Untuk Kalangan Sendiri


“La syarikallahu wabiza lika ummirtu wa anna minal muslimin”



Yüklə 311,95 Kb.
səhifə2/5
tarix18.04.2018
ölçüsü311,95 Kb.
#48883
1   2   3   4   5

“La syarikallahu wabiza lika ummirtu wa anna minal muslimin”


yang artinya:

“Tiada syarikat bagi Engkau dan aku mengaku seorang muslimah”.
Seorang wanita yang mengaku dirinya seorang muslimah, yaitu tunduk patuh kepada seluruh perintah Allah, harus berpakaian muslimah didalam hidupnya, yaitu terdiri dari jilbab dan pakaian yang menutup seluruh anggota tubuhnya, berlengan panjang sampai pergelangan tangannya dan memakai rok yang menutup sampai mata kakinya. Kalau mereka tidak berpakaian seperti diatas, mereka bukan disebut wanita muslimah. Jadi pernyataannya didalam shalat yang berbunyi: “Aku mengaku seorang muslimah” adalah dusta kepada Allah.
TERHAPUSNYA PAHALA KARENA TIDAK MEMAKAI JILBAB

Seseorang yang bersumpah palsu saja dimuka pengadilan adalah berat hukumannya, apalagi seorang yang berjanji palsu dihadapan Allah, tentu berat hukuman didalam neraka, yaitu sampai di gantung dengan rambutnya hingga mendidih otaknya.3 Kaum wanita menyangka bahwa tidak memakai jilbab adalah dosa kecil yang tertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah harus diluruskan. Kaum wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya sebagai bunyi surat Al-Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya sbb:


“….. Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi”.
Sebagaimana telah diterangkan dimuka, memakai jilbab bagi kaum wanita adalah hukum syariat Islam yang digariskan Allah dalam surat An-Nur ayat 59. Jadi kaum wanita yang tak memakainya, mereka telah mengingkari hukum syariat Islam dan bagi mereka berlaku ketentuan Allah yang tak bisa ditawar lagi, yaitu hapus pahala shalat, puasa, zakat dan haji mereka?.
Sikap Allah diatas ini sama dengan sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai terlambang dari peribahasa seperti:“Rusak susu sebelanga, karena nila setitik,”. Contoh segelas susu adalah enak diminum. Tetapi kalau dalam susu itu ada setetes kotoran manusia, kita tidak membuang kotoran tersebut lalu meminum susu tersebut, tetapi kita membuang seluruh susu tersebut.
Begitulah sikap manusia jika ada barang yang kotor mencampuri barang yang bersih. Kalau manusia tidak mau meminum susu yang bercampur sedikit kotoran, begitu juga Allah tidak mau menerima amal ibadah manusia kalau satu saja perintah-Nya diingkari.
Di dalam surat Al A’raaf ayat 147, Allah menegaskan lagi sikapNya terhadap wanita yang tak mau memakai jilbab, yang berbunyi sbb.:
“Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, juga mendustakan akhirat, hapuslah seluruh pahala amal kebaikan. Bukankah mereka tidak akan diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan?”
Kaum wanita yang tak memakai jilbab didalam hidupnya, mereka telah sesuai dengan bunyi ayat Allah diatas ini, hapuslah pahala shalat, puasa, zakat, haji mereka.
Sungguh-sungguh betul harus dikasihani wanita seperti ini dengan menyadarkan mereka supaya patuh kepada Allah, yaitu keharusan memakai jilbab didalam hidup mereka. Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, mengucapkan “Allahu Akbar” didalam shalat mereka, yang artinya “Allah Yang Maha Besar”, Dialah yang Maha Kuasa dan pemimpin tertinggi yang harus dipatuhi seluruh perintahNya, sedang dia adalah hamba Allah yang lemah dan hina dina yang tak berdaya sama sekali.
Tetapi diluar shalat dia tak mau memakai jilbab yang melambangkan ciri khas seorang wanita muslimah. Kalau begitu ucapan “Allahu Akbar” didalam shalat mereka adalah kosong tidak berbekas dihati mereka.
Jadi dapat dimengerti kenapa shalat mereka tidak ada nilainya disisi Allah, atau telah hapus pahalanya sesuai dengan bunyi surat Al Maidah ayat 5 baris terakhir dan surat Al A’raaf ayat 147 di atas tadi.
Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab berada dalam neraka sebagaimana bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas, juda ditegaskan Allah sebagaimana firmanNya di dalam surat Al A’raaf ayat 36 yang artinya seperti:
“Adapun orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”.
Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, adalah mendustakan ayat Allah surat An Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59 dan menyombongkan diri terhadap perintah Allah tersebut, maka sesuai dengan bunyi ayat tersebut diatas mereka kekal didalam neraka.
Ummat Islam selama ini menyangka tidak kekal didalam neraka, karena ada syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW yang memohon kepada Allah agar ummat yang berdosa dikeluarkan dari neraka. Mereka yang dikeluarkan Allah dari neraka, mereka yang dalam hidupnya ada perasaan takut kepada Allah. Tetapi kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, tidak ada perasaan takutnya akan siksa Allah, sebab itulah mereka kekal didalam neraka.
Seseorang yang sadar akan dosanya digambarkan Nabi Muhammad SAW seperti bunyi hadits yang artinya seperti:
“Sesungguhnya seorang mukmin dosanya itu bagaikan bukit besar yang kuatir jatuh padanya, sedang orang kafir memandang dosanya bagaikan lalat yang hinggap diatas hidungnya”. (Riwayat: ……………………)
Sekarang kaum wanita yang tak mau berjilbab, dapat menanya hati nurani mereka masing-masing. Apakah terasa berdosa bagaikan gunung yang sewaktu-waktu jatuh menghimpitnya atau bagaikan lalat yang hinggap dihidung mereka?.
Kalau kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, menganggap enteng dosa mereka bagaikan lalat yang hinggap dihidungnya, maka tak akan bertobat didalam hidupnya. Atau dalam perkataan lain tidak ada perasaan takutnya kepada Allah, sebab itu mereka kekal didalam neraka sebagaimana bunyi surat Al-A’raaf ayat 36 di atas. Jadi mereka tak mendapat syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW nanti di akhirat.
Banyak sekali kaum wanita yang tak berjilbab sungguhpun mereka mendirikan shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi telah hapus nilai pahalanya disisi Allah telah terjadi di zaman kita ini dan akan berketerusan sampai hari kiamat, kecuali dakwah menghidupkan risalah jilbab ini dikerjakan bersama-sama oleh seluruh ummat Islam, yaitu dengan mencetak ulang buku yang tipis ini dengan jumlah yang banyak dan disebarkan secara cuma-cuma ketengah-tengah ummat Islam.
Sesungguhnya banyak kaum wanita yang hapus pahala shalatnya yang hidup di zaman ini dan di zaman yang akan datang, semata-mata karena mereka tidak memakai jilbab didalam hidup mereka, telah diisyaratkan Nabi Muhammad SAW dikala hidup beliau sebagaimana bunyi hadits dibawah ini yang artinya sbb:
“Ada satu masa yang paling aku takuti, dimana ummatku banyak yang mendirikan shalat, tetapi sebenarnya mereka bukan mendirikan shalat, dan neraka jahanamlah bagi mereka”. (Riwayat: ……………………)
Tafsir “…sebenarnya bukan mendirikan shalat…” dari hadits diatas, ialah nilai shalat mereka tidak ada disisi Allah karena telah hapus pahalanya disebabkan kaum wanita mengingkari ayat jilbab. Begitulah Nabi Muhammad SAW memberi peringatan kepada kita semua, bahwa banyak ummatnya dari kaum wanita yang masuk neraka biarpun mereka mendirikan shalat, tetapi tidak memakai jilbab didalam hidup, apakah kita yang mengaku mencintai sesama ummat Nabi Muhammad SAW akan diam berpangku tangan membiarkan kaum wanita berada berketerusan dalam dosa ?.
Kalau begitu dimana letak kecintaan dan persaudaraan kita sesama ummat Islam yang diidam-idamkan Nabi Muhammad SAW dikala hidup beliau banyak yang masuk sorga sebagaimana bunyi hadits beliau yang artinya sbb.:
“Kegembiraanku didalam sorga, ialah melihat banyak ummatku yang masuk sorga”. (Riwayat: ……………………)
Kita mengaku sebagai ummat Nabi Muhammad SAW yang mencintai beliau, apakah tidak ada keinginan hendak menghibur beliau nanti didalam sorga, yang dikala hidupnya bersusah payah bermandikan keringat dan menyabung nyawanya menyampaikan risalah agama Islam ketengah-tengah ummat manusia, dengan hiburan yang paling menggembirakan hati beliau, yaitu dengan melihat ummatnya banyak yang masuk sorga.
Kalau kita merasa mencintai Nabi Muhammad SAW sadarkanlah kaum wanita Islam agar mau memakai jilbab, yaitu dengan mencetak ulang buku yang tipis ini dalam jumlah banyak dan menyebar luaskan ketengah-tengah ummat Islam yang belum sadar atau alpa dengan pentingnya risalah jilbab ini dihidupkan bukan saja oleh anak gadis-gadis sekolah pesantren, tetapi juga oleh seluruh wanita Islam yang mengaku ummat Nabi Muhammad SAW .
Nabi Muhammad SAW sangat mencintai ummatnya, sehingga waktu menjelang wafat, yang teringat oleh beliau adalah ummatnya yang banyak dengan berkata: “Ummatku….. ummatku….. ummatku….”. Nabi Muhammad SAW dikala menghadapi ajalnya, bukan teringat akan anak dan isteri-isterinya yang miskin yang akan beliau tinggalkan, tetapi teringat akan ummatnya agar jangan jatuh masuk neraka, yang salah satu penyebabnya ialah kaum wanita tak mau memakai jilbab.
Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, tidak saja menjerumuskan dirinya sendiri masuk neraka, tetapi juga menjerumuskan suaminya masuk neraka sebagaimana bunyi hadits Nabi Muhammad SAW dibawah ini yang artinya seperti:
“Seorang suami yang membiarkan isterinya keluar rumah dengan terbuka auratnya, maka tiap langkah dari isterinya, dia membangun rumah didalam neraka buat sua-minya”. (Riwayat: ……………………)
Kenapa pihak suami yang membiarkan isterinya keluar rumah tanpa memakai jilbab akan masuk neraka? Karena kaum laki-laki adalah pemimpin di rumah tangga, dan tiap-tiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya.
Orang tua yang membiarkan anaknya yang perempuan keluar rumah tanpa memakai jilbab, nanti dipengadilan Allah di akhirat mereka akan dituntut oleh anaknya sebagaimana diceritakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut:
“Nanti dipengadilan Allah, seorang anak diputuskan Allah masuk neraka. Tetapi sebelum anak tersebut dimasukkan kedalam neraka, si anak menuntut kepada Allah: Ya, Allah, aku tidak ridho masuk neraka, kalau tidak bersama orang tuaku”, kemudian setelah Allah meminta pertanggung jawaban orang tua si anak tadi, maka kedua orangtuanya dimasukkan ke dalam neraka bersama anaknya”. (Riwayat: ……………………)
Demikianlah seorang wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja menjuruskan dirinya masuk neraka, tetapi juga suami dan kedua orangtuanya, karena kedua orang tuanya tidak mendidik anak gadisnya memakai jilbab sejak dari kecil, sehingga jilbab itu terasa asing bagi mereka setelah mereka meningkat dewasa.
Kalau begitu gambarannya, sungguh banyak ummat Nabi Muhammad SAW bahwa ummatnya banyak yang masuk neraka, semata-mata karena banyaknya kaum wanita yang tak memakai jilbab, sebab itu kita yang mengaku mencintai Allah dan RasulNya, apakah tidak terpanggil hati untuk mengembirakan Allah dan RasulNya. Menggembirakan Allah, ialah dengan banyaknya hambanya yang bertobat, baik kaum wanita kembali memakai jilbab dalam hidup.
Telah bersabda Rasulullah S.A.W. yang artinya sbb:
“Sesungguhnya Allah lebih gembira menerima taubat hambaNya, melebihi dari kegembiraan seseorang yang menemukan kembali dengan tiba-tiba, untanya yang telah hilang daripadanya ditengah hutan”. (Riwayat: ……………………)
Jika seluruh wanita Islam di Indonesia, Malaysia, Singapore dan Brunei mau memakai jilbab, bukan main kegembiraan Allah melihat banyaknya hamba-hambaNya yang bertobat dan begitu juga Nabi Muhammad SAW bukan main gembiranya melihat banyaknya ummatnya yang masuk sorga.
Tetapi Allah tidak akan merobah nasib ummat Islam nanti di akhirat, sebelum ummat Islam sendiri turun tangan berusaha memperbaiki nasibnya, yaitu dengan menyadarkan kaum wanita agar ikhlas memakai jilbab. Dan salah-satunya cara ialah dengan mencetak ulang buku yang tipis ini dalam jumlah yang banyak dan menyebarkan secara cuma-cuma ketengah-tengah ummat Islam.
Ummat Islam banyak yang menganggap enteng pengadilan Allah dipadang Mahsyar dan siksa neraka. Manusia pada hari kiamat dikumpulkan Allah sejak dari Nabi Adam sampai manusia terakhir yang tak terhingga banyak. Semuanya berdiri telanjang bulat bermandikan keringat dibawah panas matahari yang sangat panas. Lamanya berdiri menurut Nabi Muhammad SAW ialah 50.000 tahun. Bayangkan berdiri ribuan tahun menahan lapar dan haus, bukan main melelahkan sebagaimana yang diceritakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits dibawah ini:
“Manusia pada hari kiamat ada yang bermandikan keringat dan bermohon kepada Allah SWT: Ya Allah, beri aku istirahat barang sejenak biarpun dalam api neraka”. (Riwayat: ……………………)
Manusia di padang Mahsyar berada dalam ketakutan, ingat dosa yang banyak dan amal yang sedikit. Sedangkan manusia yang beramal banyak masih berada dalam ketakutan sebagaimana bunyi hadits yang artinya seperti:
“Andaikan dihari kiamat itu ada seorang mempunyai amal tujuh puluh nabi pasti ia akan merasa remeh semua amalnya itu, bahkan ia masih merasa takut tidak akan selamat dari bahaya hari kiamat”. (Riwayat: ……………………)
Jadi dapat dibayangkan rasa takut kaum wanita yang tak memakai jilbab nanti di hari kiamat, karena sadar didalam hidupnya ia berada dalam lautan dosa disebabkan terbuka auratnya di muka umum. Biarpun mereka mengerjakan shalat, puasa, zakat, berzikir dan haji, tetapi semua pahalanya telah hapus disisi Allah SWT. Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab lupa akan wasiat Nabi Muhammad SAW yang artinya seperti:
“Jangan kau melihat kecilnya dosa, tetapi perhatikan kepada siapakah kau berdosa itu”. (Riwayat: ……………………)
Kaum wanita yang hidup di zaman ini, menganggap kecil dosa tak memakai jilbab, tetapi mereka lupa bahwa mereka berdosa kepada Allah SWT Tuhan Semesta Alam, Zat Yang Maha Kuasa yang menciptakan dirinya.
Semua manusia lupa perasaan malu berdiri telanjang bulat dihari kiamat, sebagaimana bunyi hadits yang artinya seperti:
“Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, bertelanjang, dan tidak bersunat, keringatnya hingga mulut mereka, dan sebahagiannya sampai pada cuping telinganya”.. (Riwayat: ……………………).
Isteri Nabi Muhammad SAW yang bernama Saudah bertanya mengenai hadits tersebut diatas yang artinya seperti:
“Ya, Rasulullah, alangkah jeleknya diantara kita yang saling berlihat-lihatan antara yang satu dengan yang lainnya”, lalu Nabi menjawab “Manusia pada waktu itu sangat sibuk dengan urusan mereka, dan setiap diri pada hari itu memiliki urusan yang besar”.. (Riwayat: ……………………)
Bagaimana seramnya hari kiamat itu, dilukiskan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut ini:
“ Andaikata seorang melakukan amal tujuhpuluh Nabi, niscaya ia merasa sedikit amalannya, karena ngerinya keadaan hari kiamat, dan andaikata setimba dari bahan bakar neraka dituangkan ditempat matahari terbit niscaya akan mendidihkan orang yang berada ditempat matahari terbenam, dan andaikan neraka jahanam itu mengaung sekali saja, niscaya tidak ada Malaikat yang muqorroh atau Nabi dan Rasul melainkan akan bertekuk lutut sambil berkata: Tuhanku, kasihanilah diriku, sehingga Nabi Ibrahim lupa terhadap putranya Ishaq, dan hanya berdoa: Ya Tuhan, aku KholilMu Ibrahim, maka jangan Kau lupakan aku". (Riwayat: ……………………)
Begitu menakutkan hari kiamat dan seramnya neraka jahanam sebagaimana bunyi hadits diatas, tetapi kaum wanita yang tak mau memakai jilbab masih bisa ketawa, enak makan dan enak tidur. Kaum wanita seperti ini betul-betul bangga dirinya disebut wanita modern, berdandan seperti wanita Barat4 yang tak mengenal Islam, tetapi nanti diakhirat berada dalam kemiskinan amal sebagai sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya seperti:
Tiada kepapaan yang paling besar, kecuali perasaan bangga diri”. (Riwayat: ……………………)
Tafsir “kepapaan yang paling besar” dari hadits di atas, ialah kemiskinan amal nanti di akhirat disebabkan perasaan bangga diri disebut wanita modern, sebab itu kaum wanita tersebut merasa hina memakai jilbab, yang melambangkan seorang wanita itu disebut wanita muslimah.
Mengingat banyaknya penghuni neraka itu, dapat dibayangkan betapa besarnya api neraka tersebut.
Abu Hurairah, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW bercerita mengenai betapa besarnya api neraka tersebut sebagai berikut yang artinya seperti:
“Kami bersama Rasulullah yang kemudian kami mendengar sesuatu yang jatuh, lalu Rasulullah bertanya: Tahukah kamu suara apakah itu? Kami menjawab: Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. Nabi Menjawab: Itu adalah sebuah batu yang jatuh kedalam neraka jahanam sejak tujuh puluh tahun yang lalu dan kini telah berakhir memasuki dasarnya”. (Riwayat: ……………………)
Betapa panasnya api neraka tersebut dapat dibayangkan dari bunyi hadits berikut ini:
“Allah memerintahkan menyalakan neraka selama 1.000 tahun hingga menjadi merah, kemudian menyalakan lagi 1.000 tahun hingga menjadi berwarna putih, kemudian dinyalakan lagi 1.000 tahun hingga berwarna hitam, yaitu hitam kegelapan”. (Riwayat: ……………………)
Siksa neraka yang paling ringan saja bukan main beratnya sebagaimana yang diceritakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut:
“Sesungguhnya yang paling ringan siksaan penduduk neraka pada hari kiamat, yaitu orang tersebut memakai dua sandal dari api neraka itu lalu mendidihkan otaknya dari panas kedua sandalnya”. (Riwayat: ……………………)
Mengenai makanan dan minuman penduduk neraka diceritakan Allah SWT didalam surat Al-Waqiah ayat berikut:
“(51) Kemudian wahai orang-orang yang sesat dan mendustakan, (52) Kamu pasti akan memakan pohon zakum, (53) Pengisi perutmu, (54) Lalu kamu meminum air panas, (55) Sebagai unta yang kehausan, (56) Itulah suguhan untuk mereka pada Hari Pembalasan.”
Mengenai pohon zakum yang menjadi makanan penduduk neraka, Nabi Muhammad SAW menceritakan sbb:
“Jika sekiranya setetes dari makanan zakum itu diteteskan pada segenap lautan dunia, maka akan rusaklah penduduk dunia ini bagi segenap kehidupan penduduknya, lalu bagai manakah bagi orang yang makannya dari makanan zakum tersebut”. (Riwayat: ……………………)
Sungguh tak terbayang beratnya siksaan didalam neraka, memakan pohon zakum dan meminum air mendidih sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Muhammad ayat 15:
“…. Apakah yang demikian itu sama dengan penderitaan orang yang kekal dalam neraka, yang diberi minuman dengan air yang mendidih, lalu memotong usus mereka?”. (Riwayat: ……………………)
Penderitaan penduduk neraka diatas itu masih belum cukup, masih ada siksa yang lebih berat lagi, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Kahfi ayat 29:
“Sesungguhnya Kami menyediakan bagi mereka yang zalim berupa neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta air minum niscaya mereka akan diberi dengan air seperti besi mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
Kalau meminum air mendidih saja tak sanggup kita menahan sakitnya, apalagi meminum air seperti besi mendidih.
Betul-betul Allah SWT maha siksaanNya sebagaimana yang sering diperingatkanNya di dalam Al Qur’an, tetapi wanita Islam yang tak mememakai jilbab tak menyadarinya.
Siksa neraka diatas masih ditambah Allah SWT dengan siksaan yang berikut sebagaimana firmanNya dalam surat An-Nisa ayat 56:
“Sesungguhnya mereka yang kafir dengan ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka kedalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan siksaan. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dalam surat An-Naba ayat berikut, renungkanlah minuman nanah5 yang menjijikan bagi penduduk neraka:
“(21) Sesungguhnya neraka jahanam itu, disediakan, (22) untuk tempat kembali bagi orang-orang yang durhaka, (23) Disitu mereka tinggal berabad-abad lamanya, (24) Tidak pernah merasakan kesejukan, tidak pula mendapat minuman, (25) Kecuali air mendidih dan nanah.”
Melihat ingus anak kecil yang berlepotan, kita sudah jijik, apalagi meminum nanah yang dipaksakan oleh malaikat neraka yang kasar-kasar dan bengis-bengis.
Disamping siksa-siksa neraka diatas, masih ada siksa neraka yang tak kalah pedihnya, yaitu disengat kalajengking yang sangat berbisa dan digigit ular-ular berbisa.
Ummat Islam didalam hidupnya, mengucapkan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW diakhir shalatnya dengan ucapan yang berbunyi “ Allahuma Shali ala Muhammad ”. Shalawat kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah suatu doa kepada Allah SWT untuk Muhammad SAW yang artinya “Ya Allah berkahilah kehidupan Muhammad”. Kenapa kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW mendoakan beliau dengan doa tersebut diatas, sedangkan beliau sudah jelas masuk sorga dan pemimpin ummat manusia nanti disorga. Doa yang pendek tersebut diatas untuk Nabi Muhammad SAW, adalah lambang kecintaan kita sebagai ummat Muhammad SAW kepada beliau, agar Allah SWT mengkaruniai beliau yang salah satu diantaranya dilambangkan dengan meratanya kaum wanita Islam memakai Jilbab, sehingga banyak ummat Islam masuk sorga, yang merupakan kegembiraan paling besar bagi Nabi Muhammad SAW di sorga yang akan dibanggakannya kepada para nabi-nabi yang lain. Jadi begitulah tujuan kita bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Tetapi jika kaum wanita Islam yang jumlah demikian banyaknya tidak memakai jilbab, jelaslah akan banyak ummat Muhammad SAW nanti yang masuk neraka, tidak ada kegembiraan nabi Muhammad SAW nanti di sorga, dan tidak ada yang akan dibanggakannya nanti kepada para nabi-nabi yang lain.
Kalau begitu apa konsekwensi shalawat kita kepada Nabi Muhammad SAW yang melambangkan kecintaan kita kepada beliau, harus diikuti dengan perjuangan yang sungguh-sungguh dan tidak henti-hentinya menyadarkan kaum wanita agar ikhlas memakai jilbab. Dan salah-satunya cara yang penulis lihat ialah dengan menyebar luaskan buku tipis ini agar dibaca oleh seluruh ummat Islam. Tetapi jika anda bersikap diam saja, berarti tidak ada kecintaan anda kepada Nabi Muhammad SAW, dan shalawat anda adalah kosong, karena tidak ada perbuatan anda yang sesuai dengan bunyi shalawat anda.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdo’a tanpa amal, bagaikan orang yang memanah tanpa senar”. (Riwayat: ……………………)
Sesuai dengan bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas ini, ummat Islam yang berpangku tangan membiarkan kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, berarti doanya yang terlambang dalam shalawatnya untuk Nabi Muhammad SAW, bagaikan orang yang memanah tanpa senar, tidak ada bukti kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW
Patut anda ketahui, menghidupkan sunnah Rasul yang sudah hilang adalah tinggi nilainya disisi Allah SWT sebagaimana bunyi hadits dibawah ini yang artinya sbb.:
“Mereka yang menghidupkan sunnah-sunnahku yang sudah hilang ditengah-tengah kekacauan ummatku, pahalanya sama dengan pahala seratus orang mati syahid”. (Riwayat: ……………………)
Kalau menghidupkan sunnah Rasul yang sudah hilang demikian tinggi nilai pahalanya, apalagi menghidupkan perintah Allah SWT, yaitu keharusan wanita memakai jilbab yang sudah dilupakan atau dianggap sepele oleh kaum wanita, tentu pahalanya tidak kurang dari pahala seratus orang yang mati syahid.
Apakah anda tidak menginginkan pahala seratus orang mati syahid, biarpun perang agama yang dilalui Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya telah lewat dan tak mungkin terjadi lagi?
Patut anda ketahui, orang mati syahid diberi Allah SWT kesempatan memasukan 70 orang dari anggota keluarganya ke dalam sorga. Jadi kalau anda mendapat pahala 100 orang mati syahid, anda dapat memasukan 7.000 orang dari anggota keluarga anda masuk sorga, mulai dari nenek moyang anda sampai anak cucu keturunan anda. Inilah satu kegembiraan penduduk sorga yang paling besar nanti, jika dapat berkumpul dengan kaum keluarga.
Jadi ini kesempatan yang paling berharga yang diberikan kepada ummat Muhammad SAW yang hidup dibelakangnya.
Sebab itu sekali lagi penulis menghimbau ummat Islam agar mau mengeluarkan hartanya untuk mencetak ulang buku tipis yang sederhana ini didalam jumlah yang banyak dan menyebar luaskan ketengah-tengah ummat Islam. Kalau perlu bagi mereka yang kaya, juga menyediakan busana muslimahnya bagi mereka yang kurang mampu agar shalawat anda betul-betul cocok dengan kemampuan anda, lambang kecintaan anda kepada Nabi Muhammad SAW.
Ummat Islam di abad ini memimpikan kenaikan Islam yang mereka idam-idamkan selama ini. Kenaikan Islam, bukan ditandai oleh banyak mesjid yang besar-besar dan indah yang kita bangun, bukan pula ditandai oleh banyaknya orang Islam yang pintar-pintar dan kaya-kaya. Kenaikan Islam ditandai oleh banyaknya ummat Muhammad SAW yang bertaqwa kepada Allah SWT, salah satu dilambangkan dengan meratanya kaum wanitanya memakai jilbab, lambang mereka wanita muslimah.
Nabi Muhammad SAW tidak bangga dengan banyaknya mesjid yang besar-besar dan indah-indah yang kita bangun, sebagaimana bunyi hadits yang artinya sbb.:
“Dibelakang hari banyak ummatku yang membangun mesjid, tetapi demi keindahan dan kebanggaan saja” (Riwayat: ……………………)
dari bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas, beliau akan lebih bangga kalau ummatnya dari golongan kaum wanita seluruh memakai jilbab dari pada melihat bangunan mesjid yang besa-besar dan indah-indah.
Menghidupkan risalah jilbab ini adalah termasuk jihad fisabilillah, suatu perjuangan yang berat dalam menyadarkan wanita Islam agar kenal identitasnya sebagai wanita muslimah, lebih berat dari membangun mesjid yang besar-besar dan indah-indah. Sebab itu kenapa nilai amalnya sangat tinggi disisi Allah SWT .
Ummat Islam mengucapkan : “assalamualaikum warahmatullah wa barakatu” di pembukaan pidatonya di muka umum dan diakhir shalatnya. Ucapan diatas adalah suatu doa untuk sesama ummat Muhammad SAW yang artinya “Semoga keselamatan bagi anda dengan rahmat Allah” . Dengan doa seperti diatas, kita mengharapkan agar mereka selamat dunia dan juga selamat nanti diakhirat.
Tetapi jika kita membiarkan saja kaum wanita Islam tak memakai jilbab, berarti banyak ummat Muhammad SAW yang tak selamat nanti di akhirat, dan ucapan salam kita tadi akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNya di dalam Al Qur’an yang artinya sbb.:
“Sesungguhnya penglihatan, pendengaran, hati dan pikiran itu akan diminta pertanggung jawaban”.
Tanyalah diri anda sendiri, berapa banyak anda telah mengucapkan ‘asslamu’alaikum’ pada waktu anda berpidato, waktu ketemu sesama muslim dan diakhir shalat anda, tetapi sebaliknya kaum keluarga anda yang perempuan, kenalan anda yang perempuan yang tak akan selamat nanti diakhirat karena tak memakai jilbab, anda biarkan saja dibawah penglihatan anda.
Kalau begitu ucapan salam anda kosong, bagaikan orang yang memanah tanpa senar.
HIKMAH MEMAKAI JILBAB

Sekarang ini kalau ada kaum wanita yang memakai kerudung banyak yang salah. Mereka memakai selendang yang hanya menutup sebagian saja rambutnya, atau memakai topi dimana telinganya dan leher masih kelihatan. Jelas ini salah dan berdosa karena merobah-robah ketentuan Allah SWT bagaimana seorang wanita harus memakai kerudung kepala.


Gambar di Caver adalah lukisan seorang wanita bagaimana seharusnya memakai kerudung atau jilbab. Sungguh-sungguh betul agung dan mulia wanita seperti lukisan di atas dalam pandangan Allah SWT, para malaikat dan orang beriman dan nyata bedanya dengan wanita yang bukan muslimah. Kaum wanita yang memakai kerudung seperti photo diatas dan berbusana muslimat yang lengannya sampai pergelangan tangan dan memakai rok sampai mata kaki, mereka dapat mengerjakan shalat tanpa memakai mukenah.
Dengan memakai jilbab dan busana muslimat, kaum wanita dapat mengerjakan shalat di mana saja, lebih-lebih bagi mereka yang dalam perjalanan, seperti naik kereta api atau kapal udara. Banyak kaum wanita tidak mengerjakan shalat waktu keluar rumah karena tak membawa mukenah, dan ini besar risikonya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dibawah ini:
“Siapa yang meninggalkan shalat satu kali saja dengan sengaja, maka namanya ditulis dipintu neraka” (Riwayat: ……………………)
Hikmah yang lain dari wanita memakai jilbab, yaitu bagi mereka yang sudah bersuami. Suami istri yang habis bersenggama wajib melakukan mandi junub, kalau tidak maka shalatnya tidak diterima Allah SWT. Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, malu melakukan mandi junub, karena tiap kali rambutnya basah. Tetapi dengan memakai jilbab, wanita yang sudah mandi junub, rambutnya yang basah tidak akan dilihat orang. Mandi junub ini adalah perintah Allah SWT dan sunnah Rasul yang boleh dikatakan tak dikenal lagi oleh ummat Islam, karena para ulama tak pernah mendakwahkan, begitu juga orang tua tak pernah menasehati anak mereka yang akan kawin agar melakukan mandi junub sehabis bersenggama.
Sungguh banyak ummat Islam yang shalatnya tak diterima Allah SWT, semata-mata karena tidak melakukan mandi junub tersebut. Mandi junub ini harus dilakukan oleh anak laki-laki yang sudah pernah kedatangan mimpi dan mengeluarkan mani didalam tidurnya. Mandi junub yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW sbb.:
“Sebelum mandi berwudhuk dahulu, Baru kemudian mandi junub dengan membasahi seluruh badan mulai dari rambut dengan berniat terlebih dahulu, “ Aku sengaja mandi junub mandi junub ikhlas karena Allah”. Setelah selesai mandi junub, beliau berwudhuk lagi untuk mengerjakan shalat.”
Jadi dengan menyebarluaskan buku ini anda tidak saja menghidupkan risalah jilbab, tetapi juga menghidupkan kewajiban mandi junub, salah satu sunnah Rasul yang sudah hilang.
Bagi kaum wanita yang sadar mau memakai jilbab, janganlah memakai jilbab karena mengharap masuk sorga atau takut masuk neraka, tetapi dengan niat semata-mata mencari ridha Illahi.

PENUTUP

Dengan taksiran kaum wanita Islam Indonesia, Malaysia, Singapore dan Brunei ada 90 juta orang, maka diperlukan 90 juta exemplar buku ini yang harus dicetak. Jika ongkos cetak satu buku Rp. 150,-,6 maka diperlukan dana sebesar Rp. 13.5 milyar untuk proyek dakwah risalah jilbab ini. Jumlah ini cukup besar, kecuali jika orang-orang kaya turun tangan demi pengabdian kepada Allah SWT.


Seandainya Sultan Brunei bersedia turun tangan membiayai penyebaran buku ini dengan dana sekitar Rp. 5.8 milyar atau US$ 3 juta tidak ada artinya bagi beliau dibandingkan dengan rizki yang banyak yang dikaruniakan Allah SWT dari hasil eksport minyaknya.
Bagi yang kurang mampu, bergotong royonglah mencetak buku ini biarpun dalam jumlah yang sedikit, tetapi dikerjakan terus menerus sebagaimana bunyi hadits berikut yang artinya:
“Amal yang paling disukai Allah ialah amal yang dikerjakan terus-menerus, biarpun sedikit”. (Riwayat: ……………………)
Kepada yang sudah membaca buku ini, edarkanlah buku ini kepada kaum keluarga dan kenalan anda, dengan diiringi doa yang artinya sbb.:
“Ya Allah, bukakanlah hati kaum wanita Islam agar mau memakai jilbab dan bukakan juga hati orang kaya Islam agar mau mencetak buku yang berjudul : “Jilbab dan Siksa beraka yang disepelekan Ummat Islam” agar tersebar luas ditengah-tengah ummat Islam dalam rangka menyelamatkan ummat Muhammad SAW dari kejatuhan kedalam neraka. Jika tidak Engkau tolong kami, maka banyak sekali kaum wanita Islam yang tak akan sabar memakai jilbab sebagaimana yang Engkau perintahkan sampai hari kiamat”.
Akhirnya penulis akhiri tulisan ini, dengan memohon ampun kepada Allah SWT sekiranya ada yang salah dalam tulisan. Amien..!.

Drs. Muhammad S.A.


________________



  1. AZAB KOMA DI TANAH SUCI



Subject: [daarut-tauhiid] Azab Koma di Tanah Suci

Date: Thu, 06 Jan 2000 03:24:05 +0100

From: Indratmoko Poerwanto

Reply-To: daarut-tauhiid@egroups.com

Organization: none

To: daarut-tauhiid@egroups.com
Assalamu'alaikum wr.wb.

Sehubungan dengan diskusi mengenai jilbab, saya teringat pernah mendapatkan sebuah tulisan/kisah dari seorang netter berkenaan dengan hal itu. Mudah-mudahan kita semua bisa mengambil manfaat dan pelajaran darinya. Wassalamu'alaikum wr.wb.


---------------------------------------------------------------

Azab Koma di Tanah Suci


Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah dan membantu ayah saya menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui pelbagai pengalaman menarik dan pelik. Bagaimanapun, dalam banyak-banyak peristiwa itu, ada satu kejadian yang pasti tidak akan saya lupakan sampai bila-bila. Ianya berlaku kepada seorang wanita yang berusia di pertengahan 30-an. Kejadian itu berlaku pada pertengahan 1980-an semasa saya menguruskan satu rombongan haji. Ketika itu umur saya 20 tahun dan masih menuntut di Universiti al-Azhar, Kaherah. Kebetulan ketika itu saya balik ke Mekah sekejap untuk menghabiskan cuti semester. Saya menetap di Mekah mulai 1981 selepas menamatkan pengajian di sekolah agama Gunung Semanggol, Perak.
Keluarga saya memang semuanya di Mekah, cuma saya seorang saja tinggal dengan nenek saya di Perak. Walaupun masih muda, saya ditugaskan oleh bapa saya, haji Nasron untuk menguruskan jemaah haji dan umrah memandangkan saya adalah anak sulung dalam keluarga.
Berbalik kepada cerita tadi, ketibaan wanita tersebut dan rombongan haji di lapangan terbang Jeddah kami sambut dengan sebuah bas. Semuanya nampak riang sebab itulah kali pertama mereka mengerjakan haji. Sebaik sampai, saya membawa mereka menaiki bas dan dari situ, kami menuju ke Madinah. Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hinggalah kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bas berkenaan. Turunlah mereka seorang demi seorang sehingga tiba kepada giliran wanita terbabit. Tapi tanpa apa-apa sebab, sebaik sahaja kakinya mencecahkan bumi Madinah, tiba-tiba wanita itu tumbang tidak sedarkan diri.
Sebagai orang yang dipertanggungjawabkan mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita berkenaan.

"Kakak ni sakit," kata saya pada jemaah-jemaah yang lain.

Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas. Semua jemaah nampak panik dengan apa yang sedang berlaku. "Badan dia panas dan menggigil. Kakak ni tak sedarkan diri,cepat tolong saya. . . kita bawa dia ke hospital," kata saya.

Tanpa membuang masa, kami mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke hospital Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain dihantar ke tempat penginapan masing-masing. Sampai di hospital Madinah, wanita itu masih belum sedarkan diri. Berbagai-bagai usaha dilakukan oleh doktor untuk memulihkannya, namun semuanya gagal.


Sehinggalah ke petang, wanita itu masih lagi koma. Sementara itu, tugas mengendalikan jemaah perlu saya teruskan. Saya terpaksa meninggalkan wanita tersebut terlantar di hospital berkenaan. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya menghubungi hospital Madinah untuk mengetahui perkembangan wanita tersebut. Bagaimanapun, saya diberitahu dia masih tidak sedarkan diri.
Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sedarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu. Memandangkan usaha untuk memulihkannya semuanya gagal, maka wanita itu dihantar ke hospital Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan rawatan lanjut sebab pada masa itu hospital di jeddah lebih lengkap kemudahannya berbanding hospital madinah.
Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadual haji mesti diteruskan. Kami bertolak pula ke Mekah untuk mengerjakan ibadat haji. Selesai haji, sekali lagi saya pergi ke Jeddah.

Malangnya, bila sampai di hospital King Abdul Aziz, saya diberitahu oleh doktor bahawa wanita tersebut masih koma. Bagaimanapun, kata doktor, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di hospital.


Selepas dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka mata-nya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya. Tapi sebaik saja terpandang wajah saya, wanita tersebut terus memeluk saya dengan erat sambil menangis teresak-esak. Sudah tentu saya terkejut sebab saya ni bukan muhrimnya. Tambahan pula kenapa saja dia tiba-tiba menangis?

Saya bertanya kepada wanita tersebut, "Kenapa kakak menangis?

"mazlan . . . kakak taubat dah lan. Kakak menyesal, kakak takkan buat lagi benda-benda yang tak baik. Kakak bertaubat, betul-betul taubat".

"Kenapa pulak ni kak tiba-tiba saja nak bertaubat?", tanya saya masih terpinga-pinga. Wanita itu terus menangis teresak-esak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Seketika kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil iktibar oleh kita semua.


Katanya, "mazlan, kakak ni sudah berumah tangga, kahwin dengan lelaki orang putih. Tapi kakak silap. Kakak ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Ibadat satu apa pun kakak tak buat.

Kakak tak sembahyang, tak puasa, semua amalan ibadat kakak dan suami kakak tak buat. Rumah kakak penuh dengan botol arak. Suami kakak tu kakak sepak terajang, kakak pukul-pukul saja", katanya tersedu-sedan.

"Habis yang kakak pergi haji ini?"

"Yalah. . . kakak tengok orang lain pergi haji, kakak pun teringin juga nak pergi."

"Jadi apa sebab yang kakak menangis sampai macam ni sekali. Ada sesuatu ke yang kakak alami semasa sakit?", tanya saya lagi.

Dengan suara tersekat-sekat, wanita itu menceritakan, "mazlan. . .Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma itu, kakak telah di azab dengan seksaan yang benar-benar pedih atas segala kesilapan yang telah kakak buat selama ini".

"Betul ke kak?" tanya saya, terkejut.

"Betul mazlan. Semasa koma itu kakak telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada kakak. Balasan azab lan, bukan balasan syurga. Kakak rasa seperti di azab di neraka.

"Kakak ni seumur hidup tak pernah pakai tudung. Sebagai balasan, rambut kakak di tarik dengan bara api. Sakitnya tak boleh nak kakak ceritakan macam mana pedihnya. Menjerit-jerit kakak minta ampun minta maaf kepada Allah. "Bukan itu saja, buah dada kakak pula diikat dan disepit dengan penyepit yang dibuat drp bara api, kemudian ditarik kesana-sini. . . putus, jatuh ke dalam api neraka. Buah dada kakak rentung terbakar, panasnya bukan main. Kakak menjerit, menangis kesakitan.

Kakak masukkan tangan ke dalam api itu dan kakak ambil buah dada tu balik".


Tanpa mempedulikan pesakit lain dan jururawat memerhatikannya wanita itu terus bercerita. Menurutnya lagi, setiap hari dia diseksa, tanpa henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi peluang langsung untuk berehat atau dilepaskan daripada hukuman. Sepanjang masa koma itu dilaluinya dengan azab yang amat pedih. Dengan suara tersekat-sekat, dengan air mata yang makin banyak bercucuran, wanita itu meneruskan ceritanya,
"Hari-hari kakak diseksa. Bila rambut kakak ditarik dengan bara api, sakitnya terasa seperti nak tercabut kulit kepala. Panasnya pula menyebabkan otak kakak terasa seperti menggelegak. Azab itu cukup pedih. . . pedih yang amat sangat. . . tak boleh nak diceritakan".
Sambil bercerita, wanita itu terus meraung, menangis teresak-esak. Nyata dia betul-betul menyesal dengan kesilapannya dahulu. Saya pula terpegun, kaget dan menggigil mendengar ceritanya. Begitu sekali balasan Allah kepada umatnya yang ingkar.

"Mazlan. . . kakak ni nama saja Islam, tapi kakak minum arak, kakak main judi dan segala macam dosa besar. Kerana kakak suka makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sedarkan diri itu kakak telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam. Tak ada isi pada buah itu melainkan duri-duri saja. Tapi kakak perlu makan buah-buah itu sebab kakak betul-betul lapar.

"Bila ditelan saja buah-buah itu, duri-durinya menikam kerongkong kakak dan bila sampai ke perut, ia menikam pula perut kakak. Sedangkan jari yang tercucuk jarum pun terasa sakitnya, inikan pula duri-duri besar menyucuk kerongkong dan perut kita. "Habis saja buah-buah itu kakak makan, kakak diberi pula makan bara-bara api. Bila kakak masukkan saja bara api itu ke dalam mulut, seluruh badan kakak rasa seperti terbakar hangus. Panasnya cuma Allah saja yang tahu. Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan kepanasannya. "Selepas habis bara api, kakak minta minuman, tapi. . . kakak dihidangkan pula dengan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya cukup busuk.

Tapi kakak terpaksa minum sebab kakak sangat dahaga. Semua terpaksa kakak lalui. . . azabnya tak pernah rasa, tak pernah kakak alami sepanjang kakak hidup di dunia ini".


Saya terus mendengar cerita wanita itu dengan tekun. Terasa sungguh kebesaran Allah.

"Masa diazab itu, kakak merayu mohon kepada Allah supaya berilah kakak nyawa sekali lagi, berilah kakak peluang untuk hidup sekali lagi. Tak berhenti-henti kakak memohon.

Kakak kata kakak akan buktikan bahawa kakak tak akan ulangi lagi kesilapan dahulu.

Kakak berjanji tak akan ingkar perintah Allah akan jadi umat yg soleh. Kakak berjanji kalau kakak dihidupkan semula, kakak akan tampung segala kekurangan dan kesilapan kakak dahulu, kakak akan mengaji, akan sembahyang, akan puasa yang selama ini kakak tinggalkan".


Saya termenung mendengar cerita wanita itu. Benarlah, Allah itu Maha Agung dan Maha Berkuasa. Kita manusia ini tak akan terlepas daripada balasan-Nya.

Kalau baik amalan kita maka baiklah balasan yang akan kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah kita di akhirat kelak.

Alhamdulillah, wanita itu telah menyaksikan sendiri kebenaran Allah.

"Ini bukan mimpi mazlan. Kalau mimpi azabnya takkan sampai pedih macam tu sekali.

Kakak bertaubat mazlan, kakak tak akan ulangi lagi kesilapan kakak dahulu.

Kakak bertaubat. . . kakak taubat nasuha", katanya sambil menangis-nangis.


Sejak itu wanita berkenaan benar-benar berubah. Bila saya membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling warak. Amal ibadahnya tak henti-henti.

Contohnya, kalau wanita itu pergi ke masjid pada waktu maghrib, dia cuma akan balik ke bilik-nya semula selepas sembahyang subuh.

"Kakak. . . yang kakak sembahyang teruk-teruk ni kenapa. Kakak kena jaga juga kesihatan diri kakak. Lepas sembahyang isyak tu kakak baliklah, makan nasi, berehat. . . ", tegur saya. "Tak apalah mazlan. Kakak ada bawa buah kurma. Bolehlah kakak makan semasa kakak lapar.
"Menurut wanita itu, sepanjang berada di dalam masjidil haram, dia mengqadakan semula sembahyang yang ditinggalkannya dahulu. Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan keadaan wanita itu, takut kerana ibadah dan tekanan perasaan yang keterlaluan dia akan jatuh sakit pula. Jadi saya menasihatkan supaya tidak beribadat keterlaluan hingga mengabaikan kesihatannya.

"Tak boleh mazlan. Kakak takut. . . kakak dah merasai pedihnya azab Tuhan.

Mazlan tak rasa, mazlan tak tau. Kalau mazlan dah merasai azab itu, mazlan juga akan jadi macam kakak. Kakak betul-betul bertaubat".
Wanita itu juga berpesan kepada saya, katanya, "mazlan, kalau ada perempuan Islam yang tak pakai tudung, mazlan ingatkanlah pada mereka, pakailah tudung. Cukuplah kakak seorang saja yang merasai seksaan itu, kakak tak mau wanita lain pula jadi macam kakak. "Semasa diazab, kakak tengok undang-undang yang Allah beri ialah setiap sehelai rambut wanita Islam yang sengaja diperlihatkan kepada orang lelaki yang bukan muhrimnya, maka dia diberikan satu dosa. Kalau 10 orang lelaki bukan muhrim tengok sehelai rambut kakak ini, bermakna kakak mendapat 10 dosa.

"Tapi mazlan, rambut kakak ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. . . kalau seorang tengok rambut kakak, ini bermakna beribu-ribu dosa yang kakak dapat.

Kalau 10 orang tengok, macam mana? Kalau 100 orang tengok? itu sehari, kalau hari-hari kita tak pakai tudung macam kakak ni? Allah. . .

"Kakak berazam, balik saja dari haji ini, kakak akan minta tolong dari ustadz supaya ajar suami kakak sembahyang, puasa, mengaji, buat ibadat.

Kakak nak ajak suami pergi haji. Seperti mana kakak, suami kakak tu islam pada nama saja.

Tapi itu semua kesilapan kakak. Kakak sudah bawa dia masuk Islam, tapi kakak tak bimbing dia. Bukan itu saja, kakak pula yang jadi seperti orang bukan islam".


Sejak balik dari haji itu, saya tak dengar lagi apa-apa cerita tentang wanita tersebut. Bagaimanapun, saya percaya dia sudah menjadi wanita yang benar-benar solehah. Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya diazab semasa koma?

Tidak. Saya percaya dia bercakap benar. Jika dia berbohong, kenapa dia berubah dan bertaubat nasuha? Satu lagi, cubalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang digambarkan oleh Allah dan Nabi dalam al-Quran dan Hadis.

Adakah ia bercanggah? Benar, apa yang berlaku itu memang kita tidak dapat membuktikannya secara saintifik, tapi bukankah soal dosa dan pahala, syurga dan neraka itu perkara ghaib? Janganlah bila kita sudah meninggal dunia, bila kita sudah diazab barulah kita mahu percaya bahwa "Oh. . . memang betul apa yang Allah dan Rasul katakan. Aku menyesal". itu dah terlambat.
------- End of Forwarded Message------------

2. AMAL BAIK DAN AMAL BURUK

Subject: [daarut-tauhiid] Sebuah Alkisah.....

Date: Mon, 17 Jan 2000 19:59:54 +0700

From: "Nani Mintarsih"

Reply-To: daarut-tauhiid@egroups.com

To: <daarut-tauhiid@egroups.com>, ,

ASS. WR. WB


Sebuah Alkisah.........
Begini.......

Sebagai bilal pengurusan jenazah, banyak pengalaman yang telah saya tempuhi. Ada di antaranya yang cukup menyedihkan. Tidak kurang juga yang benar-benar memberi keinsafan. Salah satu daripada pengalaman-pengalaman itu membabitkan masalah kain kapan tidak muat padahal mayat yang hendak di kapankan bersaiz kecil. Ini bertentangan dengan satu lagi mayat yang saya uruskan, di mana kain kapannya mencukupi walapun orangnya berbadan tinggi dan gemuk.


Sepanjang pengelaman saya dalam pengurusan jenazah sejak lebih 30 tahun lalu, saya mengunakan kain kapan sebanyak 24 ela untuk mengapankan mayat. Jumlah itu selalunya mencukupi tidak kira sama ada mayat bersaiz besar atau kecil, gemuk atau kurus. Tetapi sewaktu menguruskan satu jenazah di negeri Selangor beberapa tahun lalu, kain kapan sebanyak 24 ela yang saya sediakan itu tidak mencukupi padahal mayatnya kecil sahaja.
Mayat itu berkeadaan biasa, berbadan kurus dengan ketinggian lebih kurang lima kaki. Saya di beritahu arwah meninggal dunia kerana sakit jantung. Orangnya sudah tua, umurnya sekitar 60-an. Seperti biasa sebelum memandikan mayat, saya memotong dahulu kain kapannya sebanyak tiga keping.

Panjangnya mengikut ketinggian arwah kemudian ditambah satu hasta di hujung kepala dan satu hasta di hujung kaki. Selepas semuanya siap disusun, saya mula memandikan arwah dengan bantuan adik saya, Rafeah.


Tiada keanehan ketara berlaku semasa arwah di mandikan, cuma mukanya agak kuning dan najisnya, Maha Suci Allah amat banyak. Makin dikorek makin banyak yang keluar. "Eh, ada lagi najis", kata adik saya Rafeah kehairanan. Selalunya tidak sampai setengah jam, najis sudah habis keluar tetapi yang ini, lebih 45minit baru habis. Setelah lebih dua jam berlalu, baru selesai tugas kami memandikan mayat itu. Selalunya satu setengah jam sudah mencukupi.
Bila semuanya sudah bersih, arwah dipindahkan untuk dikapan. Sebaik sahaja arwah diletakkan ke atas kain kapan, saya terperanjat besar bila mendapati kain putih yang saya sediakan tadi tidak muat. Entah macam mana kain kapan di hujung kepala dan di hujung kakinya cuma tinggal satu jari sahaja.
"Eh, kenapa tak cukup. Takkan salah potong", saya berkata pada adik saya.

Wajahnya turut berkerut kehairanan bila mendapati kain kapan yang kami sediakan itu tidak muat. Kami berdua sama-sama bingung dan bertanya-tanya di mana silapnya. Nak katakan saya tersalah ukur semasa memotong tadi, mustahil. Rafeah sendiri menyaksikan dan membantu saya memotong kain itu.


Sudah bertahun-tahun kami berdua melakukan perkerjaan ini, tidak mungkin kami tersalah potong. Nak katakan pembekal kain bersalah ukur, juga tidak mungkin.
Sebelum memotong, kami mengukur terlebih dahulu kain kapan itu dan mendapatinya cukup 24 ela. Setiap kali berlaku kematian, orang yang sama itulah yang membekalkan kain kapan kepada saya. Tidak mungkin dia tersalah ukur. Saya mula berkecimpung dalam pengurusan jenazah sejak berusia 17 tahun lagi. Waktu itu saya mengikut nenek saya menguruskan jenazah di kawasan Klang sebelum di lantik sebagai bilal pengurusan jenazah wanita oleh Jabatan Agama Islam Selangor pada tahun 1973.
sepanjang tempoh pembabitan saya dalam bidang itu, inilah kali pertama saya berdepan dengan masalah saya berdepan dengan masalah kain kapan tidak muat.

Mungkin inilah yang dikatakan habuan dan bahagian masing-masing. Entah apa amalan arwah semasa hayatnya hanya Tuhan sahaja yang mengetahui. Semoga Tuhan meng-ampunkan segala dosanya dan mencucuri rahmat di atas rohnya.


Untuk menambah kain putih yang lain, dah tak ada. Kain yang saya bawa itu semuanya sudah di pakai, tiada lagi saki-bakinya. Mahu tak mahu mayat arwah dikapankan juga menggunakan apa yang ada. Maha Suci Allah, saya sekali lagi teperanjat beser bila mendapati kain kapan itu tidak mencukupi untuk membungkus mayat arwah.

Bahagian tengahnya ternganga seperti membungkus nasi lemak. Selalunya kain kapan yang saya sediakan boleh menutup hingga ke bahagian tepi. Puas saya tarik untuk cuba menutup bahagian yang ternganga tetapi gagal. Untuk mengatasi masalah itu, saya terpaksa menggunakan kapas untuk menutup bahagian yang ternganga sebelum mengikatnya kemas-kemas.


Sebaik sahaja selesai kerja-kerja mengapan, arwah disembahyangkan kemudian dibawa ke tanah perkuburan. Dan dengan itu selesailah kewajiban saya. Namun cerita-cerita daripada salah seorang yang membantu kerja-kerja pengebumian jenazah membuatkan diri saya menjadi bertambah bingung.
Menurutnya, semasa jenazah hendak dikebumikan, satu keanehan berlaku yang benar-benar memberi keinsafan kepada sesiapa sahaja yang hadir. Ketika jenazah diturunkan, liang lahad yang disediakan didapati tidak cukup panjang hingga menyebabkan bahagian kaki jenazah membengkok. Akibatnya, jenazah terpaksa ditarik naik dan liang lahad digali semula. Bila kubur siap di gali, jenazah diturunkan untuk kali kedua. Allah Maha Besar, liang lahad masih sempit walaupun telah digali melebihi enam kaki. Setiap yang hadir bertambah hairan. Apakah amalannya hingga di seksa begitu rupa?
Jenazah dinaikkan semula dan liang lahad ditebuk lagi untuk kali ketiga. Bila selesai kerja-kerja menggali, jenazah diturunkan. Alhamdulillah, cubaan kali ketiga berjaya dan jenazah akhirnya selamat dikebumikan. Masing-masing menghembus nafas lega.
Apa yang berlaku pada jenazah itu memanglah menyedihkan. Saya sendiri tertanya-tanya bagaimana kain kapan yang saya bawa itu tidak muat dengannya. Untuk memastikan kedudukan sebenarnya, saya pergi ke kedai yang membekalkan kain kapan kepada saya untuk bertanya berapa banyak kain putih yang dibekalkan kepada saya. Jika betul 24 ela,kenapa kain itu tidak cukup sedangkan mayat yang dikapankan bersaiz kecil.
Jawapan yang diberikan oleh pekedai itu menyedarkan saya tentang kebesaran Allah. Menurutnya, kain putih yang dibekalkan kepada saya sama seperti kebiasaannya, ia itu 24 ela. Jika kain itu tidak mencukupi itu bukanlah salah sesiapa sebaliknya merupakan ketentuan Allah. Maha Suci Allah Allah, memang benar apa yang dinyatakan oleh pekedai itu. Apa yang berlaku ke atas jenazah itu merupakan balasan daripada Allah. Mungkin ada di antara amalan-amalannya yang bertentangan dengan ajaran Tuhan. Entah apa yang dilakukan oleh allahyarham semasa hayatnya, wallahualam, hanya Tuhan sahaja yang mengetahuinnya.
Tetapi daripada cerita-cerita yang saya dengar, arwah dikatakan menpunyai tabiat buruk

- suka mengumpat dan mengatakan orang. - Tidak cukup dengan itu, arwah juga dikatakan suka mengambil tahu urusan orang serta gemar membawa mulut dari rumah ke rumah.7 Bukanlah niat saya untuk membongkarkan keburukan arwah tetapi sekadar memberi nasihat. Semoga apa yang berlaku menjadi pengajaran dan memberi pedoman dan iktibar mereka yang masih hidup.


Yüklə 311,95 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin