Tuhan menyiksa dirinya



Yüklə 0,51 Mb.
səhifə14/14
tarix09.03.2018
ölçüsü0,51 Mb.
#45240
1   ...   6   7   8   9   10   11   12   13   14
    Bu səhifədəki naviqasiya:
  • Next >

 

< Prev

 

Next >




Mempraktekkan Bahasa Ruh










Written by Administrator   

Thursday, 13 September 2007

From: "Guido Anwar" < guido_anwar@...This e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it
To: "Abu Sangkan" < patrap1@...This e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it >
Date:Thu, 24 May 2001 17:58:17 +0700

Assalamu alaikum wr wb

Mungkin bapak bisa menjelaskan cara-caranya, karena sepengetahuan saya hal itu belum disebutkan dalam e-mail bapak. Ma'af jika saya lewat japri, karena saya bukan subscriber dzikrullah, tapi insya Allah tidak menghalangi silaturrahmi ini khan.

Jazakallah khoiron katsiro

Wassalam

Abu Shofa



 

Tanggapan Untuk Sdr. Guido Anwar ( guido_anwar@...This e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it )



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh …

Sebelumnya saya mohon maaf atas keterlambatan saya menjawab pertanyaan saudara, seperti biasanya kesibukan yang cukup padat memenuhi waktu satu pekan, bahkan hampir setiap hari saya (pulang) berdialog masalah ketuhanan hingga larut malam (pagi). Sekali lagi saya mohon maaf …..

Pertanyaan anda mengenai bagaimana cara mempraktekkan bahasa ruhani, sebenarnya sekilas telah saya uraikan dalam keterangan saya tersebut. Memang agak sedikit tersirat (samar ), namun sulit bagi saya untuk menjelaskan masalah rohani dalam bentuk bahasa tulisan ~ karena untuk mempelajari bahasa rohani haruslah melalui praktek, disamping karena hal ini bersifat rasa atau intuisi. Oleh karenanya hal ini harus dilakukan melalui pengalaman secara langsung (experience), yaitu menjalankan laku kerohanian atau menghidupkan rohani yang selama ini kita sedikit sekali memanfaatkannya. Hal tersebut, karena kita telah terjebak oleh logika sempit yang dihasilkan oleh dominasi otak (pikiran).

Baru sekarang saya menyadari, bahwa ternyata orang-orang barat sebenarnya telah lama memfungsikan kecerdasan emosinya (Emotional Intelligence) dan kecerdasan rohaninya (Spiritual Intelligence). Hal ini diperperkuat oleh prinsip bahwa spiritual itu lebih tinggi dari pada pikiran, seperti disebutkan dalam Alqur'an  surat Ali Imran ayat : 190-191

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata) : Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa nereka."

Mari kita bahas masalah kedudukan kecerdasan pikiran dan kecerdasan spiritual, pada ayat diatas.

Pertama Allah mengatakan bahwa di dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memiliki kecerdasan. Siapakah yang memiliki kecerdasan ( ulul Albab )itu ? Adalah orang yang berdzikirullah (orang yang memfungsikan kesadaran spiritualnya kepada Allah) pada saat berdiri, duduk, atau berbaring. Maka akan muncul kecerdasan yang bersifat universal yakni intuisi atau ilham.

Kalau anda perhatikan pada susunan tata bahasa Arab pada ayat tersebut bahwa kalimat alladzina yadzkuruunallah qiyaman wa qu'uudan wa ala junuubihim wa yatafakkaruna fi khalqissamawati wal ardha ……..

Kalimat yadzkurunallah (menginngat Allah), merupakan ma'tuf (tempat bersandarnya) kalimat sesudahnya, dengan ditandai kata wa (waw athaf) kemudian pada penghujung ayat terdapat kalimat wa yatafakkaruna (mereka merenungkan / berfikir), artinya perbuatan berfikir kedudukannya berada dibawah perbuatan mengingat Allah karena mengingat Allah merupakan loncatan berfikir melampau alam-alam material menuju alam ide yang bisa terjadi setelah mengidupkan kesadaran spiritualnya. Dengan demikian dapat dipertegas bahwa orang yang cerdas spiritualnya secara otomatis pikirannyapun akan cerdas melebihi orang yang hanya berfikir menggunakan IQ-nya. Karena kalimat yatafakkaruna (berfikir) bersandar kepada kalimat yadzkurunallah (menghidupkan kesadaran spiritual ingat kepada Allah) yang akan menghasilkan intuisi atau ilham

Robert K. Cooper, PhD didalam bukunya berjudul Executive EQ, menyatakan bahwa: "kesadasaran emosi berasal bukan dari perenungan intelektual yang jarang digunakan, melainkan dari hati manusia ~ yang merupakan sumber energi yang menjadikan kita nyata dan yang memotivasi kita untuk mengenali dan mengejar serta tujuan hidup kita yang unik. "

Ada baiknya kita memperhatikan pendapat seorang pemikir revolusioner, Pitirin A Sorokin. Sebagai orang yang diancam hukuman penjara dan hukuman mati oleh Lenin, ia terpaksa lari ke Amerika Serikat, tempat ia tumbuh subur dalam prestasi akademis sampai menjadi salah seorang filusuf dan sosiolog terbesar abad ini. Ia mencurahkan seluruh hidupnya untuk melakukan analisis yang komprenhensif terhadap masyarakat di mana pada akhirnya ia menyatakan bahwa berbagai krisis yang dihadapai dewasa ini membutuhkan pemecahan dengan pendekatan yang berbeda dari sekadar menggunakan pengetahuan – pendekatan yang lebih dari nalar dan kelima indra tradisional. Bagi Sorokin, ada tiga bentuk kebenaran: pengindraan, rasional, dan intuitif. Banyak tokoh bisnis menyebut kebenaran intuitif ini sebagai "insting bathiniah" atau penilaian.

'Intuisi' kata Sorokin, adalah fondasi paling penting bagi pemahaman kita atas etika, atau hal-hal yang baik dan berharga dalam hidup. Dalam psikologi dan filsafat, sudah sangat dipahami bahwa estetika dan penilaian moral didasarkan pada perasaan yang sangat subjektif, bukan pada perenungan otak yang samar-samar. Apabila dikembangkan secara aktif, intuisi akan memperluas dan mempertinggi kecerdasan emosional dan sebagaimana ditemukan oleh Sorokin, merupakan sumber utama pengetahuan pribadi.

Diantara mereka yang mendukung pandangannya bahwa intuisi adalah dasar kebenaran adalah Plato, Aristoteles, Plotinus, santo Agustinus, Thomas Hobbes, Henri Bergson, Baruch Spinoza, Carl Jung, dan Alfred Nort White head. Bahkan pendukung fanatik rasionalitas John Stuart Mill menyatakan., kebenaran yang berasal dari intuisi merupakan kebenaran yang dijadikan acuan bagi semua kebenaran lain.

Pada jawaban yang lalu (bahasa Ruh), saya telah menjelaskan dua fenomena yang di manfaatkan orang di dalam memahami bahasa ruhani ini. Yaitu memfungsikan jiwanya dengan cara meditasi secara tekun. Sementara Al Qur'an sendiri memaparkan dengan gamblang bahwa berdzikrullah adalah satu-satunya cara mudah untuk membangkitkan rohaninya agar mampu menangkap ilham-ilham yang datang dari Allah Swt. Seperti sering kita dengar bahwa Allah berfirman" ittaquullah yu'allimukullah" ~ bertakwalah kalian Allah akan mengajarkan kalian. Allah mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.(QS 96:5 ) … Barang siapa yang bertakwa kepada Allah Dia akan memberikan (intuisi) jalan keluarnya ….(QS:65: 2-3). Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, tentu Dia akan menunjuki "hatinya" ( QS: 64:11)

Selanjutnya untuk lebih mudahnya saya menyarankan anda untuk mempraktekkan dzikrullah yang pernah saya tulis pada bab Dzikrullah (Patrap). Lakukanlah dengan serius, sehingga anda benar-benar akan mendapatkan getaran jiwa yang mampu membaca ilham yang tidak berupa huruf dan bukan berupa suara. Disanalah semua pengetahuan tergelar dan merupakan pusatnya ide-ide cemerlang. Kadang-kadang anda akan terheran sendiri misalnya ketika tiba-tiba anda diberi kefahaman bahwa sebentar lagi anda akan naik jabatan di kantornya padahal belum ada seseorang yang memberitahukan .

Insya Allah, jika anda sudah mempraktekkan dzikrullah saya akan melanjutkan keterangan lebih dalam mengenai memanfaatkan getaran jiwa tersebut sampai anda bisa merasakan sendiri. Atau anda bisa berdikusi secara lebih intens, bila anda berkesempatan menghadiri Acara Kajian Tazkiyyatun Nafs Terbuka, di Islamic Center, Ruang Muzdalifah, Bekasi, setiap Sabtu malam Minggu.

Wallahu a'lam

Wassalam


Abu Sangkan

 


 

< Prev

 

Next >

[ Back ]

© 2008 Shalat Center Jawa Barat


Kritik dan saran dapat disampaikan melalui email ke fidihafidz[at]yahoo.com
Yüklə 0,51 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   6   7   8   9   10   11   12   13   14




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin