kemudian beliau menambahkan, "Kalaulah tidak takut kamu akan dikalahkan (maksudnya kalah banyak menimba air), sesungguhnya aku akan turut bersama kalian sehingga kuletakkan tali di kudukku ini." Sambil Nabi menunjuk ke kuduknya.848. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Aku pernah memberi Rasulullah air minum Zam-zam, lalu diminumnya selagi beliau sedang berdiri. Kata Ashim, "'Ikrimah bersumpah bahawa pada hari itu Rasulullah saw. sebenarnya bukan berdiri, tetapi sedang di atas unta."849. Dari 'Urwah r.a., bahwasanya dia bertanya kepada 'Aisyah r.a., katanya: "Bagaimana pendapat Ibu tentang firman Allah swt.: "Innash Shafaa wal Marwata min Sya'aairillaah, faman hajjal baita awi'tamara fa laa junaaha 'alaihi an yaththawwafa bihimaa." (Sesungguhnya Safa dan Marwa sebahagian dan lambang-lambang kebesaran Allah. Barangsiapa pergi ke Kaabah menunaikan Haji atau 'Umrah, maka tidaklah berdosa ia melakukan tawaf antara keduanya." Demi Allah, rupanya tidak berdosa jikalau tidak melakukan tawaf antara Safa dan Marwa. Jawab 'Aisyah, "Jahat benar ucapanmu itu, wahai anak saudaraku! Kalau sekiranya betullah tafsiranmu itu, tentulah tidak berdosa orang yang tidak tawaf antara keduanya. Tetapi ayat ini diturunkan di kalangan orang Ansar. Sebelum mereka memeluk Islam, mereka ihram untuk berhala yang disebut 'Manaat', sedangkan yang disembah mereka terletak di suatu tempat yang disebut Al Musyallal. Maka orang-orang yang ihram untuk berhala itu merasa keberatan tawaf antara Safa dan Marwa. Setelah mereka masuk Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal itu. Kata mereka, "Ya, Rasulullah! Kami merasa keberatan tawaf antara Safa dan Marwa." Maka turunlah firman Allah swt.: "Innash Shafaa wal Marwata min Sya'airillah" (Sesungguhnya Safa dan Marwa sebahagian dari lambang-lambang kebesaran Allah.). Kata ' Aisyah, "Sesungguhnya Rasulullah saw. telah menjadikan Sunnah tawaf antara keduanya. Kerana itu tidak ada alasan bagi siapa pun untuk meninggalkan tawaf antara keduanya."850. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Biasanya, Rasulullah saw. melaksanakan tawaf pertama dengan berlari tiga keliling dan berjalan empat keliling. Dan beliau (sai) di tempat aliran banjir ketika tawaf antara Safa dan Marwa."851. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Aku tiba di Mekkah, padahal aku sedang haid. Kerana itu aku tidak tawaf di Kaabah dan tidak pula sai antara Safa dan Marwa. Maka saya sampaikan hal itu kepada Rasulullah saw. Sabda beliau, "Perbuatlah segala amal yang dilakukan oleh setiap orang Haji, selain tawaf di Kaabah, maka jangan dilakukan sampai engkau suci kembali."852. Dari Jabir bin Abdullah r.a., katanya: Nabi saw. dan para sahabat beliau ihram untuk haji, dan tiada seorang pun di antara mereka yang membawa hadya selain Nabi saw. dan Thalhah. Dan Ali tiba dari Yaman membawa Hadya, lalu dia berkata, "Saya ihram sebagaimana ihramnya Nabi saw." Nabi saw. memerintahkan supaya menjadikannya 'umrah. Dan mereka tawaf kemudian menggunting rambut dan terus halal kecuali orang yang membawa hadya. Kata mereka, "Kami terus ke Mina. Dan salah seorang kami mengatakan bahwa dia menetes. Berita itu segera sampai kepada Nabi saw. Sabda beliau, "Andai kata saya tahu yang akan terjadi sekarang, tiadalah aku akan membawa hadya. Sekiranya aku tidak membawa hadya, nescaya aku halal." 853. Dari Abdul Aziz bin Rufai' r.a., katanya: "Ceritakanlah kepada ku apa-apa yang Anda ketahui tentang Nabi saw. Di mana beliau solat Zuhur dan 'Ashar pada hari Tarwiyah?" Jawab Anas, "Di Mina." Tanya ku, "Di mana beliau solat 'Ashar pada hari berangkat?" Jawabnya, "Di Abthah." Kemudian Anas menambahkan, "Berbuatlah seperti apa yang dilakukan pemimpinmu."
854. Dari Ummul Fadhal r.a., katanya: "Pada suatu ketika di hari 'Arafah, orang banyak merasa ragu tentang puasa Nabi saw. (apakah beliau puasa atau tidak). Karena itu saya pergi kepada beliau membawa air minum, lalu diminum oleh beliau. "855. Dari Muhammad bin Abu Bakar Ats Tsaqari r.a., bahwasanya dia bertanya kepada Anas bin Malik ketika pada suatu pagi keduanya berangkat dari Mina ke 'Arafah, "Apakah yang engkau kerjakan hari ini beserta Rasulullah saw.?" Kata Anas, "Di antara kami ada yang membaca Talbiyah, beliau tidak melarangnya, dan ada pula yang mengucapkan takbir, pun beliau tidak melarangnya."856. Dari Ummul Fadhal binti Al Harits r.a., katanya: "Orang banyak bertengkar di sampingnya pada hari 'Arafah tentang puasa Nabi saw. Setengahnya mengatakan bahwa beliau puasa dan yang lain mengatakan beliau tidak puasa. Karena itu kuantarkan segelas susu kepada beliau, di mana beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka diminumnya susu itu."857. Dari Jubair bin Muth'im r.a., katanya: "Aku kehilangan unta. Karena itu aku pergi mencarinya pada hari 'Arafah. Kebetulan aku melihat Nabi saw. sedang wuquf (berhenti) di 'Arafah. Lalu kataku, "Demi Allah! Orang ini dari Hums. Mengapa dia berada di sini."858. Dari 'Urwah r.a., katanya: "Pada suatu ketika Usamah ditanya orang, dan kebetulan saya sedang duduk (di sampingnya), "Bagaimana caranya Nabi saw. berangkat meninggalkan 'Arafah ketika Haji Wada'?" Jawab Usamah, "Beliau berjalan perlahan-lahan, dan apabila dilihatnya keadaan cukup lapang, beliau berjalan cepat." 859. Dari Usamah bin Zaid r.a., katanya: "Ketika Nabi saw. berangkat dari 'Arafah, beliau segera membelok ke arah bukit, lalu beliau buang air dan kemudian mengambil wudhuk. Saya bertanya, "Ya, Rasulullah! Apakah Anda hendak shalat?" Jawab beliau, "(Nanti) solat di tempat yang di hadapanmu."
860. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Saya berangkat bersama-sama dengan Nabi saw. pada hari 'Arafah. Nabi saw. mendengar suara bentakan yang keras dan pukulan terhadap unta. Lalu beliau memberi isyarat kepada mereka dengan cemetinya, dan bersabda: "Hai, orang banyak! Tenanglah! Karena sesungguhnya kebaikan itu diperoleh bukanlah dengan tergesa-gesa."861. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Nabi saw. pernah menjama'kan solat Maghrib dan 'Isya ketika di Jama' (Muzdalifah). Tiap-tiapnya dengan satu qamat tanpa solat sunat antara keduanya dan tidak pula setelah keduanya selesai."862. Dari Abu Ayyub al Anshary r.a., katanya: "Bahawasanya Rasulullah saw. pernah menjama' solat Maghrib dan 'Isya di Muzdalifah ketika Haji Wada'." 863. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Ketika kami berhenti di Muzdalifah, Saudah minta izin kepada Nabi saw. untuk berangkat lebih dahulu sebelum orang banyak berdesak-desakan. Saudah itu seorang wanita yang lembek. Karena itu Nabi saw. mengizinkannya, maka berangkatlah dia sebelum orang banyak berdesak-desak dan kami tinggal sampai pagi, dan setelah itu kami berangkat bersama-sama dengan Nabi saw. Andaikata adalah kesempatan bagi ku untuk minta izin kepada Rasulullah saw. sebagaimana yang dilakukan oleh Saudah, kiranya hal itu akan sangat menyenangkan bagi ku lebih dari daripada segala kesukaan lainnya."
864. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah saw. melihat seorang laki-laki menghalau unta untuk had-ya. Maka bersabda Nabi saw. kepadanya, "Tunggangilah unta itu!" Jawab orang itu, "Unta ini untuk had-ya." Sabda Nabi, ''Tunggangilah unta itu!" Jawab orang itu, "Unta ini untuk had-ya." Sabda Nabi, ''Tunggangilah dia!" Sabda Nabi saw. untuk ketiga kalinya. 865. Dati Ibnu Umar r.a., katanya:"Rasulullah saw. menggabungkan niat 'Umrah dan Haji ketika beliau melakukan Haji Wada', dan beliau membawa kurban dengan had-ya yang dibawanya dari Zulhulaifah. Mula-mula beliau ihram untuk 'Umrah dan setelah itu ihram untuk Haji. Orang banyak pun turut pula mengabungkannya, sama seperti Rasulullah melakukan 'Umrah dan Haji. Di antara mereka ada yang membawa had-ya dan ada pula yang tidak membawanya. Setibanya di Mekkah. beliau bersabda kepada orang banyak, "Barangsiapa di antara kamu yang menyediakan had-ya, belum boleh ia halal, sebelum ia selesai mengerjakan Haji. Siapa yang tidak menyediakan had-ya, hendaklah ia thawaf di Ka'bah dan sa'iy antara Shafa dan Marwa, terus menggunting rambut, lalu halal, dan setelah itu ihram untuk Haji. Siapa yang tidak menyanggupi had-ya, puasalah tiga hari
Dostları ilə paylaş: |