Integrasi pembangunan wilayah hulu dan hilir sebagai strategi konservasi tanah dan air guna peningkatan kesejahteraan masyarakat



Yüklə 129,03 Kb.
tarix26.07.2018
ölçüsü129,03 Kb.
#59736

ORASI ILMIAH PROFESOR

UNIVERSITAS HASANUDDIN

“INTEGRASI PEMBANGUNAN WILAYAH HULU DAN HILIR

SEBAGAI STRATEGI KONSERVASI TANAH DAN AIR

GUNA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”


OLEH
M. NURDIN ABDULLAH

NIP. 196302071987101001


FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam Sejahtera bagi kita semua


Yang terhormat:

Rektor Universitas Hasanuddin,

Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanat

Ketua dan Sekretaris Senat Akademik Universitas Hasanuddin

Ketua, Sekretaris dan Anggota Dewan Guru Besar Universitas Hasanuddin

Para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Wakil Dekan, Ketua Departemen se Universitas Hasanuddin

segenap Civitas Akademika Universitas Hasanuddin, serta Para undangan dan hadirin yang saya muliakan
Pertama-tama, marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kita bisa hadir di tempat yang berbahagia ini dalam suasana yang penuh suka cita, gembira dan menyejukkan hati, khususnya kepada kami sekeluarga. Tidak lupa juga kami mengajak hadirin untuk mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai teladan hidup bagi kita semua.

Pada kesempatan ini saya menghaturkan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia yang telah mengangkat saya dalam Jabatan Fungsional Guru Besar dalam bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada Tanggal 1 Desember 2008. Secara khusus, saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Rektor Universitas Hasanuddin atas dukungan dan pemberian kesempatan untuk menyampaikan Orasi Ilmiah Profesor dihadapan Civitas Akademik Universitas Hasanuddin.

Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah saya menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul:

Integrasi Pembangunan Wilayah Hulu dan Hilir



Sebagai Strategi Konservasi Tanah dan Air Guna Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat

Hadirin yang saya hormati,
Pemanfaatan ruang di Indonesia senantiasa menampilkan dua sisi yang saling berhadapan yaitu antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan hidup. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dekade terakhir memperlihatkan pencapaian yang relatif baik, dibandingkan negara-negara lain. Namun disisi lain, indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH), selama 3 tahun terakhir justru menunjukkan penurunan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015).

Peningkatan populasi dan perubahan pola hidup manusia yang cenderung konsumtif akan berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan manusia akan Sumberdaya alam. Hal ini mengakibatkan penggunaan lahan cenderung melampau kemampuan lahan yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan. Meningkatnya penebangan kayu tropis di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan kayu, tanpa mempertimbangkan kemampuan ekosistem hutan untuk memulihkan kondisinya telah menyebabkan terjadinya erosi dan banjir, mempercepat hilangnya spesies dan sumber daya genetik, degradasi lahan hutan hingga hilangnya mata pencaharian berbasis hutan.

Permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini yang terkait dengan hutan dan lahan adalah deforestasi, kebakaran, dan lahan kritis. Permasalahan lain yang dihadapi saai ini dan berkaitan langsung dengan dampak deforestasi dan lahan kritis adalah penurunan kualitas air sungai dan danau akibat pencemaran dan perubahan tata guna lahan yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia telah berdampak pada kuantitas ketersediaan air (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015).

Berdasarkan data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan (2017), luas kritis di Indonesia seluas 24,3 juta hektare tersebar di seluruh Indonesia tersebar di dalam dan luar kawasan hutan. Salah satu faktor penyebabnya adalah alih fungsi lahan, terutama pada DAS yang seharusnya berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan secara alami. Namun akibat perubahan fungsi tersebut menyebabkan potensi terjadinya bencana semakin besar, seperti kasus banjir di Garut Jawa Barat akibat alih fungsi DAS Cimanuk dan banjir di Bima Nusa Tenggara Barat akibat kerusakan DAS Sari (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017). Sedangkan di Sulawesi Selatan, luas lahan kritis telah mencapai 516.398 hektare, sebagian besar lahan kritis tersebut berada dalam kawasan hutan dan sebagian pula berada pada lahan milik masyarakat. Lahan kritis tersebut berpotensi memicu terjadinya bencana ekologis dalam skala besar pada beberapa daerah seperti banjir bandang yang pernah terjadi di Kabupaten Sinjai beberapa tahun yang lalu (Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, 2017)


Hadirin yang saya hormati,

Pentingnya Konservasi Tanah dan Air
Saat ini pemerintah pusat memfokuskan penanganan lahan kritis di Indonesia dengan melibatkan pihak-pihak terkait, mulai dari Kementerian LHK hingga pemerintah daerah setempat serta perusahaan swasta untuk turut terlibat dalam penanganan lahan kritis tersebut. Dengan melihat luasnya lahan kritis dan lahan menuju kritis yang terus bertambah setiap tahun, maka upaya konservasi tanah dan air di Indonesia merupakan tugas berat bagi bangsa yang memerlukan keterlibatan aktif para pihak.

Degradasi tanah di Indonesia yang paling dominan adalah erosi yang berdampak buruk terhadap produktivitas lahan dan mengakibatkan kerusakan atau gangguan fungsi lahan pertanian. Erosi tanah oleh aliran air akan menurunkan produktivitas tanah secara nyata melalui penurunan kesuburan tanah, baik fisika, kimia maupun biologi. Erosi tanah bukan hanya berdampak terhadap daerah yang langsung terkena, tetapi juga pada daerah hilirnya, berupa pendangkalan dam-dam penyimpan cadangan air dan saluran irigasi, pendangkalan sungai, dan pengendapan partikel-partikel tanah yang tererosi di daerah cekungan. Dengan demikian bukan saja lahan yang terkena dampak, tetapi juga kondisi sumber daya air menjadi buruk.

Kondisi sumber daya lahan Indonesia potensial mengalami laju erosi tanah, terutama dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) curah hujan yang tinggi, (2) lereng yang curam, dan (3) tanah yang peka erosi. Data menunjukkan bahwa sekitar 23,1% luas wilayah Indonesia memiliki curah hujan tahunan > 3.500 mm, sekitar 59,7% antara 2.000-3.500 mm, dan hanya 17,2% yang memiliki curah hujan tahunan < 2.000 mm. Sedangkan Lereng merupakan penyebab erosi alami yang dominan setelah curah hujan. Sedangkan dari aspek lereng, sebagian besar (77%) lahan di Indonesia merupakan lahan dengan topografi bergelombang hingga bergunung, dan Lahan datar yang datar hanya sekitar 42,6 juta ha atau kurang dari seperempat wilayah Indonesia. Dengan demikian, curah hujan merupakan faktor pendorong terjadinya erosi berat, sedangkan Lereng merupakan penyebab erosi alami yang dominan (Subagyo et al. 2000).

Hasil penelitian mengindikasikan laju erosi tanah di Indonesia cukup tinggi dan telah berlangsung sejak awal abad ke-20 dan terus berlanjut hingga kini. Laju erosi sekitar 40-250 m3 atau 35-220 ton tanah/ha, dengan laju peningkatan 7-14% atau 3-28 ton tanah/ ha/tahun. Erosi di Indonesia sangat besar dibanding di Amerika Serikat yang hanya 0,7 ton/ha/tahun. Sebagai gambaran, laju erosi yang terjadi di DAS Walanae mengalami peningkatan sampai 309% dari hasil kajian tahun 1976-1995 dari 384.060 m3/tahun menjadi 1.189.143 m3/tahun 2014. Kondisi ini akan berdampak terhadap pendangkalan danau Tempe, penurunan kualitas air dan mengakibatkan terjadinya banjir tahunan (Adang S Soewaeli, Sri Mulati Yuningsih, 2014)


Hadirin yang saya hormati,

Konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. konservasi tanah diartikan sebagai upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi Sedangkan konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau (Arsyad, 2006).

Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhubungan sangat erat; berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga merupakan tindakan konservasi air (Arsyad, 2006). Menurut Undang-Undang Nomor 37 tahun 2014, Konservasi Tanah dan Air adalah upaya pelindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan sesuai dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang lestari. Ruang lingkup Konservasi Tanah dan Air meliputi perencanaan Konservasi Tanah dan Air, penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air, pembinaan dan pengawasan Konservasi Tanah dan Air.
Hadirin yang saya hormati,
Integrasi pembangunan Wilayah Hulu-Hilir sebagai strategi Konservasi Lahan

Pentingnya keseimbangan ekosistem dalam rangka pembangunan berkelanjutan telah disadari bersama oleh berbagai negara di dunia pada Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Keseimbangan ekosistem sangat berpengaruh pada kesejahteraan manusia dan pembangunan ekonomi, sehingga perlu dijadikan sebagai prioritas dalam kebijakan pembangunan suatu negara.

Kebijakan dan perhatian pemerintah sangat menentukan efektivitas dan keberhasilan upaya konservasi tanah dan air. Rendahnya adopsi teknologi konservasi bukan karena keterbatasan teknologi, tetapi lebih disebabkan oleh masalah non teknis berupa masalah politik, sosial, dan ekonomi. Masalah sosial juga seringkali menghambat penerapan konservasi tanah, seperti sistem kepemilikan dan hak atas lahan, fragmentasi lahan, sempitnya lahan garapan petani, dan tekanan penduduk. Kondisi tersebut, semakin diperparah karena masih lemahnya lembaga pengelolaan dan peran masyarakat dalam konservasi tanah dan air, belum adanya lembaga koordinasi yang mantap dalam pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air di tingkat Nasional, daerah dan wilayah sungai.

Integrasi pembangunan Wilayah Hulu-Hilir adalah kata kunci keberhasilan Konservasi tanah dan air. Strategi konservasi tanah dan air hanya akan efektif melalui pendekatan yang terintegrasi dan terkoordinasi lintas sektor antara wilayah hulu dan hilir. Selain itu, integrasi antara kepentingan konservasi dengan kebutuhan petani juga merupakan kunci utama keberhasilan program konservasi tanah dan air.



Hadirin yang saya hormati,

Permasalahan Konservasi tanah dan air yang dipaparkan di atas membutuhkan sebuah pendekatan baru yang terintegrasi dan terkoordinasi, yaitu pendekatan penataan ruang sebagai strategi konservasi tanah dan air. Pendekatan ini telah saya praktekkan di Kabupaten Bantaeng yang memiliki topografi yang dominan curam dengan curah hujan yang tinggi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang miskin. Langkah awal yang saya praktekkan adalah melakukan Penataan Ruang secara transparansi untuk memberikan kepastian pemanfaatan ruang dan Penyusunan Rencana Pengembangan Terpadu Wilayah Hulu Dan Hilir secara sinergis lintas sektoral. Strategi tersebut kemudian diltindaklanjuti dengan berbagai program antara lain pembangunan hutan desa, pengembangan agroforestry, peningkatan pengelolaan sumberdaya air yang berdaya guna, pembangunan waduk baru dan embung, dan pemberdayaan petani melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), dan pengembangan ekowisata di wilayah hulu dan pesisir pantai. Strategi ini bertujuan untuk mewujudkan pembangunan prasarana wilayah yang terkoneksi antara Hilir (perkotaan) dan hulu (perdesaan) secara sinergitas dan selaras melalui program lintas sektoral.


Hadirin yang saya hormati,

Penataan Ruang

Kebijakan penataan ruang yang tepat merupakan strategi konservasi tanah dan air yang sangat efektif. Berdasarkan hasil kajian dengan mempertimbangkan kondisi biofisik Bantaeng, maka penataan ruang di Kabupaten Bantaeng dikelompokkan menjadi 3 kluster yaitu Klaster Pegunungan (Zona 3), klaster Dataran Rendah (Zona 2) dan Klaster Pesisir (Zona 1). Penataan ruang berdasarkan klaster tersebut sangat penting sebagai acuan pembangunan agar penggunaannya sesuai dengan daya dukung lahan, dan kegiatan pengembangan pada setiap zona sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing zona tersebut. Kegiatan pembangunan pada ketiga klaster tersebut dilakukan secara terintegrasi dan terpadu lintas sektoral sehingga hasilnya efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan kemampuan daerah dan peran masyarakat serta pelaku lainnya dalam penyelenggaraan penataan ruang, peningkatan kualitas Rencana Tata Ruang Wilayah kabupatendengan berbasis DAS melalui perbaikan koordinasi dan pemahaman para pihak, serta peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan dengan mendorong keseimbangan pendekatan non struktural dan struktural.


Hadirin yang saya hormati,

Pengelolaan Sumberdaya Air

Dalam sejarah peradaban manusia dimanapun dimuka bumi ini, maka wilayah dengan sumberdaya air yang baik akan lebih cepat berkembang. Sistem air adalah kunci kehidupan, dimana ada air disitu ada kehidupan, dan dimana ada kehidupan maka wilayah tersebut akan berkembang. Dengan demikian maka setiap pengembangan wilayah seharusnya mendasarkan pada sistem daerah aliran sungai (DAS). Manajemen wilayah pada hakikatnya adalah mensinkronisasi wilayah fungsional sistem tata air dengan wilayah administrasi. Bencana kekeringan dimusim kemarau dan banjir dimusim hujan didaerah hilir sangat ditentukan oleh manajemen DAS (sistem tata air) di wilayah hulu. Dengan demikian manajemen di wilayah hulu dan hilir harus dikelola sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh batas wilayah admistrasi pemerintahan. Perencanaan dan penggunaan lahan hulu-hilir harus terintegrasi dan terpadu lintas sektoral.


Hadirin yang saya hormati,

Berdasarkan prinsip tersebut diatas, maka langkah awal saya untuk mengatasi masalah air sebagai “bencana” tahunan di Kabupaten Bantaeng adalah melakukan “Manajemen Tata Air”. Berdasarakan rekomendasi hasil kajian Fakultas Kehutanan, maka dilakukan pembangunan waduk tunggu untuk pengendali banjir dan cadangan air dan pembuatan cekdam pengendali banjir. Strategi ini telah berhasil mengatasi masalah banjir yang telah berlangsung selama puluhan tahun, dan bahkan cekdam tersebut telah menjadi sarana obyek wisata mancing. Selain itu cekdam tersebut menjadi tempat cadangan air untuk mensuplai air pada musim kemarau.

Selain pendekatan sipil teknis tersebut, juga dilakukan pendekatan non sipil teknis melalui upaya perlindungan kawasan hutan lindung sebagai fungsi pengaturan tata air. Pendekatan lainnya adalah peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan melalui Model Hutan Desa, yaitu mengIntegrasikan Pengelolaan Hutan Desa dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Gagasan dan implementasi pengelolaan hutan berbasis desa melalui lembaga BUMDES ini pertama kali dicanangkan di Kabupaten Bantaeng oleh Menteri Kehutanan RI pada Tahun 2009 dan akhirnya gagasan tersebut diadopsi secara nasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pengelolaan hutan desa di Kabupaten Bantaeng merupakan Model Hutan Desa yang pertama ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan di Indonesia dan telah mendapat penghargaan juara I Hutan Desa secara Nasional, serta menjadi tempat belajar Asean social forestry networking. Strategi lainnya yang dilakukan untuk mendukung manajemen air adalah pemberdayaan petani melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya air. Keberhasilan dalam pengelolaan air Upaya ini telah mendapat penghargaan dari Menteri Dalam Negeri sebagai Komisi Irigasi Terbaik I tingkat Nasional Tahun 2017.
Hadirin yang saya hormati,

Pengembangan wilayah Hulu dan Hilir

Pengelolaan lahan di daerah hulu menyangkut aspek-aspek sumberdaya tanah, sumberdaya air, sumberdaya manusia, unsur teknologi, dan juga aspek perekonomian daerah sekitarnya. Benturan kepentingan dari berbagai pihak tersebut dalam pemanfaatan lahan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, seperti erosi tanah, sedimentasi, banjir, tanah longsor, dan gangguan-gangguan terhadap kawasan hutan (Soemarno, 2010). Penggunaan lahan pertanian secara intensif pada ekosistem pegunungan apabila melampaui daya dukung akan menyebabkan terjadinya degradasi lahan. Pemanfaatan sumberdaya lahan perlu disesuaikan dengan kondisi agroekologinya. Persesuaian syarat agroekologis menjadi landasan pokok dalam pengembangan komoditas pertanian. Penyimpangan dari persyaratan agroekologis akan menimbulkan kerugian ekonomis dan bahkan akan mengakibatkan biaya sosial berupa kemerosotan kualitas sumberdaya lahan (Brinkman dan Smyth, 1973; Soemarno, 1992).

Friedman & Sanders (1978) mengemukakan bahwa kunci untuk menyelesaikan konflik pengelolaan lahan dan problematik degradasi sumberdaya lahan terletak pada kebijakan dan kelembagaan yang didukung oleh pendanaan jangka panjang yang kontinyu. Khusus untuk sistem pertanian di dataran tinggi, tiga faktor dominan yang sangat berpengaruh, yaitu (1) tekanan penduduk atas sumberdaya lahan, (2) praktek pengelolaan kesuburan tanah, dan (3) strategi dan kebijakan pembangunan yang dikhususkan bagi daerah pegunungan.

Integrasi antara kepentingan konservasi dengan kebutuhan petani merupakan kunci utama keberhasilan program konservasi tanah dan pengelolaan lahan pertanian. Empat sasaran prioritas yang harus diikuti dalam merancang program usahatani konservasi, yaitu (1) memenuhi obligasi-obligasi sosial-budaya dari masyarakat, (2) menyediakan suplai pangan yang dapat diandalkan oleh petani, (3) menyediakan tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang tidak dapat dihasilkan oleh sektor pertanian, (4) mampu menciptakan ekstra "cash resources". Oleh karena itu penggunaan dan pengelolaan lahan harus diarahkan kepada perbaikan penggunaan dan pengelolaan lahan, menggalang partisipasi aktif dari para pengguna lahan dan pengembangan kelembagaan penunjang, terutama lembaga-lembaga perencana dan pemantau di daerah.


Hadirin yang saya hormati,

Upaya megintegrasikan antara kepentingan konservasi dengan kebutuhan ekonomi masyarakat ditempuh melalui pendekatan teknologi dan pendekatan sosial kultural. Pendekatan teknologi sangat penting agar penggunaan lahan dapat dioptimalkan sesuai daya dukung lahan tersebut. Praktek di Bantaeng dilakukan melalui pemanfaatan lahan yang marginal dengan komoditas unggulan yang bernilai ekonomi tinggi, pengembangan komoditas unggulan, seperti kopi, manggis, durian, rambutan, jeruk, buah naga, apel, kentang, strobery, talas safira dan dan wisata alam, serta pengalihan tenaga kerja dari pertanian ke non pertanian.

Pendekatan teknologi ini harus dibarengi pendekatan sosial kultural agar masyarakat dapat merubah pola pertaniannya menjadi pertanian moderen yang ramah lingkungan. Peningkatan kapasitas petani sangat penting untuk peningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap/perilaku petani. Program pendampingan secara kontinyu dan studi banding ke Jawa sangat efektif dalam membuka wawasan dan merubah sikap dan prilaku petani. Pola ini juga efektif mengalihkan orientasi usahatani dari tanaman semusim ke tanaman tahunan dan orientasi usaha dari pertanian ke industri dan jasa.
Hadirin yang saya hormati,

Upaya lain yang dilakukan untuk mengembangkan wilayah hulu secara lestari adalah pengembangan kawasan Agrowisata atau Ekowisata melalui sinergisitas lintas sektor untuk menjadikan Bantaeng sebagai Daerah Tujuan Wisata. Strategi ini sangat tepat karena secara geografi Kabupaten Bantaeng memiliki keunggulan dengan landsacape alam yang indah dan iklim yang sejuk. Kegiatan agrowisata atau ekowisata ini merupakan sector jasa yang sangat potensial secara ekonomi dan berwawasan konservasi, serta berdampak positip terhadap ekonomi masyarakat setempat. Saat ini telah dibangun Mini Show farm Loka sebagai salah satu tujuan wisata agro, tujuan wisata agro lainnya yaitu kebun strobery, kebun apel, tanaman hias (krisan), Lab.kultur jaringan dan berbagai lokasi wisata agro lainnya yang terdapat di Wilayah Hulu. Upaya pengembangan ekowisata sebagai sector jasa adalah bagian dari upaya untuk mengurangi tekanan terhadap lahan, namun secara ekonomi akan meningkatkan pendapatan dan perbaikan ekonomi masyarakat atau mampu menciptakan ekstra "cash resources.


Hadirin yang saya hormati,

Pengelolaan wilayah hilir-pesisir merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dengan upaya mengurangi tekanan penggunaan lahan di wilayah hulu. Tekanan aktivitas penduduk di wilayah hulu secara perlahan harus digeser ke sector jasa atau wisata melalui pengembangan aktivitas ekonomi di wilayah Hilir-Persisir. Dengan berkembangnya aktivitas ekonomi di wilayah pesisir berupa sektor indusri, wisata, kuliner dan jasa lainnya akan menyerap tenaga kerja dari wilayah hulu. Selain itu, berkembangnya ekonomi pada wilayah pesisir menjadi pasar bagi produksi hasil pertanian masyarakat wilayah hulu.

Konsep ini telah diimplementasikan di Kabupaten Bantaeng melalui pengembangan wilayah hilir melalui kegiatan revitalisasi kawasan pesisir pantai dengan membangun berbagai fasilitas publik di Pantai Seruni dan Marina, pembangunan kawasan industri (Bantaeng Industrial Park), pembangunan pelabuhan Bantaeng, dan pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi antara wisata pesisir dan wisata pegunungan. Sedangkan pengembangan sector pertanian di wilayah hilir difokuskan untuk peningkatan produksi dan produktivitas komoditas tanaman pertanian melalui penerapan teknologi, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk organic/hayati yang tepat dan teknologi pengolahan hasil pertanian.

Strateginya ini ditindaklanjuti dengan mencetuskan Bantaeng sebagai kabupaten Benih Berbasis Teknologi, melakukan revitalisasi kelembagaan petani menjadi kelompok tani berbadan hukum, dan gerakan massal penerapan sistim tanam legowo 2 :1 terhadap pengembangan dan peningkatan produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan khususnya padi. Pemerintah Daerah Bantaeng bekerjasama dengan Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) telah mengembangkan Benih Padi yang kurang dari 100 Hari, persilangan Jagung Manis Jepang dengan Jagung Manis Bantaeng kerjasama dengan Balitsereal Litbang Pertanian. Kegiatan kerjasama ini bertujuan menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai Pusat Produksi Benih Berbasis Teknologi.

Kebijakan lainnya yang dilakukan di Kabupaten Bantaeng untuk pengembangan pertanian adalah pembangunan Pabrik Pupuk Organik Padat, Pabrik Pupuk Hayati dengan bakteri mikorisa untuk pelarut phospat, dan pabrik Pupuk Lepas Lambat, serta pembangunan industry pengolahan hasil pertanian, meliputi pembangunan industri pengemasan hasil dan pengepakan, pembangunan industri pengalengan hasil laut; pengembangan industri olahan hasil komoditi wortel (Kripik wortel), serta pembangunan showroom olahan hasil pertanian. Pengembangan teknologi pertanian tersebut dilakukan melalui Kerjasama dengan berbagai pihak antara lain: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Biotrop, Universitas Hasanuddin, Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) dan Balai Penelitian Jagung dan sereal lainnya Litbang Pertanian.
Hadirin yang saya hormati,

Stategi pengembangan wilayah yang terintegrasi antara hulu dan hilir telah terbukti mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Bantaeng, sekaligus mampu mengintegrasikan antara kepentingan konservasi dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan produk domestic regional bruto (PDRB), peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan dan penurunan angka pengangguran. Saat ini jumlah pengeluaran Perkapitan Penduduk Bantaeng Rp. 10,46 Juta, diatas pengeluaran perkapita Sulawesi Selatan sebesar Rp. 9,99 Juta. Selain itu, intergrasi pembangunan hulu hilir terbukti mampu mengatasi permasalahan lingkungan aktual seperti masalah banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.


Hadirin yang saya hormati

PENUTUP

Laju degradasi hutan dan lahan yang terus meningkat setiap tahun merupakan tanggungjawab bersama untuk mengatasinya, memerlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah serta komitmen bersama para pemangku kepentingan secara aktif, yang harus didukung oleh political will yang kuat dan konsisten dari Pemerintah.

Pendekatan pengembangan wilayah yang terintegrasi antara hulu dan hilir telah terbukti mampu mengintegrasikan antara kepentingan konservasi dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng. Upaya mengintegrasikan antara kepentingan konservasi dengan kebutuhan ekonomi petani dapat ditempuh melalui pendekatan teknologi dan pendekatan social kultural. Pendekatan teknologi ini harus dibarengi pendekatan social kultural agar masyarakat dapat merubah pola pertaniannya menjadi pertanian modern, produktif dan ramah lingkungan.

Sebagai penutup, perlu ditegaskan bahwa hutan, tanah dan air (Bumi dan air) serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya harus dikelola secara lestari untuk mengalirkan manfaat produk dan jasa untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jadi Tugas Rimbawan & tugas kita semua adalah mengintegrasikan antara kepentingan konservasi dengan pemenuhan kebutuhan manusia melalui manajemen terpadu.


UCAPAN TERIMA KASIH

Hadirin yang saya hormati

Perkenankan saya pada bagian akhir pidato pengukuhan ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dukungan dan doa restunya, sehingga acara ini dapat terlaksana dengan baik.

Pertama-tama ucapan terima kasih saya tujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional, yang telah memberikan kepercayaan dan penghargaan kepada saya untuk memangku Jabatan Guru Besar pada Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.

Terima kasih dan penghargaan saya haturkan kepada yang terhormat Prof.Dr. Hasan Walinono (alm), Prof. Fachrudin (alm), Prof. Dr. Basri Hasanuddin, MA, dan Prof. Dr. Ir. Radi A Gani, Prof. Dr. dr. Idrus A Paturusi, SpBO masing-masing sebagai Rektor Universitas Hasanuddin pada masanya dan terkhusus kepada Prof.Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA sebagai Rektor Universitas Hasanuddin saat ini, atas peluang dan dorongan yang telah diberikan dalam pengembangan karir saya. Terima kasih dan penghargaan saya haturkan pula kepada Prof. Dr. Tahir Kasnawi, SU., selaku Ketua Senat Akademik, Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, SH., MH., selaku Ketua Dewan Guru Besar, Universitas Hasanuddin.

Ucapan terima kasih dan penghargaan saya haturkan pula kepada para Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin pada masanya, Prof.Dr. Fachrudin, Dr. Ir. Mas’ud Junus, Prof.Dr. Arifin Sallatang, Prof. Dr. Ir. Muslimin Mustafa, M.Sc., Prof. Dr. Ir. H. Ambo Ala, MS., Prof. Dr. Ir. M. Syawal Saloko, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Yunus Musa, M.Sc. dan Prof. Dr. Ir. Mursalim, dan ucapan terima kasih saya haturkan pula kepada Dekan Fakultas Kehutanan Prof. Dr. Ir. Yusran Jusuf, S.Hut., M.Si., IPU, atas segala perhatian dan bantuannya. Ucapan yang sama juga saya sampaikan pula kepada para Ketua Jurusan Kehutanan pada masanya, Prof. Dr. Ir. Sampe Paembonan, Prof. Dr Ir. Djamal Sanusi, Dr.Ir. Anwar Umar, MS., dan Prof. Dr. Ir. Syamsu Alam, MS., Prof. Dr. Muh. Restu, MP, Dr. Ir. Beta Putranto, M.Sc., dan Dr. Ir. Syamsuddin Millang, MS, serta seluruh Kepala Laboratorium, dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Kehutanan, saya ucapkan terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya selama ini.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh guru saya di SD, SMP di Kota Pare-Pare dan seluruh guru saya di SMA 5 Makassar yang telah meletakkan dasar pendidikan kepada saya. Ucapaan terima kasih saya sampaikan kepada pembimbing saya pada program S1 yaitu Prof. Dr. Ir. Sampe Paembonan dan Prof. Dr. Ir. Syamsu Alam, MS dan seluruh dosen Kehutanan Unhas,. Terima kasih atas arahan dan bimbingannya selama saya menjadi mahasiswa. Secara khusus saya ucapkan terima kasih pula kepada pembimbing saya pada program S2 dan S3 di Kyusu University Japan, Prof. Keiji Takeshita dan Prof. Tomomi Marutani yang telah memberikan pelajaran berharga dan cara berfikir secara kreatif dan komprehensip selama saya berinteraksi dengan beliau.

Secara khusus saya haturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya H. Andi Abdullah (alm) dan Hj.Nuraeny Abdullah (alm), yang telah membesarkan dan mendidik saya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Kepada mertua saya, Prof. Dr.Ir. H. Fachrudin (alm) dan Dra. Hj. Iskurniaty Fachrudin (alm), saya haturkan terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Kepada isteriku tercinta Ir. Hj. Liestiaty Fachrudin, M. Fish dan ketiga anakku Putri Fatima Nurdin SE, M.Agr., M. Syamsul Reza Nurdin, SH, dan M. Fathul Fauzi Nurdin, kedua menantu saya Muhammad Meyrza Farid Arman, SE dan Naqhita Suhanda, SE, serta cucu saya Muhammad Takeshita Ramadhan, saya ucapkan terima kasih atas doa, kesabaran dan dukungannya, sehingga memungkinkan semua aktifitas saya selama ini dapat terlaksana dengan baik.

Akhirnya kepada seluruh hadirin yang telah mengorbankan waktu yang sangat berharga untuk menghadiri acara penyampaian pidato pengukuhan ini, saya ucapkan banyak terima kasih dan sekaligus permohonan maaf jika sekiranya dalam penyampaian Orasi Ilmiah Profesor ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Semoga Allah Allah SWT memberikan liimpahan Rahmatnya kepada kita semua…aamiin ya Rabbal Alamin.


Wabillahi Taufik Wal Hidayah

Wassalamu Alaikum Warahhmatullahi Wabarakatuh



DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala (2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Asdak C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta (ID): UGM Pr.

Brinkman,A.R. dan A.J. Smyth. 1973. Land Evaluation for Rural Purposes. ILRI Publ. No. 17 , Wageningen.

Davidson D.A. 1992. The Evaluation of Land Resources. New York: Longman Scientific & Technical - John Wiley & Son, Inc.

Dent, J.B. dan J.R. Anderson. 1971. Systems Analysis in Agricultural Management. John Wiley & Sons Australasia PTY LTD,. Sydney.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka,2005) cet.3, h.589

Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan. 2017. Statistik Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan.

Friedman, G. M. and Sanders, J. E., 1978, Principles of sedimentology: New York-Chichester-Brisbane-Toronto, John Wiley and Sons, 792 p.

Hudson, N. W. 1980. Social, Political and economics aspects of soil conservation. p. 45-54. In P.C. Morgan (Ed). Soil Conservation Problems and Aspects. John Wiley & Sons, USA.

Jaya, A., S.E. Page, J.O. Rieley, S. Limin. and H.D.V. Bohn. 2000. Impact of forest fire on carbon storage in tropical peat lands. p. 106-113. In L.Rochefort and J.Y. Daigle (Eds). Sustaining Our Peatlands. Proc. of the 11th International Peat Congress, Quebec, Canada.

Kartodihardjo, H. 2006. Masalah dan kebijakan rehabilitasi hutan dan lahan. Makalah pada Diskusi Terbuka Rehabilitasi Hutan dan Lahan: Kebijakan, operasionalisasi dan gagasan baru. Institut Pertanian Bogor. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2005. Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta. hlm. 56.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2017. Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Jakarta

Lal, R. 1985. Soil erosion and its relation to productivity in tropical soils. p. 237- 247. In S.A. El-Swaifi, W.C. Moldenhauer, and A. Lo (Eds.). Soil Erosion and Conservation. USA.

Langdale, G.W., J.E. Box Jr, R.A. Leonard, A.P. Barnet, and W.G. Fleming. 1979. Corn yield reduction on eroded Southern Piedmont Soils. J. Soil and Water Conservation 34(1): 226-228.

Nurdin Abdullah, 1994. Morphological cange of volcanic mountain slope by gully erosion of pyroclastic flow units at mountain merapi in Indonesia. Disertasi. Kyusu University Fukuoka Japan.

Nurdin A, Achmad Munir. 2003. Land-use Based GIS Modelling for Sedimentation Reduction at Bili-bili DAM Indonesia. Prosiding Ungauged Basins Integrating Methods and Techniques. ISBN: 1-901502-22-8 (2003), PP 180-187.

Parish, F. 2002. Peat-lands, biodiversity and climate change in SE Asia, an overview. Workshop on Prevention and Control of Fire in Peatlands. Kuala Lumpur, Malaysia, 19-21 March 2002. p. 11.

Partosedono, R.S. 1977. Effects of Man’s Activity on Erosion in Rural Environments and Feasibility Study for Rehabilitation. Publ. 113: 53-54. Paris. IAHS AISH. Parish, F. 2002. Peat-lands, biodiversity and climate change in SE Asia, an overview. Workshop on Prevention and Control of Fire in Peatlands. Kuala Lumpur, Malaysia, 19-21 March 2002. p. 11.

Pratama, Khabibi Nurrofi’. 2014. Konservasi Tanah dan Air untuk Mewujudkan Pembangunan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Berkelanjutan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantaeng.

Rossiter, D.G. 1994. Land evaluation. Cornell University College of Agr & Life Sciences Department of Soil, Crop & Atmospheric Science, Australia.

Soemarno. 2010. Model Optimasi Pengelolaan Lahan. Universitas Brawijaya: Malang.

Sofyan, Arsyad., 1983, Ilmu iklim dan Pengairan. CV Yasaguna.Jakarta

Undang-Undang Nomor 37 tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air. Jakarta

Yusran. 2006. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Program Konservasi dan Rehabilitasi Hutan: Konsep dan Implementasi. Makalah Semiloka Kehutanan. Forum Kerjasama Delapan Perguruan Tinggi, Senggigi Lombok, 9 – 11 Juni 2006.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


  1. RIWAYAT HIDUP


Nama : Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr.

Tempat/tgl lahir : Pare – Pare, 07 Februari 1963

Jabatan : Bupati Bantaeng

NIP : 19630207 198710 1 001

Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/Gol.IV/c

Jabatan Fungsional : Guru Besar Fakultas Kehutanan

Agama : Islam
Alamat : 1. Perumahan Dosen Tamalanrea Blok GB. 76

Makassar – Sulawesi Selatan

Telp. (0411) 585692

2. Rumah Jabatan Bupati Bantaeng

Jalan Gagak No. 7

Bantaeng – Sulawesi Selatan

Telp. (0413) 21008
Nama Isteri : Ir. Hj. Liestiaty F. Nurdin, M. Fish
Anak-Anak : 1. Putri Fatima Nurdin SE, M.Agr

(Makassar, 01 Nopember 1986)

2. M. Syamsul Reza Nurdin, SE

(Fukuoka Jepang, 10 Januari 1993)

3. M. Fathul Fauzi Nurdin

(Makassar, 30 Oktober 1995)

Menantu : 1. Muhammad Meyrza Farid Arman, SE

2. Naqhita Suhanda, SE., B.A.

Cucu Muhammad Takeshita Ramadhan

Nama Orang Tua : 1. Ayah : H.Andi Abdullah (alm)

2. Ibu : Hj. Nuraeny Abdullah (alm)
Nama Mertua : 1. Laki-Laki : Prof. Dr.Ir. H. Fachrudin (alm)

2. Perempuan : Dra. Hj. Iskurniaty Fachrudin (alm)





  1. RIWAYAT PENDIDIKAN




  1. Tamat SDN Tahun 1975, di Makassar

  2. Tamat SMP Tahun 1978, di Pare-Pare

  3. Tamat SMAN 5 Makassar Tahun 1981

  4. S1 Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNHAS Tahun 1986

  5. S2 Master of Agriculture Kyushu University Jepang Tahun 1991

  6. S3 Doktor of Agriculture Kyushu University Jepang Tahun 1994

  7. LEMHANAS RI Angkatan IV Tahun 2010



  1. Riwayat Kepangkatan



No

Tahun




Pangkat/Golongan/Jabatan Fungsional

1.

1 Oktober 1987

:

Calon Pegawai Negeri Sipil/Gol. IIIa

2.

1 Oktober 1988

:

Penata Muda/ Gol.IIIa/Asisten Ahli Madya

3.

1 Oktober 1994

:

Penata Muda TK.I/ Gol.IIIb/Asisten Ahli

4.

1 Oktober 1997

:

Penata /Gol.IIIc/Lektor

5.

1 Maret 2002

:

Penata /Gol.IIIc/Lektor Kepala

6.

1 Oktober 2002

:

Penata TK.I/Gol.IIId/Lektor Kepala

7.

1 Oktober 2008

:

Pembina/Gol.IVa/Lektor Kepala

8.

1 Desember 2008

:

Pembina/Gol. IVa/Guru Besar

9.

1 April 2013

:

Pembina Tk.I/Gol.IVb/Guru Besar

10.

1 April 2017

:

Pembina Utama Madya/Gol.IVc/Guru Besar



  1. Riwayat Jabatan




  1. Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin

  2. Presiden Direktur PT Maruki Internasional Indonesia

  3. President Director of Global Seafood Japan

  4. Director of Kyushu Medical Co. Ltd. Japan

  5. Dewan Penyantun Politeknik Negeri Makassar

  6. Bupati Bantaeng, Masa Bakti 2008 – 2013

  7. Bupati Bantaeng, Masa Bakti 2013 – Sekarang



  1. Riwayat Organisasi




  1. Ketua Umum IKA Kehutanan Unhas 2016 – 2020

  2. Ketua Umum Persatuan Sarjana Kehutanan Sulawesi Selatan

  3. Ketua Persatuan Alumni dari Jepang Sulawesi Selatan

  4. Ketua Umum Masyarakat Perhutanan Indonesia Reformasi Sulawesi Selatan

  5. Ketua Yayasan Maruki Makassar

  6. Ketua Badan Majelis Jami’ah Yayasan Perguruan Islam Athirah Bukit Baruga

  7. Ketua Umum KONI Kabupaten Bantaeng

  8. Koordinator Wilayah Assosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Provinsi Sulawesi Selatan, 2010 – 2015.

  9. Sekjen Assosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2015 – Sekarang.



VI. Karya Ilmiah (Jurnal, Buku, Paper)




1991:

Nurdin Abdullah, 1992. Study on the soil stratifikation and critical condition of land use in volcanic area. Tesis. Kyusu University Fukuoka Japan



1994:

Nurdin Abdullah, 1994. Morphological cange of volcanic mountain slope by gully erosion of pyroclastic flow units at mountain merapi in Indonesia. Disertasi. Kyusu University Fukuoka Japan



2002:

Nurdin Abdullah, 2002. Model Peramalan Erosi Berbasis Embeddable-Sig. Prosiding Seminar Nasional Universitas Brawijaya Malang, 3-4 Mei 2002. ISBN: 979-508-135-7



2002:


Nurdin A, Ahcmad Munir. 2002. Automatic Mapping-Irrigation Management (AM/IM) for Sugarcene Plantation in Indonesia. Proceding of The Fifth International Conference on Hydroinformatics. ISBN: 1-84339-021-3 (2002, Cardiff, UK), Vol.1 Model Development and Data Management.



2003:

A.Munir, Nurdin Abdullah, 2003. Development of an Interactive embeddouble Geographics Information System (E-GIS) for Soil Erotion Prediction. Prosiding Ungauged Basins Integrating Methods and Techniques. ISBN: 1-901502-22-8 (2003), PP 171-179.



2003:

Nurdin A, Ahcmad Munir. 2003. Land-use Based GIS Modelling for Sedimentation Reduction at Bili-bili DAM Indonesia. Prosiding Ungauged Basins Integrating Methods and Techniques. ISBN: 1-901502-22-8 (2003), PP 180-187.



2004:

A.Munir, Nurdin Abdullah, 2003. Development of Data Acquisition System for Supporting Compuiterizred. Proceding of the 6th, International Conmference on Hidroinformatics. ISBN: 981-238-787-0 (set) (21-24 June 2004, Singapore), PP 676-683.



2004:

Nurdin A, Ahcmad Munir, 2004. Decision Support System for Paddy Water Management in Indonesia. Proceding of the 6th, International Conference on Hidroinformatics. ISBN: 981-238-787-0 (set) (21-24 June 2004, Singapore), PP 1091-1098.



2004:

Nurdin A, 2004. Rancangan Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada Kawasan Metropolitan Mamminasata. Hasil Pemikiran yang Dipublikasikan Melalui Seminar Desember 2004.



2006:

Yusran, Nurdin Abdullah, 2006. Pendidikan Konservasi Sumbedaya Alam dan Lingkungan. Penerbit Bigraf Publishing, Yogyakarta. 2006. ISBN : 979-8680-110-x (Buku)



2006:

A.Munir, Nurdin Abdullah, 2006. Pengembangan Program Komputer Model Erosi Sistem Informasi Geografi Menggunakan Borland Delphi. Yogyakarta, Desember 2006. ISBN: 979-8680-112-X. (Buku)



2006:

A.Munir, Nurdin Abdullah, 2006. Permodelan Erosi Berbasis Sistem Informasi Geografi: Penggunaan Bahasa Pemograman Delphi dan MapObject. Yogyakarta, Desember 2006. ISBN: 979-8680-111-X. (Buku)



2006:

Nurdin A, 2006. Arahan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah di Wilayah Kabupaten Mamasa. Hasil Pemikiran yang Dipublikasikan Melalui Seminar Desember 2006.



2007:

Yusran, Nurdin Abdullah, 2007. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Terhadap Kawasan Hutan Di Desa Borisallo Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Sul-Sel. Jurnal Hutan Masyarakat Vol. 2, No. 1, Mei 2007, hal 127-135. Fakultas kehutanan Unhas.ISSN : 1907-5316.



2007:

Yusran, Nurdin Abdullah, 2007. Analisis Performansi dan Disain Kelembagaan Pengelolaan Hutan Di Wilayah Pegunungan Bawakaraeng Lompobattang Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Hutan dan Masyarakat.Vol. 2, No. 2, Agustus 2007, hal 200-208. Fakultas kehutanan Unhas. ISSN : 1907-5316.



2007:

Nurdin A, 2007. Analisis Keterkaitan Pusat Industri Pengolahan Kayu dan Wilayah Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat di Sulsel. ISSN: 1907-5316 Jurnal Hutan dan Masyarakat, Vol.II No.3 Hal 268-279, Desember 2007.



  1. Tanda Bintang



  1. Tanda Bintang Jasa Utama Bidang Koperasi dan UKM dari Presiden RI, Tahun 2016.



VIII. Penghargaan
Tahun 2009


  1. Satya Lencana dari Presiden RI Bidang Pertanian, Januari 2009

  2. Medali/Piagam Penghargaan dari Gubernur Sulawesi Selatan atas Kepeduliaan terhadap Wajib Belajar 12 Tahun, Maret 2009

  3. Serifikat Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2009.

  4. Piagam Penghargaan Agro Inovasi 2009, Kategori Agro Inovasi Peningkatan Adopsi Teknologi, Agustus 2009

  5. Piagam Penghargaan Perpamsi Award dari Dewan Pengurus Pusat PERPAMSI, 2009


Tahun 2010


  1. Piagam dan Medali dari Kejaksaan Agung RI terhadap Kepeduliaan Pengelolaan dan Pengembangan Kantin Kejujuran di Kabupaten Bantaeng, 2010

  2. Peniti Emas dari KTNA Propinsi Sulawesi Selatan Terhadap Pengembangan Produksi Hasil Pertanian, 2010.

  3. Penghargaan sebagai warga kehormatan Battalyon Infantery 726/Tamalate 2010

  4. Piagam / Sertifikat sebagai Pemateri Talkshow Pendidikan se Sulawesi Selatan oleh Isradi Community dan Radar Bulukumba, Tahun 2010

  5. Piagam Penghargaan dari Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan atas Peran dan Dukungannya Mengembangkan Minat Baca serta Merintis TBM Sayang Buku Ibu Suka Membaca di Kabupaten Bantaeng, Tahun 2010

  6. Anugerah KOPEL AWARD dari KOPEL Sulawesi di Makassar, Tahun 2010

  7. Gerakan Sul Sel menabung program Tapemda Sayang Petani

  8. Celebes Tanda Bukti Prestasi Celebes Marching Band dan Colour Guard Champion 2010

  9. Penghargaan Gerakan SulSel GO GREEN, 2010.

  10. Menteri Kelautan dan Perikanan Adibakti Mina Bahari 2010

  11. Ketahanan Pangan dari Menteri Pertanian RI, 2010

  12. Depertemen Pertanian Pusat Perlindungan Varietas Tanaman

  13. Juara I lomba Usaha Kecil menengah Pengolahan Hasil Perikanan tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010

  14. Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2010.


Tahun 2011


  1. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) 2011 untuk Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pelayaran Administrasi Kependudukan dan Perizian.

  2. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) 2011 untuk Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Akuntabilitas Publik

  3. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) 2011 untuk Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pelayanan Pendidikan

  4. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) 2011 untuk Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pertumbuhan Ekonomi

  5. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) 2011 untuk Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pemerataan Ekonomi

  6. Peringkat 1 Nasional Tahun 2011 Pembinaan Kabupaten Kategori Kabupaten Sehat.

  7. Piagam Penghargaan Program Pelayanan Kesehatan Gratis Provinsi Sul- Sel, 12 Nopember 2011.

  8. Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan 16 Juni 2011.

  9. Penghargaan Gubernur Sul-Sel sebagai Tokoh yang berjasa bagi Pembinaan dan Pengembangan Taman Pendidikan TK-TPA BKPRMI di Kab. Bantaeng 2 Juli 2011.

  10. Penghargaan SWASTI SABA PADAPA atas jasa dalam penyelenggaraan Kabupaten Sehat oleh Menteri Kesehatan, 2 November 2011

  11. Penghargaan Menteri Kelautan dan Perikanan ADIBAKTI MINA BAHARI sebagai Juara III bidang Pesisir Kategori Pemerintah Tingkat Nasional, Desember 2011.

  12. Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2011.


Tahun 2012


  1. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi)Tahun 2012, Grand Award untuk Kategori Terebosan Paling Menonjol Bidang Pengembangan Ekonomi

  2. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi)Tahun 2012, Otonomi Award untuk Kategori Pemerataan Ekonomi

  3. People of The Years (POTY) Tahun 2012 Harian Seputar Indonesia

  4. Penghargaan Nugrah jasa Dharma Pustaloka. Diberikan oleh Perpusnas RI kepada Bupati Bantaeng atas kepedulian terhadap pengembangan Perpustakaan di Kabupaten Bantaeng. Diterima di Jakarta pada tanggal 11 Oktober 2012.

  5. Penghargaan sebagai Nominator Unggulan Innovative Government Award (IGA) kategori Pembangunan Berbasis Desa dari Kementrian Dalam Negeri RI, Tahun 2012.

  6. Piagam Penghargaan Ketahanan Pangan Adhikarya Pangan Nusantara tingkat Provinsi Sul-Sel tahun 2012.



Tahun 2013


  1. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi)Tahun 2013, Grand Award untuk Kategori Terobosan Paling Menonjol Bidang Pengembangan Ekonomi

  2. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi)Tahun 2013, Otonomi Award untuk kategori terobosan inovatif untuk pertumbuhan ekonomi.

  3. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi)Tahun 2013, Nominator Unggulan Layanan Adminisrasi Kependudukan dan Perizinan.

  4. Piagam Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi)Tahun 2013, Nominator Unggulan Partisipasi Publik.

  5. Piagam Penghargaan peningkatan produksi padi tahun 2013 sebesar 13,73 persen

  6. Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2013.



Tahun 2014


  1. Penghargaan SINDO Weekly Government Award 2014 kategori daerah terbaik sektor investasi (diserahkan di Jakarta oleh Mendagri Gamawan Fauzi, 19 Maret 2014)

  2. Penghargaan Innovative Government Award (IGA) kategori Pengembangan Komoditi Berbasis Desa dari Kementrian Dalam Negeri, Tahun 2013.

  3. Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) tahun 2013 Penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah RI kepada daerah yang mampu menata transportasi publik dengan baik.

  4. Piala Adipura tahun 2014. Penghargaan tertinggi dari Presiden melalui Kementrian Lingkungan Hidup. Diserahkan di Jakarta pada pada tanggal 5 Juli 2014. Kabupaten Bantaeng telah menerima 1 Piagam dan Empat Piala selama Empat Tahun berturut-turut.

  5. Penerima MIPI Awards 2014 Kategori Praktisi Pemerintahan dari Pengurus Pusat Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia diserahkan di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2014

  6. Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) Tahun 2014, Otonomi Award 2014 Kategori Utama/ Grand Category : Daerah dengan terobosan paling menonjol bidang performa politik

  7. Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) Tahun 2014, Otonomi Award 2014 Kategori Khusus/ Special Category: Daerah dengan terobosan inovatif bidang partisipasi publik (Program Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif)

  8. Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) Tahun 2014, Nominator daerah dengan terobosan inovatif bidang akuntabilitas publik (Layanan pengaduan masyarakat)

  9. Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) Tahun 2014, Nominator daerah dengan terobosan inovatif bidang kesehatan (kemitraan Ormas dalam pelayanan kesehatan)

  10. Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) Tahun 2014, Nominator daerah dengan terobosan paling menonjol bidang lingkungan hidup

  11. Penghargaan dari FIPO (Fajar Institute of Pro Otonomi) Tahun 2014, Nominator daerah dengan terobosan inovatif bidang pelayanan administrasi kependudukan dan perizinan (Layanan Perizinan anti pungli)

  12. Penghargaan tertinggi “UAPAKRTI” dari Presiden melalui Kementrian Perindustrian, Penghargaan bidang Industri Kecil Menengah untuk jasa kepedulian Kepala Daerah terhadap pengembangan UKM, di serahkan oleh Menteri Perindustrian di Jakarta pada tanggal15 Oktober 2014

  13. Penghargaan Pajak Daerah Award Sulawesi Selatan Tahun 2014, Kategori Pemerintah Kabupaten terbaik dalam penyelesaian pajak bermotor kendaraan dinas. Diserahkan pada Bulan November 2014.

  14. Penghargaan Social Media Award 2014 untuk Kategori Bupati. 

  15. Piagam Penghargaan Ketahanan Pangan Adhikarya Pangan Nusantara tingkat Provinsi Sul-Sel tahun 2014.

  16. Anugrah Parahita Eka Praya (APE) tahun 2014 Kategori Madya. Penghargaan di bidang Pengarus Utamaan Gender (PUG), Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

  17. Penghargaan P2WKSS (Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera) Tk. Propinsi sebagai Juara Pakarti Utama I Sul-Sel, 2014

  18. Penghargaan dari Koran SINDO sebagai Kepala daerah Inovatif 2014

  19. Penghargaan Adiwiyata Tk. Propinsi Sulawesi Selatan dan Tingkat Nasional Tahun 2014.

  20. Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) tahun 2014. Penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah RI kepada daerah yang mampu menata transportasi publik dengan baik.

  21. Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2010, 2014

Tahun 2015


  1. Anugrah Apresiasi Pendidikan Islam (API) diserahkan di Jakarta oleh Menteri Agama RILukman Hakim Saifuddin pada tanggal 6 Januari 2015.

  2. Penghargaan Pangripta Award dari Gubernur Sulawesi Selatan atas Perencanaan pembangunan, April tahun 2015.

  3. Penghargaan Men’s Obsession kategori Kepala Daerah Berprestasi Tahun 2015.

  4. Penghargaan sebagai Tokoh Perubahan Tahun 2014 dari Republika, Tahun 2015.

  5. Penghargaan I News Maker Award 2015 Seputar Indonesia kategori Kepala Daerah Terbaik, 2015.

  6. Penghargaan Kepala Daerah Inovatif dari Koran SINDO, Tahun 2015.

  7. Penghargaan Kabupaten Layak Anak Kategori Pratama, dari Presiden RI Tahun 2015.

  8. Penghargaan dari Menteri Dalam Negeri atas Penggunaan Teknologi Evoting pada pelaksanaan Pilkades serentak, Tahun 2015

  9. Anugerah Aksara Pratama Tahun 2015 atas Kinerja Kepedulian yang tinggi dalam percepatan penuntasan tuna aksara di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.

  10. Penghargaan dari Ikatan Dokter Indonesia sebagai Tokoh Masyarakat yang mempunyai perhatian Dalam Pengembangan Kesehatan, Tahun 2015.

  11. Penghargaan tertinggi sebagai Kabupaten Sehat Swasti Saba Wistara, dari Menteri Kesehatan RI Tahun 2015.

  12. Penghargaan tertinggi Dalam Percepatan Penuntasan Tuna Aksara “Anugerah Aksara Pratama” dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Tahun 2015.

  13. Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) tahun 2015 Penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah RI kepada daerah yang mampu menata transportasi publik dengan baik.

Tahun 2016

  1. Penghargaan Kepala Daerah Terbaik Bidang Kesehatan dari SINDO Government Award Tahun 2016.

  2. Penghargaan dari Program Pespuseru dari Cocacola Foundation Indonesia dan Bill & Melinda Gates Foundation atas Komitmen dan Dukungan dalam Pengembangan Perpustakaan, Tahun 2016.

  3. Penghargaan Pangripta Award dari Gubernur Sulawesi Selatan atas Perencanaan pembangunan, April tahun 2016.

  4. Piala Adipura Buana dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, 2016.

  5. Anugerah IPTEK “Budhipraja” sebagai Kepala Daerah Inovatif dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Tahun 2016.

  6. Tanda Penghargaan Tokoh Inspirasi Pemuda Indonesia dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Tahun 2016.

  7. Tanda Kehormatan Satyalencana Pembangunan (SP) Bidang Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga, Tahun 2016.

  8. Anugerah Sindo Award Kepala Daerah Inovatif dari SINDO Group, Tahun 2016.

  9. Penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari Rektor Intitut Teknologi Bandung (ITB), Tahun 2016.



Yüklə 129,03 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin