942. Dari Abu Bakrah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Dua bulan tiada kurang keduanya. Yakni bulan berhari raya, Ramadhan dan Dzul Hijjah."943. Dari Ibnu Umar r.a., dari Nabi saw., bahwasanya beliau bersabda: "Kita ummat yang ummi, tiada pandai menulis dan berhitung. Sebulan itu sebegini dan sebegini." Maksudnya, kadang-kadang dua puluh sembilan hari dan kadang-kadang tiga puluh hari."944. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Janganlah kamu dahului puasa Ramadhan dengan puasa satu atau dua hari sebelumnya, melainkan bagi orang yang memang biasa puasa pada hari itu, maka dia boleh puasa pada hari itu." 945. Dari Al Barra' r.a., katanya: "Biasanya apabila ada orang di antara para sahabat Nabi saw. yang puasa, maka apabila tiba waktu berbuka sedangkan ia tidak tidur sebelum berbuka itu, ia tidak makan malamnya dan keesokan hari sampai petang. Dan bahwasanya Qais bin Shirmah Al Anshari puasa. Setelah tiba waktu berbuka, ia pergi kepada isterinya dan bertanya: "Apakah engkau sedia makanan?" Jawab isterinya, "Tidak! Tetapi aku akan mencarikannya untukmu." Hari itu dia bekerja, kerana itu matanya sangat mengantuk (sehingga ia tertidur). Kemudian isterinya datang. Setelah dilihatnya suaminya, ia berkata, "Rugi engkau." Waktu tengah hari ia jatuh pingsan.
Maka diceritakannya kejadian itu kepada Nabi saw., lalu turunlah ayat: "Dihalalkan bagi mu pada malam hari bulan puasa, campur dengan isteri mu." (AI Baqarah, 2:187). Mereka sangat girang dengan turunnya ayat itu.
Kemudian turun pula ayat: "Makanlah dan minumlah, sehingga nyata bagi mu benang putih dan benang hitam." (Al Baqarah, 2: 187).
946. Dari 'Adi bin Hatim r.a., katanya: Ketika turun ayat: ..sehingga jelas bagi mu mana benang putih dan mana benang yang hitam (AI Baqarah, 2:187), lantas aku ikatkan seutas benang hitam kepada seutas benang putih, lalu kuletakkan di bawah bantalku. Tengah malam kulihat benang itu, tetapi tidak pernah jelas bagi ku (mana yang hitam dan mana yang putih). "Pagi-pagi ku temui Rasulullah saw. dan kuceritakan kepada beliau pengalamanku itu. Sabda beliau, "Sesungguhnya yang dimaksud dengan yang demikian itu ialah, gelap malam dan cahaya siang."
947. Dari Sahl bin Sa'd r.a.. katanya: Ayat: "Wa kuluu wasyrabuu hatta yatabayyana lakumul khaithul abyadhu minal khaithil aswadi (dan makanlah dan minumlah kamu sehingga jelas bagi mu benang putih daripada benang hitam), ayat itu seperti itu dan belum turun kata-kata "minal fajri". Maka orang yang bermaksud hendak puasa mengikatkan benang putih dan benang hitam di kakinya, dan ia sentiasa makan sehingga jelas kelihatan baginya kedua macam benang itu. Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya: "minal fajri" (yaitu fajar), barulah mereka tahu bahwa yang dimaksud dengan ayat itu ialah malam dan siang."
948. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Biasanya Bilal azan pada malam hari. Rasulullah saw. bersabda: "Makanlah dan minumlah sampai kedengaran Ibnu Ummi Maktum azan. Sesungguhnya dia tidak akan azan sebelum terbit fajar. " Kata Qasim, "Tidak ada perantaraan antara azan keduanya, melainkan apabila yang satu ini naik, yang satu ini turun."949. Dari Sahl bin Sa'd r.a., katanya: "Biasanya aku sahur di rumah keluargaku. Kemudian aku bersegera untuk mendapatkan sujud (sembahyang) beserta Rasulullah saw."950. Dari Zaid bin Tsabit r.a., katanya: "Kami sahur bersama Nabi saw., kemudian beliau pergi solat. Orang bertanya, "Berapa (lama) antara azan dengan sahur?" Jawab Zaid, "Kira-kira (selama membaca) lima puluh ayat." 951. Dari Abdullah r.a., katanya: "Bahwasanya Nabi saw. puasa terus menerus. " Karena itu orang banyak pun puasa terus menerus. Tetapi kemudian mereka merasa kesulitan, maka dilarang oleh Nabi saw. Kata mereka, "Bukankah Tuan puasa terus menerus?" Sabda Nabi, "Aku tidak seperti kamu. Aku sentiasa diberi makan dan minum."
952. Dari Anas r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Sahurlah kamu, karena di dalam sahur itu terdapat berkat."953. Dari Salamah bin Akwa' r.a., katanya: "Nabi saw. mengutus seorang laki-laki memberitahukan kepada orang banyak tentang hari Asyura. Sabda beliau, "Siapa yang telah makan, teruskanlah atau puasalah. Dan siapa yang belum makan, maka janganlah makan."954. Dari 'Aisyah dan Ummu Salamah r.a., keduanya menceritakan, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah mendapati fajar, sedangkan beliau dalam keadaan junub. Kemudian beliau mandi dan terus puasa.
955. Dari 'Aisyah r.a., katanya Nabi saw. pernah menciumnya dan sama tidur dengan dia, padahal beliau puasa. Dan beliau adalah orang paling sanggup menguasai nafsu birahinya."
956. Dari' Aisyah r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah mencium di antara para isteri beliau sedangkan beliau puasa. Kemudian isterinya tertawa."
957. Dari' Aisyah r.a., katanya: Nabi saw. pernah mendapati fajar dalam bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan bermimpi, lalu beliau mandi dan terus puasa. "
958. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Apabila seseorang lupa, lalu ia makan dan minum, maka hendaklah ia meneruskan puasanya. Sesungguhnya Allah yang telah memberinya makan dan minum."959. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. mengatakan bahwa ia terbakar. Nabi bertanya: "Kenapa Anda?" Jawab orang itu, "Saya campuri isteri saya dalam bulan Ramadhan." Kemudian dibawa orang kepada Nabi saw. sebuah miktal atau disebut juga 'araq (bakul berisi kurma). Tanya Nabi saw., "Mana orang yang terbakar tadi?" Jawab orang itu, "Saya!" Sabda Nabi saw., "Bersedekahlah dengan ini."960. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ketika kami sedang duduk-duduk di samping Nabi saw., tiba-tiba datang seorang laki-laki lalu berkata kepada beliau, "Ya, Rasulullah! Celaka aku." Jawab beliau, "Kenapa engkau?" Kata orang itu, "Aku bersetubuh dengan isteriku, padahal aku puasa." Rasulullah saw. bertanya, "Adakah engkau mempunyai hamba sahaya yang akan engkau merdekakan?" Jawabnya, "Tidak!" Sabda Nabi saw., "Sanggupkah engkau puasa dua bulan berturut-turut?" Jawab laki-laki itu, "Tidak!"
Sabda Nabi saw., "Sanggupkah engkau memberi makan enam puluh orang, miskin?" Jawabnya, "Tidak!" Nabi saw. diam. Sementara itu dibawa orang kepada Nabi sebakul kurma. Lalu beliau bertanya, "Mana orang tadi?" Jawab orang itu, "Saya, ya, Rasulullah!" Sabda Nabi saw., "Ambillah kurma ini, dan bersedekahlah dengannya!"
Kata orang itu, "Apakah saya harus bersedekah kepada orang yang fakir dari saya, ya, Rasulullah? Demi Allah, tidak ada keluarga yang berada antara dua perbatasan yang berbatu-batu (dari kota Madinah) yang lebih fakir daripada keluargaku." Mendengar itu Nabi saw. tertawa sehingga tampak taring beliau. Kemudian beliau bersabda: "Berikanlah untuk makan keluargamu."
961. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Nabi saw. pernah berbekam, padahal beliau sedang puasa."962. Dari Ibnu Aufa r.a., katanya. "Kami pernah bersama-sama dengan Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Beliau bersabda kepada seorang laki-laki, "Berhentilah! Campurlah roti dengan susu untukku!" Jawab laki-laki itu, "Ya, Rasulullah! (Masih ada) matahari!" Sabda beliau, "Berhentilah! Campurlah roti dengan susu untukku!" Jawab orang itu, "Ya, Rasulullah! (Masih ada) matahari!" Sabda Nabi saw., "Berhentilah! Dan campurlah roti dengan susu untukku!" Laki-laki itu berhenti, lalu mencampur roti dengan susu untuk Nabi saw. Kemudian Nabi minum dan memberi isyarat dengan tangan beliau ke arah Timur. Sabda beliau, "Apabila kamu melihat malam datang dari sini, maka sesungguhnya telah berbuka orang-orang yang puasa."
963. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Sesungguhnya Hamzah bin 'Amru dan Al Aslami, keduanya pernah bertanya kepada Nabi saw. katanya: "Mesti jugakah aku puasa dalam perjalanan?" Padahal biasanya dia rajin berpuasa. Jawab Nabi saw., "Jika engkau mahu
puasa, puasalah! Jika tidak, berbukalah!"
964. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah saw. pergi ke Mekkah dalam bulan Ramadhan dan beliau puasa. Ketika sampai di Kadid, beliau berbuka, maka berbuka pulalah orang banyak. Kata Abu Abdullah (Bukhari), "Kadid, iaitu air yang antara 'Usfan dan Qudaid. "
965. Dari Abu Darda' r.a., katanya: "Kami pergi beserta Nabi saw. dalam sebagian di antara beberapa perjalanan beliau, pada suatu hari yang sangat panas, sehingga ada orang yang meletakkan tangannya di atas kepala karena sangat panasnya, dan tidak ada di antara kami yang puasa selain Nabi saw. dan Ibnu Rawahah."966. Dari Jabir r.a., katanya: "Pada suatu ketika dalam suatu perjalanan Nabi saw. melihat seorang laki-laki dipayungi. Lalu Nabi bertanya, "Kenapa (orang) ini?" Jawab mereka, "Dia puasa." Sabda Nabi saw., "Bukanlah suatu kebaikan puasa dalam perjalanan."967. Dari Anas r.a., katanya: "Kami pernah bepergian bersama-sama dengan Nabi saw. Tidak pernah orang puasa mencela orang berbuka, dan tidak pula orang berbuka mencela orang puasa."
968, Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Rasulullah saw. pergi dari Madinah ke Mekkah. Beliau berpuasa, hingga sampai di 'Usfan. Kemudian beliau meminta air, lalu diangkatnya dengan kedua belah tangannya untuk diperlihatkannya kepada orang banyak, dan beliau berbuka sampai tiba di Mekkah. Kejadian itu terjadi dalam bulan Ramadhan.
Ibnu Abbas berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw. puasa dan berbuka. Maka siapa yang ingin puasa, dia puasa dan siapa yang ingin berbuka dia berbuka."
969. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Saya pernah ketinggalan puasa Ramadhan, dan tidak ada kesanggupan saya untuk membayarnya melainkan dalam bulan Sya'ban. "970. Dari' Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa meninggal dunia sedangkan ia ketinggalan puasanya, (maka puasa yang ketinggalan itu) boleh dipuasakan (dibayar) oleh walinya."
971. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya ada seorang laki-laki datang bertanya kepada Rasulullah saw., katanya: "Ya, Rasulullah! Ibu saya telah meninggal dunia dan beliau ketinggalan puasanya satu bulan. Bolehkah saya puasa untuk membayar puasanya itu?"
Jawab Nabi saW., "Ya, boleh!" Dan beliau bersabda menambahkan, "Hutang kepada Allah lebih berhak untuk dibayar. "
972. Dari 'Ashim bin Umar bin Khaththab r.a., dari bapaknya, katanya Rasulullah saw. pernah bersabda: "Apabila malam datang dari sini, dan siang berlalu dari sini, sedang matahari terbenam sesungguhnya orang yang puasa berbuka." 973. Dari Sahl bin Sa'd r.a., katanya Rasulullah saw. pernah bersabda: "Manusia sentiasa dalam kebaikan selama mereka itu menyegerakan berbuka."
974. Dari Rubayyi' binH Mu'awwidz r.a., katanya: "Pada suatu pagi di hari Asyura, Nabi saw. mengirim utusan ke desa-desa orang Anshar (untuk menyampaikan suatu pemberitahuan): "Barangsiapa telah makan pagi, hendaklah ia meneruskan sisa harinya (tanpa puasa), dan siapa yang telah puasa sejak pagi hendaklah ia teruskan puasanya,"
Kata Rubayyi', "Sesudah itu, kami biasa puasa pada tiap-tiap hari Asyura. Kami suruh anak-anak kami puasa, dan kami sediakan untuk mereka main-mainan terbuat dari bulu. Apabila seorang di antara mereka menangis minta makan, kami berikan main-mainan itu kepadanya sampai waktu berbuka."
975. Dari Abu Sa'id Alkhudri r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw, bersabda: "Janganlah (puasa) secara terus menerus. Siapa di antaramu yang hendak (puasa) terus menerus, teruskanlah sampai waktu sahur." Kata mereka, "Bukankah Tuan puasa terus menerus, ya, Rasulullah?" Sabda Nabi, "Tidak! Aku tidak seperti kamu. Aku ada orang yang sentiasa memberi makan dan memberi minum kepada ku."
976. Dari Abu Juhaifah r.a., katanya: "Nabi saw. mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda'. Pada suatu hari ( Salman datang mengunjungi Abu Darda', dilihatnya Ummu Darda' berpakaian buruk-buruk. Kata Salaman kepadanya, "Bagaimana kabar Anda?" Kata Ummu Darda', "Saudaramu Abu Darda' tidak membutuhkan dunia." Sementara itu Abu Darda' datang, lalu ia menyediakan makanan untuk Salman. (Setelah siap, maka disilakan Salman ia makan) katanya, "Makanlah! Saya puasa." Kata Salman, "Saya tidak akan makan sebelum engkau makan." Karena itu Abu Darda' makan (bersama-sama dengan Salman). Setelah hari malam, ia pergi solat. Kata Salman, "Tidurlah!" Lalu ia tidur. Sesudah itu ia bangun pula untuk solat. Kata Salman, "Tidurlah!" Setelah larut malam, Salman berkata (pula kepadanya), "Bangunlah sekarang!" Lalu kedua-duanya solat. Kemudian Salman mengatakan kepadanya, "Sesungguhnya Tuhan mu ada hak atas diri mu, dan diri mu ada hak atasmu dan keluargamu ada hak atasmu. Karena itu bayarkanlah kepada masing-masing hak mereka." Sesudah itu ia datang kepada Nabi saw. lalu diceritakannya kepada beliau kisah pertemuannya dengan Abu Darda' itu. Maka sabda Nabi saw., "(Apa yang dikatakan) Salman benar."
977. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah puasa sehingga kami katakan beliau tidak berbuka. Dan beliau pernah berbuka sehingga kami katakan beliau tidak puasa. Belum pernah saya melihat Rasulullah saw. mencukupkan puasa sebulan selain bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat beliau berpuasa (sunat) lebih banyak daripada puasanya di bulan Sya'ban." 978. Dari Humaid r.a., katanya dia bertanya kepada Anas r.a. tentang puasa Nabi saw.
Kata Anas, "Apa yang ku senangi ialah aku dapat melihat Nabi saw. puasa setiap bulan, justru aku melihatnya. Jika beliau berbuka, aku melihatnya, dan jika beliau bangun tengah malam untuk solat aku melihatnya, dan jika beliau tidur aku melihatnya. Dan tidak pernah aku menyentuh sutera campuran dan sutera halus yang lebih halus dari telapak tangan Rasulullah saw. Dan tidak pernah aku mencium kesturi dan minyak harum yang lebih harum daripada harumnya Rasulullah saw."
979. Dari Abdullah bin 'Amru bin 'Ash r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda kepadanya: "Wahai Abdullah! Benarkah kabar orang kepada ku, bahwa engkau puasa sepanjang siang dan bangun untuk solat sepanjang malam?" Jawab ku, "Benar, ya, Rasulullah!" Sabda Nabi saw., "Janganlah engkau lakukan lagi. Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Bangunlah dan tidurlah! Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak atasmu; matamu mempunyai hak atasmu; isteri mu mempunyai hak atasmu; dan tamumu mempunyai hak atasmu. Dan sesungguhnya cukuplah kiranya jika engkau puasa tiap-tiap bulan tiga hari. Maka untuk setiap kebaikanmu akan dibalas sepuluh kali lipat. Sesungguhnya yang demikian itu sama dengan puasa sepanjang masa." Karena aku minta diperbanyak, maka diperbanyak untukku. Aku berkata, "Ya, Rasulullah! Sesungguhnya aku sanggup."
Jawab Nabi saw., "Puasalah seperti puasa Nabi Dawud 'Alaihis Salam dan jangan engkau lebihi dari itu." Tanya ku, "Bagaimana puasa Nabi Dawud a.s.?" Sabda beliau, "Seperdua masa." Setelah masa tuanya, Ahdullah berkata, "Wahai kiranya saya terima kelonggaran dari Nabi saw."
980. Dari Abdullah bin 'Amru r.a., katanya: "Diceritakan orang kepada Rasulullah saw. bahwa aku pernah bersumpah, "Demi Allah! Sesungguhnya aku akan puasa
sepanjang siang dan aku berdiri (shalat) sepanjang malam, selama hidupku." Kataku kepada Rasulullah saw. "Benar, ya Rasulullah! Sesungguhnya saya telah berkata demikian.
Saya tebus engkau dengan bapa dan ibu ku." Sabda nabi saw., "Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup melakukannya. Puasalah dan berbukalah; bangunlah dan tidurlah; puasalah dalam sebulan tiga hari; sesungguhnya
setiap kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat. Yang demikian itu seperti puasa sepanjang masa." kataku, "Saya sanggup lebih daripada itu." Sabda Nabi saw., "Puasalah sehari dan berbukalah dua hari." Kataku,"Saya sanggup lebih daripada itu."
Sabda Nabi,"Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Yang demikian itu adalah seperti puasa Nabi Dawud a.s., dan itulah puasa yang utama." Kataku, "Sesungguhnya saya sanggup lebih daripada itu." Sabda Nabi saw., "Tiada lagi yang melebihi itu."
981. Dari Humaid dari Anas r.a., katanya: "Nabi saw. datang ke rumah Ummu Sulaim, maka dihidangkannya kepada Nabi kurma dan minyak samin. Sabda Nabi saw., "Kembalikanlah saminmu ke mangkoknya dan kurma ke dalam karungnya, karena aku puasa." Kemudian beliau pergi ke salah satu pojok rumah, lalu beliau solat sunat di sana. Sesudah itu beliau mendo'a untuk Ummu Sulaim dan keluarganya. Kata Ummu Sulaim, "Ya, Rasulullah! Sesungguhnya aku mempunyai suatu keperluan." Tanya Nabi, "Apakah itu?" Kata Ummu Sulaim, "(Doakanlah) untuk khadim Tuan, Anas." Beliau tiada meninggalkan kebaikan dunia dan akhirat, melainkan mendo'a bagi ku dengan kebaikan itu. Do'anya: "Ya, Allah! Berilah dia harta dan anak, dan berilah berkat kepadanya.
Sesungguhnya saya orang Anshar yang banyak harta. Kata Humaid, "Anaknya Umainah menceritakan, bahwa Anas dikuburkan sesudah digantung ketika Hajjaj datang ke Bashrah, dalam umur kurang lebih seratus dua puluh tabun."
982. Dari Abu Hurairah r.a., katanya dia mendengar Nabi saw. bersabda: Janganlah kamu puasa pada hari Jum'at, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya."983. Dari Juwairiyah binti al Harits r.a., katanya: bahwasanya Nabi saw. datang ke rumahnya pada hari Jumaat, "" sedangkan ia (Juwairiyah) sedang puasa. Sabda Nabi saw.; "Apakah engkau puasa kelmarin?" Jawabnya, "Tidak!" Sabda Nabi, "Apakah engkau ingin puasa pula besok!" Jawabnya, "Tidak!" Sabda Nabi saw., "Berbukalah.984. Dan Alqamah r.a., dia pernah bertanya kepada 'Aisyah, katanya: "Pernahkah Rasulullah saw. menentukan sesuatu hari dalam beberapa han (untuk berpuasa)?"
Jawab 'Aisyah, "Tidak! Yang ada, ialah amalan beliau berkekalan. Dan siapakah di antaramu yang sanggup sebagaimana Rasulullah menyanggupinya?"
985. Dari Abu Sa'id r.a., katanya: Nabi saw. melarang puasa pada hari raya
berbuka dan hari raya korban; dan beliau juga melarang orang berselimut sempit, duduk jongkok dengan memakai satu helai kain saja, dan beliau melarang orang pula solat sesudah solat Subuh dan Ashar."
986. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Dilarang melakukan dua macam puasa dan melakukan dua macam jual beli. Yaitu puasa pada hari raya berbuka dan puasa pada hari raya kurban, jika beli mulamasah dan munabazah."987. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Tidak boleh puasa pada hari-hari Tasyriq (11,12 dan 13 Dzulhijjah), kecuali bagi siapa yang tiada mempunyai had-ya."988. Dari 'Aisyah r.a.. katanya: "Biasanya orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah, puasa dari hari 'Asyura. Dan Rasulullah saw. pun mempuasakannya. Ketika beliau tiba di Madinah, dia mempuasakannya dan suruhnya pula orang-orang puasa pada hari itu.
Tatkala puasa Ramadhan telah diwajibkan, beliau meninggalkan puasa Asyura, dan siapa yang ingin mengerjakannya dibolehkan dan siapa yang ingin meninggalkannya boleh pula."
989. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Ketika Nabi saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi puasa pada hari Asyura, Nabi saw. bertanya, "Hari apa ini?" Jawab mereka, "Hari ini hari yang baik. Pada hari ini Allah melepaskan Bani Israil dari musuh-musuh mereka, karena itu Musa mempuasakannya." Sabda Nabi saw., "Aku lebih berhak daripadamu dengan Musa. Karena itu Nabi mempuasakannya dan menyuruh mempuasakannya."990. Dari Salamah bin Akwa' r.a., katanya Nabi saw. menyuruh seorang laki-laki dari suku Aslam, sabdanya: "Beritahukanlah kepada orang banyak, bahwa siapa yang telah makan supaya ia mempuasakan sisa harinya dan siapa yang belum makan, hendaklah ia puasa, karena hari ini adalah hari Asyura." 991. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Pada suatu ketika di tengah malam, Rasulullah saw. keluar pergi solat ke mesjid. Beberapa orang laki-laki solat pula mengikuti solat Nabi saw. Ketika hari telah pagi, mereka mempercakapkan hal itu. Karena itu orang berkumpul lebih banyak daripada malam pertama dan mereka solat bersama-sama dengan Nabi saw. Pagi hari, mereka bercakap-cakap pula perihal solat malam itu. Karena itu pada malam ketiga orang berkumpul di mesjid lebih banyak. Rasulullah saw. keluar untuk shalat, lalu mereka solat pula beserta Nabi. Malam keempat orang tidak muat lagi dalam mesjid hingga Nabi keluar untuk solat Subuh. Setelah beliau selesai solat Subuh, beliau menghadap kepada orang banyak, membaca kalimah syahadah, kemudian beliau bersabda: "Adapun kemudian, sesungguhnya tidak ada yang tersembunyi bagi ku keadaanmu. Tetapi aku khawatir akan diwajibkan atasmu dan kamu tidak sangup melaksanakannya." Ketika Rasulullah saw. wafat, keadaan tetap berlaku seperti itu."
992. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Bahwasanya beberapa orang pria sahabat , Nabi saw. diperlihatkan kepada mereka Malam Qadar dalam tidur mereka pada tujuh yang akhir (bulan Ramadhan). Rasulullah saw. bersabda: "Aku melihat apa yang kamu lihat, dan aku setuju dengan tujuh yang akhir. Maka siapa hendak mencari-carinya carilah pada tujuh yang akhir." 993. Dari Abu Salamah r.a., katanya: "Saya bertanya kepada Abu Sa'id sahabatku. Katanya: Kami i'tikaf beserta Nabi saw. pada sepuluh pertengahan dari bulan Ramadhan. Beliau keluar pagi hari yang kedua puluh lalu berkhutbah di hadapan. Sabda beliau, "Diperlihatkan kepada ku Malam Qadar. Kemudian aku lupa malam itu. Carilah dalam sepuluh yang akhir pada bilangan ganjil. Sesungguhnya aku melihat, bahwasanya aku sujud dalam air dan tanah. Barangsiapa biasa i'tikaf beserta Rasulullah saw., hendaklah ia kembali." Karena itu kami kembali. Dan tiada sepotong pun awan terlihat oleh kami di langit ketika itu. Tetapi tiba-tiba awan segera datang dan hujan turun dengan derasnya sehingga air mengalir pada atap mesjid, sedangkan atap itu terbuat hanya dan pelepah kurma. Kemudian orang qamat untuk solat. Saya melihat Rasulullah sujud di air di atas tanah berlumpur, sehingga saya melihat bekas tanah itu di kening beliau."
994. Dan 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Bersiap-siaplah untuk mendapatkan Malam Qadar itu pada bilangan ganjil daripada sepuluh yang akhir dari bulan Ramadhan."
995. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Carilah malam Qadar itu pada sepuluh yang akhir dari bulan Ramadhan. Malam Qadar ia berada pada hari kesembilan, tujuh atau lima yang akhir (dari bulan itu)'"996. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Nabi saw., biasanya apabila tiba sepuluh (yang akhir daripada bulan Ramadhan), beliau ikatkan sarungnya erat-erat, beliau berjaga-jaga malamnya dan beliau bangunkan keluarganya."997. Dari Abdullah bin Umar r.a., katanya: "Biasanya Rasulullah saw. i'tikaf pada sepuluh yang akhir daripada bulan Ramadhan. "
998. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Nabi saw. pernah memiringkan kepalanya kepada ku, padahal beliau sedang i'tikaf di mesjid. Lalu aku sisirkan rambut beliau dan, saya ketika itu sedang haid."
999. Bahwasanya 'Aisyah r.a., isteri Nabi saw. mengatakan: "Sekalipun Rasulullah saw. memasukkan kepalanya (ke dalam kamarku), namun beliau tetap berada di dalam mesjid, maka kusisirkan rambutnya. Dan biasanya beliau tidak pernah masuk ke rumah (apabila sedang i'tikaf) melainkan apabila beliau ada keperluan. Begitulah halnya apabila beliau sedang i'tikaf."1000. Dari Ibnu Umar r.a., katanya Umar pernah bertanya kepada Nabi saw., tanyanya: "Aku pernah bernazar pada masa jahiliyah, bahwa saya akan i'tikaf satu malam di Masjidil Haram." Sabda Nabi, "Penuhilah nazarmu itu." 1001. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Biasanya Nabi saw. i'tikaf pada sepuluh yang akhir daripada bulan Ramadhan. Maka saya buatkan untuk beliau sebuah tenda. Sesudah solat Subuh beliau masuk ke dalam tenda itu. Kemudian Hafsah.minta izin kepada 'Aisyah untuk membuat jua sebuah tenda, maka diberi izin oleh 'Aisyah. Lalu Hafsah membuatnya. Ketika tenda itu kelihatan oleh Zainab binti Jahsy, maka Zainab membuat pula sebuah tenda untuknya. Ketika hari telah Subuh, Nabi saw. melihat tenda-tenda yang lain itu. Lalu Nabi bertanya: "Tenda-tenda apa itu?" Maka diceritakan orang kepada beliau apa adanya. Lalu Nabi bersabda, "Apakah baiknya menurut pikiran Allah tenda-tenda itu bagi mereka?" Lalu beliau menghentikan i'tikafnya dalam bulan itu, kemudian beliau i'tikaf pada sepuluh hari bulan Syawal."
1002. Dari Shatiyah r.a., isteri Nabi saw., katanya dia datang mengunjungi Nabi ketika beliau sedang i'tikaf di mesjid pada sepuluh yang akhir daripada bulan Ramadhan. Dia bercakap-cakap dengan Nabi sebentar, kemudian dia berdiri hendak kembali. Nabi saw. berdiri pula bersamanya untuk mengantarnya sampai ke pintu mesjid. Di dekat pintu Ummu Salamah, beliau bertemu dengan dua orang laki-laki Anshar lalu kedua-duanya memberi salam kepada Rasulullah saw. Nabi saw. bersabda kepada keduanya, "Teruslah anda keduanya. Ini adalah Shafiyah binti Huyay." Maka kedua pria itu mengucapkan: "" "Subhaanallah, yaa, Rasulullah!" Maha suci Allah, wahai. Rasulullah. Keduanya merasa berat. Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya setan masuk ke dalam diri manusia melalui pembuluh darahnya. Aku khawatir kalau-kalau ia menjatuhkan sesuatu dalam hatimu."1003. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Biasanya Nabi saw. i'tikaf pada tiap-tiap bulan Ramadhan sepuluh hari. Tetapi pada tahun di mana beliau wafat, beliau i'tikaf dua puluh hari."
Dostları ilə paylaş: |