Top of Form
Bottom of Form
Jembatan Neraka Lebih Tipis Dari Rambut Lebih Tajam Dari Pedang
Salah satu peristiwa dahsyat yang bakal dialami oleh setiap orang yang telah mengucapkan ikrar syahadat Tauhid ialah keharusan menyeberangi suatu jembatan yang dibentangkan di atas kedua punggung neraka jahannam. Ia tidak saja dialami oleh ummat Islam dari kalangan ummat Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam, melainkan semua orang beriman dari ummat para Nabi sebelumnya juga wajib mengalaminya. Peristiwa ini akan dialami oleh setiap orang beriman, baik mereka yang imannya sejati maupun yang berbuat banyak maksiat termasuk kaum munafik. Menurut sebagian ahli tafsir peristiwa menyeberangi jembatan di atas neraka telah diisyaratkan Allah di dalam Al-Qur’anul Karim.
”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 71)
Maksud dari kata ”mendatangi” ialah melintas di atas Neraka Jahannam dengan menyeberangi jembatan tersebut. Semua orang beriman –bagaimanapun kualitas imannya- pasti mengalaminya. Hanya saja Allah jamin keselamatan bagi mereka yang imannya sejati (orang-orang bertaqwa). Dan adapun mereka yang imannya bermasalah (orang-orang zalim/kaum munafik) akan jatuh tergelincir ke dalam Neraka Jahannam saat melintasinya.
Dalam sebuah hadits bahkan secara lebih detail Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keadaan jembatan dimaksud. Jembatan itu lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Laa haula wa laa quwwata illa billah...! Betapa sulitnya bagi kita untuk berjalan menyeberang di atasnya. Tetapi Allah Maha Perkasa sekaligus Maha Bijaksana. Allah akan berikan bekal bagi orang-orang yang imannya sejati untuk sanggup melintas di atas jembatan tersebut. Beginilah gambaran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai jembatan tersebut dengan kejiadian-kejadian yang menyertainya:
“Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah. Dan manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat dan ada yang laksana angin, ada yang laksana kuda yang berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata: ”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.” Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka di atas wajahnya.” (HR Ahmad 23649)
Jadi, menurut hadits di atas ada mereka yang bakal menyeberanginya dengan selamat dan ada yang menyeberanginya dengan selamat namun harus mengalami luka-luka dikarenakan terkena sabetan duri-duri yang mencabik-cabik tubuhnya. Lalu ada pula mereka yang gagal menyeberanginya hingga ujung. Mereka terpeleset, tergelincir sehingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya ke dalam neraka yang menyala-nyala di bawah jembatan. Na’udzubillahi min dzaalika...!
Lalu bagaimana seseorang dapat menyeberanginya dengan selamat? Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa pada saat peristiwa menegangkan itu sedang berlangsung para Nabi dan para malaikat sibuk mendoakan keselamatan bagi orang-orang beriman. Mereka berdoa: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim. (Ya Rabbi, selamatkanlah. Ya Rabbi, selamatkanlah).” Selanjutnya Allah akan memberikan cahaya bagi setiap orang. Baik mereka yang beriman sejati, mereka yang banyak berbuat dosa, maupun yang munafik sama-sama memperolehnya. Namun ketika sedang melintasi jembatan tersebut orang-orang yang imannya emas akan terus ditemani dan diterangi oleh cahaya tersebut hingga selamat sampai ke ujung penyeberangan. Sedangkan orang-orang munafik hanya sampai setengah perjalanan melintas jembatan tersebut tiba-tiba Allah mencabut cahaya yang tadinya menerangi mereka sehingga mereka berada dalam kegelapan lalu terjatuhlah mereka dari atas jembatan shirath ke dalam api menyala-nyala Neraka Jahannam. Na’udzubillahi min dzaalika...!
“Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka ada tirai penghalang dari-Nya. Adapun di atas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada ditengah jembatan, Allah-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.” (QS Al-Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.”(QS At-Tahrim ayat 8) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)
Saudaraku, sungguh pemandangan yang sangat mendebarkan. Pantaslah bila Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa saat peristiwa menyeberangi jembatan di atas Neraka Jahannam sedang berlangsung setiap orang tidak akan ingat kepada orang lainnya. Sebab semua orang sibuk memikirkan keselamatannya masing-masing.
Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, dan ‘amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari dusta serta pandangan mata kami dari khianat. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu khianat pandangan mata dan apa yang disembunyikan hati.
Top of Form
Bottom of Form
Dibalik Kekuatan Wanita....
Mataku melirik tajam pada foto dalam figura di ruang tamu rumah nenek Iban, ketika ibu menyuruhku kerumah nenek Iban untuk mengantar sesuatu. Foto itu menggambarkan suasana masa lalu ketika nenek Iban masih muda. Demikian kami memanggil nenek dengan sebutan Iban, karena kami sampai hari ini pun tidak tahu nama nenek Iban yang sebenarnya.
Nampak senyum khas nenek Iban dibalik pipinya yang keriput dan sedikit meleyot, saat kami menyapanya setiap beliau lewat didepan surau kampung kami. Nenek Iban dengan lembut memberikan kami uang receh Rp.500 terkadang Rp 1000, dan terkadang hanya sejumput permen kacang yang nenek dapatkan entah darimana. Mungkin dari anak cucunya yang terlihat kaya raya. Setiap lebaran tiba, biasanya rumah nenek Iban dipenuhi mobil mewah dan anggota keluarga nenek Iban yang semuanya berdandan cantik dan terlihat anggun, persis seperti nenek Iban sendiri.
Biasanya nenek terlihat sendiri di rumah kayu bercat putih itu. Rumah yang anggun dan cantik, aku suka dengan bunga bougenvilenya yang berwarna ungu dan bercampur merah rose, hmm.. Nenek Iban sesuai dengan namanya yang ramah terdengar di telinga kami. Sungguh ramah bila kami datang kerumahnya sekedar mengantarkan panganan kolak atau nasi jamblang untuk nenek buatan ibuku. Ibu memang saudara jauh dari nenek Iban, namun dari semua saudara nenek Iban, ibuku yang paling perhatian. Setiap kembali dari rumah nenek Iban, aku selalu terkenang akan foto yang menggambarkan masa lalu nenek Iban. Beliau duduk sendiri dan di sekelilingnya ada 6 orang anak yang masih kecil mengelilingi beliau. Terkadang aku berfikir kemana kakek pendamping nenek, karena seumur hidupku belum pernah aku melihat kakek yang bila boleh kuberi nama mungkin menjadi kakek Uban.
Hari yang kutunggu datang juga. Suatu hari sepulang sekolah aku menjumpai rumah nenek Iban penuh dengan berbagai manusia. Aku melihat banyak kursi tergelar di depan rumah nenek Iban yang halamannya sangat luas. Ada bendera berwarna kuning serta ambulans di depan rumah nenek. Hatiku tercekat, apakah nenek Iban sudah meninggal..? Mungkinkah,,? Kecemasanku terjawab ketika aku melihat nenek Iban dengan wajahnya yang keras duduk di depan ruang tamu. Nenek menatap para tamu, namun nenek tidak sedikitpun berlinang airmata, "Alhamdulillah, bukan nenek yang meninggal, gumamku". Terimakasih ya Allah, lalu.. pikirku bertanya, "Siapa yang meninggal dan kenapa dibawa ke rumah nenek Iban..?
Sayup-sayup aku mendengar Bi Endang bicara dengan Wak Erman, paman sulungku, katanya, "Itulah lelaki, bila sudah meninggal akhirnya ingin kembali kerumah asal". Alhamdulillah nenek Iban mau menerima kembali suaminya yang dahulu pergi begitu saja meninggalkan nenek Iban dengan 6 anaknya yang masih kecil. Suaminya terpikat seorang gadis yang menjadi pegawainya di kantor kepala desa. "Huhh..., kalau aku jadi nenek Iban aku tidak mau menerima kepulangan jenazahnya". Padahal kalau bukan karena nenek Iban yang tegar dan selalu memikirkan kelangsungan hidup anaknya, tanpa terfikir untuk menikah lagi dan mencari pengganti, mana mungkin rumah nenek Iban bisa sebesar ini, dan mana mungkin anak-anak nenek Iban bisa sesukses itu.
Itulah wanita selalu kuat walau dia harus menderita. Terbukti walau tanpa suami, nenek Iban mampu untuk hidup survive dan membesarkan anak-anaknya dengan cinta kasih. Perempuan memang kuat dan bisa apa saja. Apabila sakit hatinya tidak ada yang mengobati, maka rasa sakit hatinya menjadikan dia semakin kuat. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kaum lelaki di kampung kita untuk tidak mudah meninggalkan istri apalagi bila punya anak banyak.
Walau raut wajah Wak Erman terlihat tak begitu suka, namun para lelaki yang mengetahui siapa nenek Iban mengakui betapa kokoh dan kuat hatinya sebagai seorang wanita yang sangat mencintai anak–anaknya. Ia mampu menghantarkan ke 6 anaknya untuk menjadikan mereka sukses tanpa bantuan siapa pun. Termasuk bantuan mantan suaminya yang akhirnya kembali. Walau pun kembali dalam bentuk jenazah, namun dengan ramainya tamu pelayat datang ke rumah yang anggun itu, aku dapat mengerti bahwa nenek Iban sudah memaafkan kesalahan suaminya. Kembali hatiku kagum.
Betapa kekuatan hati seorang wanita, selain mampu mengantarkan masa depan anak-anaknya dengan sukses seorang diri, ia juga mampu mengalahkan perasaannya yang sempat hancur tanpa sisa.
Top of Form
Bottom of Form
Apakah Wanita Dapat Sejajar Dengan Pria???????
“Sesungguhnya laki-laki dan wanita memang berbeda, bila wanita usia reproduksi maksimal sehat 35 tahun, dan indung telur semakin melemah dan kualitas indung telur juga kurang baik, dikala itu wanita sudah dianggap tua untuk melahirkan. Sedangkan pada laki-laki, kualitas sperma masih tetap baik bahkan sampai usia 70 tahun sekalipun. Bahkan sperma laki-laki masih mampu membuahi indung telur dan menghasilkan anak yang sehat. Sebaliknya, jika sel telur yang dibuahi dari wanita berusia lebih dari 35 tahun akan menghasilkan anak yang kemungkinan besar mengalami cacat mental atau yang kenal dengan kasus down syndrom. Memang sich, ada juga yang sehat, tetapi perbandingannya hanya 1 : 89, dan ini semua tergantung pada keadaan dan umur si wanita bukan pada lelaki”. Demikian Dr. Mira, salah seorang dokter kandungan yang kutemui di sebuah rumah sakit Mitra menjelaskan dengan gaya yang sangat meyakinkan dan membuat hatiku tercekat dan merasa dunia tidak adil pada wanita, apalagi wanita yang beranjak tua seperti diriku. Setelah bertemu Dr Mira, aku menjadi semakin merasa tua dan lemah. Dalam diam aku melirik suamiku yang gagah sedang menyetir disebelahku, hmm, lelaki, semakin tua semakin jadi, pikirku masgul.
Tiba-tiba terdengar suara nyaring ceramah Ustad Ilyas dari radio di mobilku, “Jadi ibu-ibu, kalau wanita mendapatkan 1/3 bagian dari warisan dan lelaki mendapat 2/3 bagian dari warisan dan”. Perlahan kumatikan, bisikku sambil meringis, “Maaf ustad, saya tidak perduli dengan harta warisan, karena warisan orang tua sayapun hanya sebidang kebon pisang yang banyak monyetnya, tapi mengapa dunia terasa takadil bagi wanita.”
Lelaki boleh punya istri empat, namun wanita haram untuk punya suami banyak (hmm... capek dech, punya suami banyak, ucapku takit). Wanita juga bila ketahuan berselingkuh, dunia seakan menghujatnya. Dan tiada maaf bagi wanita sebagai istri bila ketahuan macam-macam dengan pria lain, namun tidak untuk laki-laki, ada sejuta maaf untuknya bila mereka menyeleweng.
Perlahan, mobil tua kami masuk kedalam rumah. Setumpuk pakaian kotor terbayang dibenakku, disamping botol susu anak-anak yang belum dicuci. Sementara waktu menunjukkan pukul 11.00 siang, waktunya makan siang namun pekerjaan kantor yang kubawa pulang kerumah belum tersentuh sedikitpun dan bayangan lembur malam ini begitu membuat kepalaku terasa semakin pecah. Diam-diam aku berdo’a, semoga malam ini suamiku tidur cepat dan tidak meminta bagiannya pada malam ini dan semoga malam ini hujan tak turun sehingga kami dapat tidur dengan jam tidur masing masing tanpa harus tidur bersama menghangatkan malam. Kubuka pintu kamar suamiku, berharap sedikit bantuannya namun hatiku tak tega melihatnya yang sedang asyik mengerjakan sesuatu dengan komputernya. Mungkin pekerjaan kantor yang juga dibawanya dari kantor pikirku antara kasihan dan jengkel. Lagi-lagi kurasakan tidak adil karena beban kerja rumah dan kerja kantor menumpuk menjadi satu dalam kepalaku yang sudah mulai terasa lengket karena tak sempat keramas sejak dua hari lepas.
Jilbab katun lebarku segera kuganti dengan jilbab kaus, memang di rumah sudah 3 minggu ini aku selalu memakai jilbab kaus karena adik lelaki suamiku yang akan masuk universtas dikota kecil kami menginap disini. Dan sayangnya dia laki-laki dan kalau mau jujur, bebanku bertambah satu yaitu memasak untuknya tanpa bantuan sedikitpun serta menggunakan jilbab dan pakaian lengkap dengan kaos kaki kemana-mana, beda dengan lelaki, mereka bisa berjumpa siapa saja tanpa harus berpakaian lengkap dari atas sampai bawah seperti aku ini.
Subhanallah, Maziya putri kecilku pun sudah menyatakan protesnya menjadi seorang wanita. Katanya pada suatu pagi,”Abang enak, boleh main sepeda kemana mana, Ziya enggak, abang juga enak langsung pergi tanpa pakai apa-apa, Ziya mesti ganti baju dulu, kaos panjanglah, jilbablah, rengutnya lucu. Enak banget jadi anak lelaki, gak repot”. Bayangkan, pikiranku, anak gadisku, putri kecilku dan juga mungkin beratus wanita lainnya sama yaitu,enak banget jadi laki-laki. Dunia tidak adil buat wanita, betulkah?
Lagi-lagi, Al Quran menjawab segalanya, ”Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar" ( QS Al Ahzab : 35 )
Dengan bersemangat, kembali kuteruskan kerja rumahku dan akan ku lanjutkan kerja kantorku serta kuteruskan kerjaku sebagai seorang istri. Kalau sempat akan ku cium kaki suamiku dengan satu niat yaitu ikhlas saja dan semua diniatkan dalam rangka ibadah. Tak peduli lelaki lebih beruntung dari sisi apapun, yang penting bagaimana aku menjadi wanita yang beruntung, bisa masuk surganya tanpa hisab. Amiin!
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rosul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata” ( QS Al Ahzab : 36 )
Top of Form
Bottom of Form
Kepada Saudariku, Para Muslimah: Kami Iri Pada Kalian .....
Joana Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs Crescent and the Cross, perempuan yang menganut agama Kristen itu menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan Muslim di Libanon saat negara itu diserang oleh Israel dalam perang tahun 2006 lalu.
Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara hidup yang diajarkan Islam.
Karena di luar sana, banyak kaum perempuan lain yang iri melihat kehidupan dan kepribadian para perempuan Muslim yang masih teguh memegang ajaran-ajaran agamanya. Inilah ungkapan kekaguman Francis sekaligus pesan yang disampaikannya untuk perempuan-perempuan Muslim dalam tulisannya bertajuk "Kepada Saudariku Para Muslimah";
Ditengah serangan Israel ke Libanon dan "perang melawan teror" yang dipropagandakan Zionis, dunia Islam kini menjadi pusat perhatian di setiap rumah di AS.
Aku menyaksikan pembantaian, kematian dan kehancuran yang menimpa rakyat Libanon, tapi aku juga melihat sesuatu yang lain; Aku melihat kalian (para muslimah). Aku menyaksikan perempuan-perempuan yang membawa bayi atau anak-anak yang mengelilingin mereka. Aku menyaksikan bahwa meski mereka mengenakan pakaian yang sederhana, kecantikan mereka tetap terpancar dan kecantikan itu bukan sekedar kecantikan fisik semata.
Aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku; aku merasa iri. Aku merasa gundah melihat kengerian dan kejahatan perang yang dialami rakyat Libanon, mereka menjadi target musuh bersama kita. Tapi aku tidak bisa memungkiri kekagumanku melihat ketegaran, kecantikan, kesopanan dan yang paling penting kebahagian yang tetap terpancar dari wajah kalian.
Kelihatannya aneh, tapi itulah yang terjadi padaku, bahkan di tengah serangan bom yang terus menerus, kalian tetap terlihat lebih bahagia dari kami ( perempuan AS) di sini karena kalian menjalani kehidupan yang alamiah sebagai perempuan. Di Barat, kaum perempuan juga menjalami kehidupan seperti itu sampai era tahun 1960-an, lalu kami juga dibombardir dengan musuh yang sama. Hanya saja, kami tidak dibombardir dengan amunisi, tapi oleh tipu muslihat dan korupsi moral.
Perangkap Setan
Mereka membombardir kami, rakyat Amerika dari Hollywood dan bukan dari jet-jet tempur atau tank-tank buatan Amerika.
Mereka juga ingin membombardir kalian dengan cara yang sama, setelah mereka menghancurkan infrastruktur negara kalian. Aku tidak ingin ini terjadi pada kalian. Kalian akan direndahkan seperti yang kami alami. Kalian dapat menghinda dari bombardir semacam itu jika kalian mau mendengarkan sebagian dari kami yang telah menjadi korban serius dari pengaruh jahat mereka.
Apa yang kalian lihat dan keluar dari Hollywood adalah sebuah paket kebohongan dan penyimpangan realitas. Hollywood menampilkan seks bebas sebagai sebuah bentuk rekreasi yang tidak berbahaya karena tujuan mereka sebenarnya adalah menghancurkan nilai-nilai moral di masyarakat melalui program-program beracun mereka. Aku mohon kalian untuk tidak minum racun mereka.
Karena begitu kalian mengkonsumsi racun-racun itu, tidak ada obat penawarnya. Kalian mungkin bisa sembuh sebagian, tapi kalian tidak akan pernah menjadi orang yang sama. Jadi, lebih baik kalian menghindarinya sama sekali daripada nanti harus menyembuhkan kerusakan yang diakibatkan oleh racun-racun itu.
Mereka akan menggoda kalian dengan film dan video-video musik yang merangsang, memberi gambaran palsu bahwa kaum perempuan di AS senang, puas dan bangga berpakaian seperti pelacur serta nyaman hidup tanpa keluarga. Percayalah, sebagian besar dari kami tidak bahagia.
Jutaan kaum perempuan Barat bergantung pada obat-obatan anti-depresi, membenci pekerjaan mereka dan menangis sepanjang malam karena perilaku kaum lelaki yang mengungkapkan cinta, tapi kemudian dengan rakus memanfaatkan mereka lalu pergi begitu saja. Orang-orang seperti di Hollywood hanya ingin menghancurkan keluarga dan meyakinkan kaum perempuan agar mau tidak punya banyak anak.
Mereka mempengaruhi dengan cara menampilkan perkawinan sebagai bentuk perbudakan, menjadi seorang ibu adalah sebuah kutukan, menjalani kehidupan yang fitri dan sederhana adalah sesuatu yang usang. Orang-orang seperti itu menginginkan kalian merendahkan diri kalian sendiri dan kehilangan imam. Ibarat ular yang menggoda Adam dan Hawa agar memakan buah terlarang. Mereka tidak menggigit tapi mempengaruhi pikiran kalian.
Aku melihat para Muslimah seperti batu permata yang berharga, emas murni dan mutiara yang tak ternilai harganya. Alkitab juga sebenarnya mengajarkan agar kaum perempuan menjaga kesuciannya, tapi banyak kaum perempuan di Barat yang telah tertipu.
Model pakaian yang dibuat para perancang Barat dibuat untuk mencoba meyakinkan kalian bahwa asset kalian yang paling berharga adalah seksualitas. Tapi gaun dan kerudung yang dikenakan para perempuan Muslim lebih "seksi" daripada model pakaian Barat, karena busana itu menyelubungi kalian sehingga terlihat seperti sebuah "misteri" dan menunjukkan harga diri serta kepercayaan diri para muslimah.
Seksualiatas seorang perempuan harus dijaga dari mata orang-orang yang tidak layak, karena hal itu hanya akan diberikan pada laki-laki yang mencintai dan menghormati perempuan, dan cukup pantas untuk menikah dengan kalian. Dan karena lelaki di kalangan Muslim adalah lelaki yang bersikap jantan, mereka berhak mendapatkan yang terbaik dari kaum perempuannya.
Tidak seperti lelaki kami di Barat, mereka tidak kenal nilai sebuah mutiara yang berharga, mereka lebih memilih kilau berlian imitasi sebagai gantinya dan pada akhirnya bertujuan untuk membuangnya juga.
Modal yang paling berharga dari para muslimah adalah kecantikan batin kalian, keluguan dan segala sesuatu yang membentuk diri kalian. Tapi saya perhatikan banyak juga muslimah yang mencoba mendobrak batas dan berusaha menjadi seperti kaum perempuan di Barat, meski mereka mengenakan kerudung.
Mengapa kalian ingin meniru perempuan-perempuan yang telah menyesal atau akan menyesal, yang telah kehilangan hal-hal paling berharga dalam hidupnya? Tidak ada kompensasi atas kehilangan itu. Perempuan-perempuan Muslim adalah berlian tanpa cacat. Jangan biarkan hal demikian menipu kalian, untuk menjadi berlian imitasi. Karena semua yang kalian lihat di majalah mode dan televisi Barat adalah dusta, perangkap setan, emas palsu.
Kami Butuh Kalian, Wahai Para Muslimah !
Aku akan memberitahukan sebuah rahasia kecil, sekiranya kalian masih penasaran; bahwa seks sebelum menikah sama sekali tidak ada hebatnya.
Kami menyerahkan tubuh kami pada orang kami cintai, percaya bahwa itu adalah cara untuk membuat orang itu mencintai kami dan akan menikah dengan kami, seperti yang sering kalian lihat di televisi. Tapi sesungguhnya hal itu sangat tidak menyenangkan, karena tidak ada jaminan akan adanya perkawinan atau orang itu akan selalu bersama kita.
Itu adalah sebuah Ironi! Sampah dan hanya akan membuat kita menyesal. Karena hanya perempuan yang mampu memahami hati perempuan. Sesungguhnya perempuan dimana saja sama, tidak peduli apa latar belakang ras, kebangsaan atau agamanya.
Perasaan seorang perempuan dimana-mana sama. Ingin memiliki sebuah keluarga dan memberikan kenyamanan serta kekuatan pada orang-orang yang mereka cintai. Tapi kami, perempuan Amerika, sudah tertipu dan percaya bahwa kebahagiaan itu ketika kami memiliki karir dalam pekerjaan, memiliki rumah sendiri dan hidup sendirian, bebas bercinta dengan siapa saja yang disukai.
Sejatinya, itu bukanlah kebebasan, bukan cinta. Hanya dalam sebuah ikatan perkawinan yang bahagialah, hati dan tubuh seorang perempuan merasa aman untuk mencintai.
Dosa tidak akan memberikan kenikmatan, tapi akan selalu menipu kalian. Meski saya sudah memulihkan kehormatan saya, tetap tidak tergantikan seperti kehormatan saya semula.
Kami, perempuan di Barat telah dicuci otak dan masuk dalam pemikiran bahwa kalian, perempuan Muslim adalah kaum perempuan yang tertindas. Padahal kamilah yang benar-benar tertindas, menjadi budak mode yang merendahkan diri kami, terlalu resah dengan berat badan kami, mengemis cinta dari orang-orang yang tidak bersikap dewasa.
Jauh di dalam lubuk hati kami, kami sadar telah tertipu dan diam-diam kami mengagumi para perempuan Muslim meski sebagaian dari kami tidak mau mengakuinya. Tolong, jangan memandang rendah kami atau berpikir bahwa kami menyukai semua itu. Karena hal itu tidak sepenuhnya kesalahan kami.
Sebagian besar anak-anak di Barat, hidup tanpa orang tua atau hanya satu punya orang tua saja ketika mereka masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayang. Keuarga-keluarga di Barat banyak yang hancur dan kalian tahu siapa dibalik semua kehancuran ini. Oleh sebab itu, jangan sampai tertipu saudari muslimahku, jangan biarkan budaya semacam itu mempengaruhi kalian.
Tetaplah menjaga kesucian dan kemurnian. Kami kaum perempuan Kristiani perlu melihat bagaimana kehidupan seorang perempuan seharusnya. Kami membutuhkan kalian, para Muslimah, sebagai contoh bagi kehidupan kami, karena kami telah tersesat. Berpegang teguhlah pada kemurnian kalian sebagai Muslimah dan berhati-hatilah !!!!
Dostları ilə paylaş: |