Pengantar fasilitator



Yüklə 1 Mb.
səhifə1/7
tarix26.07.2018
ölçüsü1 Mb.
#58432
  1   2   3   4   5   6   7


PENGANTAR FASILITATOR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas terselesaikannnya Upgrading pengurus Jama’ah Shalahuddin 1424 H. Upgrading yang diselenggarakan dalam bentuk pelatihan partisipatoris ini semoga dapat memberikan bekal bagi pengurus bagi penyusunan program kerja dan lebih-lebih lagi bagi proses pelaksanaannya.


Upgrading didesain untuk memberikan kerangka berfikir sekaligus skill dalam proses penyusunan program yang meliputi bagaimana peseta melakukan analisis sosial, merumuskan target keberhasilan sampai pada penurunan dalam bentuk program kerja. Besar harapan kami sebagai fasilitator, model pelatihan ini dapat dikembangkan ke arah yang lebih komprehensif.
Ucapan terma kasih kami tujukan kepada Ketua Jama’ah Shalahuddin 1424 H, Yanuar Reza Yulias atas dukungan dan kepercayaan yang diberikam sehingga kami dapat melaksanakan tugas sebagai fasilitator dengan leluasa. Juga kepada peserta yang dengan penuh semangat dan antusias mengikuti upgrading ini walaupun sampai larut malam. Tak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada Vivanty, Ona, Maesaroh, Niar serta Anik yang telah mengorbankan waktu maupun energi untuk pendokumentasian proses upgrading baik pada saat maupun setelah kegiatan berlangsung. Tentunya secara khusus terimakasih kami sampaikan kepada Toni yang telah sukses berperan sebagai fasilitator tamu. Jazakumullah khairan katsira, semoga Allah meridloi amal kita semua. Amin.
Terakhir kami dari fasilitator mohon maaf atas segala kekurangan baik dalam proses pelaksanaan maupun kekurangan dalam isi proseding ini.

Tim SMS

(Syahrul-Monika-Saleh)



DAFTAR ISI

Pengantar Fasilitator …………………………………………………………………..

i

Daftar Isi ………………………………………………………………………………..

ii

Pengantar Ketua Jama’ah Shalahuddin ……………………………………………...

iii

Kesan dan Harapan Peserta …………………………………………………………..

iv

Kesan Fasilitator ………………………………………………………………………..

v

Desain Kegiatan …………………..……………………………………………………

1

Catatan Umum Fasilitator ……………………………………………………………..

11

Rekam Proses Upgrading Pengurus Jama’ah Shalahuddin 1424 H






  • Bagian I, Rekam Proses Hari Pertama (16 Mei 2003)

Pembukaan, Diskusi Kelompok (Idealisasi, Identifikasi Masalah dan Kebutuhan JS), Presentasi Hasil Diskusi Perkelompok……………………..

13


  • -

  • Bagian II, Rekam Proses Hari Kedua (17 Mei 2003)

Evaluasi Tengah Proses, Lanjutan Presentasi Hari Pertama, Diskusi Kelompok (Simulasi Pembuatan Program Kerja) Presentasi Hasil Diskusi Perkelompok .............................................................................................

20




  • Bagian III, Rekam Proses Hari Ketiga (18 Mei 2003)

Drama Boikot Fasilitator, Proses Pembentukan Kesepakatan Baru Antar Peserta, Lanjutan Presentasi Hasil Diskusi, Penyampaian Materi oleh Fasilitator, Evaluasi Akhir Peserta, Membangun Komitmen dan Agenda Aksi............................................................................................................

33

Lampiran






- Dokumentasi Proses Idealisasi, Perancangan Program Kerja dan

Masalah-masalahnya dan Rekomendasi Perbidang ...................................



50



- Dokumentasi Transkrip Sesi Simulasi Pembuatan Program Kerja .............

57



- Dokumentasi Evaluasi Akhir......................................................................

68



- Profil Tim SMS ..........................................................................................

73



- Lembar Informasi Diri Peserta ...................................................................

74

MENUJU SEBUAH PERUBAHAN….


Assalamu’alaikum wr wb

Wahai Rabb kami,bagimu segala puji. Dengan pujian yang banyak ,baik,diberkahi;pujian yang memenuhi langit dan bumi, dan memenuhi apa pun yang Engkau kehendaki. Shalawat dan salam semoga dicurahkan untuk penutup Rasul dan NabiMu yang dengannya Engkau beri nikmat orang-orang mukmin, karena Engkau mengutusnya sebagai RAsul yang membacakan ayat-ayat Engkau kepada mereka,mensucikan mereka , serta mengajarkan kepada mereka kitab Al Qur’an dan hikmah, padahal sebelumnya mereka berada dalam kesesatan. Ya, Allah, semoga Engkau meridhai keluarganya ,sahabatnya dan segenap orang-orang yang mengimaninya,menolongnya dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersamanya.Sungguh, merekalah orang-orang yang sukses dan senang.

Gerbang menuju kemenangan kembali di buka . Setelah melalui pergulatan pemikiran yang panjang akhirnya lahir dari rahim musyawarah akbar XIX Jamaah Shalahuddin UGM TG/TB dan GBHK yang menjadi pedoman geraknya selama 1424 H. Hal itu kemudian ditindaklanjuti oleh Ketua bersama Dewan Formatur untuk membuat arahan kerja. Produk inilah yang nantinya menjadi salah satu penentu ruh gerak Jamaah Shalahuddin UGM.

Sesungguhnya ilmu pengetahuan mesti didahulukan atas amal perbuatan, karena ilmu pengetahuanlah yang mampu membedakan antara yang haq dan yang bathil dalam keyakinan umat manusia; antara yang benar dan yang salah di dalam perkataan mereka; antara perbuatan-perbuatan yang disunatkan dan yang bid'ah dalam ibadah; antara yang benar dan yang tidak benar di dalam melakukan muamalah; antara tindakan yang halal dan tindakan yang haram; antara yang terpuji dan yang hina di dalam akhlak manusia; antara ukuran yang diterima dan ukuran yang ditolak; antara perbuatan dan perkataan yang bisa diterima dan yang tidak dapat diterima. Oleh sebab itu, kita seringkali menemukan ulama pendahulu kita yang memulai karangan mereka dengan bab tentang ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Imam al-Ghazali ketika menulis buku Ihya' 'Ulum al-Din; dan Minhaj al-'Abidin. Begitu pula yang dilakukan oleh al-Hafizh al-Mundziri dengan bukunya at-Targhib wat-Tarhib. Setelah dia menyebutkan hadits-hadits tentang niat, keikhlasan, mengikuti petunjuk al-Qur'an dan sunnah Nabi saw; baru dia menulis bab tentang ilmu pengetahuan.

Training pengurus Jamaah Shalahuddin UGM 1424 H merupakan sebuah sarana untuk meningkatkan kualitas diri sebagai bekal dalam melakukan gerakan – gerakan peradaban yang akan dilakukan. Training ini diharapkan mampu untuk menjembatani nilai – nilai ukhuwah antara pengurus dan kepahaman dalam melakukan aktifitas dakwah di Jamaah Shalahuddin UGM.

Materi yang di adakan memang sengaja terkait bagaimana membuat program kerja yang berkualitas dari penerjemahan arahan kerja yang ada. Karena salah satu manuver dakwah adalah bisa dilihat dari kualitas syiar yang kita lakukan. Mengubah peradaban ini menuju wilayah yang lebih baik akan lebih mengena jika kita mampu mengubang cara pandang objek dakwah tentang permasalahan yang ada sesuai nilai – nilai Islam.

Semoga training ini dapat bermanfaat bagi kehidupan dakwah Islam di Jamaah Shalahuddin UGM pada khususnya dan Allah selalau menjaga niat dan amal kita. Mohon maaf jika ada kurang nya dalam pelaksanaan training ini. Tak lupa kami ucapakan Jazakumullah khairan katsiraa pada SMS (Saleh, Monica, Syahrul) yang telah membantu terselenggaranya training ini. Dan seluruh Pengurus Jamaah Shalahuddin UGM atas kerjasamanya. Jazakumullah Khairan kasiraa.
Wassalamu’alaikum wr wb

Ketua Jamaah Shalahuddin UGM 1424 H

Yanuar Reza Yulias

Kesan dan Harapan Peserta


Yah, dari hasil training ini semoga bisa menjadi bekal ke depan untuk menyusun proker. Proker jangan asal-asalan tapi harus dengan pertimbangan yang matang.”

semoga Pengurus Harian bisa solid dan kompak, dimulai dari training ini”



(Vivanty/Staff Departemen Kaderisasi)

format, metode training sangat inovatif dan lain daripada yang lain”

””tidak – bisa – tidak” kita harus melanjutkan training semacam ini, dengan materi yang berbeda tapi berkelanjutan dan berkesinambungan”

(Rina Susilowati/Staff Departemen Wacana)

Menurut saya hasil dari training buat saya ini adalah :


  • memperoleh banyak input dari kegiatan ini

  • membangkitkan kesadaran untuk selalu berpikir sistematis

  • membangkitkan kesadaran kritis (kayaknya)

  • menguatkan ukhuwah antar pengurus

(Indar/Staff BSO Dompet Shalahuddin)

Kesan Fasilitator


Assalamu’alaikum wr.wb.
Sesuatu yang berimplikasi besar.

Yah karena memang di dalamnya ada sebuah pengharapan untuk pemimpin puncak untuk berinovatif terhadap arahan kerja yang ada. Beban dakwah semakin menantang untuk mampu berkreasi berinovasi terhadap segala permasalahan yang ada. Diantara ketidak-donk-an terhadap program kerja, diantara gunjingan di sana–sini, diantara kecemasan dan ketidakpastian menatap masa depan….akhirnya kami hadir untuk saling belajar bersama. Membangun tumpukan batu bata peradaban membangun kesoliddan team untuk mengusung sebuah peradaban Islam.

Sesuatu yang berimplikasi besar.

Beribu rasa berbaur menjadi satu.hingga tak terungkapkan seperti apa rasa itu…… capai, kesal, senang, rileks, haru, kaget, bingung, lucu, lapar, dongkol, bangga, cemas,…pelangi rasa itu ada. Jelas ada dan kami merasakannya. expresi cinta kami untuk sebuah pembelajaran sejati….


Sesuatu yang berimplikasi besar.

Setiap mukmin adalah cermin dari saudaranya.Perilaku kita bisa menjadi contoh untuk saudaranya. Expresi ngomong, berdebat, expresi tertawa, ide-ide, ternyata membawa pengaruh pada orang di sekitar kita. Berbahagia jika ternyata diri ini bermakna, mampu menginspirasikan banyak hal pada sekitar kita.


Sesuatu yang berimplikasi besar.

Ternyata di sini kujumpai mutiara-mutira yang subhanallah….betapa agungnya.Tiap orang mempunyai potensi yang begitu besar. Dan itu ada di dekat kita. Kenapa kita kurang mampu melihatnya. Lihatlah…..banyak orang ceemrlang di sini. Akan sangat mubadzir jika mutiara itu sia – sia begitu saja….


Sesuatu berimplikasi besar.

Prestasi besar dalam barisan akan tergantung dari orang-orang yang berada dalam barisan tersebut. . Perubahan dimulai dari diri sendiri. Dimulai dari dari yang kecil dan saat ini juga.begitu kata Aa Gym.Tapi yang terpenting adalah kita masing-masing harus memahami bahwa sebenarnya kita senantiasa dikejar waktu. Bisakah kita memastikan bahwa masih ada hari esok buat kita ? Bagaimana andaikata Alloh menakdirkan kita pulang esok hari ? Sedangkan perubahan yang kita cita-citakan belum terlaksana.Oleh karena itu tampaknya andai kita ingin berubah, maka berubahlah mulai saat ini walaupun perubahan itu bergerak dengan perlahan tapi dengan niat yang lurus ,ikhtiar yang optimal dan senantiasa memohon kepada Alloh untuk dibimbing ke arah yang lebih baik ,Insya Alloh apa yang kita usahakan dapat menjadi amal.


Sesutau berimplikasi besar.

Aku salut dengan teman-temanyang berhasil survise hingga berkhirnya acara. Kesempatan yang diambil untuk meluangkan waktunya di JS insya allah tidak akan sia-sia.Pasti ada perasaan lain setelah mengikuti acara ini. Sesuatu yang berbeda di sini.Benar begitu ?.


Sesuatu yang berimplikasi besar.

Persaudaraan karena Allah tak terbatasi oleh ruang waktu. Tak tahu kenapa aku menerima amanah itu begitu saja.Ada rahasia besar allah mengapa aku dipertemukan dengan teman yang jarang kami bekerja sama sebelumnya. Dan itu terjawab salah satunya…. Sebuah up grading JS yang membawaku untuk bertemu kembali dengan saudara-saudaraku, yang mengingatkan pengalaman 2 tahun yang lalu… Suatu pengalaman yang mengharukan, yang mengorek sebuah luka...dan akhirnya lewat forum ini akhirnya permasalahan itu pun dapat teratasi. Setidaknya aku mampu untuk mengungkapkan, menjelaskankan sesuatu yang tak terucapkan dua tahun yang lalu. Yah !!!!! lega memang.


Insya allah persaudaraan kita terbingkai dengan untaian indah persudaraan karena Allah.
Wassalamu ‘alaykum Wr. Wb.
Monika
DESAIN KEGIATAN
ANALISIS SOSIAL

Adalah sebuah kewajiban bagi sebuah organisasi, apapun namanya, untuk dapat melakukan perencanaan dengan baik sebelum melangkah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bahkan sebelum itu, tujuan pun harus ditetapkan dengan sebuah pertimbangan yang memperhatikan banyak hal. Itu semua memerlukan kemampuan-kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh para pengambil kebijakan ketika hendak menetapkan tujuan organisasi. Kemampuan-kemampuan itu antara lain adalah kemampuan mencermati segala realitas sosial yang berkembang dilingkungannya baik internal maupun eksternal organisasi. Juga kemampuan metodologis untuk menganalisis dan kemudian menyimpulkan permasalahan yang ada guna dijadikan dasar bagi penyusunan alternatif solusi. Dari alternatif solusi yang ada kemudian dipilih yang paling feasible (memungkinkan) untuk diterapkan sekaligus menyusun skala prioritas dari masing-masing alternatif. Selain kemapuan metodologis tersebut di atas, juga dibutuhkan wawasan yang luas. Ini mensyaratkan kesadaran dan kemauan untuk belajar. Baik pada level individu maupun kolektif.


Bagitu pula dengan Jama’ah Shalahuddin. Sebagai sebuah organisasi seperti halnya organisasi umum lainnya, Jama’ah Shalahuddin haruslah melakukan perencanaan dengan baik sebelum melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam rangka mencapai visi dan misinya dengan efektif dan efesien.
Dalam catatan beberapa tahun terakhir, nampaknya prinsip-prinsip tersebut di atas tidaklah nampak terjadi di Jama’ah Shalahuddin. Aktifitas-aktifitas mengalami penurunan dari segi kualitas. Aktifitas Jama’ah Shalahuddin terlihat tidak mencerminkan apa yang hendak dituju. Jama’ah Shalahuddin bergerak tanpa arah yang jelas. Aktifitas Jama’ah Shalahuddin diwarnai dengan inefesiensi dan inefektifitas gerak karena persoalan krisis metodologi dan wawasan. Banyak aktifitas Jama’ah Shalahuddin tidak direncanakan dengan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan yang baik. Tidak hanya itu, dalam pelaksanaannya, kontrol kualitas, proses yang partisipatif dan mencerdaskan bagi pelaksana pun jauh dari harapan. Kegiatan seringkali hanya dirancang oleh segelintir elit pengurus atau senior tanpa melibatkan anggota baru. Elitlah yang tahu segalanya. Semantara anggota baru tak tahu apa-apa. Akibatnya anggota baru tidak segera terlatih untuk memikirkan dan ikut menentukan arah gerak organisasi. Akhirnya krisis kaderpun tak terhindarkan. Stok kader yang mampu menggantikan senior-seniornya semakin sedikit.
Setelah selesai kegiatanpun seringkali tidak ada dokumentasi yang cukup untuk dijadikan sebagai bahan yang dapat dipelajari oleh generasi selanjutnya. Kegiatan-kegiatan berlalu begitu saja tanpa ada makna yang dapat diambil oleh generasi-genarasi berikut. Demikian proses seperti ini tereproduksi bukan tanpa sebuah keinginan untuk merubahnya. Keinginan untuk memotong proses tersebut sebenarnya sudah mulai muncul bahkan sudah pernah ada usaha nyata untuk itu. Misalnya dengan malakukan upgrading diawal kepengursan 1423 H. Namun karena sekali lagi usaha tersebut dilakukan dengan metode yang kurang tepat maka hasilnya pun kurang dapat membawa pengaruh. Terlebih lagi tidak dilakukan secara kontinyu.
Berangkat dari pengalaman tersebut maka sangat tepat pada awal kepengurusan baru tahun 1424 H ini dilakukan sebuah usaha untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingannya kemapahaman kita akan apapun yang akan dilakukan dalam konteks organisasi. Kemudian juga pemahaman akan bagaimana organisasi ini dibawa. Kedua kebutuhan tersebut tidak mungkin dipenuhi dengan hanya melakukan usaha yang bersifat instan misalnya upgrading pengurus, tapi yang lebih penting adalah melakukan usaha kontinyu. Namun dalam konteks peningkatan kapasitas metodologis misalnya kemampuan-kemampuan dasar perencanaan seperti analisis sosial, penyusunan proram kerja, kontrol Kualitas, bagaimana mengevaluasi program kerja serta sistem dan model dokumentasi upgrading dapat menjadi wahana awal bagi proses belajar yang berkelanjutan.

TUJUAN


  • Meningkatkan kapasitas metodologis pengurus inti dalam melakukan penerjemahan visi, misi dan tujuan besar oganisasi dalam program kerja.

  • Menimbulkan kesadaran perlunya perumusan konsep yang sistematis dalam setiap program kerja.

  • Meningkatkan kemampuan pengurus dalam menajalankan program kerja Jama’ah Shalahuddin mulai dari pengkonsepan, kontrol kualitas sampai evaluasi.

TARGET


  • Pengurus memahami nilai penting kemampuan penguasaan konsep dasar perencanaan dan aplikasinya dalam sebuah organisasi.

  • Pengurus memiliki kemampuan konseptual dalam merumuskan apa yang seharusnya dilakukan organisasi dan bagaimana cara melakukannya.

  • Pengurus mampu melakukan penyusunan program kerja sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.

  • Adanya kesepahaman pengurus tentang bagaimana membawa organisasi Jama’ah Shalahuddin menuju cita-citanya.

  • Meningkatnya partisipasi, kepedulian dan pemahaman persoalan & program lintas bidang.

ALUR


Alur yang digunakan dalam proses Upgrading ini adalah alur induktif. Berangkat dari bagaimana peserta diajak berproses secara bebas dalam mengidealisasikan apa yang akan dilakukan dalam kepengurusan kedepan dengan mencoba melakukan praktik analisis sosial. Setelah itu peserta diajak untuk dapat menurunkan idealisasme tersebut kedalam praksis yang dalam bentuk turunannya adalah program kerja. Dengan demikian peserta akan berproses dengan alamiah guna mendapati apa saja yang mungkin menjadi kendala dan kemudian peserta akan diajak untuk mengidentifasi dan mengklasifikan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi untuk merealisasikan idealisme dan program kerjanya.
Lebih jelasnya nampak dalam bagan alur berikut:

MODUL

  1. ORIENTASI KONTRAK BELAJAR


Target

  • Peserta faham tentang alur dan target kegiatan

  • Peserta memahami tujuan, target, metode dan instrumen yang akan digunakan dalam up grading.

  • Peserta dan fasilitator merumuskan kontrak belajar sebagai aturan main dalam pelaksanaan up grading


Pokok bahasan

  • Latar belakang kegiatan

  • Alur kegiatan

  • Metode pembelajaran

  • Tujuan, target, metode dan instrumen up grading


Metode

  • Brainstorming

  • Pemaparan partisipatif


Waktu

  • 90 menit


Prosedur

  • Fasilitator dengan partisipatif memaparkan sekilas tentang orientasi (5’)

  • Fasilitator mengajak peserta untuk mengemukakan pendapatnya mengenai urgensi dan latar belakang kegiatan (5’)

  • Fasilitator menyampaikan tujuan, target, metode dan instrumen yang dipakai dalam up grading(15’)

  • Fasilitator secara partisipatif menjelaskan mengenai prinsip orientasi. Bahwa kegiatan ini bukanlah sarana fasilitator untuk menentukan segala sesuatunya secara kaku. Up grading ini adalah kegiatan bersama, jadi peserta mempunyai hak sepenuhnya untuk turut serta berperan dalam menentukan keputusan. Seperti dalam penentuan tujuan dan target, peserta mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk turut memutuskannya. Dan sampai sesi inipun, jika ada masukan atau tambahan tujuan, target yang belum masuk dalam tujuan dan target yang tadi disepakati, bisa diusulkan untuk dibahas bersama(10’)

  • Fasilitator secara partisipatif menjelaskan berbagai metode yang dapat dipakai dalam menyelenggarakan kegiatan. Dan metode yang dipakai dalam up grading ini adalah metode partisipatif. Dimana kedudukan antara peserta dan fasilitator adalah sama. Diharapkan agar semua peserta berperan aktif dalam semua sesi. Sehingga semua orang berusaha seoptimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi landasan diselenggarakannya kegiatan ini(10’)

  • Fasilitator menawarkan kepada peserta untuk mengelola kontrak belajar sendiri. Setelah itu fasilitator meminta salah seorang untuk memimpin kontrak belajar. Kontrak belajar membahas beberapa peraturan, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Sekaligus dibicarakan mengenai perlu tidaknya ditetapkan sanksi terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran. Rumusan kesepakatan kontrak belajar ditulis dan ditempel di ruang sesi, sehingga bisa dilihat sewaktu-waktu(20’)


Instrumen

  • Papan tulis (white board)

  • Spidol (boardmarker)



Fasilitator

  • SMS




  1. STUDI KASUS BAGIAN I: PROSES IDEALISASI (Praktek Analisis Sosial)


Target

  • Menumbuhkan kesadaran kritis terhadap realitas sosial yang terjadi di Jama’ah Shalahuddin dan di luar Jama’ah Shalahuddin.

  • Peserta Mampu mengabstarksikan harapan dan pemahamannya terhadap bidang atau amanah struktural yang diembannya

  • Paserta memahami persoalan-persoalan diluar bidang atau amanah struktural yang diembannya.

  • Peserta melakukan praktik analisis sosial.


Pokok bahasan

  • Idealisme per departemen/struktur mengenai apa yang harus dilakukan, hal-hal apa saja yang menghalangi tercapainya idealisme per departemen/ struktur.

  • Identifikasi, klasifikasi dan perumusan masalah departemen/struktur.

  • Penentuan kebutuhan dalam rangka pencapaian idealisme per departemen/struktur.


Metode

  • Diskusi kelompok.


Prosedur

  • Fasilitator membagi peserta kedalam tiga kelompok yaitu Dept. Kaderisasi, Dept. Wacana, dan Dept Ekstern dengan masing-masing ketua departemen tersebut menjadi fasilitator kelompok untuk memimpin diskusi kelompok.

  • Peserta selain ketiga departemen tersebut menyebar secara merata ke dalam tiga kelompok tersebut.

  • Fasilitator berfungsi sebagai observer di ketiga kelompok dan menyela (interupsi) jika diperlukan.

  • Selama kuranglebih 10 – 15 menit pertama fasilitator kelompok (ketua Departemen) memulai dengan menyampaikan pokok-pokok pikirannya (presentasi), setelah itu fasilitator kelompok memfasilitasi anggota kelompok untuk bepartisipasi aktif dalam diskusi.

  • Point-point penting ditulis dalam kertas besar


Yüklə 1 Mb.

Dostları ilə paylaş:
  1   2   3   4   5   6   7




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin