Bab III pendidikan islam untuk meningkatkan spiritualitas anak menurut surat luqman ayat 12-19



Yüklə 127,11 Kb.
tarix02.11.2017
ölçüsü127,11 Kb.
#27369

BAB III

PENDIDIKAN ISLAM UNTUK MENINGKATKAN SPIRITUALITAS ANAK MENURUT

SURAT LUQMAN AYAT 12-19


  1. Karakteristik Surat Luqman

Surat ini termasuk makiyah, terdiri dari 34 ayat, diturunkan setelah surat As-Shoffat, sementara Al-Qurthubi menyebutkan bahwa surat Luqman termasuk kelompok surat makiyah kecuali ayat 27-29 yang ketiganya turun di Madinah. Dinamakan surat Luqman karena didalamya terdapat kisah Luqman yang nama lengkapnya adalah Luqman bin Ba'ura, salah seorang putra dari Nabi Ayyub, termasuk suku Naubah dan merupakan bagian dari masyarakat Ailah, yakni sebuah kota yang berada di sekitar laut Qulzum. Ia hidup pada masa Nabi Daud dengan julukan al-hakim (yang bijak).1

Surat ini dinamakan surat Luqman. Penamaan surat Luqman ini sangat wajar, karena nama dan nasehat beliau yang sangat menyentuh diuraikan di sini, dan hanya disebut dalam surat ini.2

Banyak sekali teknik pemaparan kisah dalam Al-Qur'an seperti berawal dari kesimpulan, dalam surat Yusuf misalnya yang diawali dengan mimpi Yusuf dan dipilihnya sebagai Nabi, (QS. Yusuf/ 12: 6-7). Kemudian berawal dari ringkasan kisah lalu diikuti dengan rincian dari awal hingga akhir seperti kisah Ashabul Kahfi yang dimulai dengan pemaparan kisah secara garis besar, (QS. Al-Kahfi/ 18: 10-12) dan berawal dari adegan klimaks yaitu kisah fir'aun dalam (QS. Al-Qashash/ 28: 3-5), kisah tanpa pendahuluan seperti kisah Musa mencari ilmu dalam (QS. Al-Kahfi/ 18: 60-110), dan lain-lain.

Dari uraian singkat di atas, dapat penulis ketahui beberapa karakter turunnya ayat-ayat Al-Qur'an seperti turunnya surat Luqman ayat 12-19 yang bertemakan pendidikan yang penulis bahas. Kisah dalam surat Luqman ayat 12-19 ini diawali dengan pendahuluan yang termaktub pada ayat 12. Pada ayat tersebut dijelaskan Luqman yang diberi hikmah dan dengan hikmah tersebut ia dapat mengajarkan langkah-langkah agar mampu bersyukur. Jika orang bersyukur, maka keuntungannya buat dirinya sendiri, sedang siapa yang kufur, Allah pun tidak rugi. Ayat berikutnya merupakan rincian atau langkah-langkah penanaman hikmah agar menjadi hamba yang bersyukur.3 Adapun karakter yang lain yang berhubungan dengan surat Luqman adalah sebagai berikut:



  1. Asbabun Nuzul Surat Luqman

Wahab Zuhayli dalam bukunya Nurwadjah Ahmad menjelaskan bahwa orang Quraisy datang kepada Rasulullah, yang meminta agar menjelaskan kepadanya berkaitan dengan kisah Luqman al-hakim dan anaknya. Rosullullah pun membacakan surah Luqman.4

Surah Luqman bukan surah yang turun secara bersamaan, akan tetapi surah merupakan jenis surah yang turunnya berangsur-angsur. Beberapa sabab al-nuzul terdapat dalam beberapa ayat surah Luqman.

Ayat 6 terdapat riwayat yang dikemukakan oleh ibn Jarir, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Suyuthi yaitu:5

اَخْرَجَ اِبْنُ جَرِيْرِ مِنْ طَرِيْقِ الْعَوْفِي عَنْ اِبْنِ عَبَّاسِ فِي قَوْلِهِ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْتَرِيْ لَهْوَ الْحَدِيْثِ قَالَ نَزَلَتْ فِي رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ اِشْتَرَى قينة وَكَانَ لاَ يَسْمَعُ بِأَحَدٍ يُرِيْدُ الْاِسْلاَمُ اِلاَّ اِنْطَلَقَ بِهِ اِلَى قينته فَيَقُوْلُ اِطْعَمِيْهِ وَاَسْقِيْهِ وَغَنِيْهِ هَذَا خَيْرٌ مِمَّا يَدْعُوْكَ اِلَيْهِ محُمَّد مِنَ الصَّلاَةِ وَالصِّيَاِم وَأَنْ تَقوُلْ بَيْنَ يَدَيْهِ فَتَرَلْتُ
Dikemukakan oleh Ibnu Jarir dari jalan al-'ufi yang bersumber dari ibn Abbas mengenai firman Allah Surah Luqman ayat 6; ia berkata: Bahwa ayat ini turun berkenaan dengan seorang laki-laki Quraisy yang membeli biduanita (yang dijadikan untuk menyesatkan orang). Ayat ini menerangkan ancaman terhadap orang yang berusaha menyesatkan orang lain dengan azab yang menghinakan.

Dikemukakan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibn Abbas yang berkata : Bahwa turunnya ayat tersebut (Surah Luqman: 6) berkenaan dengan an-Nadlr bin al-Harts yang membeli seorang biduanita. Bila ia mendengar ada biduanita itu untuk menjamu makan, minum serta merayu dengan alunan suaranya yang merdu. Lalu ia berkata kepada orang yang dibujuk itu: "ini saya kira lebih baik dari ajakan Muhammad, sholat, puasa dan berperang demi kemenangan". Maka turunlah ayat tersebut berkenaan dengan peristiwa itu yang menerangkan bahwa orang-orang yang semacam itu akan mendapat azab dari Allah yang sangat menghinakan.
Firman Allah ayat 14-15 menurut Wahbah Zuhayli dalam bukunya Nurwadjah ahmad mengungkapkan bahwa kedua ayat tersebut turun sehubungan dengan kasus sahabat Sa'ad bin Abi Waqas. Ibu sa'ad bin abi Waqas yang bernama Hamnah binti Abi Sufyan, mengancam mogok makan, jika Sa'ad terus menjadi pengikut Nabi Muhammad. Ancaman tersebut bukan hanya gertak sambal, dua hari Hamnah mogok makan. Sa'ad pun gelisah, kawatir ibunya meninggal. Pada saat menegangkan seperti itu, Sa'ad menemui Rasulullah. Rasul membacakan kedua ayat ini. Berbekal dua ayat itu, Sa'ad menemui ibunya dan berkata, "Bunda, kalaulah Bunda memiliki tujuh puluh nyawa dan Bunda keluarkan satu persatu, saya tidak akan keluar dari Islam. Jika Bunda mogok makan sampai meninggal dunia silahkah, dan jika mau makan juga silahkan". Dengan ungkapan yang lembut tapi tegas, ibunya pun tidak meneruskan aksinya. Meskipun ayat tersebut dianggap sisipan, ia sangat erat kaitannya dengan perintah syukur yang dijelaskan pada ayat sebelumnya.6

Ayat 27, terdapat riwayat sebagai berikut:



وَاَخْرَجَ اِبْنُ جَرِيْر عَنْ عِكْرِمَةْ قَالَ سَأَلَ أَهْلُ اْلِكَتابِ رَسُولَ اللهِ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمْ عَنِ الرُّوْحِ فَأَنْزَلَ الله ُوَيَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبيِّ وَمَا أُوْتِيْتُمْ مِنَ اْلعِلْمِ اِلاَّ قَلِيْلاً فَقَالوُاْ تَزْعُمُ أَنَا لَمْ نُؤْتَ مِنَ اْلعِلْمِ اِلاَّ قَلِيْلاَ وَقَدْ أُوْتِيْنَا التَّوْرَاةَ وَهِيَ الْحِكْمَة وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا فَنَـزَلَتْ وَلَوْ أَنَّ مَا فِي اْلأَرْضِ مِنْ شَجَرَةِ اَقْلاَمًا الآية
Dikemukakan oleh Ibn Jarir yang bersumber dari Ikrkrimah, yang berkata: orang-orang ahli kitab bertanya kepada Rasulullah saw. tentang roh. Lalu Allah menurunkan surah al-Isra' ayat 85. sebagai jawaban Rasulullah kepada mereka. Lalu mereka berkata: "kamu menganggap nahwa kami tiada diberi ilmu hikmah. Barang siapa yang diberi kitab Taurat adalah banyak". Maka turutilah ayat "27" surat Luqman sampai akhir ayat, berkenaan dengan peristiwa itu, yang menerangkan bahwa ilmu yang diberikan kepada manusia hanyalah sedikit saja, sedangkan ilmu Allah tidak dapat diukur karena amat banyak.7
Ayat 34, terdapat riwayat senagai berikut:

وَأَخْرَجَ اِبْنُ جَرِيْرِ وَاِبْنُ أَبِي حَاتِمْ عَنْ مُجَاهِدِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ اْلبَادِيَةِ فَقَالَ إِنَّ اِمْرَ أَتِي حُبْلَى فَأَخْبِرْنِي بِمَا تَلَدُ وَبَلاَدِنَا مُجَدَبَةُ أَخْبِرْنِي مَتَى يَنْـزِلُ اْلغَيْثَ وُلِدْتَ فَأَخْبِرْنِي مَتَى اَمْوَت فَأَنْزَلَ الله ُاَنَّ الله َعِنْدَهُ عِلْمَ السَّاعَةِ
Dikemukakan oleh Ibn Jarir dari Ibn Hatim yang bersumber dari Mujahid yang berkata: Datanglah seorang laki-laki Baduwi menghadap Rasulullah saw. dan berkata: "sesungguhnya istriku telah mengandung, maka ceritakanlah kepadaku jenis kelamin apa yang akan ia lahirkan itu, sedangkan Negeri kami kekeringan. Ceritakanlah kepadaku kapankah hujan turun dan kalau engkau tahu kapan aku dilahirkan, maka ceritakanlah kepadaku, kapan saya akan mati?" Maka Allah menurunkan ayat 34 surah Luqman yang menerangkan bahwa hanya Allahlah yang mengetahui semua apa yang ditanyakan orang Baduwi tersebut.8


  1. Munasabah Surat Luqman

Munasabah surat Luqman ayat 12-19 dapat diuraikan melalui awal surat Luqman dan akhir pada surat ar-Rum. Akhir surat ar-Rum berbicara tentang orang-orang yang diberi ilmu yang puncaknya adalah kitab sicu al-Qur'an. Surat itu memerintahkan juga untuk tabah dan bersabar, tidak gelisah atau terombang-ambing oleh gangguan dan cemoohan kaum musyrikin. Ini adalah hikmah yang sangat yang tinggi. Dari sini, ayat pertama surat ini memulai dengan menyebut Al-Qur'an, kitab yang penuh hikmah.9

Pada akhir surat Luqman ini menerangkan mengenai hal-hal yang disembunyikan Allah bagi manusia karena disana terdapat hikmah. Banyak kemaslahatan yang terabaikan jika itu terungkap.10 Diakhirnya juga disebutkan ilmu Allah yang maha luas dan mengetahui rahasia-rahasia yang ada di langit dan di bumi yang hal itu merupakan kekuasaan Allah. Pasa awal surah al-Sajdah Allah menerangkan tentang turunnya Al-Qur'an yang tidak ada keraguan karena hal itu merupakan kuasannya juga.

Sedangkan munasabah yang ada pada ayat 12-19 dimulai dengan hubungan ayat 11 dengan ayat 12 yaitu pada ayat 10 dan 11 Allah menerangkan tentang ciptaan-Nya dan juga menerangkan mengenai orang yang zalim karena tidak percaya dengan Allah melalui ciptaan-Nya tersebut. Pada ayat 12, Allah menerangkan tentang orang yang senantiasa bersyukur kepada-Nya, karena orang tersebut telah diberi hikmah oleh Allah.

Pada ayat selanjutnya yaitu 13, Allah menerangkan mengenai aplikasi syukur yang dilakukan oleh orang yang diberi hikmah tersebut dengan bentuk menasehati dan mendidik anaknya dengan materi-materi pendidikan. Materi yang pertama ada pada ayat ini adalah materi ketauhidan. Kemudian pada ayat 14-15 merupakan materi mengenai akhlak anak kepada orang tua yang muslim maupun orang tua yang musyrik.

Kemudian setelah menerangkan mengenai akhlak anak kepada orang tua pada ayat 16 Allah menjelaskan bahwa setiap amal pasti akan mendapat balasan, baik amal kebaikan maupun amal yang buruk. Amal yang baik dapat digunakan untuk membangun spiritualitas seseorang khususnya pada anak-anak. Dalam kehidupan sehari-hari apapun yang dilakukan seseorang maupun kita sendiri jangan sampai diremehkan perbuatan yang telah kita lakukan. Karena sekecil apapun perbuatan pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak dihari akhir.

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. 8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. az-Zalzalah/90: 78)
Pada ayat 17, terdapat materi mengenai ibadah baik ibadah individu dan ibadah sosial. Dan terakhir dalam surat Luqman bahasan ini yaitu surat 18-19 Allah menerangkan akhlak dalam kehidupan bermasyarakat atau akhlak sosial. Sehingga dapat disebutkan bahwa agar manusia mampu menempatkan dirinya dengan baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat.



  1. Isi Kandungan Surat Luqman

Pokok-pokok ajaran yang terkandung tersebut terdiri tiga pokok bahasan yaitu: Pertama: keimanan kepada Allah, pada nabi dan hari kiamat. terkait dengan keimanan kepada Allah dijelaskan pula kekuasaan Allah meliputi apa yang ada dilangit dan di bumi, perputaran siang dan malam dan lain-lain. Kedua: kisah Luqman merupakan merupakan potret orang tua dalam mendidik anaknya dengan ajaran keimanan. Dengan pendidikan persuaasif Luqman dianggap sebagai profil pendidik yang bijaksana, sehingga Allah mengabadikannya dalam Al-Qur’an dengan tujuan agar menjadi ibrah bagi para pembacanya. Ketiga: karakteristik manusia pembangkang. Allah menjelaskan tipe manusia pembangkang terhadap perintahnya. Sehingga pada akhirnya mereka tidak mau mendengarkan Al-Qur’an.11

Pokok ajaran diatas menggambarkan isi surat Luqman secara menyeluruh. Dalam bahasan ini penulis mengambil ayat 12-19 yang isi dalam surat tersebut terdapat bahasan tentang iman sesuai dengan pokok bahasan pertama diatas. Kemudian kisah luqman akan penulis bahas secara keseluruhan yang didalamnya terdapat perintah dan larangan. karakteristik manusia pembangkang dalam pokok ajaran yang ketiga diatas adalah makna tersirat yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19 yaitu dalam ayat perintah pasti terdapat makna tersirat larangan, begitu juga sebaliknya, setiap ayat yang menerangkan larangan terdapat makna tersirat berupa perintah.

Dalam Al-Qur’an dan Terjemahannya dijelaskan isi kandungan surat Luqman adalah sebagai berikut:12


  1. Keimanan

Al-Qur’an merupakan petunjuk dan rahmat yang dirasakan benar-benar oleh orang-orang mukmin; kedaan di langit dan dibumi, serta keajaiban-keajaiban yang terdapat pada keduanya adalah bukti-bukti atas keesaan dan kekuasaan Allah; manusia tiada akan selamat kecuali dengan taat kepada perintah-perintah Tuhan dan berbuat amal-amal yang sholeh; lima hal yang ghaib yang hanya diketahui oleh Allah sendiri; ilmu Allah meliputi segala-galanya baik yang lahir maupun yang batin.


  1. Hukum-hukum.

Kewajiban patuh dan berbakti kepada ibu dan bapa selama tidak bertentangan dengan perintah-perintah Allah; perintah supaya memperhatikan alam dan keajaibannya untuk memperkuat keimanan dan kepercayaan akan ke-Esaan Tuhan; perintah supaya selalu bertakwa dan takut akan balasan Tuhan pada hari kiamat diwaktu seseorang tidak dapat ditolong baik oleh anak atau bapaknya sekalipun.


  1. Kisah-kisah.

Kisah Luqman, ilmu dan hikmat yang didapatnya.


  1. Dan lain-lain.

Orang-orang yang sesat dari jalan Allah dan selalu memperolok-olokkan ayat-ayat Allah; celaan terhadap orang-orang musyrik, karena hal ini bukanlah merupakan kelalaiannya; nikmat dan karunia Allah tidak dapat dihitung.
Dari beberapa pokok isi kandungan diatas, yang penulis ambil adalah poin ketiga yaitu kisah Luqman, ilmu dan hikmat yang didapatnya. Kisah tersebut tercantum dalam ayat 12-19.

Kemudian dalam bukunya Choiruddin Hadhiri “klasifikasi kandungan Al-Qur’an” menyebutkan enam kandungan isi surat Luqman, yaitu:

Ayat 01-06 Ayat Al-Qur’an mengandung hikmah menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang yang berbuat kebaikan.

Ayat 07-11 Azab yang pedih bagi orang-orang yang berpaling dari Al-Qur’an dan balasan bagi orang-orang yang beriman.

Ayat 12-17 Allah memberikan hikmah kepada Luqman dan Nasehat Luqman kepada anaknya baik tentang akidah, ibadah, maupun akhlak.

Ayat 20-26 Allah menundukkan segala apa yang dilangit dan di bumi untuk kenikmatan hidup manusia, tetapi kebanyakan manusia mengingkari kekuasaan-Nya.

Ayat 27-34 Perumpamaan luasnya ilmu Allah yang tiada terhingga jika hendak ditulis; serta kebanyakan sifat manusia jika mendapat nikmat dan tertimpa musibah.
Dari beberapa kandungan diatas yang penulis ambil hanya bahasan ayat 12-19 yang berisi nasehat Luqman yang dpat menjadi konsep pendidikan yang runtut dan dapat diterapkan dalam dunia pendidikan sejak dini khususnya pendidikan informal.

B. Tafsir Surat Luqman Ayat 12-19

Sebelum menafsirkan surat Luqman ayat 12-19, dan ayat lainnya yang berhubungan dengan tema bahasan ini, terlebih dahulu penulis akan memaparkan surat Luqman ayat 12-19 berikut artinya:




12 Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.13 bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus14 lagi Maha mengetahui. 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). 18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan15dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman/ 31: 12-19)


  1. Penjelasan QS. Luqman/ 31: 12: Pembukaan Tema



Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman/ 31: 12)
Ayat 12 sebagai permulaan yang sebelumnya pada ayat 10 dan 11 Allah menerangkan tentang ciptaan-Nya dan juga menerangkan mengenai orang yang zalim karena tidak percaya dengan Allah melalui ciptaan-Nya tersebut. Pada ayat 12, Allah menerangkan tentang orang yang senantiasa bersyukur kepada-Nya, karena orang tersebut telah diberi hikmah oleh Allah.

Ibnu Abu Hatim Dalam Tafsir Ibnu Katsir mengatakan bahwa di suatu hari yang antara lain mengisahkan perihal Luqman al-Hakim. Lalu ia mengatakan bahwa apa yang diberikan kepada Luqman al-Hakim bukan berasal dari keluarga, harta, kedudukan bukan pula dari jasanya, melainkan dia adalah seorang yang pendiam, suka bertafakkur dan tajam pandangannya. Dia tidak pernah tidur siang, dan belum pernah ada seorang pun yang melihat ia kencing, buang air besar dan mandi, juga tidak pernah bercengkrama dan tidak pernah tertawa. Dia tidak pernah mengulangi perkataannya yang telah diucapkan melainkan hanya kata-kata bijak yang diminta oleh seseorang agar ia mengulanginya.16

Sedangkan aplikasi dari hikmah tersebut ialah berupa syukur. Kata syukur adalah kata yang berasal dari bahasa arab yang berarti rasa terimakasih kepada Allah dan untunglah menyatakan lega, senang, dan sebagainya. Dalam Al-Qur’an kata syukur dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak enam puluh empat kali.17 Disini penulis tidak akan mengemukakan banyaknya syukur dalam Al-Qur’an, namun hanya sebagai wujud dari hikmah yang dianugerahkan kepada Luqman yang dalam Al-Qur’an juga terdapat banyak perintah syukur yang disebutlan didalamnya. Dalam bahasan ini penulis tidak membahas tentang syukur yang terdapat dalam Al-Qur’an, namun hanya sebagai pengantar dalam pembahasan skripsi ini.

2. Penjelasan QS. Luqman/ 31: 13 Pendidikan Tauhid.

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman/ 31: 13)
Ayat diatas merupakan awal nasehat Luqman kepada anaknya yaitu tentang penanaman tauhid dan larangan menyekutukan Allah. Anak Luqman yang diketahui dalam kitab Al-Alusi, yang dikutip oleh Rahman bernama Tharan.18 Menurut keterangan para mufasir, anak Luqman merupakan anak yang baik, walaupun pada mulanya anak dan ibu tersebut merupakan orang kafir, tapi Luqman mendidiknya hingga keduanya masuk Islam19 karena perbuatan mempersekutukan Allah adalah perbuatan aniyaya yang paling besar.20

Ajaran mengenai tauhid juga terdapat dalam kisah Ibrahim yang mencari Tuhan dalam QS. Al-An'am/ 06: 74-79.21



74. Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar22, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." 75. Dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar Dia Termasuk orang yang yakin. 76. Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." 77. Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat." 78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. 79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan. (QS. Al-An'am/ 06: 74-79)
Dari ayat di atas penulis tidak akan membahas secara rinci kisah Ibrahim. Penulis hanya mengambil cerita secara global yang inti dari ayat tersebut sama-sama bertemakan tauhid sesuai dengan surat Luqman ayat 13. Kisah di atas diawali dengan komentar Ibrahim terhadap kekeliruan Azar dalam hal menyembah tuhan-tuhan palsu. Kesadaran Ibrahim yang diungkapkan kepada bapaknya itu ia peroleh setelah beberapa waktu lamanya merenungkan berbagai ciptaan Allah.23

Diceritakan waktu kecil Ibrahim disimpan kedua orang tuanya di dalam gua, karena pada saat itu raja mengumumkan akan membunuh setiap bayi laki-laki. Pada awalnya Ibrahim menganggap bintang sebagai Tuhan, hal tersebut didasarkan pada jumlahnya yang begitu banyak diangkasa. Namun pada tahap berikutnya Ibrahim ragu dengan keyakinannya, karena ia melihat bulan yang munculnya menjadikan bintang-bintang itu sirna. Keyakinan itupun dibuang jauh-jauh, sebab dikala menjelang siang Ibrahim keluar dari gua, ia menyaksikan matahari jauh lebih besar dan terang cahayanya. Namun pada akhirnya matahari lenyap diufuk barat.

Selanjutnya dari cerita tersebut Ibrahim berkesimpulan bahwa Tuhan itu adalah yang menciptakan semua makhluk yang ada di alam semesta ini. Hal ini diambil kesimpulan bahwa lingkungan alam yang serba natural mempunyai pengaruh yang cukup kuat, sehingga akhirnya dapat diketahui bahwa segala sesuatu itu bersumber dari Tuhan.

3. Penjelasan QS. Luqman/ 31: 14 Berbakti Kepada Orang Tua

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.24 bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman/ 31: 14 )

Ayat tersebut menjelaskan tentang ketaatan anak terhadap orang tua yang mempunyai urutan kedua setelah ketaatan kepada Allah swt. Perintah berbakti kepada orang tua ini tentu tidak lepas dari kasih sayang orang tua itu sendiri terhadap anaknya, bagaimana orang tua mendidik anaknya agar mereka agar mereka berbakti kepada keduanya. Mendidik bayi atau anak-anak di bawah umur satu tahun telah diatur dalam Islam. Bahkan sejak di dalam kandungan anak-anak harus dididik secara Islam. Waktu anak lahir diazankan ditelinga kanan dan iqomah sebelah kiri misalnya. Adzan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri kalimat tahlil (lailahaillallah) ini tidak akan hilang untuk seumur hidupnya, karena mengendap dibawah alam sadarnya. Kalau nanti ada pengaruh luar yang menggodanya, maka insya Allah bawah sadarnya akan memanggilnya kembali.25

Kemudian sejak lahir anak harus diberi susu ibu, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 2/ 233.


233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS. Al-Baqarah: 2/ 233)
Dengan menyusu kepada ibunya seorang anak akan mendapatkan segala bahan yang diperlukannya. Air susu ibu mengandung segala bahan yang diperlukan jasmani, rohani dan sosial bayi manusia.26 Kehangatan dan kasih sayang ibu dirasakan anak sejak ia lahir, dekapan ibu dapat menjadikan anak merasa aman dan temtram. Belaian ibu sangat penting agar perkembangan anak sesuai dengan apa yang orang tua harapkan.

Mujahid mengatakan, yang dimaksud al-wahn ialah penderitaan mengandung anak. Menurut Qatadah, maksudnya ialah kepayahan yang belebih-lebihan. Kemudian mengasuh dan menyuinya selama dua tahun. Berangkat daringertian surat Al-Baqarah ayat 233, Ibnu Abbas dan para imam lainnya menyimpulkan bahwa masa kandungan yang paling minin ialah enam bulan, karena dalam ayat lain Allah swt. Berfirman dalam QS. Al-ahqaf/46:15




Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri".27 (QS. Al-ahqaf/46:15)
Ayat 14 Allah memerintahkan kepada manusia supaya berbakti dan taat kepada kedua orang tuanya, serta memenuhi hak-haknya. Didalam Al-Qur'an sering sekali disebutkan taat kepada Allah disertai dengan bakti kepada orang tua.

Firman Allah dalam QS. Al-Isra'/ 17: 23.28



Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.29 (QS. Al-Isra'/ 17: 23)
Allah menyebut jasa ibu yang lain, yaitu bahwa ibu telah memperlakukannya dengan penuh kasih sanyang dan telah merawatnya dengan sebaik-baiknya sewaktu ia tidak mampu berbuat sesuatu pun bagi dirinya. Selanjutnya penulis dapat mengambil pelajaran dari ayat diatas dan uraian sebelumnya bahwa derajat orang tua berada dibahawa Tuhan yang wajib dipatuhi. Derajat disini dimaksudkan penulis ketaatan kepada orang tua terletak setelah kita taat kepada Allah sehingga perintah atau larangan dari orang tua yang wajib kita taati tidak bertentangan dengan ajaran Tuhan.

4. Penjelasan QS. Luqman/ 31: 15 Batasan Berbakti Kepada Orang Tua


Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman/ 31: 15)
Keterangan ayat diatas dan apabila kedua orang tua memaksamu serta menekanmu untuk menyekutukan Aku dengan yang lain dalam hal ibadah, yaitu dengan hal-hal yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, maka janganlah kamu menaati apa yang diinginkan oleh keduanya. sekalipun keduanya menggunakan kekerasan supaya kamu mau mengikuti kehendak keduanya, maka lawanlah dengan kekerasan pula apabila ia memaksamu.30 Kekerasan yang dimaksud disini adalah penolakan dengan tegas apabila perintah berbakti kepada orang tua bertentangan dengan Allah, seperti dalam ayat 15 terdapat pengecualian apabila perintah dan larangan orang tua bertentangan dengan perintah dan larangan Allah swt, sehingga perintah dan larangan tersebut tidak perlu diikuti bahkan wajib ditolak.

Potongan ayat berikutnya ( ) yaitu dan pergauli-



lah keduanya dalam urusan dunia dengan pergaulan yang diridhoi oleh agama, dan sesuai dengan memberi pangan dan sandang kepada keduanya, tidak boleh memperlakukan keduanya dengan kasar, menjenguknya apabila sakit serta menguburnya apabila mati.31 Namun hal ini terkadang menyeret seseorang kepada hal-hal yang meremehkan agama disebabkan adanya hubungan saling timbal balik orang tua dengan anak. Maka Allah menegaskan kembali dalam potongan ayat berikutnya yang berkesimpulan bahwa “ikutilah jalan-Ku dengan mentauhidkan Aku serta mengihlaskan diri dan taat kepada-Ku, bukan mengikuti jalan keduanya”.

5. Penjelasan QS. Luqman/ 31: 16 Amal Perbuatan (Nilai Spiritual)


(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus32 lagi Maha mengetahui. (QS. Luqman/ 31: 16)
Perbuatan baik dan buruk itu sekalipun beratnya hanya seberat biji sawi, kemudian berada di tempat yang tesembunyi sekalipun dilangit dan dibumi, nicaya Allah akan menemukan kelak dihari kiamat. Yaitu pada hari ketika allah meletakkan timbangan amal perbuatan yang tepat, lalu pelakunya akan menerima pembalasan amal perbuatannya, apabila amalnya itu baik maka iaakan mendapat balasan baik, dan apabila amalnya itu buruk maka ia akan mendapat balasan yang buruk pula. Sebagaimana dalam ayat lainnya yaitu:33 QS. Al-Anbiya’ 21: 47

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiya’ 21: 47)
Dalam ayat lain firman Allaah juga menerngkan bahwa amal seberat biji sawi pun juga akan mendapat balasan sesuai perbuatannya. Fifman Allah dalam QS. az-Zalzalah /90: 7-8.

7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. 8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. az-Zalzalah /90: 7-8)
Seandainya zarah itu berada didalam tempat yang terlindungi dan tertutup rapat yaitu berada dalam sebuah batu besar sesungguhnya Allah pasti akan mendatangkannya dan membalasnya. Karena sesungguhnya bagi Allah tiada sesuatupun yang tersembunyi barang sebesar zarrah pun, baik yang ada dilangit maupun yang ada di bumi. Karena itulah disebutkan dalam ayat berikutnya bahwa Allah mahahalus pengetahuannya. Maka tiada segala sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya, sekalipun sangat kecildan sangat lembut.34 Kalau ketemu kelembutan dalam perlakuan, dan perincian dalam pengetahuan, maka wujudlah apa yang dinamai Al-Luthf, dan menjadilah pelakunya wajar menyandang nama Luthf. Ini tentunya tidak dapatdilakukan kecuali oleh Allah Yang Maha Mengetahui.35

Dari keterangan diatas jelas bahwa setiap perbuatan pasti diketahui oleh Allah bagaimanapun bentuk dan dimanapun tempatnya.Alalh adalah maha halus pengetahuan-Nya yaitu srmua yang ada dilangit dan dibumi terlihat atau tidak terlihat bahkan keinginan dalam hati manusiapun Allah mengetahuinya. Sedemikian dalam pengetahuan dan ilmu allah hingga tidak ada yang dapat memiliki sifat Luthf kecuali hanya Allah semata. dari ayat 16 terdapat nilai spiritual yaitu berbuat kebaikan (ihsan). Sekecil apapun perbuatan baik itu dapat dijadikan awal terbangunnya spiritual dalam diri manusia.

Manusia mempunyai potensi-potensi spiritual. Menurut ajaran sekuler manusia tersusun dari tubuh dan roh. Roh dalam pengertian ini adalah daya berpikir dalam manusia. Daya rasa di dada erat hubungannya dengan hati nurani tidak menonjol dalam pengertian ini. Daya pikir di sini banyak bergantung pada panca indra berhubungan dengan hal-hal yang bersifat materi karena otak yang berbentuk fisik.36 Hal ini tidak sesuai dengan fitrah manusia. Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar spiritual, baik yang memeluk agama maupun yang belum beragama. Sadar atau tidak sadar dalam kehidupan manusia membutuhkan pedoman hidup dalam kehidupannya.

6. Penjelasan QS. Luqman/ 31: 17 Pelajaran Syari'ah

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman/ 31: 17)
Setelah penanaman Akidah, Luqman melanjutkan nasehatnya dengan perintah sholat yang terdapat dalam ayat 17. Pengarahan Luqman kepada anaknya untuk mengerjakan shalat, menunjukkan bahwa shalat itu perkara yang sangat penting dan telah menjadi kewajiban bagi orang-orang sebelumnya, karena ia merupakan salah satu penghubung antara hamba dan Tuhannya.37

Mendirikan sholat yakni kerjakan sholat dengan sempurna sesuai dengan cara yang diridhoi. Karena dalam sholat itu terkandung ridho Tuhan, sebab orang yang mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan dalam sholat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah orang yang bersangkutan dari berbuatan keji dan mungkar. Maka apabila seseorang menunaikan hal itu dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya dan berserahdirilah kepada Tuhannya, baik dalam keadaan suka maupun duka. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:38



اُعْبُدُ الله َكَاَنَّكَ تَرَاهُ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ
Sembahlah Allah, seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihatmu.

Kemudian dalam potongan ayat berikutnya () maksud dari

ayat ini adalah supaya jiwanya menjadi suci demi untuk mencapai keberuntungan senagaimana yang telah dujelaskan oleh firman Allah lainnya:39 QS. As-Syam/91: 9-10

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. As-Syam/91: 9-10)

Dalam surat Luqman ayat 17 selain terdapat perintah sholat yang merupakan pendidikan syariah dan berhubungan dengan amar ma’ruf nahi mungkar ketika anak menginjak dewasa nanti. potongan ayat selanjutnya terdapat perintah untuk bersabar. Untuk dapat melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar pasti terdapat kendala atau cobaan dan rintangan dalam penerapannya. Maka dalam potongan ayat berikutnya secara urut terdapat perintah untuk bersabar. Secara runtut ayat ini menjelaskan tahap pendidikan yang benar sehingga mudah difahami dalam pendidikan.

Sabar merupakan akhlak Qur’ani yang paling utama dan ditekankan oleh Al-Qur’an baik pada surat-surat Makiyah maupun Madaniyah, serta merupakan akhlak yang terbanyak sebutannya dalm Al-Qur’an. Al-Ghozali berkata dalam bukunya “Assobru Wasyukru” dari Rubu’ul Munjiyat dalam kitab “ihyaa Ulumuddin” yang dikutip Yusuf Qordhowi menyebutkan “Allah menyebut “sabar” dalam Al-Qur’an lebih dari tujuh puluh tempat.40

Majdi Asy-syahari dalam bukunya Pesan-Pesan Bijak Luqmanul Hakim mengemukakan bahwa; perintah bersabar digunakan pada waktu mendapat musibah yang berat, seperti terkena penyakit dan sebagainya. Bersabar disini dimaksudkan agar seseorang tidak keluar dari keluh kesah menuju maksiat kepada Allah swt. Pendapat ini merupakan pendapat yang bagus karena bersifat umum.41

Kata sabar disini ada dua macam. Pertamasasaran fisik (badaniyah) seperti menahan penderitaan badan dan tetap bertahan seperti kerja berat dalam beribadat atau yang lainnya. Tahan terhadap pukulan keras, sakit yang berat dan luka yang parah. Hal itu dapat menjadi amal terpuji apabila sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Apabila serangan itu berupa syahwat perut dan seksual maka kesabaran itu bernama :Iffah” atau kehormatan dan martabat diri. Apabila dalam rangka menahan penderitaan, maka pengertiannya berbeda dan tergantung dari macam derita batin yang dihadapi oleh kesabran. Kalau berupa musibah maka cukup dengan kata sabar dan lawan katanya adalah keluhan (jaza’) dan kecemasan atau kegelisahan yang dapat menimbulkan teriakan histeris. Apabila menahan diri dari kekayaan disebut”mengendalikan diri dan menahan nafsu, lawan katanya :”bathor”atau lupa daratan. Apabila menghadapi peperangan disebut “keberanbian” dan lawan katanya “ketakutan” Apabila menahan amarah disebut “halim” atau bijaksana dan lawan katanya “menggerutu”. Kemudian dalam menghadapi keadaan yang sulit dan menjemukandisebut “lapang dada” lawan katanya “sempit dada”, bosan dan jenuh. Apabila sabar dalam menyimpan pembicaraan disebut “menyimpan rahasia” dan orangnya disebut “penyimpan rahasia”. Apabila sabar menghadapi kesulitan hidup disebut “zuhud” artinya tidak menjadi hamba dunia. Apabila sabar dengan rizki yang sedikit disebut “qonaah” atau rela dan puas,lawan katanya “rakus”.42

Demikian perintah sabar dalam Al-Qur’an dan macam-macam sabar yang banyak memiliki makna sesuai dengan taraf cobaan yang dihadapi oleh seseorang. Sehingga dalam menghadapi hidup ini perlu adanya pegangan yang teguh agar dapat menjalankan berbagai macam liku-liku hidup dengan baik sesuai dengan ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an.

Menurut penulis dalam uraian diatas, dapat penulis pahami begitu pentingnya bersabar sehingga Al-Qur’an berulangkali menyebutkannya. Namun disini penulis tidak akan membahas tentang sabar yang banyak terdapat dalam Al-Qur’an, hanya saja dalam surat ayat 17 banyak mengandung pendidikan yang dapat digunakan untuk kita dan sebagai contoh dalam mendidik anak.

7. Penjelasan QS. Luqman/ 31: 18 Pelajaran Akhlak Sosial

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman/ 31: 18)

Dalam sebuah hadits disebutkan:43



وَلَوْ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ وَوَجْهُكَ اِلَيْهِ مُنْبَسِِطُ, وَاِيَّاكَ وَاِسْبَالَ الْاِزَارِ فَاِنَّهَا مِنَ الْمَخْيَلَةِ وَالْمَخْيَلَةُ لَا يُحِبُّهَا الله
Sekalipun berupa sikap yang ramah dan wajah yang cerah saat kamu menjumpai saudaramu. dan janganlah kamu memanjangkan kainmu, karena sesungguhnya cara berpakaian seperti itu termasuk sikap sombong yang tidak disukai oleh Allah.
Larangan memalingkan muka karena sombong dan tinggi hati, dan hal lain yang mempunyai pengertian yang sama dengan ayat di atas ialah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik melalui Ibnu Shihab bersumber dari Anas ibnu Malik, bahwasannya Rasulullah bersabda:44

لَا تَبَا غَضُوْا وَلَا تَدَا بَرُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا, وَكُوْنُوْا عِبَادَاللهِ اِخْوَانًا, وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ اَنْيَهْجُرُ اَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ
Janganlah kalian saling membenci, jangan pula kalian musuhan, dan janganlah kalian saling mendengki, jadilah kalian hamba-hamba allah yang bersaudara. dan tidak halal bagi seorang muslim mengasingkan (tidak berbicara dengan) saudaranya lebih dari tiga hari.
8. Penjelasan QS. Luqman/ 31: 19 Lanjutan Akhlak Sosial

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan45dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman/ 31: 19)
Kemudian ayat berikutnya () berjalan dengan langkah sederhana yakni tidak terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat, akan tetapi
berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer menonjolkan sikap rendah diri atau sikap “tawadu’”.

Siti Aisyah ra. telah meriwayatkan bahwa ia melihat seorang laki-laki yang hampir mati karena terlalu merendahkan diri. lalu berkata ”apakah gerangan yang telah terjadi pada dirinya?” Maka ia menjawab, bahwa dia adalah termasuk ahli qurra’ (ahli fiqih yang alim tentang kitabullah). Maka Siti Aisyah ra. menjawab, “Umar adalah pemimpin para ahli Qurra’ dan apabila ia berjalan langkahnya cepat, dan apabila berkata suaranya keras dan berpengaruh, apabila memukul maka sakitnya bukan main.46

Maksud dari kisah tersebut adalah menggambarkan orang yang terlalu terlihat khusyu’ (laki-laki) dalam bersikap dan orang yang terlalu tegas dan kasar dalam memimpin (umar). Sikap demikian kurang tepat dalam penilaian akhlak karena bersikap sederhana sewajarnya dalam bertingkah laku adalah perintah yang terdapat dalam Al-Qur’an, selain itu dalam kehidupan sosial pasti terdapat berbagai macam karakter orang, sehingga untuk menyikapinya perlu adanya aturan sosial atau akhlak yang baik. Dalam surat Luqman terdapat perintah agar menyederhanakan tingkah laku dalam bermasyarakat yang berguna untuk setiap orang dan mereka dapat mengambil pelajaran dalam Al-Qur’an tersebut kemudian dapat digunakan dalam kehidupan sosialnya.

Kemudian perintah mengurangi tingkat kekerasan suaramu, dan perpendeklah cara bicaramu, janganlah kamu mengangkat suaramu bilamana tidak diperlukan sekali. karena sesungguhnya sikap yang demikian itu lebih berwibawa bagi yang melakukannya, dan lebih mudah diterima oleh jiwa pendengarannya serta lebih gampang dimengerti.47 Dalam bab III ini kajian mengenai tafsir surat Luqman ayat 12-19 sudah dapat diketahui bahwa setiap ayat memiliki konsep pendidikan yang secara runtut dapat dikembangkan dan diterapkan dalam pendidikan anak khususnya pendidikan informal dimana dalam arti luas bahwa pendidikan adalah hidup48 dan dalam menjalankan kehidupan seseorang harus memiliki pedoman yang kuat ibarat mobil yang memiliki setir (pengendali mesin).





1 Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan “Hati yang Selamat Hingga Kisah Luqman”, (Bandung: Marja, 2007), hal. 154

2 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an”, (Jakarta : Lentera Hati, 2007), hal. 107

3 Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan “Hati yang Selamat Hingga Kisah Luqman”, hal. 157

4 Ibid, … hal. 154

5 Jalal al-Din al-Suyuti, Lubab al-Nuqul fi al-Asbab al-Nuzul (Riwayat Turunnya Ayat-Ayat Suci al-Qur’an), terj. M. Abdul Mujib, (Surabaya: Mutiara Ilmu, tt), hlm. 442

6 Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan “Hati yang Selamat Hingga Kisah Luqman”. hal. 157

7 Jalal al-Din al-Suyuti, Lubab al-Nuqul fi al-Asbab al-Nuzul…, hlm. 443-444

8 Ibid,… hlm. 445

9 Qurays Shihab, Tafsir al-Misbah“Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an”, hal. 109

10 Ibid,… hal. 168

11 Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan “Hati yang Selamat Hingga Kisah Luqman… hlm. 153

12 Departeman Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Trerjemahnya, (Surabaya: CV Jaya Sakti, 1984), hlm. 625

13 Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.

14 Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya.

15 Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat.

16 Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), hlm. 172

17 M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an “Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat”. (Bandung: Mizan Pustaka, 2003), hlm. 215

18 Shihab al-Din al-Alusi, Ruh al-Ma’ani fi Tafsir al-Qur’an al-Adzim, Juz 15, 2005 dalam Software Maktabah Samilah hlm. 436

19 Samsyu al-Din al-Qurthubi, Jami’ al-Bayan li al-Ahkam al-Qur’an, Juz 1, (dalam Software Maktabah Samilah, 2005) hlm. 4365

20 Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir... hlm. 176

21 Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan “Hati yang Selamat Hingga Kisah Luqman”. hlm. 134

22 Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya.

23 Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan “Hati yang Selamat Hingga Kisah Luqman”. hlm. 135

24 Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.

25 Su’dan, Al-Qur’an dan Panduan Kesehatan Masyarakat. (Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), hlm. 294

26 Ibid, hlm. 295

27 Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir... hlm. 177

28 Ahmad Mushthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, terj. Bahrun Bakar dkk. (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1992), hlm. 154

29 Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

30 Ahmad Mushthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, terj. Bahrun Bakar dkk... hlm. 156

31 Ibid

32 Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya.

33 Ahmad Mushthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, terj. Bahrun Bakar dkk... hlm. 158

34 Al-Imam Abul Fida IsmailIbnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir,terj. Bahrun Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2004), hlm. 162-183

35 Quraiys Shihab,Tafsur Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 134

36 Zainuddin, Pendidikan Agama Islam… hal.19

37 Shalah Al-Khalidy, Kisah-Kisah Al-Qur’an “Pelajaran Dari Orang-Orang Dahulu, (Jakarta: Gema Insani, 2000), hlm.149

38 Ahmad Mushthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, terj. Bahrun Bakar dkk... hlm. 158

39 Ibid,... hal. 159

40 Yusuf Qordhowi, Al-Qur’an Menyuruh Kita Sabar, ( Jakarta: Gema Insani, 1989), hlm. 11

41 Majdi Asy-Shahari, Pesan-Pesan Bijak Luqmanul Hakim, (Jakarta: Gema Insani, 2005) hlm. 89

42 Yusuf Qordhowi, Al-Qur’an Menyuruh Kita Sabar Yusuf Qordhowi, Al-Qur’an Menyuruh Kita Sabar…, hlm.13-14

43 Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir... hlm. 185

44 Ahmad Mushthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, terj. Bahrun Bakar dkk... hlm. 160

45 Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat.

46 Ibid., hlm. 162

47 Ibid

48 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan "Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 3

57

Yüklə 127,11 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin